Anda di halaman 1dari 6

Ayo Hormati dan Sayangi Orang Tua dan

Gurumu ! Inilah Penjelasannya Menurut


Islam
Asrur Rifa 16.24
Hormat, Patuh dan Sayang kepada Kedua Orang Tua dan Guru dalam Perspektif Islam –
Seseorang yang patut kita banggakan dan kita sayangi adalah kedua orang tua kita. Mereka
berdua seharusnya menjadi orang pertama yang harus kita hormati di dunia ini.

Hormat, Patuh dan Sayang kepada Kedua Orang Tua dan Guru

Mereka senantiasa memberikan kasih sayang yang berlimpah kepada kita. Mereka mendidik dan
membesarkan kita dengan susah payah, dengan tetes keringat yang begitu mereka perjuangkan.

Kita sebagai anak seringkali mengabaikan hal-hal tersebut, dan bahkan kita membuat mereka
berdua sedih dan marah.

Sudah benarkah sikap kita yang seperti ini ?

Ingat ! Mereka adalah sosok pahlawan yang nyata bagi hidup kita. Kita dilahirkan, kita dididik,
kita dibesarkan dengan perjuangan yang begitu besar. Mereka rela mengorbankan kehidupan
pribadinya demi kepentingan anak-anaknya.
Rasa lapar yang mereka rasakan demi anaknya, mendahulukan kepentingan anak di atas
kepentingan pribadi dan rela berkorban apa saja demi kebaikan anaknya.

Oleh karena itu, Allah sangat menganjurkan hamba-Nya untuk berbakti kepada kedua orang tua.
Sehubungan dengan itu, kesempatan kita kali ini akan membahas perilaku hormat dan patuh
kepada orang tua dan guru. Yuk simak pembahasannya.....

A. Pentingnya Hormat dan Patuh kepada Kedua Orang Tua

#1. Makna Orang Tua bagi Anak

Menghormati orang tua adalah kebaikan yang sangat besar amalannya. Bagaimanapun juga,
mereka berdua ibarat malaikat dalam hidup kita.

Jasa-jasa yang telah orang tua berikan sudah selayaknya kita hargai dan kita balas dengan
kebaikan yang sama. Sebagai seorang anak, kita memiliki kewajiban untuk menyayangi,
menghargai, menghormati dan merawat mereka berdua.
Perlu diketahui juga, balasan kebaikan yang telah kita perbuat tidak akan sebanding dengan jasa-
jasa mereka berdua. Kebaikan kita ibarat buih-buih dalam lautan yang luas. Tidak akan
sebanding dengan kebaikan mereka.

#2. Kewajiban Berbakti kepada Kedua Orang Tua

Setelah kita mengetahui betapa besarnya pengorbanan mereka berdua, kita benar-benar harus
mengintrospeksi diri dan lebih berbuat baik kepada orang tua kita. Ingat ! Kebaikan kita terhadap
orang tua tidak ada apa-apanya dibanding kebaikan yang telah orang tua kita berikan !

Sebagai anak, kita memiliki hak dan kewajiban dalam hidup. Salah satunya adalah hak
memperoleh kasih sayang dari orang tua dan kewajiban berbakti kepada orang tua.

Dalam berbakti kepada orang tua, kita mengenal istilah “Birrul Walidaini” yang artinya yaitu
berbuat baik dan bakti kepada orang tua melalui pemenuhan hak-hak kedua orang tua dan
menaati segala perintahnya selama tidak melanggar syariat.

Hal ini dipertegas lagi oleh Imam Adz-Dzahabi yang menjelaskan bahwa birrul walidain hanya
dapat direalisasikan dengan memenuhi 3 bentuk kewajiban, yaitu :

 Pertama : Menaati segala perintah orang tua, kecuali melanggar syariat.


 Kedua : Menjaga amanah yang dititipkan orang tua/diberikan orang tua.
 Ketiga : Membantu dan menolong orang tua bila mereka membutuhkan.

Adapun lawan kata dari birrul walidain yaitu “Aqqul Walidaini” yang berarti berbuat durhaka
kepada orang tua dengan melakukan kejahatan atau menyakiti mereka, baik melalui
perkataan/perbuatan, maupun meninggalkan kebaikan kepada kedua orang tua.

Sobat Ingin Sukses dalam Hidup ?

Jika iya, maka janganlah sekali-kali berbuat durhaka kepada orang tua. Banyak orang sukses di
luar sana yang memiliki hubungan baik dengan kedua orang tua, terlebih kepada ibu.

Hal ini dikarenakan rida Allah terletak pada rida kedua orang tua, dan doa ibu itu sungguh tanpa
hijab di hadapan Allah mudah menembus langit. Sehingga doa ibu yang ia panjatkan untuk
anaknya boleh jadi sangat mudah untuk dikabulkan. Seorang ibu yang selalu mendoakan
anaknya di tiap nasapnya ketika bermunajat kepada Allah.

Berbakti merupakan lawan dari durhaka. Durhaka kepada orang tua adalah dosa besar yang
sangat dibenci oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Selain itu, Allah juga akan menyegerakan azab
kepada mereka ketika di dunia.

Hal ini akan mengingatkan kita betapa istimewanya kedudukan orang tua dalam ajaran Islam dan
juga sebagai pengingat betapa besarnya jasa kedua orang tua terhadap anaknya.

Kebaikan dan jasa-jasa orang tua tidak bisa kita bandingi dengan apapun juga. Bahkan,
perkataan “AH” saja termasuk suatu dosa. Apalagi jika membentak, memukul, atau hal lainnya
yang lebih kejam. Penjelasan ini juga sudah ditegaskan dalam Al Quran Surah Al-Isra’ : 23-24.
Adapun Hikmah yang dapat diambil dari berbakti kepada kedua orang tua dan guru antara lain
yaitu :

 Berbakti kepada kedua orang tua adalah amalan yang paling utama dan besar pahalanya.
 Allah meridhai segala perbuatan yang kita lakukan jika orang tua kita telah meridhai.
 Seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tua akan diperpanjang umur dan
diluaskan rezekinya.
 Berbakti kepada kedua orang tua insyaallah dapat menghilangkan kesulitan yang sedang
dialami.
 Kita dimasukkan ke dalam surga oleh Allah Subhanahu Wata’ala jika kita berbakti
kepada kedua orang tua.

#3. Manfaat Berbakti kepada Orang Tua

Ketika kita berbakti kepada orang tua kita, tanpa kita sadari kita mendapat manfaatnya. Adapun
keutamaan berbakti kepada orang tua antara lain :

 Penghapus dosa besar

Ibnu Umar meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Salallahu Alaihi
Wassalam, dan berkata :

“Saya telah melakukan dosa besar. Apakah mungkin dosa itu diampuni?” Rasulullah bertanya,
“Apakah kedua ibu bapakmu masih hidup ?” Lelaki itu dengan sedih menjawab, “Keduanya
telah meninggal dunia.” Rasulullah bertanya lagi, “Apakah kau punya khallah (saudara ibu) ?”,
“Ya, punya.”, Jawab lelaki itu. Rasulullah pun kembali bersabda, “Baktikanlah dirimu
kepadanya”. (H.R. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)
Dipanjangkan usia dan dilimpahkan rezeki

Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam bersabda, “Siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan
dilimpahkan rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada ibu bapaknya, dan memilihara
silaturahim”. (H.R. Ahmad)

 Akan mendapat bakti yang sama dari anak keturunannya

Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam bersabda, “Janganlah kalian mengganggu wanita milik
orang lain, niscaya wanita milikmu tidak akan diganggu orang, dan berbaktilah kepada bapak ibu
kalian, agar anak-anakmu kelak berbakti kepadamu. Barang siapa yang minta maaf oleh
saudaranya, hendaklah dimaafkannya, baik ia salah atau benar. Jika tidak ada yang
mengamalkannya, maka ia tidak akan mendatangi al-haud (sebuah danau) di surga”. (H.R. Al
Hakim)

 Dimasukkan ke dalam surga

Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam bersabda, “Pintu tengah terbuka untuk orang-orang yang
birrul walidain. Barang siapa yang berbakti kepada ibu bapaknya, akan terbukalah pintu itu, dan
siapa yang durhaka kepada keduanya, tutuplah pintu itu baginya”. (Dikeluarkan oleh Ibnu Sahih
dalam “AtTargib” dan oleh ad-Dailami dalam Musnadil Firdaus)

B. Hormat dan Patuh Kepada Guru

#1. Pengertian dan Makna Seorang Guru dalam Perspektif Islam

Guru adalah orang yang juga berjasa dalam hidup kita. Mereka memberikan pengetahuan
sekaligus pendidikan akhlak terhadap murid-muridnya. Mereka rela mengorbankan hari-harinya
demi mengajarkan hal-hal baru kepada kita. Mereka mengajari kita banyak hal, mulai dari
menulis, membaca, berhitung, berpikir, dan lain sebagainya.
Guru merupakan motivator terbaik bagi anak-anak di seluruh dunia. Mereka menjadi penggerak
utama yang mampu mengeluarkan jiwa kepemimpinan seorang anak. Guru mempunyai pengaruh
yang sangat besar guna melahirkan pemimpin-pemimpin baru dengan latar belakang profesi
yang berbeda-beda di masa depan.

Adapun Ayat yang berkaitan dengan seorang guru yaitu terkandung dalam Al Quran Surah
Fatir/35:28, yang artinya :

Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada
yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut
kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Guru juga merupakan pewaris para nabi. Mengapa ? Karena melalui guru, wahyu atau ilmu para
nabi diteruskan kepada umat manusia. Imam Al-Ghazali mengkhususkan guru dengan sifat-sifat
kesucian, kehormatan, dan penempatan guru langsung setelah para nabi.

Seorang guru tidak hanya memberikan pengetahuan umum saja, melainkan memberikan
pendidikan moral yang sangat berguna bagi kepribadian seseorang. Dia adalah pahlawan tanpa
tanda jasa. Mereka adalah penyemangat hidup kita.

Maka, menghormati guru berarti penghargaan terhadap anak-anak kita, dengan adanya guru,
mereka dapat hidup dan berkembamg dengan baik.

#2. Adab Seorang Murid kepada Guru

Adapun adab seorang murid kepada guru antara lain yaitu :

 Rendah hati terhadap gurunya, meskipun ilmu sudah lebih banyak ketimbang gurunya.
 Senantiasa berkhidmat untuk guru-guru kita dengan mengharapkan balasan pahala serta
kemuliaan di sisi Allah Subhanahu Wata’ala.
 Menaati setiap arahan dan bimbingan guru.
 Tidak sombong kepada guru ketika sudah sukses kelak.
 Memandang guru dengan perasaan penuh hormat dan memuliakan serta mempercayai
kesempurnaan ilmunya

#3. Manfaat Menghormati dan Menyayangi Guru

Dengan menghormati, mematuhi dan menyayangi guru, kita akan mendapat berbagai
keuntungan, diantaranya yaitu :

 Menerima pelajaran yang disampainkan dengan lebih mudah.


 Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi manfaat bagi orang lain.
 Ilmu yang telah diperoleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita.
 Akan selalu didoakan oleh guru.
 Akan membawa berkah dan nikmat dari Allah Subhanahu Wata’ala.
 Seorang guru tidak selalu di atas muridnya. Ilmu dan kelebihan itu merupakan anugerah
Allah Subhanahu Wata’ala, dan akan diberikan-Nya kepada orang-orang yang
dikehendaki-Nya.

C. Menerapkan Perilaku yang Mulia kepada Orang Tua dan Guru

#1. Cara Kita Berbakti kepada Orang Tua

Contoh patuh dan hormat kepada orang tua antara lain yaitu :

a.) Jika orang tua masih hidup

 Mendengarkan segala nasihatnya.


 Tidak memotong pembicaraan.
 Mengucapkan salam ketika bertemu atau berpisah.
 Meminta izin ketika hendak pergi ke luar rumah.
 Mencium tangan orang tua ketika hendak pergi atau pulang ke rumah.
 Membantu pekerjaan orang tua.

b.) Jika orang tua sudah meninggal

 Mengurus jenazahnya dengan sebaik-baiknya.


 Melaksanakan wasiatnya.
 Melunasi semua hutang-hutangnya.
 Mendoakannya.
 Memuliakan sahabat-sahabatnya.
 Meneruskan silaturahmi yang dibinanya sewaktu masih hidup.

#2. Perilaku Kita untuk Berbakti kepada Guru

 Mendengarkan pelajaran yang diberikannya.


 Mengucap salam ketika bertemu.
 Jujur dalam berbicara kepadanya.
 Mengamalkan ilmunya dan mengajarkannya kepada orang lain.
 Tidak melawan, menipu, dan membuka rahasia guru.

Demikianlah artikel mengenai Hormat, Patuh dan Sayang kepada Kedua Orang Tua dan Guru
dalam Perspektif Islam, semoga dapat menambah pribadi kita menjadi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai