Modal saham merupakan jenis modal yang hanya terdapat dalam perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas ( PT ) yang diperoleh dengan cara menerbitkan dan menempatkan
saham – saham tersebut kepada pihak tertentu atau kepada masyarakat umum. Tingkat
kepemilikan pemegang saham terhadap perusahaan tergantung seberapa besar bagian saham
yang dikuasainya.
Apabila perusahaan mengeluarkan satu macam saham maka saham – saham itu disebut
saham biasa (common stock). Apabila saham yang dikeluarkan itu 2 macam,yang satu adalah
saham biasa dan yang lain adalah saham prioritas (preferred stock). Berikut ini diuraikan
mengenai masing – masing jenis saham yaitu:
Saham biasa adalah saham yang melunasinya dilakukan dalam urutan yang paling akhir
dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga risikonya adalah yang paling besar. Karena risikonya
besar, biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maka dividen saham biasa akan lebih
besar daripada saham prioritas.
Sertifikat Saham
Sertifikat saham ini dikeluarkan oleh PT Danareksa, yaitu suatu PT yang didirikan oleh
pemerintah Republik Indonesia untuk membeli saham perusahaan-perusahaan yang “go public”
melalui pasar modal dan menjualnya kembali kepada masyarakat umum dalam bentuk sertifikat
saham. Karena sahamnya dimiliki oleh PT Danareksa, maka hak suara atas saham tersebut juga
berada pada PT Danareksa. Pemilik sertifikat saham tidak memiliki hak suara dalam PT.
Saham prioritas
Saham prioritas kumulatif adalah saham prioritas yang devidennya setiap tahun harus
dibayarkan kepada pemegang saham. Jika dalam suatu tahun deviden tidak dapat dibayar, maka
pada tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar harus dilunasi lebih dulu, sehingga
dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa. Saham prioritas tidak kumulatif
adalah deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun-
tahun berikutnya. Jika akan membayar deviden untuk saham biasa, kewajibannya hanya
membayar deviden saham prioritas untuk tahun tersebut.
Saham prioritas berpartisipasi adalah jika saham prioritas berhak atas deviden dengan
jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah saham biasa mendapat deviden sebesar
persentase deviden saham prioritas. Saham prioritas tidak berpartisipasi adalah saham prioritas
akan mendapat deviden sampai jumlah tertentu (dinyatakan dalam %) yang ditetapkan sesudah
saham biasa mendapat deviden dengan tarif yang sama dengan saham prioritas.
Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidas akan tetap menerima dividen yang
belum bayar, walaupun saldo laba tidak dibagi mencukupi. Sesudah pelunasi dividennya, saham
prioritas ini dilunasi. Jika saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi maka pelunasan dividen dan
nominal saham prioritas dilakukan dari modal yang disetor dari saham yang biasa. Saham biasa
yang pelunasannya jatuh pada urutan terakhir akan menerima jumlah pengembalian sebesar sisa
modal disetor yang masih ada. Dapat terjadi sisanya nol sehingga saham biasa tidak memperoleh
pengembalian.
Kadang – kadang saham prioritas mempunyai preferensi dapat ditukar dengan saham
biasa pemegang saham prioritas jenis ini akan menukarkan sahamnya dengan saham biasa dalam
keadaan dividen yang dibagi untuk saham biasa tiap tahunnya lebih besar dari pada dividen
untuk saham prioritas. Apabila keaadaan seperti yang disebutkan diatas diperkirakan akan
berlangsung terus maka lebih menguntungkan memiliki saham biasa dari pada saham prioritas
karena saham biasa mempunyai klaim yang tidak terbatas atas laba.
Pencatatan transaksi modal saham dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu :
Pada saat diputuskan untuk menerbitkan saham baru, maka sebesar nilai nominal saham –
saham yang diterbitkan pada perkiraan “modal saham diotoritaskan” dan dikreditkan pada
perkiraan “modal saham”.
Modal saham dicatat sebesar nominal saham terjual
Pada saat modal saham dicetak tidak perlu ada jurnal cukup dibuatkan catatan dalam
bentuk memorial dan pencatatan modal baru dilakukan apabila saham telah terjual.
Saham yang sudah di pesan, jumlah lembarnya disisihkan tersendiri dan akan di serahkan
kepada pemesan bila harga jual saham sudah dilunasi. Apabila terjadi pemesanan tidak dapat
melunasi kekurangan pembayarannya maka perusahaan dapat mengambil salah satu jalan
sebagai berikut:
Unit saham ini terdiri dari beberapa jenis saham. Apabila penjualan dilakukan dengan
cara seperti ini maka penerimaan dari penjualan akan dibagikan untuk setiap jenis saham. Dalam
penjualan cara ini dasar pembagiannya adalah harga pasar dari saham tersebut. Metode yang
dapat digunakan adalah Metode Inkremental dan Metode Proporsional. Bila harga pasar kedua
jenis saham diketahui maka perhitungannya menggunakan metode Proporsional. Namun apabila
hanya harga salah satu jenis saham saja yang diketahui maka digunakan metode Inkremental.
Kadang – kadang modal saham dikeluarkan dengan menerima aktiva (selain dari kas).
Dalam keadaan seperti ini besarnya jumlah yang akan dicatat dalam rekening modal dan
rekening aktiva didasarkan pada yang lebih mudah ditentukan dari harga pasar saham yang di
keluarkan atau nilai wajar aktiva yang diterima.
PSAK No.21 paragraf 13 (f) menyatakan bahwa saham dicatat berdasarkan nilai wajar
aktiva bukan kas yang diterima (butir b). Apabila kedua penilaian diatas tidak dapat ditentukan,
biasanya dilakukan penilaian terhadap aktiva yang diterima. Penilaian ini bisa juga dilakukan
oleh pimpinan perusahaan. Kecendrungan yang sering terjadi jika penilaian dilakukan oleh
pimpinan perusahaan adalah menghindari adanya disagio saham, sehingga aktiva dan modal
saham akan dicatat terlalu besar maka modal saham itu disebut “watered”. Tetapi jika dicatat
terlalu kecil maka neraca yang disusun mengandung “cadangan rahasia”.
Agar penjualan obligasi atau saham prioritas bisa menarik pembeli, kadang – kadang
diberikan saham biasa sebagai bonus.
Dalam hal penjualan saham dengan harga di atas atau di bawah nilai nominal, maka
selisih itu akan dicatat di dalam rekening giro atau disagio saham. Rekening (akun) agio saham
dipakai untuk mencatat kelebihan harga di atas nilai nominalnya sedang rekening disagio saham
dipakai untuk mencatat kekurangan harga dari nilai nominal saham. Rekening – rekening agio
atau disagio saham adalah rekening yang menunjukan modal yang disetor dari pemegang saham,
oleh karena itu selama saham – saham tersebut masih beredar maka rekening itu juga akan
nampak dalam neraca. Di dalam neraca rekening agio saham merupakan tambahan terhadap
rekening modal saham dan rekening disagio saham merupakan pengurangan terhadap rekening
modal saham. Apabila saham yang beredar ditarik,maka rekening agio dan disagio saham yang
berhubungan dengan saham tersebut dibatalkan.
Dalam suatu keadaan tertentu perusahaan bisa mengadakan pungutan tambahan kepada
para pemegang saham. Pencatatn terhadap pungutan tambahan ini tergantung pada harga jual
saham – saham tersebut. Apabila saham – saham itu dulu dujual dibawah nominal (dengan
disagio) maka pungutan tambahan yang dikenakan kepada para pemegang saham di catat sebagai
berikut:
Kas Rp.xxxx
Rekening giro saham akan dikredit maksimum sebesar disagio yang timbul dari
penjualan saham. Jika pungutan lebih besar dari pada disagio maka selisihnya akan dikreditkan
ke rekening modal pungutan tambahan. Tetapi apabila penjualan saham dulunya tidak di bawah
nominal maka pungutan tadi semuanya akan dikreditkan ke rekening modal pungutan tambahan.
PENGELUARAN SAHAM UNTUK MEMBELI (AKUISISI) PERUSAHAAN
Sebuah PT bisa membeli (akuisisi) perusahaan lain dan di gabungkan (merger) menjadi
satu. Pembelian ini dapat dibayar dengan saham dari PT tersebut. Jumlah saham akan dipakai
untuk pembayaran tergantung pada harga pasar saham tersebut dan juga harga pasar dari aktiva
perusahaan yang dibeli.
Kadang – kadang perusahaan yang diakuisisi dinilai lebih tinggi dari pada harga pasar
aktivanya, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kemampuan perusahaan itu
dalam memperoleh laba. Selisih harga pasar aktiva yang diakuisisi dengan jumlah harga
pembelian yang disetujui dicatat sebagai goodwill.
KLASIFIKAS MODAL PT
Pada waktu berdirinya PT, modalnya diperoleh dari penjualan saham. Modal saham ini
tercantum dalam akta pendirian perusahaan. Walaupun tercantum dalam akta, perusahaan masih
dapat mengubah jumlah modal sahamnya sesudah perusahaan itu berjalan. Perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi dalam modal saham adalah:
Pembelian kembali saham yang beredar, untuk sementara waktu atau selamanya.
Penukaran saham yang beredar dengan jenis saham yang lain, atau mungkin juga
dilakukan reorganisasi yang menyeluruh terhadap struktur modal dan,
Emisi saham baru.
TREASURY STOCK
Merupakan saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran untuk sementara
waktu. Pembelian kembali saham yang beredar sebagai treasury stock bisa terjadi karena
berbagai alasan yaitu untuk menaikkan harga pasar saham; akan dijual kembali pada karyawan
perusahaan; akan dibagikan sebagai dividen; untuk menukar surat-surat berharga perusahaan
lain, dan sebagainya.
Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pencatatan transaksi Treasury Stock.
Pendekatan-pendekatan itu merupakan dasar dari metode pencatatan treasury stock sebagai
berikut:
Pembelian treasury stock dipandang sebagai penghentian peredaran sebagian saham yang
beredar dan metode pencatatannya disebut metode nilai nominal.
Pembeliaan treasury stock dipandang sebagai tambahan terhadap elemen modal yang
belum ditentukan penyelesaiannya. Metode pencatatannya disebut metode harga
perolehan.
Agar modal disetor itu tidak menjadi lebih kecil, maka pembelian treasury stock harus
mempertimbangkan saldo yang ada dalam rekening laba tidak dibagi. Untuk menjaga supaya
laba tidak dibagi tidak diminta oleh pemegang saham (sebagai dividen), maka jika perusahaan
membeli sahamnya sebagai treasury stock, laba tidak dibagi akan dibatasi sebesar Treasury
stock yang dibeli. Pembatasan laba tidak dibagi ini adalah untuk menjaga agar modal yang
disetor tidak berkurang, karena modal yang disetor itu merupakan jaminan bagi kreditur.
Prosedur-prosedur yang dapat digunakan untuk melaporkan pembatasan laba tidak dibagi
dalam neraca sebagai berikut (digunakan metode harga perolehan untuk mencatat treasury
stock):
(a) pembatasan laba tidak dibagi ditunjukkan terpisah dari laba tidak dibagi yang masih
bebas,
(b) pembatasan laba tidak dibagi dijelaskan dengan keterangan,
(c) pembatasan laba tidak dibagi dijelaskan dengan footnote (catatan kaki).
Pemegang saham bisa menyumbangkan kembali saham kepada perusahaan. Sumbangan ini bisa:
(a) untuk menambah modal kerja yang dibutuhkan yaitu dengan cara perusahaan menjual
kembali saham yang disumbangkan tersebut,
(b) sebagai hadiah untuk perusahaan,
(c) menunjukkan pengembalian saham karena adanya penilaian yang terlalu tinggi terhadap
aktiva yang diserahkan untuk menukar saham tersebut.
Saham yang diterima sebagai sumbangan ini dikelompokkan sebagai treasury stock. Ada
3 metode yang dapat digunakan untuk mencatat penerimaan sumbangan saham ini, yaitu:
(1) saham yang diterima dicatat dengan catatan memo (jika tidak ada biaya yang terjadi
ketika menerima sumbangan ini),
(2) treasury stock didebit dengan harga pasar saham kepada pada saat penerimaan dan
dikreditkan ke rekening modal sumbangan,
(3) rekening treasury stock didebit dengan jumlah nominal atau nilai yang dinyatakan
agio/disagionya (sejumlah lembar yang diterima) juga dibatalkan dan kreditnya adalah
rekening modal sumbangan.
Untuk mendorong penjualan suatu jenis surat berharga, perusahaan bisa memberi kepada
pembeli hak untuk membeli surat berharga lain.
Perusahaan bisa memberikan hak beli pada pegawai-pegawainya untuk membeli saham
di masa yang akan datang dengan harga yang sudah ditentukan. Hak ini disebut stock option.
Pemberian hak pada pegawai ini dimaksudkan untuk memberikan kompensasi tambahan untuk
jasa-jasa yang sudah dan yang akan diberikan, juga agar pegawai dapat ikut memiliki perusahaan
tempatnya bekerja. Biasanya hak ini diberikan dengan kelonggaran bahwa pembelian bisa
dilakukan selama suatu periode tertentu. Apabila ada kenaikan harga pasar saham selama periode
pembelian itu maka kenaikan di atas harga beli berdasar hak beli tadi merupakan tambahan
kompensasi bagi pegawai. Biasanya hak beli untuk pegawai ini dibatasi agar tidak dapat dijual
pada pihak lain. Pengeluaran hak beli saham dan penggunaannya untuk membeli saham akan
dicatat dalam buku. Hak beli saham/jumlah kompensasi adalah selisih antara harga pasar saham
“pada tanggal pemberian hak itu kepada pegawai” dengan harga penjualan dengan menggunakan
hak beli saham.
PERTUKARAN SAHAM
Jika saham perusahaan itu adalah “convertible stock” maka pemegang saham akan dapat
menukarkan saham yang dimilikinya dengan saham jenis lain. Jurnal yang dibuat untuk mencatat
pertukaran saham ini tergantung pada nilai nominal saham yang akan dipakai sebagai penukar
dan harga jual saham yang akan ditukarkan.
Apabila seluruh saham PT diubah nilai nominalnya, maka tindakan ini disebut
rekapitalisasi. Perubahan nilai nominal ini akan mengubah juga akta pendirian perusahaan dan
harus disetujui oleh para pemegang saham. Dalam rekapitalisasi, rekening modal saham yang
lama ditutup dan diganti dengan rekening modal saham yang baru. Rekening agio saham yang
timbul dari saham lama juga ditutup dan diganti dengan agio saham modal yang baru. Apabila
modal saham baru nilainya lebih besar dari modal saham lama maka selisihnya didebitkan ke
rekening laba tidak dibagi, tetapi bila saham baru nilainya lebih kecil dari saham lama maka
selisihnya dikreditkan pada agio saham baru.
Pencatatan laba tidak dibagi hendaknya dipisahkan dari modal setor agar dapat diketahui
sumber masing-masing modal. Walaupun laba tidak dibagi itu sebagian jumlahnya sudah
dibatasi penggunaannya, tetapi keduanya tetap termasuk dalam jumlahlaba tidak dibagi.
Dalam neraca jumlah laba tidak dibagi terdiri dari 2 golongan rekening yaitu lada tidak
dibagi yang masih bebas dan laba tidak dibagi yang sudah tujuan penggunaan.
2.2 Dividen
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah
lembar yang dimiliki. Dividen biasanya dibagiakan dengan interval waktu yang tetap namun
kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya.
Apabila dividen yang dibagikan itu berbentuk selain uang tunai maka akan dicatat dengan
judul yang sesuai. Jika digunakan istilah dividen saja, maka yang dimaksudkan adalah
dividen kas. Pembagian dividen pada para pemegang saham dapat berakibat sebagai berikut:
- Pembagian aktiva PT dan penurunan dalam jumlah modal PT seperti dalam hal dibiden kas,
aktiva selain kas, atau dividen likuidasi.
- Timbulnya suatu utang dan suatu penurunan dalam jumlah modal PT seperti dalam hal
dividen utang atau dividen kas yang sudah diumumkan tetapi belum dibayar.
- Tidak ada perubahan dalam aktiva, utang atau jumlah modal PT, tetapi hanya menimbulkan
perubahan komposisi masing-masing elemen dalam modal PT seperti dalam hal dividen
saham.
Dividen yang dibagi oleh perusahaan bisa mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut:
1. Dividen kas
Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dividen dalam bentuk kas. Yang perlu
diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas
ialah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pmbagian dividen tersebut.
Contoh:
Misalnya PT Rsa Fadila pada tanggal 20 desember 2005 mengumumkan pembagian dividen
sebesar Rp 1.000,00 untuk setiap lembar saham biasa dan akan dibayar tanggal 20 januari
2006 pada pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 10 januari 2006. Saham biasa yang
beredar sebanyak 1.000 lembar. Jurnal yang dibuat PT Risa Fadila untuk mencatat bagian
dividen diatas adalah:
Tanggal pengumuman (20 desember 2005)
Laba tidak dibagi Rp 1.000.000,00
Utang dividen kas Rp 1.000.000,00
Tanggal pembayaran (20 januari 2006)
Utang dividen kas Rp 1.000.000,00
Kas Rp 1.000.000,00
Dalam neraca yang disusun pada tanggal 31 desember 2005, utang dividen kas dilaporkan
dalam kelompok utang lancar karena akan segera dilunasi.
4. Dividen likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal. Dividen
likuidasi ini dapat dicatat dengan mendebit rekening pengemba\lian modal yang dalam
neraca dilaporkan sebagai pengurang modal saham. Dalam perusahaan yang memiliki
wasting assets yang tidak akan diganti, bisa membagi dividen likuidasi secara periodik.
Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deplesi yang diperhitungkan untuk
pertiode tersebut. Apabila perusahaan membagi saham likuidasi, maka para pemegang saham
harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan
pengembalian modal, sehingga para pemegang saham dapat mengurangi rekening
investasinya.
5. Dividen saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipunggut pembayaran kepada
para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Dividen saham dapat dibagikan sebagai berikut:
o Dividen saham berupa saham yang jenisnya sama, misalnya dividen saham biasa untuk
pemegang saham biasa, atau dividen saham prioritas untuk pemegang saham prioritas,
disebut dividen saham biasa.
o Divden saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnyta dividen saham prioritas untuk
pemegang saham biasa atau dividen saham biasa untuk pemegang saham prioritas, disebut
dividen saham spesial (khusus).
Ada beberapa keadaan atau alasan-alasan yang membenarkan pembagian dividen saham,
antara lain:
- Keinginan pimpinan perusahaan untuk menahan laba secara tetap yaitu dengan
mengkapitalisasi sebagian laba tidak bidagi. Akibat adanya dividen saham ialah menaikan
jumlah modal setor yaitu dengan cara membebani rekening laba tidak dibagi dan dikreditkan
ke rekening modal saham.
- Untuk dapat membagi dividen tanpa pembagian aktiva yang diperlukan untuk modal kerja
atau ekspansi.
- Untuk menaikan jumlah lembar saham yang beredar, sehingga harga pasarnya akan
menurun. Akibatnya yang lain adalah untuk mendorong perdagangan saham.
Yang perlu diketahui bahwa dividen saham ini berbeda dengan pemecahan saham. Karena
dalam pemecahan saham tidak ada perubahan struktur modal. Tetapi dalam dividen saham
terjadi perubahan struktur modal, walaupun jumlah modal keseluruhan tidak berubah. Dalam
dividen saham, nilai nominal per lembar tidak berubah, tetapi dalam pemecahan saham nilai
nominal sahanya berubah. Sebagai ilustrasi pembagian dividen saham, diberikan contoh
sebagai berikut:
Modal PT ADA adalah sebagai berikut:
Modal saham prioritas, nominal Rp 2.000,00 beredar 5.000 lembar Rp 10.000.000,00
Modal saham biasa, nominal Rp 1.000,00 beredar 10.000 lembar RP 10.000.000,00
Agio saham prioritas Rp 1.000.000,00
Agio saham biasa Rp 1.500.000,00
Laba tidak dibagi Rp 15.000.000,00
Jumlah Rp 37.500.000,00
Pembagian dividen pada para pemegang saham dapat berakibat sebagai berikut:
- Pembagian aktiva PT dan penurunan dalam jumlah modal PT seperti dalam hal dibiden kas,
aktiva selain kas, atau dividen likuidasi.
- Timbulnya suatu utang dan suatu penurunan dalam jumlah modal PT seperti dalam hal
dividen utang atau dividen kas yang sudah diumumkan tetapi belum dibayar.
- Tidak ada perubahan dalam aktiva, utang atau jumlah modal PT, tetapi hanya menimbulkan
perubahan komposisi masing-masing elemen dalam modal PT seperti dalam hal dividen
saham.
Sesudah obligasi dilunasi pembatasan laba tidak dibagi dihapuskan dengan jurnal
sebagai berikut:
Laba tidak dibagi untuk pelunasan obligasi Rpxx
Laba tidak dibagi Rpxx
Pembatasan laba tidak dibagi dapat juga dilakukan tanpa jurnal seperti diatas, tetapi
dengan memberi keterangan untuk menunjukan jumlah yang dibatasi penggunaannya.
c. Pembatasan laba tidak dibagi untuk kemungkinan timbulnya kerugian di masa yang
akan datang
Untuk menjaga kemungkinan timbulnya kerugian di masa yang akan dtang pimpinan
perusahaan dapat membatasi laba tidak dibagi dan mencatatnya dalam rekening-rekening
sebagai berikut:
Laba tidak dibagi untuk ketidakpuasan
Laba tidak dibagi untuk kemungkinan turunnya harga persediaan
Laba tidak dibagi untuk kemungkinan kerugian dalam sengketa hukum
Laba tidak dibagi untuk asuransi diri
Seperti dalam tujuan pembatasan yang lain, pembatasan untuk kemungkinan kerugian
dimasa yang akan datang ini dapat dikerjakan dengan membuat jurnal atau dengan memberi
keterangan tanpa jurnal.
2.5 Pengukuran-Pengukuran Yang Dihitung Dari Laporan Keuangan PT
Dari laporan PT dapat dilakukan beberapa perhitungan yang dipakai sebagai alat
pengukuran terhadap kemampuan perusahaan yaitu:
1. Nilai buku per lembar saham
2. Pendapatan per lembar saham
Jumlah PT
Nilai buku per lembar saham = jumlah lembar saham yang beredar
Sebagai ilustrasi, berikut ini contoh modal dari PT Risa Fadila.
Modal saham , nominal Rp1000,00 1000 lembar beredar Rp1.000.00,00
Agio saham Rp 550.000,00
Laba tidak dibagi Rp 575.000,00
Jumlah Rp2.125.000,00
Apabila ada modal saham dipesan, maka jumlahnya ditambahkan pada modal dan
jumlah lembarnya ditambahkan pada jumlah lembar yang beredar. Jika ada treasury stock,
maka jumlahnya dikurangkan pada modal dan jumlah lembarnya dikurangkan pada jumlah
lembar yang beredar.
Misalnya: modal PT Bahtera sebagai berikut:
Modal saham, nominal Rp1000,00 beredar 1000 lembar
Dibeli sebagi treasury stock 100 lembar Rp1.000.000,00
Modal saham dipesan 300 lembar Rp 300.000,00
Agio saham Rp 425.000,00
Laba tidak dibagi: dibatasi Rp350.000,00
Tidak dibatasi Rp450.000,00
Rp 800.000,00
Rp2.525.000,00
(-) treasury stock, sebesar harga beli Rp 125.000,00
Rp2.400.000,00
Nilai buku per lembar saham = Rp2.400.000,00
100 lembar + 300 lembar - 100 lembar
= Rp2000.00
Apabila saham yang beredar itu terdiri dari saham biasa dan prioritas, maka pertama
kali harus dihitung dulu bagian modal yang menjadi milik saham prioritas. Sisa modal yang
ada menjadi bagian saham biasa. Nilai buku per lembar saham prioritas adalah bagian modal
saham prioritas dibagi dengan jumlah lembar saham prioritas yang beredar. Nilai buku per
lembar saham biasa adalah bagian modal saham biasa dibagi dengan jumlah lembar saham
biasa yang beredar.
menghitung bagian modal yang menjadi milik saham prioritas perlu dipertimbangkan hal –
hal berikut :
1. Nilai likuidasi yaitu jumlah yang akan dibayarkan kepada pemegang saham prioritas pada
saat perusahaan dilikuidasi. Nilai ini bisa dibawah nominal, sama dengan nominal at au lebih
besar dari nominal.
2. Hak dividen. Saham prioritas mungkin mempunyai hak – hak tertentu, misalnya hak atas
laba tidak dibagi sesuai dengan perjanjian tentang dividen. Dalam keadaan seperti ini, maka
laba tidak dibagi sebesar jumlah yang sesuai dengan perjanjian akan dihubungkan dengan
saham prioritas. Kadang – kadang saham prioritas itu bersifat kumulatif atau berpartisipasi,
jika keadaannya seperti ini maka harus dihitung berapa besarnya laba tidak dibagi yang harus
diperhitungkan terhadap saham prioritas.
Sebagian ilustrasi perhitungan nilai buku saham prioritas dan biasa, berikut ini
diberikan beberapa contoh, yang dasarnya adalah modal PT ADA per 31 Desember 2005
sebagai berikut :
Modal saham biasa, 10.000 lembar, nominal @ Rp 500,00 Rp 5.000.000,00
Laba tidak dibagi Rp 750.000,00
Rp 6.750.000,00
Contoh 1:
Dividen saham prioritas yang belum dibayar adalah mulai 1 juli 2005. Nilai likuidasi
saham prioritas Rp 1.100,00. Saham prioritas berhak atas dividen yang belum diterima. Nilai
buku saham pada tanggal 31 Desember 2005 dihitung sebagai berikut :
Jumlah modal Rp 6.750.000,00
Modal untuk saham prioritas :
Nilai likuidasi : Rp 1.100,00 x 1.000 lembar = Rp 1.100.000,00
Nilai dviden : 6/ 12 x 10% x Rp 1.000.000,00 = Rp 50.000,00
Rp 1.150.000,00
Modal untuk saham biasa =Rp 5.600.000,00
Nilai buku per lembar :
Prioritas = Rp 1.150.000,00 : 1.000 lembar = Rp 1.150,00
Biasa = Rp 5.600.000,00 : 10.000 lembar = Rp 560,00
Contoh 2:
Nilai likuidasi saham prioritas Rp 1.100,00. Saham prioritas adalah kumulatif dan
dividen yang belum dibayar adalah sejak tahun 2001. Perhitungan nilai buku saham sebagai
berikut :
Jumlah modal Rp 6.750.000,00
Modal untuk saham prioritas :
Nlai likuidasi = Rp 1.100,00 x 1.000 lembar = Rp 1.100.000,00
Dividen = 5 tahun x 10% x Rp 1.000.000,00 =Rp
500.000,00 Rp 1.600.00
0,00
Modal untuk saham biasa Rp 5.150.000,00
Nilai buku saham per lembar :
Prioritas = Rp 1.600.000,00 : 1.000 lembar = Rp 1.600,00
Biasa = Rp 5.150.000,00 : 10.000 lembar = Rp 515,00
Contoh 3:
Nilai likuidasi saham prioritas Rp 1.000,00. Saham prioritas adalah kumulaif dan
dividen yang belum dibayar adalah sejak tahun 1998. Dividen selama 8 tahun ini tetap
diperhitungkan walaupun akan mengurangi modal untuk saham biasa sampai dibawah nilai
nominalnya. Perhitungan nialai buku saham sebagai berikut :
Jumlah modal Rp 6.750.000,00
Modal untuk saham prioritas :
Nilai likuidasi = Rp 1.000,00 x 1.000 lembar = Rp 1.000.000,00
Dividen (98 s.d 05) =
8 tahun x 10% x Rp 1.000.000 = Rp 800.000,00
Rp 1.800.000,00
Modal untuk saham Rp 4.950.000,00
Nilai buku saham per lembar :
Prioritas = Rp 1.800.000,00 : 1.000 lembar = Rp 1.800,00
Biasa = Rp 4.900.000,00 : 10.000 lembar = Rp 495,00
Contoh 4 :
Misalnya nilai likuidasi saham prioritas Rp 1.000,00. Dividen saham prioritas ½ tahun
pertama tahun 2005 sudah dibayar. Saham prioritas berpartisipasi penuh dengan saham biasa,
sesudah saham biasa menerima dividen dengan persentase yang sama dengan saham
prioritasi. Laba tidak dibagi yang menjadi bagian saham prioritas dan saham biasa dihitung
sebagai berikut :
Jumlah Prioritas Biasa
Saldo laba tidak dibagi Rp 750.000,00
Dividen prioritas = 6/12 x 10%x Rp 1.000.000,00 = 50.000,00 Rp 50.000,00
Rp 700.000,00
Dividen saham biasa 10% x Rp 5.000.000,00 = 500.000,00 Rp 500.000,00
Rp 200.000,00
Saldo dibagikan ke prioritas dan biasa dengan tarif
Contoh 2:
PT Baru mempunyai modal sebagai berikut : saham biasa (beredar) sebanyak 1.500
lembar. Saham prioritas, nominal Rp 1.000,00 per lembar, beredar sebanyak 500 lembar.
Dividen saham prioritas sebesar 10%. Pendapatan bersih tahun 2005 sebesar Rp
2.000.000,00. Perincian mengenai saham biasa adalah sebagai berikut : 1 Januari 2005,
beredar 1.000 lembar. 1 Juli 2005, emisi baru sebanyak 500 lembar.
Untuk dapat menghitung laba per lembar saham, pertama kali perlu dihitung rata – rata
tertimbang saham biasa yang beredar. Perhitungan sebagai berikut :