Anda di halaman 1dari 21

MATERI 1

http://danipermana66.blogspot.co.id/2013/11/etika-dalam-sistem-informasi.html

ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI

ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI


erkembangan teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan banya keuntungan.

P
Salah satu manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh dan
pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan
berkualitas. Namun, di sisi lain, perkembangan teknologi informasi, khususnya komputer
menimbulkan masalah baru. Bahwa banyak sekarang penggunaan komputer sudah di luar
etika penggunaannya, misalnya: dengan pemanfaatan teknologi komputer, dengan mudah
seseorang dapat mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah. Adapula yang
memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan tindakan kriminal.

Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting
kaitannya dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer, mengingat salah satu penyebab
pentingnya etika adalah karena etika melingkupi wilayah – wilayah yang belum tercakup dalam wilayah
hukum. Faktor etika disini menyangkut identifikasi dan penghindaran terhadap unethical behavior dalam
penggunaan sistem informasi berbasis komputer

1. Perilaku Moral , Konsep Etika dan Hukum

Dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran sosial, tentunya setiap orang
diharapkan dapat melakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan hukum yang
berlaku.. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah. Moral dipelajari
setiap orang sejak kecil sewaktu yang bersangkutan masih anak-anak. Sejak kecil , anak-anak sudah
diperkenalkan perilaku moral untuk membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak,
atau mana tindakan yang terpuji dan tercela.

Sebagai contoh: anak-anak diminta berlaku sopan terhadap orang tua, menghormati guru, atau
tidak menyakiti teman-temannya. Pada saat anak-anak telah dewasa, dia akan mempelajari berbagai
peraturan yang berlaku di masyarakat dan diharapkan untuk diikuti. Peraturan-peraturan tingkah laku ini
adalah perilaku moral yang diharapkan dimiliki setiap individu..

Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang
untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan pernyataan komitmen. Suatu aktivitas yang
umum adalah pertemuan orientasi yang dilaksanakan bagi pegawai baru. Selama pertemuan ini, subyek
etika mendapat cukup perhatian. Contoh lain dari program etika adalah audit etika. Dalam audit etika,
sesorang auditor internal mengadakan pertemuan dengan seorang manajer selama beberapa jam untuk
mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksanakan pernyataan komitmen. Kode etik khusus
instansi, Banyak instansi telah merancang kode etika mereka sendiri. Kadang-kadang kode ini
diadaptasi dari kode etik dari organisasi sejenis.

2. Perlunya Etika Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi


Perlindungan atas hak individu di internet dan membangun hak informasi merupakan sebagian
dari permasalahan etika dan sosial dengan penggunaan sistem informasi yang berkembang luas.
Permasalahan etika dan sosial lainnya, di antaranya adalah: perlindungan hak kepemilikan intelektual,
membangun akuntabilitas sebagai dampak pemanfaatan sistem informasi, menetapkan standar untuk
pengamanan kualitas sistem informasi yang mampu melindungi keselamatan individu dan masyarakat,
mempertahankan nilai yang dipertimbangkan sangat penting untuk kualitas hidup di dalam suatu
masyarakat informasi.

Dari berbagai permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan pemanfaatan
sistem informasi, dua hal penting yang menjadi tantangan manajemen untuk dihadapi, yaitu:

a. Memahami risiko-risiko moral dari teknologi baru. Perubahan teknologi yang cepat mengandung arti
bahwa pilihan yang dihadapi setiap individu juga berubah dengan cepat begitu pula keseimbangan antara
risiko dan hasil serta kekhawatiran kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak benar. Perlindungan atas
hak privasi individu telah menjadi permasalahan etika yang serius dewasa ini. Di samping itu, penting
bagi manajemen untuk melakukan analisis mengenai dampak etika dan sosial dari perubahan teknologi.
Mungkin tidak ada jawaban yang selalu tepat untuk bagaimana seharusnya perilaku, tetapi paling tidak
ada perhatian atau manajemen tahu mengenai risiko-risiko moral dari teknologi baru.

b. Membangun kebijakan etika organisasi yang mencakup permasalahan etika dan sosial atas sistem
informasi. Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menjelaskan
kebijakan etika organisasi. Kebijakan etika organisasi berkaitan dengan sistem informasi meliputi, antara
lain: privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem, dan kualitas hidupnya. Hal yang menjadi
tantangan adalah bagaimana memberikan program pendidikan atau pelatihan, termasuk penerapan
permasalahan kebijakan etika yang dibutuhkan.

Etika merupakan prinsip-prinsip mengenai suatu yang benar dan salah yang dilakukan setiap
orang dalam menentukan pilihan sebagai pedoman perilaku mereka. Perkembangan teknologi dan
sistem informasi menimbulkan pertanyaan baik untuk individu maupun masyarakat pengguna karena
perkembangan ini menciptakan peluang untuk adanya perubahan sosial yang hebat dan mengancam
adanya distribusi kekuatan, uang, hak, dan kewajiban.

Dengan menggunakan sistem informasi, penting untuk dipertanyakan, bagaimana tanggung


jawab secara etis dan sosial dapat ditempatkan dengan memadai dalam pemanfaatan sistem informasi.
Etika, sosial, dan politik merupakan tiga hal yang berhubungan dekat sekali. Permasalahan etika yang
dihadapi dalam perkembangan sistem informasi manajemen umumnya tercermin di dalam lingkungan
sosial dan politik.

Untuk dapat memahami lebih baik hubungan ketiga hal tersebut di dalam pemanfaatan sistem
informasi, diidentifikasi lima dimensi moral dari era informasi yang sedang berkembang ini, yaitu:

a. Hak dan kewajiban informasi; apa hak informasi yang dimiliki oleh seorang individu atau
organisasi atas informasi? Apa yang dapat mereka lindungi? Kewajiban apa yang dibebankan
kepada setiap individu dan organisasi berkenaan dengan informasi?
b. Hak milik dan kewajiban; bagaimana hak milik intelektual dilindungi di dalam suatu
masyarakat digital di mana sulit sekali untuk masalah kepemilikan ini ditrasir dan ditetapkan
akuntabilitasnya, dan begitu mudahnya hak milik untuk diabaikan?
c. Akuntabilitas dan pengendalian; siapa bertanggung jawab terhadap kemungkinan
adanya gangguan-gangguan yang dialami individu, informasi, dan hak kepemilikan?
d. Kualitas sistem; standar data dan kualitas sistem apa yang diinginkan untuk melindungi
hak individu dan keselamatan masyarakat?
e. Kualitas hidup; nilai apa yang harus dipertahankan di dalam suatu informasi dan
masyarakat berbasis pengetahuan? Lembaga apa yang harus ada untuk melindungi
dari kemungkinan terjadinya pelanggaran informasi? Nilai budaya dan praktik-praktik apa yang
diperlukan di dalam era teknologi informasi yang baru?
Perkembangan teknologi dan sistem informasi banyak membawa perubahan pada berbagai aspek
kehidupan, khususnya yang mempengaruhi etika dan sosial masyarakat. Beberapa organisasi telah
mengembangkan kode etik sistem informasi. Namun demikian, tetap ada perdebatan berkaitan dengan
kode etik yang dapat diterima secara umum dengan kode etik sistem informasi yang dibuat secara
spesifik. Sebagai manajer maupun pengguna sistem informasi, kita didorong untuk mengembangkan
seperangkat standar etika untuk pengembangan kode etika sistem informasi, yaitu yang berbasiskan
pada lima dimensi moral yang telah disampaikan di awal, yaitu:

a. Hak dan kewajiban informasi; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik,
seperti: privasi e-mail setiap karyawan, pemantauan tempat kerja, perlakuan informasi
organisasi, dan kebijakan informasi untuk pengguna.
b. Hak milik dan kewajiban; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik, seperti:
lisensi penggunaan perangkat lunak, kepemilikan data dan fasilitas organisasi, kepemilikan
perangkat lunak yang buat oleh pegawai pada perangkat keras organisasi,
masalah copyrights perangkat lunak. Pedoman tertentu untuk hubungan kontraktual dengan
pihak ketiga juga harus menjadi bagian dari topik di sini.
c. Akuntabilitas dan pengendalian; Kode etik harus menyebutkan individu yang
bertanggung jawab untuk seluruh sistem informasi dan menggaris bawahi bahwa individu-
individu inilah yang bertanggung jawab terhadap hak individu, perlindungan terhadap hak
kepemilikan, kualitas sistem dan kualitas hidup.
d. Kualitas sistem; Kode etik sistem informasi harus menggambarkan tingkatan yang umum
dari kualitas data dan kesalahan sistem yang dapat ditoleransi. Kode etik juga harus dapat
mensyaratkan bahwa semua sistem berusaha mengestimasi kualitas data dan kemungkinan
kesalahan sistem.
e. Kualitas hidup; Kode etik sistem informasi juga harus dapat menyatakan bahwa tujuan
dari sistem adalah meningkatkan kualitas hidup dari pelanggan dan karyawan dengan cara
mencapai tingkatan yang tinggi dari kualitas produk, pelayanan pelanggan, dan kepuasan
karyawan.

Apa itu Etika?

Kata Etika berasal dari Yunani Kuno : "ethikos", yang berarti "timbul dari kebiasaan".

Etika adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

Etika pun memiliki landasan hukum dalam penggunaan teknologi informasi yang tersirat di UU ITE tahun
2008, BAB II asas tujuan pasal 3 , yang berbunyi

"pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik dilaksanakan berdasarkan asas kepastian
hukum,manfaat,kehati-hatian, itikad baik dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi"

Apa itu Teknologi Sistem Informasi?


Teknologi Sistem Informasi (TSI) atau Technology Information System adalah teknologi yang tidak
terbatas pada penggunaan sarana komputer, tetapi meliputi pemrosesan data, aspek keuangan,
pelayanan jasa sejak perencanaan, standar dan prosedur, serta organisasi dan pengendalian sistem
catatan (informasi).

Dalam bidang teknologi informasi, tentunya etika menjadi sangat penting khususnya di era informasi
seperti sekarang ini. Para pelaku dunia IT harus mengetahui etika dalam penggunaan Teknologi Sistem
Informasi.

Etika untuk pembuat teknologi informasi

Pembuat adalah orang yang menciptakan teknologi informasi, biasanya adalah lembaga besar dengan
para ahli-ahli teknologi di beberapa bidang namun tidak menutup kemungkinan dilakukan secara individu,
dalam membuat teknologi informasi tentu harus memperhatikan etika IT yaitu tidak menjiplak atau
mengambil ide/ info dari orang lain secara ilegal, salah satu contohnya adalah kasus dimana apple
mengugat samsung dikarenakan bentuk produk yang dimuliki samsung memiliki bentuk yang menyerupai
produk apple, dan setelah dilakukan persidangan akhirnya dimenangkan oleh pihak dari apple.

Etika untuk pengelola teknologi informasi

Pengelola adalah orang yang mengelola teknologi informasi, misalnya adalah provider telekomunikasi,
etika bagi pengelola adalah merahasiakan data pribadi yang dimiliki oleh client mereka, selain itu juga
tidak melakukan pelanggaran perundang-undangan ITE

Etika untuk pengguna teknologi informasi

Pengguna adalah orang yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu menyelesaikan
masalah dan mempermudah pekerjaan mereka, etika bagi pengguna adalah tidak melakukan atau
menggunakan apliksi bajakan yang dapat merugikan pembuat, menghormati hak cipta yang milik orang
lain, tidak merusak teknologi informasi , contohnya adalah bila mengutip tulisan dari blog atau halaman
lain yang dimasukan kedalam blog pribadi,maka diharuskan untuk menulis atau mencantumkan backlink
sebagai bentuk pertangungjawaban atas kutipan yang telah dilakukan.

Kita menyadari perlunya manajemen puncak menetapkan budaya etika menyeluruh di


perusahaan. Budaya ini menyediakan kerangka kerja etika, seperti halnya kode etika dari berbagai
asosiasi profesional di bidang sistem informasi. Etika mempengaruhi bagaimana para spesialis informasi
melaksanakan tugas mereka Dengan demikian tanggung jawab CIO untuk mencapai etika pada sistem
yang dibuat dan pada orang-orang yang membuatnya. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut CIO
dapat mengikuti strategi yang terencana dengan baik.

Moral, Etika, dan Hukum


Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai prilaku benar dan salah. Kita mulai mempelajari
peraturan-peraturan dari prilaku moral sejak kecil. Walau berbagai masyarakat tidak mengikuti satu set
moral yang sama, terdapat keseragaman kuat yg mendasar. ”Melakukan apa yang benar secara moral”
merupakan landasan prilaku sosial kita.

Kata Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos, yang berarti karakter. Etika adalah kepercayaan,
standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat. Semua individu
bertanggung jawab kepada masyarakat atas prilaku mereka. Masyarakat dapat berupa suatu kota,negara
atau profesi. Tindakan kita juga diarahkan oleh etika.

Tidak seperti moral, etika dapat sangat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Kita
melihat perbedaan ini di bidang komputer dalam bentuk perangkat lunak bajakan (perangkat lunak yang
digandakan secara illegal lalu digunakan atau dijual). Pada tahun 1994 diperkirakan 35 % perangkat
lunak yang digunakan di Amerika Serikat telah dibajak, dan angka ini melonjak menjadi 92 % di Jepang
dan 99 % di Tailand. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa para pemakai komputer di Jepang dan
Tailand kurang etis dibandingkan pemakai Amerika Serikat. Namun tidak pasti demikian. Beberapa
kebudayaan, terutama di negara-negara Timur yang menganjurkan sikap berbagi.

Hukum adalah peraturan prilaku formal yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat, seperti
Pemerintah kepada rakyat atau warga negaranya. Hingga kini sangat sedikit hukum yg mengatur
penggunaan komputer. Hal ini karena komputer merupakan penemuan baru dan sistem hukum kesulitan
mengikutinya.

Berbagai kejahatan computer yang sudah dikenal oleh masyarakat yaitu:


1.Computer crime (cyber crime), merupakan kegiatan melawan hukum yang dilakukan dengan memakai
komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun
tidak, dengan merugikan pihak lain.

2.Unauthorized Access to Computer System and Service, merupakan Kejahatan yang dilakukan dengan
memasuki/ menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa
sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya.

3.Illegal Contents, merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang
sesuatu hal yang tidak benar dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban
umum.

4.Data Forgery, merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang
tersimpan sebagai scriptless document melalui internet.
5.Cyber Espionage, merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan
kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network
system) pihak sasaran.

6.Cyber Sabotage and Extortion, merupakan kejahatan dengan membuat gangguan, perusakan atau
penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung
dengan internet.
7.Offense Against Intellectual Property, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap hak atas
kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet.

8.Infringements of Privacy, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap informasi seseorang yang
merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan
seseorang pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh
orang lain akan dapat merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit,
nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.

Dengan demikian hukum bagi penggunakan computer berangsur-angsur mulai dikenal dan semakin
bertambah. Beberapa sebab kejahatan computer yaitu:

•Aplikasi bisnis yang berbasis komputer atau internet meningkat

•Electronic commerce (e-commerce)

•Electronic data interchange (EDI) •Desentralisasi server

•Transisi dari single vendor ke multi vendor

•Teknologi yang semakin canggih

Pada saat ini penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika
seorang manajer, spesialis informasi dan pemakai serta hukum yang berlaku. Hukum paling mudah
diinterpretasikan karena bentuknya tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan secara persis dan tidak
disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari etika komputer inilah yang sedang
memperoleh banyak perhatian.
Tiga alasan utama atas minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer, adalah :
1.Kelenturan logis, kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apapun yang kita inginkan.

2.Faktor transformasi, berdasarkan fakta bahwa komputer dapat mengubang secara drastic cara kita
melakukan sesuatu (misalnya penggunaan e-mail, konferensi video, dan konferensi jarak jauh).

3.Faktor tak kasat mata, komputer dipandang sebagai kota hitam. Semua operasi internal komputer
tersembunyi dari penglihatan. Operasi internal tersebut membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman
yang tidak terlihat, perhitungan rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan yang tidak terlihat.

Hak sosial dan komputer

Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer. Hak ini dapat dipandang
dari segi komputer atau dari segi informasi yang dihasilkan computer yaitu:
1.Hak atas komputer
2.Hak atas akses komputer

3.Hak atas keahlian komputer

4.Hak atas spesialis komputer

5.Hak atas pengambilan keputusan

6.Hak atas informasi

7.Hak atas Privacy

8.Hak atas Accuracy

9.Hak atas Property

10.Hak atas Accessibility

Masalah etika juga mendapat perhatian dalam pengembangan dan pemakaian sistem informasi. Masalah
ini diidentifikasi oleh Richard Mason pada tahun 1986 (Zwass, 1998) yang mencakup privasi, akurasi,
property, dan akses.

1. Privasi

Privasi menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan oleh orang
lain yang memang tidak diberi ijin untuk melakukannya. Contoh isu mengenai privasi sehubungan
diterapkannya sistem informasi adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati
email yang dimiliki bawahannya karena diperkirakan mereka lebih banyak berhubungan dengan email
pribadi daripada email para pelanggan. Sekalipun manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal
itu, tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya.

2. Akurasi

Akurasi terhadap informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi.
Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan, dam bahkan
membahayakan. Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami oleh
Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan dan bahkan pemerintah menarik
kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening banknya. Mengingat data dalam sistem informasi
menjadi bahan dalam pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.

3. Properti
Perlindungan terhadap hak property yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal dengan sebutan HAKI
(Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kekayaan Intelektual diatur melalui 3 mekanisme yaitu hak cipta
(copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade secret).

a. Hak Cipta

Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hokum yang melarang penduplikasian kekayaan
intelektual tanpa seijin pemegangnya. Hak cipta biasa diberikan kepada pencipta buku, artikel,
rancangan, ilustrasi, foto, film, musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan semi konduktor. Hak seperti
ini mudah didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masih hidup penciptanya ditambah 70
tahun.

b. Paten

Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapat karena
hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten
memberikan perlindungan selama 20 tahun.

c. Rahasia Perdagangan

Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi
perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk tidak menyalin perangkat
lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual.

MATERI 2.

http://penawardanarazak.blogspot.co.id/2014/01/dampak-etika-dan-sosial-pemanfaatan.html

Wardana Razak dan Zulkarnain Mansyur

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peningkatan kualitas pendidikan merupakan sebuah prioritas sehubungan dengan

persaingan antar sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas
dapat berimbas pada peningkatan pendidikan suatu negara yang kemudian memberikan

konstribusi pada peningkatan tarap hidup bangsa


Dalam dunia pendidikan penggunaan komputer telah menjadi kebutuhan. Namun,

meningkatnya penggunaan komputer menjadi perhatian yang semakin besar, terutama

pengaruhnya terhadap etika dan sosial di masyarakat pengguna. Di satu sisi, perkembangan

teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan banyak keuntungan. Salah satu

manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh dan pengambilan keputusan

dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan berkualitas.

Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi, khususnya komputer menimbulkan


masalah baru. Secara umum, perkembangan teknologi informasi ini mengganggu hak privasi
individu. Bahwa banyak sekarang penggunaan komputer sudah di luar etika penggunaannya,
misalnya: dengan pemanfaatan teknologi komputer, dengan mudah seseorang dapat mengakses
data dan informasi dengan cara yang tidak sah. Belum lagi ada sebagian orang yang
memanfaatkan komputer dan internet untuk mengganggu orang lain dengan tujuan sekedar untuk
kesenangan serta hobinya. Adapula yang memanfaatkan teknologi komputer ini untuk
melakukan tindakan kriminal.

Bukan suatu hal yang baru bila kita mendengar bahwa dengan kemajuan teknologi ini,

maka semakin meningkat kejahatan dengan memanfaatkan teknologi informasi ini. Kejahatan

yang di maksud tersebut adalah salah satunya merupakan bentuk etika yang tidak baik seperti

kriminalitas, ataupun penipuan. Di era modern ini sudah banyak bukti yang ditemukan dari

pengaruh perkembangan teknologi tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan dalam

makalah ini adalah bagaimana dampak etika dan sosial pemanfaatan sistem informasi

manajemen dalam pendidikan? Untuk mengkaji pokok permasalahan tersebut, penulis

merumuskan beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perilaku moral dan konsep etika?

2. Bagaimana perlunya budaya etika?

3. Bagaimana memahami timbulnya permasalahan etika dalam teknologi informasi?

4. Bagaimana etika dalam suatu masyarakat informasi?


5. Bagaimana hak sosial dan komputer?
II PEMBAHASAN

A. Perilaku Moral dan Konsep Etika.


Dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran sosial, tentunya setiap orang

diharapkan dapat melakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan hukum

yang berlaku. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah. Moral

dipelajari setiap orang sejak kecil sewaktu yang bersangkutan masih anak-anak. Sejak kecil,

anak-anak sudah diperkenalkan perilaku moral untuk membedakan mana yang baik dan buruk,

mana yang boleh dan tidak, atau mana tindakan yang terpuji dan tercela. Sebagai contoh: anak-

anak diminta berlaku sopan terhadap orang tua, menghormati guru, tidak menyakiti teman-

temannya.

Pada saat anak-anak telah dewasa, dia akan mempelajari berbagai peraturan yang berlaku

di masyarakat dan diharapkan untuk mentaatinya. Peraturan-peraturan tingkah laku ini

adalah perilaku moral yang diharapkan dimiliki setiap individu. Walau berbagai masyarakat

tidak mengikuti satu set moral yang sama, terdapat keseragaman kuat yang mendasar yaitu

“Melakukan apa yang benar secara moral” merupakan landasan perilaku sosial kita.

Tindakan kita juga diarahkan oleh etika (ethics). Kata ethics berakar dari bahasa

Yunani ethos, yang berarti karakter. Etika adalah satu set kepercayaan, standar, atau pemikiran

yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab

pada masyarakat atas perilaku mereka. Masyarakat dapat berupa suatu kota, negara, atau profesi.

Tidak seperti moral, etika dapat sangat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Kita

melihat perbedaan ini dibidang komputer dalam bentuk perangkat lunak bajakan- perangkat

lunak yang digandakan secara ilegal lalu digunakan atau dijual.

Etika dapat dipakai dalam arti nilai yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok

dalam mengatur tingkah lakunya atau lazim di kenal dengan istilah kode etik misalnya kode etik
guru, kode etik jurnalistik dan lain sebagainya.
Kata etika diidentikkan dengan kepribadian yang berarti sifat hakiki seseorang yang

tercermin pada sikap orang dan perbuatannya, yang membedakan dirinya dengan orang lain.

Adapun definisi etika komputer adalah sikap atau perilaku seseorang sebagai individu

yang bekerja atau menggunakan komputer sesuai standar moral dan aturan yang ditetapkan

dalam suatu organisasi.

Dari definisi etika komputer di atas disimpulkan bahwa semua pengguna komputer baik

dalam keadaan bekerja atau hiburan harus memiliki aturan-aturan misalnya undang-undang ITE

tahun 2008 dan Undang Undang Hak Cipta No 19ntahun 2002.


B. Perlunya Budaya Etika.

Kebutuhan akan budaya etik sangat dibutuhakn dalam pola hubungan antara pemimpin

dengan lembaga pendidikannya. Hal ini merupakan dasar dalam menentukan budaya etik. Jika

dalam sebuah lembaga pendidikan akan mewujudkan etika, terlebih dahulu pimpinan lembaga

pendidikan harus melaksankan etika baik melalui perkataan maupun perbuatan karena

pimmpinan lembaga pendidikan merupakan contoh bagi bawahannya.

Dalam menanamkan budaya etika pada lembaga pendidikan, ada tiga bentuk

implementasi yang harus diperhatikan berikut ini:

1. Membentuk paham etika lembaga pendidikan

2. Program etika merupakan sistem yang merancang aktifitas ganda untuk memfasilitasi pimpinan

dan bawahan yang terlibat dalam lembaga pendidikan untuk memahami orientasi pendidikan

tersebut.

3. Membangun kode etik lembaga pendidikan tersendiri atau beradaptasi dengan kode etik yang

dibuat oleh lembaga profesi dibidang pendidikan.

Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar di

seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Para eksekutif

mencapai penerapan ini melalui suatu metode tiga lapis, yaitu dalam bentuk pernyataan tekad
(komitmen), program-program etika, dan kode etik khusus pada setiap instansi.
Komitmen adalah pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang ditegakan oleh pimpinan

instansi. Tujuan komitmen ini adalah menginformasikan orang-orang dan organisasi-organisasi

baik di dalam maupun di luar instansi mengenai nilai-nilai etika yang diberlakukan.

Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang

untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan pernyataan komitmen. Suatu aktivitas yang

umum adalah pertemuan orientasi yang dilaksanakan bagi pegawai baru. Selama pertemuan

ini, subyek etika mendapat cukup perhatian. Contoh lain dari program etika adalah audit etika.

Dalam audit etika, sesorang auditor internal mengadakan pertemuan dengan seorang manajer
selama beberapa jam untuk mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksanakan

pernyataan komitmen.

Kode etik khusus instansi, Banyak instansi telah merancang kode etika mereka sendiri.

Kadang-kadang kode ini diadaptasi dari kode etik dari organisasi sejenis. Hubungan antara

pimpinan dengan instansi merupakan dasar budaya etika. Jika instansi harus etis, maka

manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya, sehingga bissa menjadi

teladan.

Guru sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik perlu memiliki

etika kepribadian atau kode etik antara lain:

1. Ilmu
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti bahwa pemiliknya telah

mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu

jabatan. Guru pun harus mempunyai ijazah agar ia diperbolehkan mengajar sebab semakin tinggi

pendidikan guru makin baik pendidikan dan pada gilirannyamakin tinggi pula derajat

masyarakat.

2. Sehat jasmani.
Kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat untuk menjadi guru. Guru yang

berpenyakit menular, misalnya sangat membahayakan kesehatan peserta didik.


3. Berkelakuan baik
Budi pekerti sangat penting dalam pendidikan watak peserta didik. Guru harus menjadi

teladan, karena peserta didik suka meniru. Diantara tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak

yang mulia pada diri pribadi peserta didik dan ini hanya bisa dilakukan jika pribadi guru

berakhlak mulia

Di Indonesia untuk menjadi guru harus memenuhi beberapa persyaratan , yakni bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berijazah, professional, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian

luhur, bertanggung jawabdan berjiwa nasionalis.


Oleh karena itu budaya etika perlu diaplikasikan dalam setiap aspek kehidupan, tak

terkecuali dalam bidang pendidikan. Khusus dalam bidang pendidikan kode etik berfungsi untuk

mengontrol perilaku guru sehingga tetap berada pada koridor aturan-aturan yang telah

ditetapkan.

C. Memahami Timbulnya Permasalahan Etika dalam Teknologi Informasi.


Banyak permasalahan-permasalahan yang timbul dari dampak etika dalam penggunaan

teknologi informasi, sebagai contoh dapat kita lihat dari perlindungan atas hak individu di

internet dan membangun hak informasi merupakan sebagian dari permasalahan etika dan sosial

dengan penggunaan sistem informasi yang berkembang luas. Permasalahan etika dan sosial

lainnya, di antaranya adalah: perlindungan hak kepemilikan intelektual, membangun

akuntabilitas sebagai dampak pemanfaatan sistem informasi, menetapkan standar untuk

pengamanan kualitas sistem informasi yang mampu melindungi keselamatan individu dan

masyarakat, mempertahankan nilai yang dipertimbangkan sangat penting untuk kualitas hidup di

dalam suatu masyarakat informasi.

Dari berbagai permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan

pemanfaatan sistem informasi, perubahan teknologi yang cepat mengandung arti bahwa pilihan

yang dihadapi setiap individu juga berubah dengan cepat begitu pula keseimbangan antara risiko
dan hasil serta kekhawatiran kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak benar. Perlindungan

atas hak privasi individu telah menjadi permasalahan etika yang serius dewasa ini.
Di samping itu, penting bagi manajemen untuk melakukan analisis mengenai dampak

etika dan sosial dari perubahan teknologi. Mungkin tidak ada jawaban yang selalu tepat untuk

bagaimana seharusnya perilaku, tetapi paling tidak ada perhatian atau manajemen tahu mengenai

risiko-risiko moral dari teknologi baru.

Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menjelaskan

kebijakan etika organisasi. Kebijakan etika organisasi berkaitan dengan sistem informasi

meliputi, antara lain: privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem, dan kualitas hidupnya.

Hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana memberikan program pendidikan atau pelatihan,
termasuk penerapan permasalahan kebijakan etika yang dibutuhkan.

Kasus pertama kejahatan komputer terjadi pada tahun 1966, saat programer untuk suatu

bank membuat suatu tambahan di program sehingga program tersebut tidak dapat menunjukan

bahwa pengambilan dari rekeningnya telah melampaui saldo. Ia dapat terus menulis cek

walau tidak ada lagi uang di rekeningnya. Penipuan ini terus berlangsung hingga komputer

tersebut rusak, dan pemrosesan secara manual mengungkapkan saldo yang telah minus.

Programer tersebut tidak dituntut melakukan kejahatan komputer, karena peraturan hukumnya

belum ada. sebaliknya, ia dituntut membuat entry palsu di catatan bank. Kita dapat melihat

bahwa penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para

manajer, spesialis informasi dan pemakai, dan juga hukum yang berlaku. Hukum paling

mudah diinterpretasikan karena berbentuk tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan secara

persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari etika

komputer inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian.

D. Etika dalam Suatu Masyarakat Informasi.


Etika berhubungan dengan kebebasan setiap individu untuk memilih. Etika juga adalah

suatu hal tentang pilihan setiap individu, yaitu pada saat dihadapkan pada berbagai alternatif

tindakan, apa pilihan moral yang benar? Apa yang merupakan sosok utama dari pilihan yang
etis? Pilihan etika merupakan keputusan-keputusan yang dibuat setiap individu yang

bertanggungjawab atas konsekuensi-konsekuensi dari tindakan-tindakan mereka.


Ada beberapa konsep dasar yang berhubungan dengan etika dan tindakan-tindakan yang

dipilih sebagai keputusan yang dibuat setiap individu. Konsep-konsep dasar tersebut adalah:

1. Tanggungjawab; menerima potensi biaya, tugas, dan kewajiban untuk keputusan-keputusan

yang diambilnya.

2. Akuntabilitas; mekanisme untuk menilai tanggungjawab untuk keputusan yang dibuat dan

tindakan yang diambil.

3. Kewajiban; adanya peraturan yang memungkinkan setiap individu untuk memperbaiki

kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh pihak, sistem, atau organisasi lain.


4. Proses; suatu proses di mana peraturan dikenal dan dipahami dan terdapatnya kemampuan untuk

menarik otoritas yang lebih tinggi untuk memastikan bahwa peraturan diterapkan dengan benar.

Etika komputer didefinisikan sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi

komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut secara

etis. Karena itu, etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama dan pimpinan organisasi yang

paling bertanggungjawab atas aktivitas tersebut. Kedua aktivitas tersebut adalah: (1.) Waspada

dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat. (2.) Harus berbuat sesuatu dengan

memformulasikan kebijakan-kebijakan yang memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan

secara tepat.

Namun ada satu hal yang sangat penting, yaitu bukan hanya pimpinan puncak sendiri

yang bertanggungjawab atas etika komputer. Para pimpinan dilapis kedua dan ketiga lainnya

juga bertanggungajawab. Keterlibatan seluruh organisasi merupakan keharusan mutlak dalam

dunia end-user computing saat ini. Semua pimpinan di semua lapisan bertanggungjawab atas

penggunaan komputer yang etis di area mereka. Selain itu, setiap pegawai bertanggungjawab

juga atas aktivitas mereka yang berhubungan dengan komputer.

Ada tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer, yaitu:

1. Kelenturan logika (logical malleability) adalah kemampuan memprogram komputer untuk


melakukan apapun yang diinginkan. Komputer bekerja tepat dan sesuai seperti yang

diinstruksikan oleh pembuat program. Kelenturan logika inilah yang bisa menakutkan
masyarakat, tetapi pada dasarnya masyarakat tidak takut terhadap komputer. Sebaliknya

masyarakat bisa takut terhadap orang-orang yang memberi perintah di belakang komputer.

2. Faktor transformasi. Alasan kepedulian pada etika komputer ini didasarkan pada fakta bahwa

komputer dapat mengubah secara drastis cara melakukan sesuatu. Sebagai contoh yang baik

adalah surat elektronik (e-mail) yang tidak hanya memberikan cara berkomunikasi yang lain,

tetapi memberikan cara berkomunikasi yang sama sekali baru. Transformasi seruapa dapat

dilihat cara mengadakan rapat. Jika pada masa lalu rapat harus dilakukan dengan berkumpul

secara fisik, maka saat ini dapat dilakukan dalam bentuk konferensi video (video conference).
3. Faktor tak kasat mata (invisibility factors). Alasan lain minat masyarakat pada etika komputer

adalah karena semua operasi internal komputer tersembunyi dari penglihatan. Operasi internal

yang tidak nampak ini membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat

(perintah-perintah yang programer kodekan menjadi program yang mungkin dapat atau tidak

menghasilkan pemrosesan yang diinginkan pemakai), perhitungan rumit yang tidak terlihat

(bentuk program-program yang sedemikian rumit sehingga tidak dimengerti oleh pemakai), dan

penyalahgunaan yang tidak terlihat (tindakan yang sengaja melanggar batasan hukum dan etika).

Oleh karena itu masyarakat sangat memperhatikan etika komputer, masyarakat

mengharapkan bisnis diarahkan oleh etika komputer. Dengan demikian dapat meredakan

kekhawatiran tersebut. Etika adalah kepercayaan tentang hal yang benar dan salah atau yang baik

dan yang tidak. Etika dalam sistem informasi dibahas pertama kali oleh Richard Mason (1986),

yang mencakup PAPA, yaitu :

1. Privasi.

2. Akurasi.

3. Properti.

4. Akses
Privasi menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari
pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi izin untuk melakukannya. Contoh kasus:
1. Manajer pemasaran mengamati e-mail bawahannya
2. Penjualan data akademis
Akurasi terhadap informasi merupakan faktor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem

informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang menggangu, merugikan, dan

bahkan membahayakan. Contoh kasus: Terhapusnya nomor keamanan sosial yang dialami oleh

Edna Rismeller (Alter, 2002, hal. 292) Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan bahkan

pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening banknya.

Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hukum yang melarang penduplikasian

kekayaan intelektual tanpa seizin pemegangnya. Hak seperti ini mudah untuk didapatkan dan

diberikan kepada pemegangnya selama masa hidup penciptanya plus 70 tahun. Contoh :
Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit

didapatkan karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna.

Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun. Hukum rahasia

perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak.

Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk

tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserahkan pada orang lain atau dijual. Berkaitan

dengan dengan kekayaan intelektual.

Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan.

Teknologi informasi diharapkan malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan

terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan

untuk semua pihak.

E. Hak Sosial dan Komputer.


Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer.

Komputer merupakan peralatan yang begitu penuh daya sehingga tidak dapat dipisahkan dari

masyarakat. Deborah Johnson, professor pada Rensselaer Polytechnic Institute, yakin bahwa

masyarakat memiliki hak atas akses komputer, keahlian komputer, spesialis komputer dan
pengambilan keputusan komputer.

1. Hak atas akses komputer.


Setiap orang tidak perlu memiliki sebuah komputer, seperti juga tidak setiap orang

memiliki mobil. Namun, pemilikan atas akses komputer merupakan kunci mencapai hak-hak

tertentu lain. Misalnya akses ke komputer berarti kunci mendapatkan pendidikan yang baik.

2. Hak atas keahlian komputer.

Saat komputer mula-mula muncul, ada ketakutan yang luas dari para pekerja bahwa

komputer akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja masal. Hal itu tidak terjadi.

Kenyataannya, komputer telah menciptakan pekerjaan lebih banyak daripada yang

dihilangkannya.
Tidak semua pekerja menggunakan komputer atau memerlukan pengetahuan komputer,

tetapi banyak yang demikian. Dalam mempersiapkan pelajar untuk bekerja di masyarakat

modern, pendidik sering menganggap pengetahuan tentang komputer sebagai suatu kebutuhan.

3. Hak atas spesialis komputer.

Adalah mustahil seseorang memperoleh semua pengetahuan dan keahlian komputer yang

diperlukan. Karena itu kita harus memiliki akses ke para spesialis tersebut, seperti kita memiliki

akses ke dokter, pengacara, dan tukang ledeng.

4. Hak atas pengembalian keputusan komputer.

Walau masyarakat tidak banyak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai

bagaimana komputer diterapkan, masyarakat memiliki hak tersebut. Hal ini layak jika komputer

dapat berdampak buruk bagi masyarakat. Hak-hak ini dicerminkan dalam UU komputer yang

telah mengatur penggunaan komputer. Hak atas informasi. Klasifikasi hak asasi manusia dalam

era komputer yang paling luas dipublikasikan adalah PAPA yang dibuat Richard O. Mason,

seorang professor di Southern Methodist University, menciptakan akronim PAPA untuk

menggambarkan empat hak asasi masyarakat dalam hal informasi.

PAPA merupakan singkatan dari Privacy (privasi), accuracy (akurasi), property

(kepemilikan), dan accessibility (aksesbilitas).


a. Hak atas privasi.
Hakim Pengadilan Tinggi Louis Branders dikenal karena mengakui “hak untuk dibiarkan

menyendiri.” Mason menganggap hak ini sedang terancam karena dua kekuatan. Yang satu

adalah meningkatnya kemampuan komputer untuk digunakan bagi pengintaian, dan yang lain

adalah meningkatnya nilai informasi dalam pengambilan Keputusan Contoh-contoh diatas adalah

contoh-contoh pengintaian yang tidak menggunakan komputer. Masyarakat umum sadar bahwa

komputer dapat digunakan untuk tujuan ini, namun barangkali tidak sadar akan data pribadi

mana yang dengan mudah dapat diakses. Jika Anda tahu cara mencarinya, Anda dapat

memperoleh informasi data pribadi dan informasi keuangan apapun yang dimiliki oleh warga
negara AS.

b. Hak atas akurasi.

Komputer dipercaya mampu mencapai tingkat akurasi yang tidak dapat dicapai oleh

sistem nonkomputer. Potensi ini selalu ada, tetapi\ tidak selalu tercapai. Sebagian sistem berbasis

komputer mengandung kesalahan lebih banyak daripada yang dapat ditolerir sistem manual.

Dalam banyak kasus, kerusakan terbatas pada gangguan sementara, seperti saat Anda harus

memproses penagihan yang telah Anda bayar. Dalam kasus lain, biayanya mungkin lebih besar.

c. Hak atas kepemilikan.

Di sini kita berbicara mengenai hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk program-

program komputer. Kita sering melihat para pemakai yang telah membeli hak untuk

menggunakan perangkat lunak jadi menggandakannya secara illegal, kadang-kadang untuk dijual

kembali. Dalam kasus lain, suatu penjual perangkat lunak mungkin meniru produk popular dari

penjual lain. Para penjual perangkat lunak dapat menjaga hak milik intelektual mereka dari

pencurian melalui hak cipta, paten, dan perjanjian lisensi. Hingga tahun 1980-an, perangkat

lunak tidak dilindungi oleh UU hak cipta atau paten. Namun, sekarang keduannya dapat

digunakan untuk memberikan perlindungan. Paten memberikan perlindungan yang sangat kuat di

negara-negara yang menegakkannya, karena perlindungan hak cipta menetapkan bahwa suatu
tiruan (clone) tidak harus persis serupa dengan versi orisinalnya.

Para penjual perangkat lunak mencoba menambal lubang-lubang dalam hukum melalui
perjanjian lisensi yang diterima para pelanggan saat mereka menggunakan perangkat lunak

tersebut. Pelanggaran perjanjian membuat pelanggan dapat dituntut di pengadilan.

d. Hak atas akses.

Sebelum adanya database komputer, banyak informasi yang tersedia bagi masyarakat umum dalam

bentuk dokumen tercetak atau mikrofilm diperpustakaan. Informasi tersebut terdiri dari

beritaberita, hasil penelitian ilmiah, statistik pemerintah, dan lain-lain. Sekarang, banyak dari

informasi tersebut yang telah diubah menjadi database komersial yang menjadikannya kurang

dapat diakses masyarakat. Untuk memiliki akses ke informasi tersebut, seseorang harus memiliki
perangkat lunak dan perangkat keras komputer yang diperlukan, dan membayar biaya akses.

Dengan melihat fakta bahwa komputer dapat mengakses data dari penyimpanan lebih cepat dan

lebih mudah dari teknologi lain, maka menjadi ironis bahwa hak untuk akses merupakan masalah

etis jaman modern ini. Komputer akan dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat

terhindar dari ketidaktahuan informasi.

Singkatnya, masyarakat jasa informasi harus bertanggung jawab atas kontrak sosial yang

timbul dari sistem yang dirancang dan diterapkannya.

III. PENUTUP
Kesimpulan

1. Dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran sosial, tentunya setiap orang diharapkan

dapatmelakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan hukum yang berlaku.

Sedangkan etika dapat dipakai dalam arti nilai yang menjadi pegangan seseorang atau

kelompok dalam mengatur tingkah lakunya atau lazim di kenal dengan istilah kode etik.

2. Budaya etika sangat dibutuhakn dalam pola hubungan antara pemimpin dengan lembaga

pendidikannya. Hal ini merupakan dasar dalam menentukan budaya etik. Jika dalam sebuah

lembaga pendidikan akan mewujudkan etika, terlebih dahulu pimpinan lembaga pendidikan

harus melaksankan etika baik melalui perkataan maupun perbuatan karena pimpinan lembaga
pendidikan merupakan contoh bagi bawahannya.
3. Timbulnya berbagai permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan

pemanfaatan sistem informasi disebabkan karena kurangnya kesadaran yang dimiliki oleh

pelanggar-pelanggar etika tentang hak setiap individu terhadap kekayaan intelektualnya dan

keselamatan/hak individu.

4. Etika dalam masyarakat informasi harus senantiasa mendapat perhatian agar masyarakat

dapat waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi mereka. Dengan

memformulasikan kebijakan-kebijakan yang memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan

secara tepat.
5. Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer. Komputer

merupakan peralatan yang begitu penuh daya sehingga tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.

Masyarakat memiliki hak atas akses komputer, keahlian komputer, spesialis komputer dan

pengambilan keputusan komputer. Dan ada empat hak asasi masyarakat dalam hal informasi.

PAPA merupakan singkatan dari Privacy (privasi), accuracy (akurasi), property (kepemilikan),

danaccessibility (aksesbilitas).

Anda mungkin juga menyukai