PEMBAHASAN
kloning gena adalah pembentukan molekul DNA rekombinan (lihat Gb. 1.1).
untuk menghasilkan molekul rekombinan ini, vektor dan DNA yang akan diklon
sati dengan cara yang terkontrol. Pemotongan dan penyambungan adalah dua
contoh teknik manipulasi DNA. Berbagai macam teknik ini telah dikembangkan
selama dua puluh tahun terakhir. Seperti halnya dipotong dan disambung kembali,
RNA atau molekul DNA baru, dan dimodifikasi dengan penambahan atau
dikerjakan dalam tabung percobaan, member dasar biokimia DNA, strutktur gena
yang penring seperti replikasi dan transkripsi DNA, penghancuran DNA asing
atau yang tidak dikehendaki (misalnya DNA virus yang masuk sel), reparasi DNA
berbeda. Setelah pemurnian dari ekstrak sel, enzim-enzim tersebut dapat dicoba
enzimatik ini sering langsung dapat berjalan, tetapi kebanyakan tidak mungkin
dijalankan dengan cara-cara kimia standar. Oleh karena itu enzim yang murni
sangat penting dalam rekayasa genetic dan suatu industri yang penting telah
(Sukandarrumidi, 2018).
gugus kimiawi.
macam sehingga dapat dimasukkan dalam dua golongan atau lebih. Banyak
aktivitas degradasi DNA (= nuklease). Hal kedua yang harus dipahami adalah
bahwa seperti halnya enzim untuk manipulasi DNA, banyak enzim serupa yang
2.1.1 Nuklease
Nuclease mendegradasi molekul DNA dengan memecah ikatan
pada untai DNA. Ada dua macam nuclease yang berbeda (Gb. 4.1):
molekul DNA.
DNA.
untai yang didegradasi dalam DNA untai ganda. Suatu enzim yang disebut Bal 31
eksonuklease yang memecah nukleotid pada kedua untai molekul DNA beruntai-
ganda (Gb. 4.2a). Semakin lama waktu yang dipakai Bal 31 untuk bekerja pada
molekul DNA semakin pendek fragmen DNA yang dihasilkan. Sebaliknya, enzim
seperti eksonuklease III E.coli hanya mendegradsi satu untai dari molekul DNA
sapi, memotong baik molekul untai ganda maupun untai tunggal. DNase I adalah
nonspesifik, dalam arti bahwa enzim ini memotong DNA pada sembarang tempat
ikatan fosfodiester internal; oleh karena itu hasil akhir kerja DNase I yang lama
memotong DNA untai-ganda hanya pada tempat pengenal spesfik yang jumlahnya
2.1.2 Ligase
Di dalam sel fungsi ligase DNA adalah untuk mereparasi tempat putusnya
untai tunggal (“disontinyuitas”) yang terjadi pada molekul DNA untai-ganda yang
mungkin terjadi pada waktu replikasi DNA. Ligase DNA yang berasal dari
(Sukandarrumidi, 2018).
Gambar 2.2 Reaksi-reaks yang dikatalisis oleh jenis nuclease yang berbeda
2.1.3 Polimerase
DNA polimerase adalah enzim yang mensintesis untai baru DNA yang
macam polymerase DNA digunakan secara rutin dalam rekayasa genetic. Pertama
adalah polymerase DNA I yang biasanya dihasilkan dari E.coli. enzim ini melekat
pada daerah untai-tunggal pendek (daerah putus nick) pada molekul DNA yang
terutama beruntai-ganda dan kemudian mensintesis untai yang sama sekali baru
dengan mendegradasi untai yang telah ada ketika proses berlangsung. oleh karena
itu polymerase DNA I adalah contoh enzim dengan aktivitas ganda, yaitu
dikontrol oleh bagian-bagian yang berbeda pada molekul enzim, dan bagian-
bagian ini dapat dipisahkan jika enzim dipotong dengan cara tertentu (Gb. 4.5c).
Klenow. Karena fragmen Klenow tidak memiliki aktivitas nuklease maka enzim
ini dapat mensintesis untai DNA komplementer hanya pada suatu cetakan untai
tunggal. Penggunaan utama enzim ini adalah pada pergurutan DNA (DNA
Jenis polymerase DNA ketiga yang penting dalam rekayasa genetik adalah
transkriptase reversi, suatu enzim yang terlibat dalam replikasi beberapa jenis
virus. Transkriptase reversi adalah khas karena enzim ini menggunakan RNA
sebagai cetakan dan bukan DNA (Gb. 4.5b). kemampuan enzim ini untuk
Ada banyak enzim yang memodifikasi molekul NA dengan cara penambahan atau
1. Fosfatase alkali (dari E.coli atau jaringan usu sapi) yang menghilangkan
2. Polinukleotid kinase (dari E.coli yang diinfeksi oleh fag T4), yang
Topoisomerase
(Sukandarrumidi, 2018).
sangat tepat dan dapat diulang. Hal ini digambarkan dengan cara vektor dipotong
pada pembentukan molekul DNA rekombinan (Gb. 4.7a). tiap vektor harus
dipotong pada posisi tunggal untuk membuka lingkaran sehingga molekul DNA
baru dapat diinsersikan. Molekul yang terpotong lebih dari satu kali akan terpecah
menjadi dua fragmen atau lebih yang terpisah dan akan menjadi tidak berguna
sebagai wahana kloning. Lagi pula tiap molekul vektor harus dipotong pada posisi
Untuk melakukan manipulasi ini harus jelas bahwa dibutuhkan jenis nuklease
DNA yang akan diklon sering juga perlu dipotong (Gb. 4.7b). Untuk ini
ada dua alasa. Pertama, jika tujuannya adalah untuk melakukan klon gen aunggal
yang mungkin terdiri atas hanya 2 atau 3 kb DNA, maka gena ini harus dipotong
dari molekul DNA yang besar (sering kali lebih dari 80kb) dengan memakai
teknik preparsi yang diuraikan pada Bab 3. Kedua, molekul DNA yang besar
harus dipecah hanya untuk menghasilkan fragmen yang cukup kecil untuk dibawa
oleh vektor. Kebanyakan vektor kloning lebih cocok terhadap fragmen DNA
dengan kisaran ukuran tertentu. Sebagai contoh, vektor M13 sangat tidak efisien
2018).
memotong molekul DNA dengan cara yang tepat dan dapat diulang, yang
W.Arber, H. Smith dan D. Nathans untuk memperoleh hadiah Nobel pada tahun
1978 dan penemuan ini merupakan terobosan dalam perkembangan rekayasa
retriksi telah dilakukan sejak awal tahun 1950-an ketika terlihat bahwa beberapa
strain bakteri kebal terhadap infeksi bakteriofag, suatu fenomena yang disebut
waktu lebih dar 20 tahun untuk memahami mekanisme ini sepenuhnya. Retriksi
sebelum fag ini sempat mengadakan replikasi dan mengarahkan sintesa partikel
fag baru (Gb. 4.8a). DNA bakteru sendiri telindung dari serangan enzim tersebut
karena DNA ini mempunyai gugus metil tambahan yang menghalangi kerja
retriksi dan disintesis oleh banyak spesies bakteri; lebih dari lima ratus macam
enzim ini sekarang telah dikarakterisasi. Telah dikenal tiga jenis endonuklease
retriksi yang masing-masing dibedakan oleh cara kerjanya yang agak berbeda.
Tipe I dan III agak kompleks dan hanya mempunyai peran yang sangat terbatas
dalam rekayasa genetk. Di lain pihak, endonuklease retriksi tipe II adalah enzim
spesifik
endonuklease retriksi saja) ialah bahwa tiap enzim mengenal urutan spesifik pada
molekul DNA yang akan dipotong. Enzim tertentu akan memotong DNA paa
urutan pengenal dan tidak pada tempat lain. Sebagai contoh, endonuklease yang
disebut PvuI (diisolasi dari Proteus vulgaris) memotong DNA hanya pada
heksanukleotid CGATCG. Sebaliknya enzim kedua dari bakteri yang sama, yang
(Sukandarrumidi, 2018).
heksanukleotid, tetapi enzim-enzim lain memotong pada empat atau lima urutan
2018).
urutan pengenalan, yang berarti bahwa enzim ini dapat memotong DNA pada
influenza strain Rf) mengenal urutan GANTC sehingga dapat memotong GAATC,
Urutan retriksi bagi endonuklease retriksi yang paling sering digunakan dpat
Tabel 4.1 Urutan pengenal untuk beberapa endonuklease retriksi yang paling
sering digunakan
Urutan yang ditunjukkan adalah urutan pada satu untai dengan arah 5’ ke 3.
Perhatikan bahwa hampir semua urutan pengenal adalah “polindrum” yaitu bila
mengenai kedua untai maka pada tiap untai akan terbaca dalam arah yang sama,
misalnya:
EcoRI
5’ GAATTC 3’
3’ CTTAAG 5’
(Gb. 4.9a), sehingga menghasilkan ujung tumpul. PvuII dan AulI adalah contoh
DNA dengan cara yang agak berbeda. Pada enzim-enzim tersebut kedua untai
DNA tidak dipotong pada posisi yang tepat sama, tetapi pemotongannya
berbentuk zigzag atau dengan belok tajam melampaui dua atau empat nukleotid,
pendek pada tiap ujung (Gb. 4.9b). ini disebut ujung lengket atau ujung kohesif
karena pasangan basa antara ujung-ujung ini dapat melekatkan kembali molekul
DNA. Satu ciri penting enzim-enzim yang mengahilkan ujung lengket adalah
yang menghasilkan ujung lengket GATC (Gb. 4.9c). Ujung lengket yang sama
DNA hasil pemotongan oleh salah satu enzim tersebut dapa saling disambung,
(Sukandarrumidi, 2018).
DNA yang panjangnya diketahui dapat dihitung secara matematik. Suatu urutan
tersusun berurutan secara acak dan bahwa keempat nukleotid yang bersama
terdapat dalam proporsi yang sama (kandungan GC = 50%). Dalam praktek ini
tidak satu pun dari anggapan ini berlaku sepenuhnya. Sebagai contoh, molekul
(Sukandarrumidi, 2018).
sepanjang molekul DNA. Jika jarak antara tempat-temoat retriksi sama, maka
fragmen hasil pemotongan DNA dengan BglII, BamHI dan SalI. Pada masing-
2018).
Kesimpulan yang dapat diambil dari Gb. 4.10 adalah bahwa walaupun
diharapkan pada molekul DNA tertentu, tetapi hanya analisis eksperimental yang
Pertama, semua jumlah DNA yang diperlukan harus diambil dengan pipet
dan dimasukkan tabung percobaan. Banyaknya DNA yang akan digesti tergantung
pada sifat eksperimen; dalam hal ini kita akan mendigesti 2 mikrogram DNA λ
yang terkandung dalam 16 mikroliter sampel (Gb. 4.11a). Oleh karena itu
berfungsi secara memadai pada pH 7,4, tetapi enzim-enzim yang lain bervariasi
dalam kekuatan ionik (biasanya dari NaCl) dan konsentrasi Mg2+ (semua
untuk aktivitas enzim adalah penting karena konsentrasi NaCl atau Mg2+ yang
tidak tepat dapat menyebabkan tidak saja penurunan aktivitas, tetapi dapat juga
Komposisi buffer yang sesuai untuk BglII ditunjukkan pada tabel 4.2
buffer ini adalah sepuluh kali konsentrasi kerja dan dapat diencerkan dengan
menambahkan campuran reaksi. Pada contoh ini volum akhir campuran reaksi
menjadi 20 ul sehingga untuk itu kita tambah ul 10X buffer BglII pada 16 ul DNA
1 unit enzim sebagai kuantitas yang diperlukan untuk memotong 1 ug DNA dalam
waktu 1 jam, sehingga kita memerlukan 2 unit Bgl II untuk memotong 2 ug DNA
mencukupi untuk memotong DNA. Reagen dan bahan akhir dalam campuran
reaksi adalah 0,5 ul Bgl II + 1,5 ul air, sehingga dicapai volume akhir 20 ul/Gb
(Sukandarrumidi, 2018).
Kebanyakan endonuklease restriksi bekerja paling baik pada 30oC, tetapi beberapa
memerlukan persyaratan yang berbeda. Sebagai contoh, TaqI harus dimurnikan
dari bakteri yang disebut Thermus Aquaticus yang biasanya hidup pada
temperatur yang sangat tinggi pada habitat seperti sumber air panas. Digesti
restriksi TaqI harus diinkubasi pada 65oC untuk memperoleh aktivitas enzim yang
dihasilkan akan dilakukan dalam eksperimen kloning, maka enzim harus dirusak
agar enzim ini tidak mendigesti DNA lain yang mungkin ditambahkan pada tahap
kebanyakan kasus, inkubasi pada 70oC dalam waktu yang pendek sudah memadai;
untuk yang lain digunakan ekstraksi fenol atau penambahan EDTA (yang
(Sukandarrumidi, 2018).
yang tergantung pada posisi urutan pengenal yang tepat pada molukel DNA mula-
mula. Jelas bahwa diperlukan cara untuk menentukan jumlah dan ukuran fragmen
jika digunakan endonuklease retriksi dalam kloning gena. Apakah molukel DNA
dipotong atau tidak dipotong sama sekali dapat ditentukan secara mudah dengan
mengamati viskositas larutan. Pada larutan yang lebih kental molekul DNA yang
lebih besar akan menyebabkan daripada molekul yang lebih kecil, sehingga
sukar. Pada kenyataannya selama bertahun tahun hal ini merupakan salah satu
aspek yang melelahkan dalam eksperimen yang melibatkan DNA. Akhirnya pada
tahun awal tahun 1970-an masalah ini dapat dipecahkan ketika dikembangkan
membawa muatan listrik (muatan listrik DNA adalah negatif). Akibatnya bila
molekul DNA ditempatkan pada medan listrik maka molekul DNA ini akan
migrasi menuju kutub positif. Kecepatan migrasi molekul bergantung pada dua
molekul DNA memiliki bentuk yang sama dan semua mempunyai muatan listrik
yang sangat mirip. Oleh karena itu, fragmen-fragmen dengan ukuran yang
2018).
pemisahan jika elektroforesis dikerjakan dalam suatu gel. Suatu gel yang biasanya
elektorde positif. Makin kecil molekul DNA makin cepat migrasinya melwati gel.
Oleh karena itu elektroforesis gel akan memisahkan molekul DNA sesuai dengan
dapat dipisahkan. Lempeng 0,3% agarose dengan tebal 0,5 cm yang memunyai
lubang relative besar digunakan untuk molekul dengan ukuran 5-60 kb, sehingga
Untuk memisahkan molekul yang jauh lebih kecil (1-300 pasangan basa)
digunakan gel poliakrilamid 40% yang sangat tipis (0,3 mm). Dengan gel ini
dapat dibedakan molekul-molekul dengan perbedaan panjang hanya 1 nukleotid
(Sukandarrumidi, 2018).