Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua mahluk hidup di ala mini membutuhkan air untuk hidup dan
mejalankan fungsinya. Manusia dapat bertahan hidup beberapa minggu
tanpa makanan, tetapi hanya dapat bertahan beberapa hari tanpa minuman.
Air di butuhkan sebagai media pada hamir seluruh proses metabolisme
daalam tubuh. Metaolisme akan berjalan baik bila tubuh cukup air.
Dalam tubuh manusia menggandung cairan rata rata sebanyak 60% dari
berat badannya. Biasanya orang yang banya melakukan aktivitas fisik
umum nya mengandung cairan tubuh lebih banyak di bandingkan orang
yang kurang aktivitas fisiknyaa. Hal ini karena orang yang aktif lebih
banyak mengeluarkan keringat sehingga mereka lebih banyak membutuh
kan cairan pengganti lebih sering sehingga meningkatkan kadar cairan
berlebih.
Maka dari itu, kita perlu menggantur keseimbangan cairan tubuh kita agar
tubuh kita dapat berfungsi optimal. Dan ini lah alas an yang membuat
kami memiih judul makalah “ Ganggun Sirkulasi Cairan Tubuh” agar
pembaca dapat mengetahui pentingnya cairan tubuh di dalam tubuh kita.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud gangguan sirkulasi cairan tubuh?
2. Apa yang di maksud edema ?
3. Bagaimana bias terjadi edema?
4. Apa saja jenis-jenis edema?
5. Apa yang di maksud dengan dehirdrasi?
6. Bagaimana bias bias terjadi dehirdrasi?
7. Apa jenis-jenis dehirdrasi?
8. Apa yang di maksud syok?
9. Bagaimana bisa terjadi syok?
10. Apa saja jenis-jenis syok?

1
11. Bagaimana cara kita agar terhidar dari gangguan sirkulasi cairan?

C. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini agar mahasiswa/I akademi keperawatan
hangtuah Jakarta mendapatan informasi dan wawasan tentang gangguan
sirkulasi cairan tubuh

D. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian gangguan sirkulasi cairan tubuh
2. Untuk mengetahui pengertian edema
3. Untuk mengetahui bagaimana bias terjadi edema
4. Untuk mengetahui jenis-jenis edema
5. Untuk mengetahui pengertian dehirdrasi
6. Untuk mengetahui bagaimana bias terjadi dehidrasi
7. Untuk mengetahui jenis-jenis dehidrasi
8. Untuk mengetahui pengertian syok
9. Untuk mengetahui bagaimana bisa terjadi syok
10. Untuk mengetahui jenis-jenis syok
11. Untuk mengetahui bagaimana cara kita agar terhindar dari gangguan
sirkulasi cairan

E. Metode Penulisan
Referensi makalah ini tersusun berdasarkan 2 sumber, yaitu buku dan
internet

F. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri atas 3 BAB, yaitu: BAB I Pendahuluan yang terdiri
dari latar belakang, tujuan penulisa, rumusan masalah, metode penulisan,
sistematika penulisan. BAB II pembahasan yang terdiri dari pengertian
gangguan sirkulasi cairan tubuh pengertian edema, mekanisme terjadinya
edema, jenis jenis edema, pengertian dehidrasi, mekanisme terjadinya

2
dehidrasi, pengertian shock, mekanisme terjadiya shock, jenis jenis shock,
dan cara terhindar dari gangguan sirkulasi cairan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gangguan Sirkulasi Tubuh menurut Ganong (2003)


Sistem sirkulasi adalah sistem transfer yang mengantarkan O2 dan
berbagai zat yang di adopsi dari traktor gesto intestinal menuju ke
jaringan, serta mengantarkan CO2 ke paru-paru dan hasil metabolisme lain
ke ginjal.
Ganguan sirkulasi tubuh adalah adanya ketidakmampuan transfer yang
mengantarkan O2 dan berbagai zat di aborsi.

B. Edema menurut Cobbans Tan kumar (1995)


Edema adalah penambahan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh
atau didalam berbagai rongga tubuh.
Edema disebut juga fungsi, asitos, penumbuhan cairan ini bergantung pada
lokasi dimana edema itu terjadi. Edema dapat terjadi secara 2,yaitu:
1. Edema lokal (edema fiting)
Terbatas pada organ atau pembuluh darah tertentu penyebabnya :
a. Selulitis (biasanya uni loteral)
b. Rafles wista baker (rasanya uni loteral)
c. Ekulasi suatu vena besar, contohnya :trombofekbilitis , DVT
(Deep verous trombosit/trombosis vena dalam), kompresi vena
abstrastik.
d. Infsustensi vena kronik pragmantasi, indurasi, peradangan,
lipdumates krosis
e. Lipornitosis
f. Rupilir gastoknevius pembengkalan dan memar di seluruh sendi
pergelangan kaki dan kaki
2. Edema islemik
Pembentukan terjadi pada seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh
penderita penyebab:
a. Gagal jantung

4
b. Hipoprotenia (sindrom refropik, sintesis hati, estersi disertai
pengeluaran prison ,kawasi kor
c. Hiprodisme
d. Hiperfisisme
e. Obat (visal korterois, obat airis, vasodilator)

Mekanisme
Edema akan terjadi apabila tekanan hidrostatik intra veskuler
meningkat, tekanan osmotik poloid plasma menurun, dan gangguan
aliran limfe ketiga keadaan tersebut merupakan penyebab primer
edema yang belum disebabkan oleh reaksi radang.
Meningkatnya tekanan hidrostatik cenderung memaksa cairan masuk
ke dalam ruang interstitial. Penyebab peningkatan tersebut diantaranya
adalah kegagalan jantung, penurunan perfusi ginjal, aliran darah yang
lambat misalnya karena ada sumbatan dan lain-lainnya.
Menurunnya tekanan osmotik poloid plasma disebabkan albumin
plasma. Penurunan kadar albumin plasma diakibatkan oleh kehilangan
albumin serum. Kondisi seperti ini misalnya dapat ditemukan pada
penyakit nefrotik sindrom, penyakit hati dan pankreas, serta
kekurangan prokinyang berat dan lain-lain.
Terjadinya abstruksi aliran limfe menyebabkan cairan jaringan akan
tertimbun, dinamain limfe demam penyebab terjadinya obstruksi aliran
limfe diantaranya dapat disebabkan oleh tindakan operasi (misalnya
masketomi dan radikal) tumor ganas yang menginfiltrasi kelenjar dan
saluran limfe, serta penyakit Filori asis.

C. Dehidrasi
Dehidrasi adalah kehilangan air dari tanah atau jaringan atau keadaaan
yang merupakan akibat kehilangan air abnormal (ramli dan ramoentjak) .
Menurut guaton (1995)dehidrasi adalah hilangnya cairan dari semua
pangkalan cairan tubuh dengan demikian, dapar disimpulkan dehidrasi
merupakan keadaan kehilangan cairan tubuh.

5
Dehidrasi dapat terjadi apabila seseorang mengalami hal hal sebagai
berikut:
a. Pengeluaran keringat berlebihan pada waktu olahraga atau berada
dalam lingkungan/ruangan dengan subu yang tinggi
b. Muntah muntah dan diare hebat
c. Luka bakar yang luas
d. Kurang makan dan minum
Terdapat banyak sebab kehilangan cairan tubuh dan kandungan elektrolit
diantaranya kehilangan melalui kulit seperti diaforesis, luka bakar
kehilangan cairan tubuh melalui saluran pencernaan muntah, diare, berasal
dari gastruk interstunal kehilangan cairan tubuh melalui saluran
pencernaan misalnya karena diuersis osmafy, diabetes inspidus
Long (1992) mengungkapkan bahwa ada 2 jenis dehidrasi yaitu:
1. Dehidrasi dimana kekurangan air lebih dominan disbanding
kekurangan elektrolit (dehidrasi isotonis). Pada dehidrasi jenis ini
terjadi pemekatan cairan ekstraseluler, sehingga terjadi perpindahan air
dari intrasel ke ekstrasel yang menyebabkan terjadi dehidrasi
intraseluler. Bila cairan intrasel berkurang lebih dari 20%, maka sel
akan mati. Dehidrasi jenis ini terjadi bila seseorang minum air laut
pada saat kehausan berat.
2. Dehidrasi dimana kekurangan elektrolit lebih dominan disbanding
kekurangan air (dehidrasi hipertonik). Pada dehidrasi jenis ini cairan
ekstraseluler bersifat hipnotis, sehingga terjadi perpindahan air dari
ekstrasel ke intrasel yang menyebabkan terjadi edema intrasel.
Dehidrasi jenis ini terjadi bila seseorang yang mengalami kekurangan
cairan hanya diatasi dengan minum air murni tanpa mengandung
elektrolit.
Dehidrasi sangat bahaya terhadap keselamatan hidup manusia. Tingkat
keparahan yang ditimbulkan akibat dehidrasi bergantung pada
seberapa besar derajat dehidrasi yang dialaminya. Perawat harus
mampu untuk mengidentifikasi tingkat dehidrasi yang terjadi pada
klien. Untuk mengetahuinya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan.

6
Pertama, tingkat keparahan dehidrasi dapat dihitung dari penurunan
berat badan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini
Penurunan Berat Badan Akut Keparahan Defisit Cairan Tubuh
2-5% Ringan
5-10% Sedang
10-15% Berat
15-20% Fatal

Kedua tingkat dehidrasi dapat dilihat dari tanda dan gejala yang ada pada klien.
Penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
Penilaian A B C
Lihat: keadaan Baik sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai, atau
umum tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan
kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum, tidak Haus, ingin minum Malas
haus banyak minum/tidak bisa
minum
Periksa: tugor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat
lambat
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi berat
ringan/sedang

D. Syok
1. Definisi Syok
Syok merupakan manifestasi perubahan hemodinamik (contoh
hipotensi, takikardia, rendahnya curah jantung dan oliguria)
disebabkan oleh deficit volume intravaskuler, gagal pompa miokardial
(syok kardiogenik) atau vasodilatasi periferal (septik, anafilaktik, atau
(syok neurogenic). (Elistam Michael, 2015)

7
2. Jenis Syok
a. Syok Hipovolemik
Hipovolemik berarti berkurangnya volume intravaskuler sehingga
syok hipovolemik berarti syok yang disebabkan oleh volume
intravaskuler. Di Indonesia syok pada anak sering disebabkan oleh
gastroententis dan dehidrasi, dan syok perdarahan paling jarang,
begitupun syok karena kehilangan plasma pada luka dan syok
karena translokasi cairan. Adapun penyebabnya adalah;
perdarahan, kehilangan plasma (misalnya pada luka bakar) dan
dehidrasi (misalnya karena puasa lama, diare, muntah, obstruksi
usus dan lain lain).
b. Syok Kardiogenik
Syok Kardiogenik disebabkan oleh kegagalan pompa jantung yang
mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti
sama sekali untuk memenuhi kebutuhan metabolism. Syok
kardiogenik ditandai dengan gangguan fungsi ventrikel, yang
mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan
pengantaran oksigen ke jaringan. Adapun penyebabnya; anemia,
bradikardi/takikardi, gangguan fungsi mikroad, infark miokard
akut dan penyakit jantung arteriosklerotik.

3. Patofisiologi syok
-Syok merupakan hasil dari kegagalan system sirkulatori untuk
mengantarkan oksigen yang cukup kejaringan tubuh secara normal
atau berkurangnya konsumsi oksigen mekanisme patofisiologi dari
jenis syok yang berbeda-beda hamper sama kecuali kejadian awalnya.
-Syok hipovolemik dikarakteristik oleh defisiensi volume intravaskuler
karena kurangnya eksternal atau distribusi internal dari air
extravaskuler. Syok tipe ini dapat diperburuk oleh hemorrhage, luka
bakar, trauma, operasi, intestinal dan dehidrasi dari hilangnya cairan,
pemberian yang berlebihan dari diuretic loop, dan diare serta mual

8
yang parah, hipovalemia relative terhadap syok hipovolemik dan
terjadi selama Vasodilatasinya Signifikan

4. Mekanisme Terjadinya Syok


a. Tahap Non Progresif
Mekanisme neurohormonal membantu mempertahankan curah
jantung dan tekanan darah. Meliputi refleks barosepter, pelepasan
katekolamin, aktifasi poros renninangiotensin, pelepasan hormonan
antidiuretik dan perangsangan simpatis umum. Efek akhirnya
adalah takikardi, vasokontriksi perifer dan pemeliharaan cairan
ginjal. Pembuluh darah jantung dan otak kurang sensitif terhadap
respon simpatis tersebut sehingga akan mempertahankan diameter
pembuluh darah, aliran darah dan pengiriman oksigen yang relatif
normal ke setiap organ vitalnya.
b. Tahap Progresif
Jika penyebab shock yang mendasar tidak diperbaiki, shock secara
tidak terduga akan berlanjut ke tahap progresif. Pada keadaan
kekurangan oksigen yang menetap, respirasi aerobik intrasel
digantikan oleh glikosis aerobik disertai dengan produksi asam
laktat yang berlebihan. Asidosis laktat metabolik yang
diakibatkannya menurunkan PH jaringan dan menumpukkan
respon vasomotor, arteriol berdilatasi dan darah mulai mengumpul
dalam mikrosirulasi. Pengumpulan perifer tersebut tidak hanya
akan memperburuk curah jantung, tetapi sel endotel juga beresiko
mengalami cedera anoksia yang selanjutnya disertai DIC. Dengan
hipoksia jaringan yang meluas, organ vital akan terserang dan
mulai mengalami kegagalan. Secara klinis penderita mengalami
kebingungan dan pengeluaran urin menurun.
c. Tahap Irreversible
Jika tidak dilakukan intervensi, proses tersebut akhirnya memasuki
tahap irreversible jejas sel yang meluas terjamin oleh adanya
kebocoran enzim lisosom,yang semakin memperberat keadaan

9
shock. Fungsi kontraksi miokard akan memperburuk yang
sebagiannya disebabkan oleh sintesis nitrit oksida. Pada tahap ini
klien mempunyai ginjal yang sama sekali tidak berfungsi akibat
nekrosis tubular akut dan meskipun dilakukan upaya yang hebat,
kemunduran klinis yang terus terjadi hampir secara pasti
menimbulkan kematian (Eliastam Michael, 2015)

E. Cara Mengatasi Gangguan Sirkulasi Cairan Tubuh


1. Dengan memperbanyak minum air putih
2. Apabila telah melewati fase berat maka klien harus segera mendaptkan
penanganan medis.
3. Beristirahat yang cukup
4. Jaga kondsi berat badan

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan sirkulasi tubuh adalah adanya ketidakmampuan system transfer
yang menghantarkan O2 dan berbagai zat diabsorbsi contoh dari gangguan
sirkulasi cairan, darah, dan elektrolit antara lain edema, dehidrasi, dan syok.
Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh .
Edema dapat terjadi secara 2 yaitu edema local dan secara iskemik . Edema
local terbatas pada organ atau pembuluh darah tertentu, sedangkan edema
iskemik adalah pembengkakan terjadi pada seluruh / sebagian besar tubuh
penderita .
Dehidrasi adalah kehilangan air dan tubuh ada jenis dehidrasi yaitu dehidrasi
dimana kekurangan air lebih dominan di banding kekurangan elektrolit dan
dehidrasi dimana kekurangan elektrolit lebih dominan dibanding kekurangan
air. Tingkat dehidrasi dapat dilihat dari mata, air mata ,mulut , rasa haus ,
dan tugor kulit .
Syok merupakan kondisi manifestasi perubahan hemodinamik terdapat 2
jenis syok yaitu syok hipovolemik dan syok kardiogenik . syok hipovolemik
berarti berkurangnya volume intravaskuler . syok kardiogenik disebabkan
kegagalan pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung berkurang atau
berhenti .
Cara agar terhindar dari gangguan sirkulasi cairan tubuh adalah dengan
memperbanyak minum air putih dan apabila telah melewati fase berat maka
klien harus di bawa rumah sakit

B. Saran
Setelah mengetahui gangguan sirkulasi cairan tubuh diharapkan para
pembaca dapat meningkatkan pengetahuan dengan membaca makalah ini.
Untuk makasiswa atau mahasiswi keperawatan diharapkan dapat
mengaplikasian dalam asuhan keperawatan pada ibu hamil. Kepada institusi
terima kasih telah menyediakan buku-buku tentang kebutuhan nutrisi pada

11
ibu hamil tetapi alangkah baiknya menambahkan buku-buku agar referensi
buku dari berbagai penulis.

12
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi (2008). Teknik Prosuderal Keperawatan: Konsep dan Aplikasi kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Eliastam, Michael, dkk (2015). Penuntut Kedaruratan Medis. Jakarta: EGC.

Sarpini, Rusbandi (2017). Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia untuk


Paramedis. Jakarta: In Media.

Thomas, James (2015). Pemeriksaan Fisik dan Keterampilan Praktis. Jakarta:


Buku Kedokteran EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai