Anda di halaman 1dari 4

NASKAH ROLE PLAY

“KENDALA DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK”

Dosen Pembimbing:
Dr. Dhiana S,M.Kep.Sp.Mat

Penyusun:
Kelompok 2 Tingkat II Reguler B
Retno Dwi Jayanti (P27820117042)
Ika Apriliya Damayanti (P27820117044)
Cintia Mutiara Nanda (P27820117045)

Ika Safitri Ramadhani (P27820117055)


Nur Aini Pangastuti (P27820117064)
Aisyah Dewi Fortuna (P27820117071)
Khofifah Quorro’atul A (P27820117073)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN SOETOMO

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


Pada suatu hari terjadi kecelakaan tunggal yang mengakibatkan seorang
remaja perempuan mengalami cidera dan kemudian dilarikan ke rumah sakit Mitra
Sehat oleh pengendara lain yang menolongnya. Kemudian Si Penolong mengurusi
registrasi korban dan menghubungi keluarga klien. Sementara di perawat sedang
menangani korban kecelakaan tersebut. Korban mengeluhkan sakit pada bagian kaki
dan pusing. Tidak lama kemudian Ibunya datang dengan keadaan yang panik.

Ibu : “Ya Allah Nak, kok bisa sampai kayak gini to? Apanya yang sakit
Nak?”

Pasien : “Kaki Bu sama pusing.”

Ibu : “Lah ini tadi kamu sudah diperiksa sama Dokter belum Nak?”

Pasien : “Sudah Bu.”

Ibu : “Terus apa kata Dokter?”

Pasein : “Nggak tau Bu.”

Ditengah perbincangan ini perawat datang ke ruangan pasien.

Perawat 1 : “Permisi Bu, saya izin menanyai Adeknya sebentar ya, Bu.”

Ibu : “Iya Sus, silahkan.”

Perawat 1 : “Bagaimana Dek ada yang dikeluhkan lagi?”

Pasien : “Dada saya terasa sesak Sus.”

Perawat 1 : “Tenang ya Dek, yang rileks. Pernpasannya diatur biar nggak sesak.”

Pasien : “Iya Sus.”

Ibu : “Loh Nak dadamu sesak juga to?” (Sang Ibu kaget)

Pasien : (Menganggukka kepala)

Ibu : “Ini kenapa ya Sus, kok dada anak saya sesak? Padahal kan anak saya
tidak punya riwayat sakit asma.”
Perawat 1 : “Ibu sesak nafas tidak harus selalu dikarenakan karena penyakit asma
Bu, ini bisa terjadi pada anak ibu karena klien mengalami syok waktu
kecelakaan, sehingga dadanya terasa sesak.”

Ibu : “Oh begitu.”

Perawat 1 : “Iya Bu. Mari Bu, saya permisi dulu.”

Ibu : “Iya Sus.”

Perawat kembali ke ruangan perawat dan Ibu pasien tetap menunggu pasien di
samping tempat tidur pasien. Setelah beberapa menit kemudian, seorang perawat
datang kembali meminta Ibu untuk menemui dokter. Dokter menginformasikan
bahwa anaknya harus dilakukan rontagen dan CT Scan. Mendengar hal tersebut Ibu
menuju musholah untuk berdoa meminta petunjuk kepada Allah. Alhamdulillah
setelah berdoa Ibu sudah yakin dengan keputusannya yaitu setuju apabila anaknya
dilakukan rontagen dan CT Scan. Ibu juga sudah menandatangani surat persetujuan
tindakan.

Kemudian Ibu kembali ke kamar pasien, setelah beberapa saat datanglah


seorang perawat.

Perawat 2 : “Permisi Bu, Dek ini mau dilakukan rontagen, ini adek mau saya
antarkan ke ruang radiologi. Sebelumnya perhiasannya dan jamnya
dilepas dulu ya, biar dibawa Ibunya dulu.”

Pasien : (Menganggukan kepala)

Perawat 2 : “Mari Dek saya antarkan.”

Pasien : “Saya maunya diantar Mbak perawat yang baik hati dan mirip Ibu saya
tadi saja Sus.”

Perawat 2 : “Perawat yang tadi sudah pulang Dek, biar saya antar saja ya Dek,
Ibunya juga ikut mengantar kok Dek.”

Pasien : “Tidak mau Sus, pokoknya saya maunya sama Suster yang tadi.”
Perawat 2 : “Nanti kalau tidak segera di rontgen Adek nggak bisa segera sembuh
dan tidak bisa segera kembali pulang ke rumah.”
Pasien : (Diam sejenak) “Iya sudah Sus, ayo kita ke ruang rontgen.”

Dan akhirnya Andriana pun dibawa ke ruang radiologi untuk dilakukan


rontgen. Dari hasil rontgen diketahui bahwa pasien mengalami patah tulang. Dan
harus di rawat inap untuk segera dilakukan operasi.

Anda mungkin juga menyukai