Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI KULIAH

PENGAUDITAN II

BAB 20

Oleh:

KELOMPOK 9

IDA BAGUS PUTU JULIO SWASTIKA (1607532005)

I GUSTI NGURAH AGUNG GDE ADHI RADITYA (1607532002)

A.A NGURAH AGUNG INDRA BHAGASKARA (1607532114)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
Pengauditan Kas dan Instrumen Keuangan
Kas merupakan satu-satunya akun yang tidak dimasukkan dalam setiap siklus kecuali
persediaan dan pergudangan. Kas merupakan hal yang penting bagi auditor terutama karena
besarnya potensi kecurangan, atau karena kemungkinan terjadinya kesalahan yang tidak
disengaja.
A. AKUN-AKUN KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN
Terdapat beberapa jenis akun kas yang umumnya digunakan oleh sebagian perusahaan besar.
Auditor akan mengetahui lebih banyak jenis saldo kass setelah memahami bisnis klien. Berikut
jenis akun kas yang utama:
Akun Kas Umum
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh
penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini. Misalnya, pengeluaran dalam
siklus akusisi dan pembayaran biasanya dibayar melalui akun kas umum, dan penerimaan kas
dalam siklus penjualan dan penagihan juga disetorkan ke dalam akun tersebut.
Akun Impres
Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Misalnya, membuat akun
penggajian impres terpisah untuk meningkatkan pengendalian internal pembayaran gaji. Saldo
tetap, misalkan Rp. 5.000.000,- dibuat dalam akun bank penggajian. Segera sebelum setiap
periode pembayaran, suatu cek atas transfer elektronik ditarik pada akun kas umum untuk
menyetorkan total jumlah penggajian bersih ke akun penggajian. Setelah cek untuk gaji
dilakukan pada akun penggajian impres, akun bank seharusnya memiliki saldo Rp. 5.000.000,-.
Satu-satunya setoran ke dalam akun adalah untuk penggajian mingguan dan semi bulanan dan
satu-satunya pengeluaran adalah pembayaran cek kepada karyawan.
Akun Bank Cabang
Akun bank cabang berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam komunitas lokal dan
memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat cabang. Dalam beberapa perusahaan,
penyetoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dibuat dalam akun yang berbeda, dan kelebihan
kas secara periodik dikirimkan ke akun bank umum pada kantor pusat. Akun cabang dalam ini
seperti akun umum, tetapi pada tingkat cabang.
Dana Kas Kecil Impres
Dana kas kecil impres bukan merupakan akun bank, tetapi hampir sama dengan kas pada
bank. Kun kas kecil biasanya merupakan akun kas yang simpel untuk keperluan biaya yang
mendadak. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang lebih mudah
dibayarkan jika menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek atau untuk memudahkan
karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi.
Setara Kas
Perusahaan ini biasanya menginvestasikan kelebihan akumulasi kas dalam bagian tertentu
dalam suatu siklus, dimana kas tersebut akan diperlukan dalam waktu dekat dan bisa disebut
setara kas yang sangat likuid. Setara kas meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan
dana pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan dalam laporan keuangan sebagai
keuangan dari akun kas jika merupakan investasi jangka pendek yang siap dikonversikan
menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak dapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai
dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga
dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan merupakan setara kas.

B. KAS DI BANK DAN SIKLUS-SIKLUS TRANSAKSI


Jumlah kas yang mengalir masuk ke dalam dan keluar dari akun kas sering kali lebih besar
dari pada jumlah kas yang mengalir untuk aku lainnya. Kas lebih rentan digelapkan dari pada
akun aset lainnya, karena sebagian besar aktiva lainnya itu harus dikonversikan menjadi kas agar
dapat digunakan. Auditor harus membedakan antara memverifikasi rekonsiliasi saldo pada
laporan bank dan saldo di buku besar umu, serta memverifikasi kas yang tercatat merefleksikan
dengan benar semua transaksi yang terjadi selama tahun tersebut. Salah saji berikut
menghasilkan kesalahan dalam pembayaran atau penerimaan kas, tetapi tidak satupun dapat
ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank:
 Kegagalan menagih pelanggan
 Penggelapan kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya dicatat, dengan
akun dianggap sebagai piutang tak tertagih
 Kesalahan pembayaran faktur vendor
 Pembayaran tidak semestinya atas biaya pribadi pejabat
 Pembayaran atas bahan baku yang tidak diterima
 Pembayaran atas karyawan lebih besar dari jam kerja aktual
 Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan tingkat bunga
sebenarnya
Seluruh jenis salah saji yang berbeda tersebut biasanya umunya sebagai bagian dari pengujian
atas rekonsiliasi bank:
 Kegagalan memasukkan cek yang belum di kliring oleh bank pada daftar cek yang beredar,
walaupun telah dicatat pada jurnal pengeluaran kas
 Kas yang diterima dari klien setelah tanggal neraca, tetapi dicatat dalam penerimaan kas pada
tahun berjalan
 Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank dibulan yang
sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan.
 Pembayaran atas wesel bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak dimasukkan
dalam catatan klien.

C. PENGAUDITAN AKUN KAS UMUM


Dalam mengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus mengakumulasikan
bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas, seperti yang tercantum dalam
neraca, telah dinyatakan dan diungkapkan secara layak sesuai dengan lima dari delapan tujuan
audit terkait saldo yang digunakan untuk seluruh pengujian perincian saldo (eksistensi,
kelengkapan, akurasi, pisah batas, dan detail tie-in). Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam
neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun
sama dengan saldo akun neraca lainya.
Tahap I: Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi kas
Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas yang tidak tepat atau
penanganan dana yang dilakukan oleh pihak lain. Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari
Ekuivalen kas dan jenis investasi lainya. Auditor harus memahami risiko yang dari kebijakan dan
strategi investasi klien, serta pengendalian manajemen yang mengurangi risiko tersebut.
Tahap I: Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren
Saldo kas bersifat tidak material pada sebagian besar audit, tetapi transaksi kas yang
mempengaruhi saldo itu hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi
salah saji material dalam kas. Karena kas lebih rentan terhadap pencurian dibandingkan aset
lainya, terdapat risiko inheren yang tinggi untuk tujuan eksistensi, kelengkapan dan keakuratan.
Tujuan tersebut biasanya akan berfokus pada audit saldo kas.
Tahap I: Menilai Risiko Pengendalian
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:

1. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan kas.


2. Rekonsiliasi bank independen
Pengendalian yang mempengaruhi pencatatan transaksi kas, penting dalam penelitian dan
pengendalian untuk kas. Dalam siklus akuisisi dan pembayaran, pengendalian utama meliputi
pengendalian pemisahan tugas yang memadai antar fungsi hingga pasa verifikasi internal yang
memadai. Jika pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang berhubungan kas beroperasi
efektif, risiko pengendalian akan menurun sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank
akhir tahun.
Pengendalian rekonsiliasi bank dapat ditingkatkan dengan cara review rekonsiliasi bank
bulanan oleh karyawan yang kompeten segera setelah rekonsiliasi selesai.
Tahap II: Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif
Atas Transaksi
Saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan pergudangan, sehingga
terdapat banyak sekali jumlah transaksi akun memengaruhi kas, dan transaksi kas akan diaudit
sepanjang pengujian siklus transaksi tersebut.
Tahap III: Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis
Dalam banyak audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara ekstensif. Karena itu
penggunaan prosedur analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting
dibandingkan untuk sebagian besar audit lainya. Auditor biasanya juga membandingkan saldo
akhir kas dengan saldo bulan sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan
mengungkapkan salah saji dalam kas.
Tahap III: Merancang Pengujian Perincian Saldo Kas
Langkah awal dari verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah mendapatkan rekonsiliasi
bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor. Tujuan yang paling penting
dalam audit kas pada pengujian atas rincian saldo adalah eksistensi, kelengkapan, dan
keakuratan, sehingga tujuan tersebut mendapat perhatian paling besar. Auditor juga melakukan
pengujian yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan. Prosedur
audit aktual bergantung pada materialitas dan risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor
pada audit di bagian lainya. Berikut tiga prosedur yang layak dibahas lebih lanjut karena arti
penting dan kompleksitasnya: penerimaan konfirmasi bank, penerimaan laporan pisah batas bank
dan pengujian rekonsiliasi bank.

1. Permintaan atas Konfirmasi Bank


Meskipun tidak disyaratkan oleh standar audit, auditor biasanya meminta konfirmasi dari
setiap bank atau institusi keuangan lainnya yang berbisnis dengan klien, kecuali jika terdapat
sejumlah besar akun yang tidak aktif. Pentingnya konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar
verifikasi saldo kas aktual. Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari pencatatan atas saldo
bank atau pinjaman selain yang dimasukkan dalam formulir dari klien kantor akuntan publik.
Dampak dari tanggung jawab yang terbatas ini mensyaratkan auditor agar memenuhi tujuan
kelengkapan atas saldo dan utang bank yang tidak tercatat dengan cara lain.
2. Permintaan atas Laporan Bank Pisah Batas
Tujuan dari laporan bank atas pisah batas adalah untuk memberikan verifikasi bagian yang
direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank klien di akhir tahun dengan bukti yang tidak dapat diakses
ke klien. Untuk memenuhi tujuan ini, auditor meminta klien agar bank mengirimkan laporan
langsung kepada auditor dalam waktu 7 samoai 10 hari setelah tanggal neraca. Auditor
melakukan verifikasi berikut ini dalam bulan setelah tanggal neraca:
  Memfooting daftar semua cek yang dibatalkan.
  Memverifikasi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total footing digunakan.
 Mereview item yang dibatalkan dala footing untuk memastikan bahwa hal yang sudah
dibatalkan oleh bank pada periode yang tepat dan tidak memasukkan penghapusan atau
perubahan
3. Pengujian Rekonsiliasi Bank
Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah pihak klien sudah menyiapkan
rekonsiliasi dengan cermat dan melakukan verifikasi apakah saldo bank yang dicatat klien sama
jumlahnya dengan kas di bank, kecuali bila ada setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis
rekonsiliasi lainnya. Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam
laporan bank atas pisah batas untuk melakukan verifikasi kewajaran rekonsiliasi. Verifikasi
auditor dalam rekonsiliasi meliputi beberapa prosedur:
 Melakukan verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara matematis.
 Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan pisah batas ke saldo per bank
pada rekonsiliasi bank utnuk memastikan jumlahnya sama.
 Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukkan ke laporan bank atas
pisah batas ke daftar cek beredar pada rekonsiliasi bank dan juga jurnal pengeluaran kas dalam
periode neraca atau periode sebelumnya.
 Menyelidiki seluruh cek yang jumlahnya signifikan termasuk dalam daftar cek beredar yang
belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas.
 Menelusuri setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas bank.
 Memperhitungkan item yang direkonsiliasi lainnya pada laporan bank dan rekonsiliasi bank.

D. PROSEDUR-PROSEDUR BERORIENTASI KECURANGAN (Mengakui kapan


memperluas pengujian audit atas akun kas umum untuk menguji lebih anjut kecurangan
yang material)
Auditor harus memperluas prosedur dalam audit akhir tahun untuk menentukan kemungkinan
adanya kecurangan yang material apabila pengendalian internal tidak memadai. Dalam
merancang prosedur audit untuk mengungkap kecurangan auditor harus mempertimbangkan
secara teliti sifat kelemahan pengendalian internal, jenis kecurangan yang mungkin terjadi,
materialitas kecurangan yang potensial dan prosedur audit yang efektif untuk mengungkapnya.
Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam penerimaan ks masuk antara lain:
konfirmasi piutang dagang, pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi lapping, mereview ayat
jurnal buku besar umum akun kas untuk pos yang tidak biasa, memebandingkan pesanan,
penjualan dan penerimaan kas, memerika persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang
tidak tertagih dan retur. Sedangkan untuk mengungkapkan kecurangan yang berhubungan secara
langsung dengan saldo kas akhir tahun terdapat 3 prosedur yang mungkin dilakukan yaitu:
1. Memperluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank
Jika auditor yakin rekonsiliasi bank disalah saji dengan sengaja, maka perlu dilakukan
perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur yang dilakukan auditor :
Memulai rekonsiliasi bank dan membandingkan semua item dengan cek yang dibatalkan dan
dokumen lainnya.
Membandingkan semua cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank tertanggal
dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas.
Menelusuri seluruh item yang belum dikliring dan jurnal penerimaan dan pengeluaran kas ke
rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua sudah dimasukkan.
Memverifikasi bahwa seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank dari jurnal untuk
rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke bank.
2. Pembuktian Kas
Auditor menggunakan pembuktian kas jika pengendalian internal terhadap kas lemah untuk
menentkan: semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan, seluruh setoran ke bank dicatat
dalam pencatatan akuntansi, seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank, seluruh jumlah yang
dibayarkan oleh bank sudah dicatat. Bukti kas memasukkan empat tugas rekonsiliasi yaitu:
Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode bukti kas.
Merekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat dalam
jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
Merekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas untuk periode
tertentu.
Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode pembuktian kas.
Ketika mengumpulkan pembuktian kas, auditor mengkombinasikan pengujian susbtantif atas
transaksi dan pengujian perincian saldo. Pembuktian kas merupakan metode yang sangat baik
dalam membandingkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan
rekonsiliasi bank.
3. Pengujian Transfer Antarbank
Pengujian transfer bank penting untuk menguji kiting dan kesalahan tidak sengaja dalam
mencatat transfer antarbank. Terdapat beberapa yang sebainya diaudit dalam skedul transfer
antara bank, yaitu:
 Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi
 Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank yang mengirimkan.
 Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan di tahun
fiskal yang sama.
 Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkandengan benar
dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar.
 Penerimaan dalam skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar
dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan.

Walaupun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya terkait kecurangan, tindakan ini juga
bisa dilakukan banyak transfer antarbank tanpa memerhatikan pengendalian internal. Bila ada
kemungkinan kiting, maka dapat mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang.

E. PENGAUDITAN AKUN-AKUN INSTRUMEN KEUANGAN

Dalam pengujian saldo-saldo instrument keuangan akhir tahun, auditor harus


mengumpulkan bukti yang cukup dan akurat untuk mengevaluasi apakah akun-akun instrument
keuangan, sebagaimana Nampak dalam neraca telah disajikan dengan wajar dan diungkapkan
dengan tepat, sesuai degan delapan tujuan audit saldo yang digunakan untuk pengujian rinci
saldo(keberadaan, kelengkapan, keakuratan, penggolongan,pisah-batas,kecocokan saldo, nilai
bersih bisa terealisasi , dan hak).

Tahap I: Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Terhadap Instrumen Keuangan

Risiko bisnis yang berpengaruh terhadap instrument keuangan berbeda-beda


ttterganntung pada signifikansi dan keagresifan suatu perusahaan dalam aktivitas investasi.
Risiko akan tinggi untuk perusahaan yang melakukan investasi dalam sekuritas atau instrument
keuangan derivatif yang kurang likuid, dan apabila investasi mencermikan proporsi yang besar
terhadap total aset. Perusahaan-perusahaan jasa keuangan memiliki risiko tinggi karena tingginya
volume aktivitas dan jenis instrument yang diperdagangkan, sebagai contoh, banyak perusahaan
menderita kerugian cukup besar sebagai akibat dari aktivitas investasi dan sado kas yang tidak
tepat. Auditor harus mendapatkan pemahaman mengenai risiko dari kebijakan dan strategi
investasi klien, dan bagaimana manajemen mengatasi hal tersebut.

Tahap II : Menetapkan Materialitas Kinerja dan Menilai Risiko Inheren

Saldo akun-akun instrument keuangan bisa material tergantung kepada tipe dan frekuensi
aktivitas investasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko inheren instrument keuangan
meliputi : tujuan manajemen berkaitan dengan aktivitas investasi (misalnya : untuk
meminimumkan risiko), kompleksitas sekuritas atau derivatif, pengalaman perusahaan di masa
lalu dengan investasi tertentu, dan apakah faktor eksternal seperti misalnya risiko kredit atau
risiko tingkat bunga berdampak terhadap asersi-asersi yang relevan. Banyak dari risiko tersebut
berkaitan dengan tujuan keakuratan, penggolongan, dan nilai bisa direalisasi. Faktor lain yang
menambah risiko inheren untuk instrument keuangan adalah kompleksitas standar akuntansi
yang relevan. Sebagaian besar instrument keuangan diniliai berdasarkan taksiran nilai wajar (fair
value estimates). Standar akuntansi membedakan estimasi nilai wajar level satu (bisa
diobservasi, misalnya “quoted”, harga di pasar aktif untuk aset dan utang), dan estimasi level dua
atau level tiga. Estimasi level dua menggunakan input yang bisa diobservasi (langsung atau tidak
langsung) yang bukan quoted price, seperti misalnya harga untuk aset atau utang yang serupa,
sedangkan estimasi level tiga menggunakan input yang tidak bisa diobservasi seperti misalnya
pricing model atau aliran kas didiskonto (discounted cash flow). Estimasi-estimasi tersebut
membutuhkan pertimbangan manajemen yang signifikan dan auditor juga perlu
mempertimbangkan insentif manajemen untuk menggolongkan investasi apakah sebagai level
dua atau level tiga. Semua risiko tersebut dikombinasikan dengan volatilitas pasar terakhir dan
potensi pasar menjadi tidak likuid, menghasilkan potensi signifikan untuk terjadinya kesalahan
penggolongan saldo-saldo instrument keuangan.

Tahap II : Menilai Risiko Pengendalian

Auditor harus mendapatkan pemahaman mengenai perancangan dan efektivitas


pengoperasian pengendalian internal yang berkaitan dengan inisiasi, otorisasi, pengolahan,
pengukuran nilai wajar, dan pengungkapan aktivitas investasi. Di atas segalanya, yang terpenting
adalah bahwa manajemen memiliki: (1) strategi investasi dan pemahaman tentang tingkat
berbagai risiko; (2) prosedur yang diterapkan untuk menggolongkan instrument keuangan
sebagai untuk diperdagangkan (trading), tersedia untuk dijual, atau disimpan hingga jatuh tempo;
(3) prosedur-prosedur yang diterapkan untuk menginisiasi, mencatat transaksi, dan (4)
pengendalian internal yang kuat dalam mengestimasi nilai pasar, seperti misalnya personil yang
memiliki keahlian dan pengalaman dalam menilai estimasi level dua dan level tiga.

Tahap II : Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian


Substantif Transaksi
Berbeda dengan akun-akun yang lain di mana auditor dapat memilih untuk melakukan
pengujian substantif yang lebih luas dan mengurangi pengandalan atas pengendalian , penilaian
pengendalian internal atas instrument keuangan diperlukan untuk mengurangi risiko audit ke
tingkat yang dapat diterima, terutama untuk tujuan audit transaksi. Pengujian transaksi yang
dilakukan berkaitan dengan instrument keuangan meliputi pembelian dan penjualan sekuritas dan
derivatif atau transaksi hedging, laba-rugi yang berkaitan, dan pendapatan bunga dan dividen.

Tahap II: Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis

Prosedur analitis biasanya tidak begitu penting dalam menilai saldo akhir tahun
instrument keuangan karena saldo-saldo tersebut bisa berfluktuasi dari tahun ke tahun, dan tidak
selalu berkaitan dengan akun yang lain. Namun demikian, prosedur analitis bisa digunakan untuk
menguji kewajaran pendapatan bunga dan dividen. Auditor juga bisa membandingkan presentase
relatif investasi pada ketiga kategori nilai wajar (level satu, dua, atau tiga) dari tahun ke tahun
untuk menilai perubahan dalam srategi investasi atau risiko portfolio.

Tahap III: Merancang Pengujian Rinci Saldo Instrumen Keuangan

Titik tolak pengujian saldo akhir akun-akun instrument keuangan adalah mendapatkan
suatu daftar (skedul) aktivitas investasi selama tahun yang diperiksa. Daftar aktivitas investasi
meliputi saldo awal, pembelian dan penjualan instrument keuangan termasuk laba atau rugi, dan
saldo akhir yang dicatat pada nilai wajar pasar atau nilai lain sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku. Daftar tersebut juga berisi pendapatan dividend dan pendapatan bunga.
Tujuan audit saldo dan pengujian rinci saldo atas instrument keuangan yang lazim dilakukan
auditor dapat dilihat pada Tabel 20. Tujuan terpenting adalah keberadaan, keakuratan, nilai bisa
direalisasi untuk investasi dalam sekuritas, sedangkan kelengkapan juga penting untuk keuangan
derivatif. Tujuan penyajian dan pengungkapan juga sangat penting karena banyaknya
persyaratan dan pengungkapan berkaitan dengan estimasi nilai wajar.

DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Al. Haryono. 2014.Auditing Edisi II. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN

Anda mungkin juga menyukai