Anda di halaman 1dari 20

RSNI

Rancangan Standar Nasional Indonesia


 

KONTROL KUALITAS
PETA RENCANA DETIL TATA RUANG

 
 

                                    Badan Standardisasi Nasional 
DaftarIsi

Daftar isi ..................................................................................................................... i


Prakata ....................................................................................................................... ii
1 Ruang lingkup ....................................................................................................... 1
2 Acuan normatif ...................................................................................................... 1
3 Istilaah dan definisi ................................................................................................ 1
4 Persyaratan ........................................................................................................... 3
5 Ketelitian ............................................................................................................... 3
6 Verifikasi status Perda RTRW dan RDTR ............................................................ 5
7 Pemeriksaan manajemen data RTRW dan RDTR ............................................... 6
8 Pemeriksaan sumber data peta RDTR ................................................................. 7
9 Pemeriksaan peta dasar ....................................................................................... 9
10 Pemeriksaan peta tematik ...................................................................................11
11 Pemeriksaan peta rencana ..................................................................................
13
Lampiran A (Informatif) .............................................................................................. 17
Bibliografi ................................................................................................................... 18


 
Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) xxx, Kontrol Kualitas Peta Rencana Detil Tata
Ruang ini dibuat untuk mengakomodasi persyaratan teknis peta RDTR Kabupaten
atau Kota sesuai dengan pedoman penulisan SNI yang berlaku.

Standar ini disusun berdasarkan Pedoman Standarisasi Nasional Nomor 8 tahun


2007 tentang Penulisan Standar Nasional Indonesia.

Jika ditemukan adanya hak paten, hak cipta, atau hak intelektual lainnya di dalam
standar ini, maka hak-hak tersebut adalah hak setiap pemegang hak intelektual yang
bersangkutan. Panitia Teknis Bidang Pemetaan Tata Ruang (PT 01-01)
menghormati dan menjunjung tinggi hak-hak intelektual perseorangan atau suatu
badan hukum. Identifikasi atau tuntutan atas kemungkinan adanya pelanggaran hak-
hak intelektual dalam standar ini adalah bukan tanggung jawab PT 07-01.

ii 
 
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 
Kontrol Kualitas Peta Rencana Detil Tata Ruang

1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan ketelitian minimal yang disyaratkan dalam penyusunan peta RDTR
pada skala 1 : 5000 baik itu ketelitian geometris maupun ketelitian muatan tata ruang yang
disusun oleh Kabupaten/Kota, yang mencakup : verifikasi status Perda RTRW dan RDTR,
ketelitian sumber data peta, ketelitian peta dasar, ketelitian peta tematik, dan ketelitian peta
rencana.

2 Acuan normatif

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2013, Ketelitian peta rencana tata ruang

Peraturan menteri pekerjaan umum Nomor : 20/PRT/M/2011, Pedoman penyusunan


rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota

Peraturan Kepala BIG Nomor : 15 tahun 2013, Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013

RSNI Ketelitian Peta

Spesifikasi Teknis Pemetaan Rupabumi Skala Besar

RSNI Basis Data Spasial Rencana Tata Ruang

3 Istilah dan definisi

3.1
akurasi
ukuran kedekatan suatu informasi yang dipetakan dengan nilai sesungguhnya.

3.2
data spasial
data hasil pengukuran, pencatatan, dan pencitraan terhadap suatu unsur keruangan yang
berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi dengan posisi keberadaannya
mengacu pada sistem koordinat nasional.

3.3
Instansi berwenang
instansi yang diberi tugas di bidang survei dan pemetaan.

3.4
ketelitian peta
ketepatan, kerincian dan kelengkapan data dan atau informasi georeferensi dan tematik,


RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 
sehingga merupakan penggabungan dari sistem referensi geometri, skala, akurasi, atau
kerincian basis data, format penyimpanan secara digital termasuk kode unsur, penyajian
kartografis mencakup simbol, warna, arsiran dan notasi, dan kelengkapan muatan peta.

3.5
kelengkapan muatan peta
tingkat kedetilan unsur yang dipetakan yang disesuaikan dengan ketelitian geometri atau
skala.

3.6
penyajian kartografis
cara mem-visualisasi data dan informasi spasial pada media cetak maupun dalam media
elektronik berikut penjelasan tentang legenda dan riwayat peta, sehingga dapat dibaca
dengan jelas, tanpa memberikan arti ganda.

3.7
peta
suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas
maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan
skala tertentu.

3.8
peta dasar
peta yang menyediakan unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas
maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan
skala tertentu.

3.9
peta tematik
peta yang menggambarkan satu atau lebih tema tertentu yang dibuat mengacu pada peta
dasar.

3.10
sistem referensi geometri
suatu sistem pemetaan tertentu yang dimaksudkan agar berbagai macam peta masukan
dan peta luaran dapat diintegrasikan atau dipadukan satu sama lain.

3.11
skala
perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi.

3.12
wilayah
ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya, yang
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan pada aspek administratif dan atau fungsional.

RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 
4 Persyaratan

4.1
sistem koordinat
datum horisontal yang digunakan adalah Mengacu pada Datum Horisontal Nasional yang
tercantum pada Perka BIG No 13 Tahun 2013, adapun sistem koordinat yang digunakan
yaitu :
1. Sistem Koordinat Universal Transverse Mercator (UTM)
2. Sistem koordinat Geografis

4.2
format data spasial
data spasial disajikan dalam format cetak dan disimpan dalam format digital. Penyimpanan
data spasial dalam format digital dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut :

1. Raster
 Data citra satelit dan DEM dalam format *tiff
 Album peta dalam format *jpg
2. Vektor
 Peta dasar, peta tematik dan peta rencana dalam format *shp

5 ketelitian

5.1
ketelitian horisontal
Ketelitian horisontal peta skala 1:5.000 adalah maksimal 2,5 meter.

Ketelitian horisontal dapat dicapai dengan nilai RMS titik kontrol tanah (GCP) pada proses
orthorektifikasi ≤ 1 (satu) pixel dan dapat dibuktikan dengan melihat pergeseran objek pada
peta dasar terhadap independent control point (ICP).

5.2
ketelitian vertikal
Ketelitian vertikal peta dasar skala 1:5.000 adalah 1.25 meter atau sesuai dengan resolusi
spasial dan akurasi DEM yang digunakan.

5.3
ketelitian muatan ruang
a. Mengacu pada Permen PU No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR
dan Peraturan Zonasi.
b. Ketelitian Muatan Ruang yang disyaratkan dalam penyusunan peta RDTR adalah
kesesuaian antara substansi perencanaan RDTR dengan penggambarannya pada peta.
c. Kesesuaian tersebut antara lain untuk:
1. BWP

RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 
2. rencana pola ruang (zoning map)
3. rencana jaringan prasarana
4. Sub BWP yang diprioritaskan

5.4
uji akurasi
a. Untuk mengetahui apakah peta RDTR sudah memenuhi ketelitian geometris dan
ketelitian muatan ruang maka perlu dilakukan uji akurasi. Uji akurasi horisontal dan
vertikal pada peta dilakukan dengan mengacu pada Peraturan tentang ketelitian peta
dasar.

b. Untuk dapat mengetahui besarnya ketelitian horisontal, maka diperlukan data berikut ini :
 Foto udara, citra satelit atau peta dasar skala 1:5.000 yang telah ter-georeferensi
dalam bentuk format digital
 Koordinat Independent control point (ICP) yang diamati menggunakan GPS Tipe
Geodetic dimana horizontal akurasi pengamatan per titiknya ≤ 1/3 kali piksel citra
yang digunakan, data ini dalam format digital
 Minimal jumlah independent control point (ICP) adalah 20 titik atau mengikuti luas,
karakteristik BWP, dan bentuk citra satelit yang digunakan.

c. Untuk mengetahui ketelitian vertikal, diperlukan data berikut :


 Data DEM dalam format digital
 Data DEM dalam satu folder aslinya yang belum mengalami modifikasi atau data asli.

Contoh folder DEM TerraSar

Contoh folder DEM Ifsar


RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 
d. Adapun untuk ketelitian muatan ruang akan dinilai telah memenuhi syarat apabila sudah
tidak ada selisih antara substansi perencanaan RDTR dengan penggambaran pada peta.

6 Verifikasi status Perda RTRW dan RDTR

Verifikasi status Perda RTRW dan RDTR dilakukan untuk: memriksa status tahapan
penyusunan Perda RTRW dan RDTR; sinkronisasi antara Perda RTRW dan Perda RDTR;
mengecek dasar penyusunan BWP yang dibuat rencana detailnya. Persyaratan yang
ditetapkan dalam proses verifikasi yaitu :

1. Informasi umum terkait Perda RTRW


Sudah Perda Belum Perda
Nomor Perda & Tahun Terbit Status Penyusunan
(sejauh mana RTRW telah disusun)

2. Informasi teknis Perda RTRW


Sudah Perda Belum Perda
Surat Rekomendasi Lampiran Peta Berita Acara Asistensi / Konsultasi Peta
RTRW dari BIG RTRW dari BIG
Perda RTRW dan data peta final Perda RTRW dan data peta terbaru
diserahkan kepada BIG diserahkan kepada BIG
Informasi jumlah BWP yang akan dibuat Informasi awal jumlah BWP yang akan
RDTR dibuat RDTR

7 Pemeriksaan manajemen data RTRW dan RDTR

Pemeriksaan manajemen data RTRW dan RDTR dilakukan untuk menyeragamkan format,
tata letak, dan isi dari file dan folder peta-peta RDTR, manajemen data RTRW dan RDTR.
Contoh folder :

 Manajemen Data RTRW


RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 

 Manajemen Data RDTR


RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 
8 Pemeriksaan sumber data peta RDTR

Pemeriksaan sumber data peta RDTR terdiri dari:

8.1
sumber data spasial utama
Sumber data spasial utama adalah berupa foto udara, citra satelit resolusi tinggi dan data
DEM yang digunakan dalam pembuatan peta dasar.
Kelengkapan yang diperiksa dalam kelengkapan data dasar yaitu :
 File foto udara, citra satelit resolusi tinggi belum melalui proses orthorektifikasi dalam
format digital
 Data digital elevatin model (DEM) untuk proses orthorektifikasi.
 Laporan survey titik kontrol tanah (GCP) hasil pengukuran dengan GPS tipe Geodetic
 Laporan pekerjaan foto udara atau laporan orthorektifikasi terhadap citra satelit, berisi
gambar/ print screen langkah-langkah proses orthorektifikasi dari awal (pembuatan
project dan pemilihan metode) hingga akhir pekerjaan orthorektifikasi tersebut
 Formulir lapangan pengukuran titik kontrol tanah (GCP) yang memuat deskripsi GCP,
sketsa posisi, foto tampak jauh dan dekat, serta foto 4 (empat) arah mata angin GCP.


RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 
Contoh Formulir Lapangan yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial


RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 

8.2
sumber data spasial pendukung
Sumber data spasial pendukung adalah data tematik yang dibutuhkan dalam proses analisis
spasial yang bersifat menunjang analisis keruangan untuk RDTR. Kelengkapan data spasial
pendukung tidak dibatasi, sesuai dengan kebutuhan analisis keruangan.

9 Pemeriksaan peta dasar

Pemeriksaan peta dasar, meliputi pemeriksaan pada unsur-unsur berikut :


a. BWP (Bagian Wilayah Perkotaan)
Melakukan pemerikasaan terhadap status garis batas wilayah administratif (garis batas
provinsi, kabupaten atau kota, kecamatan, desa/kelurahan dan dusun) dan garis batas
negara (garis batas zona ekonomi eksklusif, garis batas zona tambahan, dan garis
batas laut teritorial) yang tercantum dalam peta RDTR meliputi batas indikatif (bukan
referensi resmi), definitif (referensi resmi berdasarkan SK Kemendagri), maupun
kesepakatan.

b. Unsur Perairan, menggambarkan:


 Jaringan sungai dan drainase
 Garis tepi perairan, yaitu garis batas daratan dan air yang menggenang (tepi
danau/Situ, garis tepi rawa, dan garis tepi empang)
 Segmen garis sungai harus terhubung satu dengan lainnya membentuk satu jaringan
yang bermuara pada satu titik.
 Aliran sungai harus mengikuti kesesuaian kontur

RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 
c. Jalan
 Jaringan jalan harus didigitasi dalam dua bentuk. Pertama, sebagai dua garis sejajar
(jika lebar > 2.5 m) sehingga membentuk blok jalan. Kedua, sebagai garis tunggal
pada porosnya
 Poros jalan digunakan untuk menggambarkan jaringan utilitas beserta dengan
atributnya

d. Bangunan
 Gedung dan bangunan didigitasi satu persatu berdasarkan kenampakan atapnya.
 Gedung dan bangunan yang berhimpitan dan atapnya saling menyatu dianggap
satu blok rumah.
 Gedung dan bangunan diberi simbol dan nama.
 Gedung dan bangunan yang tidak terdapat pada Informasi tepi hanya diberi nama
tanpa simbol.
 Batas persil tanah dibuat sesuai kebutuhan

e. Landuse eksisting
Melakukan verifikasi penutupan lahan/hasil interpretasi citra

f. Toponimi
Pengecekan unsur nama geografis (unsur perairan, nama desa, kampung/permukiman,
perumahan, bangunan pemerintah, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan lain-lain)

Data-data yang diperlukan dalam pemeriksaan peta dasar, meliputi :


 Data citra satelit atau foto udara yang telah terkoreksi geometrik yang digunakan sebagai
dasar pendeliniasian unsur-unsur pada peta dasar dalam format digital
 File unsur-unsur pada peta dasar yaitu BWP (bagian wilayah perkotaan), unsur perairan,
jalan, bangunan, landuse eksisting, dan toponimi dalam format digital

10 Pemeriksaan peta tematik

Kelengkapan peta tematik mengacu PU No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan


RDTR dan Peraturan Zonasi serta disesuaikan dengan karakteristik bagian wilayah
perkotaan (BWP). Data tematik idealnya tersedia dalam skala 1 : 5.000 atau skala besar.
Kelengkapan data tematik untuk RDTR adalah sebagai berikut :

NO DATA TEMATIK

1 Sumber daya air (hidrologi permukaan, air tanah)

10 
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 

2 Sumber daya tanah (jenis tanah, kesesuaian lahan)

3 Topografi dan kelerengan

4 Geologi lingkungan

5 Klimatologi

6 Kependudukan

7 Kebencanaan

8 Kawasan kehutanan, pertambangan, perkebunan, pertanian

9 Penggunaan lahan dan tutupan lahan detil

10 Sistem jaringan prasarana air minum

11 Sistem jaringan persampahan

12 Sistem prasarana energi dan kelistrikan

13 Sistem jaringan drainase dan air limbah

14 Sebaran fasilitas umum dan sosial

15 Sistem jaringan transportasi

16 Sistem jaringan telekomunikasi

10.1
skala peta tematik yang digunakan
Mengacu pada Permen PU No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan
Peraturan Zonasi. Ketelitian skala peta yang digunakan minimal 1 : 5.000.
- Rencana pola ruang digambarkan dalam peta dengan skala atau tingkat ketelitian
minimal 1:5.000 dan mengikuti ketentuan mengenai sistem informasi geografis yang
dikeluarkan oleh kementerian/lembaga yang berwenang;
- Rencana jaringan prasarana digambarkan dalam peta dengan skala atau tingkat
ketelitian minimal 1:5.000 dan mengikuti ketentuan mengenai sistem informasi
geografis yang dikeluarkan oleh kementerian/lembaga yang berwenang;
11 
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 
- Peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan lahan,
penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada skala atau tingkat ketelitian minimal
peta 1:5.000.

10.2
sumber data peta tematik yang digunakan
Mengacu pada Permen PU No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan
Peraturan Zonasi. Kewenangan sumber atau instansi penyedia data harus diperhatikan,
sehingga kevaliditasan data peta tematik yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.
- Seperti halnya dalam penyusunan RTRW, tingkat akurasi data, sumber penyedia data,
kewenangan sumber atau instansi penyedia data, tingkat kesalahan, variabel
ketidakpastian, serta variabel-variabel lainnya yang mungkin ada, perlu diperhatikan
dalam pengumpulan data.

10.3
jenis peta tematik yang digunakan
Mengacu pada Permen PU No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan
Peraturan Zonasi. Peta tematik yang dibutuhkan dalam menyusun RDTR antara lain peta
penguasaan lahan, peta penggunaan lahan, peta peruntukan ruang.
- Peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan lahan,
penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada skala atau tingkat ketelitian minimal
peta 1:5.000.

11 Pemeriksaan peta rencana

persyaratan yang ditetapkan dalam pemeriksaan peta rencana yaitu :


11.1. kesesuaian muatan peta pola ruang RDTR dengan peta pola ruang RTRW
Peruntukan fungsi ruang di dalam RDTR harus disesuaikan dengan peruntukan yang telah
direncanakan dalam peta pola ruang RTRW. Sebagai contoh, apabila di dalam RTRW
disebutkan bahwa kawasan X diperuntukkan sebagai kawasan pertanian, maka peruntukan
ruang dalam RDTR kawasan tersebut juga harus menyesuaikan.

12 
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 

Gambar 1. Peruntukan Fungsi Ruang dalam RTRW dan RDTR


Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan
Peraturan Zonasi

11.2. Kesesuaian muatan peta pola ruang dengan arahan Permen PU No.
20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi
Peta pola ruang RDTR yang disusun harus disesuaikan dengan arahan jenis peruntukan,
dimana terdapat 2 peruntukan fungsi yaitu zona lindung dan zona budidaya.

Tabel 1. Jenis Peruntukan Fungsi Ruang berdasarkan Permen PU No.20/PRT/M/2011


Peruntukan Jenis Peruntukan
Macam Peruntukan
Fungsi
Zona lindung Zona hutan lindung
Zona yang - Zona bergambut
memberikan - Zona resapan air
perlindungan
terhadap zona
dibawahnya
Zona perlindungan - Sempadan pantai
setempat - Sempadan sungai

13 
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 
Peruntukan Jenis Peruntukan
Macam Peruntukan
Fungsi
- Zona sekitar
danau atau
waduk
- Zona sekitar mata
air
Zona RTH kota - Taman RT
- Taman RW
- Taman kota
- Pemakaman
Zona suaka alam
dan cagar budaya
Zona rawan - Zona rawan tanah
bencana alam longsor
- Zona rawan
gelombang
pasang
- Zona rawan banjir
Zona lindung
lainnya
Zona Zona perumahan - Berdasarkan
budidaya kepadatan:
Perumahan kepadatan sangat tinggi,
tinggi, sedang, rendah, sangat rendah.
- Berdasarkan
kekhususan jenis:
tradisional, rumah
sederhana/
sangat
sederhana,
rumah sosial, dan
rumah singgah.
Zona perdagangan - Perdagangan
dan jasa jasa deret
- Perdagangan
jasa tunggal
Zona perkantoran - Perkantoran
pemerintah
- Perkantoran
swasta
Zona sarana - Spu pendidikan
pelayanan umum - Spu transportasi

14 
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 
Peruntukan Jenis Peruntukan
Macam Peruntukan
Fungsi
- Spu kesehatan
- Spu olahraga
- Spu sosial
budaya
- Spu peribadatan
Zona industri - Industri kimia
dasar
- Industri mesin
dan logam dasar
- Industri kecil
- Aneka industri
Zona khusus -
Zona lainnya - Zona pertanian
- Zona
pertambangan
- Zona pariwisata
Zona campuran
Sumber : Permen PU No.20/PRT/M/2011

11.3. Kesesuaian unsur-unsur yang tergambar pada peta rencana dengan batang
tubuh Rancangan Perda RDTR
a. Peta rencana pola ruang
Melakukan uji petik klasifikasi fungsi ruang yang tergambar di peta pola ruang dengan
pasal-pasal terkait yang ada di dalam batang tubuh Perda RDTR.
b. Peta rencana jaringan prasarana
Melakukan uji petik jaringan prasarana yang tergambar di peta rencana jaringan
prasarana dengan pasal-pasal terkait yang ada di dalam batang tubuh Perda RDTR.

15 
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 

Lampiran A (Informatif)

Bibliografi

16 
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
 

17 

Anda mungkin juga menyukai