KONTROL KUALITAS
PETA RENCANA DETIL TATA RUANG
Badan Standardisasi Nasional
DaftarIsi
i
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) xxx, Kontrol Kualitas Peta Rencana Detil Tata
Ruang ini dibuat untuk mengakomodasi persyaratan teknis peta RDTR Kabupaten
atau Kota sesuai dengan pedoman penulisan SNI yang berlaku.
Jika ditemukan adanya hak paten, hak cipta, atau hak intelektual lainnya di dalam
standar ini, maka hak-hak tersebut adalah hak setiap pemegang hak intelektual yang
bersangkutan. Panitia Teknis Bidang Pemetaan Tata Ruang (PT 01-01)
menghormati dan menjunjung tinggi hak-hak intelektual perseorangan atau suatu
badan hukum. Identifikasi atau tuntutan atas kemungkinan adanya pelanggaran hak-
hak intelektual dalam standar ini adalah bukan tanggung jawab PT 07-01.
ii
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Kontrol Kualitas Peta Rencana Detil Tata Ruang
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan ketelitian minimal yang disyaratkan dalam penyusunan peta RDTR
pada skala 1 : 5000 baik itu ketelitian geometris maupun ketelitian muatan tata ruang yang
disusun oleh Kabupaten/Kota, yang mencakup : verifikasi status Perda RTRW dan RDTR,
ketelitian sumber data peta, ketelitian peta dasar, ketelitian peta tematik, dan ketelitian peta
rencana.
2 Acuan normatif
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2013, Ketelitian peta rencana tata ruang
Peraturan Kepala BIG Nomor : 15 tahun 2013, Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013
3.1
akurasi
ukuran kedekatan suatu informasi yang dipetakan dengan nilai sesungguhnya.
3.2
data spasial
data hasil pengukuran, pencatatan, dan pencitraan terhadap suatu unsur keruangan yang
berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi dengan posisi keberadaannya
mengacu pada sistem koordinat nasional.
3.3
Instansi berwenang
instansi yang diberi tugas di bidang survei dan pemetaan.
3.4
ketelitian peta
ketepatan, kerincian dan kelengkapan data dan atau informasi georeferensi dan tematik,
1
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
sehingga merupakan penggabungan dari sistem referensi geometri, skala, akurasi, atau
kerincian basis data, format penyimpanan secara digital termasuk kode unsur, penyajian
kartografis mencakup simbol, warna, arsiran dan notasi, dan kelengkapan muatan peta.
3.5
kelengkapan muatan peta
tingkat kedetilan unsur yang dipetakan yang disesuaikan dengan ketelitian geometri atau
skala.
3.6
penyajian kartografis
cara mem-visualisasi data dan informasi spasial pada media cetak maupun dalam media
elektronik berikut penjelasan tentang legenda dan riwayat peta, sehingga dapat dibaca
dengan jelas, tanpa memberikan arti ganda.
3.7
peta
suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas
maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan
skala tertentu.
3.8
peta dasar
peta yang menyediakan unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas
maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan
skala tertentu.
3.9
peta tematik
peta yang menggambarkan satu atau lebih tema tertentu yang dibuat mengacu pada peta
dasar.
3.10
sistem referensi geometri
suatu sistem pemetaan tertentu yang dimaksudkan agar berbagai macam peta masukan
dan peta luaran dapat diintegrasikan atau dipadukan satu sama lain.
3.11
skala
perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi.
3.12
wilayah
ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya, yang
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan pada aspek administratif dan atau fungsional.
2
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
4 Persyaratan
4.1
sistem koordinat
datum horisontal yang digunakan adalah Mengacu pada Datum Horisontal Nasional yang
tercantum pada Perka BIG No 13 Tahun 2013, adapun sistem koordinat yang digunakan
yaitu :
1. Sistem Koordinat Universal Transverse Mercator (UTM)
2. Sistem koordinat Geografis
4.2
format data spasial
data spasial disajikan dalam format cetak dan disimpan dalam format digital. Penyimpanan
data spasial dalam format digital dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut :
1. Raster
Data citra satelit dan DEM dalam format *tiff
Album peta dalam format *jpg
2. Vektor
Peta dasar, peta tematik dan peta rencana dalam format *shp
5 ketelitian
5.1
ketelitian horisontal
Ketelitian horisontal peta skala 1:5.000 adalah maksimal 2,5 meter.
Ketelitian horisontal dapat dicapai dengan nilai RMS titik kontrol tanah (GCP) pada proses
orthorektifikasi ≤ 1 (satu) pixel dan dapat dibuktikan dengan melihat pergeseran objek pada
peta dasar terhadap independent control point (ICP).
5.2
ketelitian vertikal
Ketelitian vertikal peta dasar skala 1:5.000 adalah 1.25 meter atau sesuai dengan resolusi
spasial dan akurasi DEM yang digunakan.
5.3
ketelitian muatan ruang
a. Mengacu pada Permen PU No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR
dan Peraturan Zonasi.
b. Ketelitian Muatan Ruang yang disyaratkan dalam penyusunan peta RDTR adalah
kesesuaian antara substansi perencanaan RDTR dengan penggambarannya pada peta.
c. Kesesuaian tersebut antara lain untuk:
1. BWP
3
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
2. rencana pola ruang (zoning map)
3. rencana jaringan prasarana
4. Sub BWP yang diprioritaskan
5.4
uji akurasi
a. Untuk mengetahui apakah peta RDTR sudah memenuhi ketelitian geometris dan
ketelitian muatan ruang maka perlu dilakukan uji akurasi. Uji akurasi horisontal dan
vertikal pada peta dilakukan dengan mengacu pada Peraturan tentang ketelitian peta
dasar.
b. Untuk dapat mengetahui besarnya ketelitian horisontal, maka diperlukan data berikut ini :
Foto udara, citra satelit atau peta dasar skala 1:5.000 yang telah ter-georeferensi
dalam bentuk format digital
Koordinat Independent control point (ICP) yang diamati menggunakan GPS Tipe
Geodetic dimana horizontal akurasi pengamatan per titiknya ≤ 1/3 kali piksel citra
yang digunakan, data ini dalam format digital
Minimal jumlah independent control point (ICP) adalah 20 titik atau mengikuti luas,
karakteristik BWP, dan bentuk citra satelit yang digunakan.
4
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
d. Adapun untuk ketelitian muatan ruang akan dinilai telah memenuhi syarat apabila sudah
tidak ada selisih antara substansi perencanaan RDTR dengan penggambaran pada peta.
Verifikasi status Perda RTRW dan RDTR dilakukan untuk: memriksa status tahapan
penyusunan Perda RTRW dan RDTR; sinkronisasi antara Perda RTRW dan Perda RDTR;
mengecek dasar penyusunan BWP yang dibuat rencana detailnya. Persyaratan yang
ditetapkan dalam proses verifikasi yaitu :
Pemeriksaan manajemen data RTRW dan RDTR dilakukan untuk menyeragamkan format,
tata letak, dan isi dari file dan folder peta-peta RDTR, manajemen data RTRW dan RDTR.
Contoh folder :
5
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
6
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
8 Pemeriksaan sumber data peta RDTR
8.1
sumber data spasial utama
Sumber data spasial utama adalah berupa foto udara, citra satelit resolusi tinggi dan data
DEM yang digunakan dalam pembuatan peta dasar.
Kelengkapan yang diperiksa dalam kelengkapan data dasar yaitu :
File foto udara, citra satelit resolusi tinggi belum melalui proses orthorektifikasi dalam
format digital
Data digital elevatin model (DEM) untuk proses orthorektifikasi.
Laporan survey titik kontrol tanah (GCP) hasil pengukuran dengan GPS tipe Geodetic
Laporan pekerjaan foto udara atau laporan orthorektifikasi terhadap citra satelit, berisi
gambar/ print screen langkah-langkah proses orthorektifikasi dari awal (pembuatan
project dan pemilihan metode) hingga akhir pekerjaan orthorektifikasi tersebut
Formulir lapangan pengukuran titik kontrol tanah (GCP) yang memuat deskripsi GCP,
sketsa posisi, foto tampak jauh dan dekat, serta foto 4 (empat) arah mata angin GCP.
7
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Contoh Formulir Lapangan yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial
8
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
8.2
sumber data spasial pendukung
Sumber data spasial pendukung adalah data tematik yang dibutuhkan dalam proses analisis
spasial yang bersifat menunjang analisis keruangan untuk RDTR. Kelengkapan data spasial
pendukung tidak dibatasi, sesuai dengan kebutuhan analisis keruangan.
d. Bangunan
Gedung dan bangunan didigitasi satu persatu berdasarkan kenampakan atapnya.
Gedung dan bangunan yang berhimpitan dan atapnya saling menyatu dianggap
satu blok rumah.
Gedung dan bangunan diberi simbol dan nama.
Gedung dan bangunan yang tidak terdapat pada Informasi tepi hanya diberi nama
tanpa simbol.
Batas persil tanah dibuat sesuai kebutuhan
e. Landuse eksisting
Melakukan verifikasi penutupan lahan/hasil interpretasi citra
f. Toponimi
Pengecekan unsur nama geografis (unsur perairan, nama desa, kampung/permukiman,
perumahan, bangunan pemerintah, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan lain-lain)
NO DATA TEMATIK
10
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
4 Geologi lingkungan
5 Klimatologi
6 Kependudukan
7 Kebencanaan
10.1
skala peta tematik yang digunakan
Mengacu pada Permen PU No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan
Peraturan Zonasi. Ketelitian skala peta yang digunakan minimal 1 : 5.000.
- Rencana pola ruang digambarkan dalam peta dengan skala atau tingkat ketelitian
minimal 1:5.000 dan mengikuti ketentuan mengenai sistem informasi geografis yang
dikeluarkan oleh kementerian/lembaga yang berwenang;
- Rencana jaringan prasarana digambarkan dalam peta dengan skala atau tingkat
ketelitian minimal 1:5.000 dan mengikuti ketentuan mengenai sistem informasi
geografis yang dikeluarkan oleh kementerian/lembaga yang berwenang;
11
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
- Peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan lahan,
penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada skala atau tingkat ketelitian minimal
peta 1:5.000.
10.2
sumber data peta tematik yang digunakan
Mengacu pada Permen PU No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan
Peraturan Zonasi. Kewenangan sumber atau instansi penyedia data harus diperhatikan,
sehingga kevaliditasan data peta tematik yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.
- Seperti halnya dalam penyusunan RTRW, tingkat akurasi data, sumber penyedia data,
kewenangan sumber atau instansi penyedia data, tingkat kesalahan, variabel
ketidakpastian, serta variabel-variabel lainnya yang mungkin ada, perlu diperhatikan
dalam pengumpulan data.
10.3
jenis peta tematik yang digunakan
Mengacu pada Permen PU No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan
Peraturan Zonasi. Peta tematik yang dibutuhkan dalam menyusun RDTR antara lain peta
penguasaan lahan, peta penggunaan lahan, peta peruntukan ruang.
- Peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan lahan,
penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada skala atau tingkat ketelitian minimal
peta 1:5.000.
12
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
11.2. Kesesuaian muatan peta pola ruang dengan arahan Permen PU No.
20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi
Peta pola ruang RDTR yang disusun harus disesuaikan dengan arahan jenis peruntukan,
dimana terdapat 2 peruntukan fungsi yaitu zona lindung dan zona budidaya.
13
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Peruntukan Jenis Peruntukan
Macam Peruntukan
Fungsi
- Zona sekitar
danau atau
waduk
- Zona sekitar mata
air
Zona RTH kota - Taman RT
- Taman RW
- Taman kota
- Pemakaman
Zona suaka alam
dan cagar budaya
Zona rawan - Zona rawan tanah
bencana alam longsor
- Zona rawan
gelombang
pasang
- Zona rawan banjir
Zona lindung
lainnya
Zona Zona perumahan - Berdasarkan
budidaya kepadatan:
Perumahan kepadatan sangat tinggi,
tinggi, sedang, rendah, sangat rendah.
- Berdasarkan
kekhususan jenis:
tradisional, rumah
sederhana/
sangat
sederhana,
rumah sosial, dan
rumah singgah.
Zona perdagangan - Perdagangan
dan jasa jasa deret
- Perdagangan
jasa tunggal
Zona perkantoran - Perkantoran
pemerintah
- Perkantoran
swasta
Zona sarana - Spu pendidikan
pelayanan umum - Spu transportasi
14
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Peruntukan Jenis Peruntukan
Macam Peruntukan
Fungsi
- Spu kesehatan
- Spu olahraga
- Spu sosial
budaya
- Spu peribadatan
Zona industri - Industri kimia
dasar
- Industri mesin
dan logam dasar
- Industri kecil
- Aneka industri
Zona khusus -
Zona lainnya - Zona pertanian
- Zona
pertambangan
- Zona pariwisata
Zona campuran
Sumber : Permen PU No.20/PRT/M/2011
11.3. Kesesuaian unsur-unsur yang tergambar pada peta rencana dengan batang
tubuh Rancangan Perda RDTR
a. Peta rencana pola ruang
Melakukan uji petik klasifikasi fungsi ruang yang tergambar di peta pola ruang dengan
pasal-pasal terkait yang ada di dalam batang tubuh Perda RDTR.
b. Peta rencana jaringan prasarana
Melakukan uji petik jaringan prasarana yang tergambar di peta rencana jaringan
prasarana dengan pasal-pasal terkait yang ada di dalam batang tubuh Perda RDTR.
15
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Lampiran A (Informatif)
Bibliografi
16
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
17