Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIO-EKONOMI DENGAN KEJADIAN DIABETES

MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK INTERNA BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU


MANADO TAHUN 2012
Dyah Ekowatiningsih, Gabby Mongisidi*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan penyakit multifaktorial dengan komponen genetik dan lingkungan yang
memberikan kontribusi sama kuatnya terhadap proses timbulnya penyakit tersebut. Menurut International
Diabetes Federation Indonesia menduduki peringkat ke-7 dari 10 peringkat negara dengan kasus diabetes
terbanyak di dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status sosio-ekonomi dengan
kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Interna RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional
study. Penelitian dilaksanakan di Poliklinik Interna BLU RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado pada bulan
Agustus-September 2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien di Poliklinik Interna BLU RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado. Besar sampel yang yang terpenuhi adalah 150 responden. Instrumen penelitian
menggunakan kuisioner. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square (CI
95% dan α 5%).
Hasil penelitian untuk hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian DM Tipe 2 menunjukkan
nilai p = 0,914. Hasil penelitian untuk hubungan antara tingkat pendapatan dengan kejadian DM Tipe 2
menunujukkan nilai p = 0,028; OR = 1,440. Hasil penelitian untuk hubungan antara status pekerjaan dengan
kejadian DM Tipe 2 menunjukkan nilai p = 0,018; OR = 1,544.
Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2. Terdapat
hubungan antara tingkat pendapatan dan status pekerjaan dengan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 pada pasien
rawat jalan di Poliklinik Interna BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Kata Kunci: Status Sosio-Ekonomi, Diabetes Melitus Tipe 2

ABSTRACT
Diabetes Melitus type 2 is a multifactorial disease with genetic and environment component which have given
the same contribution to the process of the disease appearance. According to the International Diabetes
Federation, Indonesia occupied the seventh rank of the ten ranks of countries with the most diabetes mellitus
incidence in the world. The aim of this study is to determine the relationship between socioeconomic status with
the incidence of diabetes mellitus type 2 at Poliklinik Interna RSUP Prof.R.D.Kandou Manado.
This study is an analytic observational study with cross sectional design. This study was conducted at
Polikilinik Interna RSUP Prof.R.D.Kandou Manado from August to September 2014. The population in this study
are all patients of Poliklinik Interna RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado. The amount of sample are 150
respondents. The Instrument of study is questionnaire. Data analysis involved univariate and bivariate analysis
using chi-square test (CI = 95% and α = 5%).
Result of study of the relationship between education level and DM type 2 incidence showed the p value
is 0.914. The relationship between income level and DM type 2 incidence showed the p value is 0.028; OR is
1.440. the relationship between occupational status and DM type 2 incidence showed the p value is 0.018; OR is
1.544.
There is no relationship between education level and Diabetes mellitus type 2 incidence. There is a
relationship between income level and occupational status with Diabetes mellitus type 2 incidence at Poliklinik
Interna RSU Prof.Dr.R.D.Kandou Manado.
Keywords: socio-economic status, Diabetes mellitus type 2
PENDAHULUAN
Perhatian terhadap penyakit tidak menular Banyak program kesehatan masyarakat
makin hari makin meningkat karena semakin yang telah mencapai kesuksesan dalam
mengurangi angka kematian dan kesakitan,
meningkatnya frekuensi kejadiannya pada
pro gram ters ebut sering gagal un tuk
masyarakat. Keadaan ini terjadi di dunia, baik
memanfaatkan interensi yang membahas
di negara maju maupun di negara ekonomi konteks sosial dan kondisi dimana orang
rendah-menengah. Pentingnya pengetahuan tinggal, yaitu intervensi yang memiliki potensi
tentang penyakit tidak menular (PTM) dilatar kesetaraan kesehatan yang lebih besar. Untuk
belakangi dengan kecenderungan semakin menganalisis isu-isu yang berkaitan dengan
determinan sosial dan ekuitas dalam program
meningkatnya prevalensi PTM salah satunya
kesehatan masyarakat. WHO telah
adalah Diabetes Melitus dalam masyarakat,
mengembangkan dan menerapkan kerangka.
termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang Kerangka ini memiliki lima tingkat analisis
sementara membangun dirinya dari suatu konteks dan posisi sosial ekonomi, perbedaan
negara agraris yang sedang berkembang paparan (exposure), perbedaan kerentanan
menuju masyarakat industri membawa (vulnerability), perbedaan dampak kesehatan,
dan perbedaan konsekuensi. Sebagai contoh di
kecenderungan baru dalam pola penyakit
negara Chili, pemerintah melakukan kebijakan
dalam masyarakat. Perubahan pola penyakit
untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur
dari penyakit menular ke penyakit tidak bagi kelompok populasi yang paling rentan.
menular ini lebih dikenal dalam sebutan Hal ini dilakukan sebagai langkah pencegahan
transisi epidemiologi (Bustan, 2007). terhadap penyakit tidak menular (Blas et al.,
2011).
Diabetes Melitus tipe 2 merupakan
penyakit multifaktorial dengan komponen Status sosial ekonomi baik dinilai oleh

genetik dan lingkungan yang memberikan pendapatan, pendidikan, atau pekerjaan terkait

kontribusi sama kuatnya terhadap proses dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk
timbulnya penyakit tersebut. Sebagian faktor di dalamnya bayi berat lahir rendah, penyakit
ini dapat dimodifikasi melalui perubahan gaya kardiovaskuler, hipertensi, arthritis, diabetes
hidup, sementara sebagian lainnya tidak dapat dan kanker. Status sosial ekonomi yang rendah
diubah (Gibney et al., 2005). Faktor-faktor dikaitkan dengan tingkat kematian yang tinggi
risiko dari DM Tipe 2 antara lain umur, riwayat (Adler dan Newman, 2002). World Health
keluarga menderita DM (genetik), kurangnya Organization (WHO) memperkirakan bahwa
aktifitas fisik, obesitas, dan diet tidak sehat lebih dari 347 juta orang di seluruh dunia
(Anonim, 2011b). mengidap diabetes. Jumlah ini kemungkinan
akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030 tanpa intervensi. Hampir 80% kematian
diabetes terjadi di negara berpenghasilan Untuk prevalensi penderita Diabetes melitus
rendah dan menengah (Anonim, 2010). berdasarkan diagnosa dokter di Sulawesi Utara
Berdasarkan data Global Status Report mendapatkan peringkat ke-3 nasional yaitu
on Non Communicable Disease (NCD) yang 2,4%. Peringkat satu adalah provinsi DIY
dirilis WHO pada tahun 2010 disebutkan
bahwa angka kematian akibat Diabetes melitus
di Indonesia adalah 400,2 juta laki-laki dan
300,3 juta perempuan (Anonim, 2011b).
Menurut International Diabetes Federation
jumlah orang yang menderita diabetes tipe 2
meningkat di setiap negara. Pada tahun 2013,
382 juta orang menderita diabetes; pada 2035
akan meningkat menjadi 592 juta. Indonesia
menduduki peringkat ke 7 (7,6 juta penderita)
dari 10 peringkat negara dengan kasus diabetes
terbanyak di dunia. Negara dengan penderita
terbanyak Diabetes melitus adalah Cina sebesar
92,3 juta penderita, di tempat kedua adalah
India sebesar 63 juta penderita, di tempat
ketiga Amerika Serikat sebesar 24,1 juta
penderita, Brasil menduduki tempat ke empat
dengan 13,4 juta penderita, kemudian di tempat
ke lima adalah Rusia dengan 12,7 juta
penderita, dan di tempat ke enam adalah
Meksiko dengan 10,6 juta penderita (Anonim,
2014b).

Berdasarkan data Riset Kesehatan


Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi penderita
penyakit Diabetes Melitus berdasarkan
diagnosa dokter di Indonesia adalah 2,4% .
(2,6%), dan peringkat dua adalah provinsi DKI Gender-Specific Epidemiology of Diabetes di
Jakarta (2,5%). Prevalensi Diabetes melitus Adelaide, Australia mendapatkan hasil bahwa
dengan diagnosis dokter atau gejala, Sulawesi mereka yang memiliki status pekerjaan tidak
Utara menempati urutan ke dua tertinggi yaitu bekerja beresiko terkena Diabetes Melitus baik
3,6% setelah Sulawesi Tengah (3.7%) pada pria maupun wanita (Grant et al., 2009).
(Anonim, 2013b).
Data dari rekam medik menunjukkan
Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa Diabetes Melitus tipe 2 merupakan
bahwa status sosial ekonomi, (pendapatan, peringkat pertama dari 10 penyakit menonjol di
pendidikan) berpengaruh terhadap kejadian RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
penyakit Diabetes Melitus (Khrishnan et al., sepanjang Tahun 2013. Badan Layanan Umum
2010). Penelitian dari Saydah dan Lochner Rumah Sakit Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
ditemukan bahwa orang dengan tingkat merupakan Rumah Sakit Umum Pusat yang
pendidikan kurang dari Sekolah Menengah ada di Provinsi Sulawesi Utara. Persentase
Atas mempunyai kematian dua kali lipat akibat jumlah kasus Diabetes Melitus sepanjang
diabetes setelah dikontrol dengan umur, jenis Tahun 2013 antara 49%-68% dari total 10
kelamin, etnis, dan IMT (Saydah dan Lochner, penyakit terbanyak.
2010). Penelitian dari Grant yang berjudul
Hal tersebut yang merupakan alasan dilakukan di Poliklinik Interna BLU RSUP
mengapa penulis tertarik mengadakan Prof. Dr. R.D. Kandou. Penelitian ini
penelitian di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. dilaksanakan pada 12 Agustus - 12 September
Kandou Manado untuk menganalisis status 2014. Populasi pada penelitian ini adalah
sosio-ekonomi dengan kejadian Diabetes seluruh pasien di Poliklinik Interna BLU RSUP
Melitus tipe 2 di Poliklinik Interna BLU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Populasi ini
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
berjumlah 150 pasien. Pada penelitian ini

METODE PENELITIAN mengambil total populasi terjangkau dalam


rentang waktu dari tanggal 12 Agustus- 12
Jenis penelitian yang digunakan adalah
September 2014. Jumlah sampel dalam
penelitian observasional analitik dengan
penelitian ini adalah 150 responden. Alat ukur
rancangan penelitian cross sectional study.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Cara pelaksanaanya adalah dengan observasi
kuesioner yang terdapat identitas responden
atau pengumpulan data sekaligus. Penelitian
seperti nama, jenis kelamin, alamat dan
pertanyaan mengenai tingkat pendidikan terdiri dari umur, jenis kelamin, dan alamat
terakhir responden, pekerjaan responden, dan sekaligus masing-masing variabel yang terdiri
jumlah pendapatan responden atau keluarga per dari tingkat pendidikan, pekerjaan, dan rata-
bulan. Data yang dikumpulkan adalah data rata jumlah penghasilan. Analisis bivariat
primer dan sekunder. Data primer berupa bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
identitas responden seperti nama, umur, jenis tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan
kelamin, alamat, pekerjaan, pendidikan status pekerjaan dengan kejadian Diabetes

terakhir responden, pekerjaan, dan jumlah rata- melitus tipe 2 di Poliklinik Interna BLU RSUP

rata pendapatan responden yang diperoleh Prof. D.R. Kandou Kota Manado dengan

melalui wawancara langsung kepada responden menggunakan uji statistik chi square pada

dengan menggunakan kuisioner. Data sekunder derajat kepercayaan 95% dan α = 5% (0,05)

berupa data 10 penyakit menonjol sepanjang dengan bantuan program dari komputer.

tahun 2013 dan 3 bulan terakhir, juga profil HASIL DAN PEMBAHASAN
BLU RSUP Prof. D. R.D. Kandou Manado
Deskripsi Karakteristik Sampel
yang diperoleh di bagian rekam medik dan
Distribusi karakteristik responden berdasarkan
BLU RSUP Prof. D. R.D. Kandou Manado.
umur, jenis kelamin, kelompok pasien, tingkat
Analisis data pada penelitian ini menggunakan
pendidikan, tingkat pendapatan, dan status
analisis univariat dan bivariat. Analisis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
univariat dilakukan untuk memperoleh Umur responden pada penelitian ini yaitu 16 –
gambaran pada karakteristik responden yang
71 tahun yang dikategorikan menjadi ≥ 45 responden sedangkan pada kategori <45 tahun
tahun dan < 45 tahun. Tingkat pendidikan sebanyak 24 responden. Jumlah proporsi jenis
dikategorikan menjadi pendidikan dasar, kelamin responden, yang paling banyak adalah
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. perempuan dengan jumlah 102 responden dan
Variabel tingkat pendapatan dikategorikan pada jenis kelamin laki-laki hanya 48
menjadi <UMP dan ≥UMP. Sedangkan status responden. Pada jumlah responden dengan
pekerjaan dikategorikan menjadi tidak bekerja penyakit DM Tipe 2 jugan lebih banyak
dan bekerja. Tabel 1 menunjukkan bahwa daripada responden Non DM Tipe 2. Jumlah
jumlah responden yang paling banyak terdapat pasien dengan DM Tipe 2 sebanyak 79
pada kategori umur ≥45 sebanyak 126 responden, sedangkan pada Tidak DM Tipe 2
sebanyak 71 responden. Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden.
Karakteristik N %

Umur (Tahun)
> 45 24 16
≥45 126 84
Jenis Kelamin
Laki-Laki 48 32
Perempuan 102 68
Kelompok Pasien
DM Tipe 2 79 52,7
Tidak DM Tipe 2 71 47,3
Tingkat Pendidikan
Pendidikan Dasar 42 28
Pendidikan Menengah 62 41,3
Pendidikan Tinggi 46 30,7
Tingkat Pendapatan
<UMP 82 54,7
≥UMP 68 45,3
Status Pekerjaan
Tidak Bekerja 94 62,7
Bekerja 56 37,3

HASIL ANALISIS STATISTIK


Hasil analisis stastistik digunakan untuk

mencari hubungan antara variabel independen


dan variabel dependepen. Hasil analisis
hubungan antara tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, dan status pekerjaan dengan
kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisis Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, dan Status
Pekerjaan dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2.
DM Tipe 2 Tidak DM Total p-value OR (CI 95%)
N % N % N %
Tingkat Pendidikan
Pendidikan Dasar 2 50 21 50 42 10
Pendidikan Menengah 1 53,2 29 46,8 62 0 0,914
Pendidikan Tinggi 3 54,3 21 45,7 46 10
Jumlah 3 52,7 71 47,3 15 0
Tingkat Pendapatan 2 0 10
≥ UMP 43 63,2 25 36,8 68 100 1,440
< UMP 36 43,9 46 56,1 82 100 0,028 (1,062-1,953)
Jumlah 79 52,7 71 47,3 15 100
Status Pekerjaan 0
Tidak Bekerja 57 60,6 37 44,5 94 100 1,544
Bekerja 22 39,3 34 60,7 56 100 0,018 (1,073-2,221)
Jumlah 79 52,7 71 47,3 15 100
0
Perhitungan dengan menggunakan uji chi yang rendah, pengetahuan mengenai kesehatan
square menghasilkan nilai p sebesar 0,914 tentu tidak terlalu mendalam. Hal ini bisa
dengan tingkat kesalahan (α) 0,05. Nilai p lebih menjadi penyebab mereka tidak mengetahui
besar dari 0,05 menunjukkan bahwa tidak penyakit Diabetes Melitus secara lebih
terdapat hubungan yang bermakna antara mendalam. Pada tingkat pengetahuan,
tingkat pendidikan dengan DM tipe 2 pada perhitungan menggunakan uji Chi Square
pasien rawat jalan di poliklinik penyakit dalam m e n g h a s i l k a n ni l a i p s e b e s a r 0 , 0 2 8
BLU RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado. menunjukkan terdapat hubungan yang
Hasil yang sama juga didapatkan dari bermakna antara tingkat pendapatan lebih dari
penelitian di Kelurahan Depok Jaya Kota UMP dengan kejadian kejadian DM tipe 2 pada
Depok, Jawa Barat yang berjudul hubungan pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit
faktor sosial ekonomi dan faktor yang tidak Dalam BLU RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou
bisa dimodifikasi terhadap diabetes melitus Manado. Nilai OR adalah 1,4. Hal tersebut
pada lansia dan prelansia di Kelurahan Depok men u nu ju kk an or an g y an g mem ilik i
Jaya, Depok, Jawa Barat tahun 2012 bahwa pendapatan di atas nilai UMP berisiko 1,4 kali
tidak terdapat hubungan antara pendidikan lebih besar terkena DM Tipe 2 dibandingkan
dengan Diabetes Melitus Tipe 2 (Edriani, dengan orang yang memiliki pendapatan di
2012). bawah nilai UMP. Penelitian yang dilakukan
Pengetahuan seseorang sangat berkaitan erat Grant yang berjudul Gender-Specific
dengan pendidikan yang telah di capai. Pada Epidemiology of Diabetes yang dilaksanakan
orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan di Adelaide Australia mendapatkan hasil
bahwa pendapatan rumah tangga (belum dipotong pajak) di bawah dari $20.000 per
tahun memiliki risiko untuk terkena Diabetes penting dalam upaya pencegahan diabetes
Melitus tipe 2. Kelompok dengan pendapatan melitus.
tinggi merupakan kelompok yang lebih rentan
KESIMPULAN
untuk terkena Diabetes Melitus Tipe 2 (Grant
1. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
et al., 2009). Hal tersebut dikarenakan
antara tingkat pendidikan dengan kejadian
perubahan sosial ekonomi dan selera makan
Diabetes Melitus tipe 2 pada pasien rawat
akan mengakibatkan perubahan pola makan
jalan di Poliklinik Interna BLU RSUP
masyarakat yang cenderung menjauhkan Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
konsep makanan seimbang, sehingga
2. Terdapat hubungan yang bermakna antara
berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi
tingkat pendapatan dengan kejadian
(Suiraoka, 2012). Pada status pekerjaan,
Diabetes Melitus tipe 2 pada pasien rawat
pengolahan data dalam penelitian ini jalan di Poliklinik Interna BLU RSUP
mendapatkan nilai probabilitas sebesar 0,018 Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
sehingga dapat menunjukkan bahwa terdapat
3. Terdapat hubungan yang bermakana antara
hubungan yang bermakna antara status
status pekerjaan dengan kejadian Diabetes
pekerjaan tidak bekerja dengan Diabetes Melitus tipe 2 pada pasien rawat jalan di
Melitus Tipe 2 di Poliklinik Interna BLU Poliklinik Interna BLU RSUP Prof. Dr.
RSUP Prof. Dr. R.D.Kandou Manado. Nilai R.D. Kandou Manado.
OR adalah 1,5, hal tersebut menunujukkan
bahwa orang yang tidak memiliki perkerjaan DAFTAR PUSTAKA

berisiko 1,5 kali lebih besar terkena DM Tipe 2 Adler N, Newman K .2002. Socioeconomic

dibandingkan mereka yang memiliki pekerjaan. Disparities In Health: Pathways and


Policies. Health Affairs (online) Vol. 21,
Penelitian dari Grant yang berjudul Gender-
No 2. Hlm. 60-76 (Content.health
Specific Epidemiology of Diabetes di
affairs.org/content/21/2/60.full.pdf+html
Adelaide, Australia mendapatkan hasil bahwa
diakses pada 27 April 2014).
mereka yang memiliki status pekerjaan tidak
bekerja beresiko terkena Diabetes Melitus Anonim. 2014b. International Diabetes

(Grant et al., 2009). Pada kelompok kategori Federation (IDF). IDF Diabetes Atlas
(Online). www.idf.org/sites/default/files/
tidak bekerja cenderung kurang melakukan
EN_6E_Atlas_Full_0.pdf diakses pada
aktivitas fisik sehingga proses metabolisme
30 Mei 2014.
atau pembakaran kalori tidak berjalan dengan
baik. Aktivitas fisik memegang peranan Anonim. 2013b. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Laporan depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/
Nasional Riskesdas 2013, (online), Hasil/Riskesdas/2013.pdf, diakses 29
Maret 2014. Gibney, M. J., Margetts, B. M., Kearney, J. M.,
A r a b , L . 2 0 0 5 . G i z i K e s e h a ta n
Anonim. 2011b. World Health Organization
Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku
(WHO). Global Status Report NCD
Kedokteran EGC.
(Online). whqlibdoc.who.int/publication
ns/2011/9789240686458_eng.pdf G ra n t J . F, Hi c k s N, Ta y l o r A. W,
diakses pada 30 Mei 2014. Chittleborough C.R, Phillips P.J.

Anonim. 2010. World Health Organization 2009. Gender-Specific Epidemiology


(WHO). Diebetes (Online). www.who. of Diabetes:a Representative Cross-
int/mediacentre/factsheets/fs312/en/ Sectional Study. International
diakses pada 30 Mei 2014. Journ al fo r E quit y i n Healt h
Bustan, M. N. 2007. Epidemiologi Penyakit (Online) Vol. 8 No. 6 Hlm 1-12
Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta. (http://www.equityhealthj.com/conte

Blas E, Sommerfeld J, Kurup A.S. 2011. World nt//1/6 diakses pada 1 Oktober 2014).
Health Organization (WHO) Social
Khrishan S,Cozier Y.C, Rosenberg L, Palmer
Determinants approaches to public
JR. 2010. Socioeconomic Status and
health (Online). www.who.int/sdhconfe
Incidence of Type 2 Diabetes: Results
rence/resources/SDapproachestopubliche
From The Black Women’s Health Study.
alth_eng.pdf diakses pada 26 November
American Journal of Epidemiology
2014.
(Online) Vol 171, No. 5 Hlm. 564-570 (
Edriani Amelia. 2012. Hubungan antara faktor http://aje.oxfordjournals.org diakses
sosial ekonomi dan faktor yang tidak pada 25 April 2014).
bisa dimodifikasi terhadap diabetes Profil BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
melitus pada lansia dan prelansia di Manado Tahun 2013.
kelurahan Depok Jaya, Depok, Jawa
Saydah S, Lochner K. 2010. Socioeconomic
Barat Pada Tahun 2012, Skripsi
Status and Risk of Diabetes-Related
(online), (lib.ui.ac.id/file?file=digital20
Mortality in the U.S. Public Health
0944-Spdf-Amelia%20Edriani.pdf
Reports (Online) Volume 125, No. 3
diakses pada 1 Oktober 2014).
Hlm. 377-388. (www.publicheathrepo
rts.org/Documents/Aug31-2010.pdf
diakses pada 25 April 2014).

Suiraoka I.P. 2012. Penyakit Degeneratif.


Yogyakarta:Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai