Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM

MANAJEMEN RESIKO FASILITAS


RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYA MALUKU UTARA
2018

1. PENDAHULUAN

Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan
di dunia ini pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting.
misalnya: perminyakan, perbankan, penerbangan, IT, ekspedisi luar angkasa, dan
lain-lain. Makin besar risiko suatu pekerjaan, mak makin besar perhatiannya
pada aspek manajemen risiko ini.

Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai
dampak pada pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen risiko adalah
budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang peluang
sambil mengelola efek yang tidak diharapkan atau kegiatan terkoordinasi
untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko.
Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New
Zealand AS/NZS 4360:2004 yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan
standar ISO 31000:2009. ISO pun menerbitkan standar pendukungnya, yaitu ISO
Guide 73:2009 dan ISO/IEC 31010:2009. Dan sudah barang tentu, seluruh
aktifitas manajemen risiko di dunia ini merujuk pada standar-standar tersebut.
Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan
kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori
accident model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai
kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi.
Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya
kerugian maupun ‘accident’.

.
2. LATAR BELAKANG

Tuntutan terhadap kelalaian kepada institusi kesehatan di dunia semakin


meningkat jumlahnya sejak tahun 1980-an. Hal ini mendesak departemen
kesehatan berbagai negara, seperti Inggris dan negara-negara
persemakmurannya untuk berpikir ekstra. Sampai awal tahun 1990-an tuntutan
2 hukum yang diterima institusi kesehatan seperti rumah sakit mencapai
75 milyar ponsterling. Jumlah yang sangat besar ini memaksa departemen
kesehatan Inggris merombak keseluruhan sistem pelayanan
kesehatan, utamanya budaya kerja para pemberi layanan kesehatan. Maka mulai
diperkenalkan dan dibuat manajemen risiko dalam kerangka kerja departemen
kesehatan di Inggris, diberlakukan untuk seluruh trust dan board yang
menjadi afiliasinya. Kita menyadari bahwa tidak hanya penanggulangan
risiko saja yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan masyarakatnya. Perlunya evaluasi berkelanjutan, fokus
pada kepentingan pasien, dan komponen-komponen lain membentuk sebuah
kerangka.
kerja baru yang disebut clinical governance. Manajemen risiko merupakan salah
satu pilar penerapan clinical governance dalam institusi pelayanan kesehatan.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari
identifikasi risiko secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan
tujuan mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu dengan
penekanan pada perubahan budaya kerja dari yang reaksioner dan
penanggulangan menjadi pencegahan dan pengelolaan.Risiko yang dicegah dalam
pengelolaan manajemen risiko berupa risiko klinis dan non klinis.

3. TUJUAN

3.1. Tujuan umum


Meminimalisasi dan meniadakan risiko yang ditimbulkan oleh berbagai potensi
bahaya yang ada Rumah Sakit Umum Kertha Usada.

3.2. Tujuan Khusus


1. Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di rumah sakit.
2. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas dan lingkungan
di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiya Maluku Utara.
3. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang addi
Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiya Maluku utara bagi karyawan,
pasien dan pengunjung.

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. IDENTIFIKASI RESIKO

1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT

IDENTIFIKASI BAHAYA
 Penculikan Bayi
 Penyanderaan
KEAMANAN  Kehilangan barang milik pasien dan keluarga
LINGKUNGAN RS  Kehilangan kendaraan bermotor
Kehilangan sarana prasarana RS
 Keselamatan saat ada renovasi/pembangunan

KEAMANAN PASIEN,  Terjatuh/terpeleset di RAM/tangga


KUNJUNGAN DAN  Terpeleset Di kamar mandi
KARYAWAN  Tersengat listrik
2. BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA

IDENTIFIKASI BAHAYA
 Penanganan B3 yang salah
BAHAN BERACUN  Penyimpanan B3 tidak pada tempatnya
BERBAHAYA  B3 yang tidak diberi label
 Tidak memakai APD saat penanganan B3.

3. BENCANA

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


 Penanganan B3 yang salah
INSIDEN WABAH DAN  Penyimpanan B3 tidak pada tempatnya
BENCANA  B3 yang tidak diberi label
 Tidak memakai APD saat penanganan B3.

4. KEBAKARAN

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


 Hubungan pendek arus listrik
 Ledakan gas
INSIDEN KEBAKARAN  Kebocoran gas
 Ledakan kompor gas
 Percikan api dari colokan listrik
 Kebakaran akibat puntung rokok

5. PERALATAN MEDIS

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


 Kesalahan pembacaan hasil padaalat medis
karena belum terkalibrasi
PERALATAN MEDIS  Kesalahan penggunaan alat karena belum
terkalibrasi
 Kesalahan penggunaan alat medis yang baru
karena belum dilakukan pelatihan alat baru.
6. SISTEM UTILITAS

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


Pemadaman listrik
 Kerusakan/meledaknya pompa air
 Saluran air / IPAL mampet
SISTEM UTILITAS  Kerusakan SIRUS
 Kerusakan telepon
 Kebocoran gas
 Meledaknya tabung gas medis
 Meledaknya sistem gas sentral

B. ANALISA RESIKO

Tabel Analisis risiko berdasarkan tingkat bahaya Skor Keterangan


SKOR KETERANGAN
1 Kegagalan yang tidak disadari oleh pasien dan tidak menimbulkan
dampak dalam pelayanan kesehatan

2 Kegagalan dapat memepengaruhi proses pelayanan kesehatan tetepai


menimbulkan kerugian minor.
3 Kegaggalan dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar terhadap
pasien
4 Kegagalan dapat menyebabkan kematian atau kecatatan

Tabel Analasisi resiko berdasarkan tingakat probabilitas


skor keterangan
1
2
3
4

C. TATA KELOLA RESIKO


1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan
dengan keamanan lingkungan RS adalah:
A. Penambahan CCTV pada area-area yang beresiko terjadinya ancaman
keamanan seperti ruang Bayi/NICU untuk mencegah penculikan bayi, Tempat
parkir untuk mencegah pencurian kendaraan bermotor dan tempat beresiko
lainnya.
B. Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV
C. Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk pengunjung
pasien rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu di RS
D. Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien ( mis :
pegangan di setiap tangga dan diniding termasuk kamar mandi, tempat tidur
dengan penahan pada tepinya dll ).
E. Melengkapi sumber listrik dengan penutup.
F. Menyediakan rol hole pada ram/ jalan miring.
G. Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan Gedung di
Rumah Sakit.
2. BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan Bahan dan Limbah Berbahaya adalah:
A. Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3
B. Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke semua
unit.
C. Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan dibagikan
kepada unit-unit yang menggunakan bahan tersebut.
D.Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan menerapkan
kebiasaan penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3.
E. Pelatihan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja, Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran, keadaan darurat bencana, cara melakukan
evakuasi, penanganan limbah dan B3
3. BENCANA
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan
dengan keadaan darurat bencana adalah:
A. Membentuk Tim Siaga Bencana.
B. Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana.
C. Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi ( Jadwal pelatihan,
peserta, pelaporan ), yang melibatkan semua unsur di Rumah Sakit.
D. Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi
pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu
emergency, denah dan gambar arah evakuasi di setiap gedung.
E. Melakukan simulasi keadaan darurat bencana.
4. KEBAKARAN
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan kebakaran adalah:
A. Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya, terutama di
ruang khusus.
B. Melakukan pemliharaan APAR secara berkala.
C. Melakukan Patroli Asap secara rutin
D. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan larangan
merokok.
E. Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat – tempat yang
rawan kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi dan
tempat perawatan Intensif.
F. Pemeliharaan Hidran secara rutin.
G. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan gempa.
H. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran.
I. Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan. Pengendalian
Kebakaran.
J. Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan.
5. PERALATAN MEDIS
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan
dengan Sarana dan Prasarana adalah:
A. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala
B. Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga
C. medis yang mendapatkan alat baru.

6. SISTEM UTILITAS
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan
dengan sistem utilisasi adalah:
A. Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel listrik, dan
sistem gas medis.
B. Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan pengaman
agar tidak terjatuh.

7. DIKLAT MANAJEMEN RESIKO


Diklat manajemen risiko bertujuan untuk memberikan informasi kepada pegawai
RSU KU baik medis maupun non medis tentang pentingnya manajemen risiko,
pengendalian atau pencegahan risiko serta bahaya yang mungkin terjadi akibat
risiko yang ada. Diklat manajemen risiko akan diadakan setiap tahun sekali pada
bulan ketiga.
8. PELAPORAN INSIDEN
Pelaporan insiden dilakukan oleh masing-masing unit. Jika terjadi insiden di salah
satu unit, maka unit yang bersangkutan wajib melaporkan insiden tersebut ke TIM
K3RS yang nantinya akan dilakukan investigasi dan evaluasi dari
kejadian tersebut. Hasil investigasi dan evaluasi akan dijadikan acuan
penyusunan program berikutnya dan disampaikan ke direktur RSU Kertha Usada.

9. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Koordinasi antara UPSRS dengan tim K3RS
2. Koordinasi antara Unit Kerja, UPSRS dan Tim K3RS.
3. Sosialisasi Program Manajemen resiko saat laporan pagi.

10. SASARAN
1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
A. Penambahan CCTV pada area-area yang beresiko terjadinya
ancaman keamanan seperti ruang Bayi/NICU untuk mencegah penculikan
bayi, Tempat parkir untuk mencegah pencurian kendaraan bermotor dan
tempat beresiko lainnya terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV dilakukan setiap hari terlaksana
100 % dalam waktu 3 bulan.
C. Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk pengunjung
pasien rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu di RS terlaksana
100 % dalam waktu 3 bulan.
D. Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien ( mis
: pegangan di setiap tangga dan diniding termasuk kamar mandi, tempat tidur
dengan penahan pada tepinya dll ) terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
E. Melengkapi sumber listrik dengan penutup terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.
F. Menyediakan rol hole pada ram/ jalan miring terlaksana 100 % dalam
waktu 3 bulan.
G. Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan Gedung di
Rumah Sakit terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

2. BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA


A. Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3 terlaksana 100 % dalam
waktu 3 bulan.
B. Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke semua
unit. terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
C. Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan dibagikan
kepada unit-unit yang menggunakan bahan tersebut terlaksana 100 %
dalam waktu 3 bulan.
D. Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan
menerapkan kebiasaan penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
E. Pelatihan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja, Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran, keadaan darurat bencana, cara melakukan
evakuasi, penanganan limbah dan B3 terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
3. BENCANA
A. Membentuk Tim Siaga Bencana terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
C. Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi ( Jadwal
pelatihan, peserta, pelaporan ), yang melibatkan semua unsur di Rumah Sakit
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
D. Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi
pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu
emergency, denah dan gambar arah evakuasi di setiap gedung terlaksana
100 % dalam waktu 3 bulan.
E. Melakukan simulasi keadaan darurat bencana terlaksana 100 %
dalam waktu 3 bulan.

4. KEBAKARAN
A. Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya, terutama di
ruang khusus terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Melakukan pemliharaan APAR secara berkala terlaksana 100 %
dalam waktu 3 bulan.
C. Melakukan Patroli Asap secara rutin terlaksana 100 % dalam waktu
3 bulan.
D. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan larangan
merokok terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
E. Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat – tempat yang
rawan kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi dan
tempat perawatan Intensif terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
F. Pemeliharaan Hidran secara rutin terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
G. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan
gempa terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
H. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
I. Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan.
Pengendalian Kebakaran terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
J. Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

5. PERALATAN MEDIS
A. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.
B. Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga
medis yang mendapatkan alat baru terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

6. SISTEM UTILITAS
A. Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel listrik, dan
sistem gas medis terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan pengaman
agar tidak terjatuh terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

7. JADWAL PELAKSANAAN
Jadwal pelaksanaan yang telah disusun dapat dilihat di lampiran

Anda mungkin juga menyukai