Intervensi keperawatan :
1. Kekurangan volume cairan b/d kelebihan natrium dan kehilangan cairan melalui ginjal,
kelenjar keringat dan saluran GI
Ditandai dengan : mual/ muntah, kelemahan, haus, kehilangan berat badan,diare, urine
banyak, takikardi lelah.
Intervensi Rasional
Ditandai dengan : penurunan berat badan, kelemahan otot, kaku otot abdomen, diare,
hipoglikemia berat.
Intervensi Rasional
1. Auskultasi bising usus, kaji nyeri perut, 1. Kekurangan kortisol dapat menyebabkan
mual/ muntah. gejala gangguan gastriintestinal berat.
6. Berikan lingkungan yang nyaman untuk 6. Meningkatkan nafsu makan dan perbaiki
makan. pemasukkan oral.
7. Berikan informasi tentang menu pilihan. 7. Menstimulasi nafsu makan karena menu
yang disukai.
11. Berikan makanan porsi kecil tapi sering . 11. Mengurangi mual muntah, dan untuk
memnuhi kebuthan kalori.
Intervensi Rasional
Ditandai dengan : tidak dapat diterapkan adanya TTV dan gejala-gejala yang membuat
diagnosa aktual.
Kriteria hasil : TTV normal, nadi perifer teraba baik, pengisian kapiler cepat, status
mental baik.
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV,FJ, irama jantung, 1. Peningkatan frekuensi jantung manifestai awal sebagai
adanya disritmia. kompensasi hipovolemia dan penurunan curah jantung.
5. Resiko tinggi terhadap perubahan proses fikir b/d penurunan kadar natrium,
hipoglikemia, gangguan keseimbangan asam basa.
Ditandai dengan : tidak dapat diterapkan ; adanya tanda-tanda atau gejala membuat
diagnosa aktual.
Kriteria hasil : mempertahankan tingkat kesadaran dan mental, tidak mengalami cedera.
Intervensi Rasional
1. Tetap mengawasi pasien pada setiap shift1.. Mengenali secara dini perubahan SSP
2. Pantatu tanda vital dan status neurologis 2. Perbandingan terhadap temuan abnormal (suhu
tinggi pengaruhi mental.
3. Panggil pasien dengan nama, orientasikan
pada tempat, orang dan waktu sesuai 3. Menolong pertahankan orientasi dan
kebutuhan. menurunkan kebingungan.
6. Resiko tinggi terhadap harga diri rendah situsional b/d adanya kondisi fisik yang
memerlukan sepanjang hidup, perubahan pigmentasi kulit, berat badan.
Ditandai dengan : tidak dapat diterapkan : adanya tanda-tanda den gejala-gejala yang
membuat diagnosa aktual.
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
c. Intervensi Keperawatan
Tujuan :
Tujuan utama pasien mencakup penurunan risikp cedera dan infeksi, peningkatan
kemampuan untuk melaksanakan aktivitas perawatan-mandiri, perbaikan fungsi mental dan
tidak adanya komplikasi.
1. Kondisi penderita sindrom Cushing harus dipantau dengan ketat untuk mendeteksi hipotensi, denyut
nadi yang cepat dan lemah, frekuensi pernapasan yang cepat, pucat dan kelemahan yang ekstrim.
2. Pasien tersebut mungkin memerlukan pemberian infus cairan dan elektrolit serta terapi
kortikosteroid.
3. Pasien yang mengalami truma atau memerulukan operasi darurat memerlukan kadar kortikosteroid
tambahan sebelum, selama dan setelah terapi atau operasi.
4. Jika terjadi krisi addisonian, pasien harus mendapat pengobatan untuk mengatasi kolaps sirkulasi
dan syok.
Status cairan dan elektrolit dipantau dengan mengukur berat badan pasien setiap
hari. Karena meningkatnya risiko untuk mengalami intoleransi glukosa dan hiperglikemia,
maka pemantauan glukosa darah harus dimulai dan setiap kenaikan kadar glukosa darah
dilaporkan kepada dokter sehingga terapi dapat diberikan jika diperlukan.
Intervensi :
a. Ciptakan Lingkungan yang aman. (Mencegah kecelakaan seperti terjatuh, fraktur dan
berbagai cedera lain pada tulang serta jaringan lunak.)
b. Bantu pasien yang sangat lemah dalam mobilisasi. (Mencegah jatuh atau terbentuk pada
tepi perabot yang tajam.)
c. Pertemuan dengan pengunjung, staf atau pasien yang menderita infeksi harus dihindari.
d. Penilaian kondisi pasien harus sering dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi
yang tidak jelas, mengingat efek anti-inflamasi dari kortikosteroid dapat menyamarkan
tanda-tanda umum infeksi dan inflamasi.
f. Rujukan kepada ahli diet. (Membantu pasien untuk memilih jenis-jenis makanan yang
tepat tetapi rendah natrium dan kalori).
Intervensi :
b. Rencanakan Waktu istirahat dan diatur intervalnya sepanjang hari. (Insomnia sering
turut menimbulkan rasa mudah lelah yang dikeluhkan pasien)
c. Lingkungan yang tenang dan relaks untuk istirahat dan tidur harus diupayakan.
a. Memiliki kulit yang utuh tanpa bukti adanya luka atau infeksi.
c. Mengubah posisi dengan sering dan memeriksaa bagian tulang yang menonjol
setiap hari.
Intervensi :
3. Anjurkan pasien dan bantu untuk sering mengubah posisi sehingga kerusakkan kulit
dapat dicegah.
Intervensi :
Jika penyebab sindrom cushing dapat ditangani dengan baik, perubahan fisik lain yang penting juga
akan menghilang pada saatnya. Meskipun demikian, akan sangat membantu apabila :
b. Diet rendah karbohidrat rendah natrium. Kenaikkan berat badan dan edema yang
terlihat pada sindrom cushing dapat dimodifikasi melalui diet rendah karbohidrat rendah
natrium.
c. Berikan asupan protein. Asupan protein yang tinggi dapat mengurangi sebagian gejala
lain yang menggangu.
Intervensi :
a. Meperlihatkan TTV serta berat badan yang normal dan bebas dari gejala krisis
addisional.
3. FEOKROMOSITOMA
c. Intervensi keperawatan :
Ditandai dengan:
Intervensi Rasional
Mandiri
Ditandai dengan:
intervensi Rasional
Mandiri
3. Nutrisi , perubahan , lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan sehubungan dengan
kebutuhan metabolik, pola hidup monoton, keyakinan budaya.
Ditandai dengan:
- Lipatan kulit trisep > 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita (maksimum untuk
usia dan jenis kelamin)
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan 1. Kegemukkan adalah resiko tambahan pada
anatara hipertensi dan kegemukkan. tekanan darah tinggi karena disproporsi
antara kapasitas aorta dan peningkatan
curah jantung berkaitan dengan
peningkatan masa tubuh
Kolaborasi
b/d :
- Misinterpretasi informasi
- Keterbatasan kognitif
- Menyangkal diagnosa.
Ditandai dengan :
- Menyatakan masalah
- Meminta informasi
- Menyatakan miskonsepsi
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar, 1. Kesalahan konsep dan menyangkal diagnose
termasuk orang terdekat. karena perasaan sejahtera yang sudah lama
dinikmati mempengaruhi minat pasien /
orang terdekat untuk mempelajari penyakit,
kemajuan , dan prognosis. Bila pasien tidak
menerima realitas bahwa membutuhkan
pengobatan kontinu, maka perubahan
perilaku tidak akan dipertahankan.
3. Hindari mengatakan TD normal dan gunakan 4. Factor-faktor resiko ini telah menunjukkan
istilah terkontrol dengan baik saat hubungan dalam menunjang hipertensi dan
menggambarkan TD pasien dalam batas yang penyakit kardiovaskular serta ginjal.
diinginkan.
Mandiri
2. Kelebihan lemak jenuh, kolesterol, natrium,
1. Riviu tanda-tanda/ gejala-gejala yang alcohol, dan kalori telah di definisikan
memerlukan pelaporan pada pemberi asuhan sebagai resiko nutrisi dalam hipertensi .
kesehatan, mis. Sakit kepala saat bangun, diet rendah lemak dan tinggi lemak poli-tak
peningkatan TD tiba-tiba, nyeri dada/ sesak, jenuh menurunkan TD, kemungkinan
gangguan penglihatan dan lainya. melalui keseimbangan prostaglandin , pada
2. Jelaskan rational regimen diit yang diharuskan orang-orang normotensif atau hipertensi.
(biasanya diit rendah natrium, lemak jenuh, dan 3. Diit rendah garam selama 2 tahun mungkin
kolesterol). sudah mencukupi untuk mengontrol
hipertensi sedang atau mengurangi jumlah
obat yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGUAN KELENJAR ADRENAL
9. Nyeri/ kenyamanan
Gejala: nyeri otot,kaku perut,nyeri kepala,nyeri tulang tulang
belakang,abdomen,extremitas ( pada keadaan krisis)
10. Pernapasan
Gejal: dispnea
Tanda : kecepatan pernapasan meningkat,takipnea,suara napas krakel,ronki(
pada keadaan infeksi)
11. Seksualitas
Gejala: adanya riwayat menapause dini,amoneria,hilangnya tanda tanda swx
sekunder,hilangnya libido.
B. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d kelwbihan natrium dan kehilangan cairan
melalui ginjal,kelenjar keringat dan saluran Gl
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tibuh b/d defisiensi
glukokartikoit,metabolisme lemak abnormal,protein dan
karbohidrat,mual/muntah dan anoreksia.
3. Kelelahan b/d penurunan produksi energi metabolisme,perubahan kimia
tubuh,ketidak seimbangancairan,elwktrolit,glukosa.
4. Resiko tingi terhadap penurunan curah jantung b/dmetabolisme
abnormal.
b.d preload dan selama 2 x 24 jam maka 2.1 Memberikan palaian yang tidak
ketat pada pasien
afterload klien akan menunjukan
2.2 Membalikan posisi pasien minimal
status keseimbangan
setiap 2 jam. Sesuai jadwal khusus
ciran dengan KH:
2.3 Memoitor sumber tekanan dan
Hipertensi
gesekan
Ket:
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada
Fokuskan pada efek terhadap tubuh dengan konsentrasi hormone korteks adrenal
yang tinggi.
b.d preload dan selama 2 x 24 jam maka 2.7 Memberikan palaian yang tidak
ketat pada pasien
afterload klien akan menunjukan
2.8 Membalikan posisi pasien minimal
status keseimbangan
setiap 2 jam. Sesuai jadwal khusus
ciran dengan KH:
2.9 Memoitor sumber tekanan dan
Hipertensi gesekan
Ket:
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Rin
5. Tidak Ada