Anda di halaman 1dari 27

c.

Intervensi keperawatan :

1. Kekurangan volume cairan b/d kelebihan natrium dan kehilangan cairan melalui ginjal,
kelenjar keringat dan saluran GI

Ditandai dengan : mual/ muntah, kelemahan, haus, kehilangan berat badan,diare, urine
banyak, takikardi lelah.

Kriterian hasil : menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan : pengeluaran urine


adekuat (batas normal), TTV stabil, tekanan nadi perifer jelas, turgor kulit baik, pengisian
kapiler baik, membran mukosa lembab.

Intervensi Rasional

1. Dapatkan riwayat tentang lama 1. Membantu memperkirakan penurunan volume


dan intensitas gejala dari pasien total cairan.
atau keluarga.

2. Pantau TTV, catat perubahan


2. Hipotensi postural merupakan bagian
tekanan darah pada perubahan
hipovolemia akibat kekurangan hormon
posisi, kekuatan nadi perifer.
aldosteron dan penurunan curah jantung
sebagai akibat penurunan kortisol.

3. Memberikan perkiraan kebutuhan akan


penggantian volume cairan dan keefektifan
3. Ukur dan timbang BB setiap hari
pengobatan. Kenaikan BB yang cepat akibat
4. Kaji rasa haus, kelelahan, nadi retensi cairan dan natriumm akibat
cepat,pengisian kapiler pengobatan steroid.
memanjang, turgor kulit jelek,
4. Untuk mengindikasikan berlanjutnya
membran mukosa kering, warna
hipovolemia dan mempengaruhi kebutuhan
kulit dan temperatur.
pengobatan.
5. Periksa perubahan status mental
5. Dehidrasi berat menurunkan curah jantung
dansensori .
dan perfusi jaringan otak.
6. Auskultasi bising usus. Catat mual
6. Kerusakkan fungsi cairan cerna menigkatkan
dan muntah .
kehilangan cairan dan elektrolit.
7. Berikan perawatan mulut secara
7. Membantu menurunkan rasa tidak nyaman
teratur.
dan pertahankan kerusakkan membran
8. Pertahankan kenyaman mukosa.
lingkungan. Lindungi pasien dari
8. Menghindari panas berlebih mencegah
cahaya atau sejenisnya
kehilangan cairan.
9. Anjurkan pasien untuk istirahata
lebi banyak.
9. Mengurangi dan membatasi hipotensi
10. Anjurkan cairan oral > 3000 ml/hr
ortostatik dan menurunkan resiko penurunan
sesuai dengan kemampuan
kesadaran dan trauma.
pasien.
10. Kembalinya fungsi saluran cerna
11. Kolaborasi pemberian cairan
(larutan salin dan larutan glukosa) memungkinkan pemberian cairan.

11. Sebagai cairan pengganti untuk mengatasi


kekurangan natrium.
12. Kolaborasi pemberian obat
(kortison) 12. Obat pilihan untuk mengganti kekurangan
kortison dan meningkatkan reabsorbsi
natrium.
13. Kolaborasi tentang pasang /
13. Memfasilitasi pengukuran haluaran dengan
pertahankan kateter.
akurat.
14. Pantau pemeriksaam
14. Peningkatan kadar ureum dan kreatini
laboratorium .
mengindikasikan kerusakkan tingkat sel karena
dehidrasi.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d defisiensi glukokortikoid,


metabolisme lemak abnormal, protein dan karbohidrat, mual/ muntah dan anoreksia.

Ditandai dengan : penurunan berat badan, kelemahan otot, kaku otot abdomen, diare,
hipoglikemia berat.

Kriteria hasil : tidak ada mual/ muntah, BB stabil atau meningkat

Intervensi Rasional

1. Auskultasi bising usus, kaji nyeri perut, 1. Kekurangan kortisol dapat menyebabkan
mual/ muntah. gejala gangguan gastriintestinal berat.

2. Catat adanya kulit dingin/ basah, 2. Mengindikasikan pemberian glukokortikod


perubahan tingkat kesadran, nadi cepat, karena hipoglikemia
peka rangsang, nyeri kepala,
sempoyongan. (tanda hipoglikemia)

3. Pantau pemasukkan makanan dan


timbang BB tiap hari. 3. Anoreksia, kelemahan dan kehilangan
pengaturan metabolisme mengakibatkan
penurunan BB. BB yang meningkat cepat
karena retensi cairan.

4. Catat muntah tentang jumlah / 4. Untuk menentukan derajat kemampuan


karakteristik. pencernaan.

5. Berikan / bantu perawatan mulut. 5. Meningkatkan nafsu makan

6. Berikan lingkungan yang nyaman untuk 6. Meningkatkan nafsu makan dan perbaiki
makan. pemasukkan oral.

7. Berikan informasi tentang menu pilihan. 7. Menstimulasi nafsu makan karena menu
yang disukai.

8. Glukosa untuk memperbaiki hipoglikemia,


8. Kolaborasi pemberian obat (androgen )
obat untuk meningkatkan nafsu makan dan
dan glukosa memperbaiki tonus otot

9. Menentukan kebutuhan kalori yang tepat

9. Kosultasi ahli gizi. 10. Menolong/mencegah hiponatremia.

10. Kolaborasi untuk tingkatkan diet natrium

11. Berikan makanan porsi kecil tapi sering . 11. Mengurangi mual muntah, dan untuk
memnuhi kebuthan kalori.

3. Kelalahan b/d penurunan produksi energi metabolisme, perubahan kimia tubuh,


ketidakseimbangan cairan, elektrolit dan glukosa.

Ditandai dengan : rasa tidak nyaman/bertenaga, tidak mampu pertahankan kerja,


penurunan penampilan, lelah, tidak konsentrasi.

Kriteria hasil : peningkatan tenaga, peningkatan kemampuan dan berpartisipasi dalam


aktivitas.

Intervensi Rasional

1. Kaji / diskusikan tingkat kelemahan 1. Pasien mengalami penurunan tenaga setiap


klien . hari karena proses penyakit dan
ketidakseimbangan natrium kalium

2. Kolapsnya sirkulasi akibat stress aktivitas


2. Pantau TTVsebelum dan sesudah
dan penurunan curah jantung.
beraktivitas.
3. Memberikan harapan untuk kembali
3. Diskusikan kebutuhan aktivitas,
melakukan aktivitas.
identifikasi aktivitas yang
menyebabkan lelah.

4. Sarankan periode antara istirahat dan 4. Mengurangi kelelahan dan ketegangan


beraktivitas. jantung.

5. Diskusikan cara menghemat energi 5. Pasien dapat melakukan lebih banyak


kegiatan dengan penghematan energi.
6. Berikan kesempatan klien untuk
berpartisipasi untuk melakukan 6. Menambahkan tingkat keyakinan pasien.
aktivitasnya.

4. Resiko tinggi terhadap penurunancurah jantung b/d menurunnya penurunanaliran darah


vena berubahnya kecepatan, irama dan konduksi jantung, perubahan ukuran otot dan
metabolisme abnormal.

Ditandai dengan : tidak dapat diterapkan adanya TTV dan gejala-gejala yang membuat
diagnosa aktual.

Kriteria hasil : TTV normal, nadi perifer teraba baik, pengisian kapiler cepat, status
mental baik.
Intervensi Rasional

1. Pantau TTV,FJ, irama jantung, 1. Peningkatan frekuensi jantung manifestai awal sebagai
adanya disritmia. kompensasi hipovolemia dan penurunan curah jantung.

2. Memberikan gambaran langsung volume cairan dan


berkembangnya komplikasi : gagal jantung.
2. Lakukan pengukuran CVP
3. Hiperpireksia tiba-tiba diikuti hipotermi akibat
ketidakseimbangan hormon, cairan elektrolit.
3. Pantau suhu tubuh yang
4. Pucat, kulit dingin, pengisian kapiler memanjang, nadi
berubah tiba-tiba
lambat dan lemah, indikasi terjadi syok.
4. Kaji warna kulit, suhu, pengisian
5. Perubahan mental akibat penurunan curah
kapiler dan nadi perifer.
jantung/serebral.
5. Teliti adanya perubahan mental
6. Biasanya poliuri, tapi penurunan haluaran urine
dan nyeri abdomen
indikasikan penurunan perfusi ginjall oleh curah jantung.
6. Ukur jumlah haluaran.
7. Efek pemberian kortikostreoid dan natrium
berlebihan menyebabkan potensial kelebihan
cairan dan gagal jantung.
7. Pantau adanya hipertensi,
edema BB meningkat. 8. Perbaikan volume sirkular dapat perbaiki curah jantung,
O2 dapat membantu menurunkan kerja jantung.
8. Kolaborasi pemberian cairan, O2
dan obat.

5. Resiko tinggi terhadap perubahan proses fikir b/d penurunan kadar natrium,
hipoglikemia, gangguan keseimbangan asam basa.

Ditandai dengan : tidak dapat diterapkan ; adanya tanda-tanda atau gejala membuat
diagnosa aktual.

Kriteria hasil : mempertahankan tingkat kesadaran dan mental, tidak mengalami cedera.

Intervensi Rasional

1. Tetap mengawasi pasien pada setiap shift1.. Mengenali secara dini perubahan SSP

2. Pantatu tanda vital dan status neurologis 2. Perbandingan terhadap temuan abnormal (suhu
tinggi pengaruhi mental.
3. Panggil pasien dengan nama, orientasikan
pada tempat, orang dan waktu sesuai 3. Menolong pertahankan orientasi dan
kebutuhan. menurunkan kebingungan.

4. Tetapkan dan pertahankan jadwal 4. Meningkatkan orientasi dan mencegah kelelahan


perawatan rutin untuk memberikan waktu berlebih
istirahat.
5. Disorientasi akan meningkatkan resiko timbulnya
5. Lindungi pasien dari cedera. bahaya.
6. Pantau pemeriksaan lab 6. Menanggulangi ketidakseimbangan cairan
elektrolit dan asam basa.

6. Resiko tinggi terhadap harga diri rendah situsional b/d adanya kondisi fisik yang
memerlukan sepanjang hidup, perubahan pigmentasi kulit, berat badan.

Ditandai dengan : tidak dapat diterapkan : adanya tanda-tanda den gejala-gejala yang
membuat diagnosa aktual.

Kriteria hasil : mengungkapkan penerimaan terhadap keadaam diri sendiri diungkapkan


secara verbal. Menunjukkan kemapuan adaptasi.

Intervensi Rasional

1. Dorong pasien untuk mengungkapkan 1. Membina hubungan dan meningkatkan


perasaan keterbukaan

2. Kurangi stimulus yang berlebihan pada 2. Meminimalkan perasaan stress, frustasi.


lingkungan.
3. Membantu meningkatkan tingkat
3. Dorong pasien berpartisipasi dalam kepercayaan diri
perawatan diri sendiri
4. Menolong pasien melihat hasil dari
4. Sarankan untuk mengunjungi pengobatan
seseorang yang penyakitnya sudah
5. Pendekatan komprehensif membantu
terkontrol/gejala berkurang
memenuhi kebutuhan untuk
5. Kolaborasi untuk rujuk / konseling memelihara tingkah laku koping.
kepelayanan sosial/ kelompok
pendukung.

7. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d


kurang mengingat, kesalahan interpretasi informasi dan keterbatasn kognitif.

Ditandai dengan : bertanya, minta penjelasan, mengungkapkan permasalahan.

Kriteria hasil : pasien dapat mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, prognosis


dan gejala, mengidentifikasi keadaan yang membuat stress.

Intervensi Rasional

1. Tinjau ulang keadaan penyakit 1. Memberikan pengetahuan pasien yang dapat


dan harapan masa depan memilih berdasarkan informasi

2. Jelaskan alasan kehilangan cairan 2. Pengetahuan yang dimiliki membantu mencegah


yang berlebihan munculnya masalah
3. Diskusikan mengenai diet. 3. Mencegah kehilangan berat badan dan
menurunkan resiko hipoglikemia
4. Tekankan pentingnya menghindari
sumber infeksi 4. Supresi respon inflamasi meningkatkan resino
terjadinya infeksi.
5. Diskusikan pentingnya melihat
ulang tentang pengobatan secara 5. Untuk memudahkan pengendalian terhadap kondisi
teratur. kronis/ pencegahan komplikasi.

c. Intervensi Keperawatan

Tujuan :

Tujuan utama pasien mencakup penurunan risikp cedera dan infeksi, peningkatan
kemampuan untuk melaksanakan aktivitas perawatan-mandiri, perbaikan fungsi mental dan
tidak adanya komplikasi.

Pemantauan dan pelaksanaan :

1. Kondisi penderita sindrom Cushing harus dipantau dengan ketat untuk mendeteksi hipotensi, denyut
nadi yang cepat dan lemah, frekuensi pernapasan yang cepat, pucat dan kelemahan yang ekstrim.

2. Pasien tersebut mungkin memerlukan pemberian infus cairan dan elektrolit serta terapi
kortikosteroid.

3. Pasien yang mengalami truma atau memerulukan operasi darurat memerlukan kadar kortikosteroid
tambahan sebelum, selama dan setelah terapi atau operasi.

4. Jika terjadi krisi addisonian, pasien harus mendapat pengobatan untuk mengatasi kolaps sirkulasi
dan syok.

5. Identifikasi fraktor-faktor yang dapat menyebabkan krisis tersebut harus diupayakan.

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Status cairan dan elektrolit dipantau dengan mengukur berat badan pasien setiap
hari. Karena meningkatnya risiko untuk mengalami intoleransi glukosa dan hiperglikemia,
maka pemantauan glukosa darah harus dimulai dan setiap kenaikan kadar glukosa darah
dilaporkan kepada dokter sehingga terapi dapat diberikan jika diperlukan.

Intervensi tiap diagnosa :

1. Diagnosa 1 : Resiko cedera infeksi

Tujuan : Menurunkan risiko cedera dan infeksi.

Kriteria hasil : Menurunkan resiko cedera dan infeksi :

a. Bebas fraktur dan cedera jaringan lunak.

b. Bebas daerah-daerah ekimosis.

c. Tidak mengalami kenaikkan suhu , kemerahan, rasa nyeri ataupun tanda-


tanda lian infeksi serta inflamasi.

Intervensi :
a. Ciptakan Lingkungan yang aman. (Mencegah kecelakaan seperti terjatuh, fraktur dan
berbagai cedera lain pada tulang serta jaringan lunak.)

b. Bantu pasien yang sangat lemah dalam mobilisasi. (Mencegah jatuh atau terbentuk pada
tepi perabot yang tajam.)

c. Pertemuan dengan pengunjung, staf atau pasien yang menderita infeksi harus dihindari.

d. Penilaian kondisi pasien harus sering dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi
yang tidak jelas, mengingat efek anti-inflamasi dari kortikosteroid dapat menyamarkan
tanda-tanda umum infeksi dan inflamasi.

e. Anjurkan makanan yang tinggi protein, kalsium dan vitamin D. (Memperkecil


kemungkinan pelisutan otot dan osteoporosis.)

f. Rujukan kepada ahli diet. (Membantu pasien untuk memilih jenis-jenis makanan yang
tepat tetapi rendah natrium dan kalori).

2. Diagnosa 2 : kurangnya perawatan diri b/d kelelahan .

Tujuan : Menganjurkan istirahat dan aktivitas.

Kriteria hasil :Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri.

a. Merencakan aktivitas dan latihan untuk memungkinkan periode istirahat

b. Melaportkan perbaikan perasaan sehat.

c. Bebas komplikasi imobilitas.

Intervensi :

a. Anjurkan aktivitas ringan untuk mencegah komplikasi akibta imobilitas dan


meningkatkan rasa percaya diri. (Kelemahan perasaan mudah lelah dan pelisutan otot
akan menyulitkan penderita sindrom cushing dalam melaksanakan aktivitas yang
normal.)

b. Rencanakan Waktu istirahat dan diatur intervalnya sepanjang hari. (Insomnia sering
turut menimbulkan rasa mudah lelah yang dikeluhkan pasien)

c. Lingkungan yang tenang dan relaks untuk istirahat dan tidur harus diupayakan.

3. Diagnosa 3 : gangguan integritas kulit

Tujuan : Meningkatkan perawatan kulit.

Kriteria hasil : Mencapai / mempertahankan integritas kulit.

a. Memiliki kulit yang utuh tanpa bukti adanya luka atau infeksi.

b. Menunjukkan bukti berkurangnya edema pada ekstremitas dan badan.

c. Mengubah posisi dengan sering dan memeriksaa bagian tulang yang menonjol
setiap hari.
Intervensi :

1. Lakukan perawatan kulit yang cermat, penggunaan plester perlu dihindari


(menghindari trauma pada kulit pasien yang rapuh, karena dapat menimbulkan
iritasi kulit dan luka pada kulit yang rapuh ketika plester itu dilepas).

2. Daerah tonjolan tulang dan kulitnya harus sering diperiksa.

3. Anjurkan pasien dan bantu untuk sering mengubah posisi sehingga kerusakkan kulit
dapat dicegah.

4. Diagnosa 4 : gangguan citra tubuh

Tujuan : Memperbaiki citra tubuh.

Kriteria hasil : Mencapai perbaikan citra tubuh.

a. Mengutarakan perasaan tentang perubahan penampilan, fungsi seksual dan tingkat


aktivitas.

b. Mengungkapkan kesadaran bahwa perubahan fisik merupakan akibat dari


pemberian kortikosteroid yang berlebihan.

Intervensi :

Jika penyebab sindrom cushing dapat ditangani dengan baik, perubahan fisik lain yang penting juga
akan menghilang pada saatnya. Meskipun demikian, akan sangat membantu apabila :

a. Pasien diberi penjelasan tentang dampak yang ditimbulkan oleh perubahan


tersebut terhadap konsep diri dan hubungannya dengan orang lain.

b. Diet rendah karbohidrat rendah natrium. Kenaikkan berat badan dan edema yang
terlihat pada sindrom cushing dapat dimodifikasi melalui diet rendah karbohidrat rendah
natrium.

c. Berikan asupan protein. Asupan protein yang tinggi dapat mengurangi sebagian gejala
lain yang menggangu.

5. Diagnosa 5 : gangguan proses berfikir

Tujuan : Memperbaiki proses berfikir.

Kriteria hasil : Memperlihatkan perbaikan fungsi mental

Intervensi :

a. Beri penjelasan kepada pasein dan anggota keluarga mengenai penyebab


ketidakkstabilan emosional amat penting dalam membantu mereka mengatasi fluktuasi
emosi, iritabilitas serta depresi yang terjadi. Perilaku psikotik dapat dijumpai pada
beberapa pasien dan harus dilaporkan.

b. Doron pasien dan anggota keluarga untuk mengungkapkan perasaannya.


Kriteria hasil : Tidak adanya komplikasi

a. Meperlihatkan TTV serta berat badan yang normal dan bebas dari gejala krisis
addisional.

b. Mengidentifikasi tanda-tanda serta gejala hipofungsi korteks adrenal yang harus


dilaporkan dan menyatakan tindakan yang akan diambil pada keadaan sakit serta stress
yang kuat.

c. Mengidentifikasi startegi untuk memperkecil komplikasi sindrom cushing

d. Mematuhi anjuran untuk pemeriksaan tindak lanjut.

3. FEOKROMOSITOMA

c. Intervensi keperawatan :

1. Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum , ketidakseimbangan abtara suplai dan


kebutuhan O2.

Ditandai dengan:

- Laporan verbal tentang keletihan tau kelemahan.

- Frekuensi jantung atau respon TD terhadap aktivitas abnormal.

- Rasa tidak nyaman saat dispnea.

- Perubahan-perubahan EKG mencerminkan iskemia; disritmia.

Kriteria hasil, pasien akan:

- Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan /diperlukan.

- Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

- Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi.

Intervensi Rasional

Mandiri

1. Kaji respon pasien terhadap aktivitas, 1. Menyebutkan parameter membantu dalam


perhatikan frekuensi nadi >20 kali/menit mengkaji respon fisiologi terhadap stres
diatas frekuensi istirahat; peningkatan TD aktivitas dan, bila ada merupakan in dikator
yang nyata selama atau sesudah aktivitas dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan
(tekanan sistolik meningkat 20 mmHg); tingkat aktivitas.
dispnea atau nyeri dada; keletihan dan
kelemahan yang berlebihan; diaforesis;
pusing atau pingsan.

2. Instruksikan pasien tentang teknik


penghematan energi, misalnya
menggunakan kursi saat mandi, duduk saat
menyisir rambut atau menyikat gigi, 2. Teknik menghemat energi mengurangi
melakukan aktivitas dengan perlahan. penggunaan energi, juga membantu
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan
3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas
O2.
atau perawatan diri bertahap jika dapat
ditoleransi. Berikan bantuan sesuai
kebutuhan.

3. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah


peningkatan kerja jantung tiba-tiba.
Memberikan bantuan hanya seabatas
kebutuhan akan mendorong kemandirian
dalam melakukan aktivitas.

2. Nyeri, (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral.

Ditandai dengan:

- Melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada region suboksipital


terjadi pada saat bangun, dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu
berdiri.

- Segan untuk menggerakkan kepala, menggaruk kepala, menghindarii sinar terang


dan keributan, mengerutkan kening, menggenggam tangan.

- Melaporkan kekauan leher, pusing, penglihatan kabur, mual, dan muntah.

Kriteria hasil, pasien akan:

- Melaporkan nyeri/ ketidaknyamanan hilang atau terkontrol.

- Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan .

- Mengikuti regimen fakmakologi yang diresepkan.

intervensi Rasional

Mandiri

1. Memeprtahankan tirah baring selama fase akut.1. Menminimalkan stimulasi / meningkatkan


relaksasi
2. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk
menghilangkan sakit kepala, misalnya kompres 2. Tindakan yang menurunkan tekanan vaskular
dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, serebral dan yang memperlambat/ memblok
tenang, redupkan lampu kamar, teknik relaksasi ( respon simpatis efektif dalam menghilangkan
panduan imajinasi , distraksi), dan aktivitas sakit kepala dan komplikasinya.
waktu senggang.

3. Hilangkan atau minimalkan aktivitas


vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit
kepala misalnya mengejan saat BAB, batuk 3. Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi
panjang, membungkuk. menyebabkan sakit kepala pada adanya
peningkatan tekanan vaskular serebral.
4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
4. Pusing danpenglihatan kabur sering
berhubungan dengan sakit kepala. Pasien jugan
dapat mengalami episode hipotensi postural.

5. Berikan cairan , makanan lunak, perawatan 5. Meningkatakan kenyamanan umum. Kompres


mulut yang teratur bila terjadi perdarahan hidung dapat mengganggu menelan atau
hidung atau kompres hidung telah dilakukan membutuhkan nafas dengan mulut,
untuk menghentikkan perdarahan. menimbulkan stagnasi oral dan mengeringkan
membran mukosa.
Kolabirasi

Berikan sesuai indikasi :


Menurunkan/mengontrol nyeri dan
Analgesik ; menurunkan rangsang sistem saraf simpatis .

Dapat mengurangi tegangan dan


ketidaknyamanan yang diperberat oleh stres.

Antiansietas, misalnya lorazepam (ativan),


diazepam (valium).

3. Nutrisi , perubahan , lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan sehubungan dengan
kebutuhan metabolik, pola hidup monoton, keyakinan budaya.

Ditandai dengan:

- BB 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh.

- Lipatan kulit trisep > 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita (maksimum untuk
usia dan jenis kelamin)

- Dilaporkan atau terobservasi disfungsi pola makan.

Kriteria hasil, pasien akan:

- Mengidentifikasi hubungan anatar hipertensi dan kegemukan

- Menunjukkan perubahan pola makan (misalnya pilihan makanan, kwantitas dsb.),


memeprtahann berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan
optimal.

- Melakukan atau mempertahankan program olahraga yang tepat secara individual.

Intervensi Rasional

Mandiri

1. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan 1. Kegemukkan adalah resiko tambahan pada
anatara hipertensi dan kegemukkan. tekanan darah tinggi karena disproporsi
antara kapasitas aorta dan peningkatan
curah jantung berkaitan dengan
peningkatan masa tubuh

2. Kesalahan kebiasaan makan menunjang


terjadinya aterosklerosis dan kegemukkan ,
2. Bicarakan pentingnya menurunkan yang merupakan predisposisi untuk
masukan kalori dan batasi masukkan hipertensi dan komplikasinya, misal stroke,
lemak garam dan gula sesuai indikasi. penyakit ginjal, gagal jantung. Kelebihan
masukan garam memperbanyak volume
cairan intravaskular dan dapat merusak
ginjal yang lebih memperburuk hipertensi.

3. Motivasi untuk penurunan BB adalah


internal. Individu harus berkeinginan untuk
menurunkan BB, bila tidak maka program
sama sekali tidak berhasil.

3. Tetapkan keinginan pasien menurunkan 4. Mengidentifikasi kekuatan/ kelemahan


berat badan. dalam program diet terakhir. Membantu
dalam menentukkan kebutuhan individu
untuk penyesuaian penyuluhan.

5. Penurunan masukan kalori seseorang


sebanyak 500 kalori / hari secara teori
4. Kaji ulang masukan kalori dan pilihan diet.
dapat menurunkan berat badan 0,5 kg /
minggu. Penurunan berat badan yang
lambat mengindikasikan kehilangan lemak
melalui kerja otot dan umumnya dengan
cara mengubah kebiasaan makan.

5. Tetapkan rencana penurunan berat badan 6. Memberikan data dasar tentang


yang realistik dengan pasien,misalnya keadekuatan nutrisi yang dimakan, dan
penurunan BB 0,5 kg/ minggu kondisi emosi saat makan. Membantu
untuk memfokuskan perhatian pada faktor
mana pasien telah / dpat mengontrol
perubahan.

7. Menghindari makanan tinggi lemak jenuh


dan kolesterol. Penting dalam mencegah
perkembangan aterogenesis.
6. Dorong pasien untuk mempertahankan
masukan makanan hariantermasuk kapan
dan dimana makan dilakukan dan
lingkungandan perasaan sekitar saat
makanan di makan .

Memberikan konseling dan bantuan dengan


7. Instruksikan dan bantu memilih makanan memeuhi kebutuhan diet individual.
yang tepat, hindari makanandengan
kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju,
telur, ice cream, daging), dan kolestreol
(daging berlemak, kuning telur, produk
kalengan, jeroan)

Kolaborasi

Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi.

4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi , rencana pengobatan

b/d :

- Kurang pengetahuan / daya ingat

- Misinterpretasi informasi

- Keterbatasan kognitif

- Menyangkal diagnosa.

Ditandai dengan :

- Menyatakan masalah

- Meminta informasi

- Menyatakan miskonsepsi

- Mengikuti instruksi tidak akurat , inadekuat kinerja prosedur

- Perilaku tidak tepat atau eksagregasi, misalnya bermusuhan , agitasi, apatis.

Criteria hasil, pasien akan :

- Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.

- Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu


diperhatikan.

- Mempertahankan TD dalam parameter normal.

Intervensi Rasional

Mandiri

1. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar, 1. Kesalahan konsep dan menyangkal diagnose
termasuk orang terdekat. karena perasaan sejahtera yang sudah lama
dinikmati mempengaruhi minat pasien /
orang terdekat untuk mempelajari penyakit,
kemajuan , dan prognosis. Bila pasien tidak
menerima realitas bahwa membutuhkan
pengobatan kontinu, maka perubahan
perilaku tidak akan dipertahankan.

2. Memberikan dasar untuk pemahaman


tentang peningkatan TD dan mengklarifikasi
istilah medis yang sering digunakan.
Pemahaman bahwa TD yang tinggi dapat
terjadi tanpa gejala adalah ini untuk
2. Tetapkan dan nyatakan batas TD normal. memungkinkan pasien melanjutkan
Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada pengobatan meskipun ketika merasa sehat.
jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak.
3. Karena pengobatan untuk hipertensi adalah
sepanjang kehidupan, maka dengan
penyampaian ideterkontrol akan membantu
pasien untuk memahami kebutuhan untuk
melanjutkan pengobatan/medikasi.

3. Hindari mengatakan TD normal dan gunakan 4. Factor-faktor resiko ini telah menunjukkan
istilah terkontrol dengan baik saat hubungan dalam menunjang hipertensi dan
menggambarkan TD pasien dalam batas yang penyakit kardiovaskular serta ginjal.
diinginkan.

5. Factor-faktor resiko dapat meningkatkan


4. Bantu pasien dalam mengidentifikasi factor- proses penyakit atau memperburuk gejala.
faktor resiko kardiovaskular yang dapat diubah, Dengan mengubah pola perilaku yang
misalnya obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan “biasa/memberikan rasa aman” dapat sangat
kolesterol, pola hidup monoton, merokok dan menyusahkan . dukungan, petunjuk dan
minum alcohol, (lebih dari 60 cc/ hari dengan empati dapat meningkatkan keberhasilan
teratur), pola hidup penuh stress. pasien dalam menyelesaikan tugas ini.

5. Atasi masalah dengan pasien untuk 6. Nikotin meningkatkan pelepasan


mengidentifikasi cara di mana perubahan gaya katekolamin , mengakibatkan peningkatan
hidup yang tepat dapat dibuat untuk mengurangi frekuensi jantung , TD, dan Vasokonstriksi,
factor-faktor di atas. mengurangi oksigenasi jaringan , dan
meningkatkan beban kerja miokardium.

6. Bahas pentingnya menghentikan merokok dan


bantu pasien dalam mebuat rencana untuk 1. Kurangnya kerjasama adalah alasan umum
berhenti merokok. kegagalan terapi antihipertensif. Oleh
karenanya evaluasi yang berkelanjutan
untuk kepatuhan pasien adalah penting
untuk keberhasilan pengobatan. Terapi
efektif menurunkan insiden stroke, gagal
Mandiri jantung, gangguan ginjal dan kemungkinan
MI.
1. Beri penguatan pentingnya kerjasama dalam
regimen pengobatan dan mempertahankan 2. Dengan mengajarkan pasien atau orang
perjanjian tindak lanjut. terdekat untuk memantau TD adalah
meyakinkan untuk pasien , karena hasilnya
memberikan penguatan visual/ positif akan
upaya pasien.

3. Dengan mengindividualisasikan jadwal


pengobatan sehingga sesuai dengan
kebiasaan/ kebutuhan pribadi pasien dapat
2. Instrusikan dan peragakan teknik pemantauan memudahkan kerja sama dengan regimen
TD mandiri. Evaluasi pendengaran , ketajaman jangka panjang.
penglihatan dan keterampilan manual serta
4. Informasi yang adekuat dan pemahaman
koordinasi pasien.
bahwa efek samping (mis. Perubahan
3. Bantu pasien untuk mengembangkan jadwal suasana hati, peningkatan berat badan
yang sederhana , memudahkan minum obat. awal, mulut kering) adalah umum dan
sering menghilang dengan berjalannya
waktu dengan demikian meningkatkan kerja
sama rencana pengobatan.

- Penjadwalan yang meminimalkan


berkemih pada malam hari.
4. Jelaskan tentang obat yang diresep bersamaan
dengan rasional , dosis, efek samping yang
diperkirakan serta efek samping yang merugikan - Indicator utama keefektifan terapi
, dan idiosinkrasi, misalnya : diuretic.

- Kombinasi efek vasodilatasi alcohol


dan efek penipisan volume dari
diuretic sangat meningkatkan resiko
- Diuretik : minum dosis harian (atau hipotensi ortostatik.
dosis lebih besar ) pada pagi hari
- Dehidrasi dapat terjadi dengan cepat
- Ukur dan catat berat badan sendiri bila masukan kurang dan pasien
pada jadwal teratur terus minum diuretic.
- Hindari/ batasi masukan alcohol. - Penghentian obat mendadak
menyebabkan rebound hipertensi
yang dapat mengarah pada
komplikasi berat.

- Ukur penurunan keparahan


hipotensi ortostatik yang
berhubungan dengan penggunaan
- Beritahu dokter bila tak dapat vasodilator dan diuretic.
mentoleransi makanan atau cairan.

- Antihipertensi : minum dosis yang


diresepkan pada jadwal teratur,
hindari melalaikan dosis, mengubah 5. Menurunkan bendungan vena perifer yang
atau melebihi dosis, dan jangan dapat ditimbulkan oleh vasodilator dan
menghentikan tanpa memberitahu duduk /berdiri terlalu lama .
pemberi asuhan kesehatan ; bangun
6. Encegah vasodilatasi yang tak perlu dengan
dengan perlahan dari berbaring ke bahaya efek samping yaitu pingsan dan
posisi berdiri, duduk untuk beberapa hipotensi.
menit sebelum berdiri. Tidur dengan
kepala agak ditinggikan.
7. Tindak kewaspadaan penting dalam
5. Sarankan untuk sering mengubah posisi,
pencegahan interaksi obat yang
olahraga kaki saat berbaring.
kemungkinan berbahaya. Setiap obat yang
mengandung stimulant saraf simpatis dapat
meningkatkan TD atau dapat melawan efek
6. Rekomendasikan untuk menghindari mandi air
antihipertensi.
panas, ruang penguapan, dan penggunaan
alcohol yang berlebihan. 8. Diuretik dapat menurunkan kadar kalium.
Penggantian diet lebh baik daripada obat
7. Anjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan
dan semua ini diperlukan untuk
pemberi perawatan sebelum menggunakan
memperbaiki kekurangan . beberapa
obat-obatan yang diresepkan atau tidak
penelitian menunjukkan bahwa
diresepkan.
mengkonsumsi kalisum 400-2000 mg / ari
dapat menurunkan TD sistolik dan diastolik .
memperbaiki kekurangan mineral dapat
juga mempengaruhi TD.
8. Instruksikan pasien tentang peningkatan
masukan makanan/ cairan tinggi kalium (jeruk,
pisang, tomat, dll) dan minuman yang banyak
mengandung kalsium (susu rendah lemak) atau
1. Deteksi dini terjadinya komplikasi ,
tambahan kalsium sesuai indikasi.
penurunan efektivitas atau reaksi yang
merugikan diri regimen obat
memungkinkan untuk intervensi.

Mandiri
2. Kelebihan lemak jenuh, kolesterol, natrium,
1. Riviu tanda-tanda/ gejala-gejala yang alcohol, dan kalori telah di definisikan
memerlukan pelaporan pada pemberi asuhan sebagai resiko nutrisi dalam hipertensi .
kesehatan, mis. Sakit kepala saat bangun, diet rendah lemak dan tinggi lemak poli-tak
peningkatan TD tiba-tiba, nyeri dada/ sesak, jenuh menurunkan TD, kemungkinan
gangguan penglihatan dan lainya. melalui keseimbangan prostaglandin , pada
2. Jelaskan rational regimen diit yang diharuskan orang-orang normotensif atau hipertensi.
(biasanya diit rendah natrium, lemak jenuh, dan 3. Diit rendah garam selama 2 tahun mungkin
kolesterol). sudah mencukupi untuk mengontrol
hipertensi sedang atau mengurangi jumlah
obat yang dibutuhkan.

4. Kafein adalah stimulant jantung dan dapat


memberikan efek merugikan pada fungsi
jantung.

5. Dengan menyelingi istirahat dan aktivitas


akan meningkatkan toleransi terhadap
kemajuan aktifitas.
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi sumber
masukan natrium (makanan bergaram, keju 6. Keterlibatan pasien dalam memantau
olahan, dll). toleransi aktifitasnya sendiri penting untuk
keamanan dan / atau memodifikasi
aktivitas kehidupan sehari-hari.

4. Dorong pasien untuk menurunkan atau


menghilangkan kafein, mis. Kopi, teh, cola,
coklat.

5. Tekankan pentingnya perencanaan/ 7. Selain membantu menurunkan TD, aktivitas


penyelesaian periode istirahat harian. aerobic merupakan alat menguatkan
system kardiovaskular. Latihan isometric
dapat meningkatkan kadar katekolamin
6. Anjurkan pasien untuk memantau respon serum, akan lebih meningkatkan TD.
fisiologis sendiri terhadap aktivitas (frekuensi
8. Kapiler nasal dapat rupture sebagai akibat
nadi, sesak napas) laporkan penurunan toleransi
dari tekanan vaskuler berlebihan.
terhadap aktivitas ; dan hentikan aktivitas yang
Dingin dan tekanan mengkonstrisikan
menyebabkan nyeri dada, sesak napas, pusing,
kapiler, yang melambatkan perdarahan.
keletihan berat, atau kelemahan.
Menundukkan kedepan menurunkan
7. Dorong pasien untuk membuat program jumlah darah yang tertelan.
olahraga sendiri , aktiviats aerobic (berjalan)
9. Sumber-sumber dimasyarakat seperti
yang pasien mampu lakukan sendiri.
yayasan jantung Indonesia, “ coronary
club,” klinik berhenti merokok, rehabilitasi
alcohol, program penurunan berat badan,
kelas penanganan stress, dan pelayanan
8. Peragakan penerapan kompres es pada konseling dapat membantu pasien dalam
punggung leher dan tekanan pada sepertiga upaya mengawali dan mempertahankan
ujung hidung , dan anjurkan pasien perubahan pola hidup.
menundukkan kepala ke depan bila terjadi
perdarahan hidung.

9. Berikan informasi tentang sumber-sumber di


masyarakat dan dukungan pasien dalam
membuat perubahan pola hidup. Lakukan untuk
rujukan bila ada insikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC

Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E, dkk.1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC


http://tanyo-nursingbooks.blogspot.com/2010/12/feokromositoma.html

ASUHAN KEPERAWATAN
GANGUAN KELENJAR ADRENAL

1. ASUHAN KEPERAWATAN ADISON


A. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan dahulu
2. Riwayat kesehatan sekarang
3. Aktifitas/ Istirahat
• Gejala: lelah,nyeri/ kelemahan pada otot( terjadi pemburukan setiap
hari),tidak mampu beraktivitas dan berkerja.
•tanda: peningkatan detak jantung/ nadi apa aktivitas yang minimal. Penurunan
kekuatan dan rentang gerak sendi.Depresi,ganguan konsentrasi,penurunan
inisiatif / ide,Leterg.
4. Sirkulasi
Tanda : hipotensi termasuk hipotensi postural,takikardi,distritmia,suara jantung
melemah,nadi perifer melemah,pengisian kapiler memanjang,extremitas
dingin,sianosis dan pucat,membran mukosa hitam keabu abuan ( peningkatan
pigmentasi)
5. Integritas ego
Gejala: adanya riwayat faktor setres yang baru di alami,termasuk sakit fisik
pembedahan,perubahan gaya hidup,ketidak mampuan mengatasi stres.
Tanda : Ansietas,peka rangsang,depresi,emosi tidak setabil.
6. Eliminasi
Gejala : diaresampai dengan adanya konstipasi,kram abdomen,perubahan
frekuensi,dan karakteristik urin.
Tanda : Diuresis yang di ikuti dengan oliguria.
7. Makanan/ cairan
Gejala : Anoreksia berat(gejala utama),mual muntah,kekurangan zat
garam,berat badan menurundengan cepat.
Tanda: Turgor kulit jelek,membran mukosa kering.
8. Neurosensori
Gejala: pusing,sinkope(pingsan sejenak),gemetar,sakit kepala yg berlangsung
lama yg di ikuti oleh diaforesis.kelemahan otot,penurunan toleransi terhadap
keadaan dinginatau stress,kesemutan/baal/ lemah.

9. Nyeri/ kenyamanan
Gejala: nyeri otot,kaku perut,nyeri kepala,nyeri tulang tulang
belakang,abdomen,extremitas ( pada keadaan krisis)
10. Pernapasan
Gejal: dispnea
Tanda : kecepatan pernapasan meningkat,takipnea,suara napas krakel,ronki(
pada keadaan infeksi)

11. Seksualitas
Gejala: adanya riwayat menapause dini,amoneria,hilangnya tanda tanda swx
sekunder,hilangnya libido.

B. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d kelwbihan natrium dan kehilangan cairan
melalui ginjal,kelenjar keringat dan saluran Gl
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tibuh b/d defisiensi
glukokartikoit,metabolisme lemak abnormal,protein dan
karbohidrat,mual/muntah dan anoreksia.
3. Kelelahan b/d penurunan produksi energi metabolisme,perubahan kimia
tubuh,ketidak seimbangancairan,elwktrolit,glukosa.
4. Resiko tingi terhadap penurunan curah jantung b/dmetabolisme
abnormal.

Perencanaan Tindakan Keperawatan


Diagnosa
NO Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Kelebihan volume Setelah dilakukan asuhan Manajemen Elektrolit
cairan b.d keperawatan selama 3 x 1.1 Memonitor perubahan status
gangguan 24 jam maka klien akan paru/ jantung yang menunjukan
mekanisme menunjukan status kelebihan cairan/dehidrasi
regulasi keseimbangan ciran 1.2 Membatasi cairan yang sesuai
(penurunan filtrasi dengan kriteria hasil: Mengistruksikan pasien dan
glomelurus dan Fungsi ginjal keluarga mengenai alasan untuk
retensi urine) 1. sangat terganggu pembatasan cairan, tindakan
2. banyak hidrasi, atau administrasi
3. cukup elektrolit tambahan
4. sedikit terganggu 1.3 Mengkonsultasikan dengan
5. tidak terganggu dokter jika tanda dan gejala
ketidakseimbangan cairan atau
elektrolit menetap / memburuk

2 Penurunan Setelah dilakukan Manajemen Tekanan Memonitor


curah jantung asuhan keperawatan mobilitas dan aktivitas pasien

b.d preload dan selama 2 x 24 jam maka 2.1 Memberikan palaian yang tidak
ketat pada pasien
afterload klien akan menunjukan
2.2 Membalikan posisi pasien minimal
status keseimbangan
setiap 2 jam. Sesuai jadwal khusus
ciran dengan KH:
2.3 Memoitor sumber tekanan dan
 Hipertensi
gesekan
Ket:
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada

3. Resiko Setelah dilakukan Fungsi Ginjal


integritas kulit asuhan keperawatan 3.1 Pantau adanya tanda dan gejala
b.d gangguan selama 2 x 24 jam maka yang memburuk atau dehidrasi
volume cairan nutrisi klien terpenuhi (Ronchi basah di lapangan paru
kriteria hasil: terdengar polyuria atau poliguria,
- Suhu kulit perubahan prilaku, kejang,
- Elastisitas edema, mata cekung, nafas
- Hidrasi dangkal dan cepat.
- Tekstur 3.2 Timbang berat badan harian dan
- Integritas kulit pantau gejala
Integritas jaringan kulit 3.3 Jaga pencatatan intake/asupan
& membrane mukosa. dan autput yang akurat.
Ket: 3.4 Pantau adanya tanda dan gejala
1. Sangat Terganggu retensi cairan.
2. Banyak Terganggu 3.5 Monitor tanda – tanda vital.
3. Cukup Terganggu
4. Sedikit Terganggu
5. Tidak Terganggu

4. Setelah dilakukan Manajemen Tekanan Memonitor


asuhan keperawatan mobilitas dan aktivitas pasien

selama 2 x 24 jam maka 2.4 Memberikan palaian yang tidak


ketat pada pasien
klien akan menunjukan
2.5 Membalikan posisi pasien minimal
status keseimbangan
setiap 2 jam. Sesuai jadwal khusus
ciran dengan KH:
2.6 Memoitor sumber tekanan dan
 Hipertensi
gesekan
Ket:
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada

2. ASUHAN KEPERAWATAN CUSHING


A. Pengkajian

Fokuskan pada efek terhadap tubuh dengan konsentrasi hormone korteks adrenal
yang tinggi.

1. Dapatkan informasi tentang tingkat aktifitas pasien dan kemampuan


untuk melakukan aktivitas rutin dan aktivitas perawatan diri.
2. Perhatikan perubahan dalam penampilan fisik
3. Riwayat kesehatan dan pemeriksaan jasmani
Hal ini harus berfokus pada efek yang di timbulkan oleh konsentrasi
hormon korteks adrenal yang tinggi terhadap tubuh dan ketidak mampuan
korteks adrenal untuk bereaksi terhadap perubahan kadar kartisol serta
aldesteron.
4. Riwayat penyakit
Mencakup informasi tentang tingkat aktifitas pasien dan kemampuanya
untuk melaksanakan kegiatan rutin serta perawatan diri.
5. Intragumen
Kondisi kulit pasien harus di priksa dan di kaji untuk menemukan
trauma,infeksi,fisura,memar,serta edema.
6. Mengkaji fungsi mental pasien
Mencakup keadaan emosi,respon terhadap pertanyaan,kesadaran akan
lingkungan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko cidera dan infeksi b/d kelemahan dan perubahan metabolism
proteinserta respon inflamasi.
2. Kurang perawatan diri b/d kelemahan
3. Ganguan integritas kulit b/d edema
4. Ganguan citra tubuh b/d perubahan penampilan fisik ,ganguan fungsi
seksual
Perencanaan Tindakan Keperawatan
Diagnosa
NO Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Kelebihan volume Setelah dilakukan asuhan Manajemen Elektrolit
cairan b.d keperawatan selama 3 x 1.4 Memonitor perubahan status
gangguan 24 jam maka klien akan paru/ jantung yang menunjukan
mekanisme menunjukan status kelebihan cairan/dehidrasi
regulasi keseimbangan ciran 1.5 Membatasi cairan yang sesuai
(penurunan filtrasi dengan kriteria hasil: Mengistruksikan pasien dan
glomelurus dan Fungsi ginjal keluarga mengenai alasan untuk
retensi urine) 6. sangat terganggu pembatasan cairan, tindakan
7. banyak hidrasi, atau administrasi
8. cukup elektrolit tambahan
9. sedikit terganggu 1.6 Mengkonsultasikan dengan
10. tidak terganggu dokter jika tanda dan gejala
ketidakseimbangan cairan atau
elektrolit menetap / memburuk

2 Penurunan Setelah dilakukan Manajemen Tekanan Memonitor


curah jantung asuhan keperawatan mobilitas dan aktivitas pasien

b.d preload dan selama 2 x 24 jam maka 2.7 Memberikan palaian yang tidak
ketat pada pasien
afterload klien akan menunjukan
2.8 Membalikan posisi pasien minimal
status keseimbangan
setiap 2 jam. Sesuai jadwal khusus
ciran dengan KH:
2.9 Memoitor sumber tekanan dan
 Hipertensi gesekan

Ket:
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Rin
5. Tidak Ada

3. Setelah dilakukan Manajemen Tekanan Memonitor


asuhan keperawatan mobilitas dan aktivitas pasien

selama 2 x 24 jam maka 2.10 Memberikan palaian yang tidak


ketat pada pasien
klien akan menunjukan
2.11 Membalikan posisi pasien
status keseimbangan
minimal setiap 2 jam. Sesuai jadwal
ciran dengan KH:
khusus
 Hipertensi
2.12 Memoitor sumber tekanan dan
Ket: gesekan
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada
3. ASUHAN KEPERAWATAN FEOKROMOSITOMA
A. Pengkajian
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
a. Tanda tanda aktivitas system saraf simpatik yang berlebihan
b. Kenaikan darah yang mencolok
c. Pemeriksaan yang bersifat langsung dan menyeluruh dalam
memeastikan tingkat aktifitas medulla adrenal yang berlebihan.
B. Diagnosa keperawatan
1. Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum,ketidak seimbangan antara
suplai dan o2
2. Nyeri akut , sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
3. Nutrisi,perubahan,lebih dari kebutuhan tubuh b/d pola hidup monoton
4. Kurang pengetahuan

Perencanaan Tindakan Keperawatan


Diagnosa
NO Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Kelebihan volume Setelah dilakukan asuhan Manajemen Elektrolit
cairan b.d keperawatan selama 3 x 1.7 Memonitor perubahan status
gangguan 24 jam maka klien akan paru/ jantung yang menunjukan
mekanisme menunjukan status kelebihan cairan/dehidrasi
regulasi keseimbangan ciran 1.8 Membatasi cairan yang sesuai
(penurunan filtrasi dengan kriteria hasil: Mengistruksikan pasien dan
glomelurus dan Fungsi ginjal keluarga mengenai alasan untuk
retensi urine) 11. sangat terganggu pembatasan cairan, tindakan
12. banyak hidrasi, atau administrasi
13. cukup elektrolit tambahan
14. sedikit terganggu 1.9 Mengkonsultasikan dengan
15. tidak terganggu dokter jika tanda dan gejala
ketidakseimbangan cairan atau
elektrolit menetap / memburuk

2. Setelah dilakukan Manajemen Tekanan Memonitor


asuhan keperawatan mobilitas dan aktivitas pasien

selama 2 x 24 jam maka 2.13 Memberikan palaian yang tidak


ketat pada pasien
klien akan menunjukan
2.14 Membalikan posisi pasien
status keseimbangan
minimal setiap 2 jam. Sesuai jadwal
ciran dengan KH:
khusus
 Hipertensi
2.15 Memoitor sumber tekanan dan
Ket: gesekan
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada

3. Setelah dilakukan Manajemen Tekanan Memonitor


asuhan keperawatan mobilitas dan aktivitas pasien

selama 2 x 24 jam maka 2.16 Memberikan palaian yang tidak


ketat pada pasien
klien akan menunjukan
2.17 Membalikan posisi pasien
status keseimbangan
minimal setiap 2 jam. Sesuai jadwal
ciran dengan KH:
khusus
 Hipertensi
2.18 Memoitor sumber tekanan dan
Ket: gesekan
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada

Anda mungkin juga menyukai