Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN

Disusun Oleh :

Muhammad Agung Utomo (134170082)

KELAS B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2019
1. Adopsi Inovasi
Inovasi merupakan istilah yang telah digunakan secara luas dalam berbagai
bidang, baik industry,jasa, pemasaran maupun pertanian. Secara sederhana
Adams (1988) menyatakan, an innovation is an idea or object perceived as new by
an individual. Dalam perspektif pemasaran, Simamora (2003) menyatakan bahwa
innovasi adalah suatu ide, praktek, atau produk yang dianggap baru oleh individu
atau grup yang relevan. Sedangkan Kotler (2003) mengartikan innovasi sebagai
barang, jasa, ide yang dianggap baru oleh seseorang.
Dari berbagai defenisi diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam suatu innovasi,
terdapat 3 unsur yang terkandung didalamnya; yang pertama adalah idea tau
gagasan, kedua metode atau praktek, dan yang ketiga produk (barang atau jasa).
Untuk dapat dikatakan dengan sebuah innovasi, maka ketiga unsure tersebut
harus mengandung sifat “baru”. Sifat baru tersebut tidak mesti dari hasil penelitian
yang mutakhir. Namun baru disini dinilai dari sudut pandang penilaian individu yang
menggunakannya yakni masyarakat sebagai adopternya.
Adopsi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seseorang terhadap
suatu inovasi sejak mengenal, menaruh minat, menilai sampai menerapkan.
Adopsi inovasi merupakan suatu proses mental atau perubahan perilaku baik
yang berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun keterampilan
(psycomotor) pada diri seseorang sejak ia mengenal inovasi (rogers and
Shoemaker, 1971).
Proses adopsi inovasi ditentukan oleh kualitas penyuluh yang mencakup :
kualitas penyuluh, sifat-sifat inovasinya, saluran komunikasi yang digunakan, dan
ciri-ciri dari sasaran yang meliputi : status social-ekonomi, dan persepsinya
terhadap aparat pelaksana kegiatan penyuluhan maupun program – program
pembangunan pada umumnya.

2. Difusi Inovasi
Proses Difusi Inovasi adalah pembesaran adopsi inovasi dari satu individu yang
telah mengadopsi ke individu lain dalam sistem social masyarakat sasaran yang
sama. Seperti yang telah dikemukakan, kecepatan adopsi dan difusi juga
tergantung kepada aktivitas yang dilakukan oleh penyuluhnya sendiri.
Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru
tersebar dalam sebuah kebudayaan . Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogers
pada tahun 1964 melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations. Ia
mendefinisikan difusi sebagai proses di mana sebuah inovasi dikomunikasikan
melalui berbagai saluran dan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial.
Teori Difusi Inovasi yang dikemukakan oleh Everett M. Rogers, dalam proses
difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
a. Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang.
Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan
individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang
maka ia adalah inovasi.
b. Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari
sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling
tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b)
karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan
suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran
komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi
jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima
secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran
interpersonal.
c. Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui
sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan
terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak
dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b)
keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima
inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
d. Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat
dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan
bersama.

3. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses di mana organisasi media membuat dan
menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi-organisasi
media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi dan
mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka
hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media
menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat.Dalam komunikasi
massa, media massa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi
pesan, dan menyampaikannya pada khalayak.

Topik Dalam Pertanian

Sehubungan dengan hal itu, percakapan tentang kekuatan – kekuatan yang


mendorong penyuluhan dan percakapan tentang peran penyuluh, setiap penyuluh
diharapkan dapat mempercepat proses adopsi inovasi, difusi inovasi, dan komunikasi
massa melalui :

1. Melakukan diagnose terhadap masalah masyarakatnya, serta kebutuhan –


kebutuhan nyata (real need) yang belum dirasakan masyarakatnya.
2. Adanya kebutuhan baru yang mendorong masyarakat untuk siap melakukan
perubahan – perubahan sedemikian rupa sehingga dengan kesadarannya sendiri
mereka termotivasi untuk melakukan perubhan – perubahan.
3. Menjalin hubungan erat dengan masyarakat sasaran, membuat mereka yakin
bahwa mereka mampu memecahkan masalahnya serta mewujudkan terpenuhinya
kebutuhan – kebutuhan yang baru.
4. Mendukung dan membantu masyarakat sasaran, agar keinginannya dapat menjadi
nyata untuk melakukan perubahan.
5. Memantabkan hubungan dengan masyarakat sasaran, pada akhirnya melepaskan
mereka untuk berswakarsa dan berswadaya melakukan perubahan tanpa harus
selalu menggantungkan bantuan guna melakukan perubahan yang dapat mereka
laksanakan sendiri.

Berkaitan dengan proses adopsi inovasi, difusi inovasi, dan komukasi massa, perlu
dicermati tentang peran kelompok perintis dan pelopor serta pemuka – pendapat
(opinion leader). Disamping itu, kelompok pemuka – pendapat yang sering dinilai
memegang peran penting dalam proses “Komunikasi dua tahap” ternyata juga tidak
selalu dapat dijadikan panutan atau acuan masyarakatnya. Hal itu disebabkan karena
seringkali mereka hanya menyalurkan pendapatnya atau inovasinya yang lebih
menguntungkan statusnya sebagai “Pemuka” masyarakatnya. Sedangkan inovasi yang
berupa ide – ide yang akan “membahayakan” kedudukan atau bisnisnya tidak akan
disampaikan kepada masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai