Oleh:
Nurul Hidayati
NIM. 182400141995
Pembimbing:
Usia : 26 tahun
Agama : Islam
Nomor RM : 01 00 7476
Keluhan utama
Nyeri pada benjolan yang muncul di buah zakar sejak 1 hari SMRS
AMPLE
A : Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat-obatan
M : Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan
P : Riwayat diabetes melitus (-), hipertensi (-), asma (-), Penyakit jantung (-)
L : Pasien dipuasakan selama 6 jam sebelum operasi
E : Terdapat benjolan di bagian inguinalis dekstra pasien dengan diameter
kurang lebih 15cm x10cm.
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALISATA
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : GCS 15
Vital sign : TD : 142/80 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Suhu : 36,5oC
Pernapasan : 18x/menit
Berat Badan : 55 kg
Tinggi badan : 170 cm
BMI : 19,03 kg/m2 (Normoweight)
A. Airway
Pasien dapat berbicara dengan lancar, tidak terdapat kelainan pada leher, tidak
ada suara nafas tambahan (gurgling, stridor, snoring), hembusan nafas dapat
dirasakan.
Penilaian LEMON
L (Look) : Gigi dan lidah pasien tidak besar, tidak terdapat
trauma wajah.
E (Evaluation) : Jarak antara gigi seri atas - bawah 3 jari.
Jarak tulang tiroid dengan dagu 3 jari.
Jarak benjolan tiroid dengan dasar mulut 2 jari
M (Mallampati score) : Classification I.
O (Obstruction) : Tidak tampak adanya kemungkinan obstruksi
N (Neck mobility) : Pasien tidak memilikiketerbatasan gerak leher
B. Breathing
Frekuensi nafas 18x/menit, gerakan dinding dada simetris kiri-kanan, tidak
ada retraksi iga dan penggunaan otot-otot bantu pernafasan, suara nafas
vesikular (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
C. Circulation
Akral hangat, tidak pucat,frekuensi nadi 70x/menit, reguler, tegangan dan
pengisian penuh, CRT < 2 detik, tekanan darah 142/80mmHg, terpasang IV
line dengan cairan Ringer Laktat 20 tetes/menit.
D. Disability
Kesadaran composmentis, GCS 15 (E4V5M6)
Pupil isokor 2 mm / 2 mm, refleks cahaya (+/+)
E. Exposure
Pasien mengenakan baju OK dan diselimuti
Pemeriksaan kepala
Mata :konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), udem palpebral (-), pupil
isokor, refleks cahaya (+/+)
Mulut : sianosis (-), mukosa kering (-), gigi palsu (-), bibir pucat (-)
Leher : tidak tampak adanya benjolan dan pembesaran kelenjar getah
bening
Pemeriksaan thoraks
Inspeksi : dinding dada simetris, gerakan dinding dada simetris, tidak ada
retraksi iga dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan
Palpasi : vokal fremitus simetris normal
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru, batas jantung dbn
Auskultasi : suara nafas vesikular (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), bunyi
jantung S1 dan S2 normal regular, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : perut tampak distensi, scar (-), venektasi (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : Teraba supel, defans muskuler (-), nyeri tekan seluruh regio
abdomen (-), hepar dan lien sulit dinilai.
Perkusi : tympani diseluruh regio abdomen
Pemeriksaan ekstremitas :
Status Lokalis :
Pemeriksaan penunjang
a. Darah rutin (03/02/2019)
Leukosit : 16.340/uL
Hemoglobin : 15,4 gr/dl
Hematokrit : 46,7 %
Trombosit : 327.000 /uL
Diagnosis kerja
Hernia inguinalis strangulata lateral dekstra
Penatalaksanaan
Operasi Herniotomi + Hernioplasti dengan mesh
Rencana anestesi
General anestesi ET
Status ASA
ASA I
Persiapan Pasien
Pasien telah puasa selama 6 jam sebelum pelaksanaan operasi
Menggunakan pakaian khusus operasi
Pasien tidak menggunakan perhiasan, gigi palsu, dan gigi tidak ada yang goyang.
Melihat kemampuan pasien membuka mulut
Akses intravena satu jalur (kateter IV No. 18) dipasang di tangan kanan dan
menetes lancar.
Persiapan Alat
Mempersiapkan mesin anestesi, monitor, selang penghubung(connector),
face mask, tensimeter, oksimeter, memastikan selang gas O2 dan N2O
terhubung dengan sumber sentral, mengisi vaporizer sevoflurane dan
isoflurane.
Mempersiapkan stetoskop, ETT jenis non kingking nomor 6,5; 7; 7,5 , spuit
20 cc, magill, lidocain jelly, anestesi topical, introducer, hipafix (plester) 2
lembar ukuran 15x1,5 cm dan 2 lembar ukuran 5x3 cm, konektor, dan selang
suction.
Mempersiapkan spuit obat ukuran 3, 5, dan 10 cc
Alat infus kontinius
Tahapan anastesi
1. Premedikasi
-
2. Oksigenasi
- Alirkan O22 L/menit melalui face mask, dan alirkan kearah depan wajah
pasien
3. Induksi
- Bolus propofol 200 mg, selanjutnya cek respon reflek bulu mata pasien
hingga dapat hasil respon (-), diikuti dengan pemberian bolus fentanyl 100
mcg dan atracurium 25 mg.
4. Ventilasi
- Kuasai patensi jalan nafas pasien, dengan memposisikan ekstensi kepala,
gunakan oropharynx tube untuk mencegah sumbatan lidah pada jalan
nafas pasien.
- Pasang face mask, dan berikan aliran O22 L/menit ditambah dengan aliran
N2O 2 L/menit dan aliran Sevoflurane 2 Vol. %. Pasien diberikan ventilasi
secara manual dengan frekuensi nafas 16x/menit selama 3-5 menit.
Setelah memastikan saturasi pasien baik, lanjutkan dengan laringoskopi.
5. Laringoskopi
- Lepaskan facemask dan guedel
- Pasang blade pada gagang laringoskop dan pegang laringoskop dengan
tangan kiri
- Masukan laringoskop ke dalam mulut pasien dari sisi kanan, singkirkan
lidah ke kiri, posisikan kepala pasien ekstensi, telusuri lidah pasien hingga
terlihat epiglottis dan plica vocalis
6. Intubasi
Masukan ETT no 7,5 dengan tangan kanan ke arah plica vocalis
Sambungkan ujung ETT dengan selang mesin anestesi
Pastikan ETT telah masuk ke trakea dengan cara lihat pergerakan dinding
dada simetris dan auskultasi paru dengan suara nafas yang sama kuat
pada lapangan paru kanan dan kiri saat memompa balon.
Fiksasi interna ETT dengan mengembangkan balon ETT menggunakan
udara dan spuit 20 ml dan fiksasi eksterna dengan menggunakan plester.
Tutup mata pasien dengan plester
Pasang gudel pada pasien
Ubah setting mesin anestesi dari manual spontan ke IPPV spontan dengan
500 ml dan RR 12x/ menit
Maintenance
- Inhalasi O22 L/menit, N2O 2 L/menit, dan sevoflurane 2 vol %.
Durante Operasi
Terapi cairan
Kebutuhan cairan maintenance per jam (M)
P = M x lama puasa
P = 95 ml/jam x 6 jam = 570 ml
Instruksi di RR