1. Quix test
Pasien berdiri dengan kedua lengan ekstensi, kedua telunjuk menyentuh jari
telunjuk pemeriksa yang diangkat lurus ke depan setinggi pundak. Kemudia
pasien diminta untuk menutup kedua mata. Dikatakan terdapat kelainan jika
ada gerakan yang konstan ke suatu arah secara tidak sadar
2. Tes Romberg dan Romberg dipertajam
3. Observasi cara jalan dan tanda tandem gait
4. Tes provokasi
Digunakan untuk memprovokasi rasa pusing pada individu yang mudah
terangsang sehingga dapat diketahui bentuk rasa pusingnya.
a. Hipotensi ortostatik : dengan cara mengukur tekanan darah pasien saat
berbaring dan setelah 3 menit berdiri
b. Standar valsava manuver : pasien diminta untuk melakukan ekspirasi
selama 15 detik pada posisi berdiri dan jongkok
c. Memutar kepala pada waktu duduk dan berdiri dengan mata tertutup dan
terbuka
d. Hiperventilasi selama 3 menit
e. Pasien diminta untuk memutar kepala secara mendadak dan cepat ketika
sedang berjalan
f. Tes Nylen-Barany (Dix-Hallpike) : untuk positional vertigo dan
nistagmus. Pemeriksaan ini dapat melokalisir penyebab vertigo berasal
dari telinga bagian dalam atau otak. Pasien diminta duduk di meja
periksa, lalu kepala diputar 45 ke samping, kemudian berbaring secara
mendadak dengan kepala menggantung 20 ke belakang. Kemudian
diobservasi secara teliti vertigo dan nistagmusnya. Catat waktu permulaan
nistagmus, lamanya, dan arah fase cepat nistagmus. Tes kemudian diulang
dengan memutar kepala ke arah yang berlawanan.
Manuver Dix-Hallpike. Pasien dalam posisi duduk, kemudian pemeriksa memutar
kepala pasien 45 ke satu arah, kemudian baringkan pasien dalam posisi supinasi
secara cepat dengan kepala tergantung 20 pada ujung meja periksa. Kemudian
observasi mata pasien selama 30 detik. Manuver ini diulangi ke arah berlawanan (Post
& Dickerson, 2010)