Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

“PULPOTOMI ”

Instruktur : drg. Sherli D Sp. KG

Disusun Oleh :

Dian Dwiyanti I831111320044

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2018
Pulpotomi merupakan perawatan saluran akar pada gigi sulung vital

maupun non-vital dengan melakukan teknik pengambilan bagian pulpa

pada korona gigi yang telah terjadi inflamasi atau terinfeksi dan

meninggalkan bagian akar gigi. Terdapat 3 jenis pulpotomi yaitu ;

pulpotomi vital, pulpotomi devital dan pulpotomi non-vital.

(1,2)

B. Keuntungan Pulpotomi

Pulpotomi memiliki beberapa keuntungan seperti ;

1) Perawatan dapat diselesaikan hanya dengan beberapa kali kunjungan.

2) Tindakan pengambilan jaringan pulpa tidak dilakukan hingga ke bagian

akar sehingga lebih mudah dilakukan.

4) Bila terjadi kegagalan pada perawatan pulpotomi, maka dapat

dilanjutkan dengan perawatan pulpektomi.

(3)

C. Indikasi

Adapun indikasi untuk perawatan pulpotomi adalah sebagai berikut :

 Pulpa yang terbuka disebabkan oleh faktor mekanis selama preparasi


kavitas, trauma atau pada saat ekskavasi. Pulpa terbuka tidak lebih dari
24 jam.

 Jumlah jaringan keras yang masih adekuat untuk dapat dilakukan


restorasi kembali.

 Masih didukung oleh lebih dari 2/3 panjang akar gigi.


 Tidak dijumpai rasa sakit yang spontan maupun terus menerus.

 Tidak ada kelainan patologis pulpa klinis maupun dari tampakan


ronsen.

D. Kontraindikasi
Adapun kontraindikasi untuk perawatan pulpotomi adalah sebagai
berikut :
 Pasien mengeluhkan rasa sakit yang spontan atau rasa sakit yang terus
menerus walaupun rangsangan telah dihilangkan.
 Pada pemeriksaan didapatkan perkusi (+) dan palpasi (+).
 Terdapat kegoyangan.
 Pada hasil radiograph terdapat radiolusen pada periapikal, kalsifikasi
pulpa, resorpsi akar interna atau eksterna.
 Memiliki penyakit sistemik seperti kelainan jantung dan memiliki
riwayat operasi jantung. Kondisi ini dapat meningkatkan resiko
terjadinya bakterial endocarditis. Perawatan pulpotomi juga tidak
disarankan pada pasien dengan kondisi immune-compromised
 Terjadi kehilangan mahkota yang terlalu luas sehingga tidak dapat
dilakukan restorasi kembali.

(2,4 )
E. Jenis – Jenis Pulpotomi.
 Pulpotomi Vital

Pulpotomi vital adalah perawatan saluran akar pada gigi sulung vital
yang telah terjadi inflamasi atau infeksi dengan teknik pengambilan
jaringan pulpa pada bagian koronal dengan melakukan anestesi, kemudian
memberikan medikamen di atas pulpa yang telah diambil agar pulpa bagian
akar tetap vital.
– Tahapan kerja pulpotomi vital.

1. Pengambilan foto ronsen.


2. Asepsis daerah kerja dan lakukan Anastesi lokal
3. Isolasi daerah kerja menggunkan cotton roll atau rubber dam.
4. Jaringan karies dibersihkan, kemudian lakukan irigasi menggunakan
larutan irigasi.
5. Selanjutnya atap pulpa dibuka dan dilakukan pemotongan jaringan
pulpa pada kamar pulpa dengan menggunakan eskavator yang tajam
atau dengan bur low speed.
6. Lakukan irigasi menggunakan cairan irigasi NaoCl (0,5%-5,25%)
7. Bila terjadi perdarahan sesudah amputasi segera letakkan kapas kecil
yang dibasahi dengan saline/ aquadest selama 3-5 menit.
8. Sesudah itu, kapas diambil dengan hati-hati. Hindari pekerjaan kasar
karena pulp stump sangat peka dan dapat menyebabkan pendarahan
kembali.
9. Basahi kapas steril dengan formokresol, lalu peras kapas untuk
mencegah formokresol yang berlebih. Diamkan kapas tersebut pada
kamar pulpa selama 5 menit untuk membantu terbentuknya zona fiksasi.
10. Aplikasi bahan dressing pada kapas steril, lalu lakukan tumpatan
sementara.
11. Pada kunjungan ke-2, lakukan pemeriksaan pada pasien. Pada
pemeriksaan anamnesa: tidak ada keluhan. Pemeriksaan ekstraoral:
tidak terdapat pembengkakan. Pemeriksaan Intraoral: Tumpatan
sementara dalam keadaan baik, vitalitas (+), perkusi (-), palpasi (-), druk
(-), hiperemi (-), mobility (-).
12. Bongkar tambalan sementara dibongkar, periksa keadaan kapas
dressing. Apabila kapas terlihat bersih dan tidak bau, operator dapat
melanjutkan ke tahap pengisian.
13. Pengisian menggunakan bahan tambal Fletcher yang telah dicampur
dengan formokresol. Lalu lakukan tumpatan sementara
14. Lakukan pengambilan foto ronsen post obturasi.
15. Pada kunjungan selanjutnya, lakukan pemeriksaan pada pasien. Pada
pemeriksaan anamnesa: tidak ada keluhan. Pemeriksaan ekstraoral:
tidak terdapat pembengkakan. Pemeriksaan Intraoral: Tumpatan
sementara dalam keadaan baik, perkusi (-), palpasi (-), druk (-), hiperemi
(-), mobility (-).
16. Lakukan tumpatan tetap.

 Pulpotomi Devital

Pulpotomi devital merupakan perawatan saluran akar pada gigi sulung


vital yang telah terjadi inflamasi atau infeksi dengan teknik pengambilan
jaringan pulpa pada bagian koronal dengan sebelumnya didevitalisasi,
Bahan devitalisasi yang digunakan adalah bahan non-arsen.

– Tahapan
1. Pengambilan foto ronsen.
2. Isolasi daerah kerja menggunkan cotton roll atau rubber dam.
3. Jaringan karies dibersihkan, kemudian lakukan irigasi menggunakan
larutan irigasi.
4. Aplikasi bahan devitalisasi, lalu tumpat sementara.
5. Pada kunjungan selanjutnya, lakukan pemeriksaan pada pasien. Pada
pemeriksaan anamnesa: tidak ada keluhan. Pemeriksaan ekstraoral:
tidak terdapat pembengkakan. Pemeriksaan Intraoral: Tumpatan
sementara dalam keadaan baik, perkusi (-), palpasi (-), druk (-),
hiperemi (-), mobility (-).
6. Selanjutnya atap pulpa dibuka dan dilakukan pemotongan jaringan
pulpa pada kamar pulpa dengan menggunakan eskavator yang tajam
atau dengan bur low speed.
7. Lakukan irigasi menggunakan cairan irigasi NaoCl (0,5%-5,25%)
8. Aplikasi bahan dressing pada kapas steril, lalu lakukan tumpatan
sementara.
9. Pada kunjungan selanjutnya, lakukan pemeriksaan pada pasien. Pada
pemeriksaan anamnesa: tidak ada keluhan. Pemeriksaan ekstraoral:
tidak terdapat pembengkakan. Pemeriksaan Intraoral: Tumpatan
sementara dalam keadaan baik, perkusi (-), palpasi (-), druk (-),
hiperemi (-), mobility (-).
10. Bongkar tambalan sementara dibongkar, periksa keadaan kapas
dressing. Apabila kapas terlihat bersih dan tidak bau, operator dapat
melanjutkan ke tahap pengisian.
11. Pengisian menggunakan bahan tambal Fletcher yang telah dicampur
dengan formokresol. Lalu lakukan tumpatan sementara
12. Lakukan pengambilan foto ronsen post obturasi.
13. Pada kunjungan selanjutnya, lakukan pemeriksaan pada pasien. Pada
pemeriksaan anamnesa: tidak ada keluhan. Pemeriksaan ekstraoral:
tidak terdapat pembengkakan. Pemeriksaan Intraoral: Tumpatan
sementara dalam keadaan baik, perkusi (-), palpasi (-), druk (-),
hiperemi (-), mobility (-).
14. Lakukan tumpatan tetap.

 Pulpotomi non-vital

Pulpotomi non-vital merupakan perawatan saluran akar pada gigi


sulung non-vital yang telah terjadi inflamasi atau infeksi dengan teknik
pengambilan jaringan pulpa pada bagian korona. Pulpotomi non-vital
bertujuan untuk mempertahankan gigi sulung untuk space maintainer.

– Tahapan
1. Pengambilan foto ronsen.
2. Isolasi daerah kerja menggunkan cotton roll atau rubber dam.
3. Jaringan karies dibersihkan, kemudian lakukan irigasi menggunakan
larutan irigasi.
4. Selanjutnya atap pulpa dibuka dan dilakukan pengambilan jaringan
pulpa dengan menggunakan eskavator yang tajam atau dengan round
bur low speed.
5. Lakukan irigasi menggunakan cairan irigasi NaoCl (0,5%-5,25%)
6. Aplikasi bahan dressing pada kapas steril, lalu lakukan tumpatan
sementara.
7. Pada kunjungan selanjutnya, lakukan pemeriksaan pada pasien. Pada
pemeriksaan anamnesa: tidak ada keluhan. Pemeriksaan ekstraoral:
tidak terdapat pembengkakan. Pemeriksaan Intraoral: Tumpatan
sementara dalam keadaan baik, perkusi (-), palpasi (-), druk (-), hiperemi
(-), mobility (-).
8. Bongkar tambalan sementara dibongkar, periksa keadaan kapas
dressing. Apabila kapas terlihat bersih dan tidak bau, operator dapat
melanjutkan ke tahap pengisian.
9. Pengisian menggunakan bahan tambal Fletcher yang telah dicampur
dengan formokresol. Lalu lakukan tumpatan sementara
10. Lakukan pengambilan foto ronsen post obturasi.
11. Pada kunjungan selanjutnya, lakukan pemeriksaan pada pasien. Pada
pemeriksaan anamnesa: tidak ada keluhan. Pemeriksaan ekstraoral:
tidak terdapat pembengkakan. Pemeriksaan Intraoral: Tumpatan
sementara dalam keadaan baik, perkusi (-), palpasi (-), druk (-), hiperemi
(-), mobility (-).
12. Lakukan tumpatan tetap.
(1,3)

DAFTAR PUSTAKA
1. Bakar,Abu. Kedokteran Gigi Klinis Edisi 2.Quantum Sinergis
Media.Yogyakarta.Indonesia

2. Wichmer, R and Cameron R. The philosophy of Paediatric dentistry.


Elsevier. 2012.

3. Budiyanti, E Arlia. 2006. Perawatan Endodontik pada anak. Jakarta :

EGC.

4. Welbury, R and Duggal M. Paediatric Dentistry 3rd Ed. Oxford


University Press. 2005.

Anda mungkin juga menyukai