Pre-Eklampsia Dan Eklampsia
Pre-Eklampsia Dan Eklampsia
Tingkat: II-C
Disusun Oleh:
Kelompok13 :
a. Disa Apriyanti
b. Elsa Andriyani S. A.
c. Ratih Kumala Dewi
d. Tantri Ayu Lestari
e. Vriscilia Ismaya
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana.
Makalah ini berisi tentang “Pre-eklampsia & Eklampsia”.Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman kita semua.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil
karya kami ini tidak luput dari kekurangan baik dari segiisimaupunpenulisan kata.Maka dari
itu dengan mengharapkan ridha Allah SWT.kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
membangun dari anda semua untuk memperbaiki makalah kami dimasa yang akan datang.
Semoga Allah SWT. meridhai makalah ini. Aamiin ya rabbal aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
B.Rumusan Masalah............................................................................................. 2
1. Kesimpulan .....................................................................................................45
2. Saran ............................................................................................................... 46
LAMPIRAN.......................................................................................................... 47
A. Latar Belakang
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan,
masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang
dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada
pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien
dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan
perawatan yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan
advokasi dan mendidik WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi
6rmasalah kehamilanpersalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-
penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai persalinan
dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan
kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong
persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40
hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi
yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Preeclampsia dan eklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang
disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri.Preeclampsia adalah timbulnya
hipertensi disertai proteinuria akibat kehamilan, setelah umur 20 minggu atausegera
setelah persalinan.Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit
trofoblastik (Ammiruddin dkk, 2007).Preeclampsia terjadi karena adanya mekanisme
imunolog yang kompleks, aliran darah ke plasenta berkurang, akibatnyasuplai zat
makanan yang dibutuhkan janin berkurang.Penyebabnya karena penyempitan
pembuluh darah yang unik, yang tidak terjadi pada setiap orang selama kehamilan
(Indiarti, 2009 & Cuningham, 2001).Perdarahan, infeksi, dan eklampsia, merupakan
komplikasi yang tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi
ibu hamil yang telah diidentifikasi normal (Senewe & Sulistiawati, 2006).
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang keperawatan maternitas.
2) Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu menjelaskan definisi, tanda dan gejala, etiologi pada
kasus tersbut.
A. Definisi
1. Pre-eklampsia
Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan.Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola
hidatosa. Preeclampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah persalinan. (Manjoer Arif,2000:270).
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan
tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta
pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan sering
ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan
diagnose pre-eklampsia. Kenaikan berat badan ½ kg setiap minggu dalam
kehamilan masih dapat dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu
beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre-
eklampsia.
Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam urin yang melebihi 0.3 g/l dalam
urin 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1 atau 2+ atau 1 g/l atau
lebih dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang diambil
minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul lebih
lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan; karena itu harus dianggap
sebagai tanda yang cukup serius.
a. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic 110 mmHg
atau lebih
b. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4 + pada pemeriksaan
kualitatif;
c. Oliguria, urin 400 ml atau kurang dalam 24 jam’
d. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium;
e. Edema paru-paru atau sianosis (Prawirohardjo, Sarwono, 1991)
2. Eklampsia
Istilah eklampsia berasal dari bahasa Yunani dan berarti “halilintar”. Kata
tersebut dipakai karena seolah – olah gejala – gejala eklamsia timbul dengan tiba
– tiba tanpa didahului oleh tanda – tanda lain. Sekarang kita ketahui bahwa
eklampsia pada umumnya timbul pada wanita hamil atau dalam nifas dengan
tanda – tanda pre-eklampsia. Pada wanita yang menderita eklampsia timbul
serangan kejangan uang diikuti oleh koma. Tergantung dari saat timbulnya
eklampsia dibedakan eklampsia gravidarum, eklampsia parturientum, eklampsia
puerperale. Perlu dikemukakan bahwa pada eklampsia gravidarum sering kali
persalinan mulai tidak lama kemudian.
Dengan pengetahuan bahwa biasanya eklampsia didahului olah pre-eklampsia,
tampak pentingmya pengawasan antenatal yang teliti dan teratur, sebagai usaha
untuk mencegah timbulnya penyakit itu.
Frekuensi
Frekuensi eklampsia bervariasi antara satu negara dan yang lain. Frekuensi
rendah pada umumnya merupakan petunjuk tentang adanya pengawasan antenatal
yang baik, penyediaan tempat tidur antenatal yang cukup, dan penanganan pre-
eklampsia yang sempurna.
Di negara – negara sedang berkembang frekuensi dilaporkan berkisar antara
0,3% - 0,7%, sedang di negara – negara maju angka tersebut lebih kecil, yaitu
0,05% - 0,1%.
B. Etiologi
Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum
diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-sebab
penyakit terebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang
memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut:
Tiga lesi patologis utama yang terutama berkaitan dengan pre-eklampsia dan
eklampsia :
1. Perdarahan dan neklosis di banyak organ, sekunder terhadap kontriksi
kapiler
2. Endoteliosis kapiler glomeruler.
3. Tidak adanya dilatasi arteri spilar.
(Kemenkes, 2008)
2) Perubahan anatomi-patologik
Plasenta. Pada pre-eklampsia terdapat spasmus arteriola spiralis
desidua dengan akibat menurunnya aliran darah ke plasenta. Perubahan
plasenta normal seba akibat tuanya kehamilan, seperti menipisnya sinsitium,
menebalnya dinding pembuluh darah dalam villi karena fibrosis, dan konversi
mesoderm menjadi jaringan fibrotic, dipercepat prosesnya pada pre-eklampsia
dan hipertensi. Pada pre-eklampsia yang jelas ialah atrofi sinsitium,
sedangkan pada hipertensi menahun terdapat terutama perubahan pada
Pada pre-eklampsia jarang terjadi ablasio retina. Keadaan ini disertai dengan
buta sekonyong-konyong.Pelepasan retina disebabkan oleh edema intraokuler
dan merupakan indikasi untuk pengakhiran kehamilan segera.Biasanya setelah
persalinan berakhir, retina melekat lagi dalam 2 hari sampai 2 bulan.
Gangguab penglihatan secara tetap jarang ditemukan.
Jumlah air dan natrium dalam badan lebih banyak pada penderita pre-
eklampsia daripada wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi
menahun. Penderita pre-eklampsia tidak dapat mengeluarkan dengan
sempurna air dan garam yang diberikan.Hal ini disebabkan oleh filtrasi
glomerulus menurun, sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah.
2. Eklampsia
Pada eklampsia, kejang-kejang dapat menyebabkan kadar gula darah naik
untuk sementara, asidum laktikum dan asam organic lain naik, dan bikarbonas
natrikus, sehungga menyebabkan cadangan alkali turun. Setelah kejangan, zat
organic dioksidasi, sehingga natrium dilepaskan untuk dapat bereaksi dengan
asam karbonik menjadi bikarbonas natrikus. Dengan demiian, cadangan alali
dapat pulih kembali.
Oleh beberapa penulis kadar asam urat dalam darah dipakai sebagai parameter
untuk menentukan proses pre-eklampsia menjadi baik atau tidak. Pada keadaan
normal asam urat melewati glomelurus dengan sempurna untuk diserap kembali
dengan sempurna oleh tubulus kontorti proksimalis dan akhirnya dikeluarkan oleh
tubulus kontorti distalis. Tampaknya perubahan pada glomelurus menyebabkan
filtrasi asam urat mengurang, sehingga kadarnya dalam darah meningkat. Akan
tetapi, kadar asam urat yang tinggi tidak selalu ditemukan. Selanjutnya,
pemakaian diuretika golongan tiazid menyebabkan kadar asam urat meningkat.
Kadar kreatinin dan ureum pada pre-eklampsia tidak meningkat, kecuali bila
terjadi oliguria atau anuria. Protein serum total, perbandingan albumin globulin
D. Faktor Penyebab
1. Pre-eklampsia
Hingga saat ini penyebab pre-eklampsia dan eklampsia belum diketahui
dengan pasti, penyakit ini masih disebut disease of theory (Sudhaberata, 2001).
Namun demikian, perhatian harus ditujukan terutama pada penderita yang
mempunyai faktor predisposisi terhadap pre-eklampsia. Menurut Wiknjosastro
(2008) faktor predisposisi/risiko tersebut antara lain:
a. Usia : primigravida dengan usia dibawah 20 tahun dan semua ibu dengan
usia diatas 35 tahun dianggap lebih rentan. Pre-eklampsia yang meningkat di
usia muda dihubungkan belum sempurna organ-organ yang ada di tubuh
wanita untuk bereproduksi, selain itu faktor psikologis yang cenderung kurang
stabil juga meningkatkan kejadian pre-eklampsia di usia muda. Bertambahnya
umur wanita berkaitan dengan perubahan pada system kardiovskular dan
secara teoritis preeclampsia dihubungkan dengan adanya patologi pada endotel
yang merupakan bagian dari pembuluh darah. Preeclampsia-eklampsia hampir
secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada
wanita yang berumur lebih dari 35 tahun mempunyai resiko 3-4 kali lipat
mendapatkan preeclampsia dibandingkan usia lebih muda (Karkata,2006).
b. Paritas : primigravida memiliki insidensi hipertensi hampir dua kali lipat.
Menurut penelitian, telah diketahui bahwa umur reproduksi sehat pada seorang
wanita berkisar antara 20-30 tahun. Artinya melahirkan setelah umur 20 tahun,
jarak persalinan sebaiknya 2-3 tahun dan berhenti melahirkan setelah umur 20
thun. Berarti jumlah anak cukup 2-3 orang. Telah dibuktikan bahwa kelahiran
ke empat dan seterusnya akan meningkatkan kematian ibu dan janin
(Roeshadi,2004). Menurut Prawirohardjo (2005) paritas 2 merupakan paritas
paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas satu dan paritas
Keperawatan Maternitas: Pre-eklampsia dan Eklampsia | 17
tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka maternal lebih tinggi primigravida dn
gravid pada usia diatas 35 tahun merupakan kelompok resiko tinggi untuk
preeclampsia-eklampsia.
c. Faktor ketturunan (genetic) : bukti adanya pewarisan secara genetic paling
mugkin disebabkan oleh turunan resesif. Menurut (Chapman, 2006) ada
hubungan genetic yang telah diteggakkan, riwayat keluarga ibu atau saudara
perempuan meingkatkan resiko empat sampai delapan kali. Faktor risiko
terjadinya komplikasi hipertensi pada kehmilan dapat diturunkan pada anak
perempuannya (Manuaba, 2007). Menurut Angsar (2008), ada faktor
keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotype ibu lebih
menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial
dibandingkan dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa pada ibu yang
mengalami preeclampsia, 26% anak perempuannya akan mengalami
preeclampsia pula, sedangkan hanya 8% nak menantu mengalami
preeclampsia.
d. Status sosial ekonomi : preeclampsia dan eklampsia lebih umum ditemui pada
kelompok sosial ekonomi rendah. Menurut Benson (1994), status ekonomi
yang rendah juga merupakan salah satu faktor predisposisi kejadian
preeclampsia. Beberpa peneliti menyimpulkan bahwa sosial ekonomi yang
baik mengurangi terjadinya preekalampsia.
e. Komplikasi obstetric : kehamilan kembar, kehamilan mola atau hidrops fetalis.
Preeclampsia lebih besar kemungkinan terjadinya kehamilan kembar. Selin
itu, hipertensi yang diperberat karena kehamilan banyak terjadi pada
kehamilan kembar. Dilihat dari segi teori hiperplasentosis, kehamilan kembar
mempunyai risiko untuk berkembangnya preeclampsia. Kejadian preeclampsia
pada kehamilan kembar meningkat menjadi 4-5 kali dibandingkan kehamilan
tunggal. Selain itu, dilaporkan bahwa preeclampsia akan meningkat pada
kehamilan kembar tiga dan seterusnya. (Karkata, 2006)
f. Riwayat penyakit yang sudah ada sebelumnya: hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit ginjal, system lupus erytematosus (SLE), sindrom antifosfolipid
antibody. Dasar penyebab preeclampsia diduga adalah gangguan fungsi
endotel pembuluh darah (sel pelapis dalam pembuluh darah) yang
menimbulkan vasospasme lumen pembuluh darah mengecil/menciut.
Keperawatan Maternitas: Pre-eklampsia dan Eklampsia | 18
2. Eklampsia
Faktor risiko pada eklampsia adalah:
1) Primigravida
2) Wanita gemuk
3) Wanita dengan:
Hipertensi esensial, kehamilan kembar, polihidramnion, diabetes, mola
hidatiform
4) Riwayat pre-eklampsia atau eklampsia pada kehamilan sebelumnya
5) Riwayat eklampsia keluarga
E. Penatalaksanaan
1. Pre-eklampsia
Pengobatan hanya dapat dilakukan secara simtomatis karena etiologi pre-
eklampsia, dan faktor-faktor apa dalam kehamilan yang menyebabkannya, belum
diketahui. Tujuan utama ialah (1) mencegah terjadinya pre-eklampsia berat dan
eklampsia; (2) melahirkanjanin hidup; (3) melahirkan janin dengan trauma
sekecil-kecilnya.
Pada dasarnya penanganan pre-eklampsia terdiri atas pengobatan medik dan
penanganan obstetrik.
Pengobatan pre-eklampsia yang tepat ialah pengakhiran kehamilan karena
tindakan tersebut menghilangkan sebabnya dan mencegah terjadinya eklampsia
dengan bayi yang masih prematur penundaan pengakhiran kehamilan mungkin
dapat menyebabkan eklampsia atau kematian janin. Pada janin dengan berat
badan kemungkinan hidup pada pre-eklampsia berat lebih baik di luar dari di
dalam uterus. Cara pengakhiran dapat dilakukan dengan induksi persalinan atau
seksio sesarea menurut keadaan. Pada umumnya indikasi untuk kehamilan ialah :
(1) pre-eklampsia ringan dengan kehamilan lebih dari cukup bulan (2) pre-
eklampsia dengan hipertensi dan/atau proteinuria menetap selama 10-14 hari, dan
janin sudah cukup matur; (3) pre-eklampsia berat; (4) eklampsia.
2. Eklampsia
Tujuan utama pengobatan eklampsia ialah menghentikan berulangnya
serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman
setelah keadaan ibu mengizinkan.
Pengawasan dan perawatan yang intensif sangat penting bagi penanganan
penderita eklampsia, sehingga ia harus dirawat di rumah sakit. Pada pengangkutan
ke rumah sakit diperlukan obat penenang yang cukup untuk menghindarkan
timbulnya kejangan;
Tujuan pertama pengobatan eklampsia ialah menghentikan kejangan
mengurangi vasospasmus, dan meningkatkan dieresis.Dalam pada itu, pertolongan
yang perlu diberikan jika timbul kejangan ialah mempertahankan jalan pernapasan
bebas, menghindarkan tergigitnya lidah, pemberian oksigen, dan menjaga agar
penderita tidak mengalami trauma. Untuk menjaga jangan sampai terjadi kejangan
lagi yang selanjutnya mempengaruhi gejala-gejala lain, dapat diberikan beberapa
obat, misalnya:
- Sodium pentothal sangat berguna untuk menghentikan kejangan dengan
segera bila diberikan secara intravena. Akan tetapi, obat ini mengandung
bahaya yang tidak kecil. Mengingat hal ini, obat itu hanya dapat diberikan
di rumah sakit dengan pengawasan yang sempurna dan tersedianya
1. PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
Initial Klien : Ny. R Nama Suami : Tn. O
Usia : 29 Usia : 35
Riwayat Ginekologi
1. Masalah ginekologi:Tidak ada
2. Riwayat Riwayat keluarga berencana : ya / tidak
Bila ya, jenis kontrasepsi yang digunakan : IUD Pil
Implan Suntik Lain-lain; sebutkan.......................
......................................................................................................................
Kepala Leher
Kepala : Simetris, tidak ada benjolan, rambut tidak rontok, tidak ada nyeri
tekan
Hidung : Simetris
Dada
Masalah Khusus: Pengeluaran ASI pada riwayat kehamilan pertama dimulai saat
minggu ke 32, Ny. R mengatakan pengeluaran ASI nya agak sedikit dan harus
dipompa terlebih dahulu agar pengeluaran ASI meningkat.
Abdomen
Uterus :
Ekstremitas
Ekstremitas atas: edema Ya/ Tidak
Inspeksi ; Tangan Ny.R terlihat bengkak
Palpasi : Terdapat pitting edema saat dilakukan palpasi
varises Ya / Tidak
Eliminasi
Urine : Frekuensi: 4x dalam sehari
Konsistensi: Kuning jernih
Keluhan: Tidak ada
BAB : Frekuensi: 1x dalam sehari
Konsistensi: Lunak
Keluhan: Tidak ada
Masalah khusus : Tidak ada
pola seksualitas
masalah seksualitas ya Tidak, bila ya, sebutkan.....................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Persiapan Persalinan
Senam hamil
Rencana tempat melahirkan: RS Jayakarta
Perlengkapan kehidupan bayi dan Ibu..................................................................
Kesiapan mental ibu dan keluarga........................................................................
Pengetahuan tentang tanda – tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses
persalinan
Perawatan payudara
Penatalaksanaan
Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan pre-
eklampsia. Pemberian fenobarbital 3 x 30 mg sehari akan menenangkan penderita dan
dapat juga menurunkan tekanan darah.
Seorang perempuan usia 29 tahun G2P1A0 hamil 28 minggu tanggal 3 Februari 2017
mengeluh penambahan berat badan yang berlebihan, keluhan disertai adanya
pembengkakan pada kaki (edema), jari tangan dan pada wajah terutama pada kelopak
mata yang mengindikasikan bahwa Ny.R mengalami gangguan Kelebihan Volume
Cairan, tekanan darah > 140/90 mmHg yang menyebabkan Ny. R mengalami
gangguan Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak nadi 88x/mnt suhu 36oC,
dan pada pemeriksaan laboratorium terdapat proteinuria. Hasil pemeriksaan: TFU 1/3
diatas pusat, DJJ tidak terdengar yang dapat menimbulkan Resiko gangguan
hubungan ibu-janin, sering mengeluh sakit kepala dan tengkuk bagian belakang
tegang merupakan tanda dan gejala dari hipertensi akibat pre-eklampsia yang saat ini
sedang dialami.
b. Analisa data
Masalah/Problem Etiologi Symptom/Data
Kelebihan volume cairan Gangguan mekanisme DS:
regulasi Pasien mengeluh
adanya pembengkakan
pada kaki (edema), jari
tangan dan pada wajah
terutama pada kelopak
mata
DO:
TD > 140/90 mmHg
DJJ tidak terdengar
Proteinuria
Nyeri akut Agen cedera biologis DS:
(hipertensi) Pasien mengatakan
sering mengeluh sakit
kepala dan tengkuk
bagian belakang tegang.
DO:
TD > 140/90 mmHg
Nadi 88x/mnt
Suhu 36oC
Resiko gangguan Komplikasi kehamilan
hubungan ibu-janin (preeclampsia)
2. DIAGNOSA
Rumusan diagnose keperawatan terkait kasus:
1) Domain 2: Nutrisi
Kelas 5. Hidrasi
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
ditandai dengan Pasien mengeluh adanya pembengkakan pada kaki (edema), jari
tangan dan pada wajah terutama pada kelopak mata, TD > 140/90 mmHg, DJJ
tidak terdengar, proteinuria.
2) Domain 4: Aktivitas/istirahat
Kelas 4. Respon kardiovaskular/pulmonal
3) Memiliki pengetahuan
manajemen hipertensi dengan
kriteria hasil:
a) Tekanan darah 120/80
b) Mengetahui tanda dan
gejala eksaserbasi
hipertensi
3. IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam No. Dx Catatan Tindakan Tanda Tangan
(Respon subjektif, objektif, hasil)
02/02/2017 1 A. Manajemen cairan Zr. Elsa
08.0 WIB 1. Menjaga intake/asupan yang akurat dan catat output
a. Respon subjektif : pasien mengatakanakan minum sesuai yang
diperintahkan
b. Respon objektif : intake dan output sudah terlihat akurat
08.15 WIB
Keperawatan Maternitas: Pre-eklampsia dan Eklampsia | 41
2. Mengkaji lokasi dan luasnya edema Zr. Disa
a. Respon subjektif :pasien mengatakan terdapat bengkak dikaki
b. Respon objektif :terdapat edema di area kaki
09.00 WIB
3. Memonitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (pantau
Zr. Tantri
kadar protein dalam urine)
a. Respon subjektif : -
b. Respon objektif :kadar protein dalam urin masih tinggi
Hasil laboratorium : 200mg/24jam
02/02/2017 3
17.00 WIB 1) Memantau denyut jantung janin Zr. Elsa
RS: -
RO: Denyut jantung janin tidak terdengar
17.30 WIB 2) Mengidentifikasi gangguan hipertensi (tekanan darah, edema pergelangan kaki, Zr. Tantri
tangan dan wajah dan proteinuria)
RS: Pasien mengatakan tungkai kanan kiri bengkak
O:
Intake dan output sudah seimbang.
Terdapat edema di area kaki
Berat badan pasien berkurang
Kaki pasien masih terlihat bengkak
Pasien dapat mengubah posisi miring kanan miring kiri
2 03/02/2017 2 S:-
O: Zr. Disa
TD : 130/90 mmHg
S : 36,5o C
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
3/2/2007 3 S:
Pasien mengatakan tungkai kanan kiri bengkak
O:
Denyut jantung janin tidak terdengar
TD: > 130/90 mmHg, hasil lab proteinuria, terdapat
edema pada tungkai kanan dan kiri
A : Masalah belom teratasi
P:
Monitor denyut jantung janin
Monitor gangguan hipertensi (tekanan darah, edema
pergelangan kaki, tangan dan wajah dan proteinuria)
1. Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan
dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan
bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan
kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai
kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Seorang perempuan usia 29 tahun G2P1A0 hamil 28 minggu tanggal 3 Februari 2017 datang
ke poliklinik untuk memeriksakan kehamilannya, ibu diantar suaminya dengan keluhan
penambahan berat badan yang berlebihan, keluhan disertai adanya pembengkakan pada kaki
(edema), jari tangan dan pada wajah terutama pada kelopak mata, tekanan darah > 140/90
mmHg nadi 88x/mnt suhu 36oC, dan pada pemeriksaan laboratorium terdapat proteinuria.
Hasil pemeriksaan: TFU 1/3 diatas pusat, DJJ tidak terdengar, sering mengeluh sakit kepala
dan tengkuk bagian belakang tegang.
Mengacu pada kasus diatas coba anda diskusikan dalam kelompok terkait pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini.
Pra-eklampsia adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan, terjadi setelah
minggu ke-20 gestasi, ditandai dengan hipertensi dan proteinuria.Edema juga dapat
terjadi. (Safe Motherhood:200)
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan
tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan
kaki, jari tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada
kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnose pre-
eklampsia. Kenaikan berat badan ½ kg setiap minggu dalam kehamilan masih dapat
dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu
menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre-eklampsia.
Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam urin yang melebihi 0.3 g/l dalam urin
24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1 atau 2+ atau 1 g/l atau lebih dalam
urin yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang diambil minimal 2 kali
dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul lebih lambat daripada
hipertensi dan kenaikan berat badan; karena itu harus dianggap sebagai tanda yang
cukup serius.
a. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic 110 mmHg atau
lebih
b. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4 + pada pemeriksaan
kualitatif;
c. Oliguria, urin 400 ml atau kurang dalam 24 jam’
d. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium;
e. Edema paru-paru atau sianosis (Prawirohardjo, Sarwono, 1991)
Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum
diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-sebab
penyakit terebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang
memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut:
e. Gambaran klinik
Biasanya tanda-tanda pre-eklampsia timbul dalam urutan: pertambahan berat
badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria.
Pada pre-eklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyektif.Pada pre-
eklampsia berat didapatkan sakit kepala daerah frontal, skotoma, diplopia,
penglihatan kabur, nyeri didaerah epigastrium, mual atau muntah-muntah.
Gejala-gejala ini sering ditemukan pada pre-eklampsia yang meningkat dan
merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul. Tekanan darah pun
meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih umum, dan proteinuria
bertambah banyak.(Prawirohardjo, Sarwono, 1991).
Eklampsia
Eklampsia adalah suatu kondisi yang ganjil pada wanita yang hamil atau baru
melahirkan.Eklampsia ditandai dengan kejang yang diikuti dengan koma yang
panjang atau singkat.Wanita tersebut biasanya mengalami hipertensi dan
proteinuria.Kejang dapat terjadi pada masa antepartum, intrapartum, atau postpartum.
Eklampsia yang mengancam berarti bahwa kejang eklamptik akan terjadi sewaktu-
waktu. Tanda-tanda eklampsia yang mengancam antara lain:
Tekanan darah naik dengan tajam
Haluaran urin berkurang
Proteinuria meningkat
Sakit kepala berat
Mengantuk
Konfusi mental
Gangguan penglihatan (seperti pandangan kabur, kilatan cahaya)
Nyeri epigastrum
Mual
Muntah
Tiga lesi patologis utama yang terutama berkaitan dengan pre-eklampsia dan
eklampsia :
4. Perdarahan dan neklosis di banyak organ, sekunder terhadap kontriksi kapiler
5. Endoteliosis kapiler glomeruler.
Perubahan anatomi-patologik
Plasenta. Pada pre-eklampsia terdapat spasmus arteriola spiralis desidua dengan
akibat menurunnya aliran darah ke plasenta.
Ginjal.Alat ini besarnya normal atau dapat membengkak. Pada simpai ginjal dan
pada pemotongan mungkin ditemukan perdarahan-perdarahan kecil.
Penyelidikan biopsi pada ginjal oleh Altchek dan kawan-kawan (1968) menunjukkan
pada pre-eklampsia bahwa kelainan berupa: 1) kelainan glomerulus; 2) hyperplasia
sel-sel jukstaglomeruler; 3) kelainan pada tubulus-tubulus Henle; 4) spasmus
pembuluh darah ke glomerulus.
Hati.Alat ini besarnya normal, pada permukaan dan pembelahan tampak tempat-
tempat perdarahan yang tidak teratur.
Otak.Pada penyakit yang belum lanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada
korteks serebri; pada keadaan lanjut dapat ditemukan perdarahan.
Retina. Kelainan yang sering ditemukan pada retina ialah spasmus pada arteriola-
arteriola, terutama yang dekat pada diskus optikus. Vena tampak lekuk pada
persimpangan dengan arteriola. Dapat terlihat edema pada diskus optikus dan retina.
Ablasio retina juga dapat terjadi, tetapi komplikasi ini prognosisnya baik, karena
retina akan melekat lagi beberapa minggu postpartum. Perdarahan dan eksudat jarang
ditemukan pada pre-eklampsia; biasanya kelainan tersebut menunjukkan adanya
hipertensi menahun.
Kenaikan tonus uterus dan kepekaan terhadap perangsangan sering didapatkan pada
pre-eklamsia dan eklamsia, sehingga mudah terjadi partus prematurus.
Perubahan pada ginjal. Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam
ginjal menurun, sehingga menyebabkan filtrasi glomelurus mengurang. Kelainan pada
ginjal yang penting ialah dalam hubungan dengan proteinuria dan mungkin sekali
juga dengan retensi garam dan air.Mekanisme retensi garam dan air belum diketahui
benar, tetapi disangka akibat perubahan dalam perbandingan antara tingkat filtrasi
glomelurus menurun, yang menyebabkan retensi garam dan dengan demikian juga
retensi air.Peranan kelenjar adrenal dalam retensi garam dan air belum diketahui
benar.
Fungsi ginjal pada pre-eklampsia tampaknya agak menurun bila dilihat dari
clearance asam urik. Filtrasi glomelurus dapat turun sampai 50% dari normal,
sehingga menyebabkan diuresis turun, pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria atau
anuria.
Perubahan pada otak. McCall melaporkan bahwa resistensi pembuluh darah dalam
otak pada hipertensi dalam kehamilan lebih meninggi lagi pada eklampsia. Walaupun
demikian, aliran darah ke otak dan pemakaian oksigen oleh otak hanya menurun pada
eklampsia.
h. Apakah komplikasi dari yang mungkin terjadi jika ibu tidak tertangani dengan
baik?
A. Pre-eklampsia
Komplikasi yang terjadi pada preeclampsia yaitu antara lain (Mitayani,2009):
a) Pada ibu
1) Eklampsia
2) Solusio plasenta
3) Perdarahan subkapsula hepar
4) Kelainan pembekuan darah
5) HELLP syndrome (hemolysis, elevated,liver,enzymes, dan low platelet
count)
6) Ablasio retina
7) Gagaj jantung hingga syok dan kematian
b) Pada janin
1) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
2) Premature
3) Asfiksia neonatorum
4) Kematian dalam uterus
5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
B. Eklampsia
Bagan Penatalaksanaan Pre-eklampsia dan Eklampsia menurut Safe Motherhood tahun 2000.
1. Dari: Kharesa
Kelompok: 12
Pertanyaan: Mengapa pre-eklampsia bisa menyebabkan perubahan anatomik dan
patologik pada retina?
Jawaban:
Pada pre-eklampsia tampak edema retina, spasma setempat atau menyeluruh pada
satu atau beberapa arteri, jarang terlihat perdarahan atau eksudat.
Pada pre-eklampsia jarang terjadi ablasio retina. Keadaan ini disertai dengan buta
sekonyong-konyong.Pelepasan retina disebabkan oleh edema intraokuler dan
merupakan indikasi untuk pengakhiran kehamilan segera.Biasanya setelah persalinan
berakhir, retina melekat lagi dalam 2 hari sampai 2 bulan. Gangguab penglihatan
secara tetap jarang ditemukan.
2. Dari: Nurul
Kelompok: 10
Pertanyaan: Apakah seseorang yang menderita tekanan darah tinggi sebelum hamil
dapat menempatkan pada resiko tinggi mengalami pre-eklampsia?
3. Dari: Yucha
Kelompok: 11
Pertanyaan: Pre-eklampsia pada ibu hamil bisa dicegah atau tidak?
Jawaban:
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini pre-
eklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan semestinya. Kita perlu lebih
waspada akan timbulnya pre-eklampsia dengan adanya faktor-faktor predisposisi
seperti yang telah diuraikan diatas. Walaupun timbulnya pre-eklampsia tidak dapat
dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian
pengetahuan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada ibu hamil.
Pengetahuan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Diet
tinggi protein dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan
yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.
Jawaban:
Ya. Abnormalitas hematologi ditemukan pada beberapa kasus hipertensi dalam
kehamilan. Diantara abnormalitas tersebut bisa timbul trombositopenia, yang pada
Ali, Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika : Jakarta
Angsar D. 2008. Hipertensi Dalam Kehamilan, dalam Ilmu Kebidanan. Edisi IV. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawowihardjo
Benson, R.C., Pernollm M.L. 1994. Handbookof Obstetrics and Gyencology. United States:
McGraw-Hill.
Karkata, MK. 2006. ‘Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi dalam Kehamilan’, Indonesian
Manuaba, I.B.G., LA. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. 2007. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Roeshadi, R.H. 2004. Gangguan dan Penyulit pada Masa Kehamilan, Bagian Kebidanan dan
Penyakit Kandungan, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Safe Motherhood. 2001. Modul Eklampsia ̶ Materi Pendidikan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Sukrisno, Adi. 2014. Instant Access Ilmu Kebidanan. Pamulang: Binarupa Aksara Publisher
Wiknjosastro H, Prawiroharjo. 2008. Kebidanan Dalam Masa Lampau, Kini dan Kelak,
dalam: Ilmu Kebidanan Edisi IV. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo