Anda di halaman 1dari 36

Puji syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah dan Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
mengenai DIABETES MELITUS.

Makalah dan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sistem Endokrin Jurusan Ilmu Keperawatan STIKES Mandala Waluya Kendari.

Selama penyusunan makalah dan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini, kami tidak lepas dari
bantuan dan kerjasama dengan berbagai pihak dan kelompok, dalam mengatasi hambatan yang
ditemukan. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada anggota kelompok dan pihak- pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah dan
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini.
Kami menyadari bahwa makalah dan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini jauh dari

sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan

penulisan selanjutnya.

Akhirnya, kami berharap semoga makalah dan Satuan Acara Penyuluhan ini dapat

bermanfaat, khususnya bagi kami selaku penyusun maupun bagi pengembangan ilmu keperawatan

pada umumnya.

Kendari, Desember 2015

Penyusun,

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang....................................................................................

B. Tujuan Penulisan................................................................................

C. Metode Penulisan................................................................................

D. Studi Kepustakaan...............................................................................

E. Partisipasi Aktif...................................................................................

F. Sistematika Penulisan...........................................................................

II. PEMBAHASAN

1. Pengertian............................................................................................

2. Anatomi Fisiologi Pankreas.................................................................


3. Klasifikasi Diabetes Melitus................................................................

4. Penyebab Diabetes Melitus..................................................................

5. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus.....................................................

6. Patofisiologi..........................................................................................

7. Komplikasi Diabetes Melitus................................................................

8. Perawatan Diabetes Melitus.................................................................

9. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan dirumah.............

10. Pencegahan Diabetes Melitus...............................................................

11. Dampak Diabetes Melitus terhadap Keluarga....................................

III. PENUTUP

1.1 Kesimpulan.............................................................................................

1.2 Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)....................................................................

1. Analisa Masalah SAP..........................................................................

2. Sasaran..................................................................................................

3. Tujuan...................................................................................................

4. Kegiatan Operasional............................................................................

I. MateriPenyuluhan........................................................................

II. Pesan Pokok....................................................................................

III. Materi Pembelajaran......................................................................

IV. Kegiatan Pembelajaran..................................................................


V. Metode dan Media..........................................................................

VI. Evaluasi...........................................................................................

VII.Kesimpulan......................................................................................

LAMPIRAN I

Materi Penyuluhan Diabetes Melitus...............................................................

LAMPIRAN II

Materi Penyuluhan Diit Diabetes Melitus......................................................

LAMPIRAN III

Leaf leat...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak orang masih menganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit

yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap diabetes, baik

tua maupun muda, termasuk Anda. Namun, yang perlu anda pahami adalah anda tidak sendiri.

Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita

Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk

Indonesia yang mengidap diabetes.

Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam

menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru

sekitar 30 persen yang datang berobat teratur. Sangat disayangkan bahwa banyak penderita

diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula

atau kencing manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang

diabetes terutama gejala-gejalanya. Sebagian besar kasus diabetes adalah diabetes tipe 2 yang

disebabkan faktor keturunan. Tetapi faktor keturunan saja tidak cukup untuk menyebabkan

seseorang terkena diabetes karena risikonya hanya sebesar 5%. Ternyata diabetes tipe 2 lebih

sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas alias kegemukan akibat gaya hidup yang

dijalaninya.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka kami dari kelompok 9 tertarik

untuk melakukan Pendidikan Kesehatan pada klien dengan topic “Manajemen Diabetes Mellitus

Dengan Gaya Hidup Sehat”.

NNo

Penyakit Scoring

1 TB Paru 20 %

2 Hipertensi 20%
3 Diare 15 %

4 Diabetes Melitus 45 %
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penyusun mampu melaksanakan penyuluhan secara langsung dan komprehensif meliputi aspek

biologis, sosial, psikologi dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Penyusun mampu melakukan pengkajian dan menegakan diagnosa dengan

menggunakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisa data tersebut.

b. Penyusun mampu merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan prioritas masalah

sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh klien.

c. Penyusun mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan

yang telah ditentukan dan berdasarkan kebutuhan klien.

d. Penyusun mampu mengevaluasi hasil tindakan perawatan yang telah dilaksanakan

berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.

C. Metode Penulisan

Metode yang dipergunakan dalam penyusunan makalah ini penyusun menggunakan metode

deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan. Sedangkan teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan dan observasi.

2. Wawancara

3. Studi Dokumentasi
D. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah cara pengumpulan data melalui studi literatur dengan membaca buku

sumber yang berkaitan dengan teori Diabetes Militus (DM) sehingga sangat membantu perawat

dalam memberikan penyuluhan yang benar dan tepat.

E. Partisipasi Aktif

Melibatkan partisipasi aktif keluarga dalam proses keperawatan keluarga.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Makalah ini, penulis membagi tiga Bab yaitu :

BAB I : Pendahuluan yang berisi tentang Latar Belakang Masalah, Tujuan Penulisan, Metode

Penulisan serta Sistematika Penulisan.

BAB II : Pembahasan yang berisi tentang Pengertian, Anatomi Fisiologi Pankreas, Klasifikasi

Diabetes Melitus, Penyebab Diabetes Melitus, Tanda dan Gejala Diabetes Melitus, Patofisiologi,

Komplikasi Diabetes Melitus, Perawatan Diabetes Melitus, Pendidikan Pasien dan Pertimbangan

Perawatan di rumah, dan Pencegahan.

BAB III : Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Diabetes Melitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar

glukosa dalam darah atau hiperglikemia.(Suzanne C. Smeltzer. Brenda G. Bare 2002 : 1220).

Diabetes melitus adalah penyakit kronis metabolisme abnormal yang memerlukan

pengobatan seumur hidup dengan diet, latihan, dan obat-obatan (Carpenito, 1999 : 143).

Diabetes mellitus adalah masalah yang mengancam hidup ( kasus darurat ) yang

disebabkan oleh defisiensi insulin relati atau absolut ( Marilynn E. Doenges dkk, 1993 : 726 ).

Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan

metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik (Arif

mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rukhmi Savitri, Wahyu Ika Wardani, Wiwek setiowulan 2000 : 580).

Diabetes Mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor

lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis

tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).

Dari beberapa pengertian Diabetes Melitus diatas maka menyimpulkan bahwa Diabetes

Melitus adalah penyakit metabolisme abnormal, kelainan heterogen akibat gangguan hormonal

ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang menimbulkan

berbagai komplikasi kronik yang memerlukan pengobatan seumur hidup dengan diet, latihan dan

obat-obatan.

B. ANATOMI FISIOLOGI PANKREAS

Pankreas adalah kelenjar majemuk bertanda dan strukturnya sangat mirip dengan kelenjar

ludah, panjang kira-kira 15 cm berat 60 – 100 gram. Letak pada daerah umbilical, dimana

kepalanya dalam lekukan duodenum dan ekornya menyentuh kelenjar lympe,

mengekskresikannya insulin dan glikogen ke darah.

Pankreas terdiri dari tiga bahagian yaitu :


a. Kepala pankreas merupakan bahagian paling besar terletak di sebelah kanan umbilical

dalam lekukan duodenum.

b. Badan pankreas merupakan bagian utama organ itu letaknya sebelah lambung dan depan

vertebra lumbalis pertama.

c. Ekor pankreas adalah bagian runcing sebelah kiri, dan yang sebenarnya menyentuh lympa.

Pankreas terdiri dari dua jaringan utama yaitu :

a. Acini yang menyekresi getah pencernaan ke duodenum.

b. Pulau langerhans yang tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan

glukagon langsung ke darah.

Pulau langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama yaitu sel alfa, beta dan delta

yang satu sama lain dibedakan dengan struktur dan sifat pewarnaannya. Sel beta mengekresi

insulin, sel alfa mengekresi glukagon, dan sel-sel delta mengekresi somatostatin.

Fungsi pancreas ada dua, maka disebut organ rangka, yaitu :

a. Fungsi eksokrin, dilaksanakan oleh sel sekretori lobula yang membentuk getah pancreas

berisi enzim dan elektrolit. Jenis-jenis enzim dari pancreas adalah :

 Amylase ; menguraikan tepung menjadi maltosa atau maltosa dijadikan

polisakarida dan polisakarida dijadikan sakarida kemudian dijadikan

monosakarida.

 Tripsin ; menganalisa pepton menjadi polipeptida kemudian menjadi asam amino.

 Lipase ; menguraikan lemak yang sudah diemulsi menjadi asam lemak dan gliserol

gliserin.

b. Fungsi endokrin atau kelenjar tertutup berfungsi membentuk hormon dalam pulau

langerhans yaitu kelompok pulau-pulau kecil yang tersebar antara alveoli-alveoli pancreas

terpisah dan tidak mempunyai saluran.

Oleh karena itu hormon insulin yang dihasilkan pulau langerhans langsung diserap ke dalam

kapiler darah untuk dibawa ke tempat yang membutuhkan hormon tersebut. Dua hormon penting

yang dihasilkan oleh pancreas adalah insulin dan glucagon.

1) Insulin
Insulin adalah protein kecil yang berat molekulnya 5808 untuk manusia. Insulin terdiri dari

dua rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sekresi insulin diatur

oleh glukosa darah dan asam amino yang memegang peranan penting. Perangsang sekresi insulin

adalah glukosa darah. Kadar glukosa darah adalah 80 – 90 mg/ml.

Mekanisme untuk mencapai derajat pengontrolan yang tinggi yaitu :

a. Fungsi hati sebagai sistem buffer glukosa darah yaitu meningkatkan konsentrasinya setelah

makan, sekresi insulin juga meningkat sebanyak 2/3 glukosa yang di absorbsi dari usus dan

kemudian disimpan dalam hati dengan bentuk glikogen.

b. Sebagai sistem umpan balik maka mempertahankan glukosa darah normal.

c. Pada hypoglikemia efek langsung glukosa darah yang rendah terhadap hypothalamus

adalah merangsang simpatis. Sebaliknya epinefrin yang disekresikan oleh kelenjar

adrenalin masih menyebabkan pelepasan glukosa yang lebih lanjut dari hati. Juga

membantu melindungi terhadap hypoglikemia berat.

Adapun efek utama insulin terhadap metabolisme karbohidrat, yaitu :

 Menambah kecepatan metabolisme glukosa

 Mengurangi konsentrasi gula darah

 Menambah penyimpanan glukosa ke jaringan.

2) Glukagon

Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel-sel alfa pulau langerhans

mempunyai beberapa fungsi yang berlawanan dengan insulin. Fungsi yang terpenting adalah :

meningkatkan konsentrasi glukosa dalam darah. Glukagon merupakan protein kecil mempunyai

berat molekul 3842 dan terdiri dari 29 rantai asam amino.

Dua efek glukagon pada metabolisme glukosa darah :

1) Pemecahan glikogen (glikogenolisis)

2) Peningkatan glukosa (glukogenesis)

Pengatur sekresi glukosa darah perubahan konsentrasi glukosa darah mempunyai efek yang

jelas berlawanan pada sekresi glukagon dibandingkan pada sekresi insulin, yaitu penurunan

glukosa darah dapat menghasilkan sekresi glukagon, bila glukagon darah turun 70 mg/100 ml
darah pancreas mengekresi glukosa dalam jumlah yang sangat banyak yang cepat memobilisasi

glukosa dari hati. Jadi glukagon membantu melindungi terhadap hypoglikemia.

C. KLASIFIKASI DIABETES MELITUS

Ada beberapa tipe Diabetes Melitus yang berbeda, penyakit ini dibedakan berdasarkan

penyebab perjalanan klinik dan terapinya klasifikasi yang utama adalah sebagai berikut.

1) Tipe I, Pada diabetes jenis ini, pankreas tidak bisa memproduksi insulin sama sekali.

Sehingga, untuk bertahan hidup penderita bergantung pada pemberian insulin dari luar

dengan cara disuntik. Karena itu, diabetes ini juga memiliki istilah Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM). Jumlah kejadiannya sangat langka, hanya sekitar 10% dari total

penderita diabetes di dunia dan kurang dari 1% di Indonesia.

Diabetes tipe I biasanya mengenai anak-anak dan remaja. Faktor penyebabnya adalah

infeksi virus atau reaksi auto-imun (rusaknya sistem kekebalan tubuh), yang merusak sel-

sel penghasil insulin. Biasanya, gejala diabetes tipe I muncul mendadak, seperti tiba-tiba

sering cepat merasa haus, sering buang air kecil (pada balita sering mengompol), badan

menjadi kurus, dan lemah. Jika insulin tidak segera diberikan, penderita bisa tiba-tiba tidak

sadarkan diri atau koma diabetik.

2) Tipe II, Inilah jenis diabetes yang diderita 90% para penderita diabetes. Diabetes jenis ini

disebut juga diabetes life style karena selain faktor keturunan, penyebab utamanya adalah

gaya hidup tidak sehat. "Sebanyak 90% diabetesi menderita DM karena pengaruh faktor

keturunan. Tapi, faktor lingkungan dan gaya hidup adalah faktor pemicu terjadinya DM,"

(Prof. Sidartawan). Umumnya, diabetes tipe ini mengenai orang dewasa, tapi akhir-akhir

ini juga banyak mengenai orang-orang yang lebih muda.

Berbeda dari diabetes tipe I yang muncul tiba-tiba, diabetes tipe II berkembang sangat

lambat, bisa sampai bertahun-tahun. Karena itu, gejalanya sering kali tidak jelas terasa.

Penderita diabetes tipe II tidak mutlak memerlukan suntikan insulin karena pankreasnya

masih menghasilkan insulin, tapi kerja insulin menjadi tidak efektif karena di dalam tubuh

tengah terjadi resistensi insulin atau penurunan kemampuan hormon insulin menurunkan

kadar gula darah.


Saat terjadi resistensi insulin, pankreas harus bekerja keras memproduksi insulin sebanyak-

banyaknya untuk dapat menggempur resistensi insulin tersebut dan memberi kesempatan

gula untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh. Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki, pankreas

akan kelelahan dan kemampuannya untuk menghasilkan insulin menurun sehingga gula

akan menumpuk di dalam darah. Salah satu faktor pemicu resistensi insulin atau diabetes

tipe II adalah kegemukan, khususnya kegemukan di daerah perut, kurangnya aktivitas fisik,

dan terlalu banyak makan dengan gizi yang tidak seimbang.

Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya sebagai berikut :

 Penyakit pankreas

 Penyakit hormonal

 Kelainan reseptar insulin

 Sindrom genetik tertentu

 Sirosic hepatic

 Diabetes melitus gestasional ( gtestasional diabetes melitus (GDM)) Diabetes tipe in terjadi

pada wanita selama kehamilannya yang sebelumnya tidak menderita diabetes, terjadi

sekitar 2%-5% dari seluruh kehamilan.

D. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB DIABETES MELITUS

Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor pemicu,diantaranya:

1. Pola makan

Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat

memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi

dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam

darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.

2. Obesitas (kegemukan)

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih besar

untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk

terserang diabetes mellitus.


3. Faktor genetis

Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes

mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen

ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.

4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang

pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi

hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat

yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.

5. Penyakit dan infeksi pada pancreas

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas

yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-

hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi

dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.

6. Pola hidup

Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika orang malas

berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus karena olah

raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh. Kalori yang tertimbun

di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes mellitus selain disfungsi pankreas.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik

hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita

diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih

memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk

Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit

aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda,

jalan kaki, atau aktivitas lainnya.

7. Teh manis

Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak

tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori
(tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari

(tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum

ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan

kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.

8. Gorengan

Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah

satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus,

dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan

pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia.

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar

kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol

baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan

mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.

9. Suka ngemil

Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari

obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong

camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue

manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai.

Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara

itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar

gula dalam darah.

10. Kurang tidur.

Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari

University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan

kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat.

Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan.

Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi

yang membuat kadar gula darah naik.

11. Sering stress


Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh

akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada

cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk

maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan

tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.

12. Kecanduan Rokok

Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan

bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa

naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak

sehat, seperti pola makan dan olahraga.

13. Menggunakan pil kontrasepsi

Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau

progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr

Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil

kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa

bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi

letih dan tidak berfungsi dengan baik.

14. Keranjingan soda

Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap 51.603 wanita usia

22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan

dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi

karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair

tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.

E. TANDA DAN GEJALA DIABETES MELITUS

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu

dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam
darah mencapai nilai 160 – 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang

mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun

tidak semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)

3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)

5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki

7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya

10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

F. PATOFISIOLOGI

Sebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek utama

kekurangan insulin sebagai berikut :

1) Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan

konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml.

2) Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak, menyebabkan

kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang

mengakibatkan aterosklerosis.

3) Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.

Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada Diabetes Mellitus yang

tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine penderita Diabetes Mellitus. Bila jumlah

glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit

glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus

yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat

melebihi 180 mg%.


Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke metabolisme telah

dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak, kadar asam aseto

– asetat dan asam Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1 Meq/Liter sampai

setinggi 10 Meq/Liter.

G. KOMPLIKASI DIABETES MELITUS

a. Komplikasi Akut

1. Koma hipoglikemia

2. Ketoasidosis

3. Koma hiperosmolar nonketotik

b. Komplikasi kronik

 Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung pembuluh

darah tepi, pembuluh darah otak. Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil :

retinopati diabetik, nefropati diabetik.

 Neuropati diabetik

 Rentan infeksi seperti tuberkolosis paru, gingifitas, dan infeksi saluran kemih

 Kaki diabetik

H. PERAWATAN DIABETES MELITUS

Tujuan utama terapi Diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas insulin dan kadar

glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi Vaskuler neuropatik.

Ada lima komponen dalam penatalaksanaan Diabetes mellitus:

a. Mengatur makanan (diit)

Diet dan pengendalikan berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan

Diabetes. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita Diabetes diarahkan untuk mencapai

tujuan berikut ini:

1. Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vitamin, mineral)

2. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai

3. Memenuhi kebutuhan energi


4. Mencegah kluktasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan

kadar glukosa, darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis

5. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.

Bagi pasien-pasien obesitas, penurunan berat badan merupakan kunci dalam penanganan

Diabetes. Bagi semua penderita Diabetes.Perencanaan makanan harus mengimbangkan

pula kegemaran Apasien terhadap makanan tertentu gaya hidup, jam-ja makan, yang bisa

diikutinya dan latar belakang etnik serta budayanya.

b. Latihan

Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan

glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin sirkulasi darah tonus otot juga

diperbaiki dengan berolahraga.

c. Pemantauan glukosa dan keton

1. Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri

Cara ini memungkinkan deteksi dan pencegahan hipoglikemia serta hiperglikemia dan

berperan dalam menentukan kadar glukosa darah normal yang kemungkinan akan

mengurangi komplikasi Diabetes jangka panjang.

2. Hemoglobin glikosilasi

Merupakan pemeriksaan darah yang mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata

selama periode waktu kurang-lebih 2 hingga 3 bulan.

3. Pemeriksaan urin untuk glukosa

Pemeriksaan glukosa urin merupakan satu-satunya cara memantau diabetes setiap hari.

4. Pemeriksaan urine untuk keton

Pemeriksaan keton urine harus dilakukan pada saat penderita Diabetes tipe I mengalami

glukosuria atau kenaikan kadar glukosa darah yang tidak dapat dijelaskan dan pada

keadaan sakit serta hamil.


d. Terapi

1. Insulin

Sebagaimana dinyatakan sebelumnya hormon insulin disekresikan oleh sel-sel beta

pulau Langerhans. Hormon ini bekerja untuk menurunkan kadar glukosa darah post

prandial dengan mempermudah pengambilan serta penggunaan glukosa oleh sel-sel

otot, lemak dan hati selama periode puasa, insulin menghambat pemecahan simpanan

glukosa protein dan lemak.

2. Agens Antidiatik Oral

Agens antidiabrtik oral mungkin berkhasiat bagi pasien diabetes tipe II yang tidak

dapat diatasi hanya dengan diet dan latihan meskipun demikian obat ini tidak dapat

digunakan pada kehamilan.

I. PENDIDIKAN PASIEN DAN PERTIMBANGAN PERAWATAN DI RUMAH

Diabetes Melitus merupakan sakit kronis yang memerlukan prilaku penanganan mandiri

yang khusus seumur hidup karena diet aktivitas fisik dan stress fisik serta emosional dapat

mempengaruhi pengendalian Diabetes maka pasien harus belajar keterampilan untuk merawat diri

sendiri setiap hari guna menghindari penurunan atau kenaikan kadar glukosa darah yang

mendadak, tetapi juga harus memiliki prilaku preventif dalam gaya hidup untuk menghindari

komplikasi diabetik jangka panjang.

J. PENCEGAHAN

a. Menghindari kegemukan terutama pada seseorang dengan resiko tinggi terhadap

kemungkinan timbulnya diabetes.

b. Bila seseorang telah didiagnosa menderita Diabetes Melitus maka ia harus dapat

mengontrol gula darahnya dengan baik untuk memperkecil timbulnya komplikasi

misalnya dengan :

1. Berhenti merokok

2. Menurunkan berat badan (bila terlalu gemuk)


3. Mencegah sedapat mungkin infeksi pada kaki terutama yang dapat menyebabkan

gangren.

K. Dampak Daibetes Melitus terhadap keluarga

a. Fungsi afektik

Dengan adanya anggota keluarga yang menderita penyakit Diabetes akan

menimbulkan berbagai respon emosional dari anggota keluarga yang lain seperti arsietas atau

kecemasan ataupun depresi dan perasaan khawatir maka perhatian keluarga bertuju pada

individu yang dakit sehingga kebutuhan psikologis anggota keluarga yang lain tidak terpenuhi

sehingga fungsi afektif keluarga terganggu.

b. Fungsi sosialisasi

Dengan adanya anggota keluarga yang menderita diabetes terutama orang tua, maka

perhatian terhadap anak akan berkurang sehingga dapat menyebabkan anak dalam keluarga

tersebut kurang memahami peran yang seharusnya diajarkan oleh orang tuanya sehingga

mengakibatkan anak tersebut tidak bisa berfungsi dan tidak bisa menerima peran-peran dewasa

dalam masyarakat yang akan mengakibatkan anak dalam keluarga tersebut tidak bisa berbaur

atau bersosialisasi dengan masyarakat disekitarnya sehingga fungsi sosialisasi terganggu.

c. Fungsi reproduksi

Diabetes Melitus yang lebih lanjut dapat mengakibatkan kelainan pada pembuluh darah

dan syaraf sehingga dapat menimbulkan komplikasi salah satu adalah impotensi yang

berpengaruh terhadap kehidupan seksual dalam keluarga tersebut sehingga fungsi reproduksi

akan terganggu.

d. Fungsi Ekonomi

Ada dua cara Diabetes mempengaruhi fungsi ekonomi dalam keluarga.

Pertama, Diabetes yang terjadi kepada kepala keluarga sebagai pencari nafkah, Diabetes

menyebabkan lemah, badan lesu, kemampuan berfikir menurun, tidur yang terganggu

karena sibuk buang air kecil tengah malam akan mengakibatkan seorang kepala keluarga
tidak bisa bekerja yang mengakibatkan pendapatan keluarga berkurang atau bahkan tidak

ada sehingga fungsi ekonomi keluarga terganggu.

Kedua, dampak Diabetes terhadap fungsi ekonomi keluarga yaitu masalah yang

menyangkut keuangan yang akan meniongkat bila timbul komplikasi sehingga penderita

Diabetes harus berobat rutin yang memrlukan tablet penurun gula apalagi kalau ditambah

penurunan kadar lemak untuk pederita yang obesitas akan sangat membengkak lalu untuk

pemeriksaan laboratorium pembelian obat-obatan dan ongkos transport yang akan

menghabiaskan banyak biaya sehingga akan menggangu fungsi ekonomi keluarga.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diabetes Melitus diatas maka menyimpulkan bahwa Diabetes Melitus adalah penyakit

metabolisme abnormal, kelainan heterogen akibat gangguan hormonal ditandai dengan kenaikan

kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik

yang memerlukan pengobatan seumur hidup dengan diet, latihan dan obat-obatan.

Ada beberapa tipe Diabetes Melitus:

1. Tipe I Yaitu Diabetes Melitus tergantung insulin atau insulin dependent Diabetes Melitus

(IDDM)

2. Tipe II yaitu Diabetes Melitus tidak tergantung insulin atau non insulin dependent Diabetes

Melitus (NIDDM)

3. Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya

4. Diabetes melitus gestasional ( gtestasional diabetes melitus (GDM)).

Diabetes Melitus dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

 Faktor Genetik

 Faktor Imunologi

 Faktor lingkungan

 Faktor usia

 Faktor nutrisi

 Obesitas

Tanda dan gejala Diabetes Melitus Diagnosis DM awalnya dipikirkan dengan adanya gejala khas

berupa polifagia, poliuria, polidipsi, lemas dan berat badan menurun, gejala lain yang mungkin

dikeluhkan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan impotensi pada pria serta prositus

vulva pada wanita.

Komplikasi pada Diabetes Melitus terdiri dari Komplikasi Akut Dan komplikasi kronik.
Perawatan pada pasien Diabetes Melitus terdiri dari:

Mengatur pola makan (Diit)

Latihan

Pemantauan glukosa dan keton

Teraphi

Pendidikan pasien dan pertimbangan perawat dirumah

Pencegahan yang dapat dilakukan:

 Menghindari kegemukan terutama pada seseorang dengan resiko tinggi terhadap

kemungkinan timbulnya diabetes.

 Bila seseorang telah didiagnosa menderita Diabetes Melitus maka ia harus dapat

mengontrol gula darahnya dengan baik untuk memperkecil timbulnya komplikasi misalnya

dengan :

 Berhenti merokok

 Menurunkan berat badan (bila terlalu gemuk)

 Mencegah sedapat mungkin infeksi pada kaki terutama yang dapat menyebabkan gangren.

Dampak penyakit Diabetes mellitus terhadap keluarga:

 Fungsi afektif

 Fungsi sosialisasi

 Fungsi reproduksi

 Fungsi ekonomi

B. SARAN

Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat yang

cukup

2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang

terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8, Penerbit
RGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, edisi 2, Penerbit EGC,
Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6, Penerbit
EGC, Jakarta.
Doenges, M.Et. all 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 2. Jakarta: EGC.
Johnson, M.,et all, 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
Mc Closkey, C.J., Iet all, 1996, Nursing Interventions Classification (NIC) second Edition,
IOWA Intervention Project, Mosby.
NANDA, 2002, Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications.

NANDA, 2002, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi, PSIK FK UGM,
Yogyakarta.

www.medicastore.com, 2004, Informasi tentang penyakit : Diabetes Melitus.


Lampiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

1. Analisa Masalah SAP

a. Identifikas Masalah

Setelah dilakukan survei mawas diri di desa Cipadung kecamatan Panyingkiran di temukan

masalah kesehatan yaitu, TB paru, Hipertensi, Diare dan Diabetes Melitus.

b. Prioritas Masalah

Dari hasil survei mawas diri di simpulkan masalah kesehatan :

TB paru : 20 %

Hipertensi : 20 %

Diare : 15 %

Diabetes Militus : 45%

Jumlah 100%

Setelah dilakukan penjumlahan kami menyimpulkan dengan menggunakan sistem scoring bahwa

masalah yang harus diatasi terlebih dahulu adalah penyakit Diabetes mellitus dengan persentasi

45%.

2. Sasaran

a. Langsung

Penderita Diabetes Miletus dan Keluarga

b. Tidak Langsung

Masyarakat dan tokoh masyarakat


3. Tujuan

a. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan di harapkan penderita diabetes melitus dan keluarga mampu

memahami Diit penyakit Diabetes Melitus.

b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 jam, diharapkan penderita diabetes melitus dapat:

1. Memahami tentang penyakit diabetes melitus

2. Melaksanakan Diit diabetes mellitus

3. Dapat menerapkan cara mengatur pola makan

4. Dapat mengatur kadar gula darah dalam tubuh

5. Memahami manfaat diit penderita diabetes melitus

4. Kegiatan Operasional

Pokok Bahasan : Penyakit Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan : Diit Pada Klien Diabetes Melitus

Topik : Diabetes Melitus dan Diitnya

Pemberi Materi : Mahasiswa Akper YPIB Majalengka

Pelaksanaan Kegiatan

Pukul : 09.00 - selesai

Waktu : 1 jam

Hari / tanggal : Sabtu 06 Juli 2013

Tempat : Desa Cipadung Rt/Rw 02/01 Kec. Panyingkiran

Materi Penyuluhan

1. Pengertian diabetes melitus


2. Tanda dan gejala diabetes melitus

3. Tujuan dari diit bagi penderita diabetes melitus

4. Diit-diit yang penting bagi penderita diabetes melitus

Pesan Pokok

KURANGI MAKANAN YANG MANIS

Kegiatan Pembelajaran

a. Metode : ceramah dan seminar

b. Langkah kegiatan :

Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap/waktu Penyuluhan Sasaran

Pembukaan Memberi salam Menjawab salam

(10 menit) Memperkenalkan diri Mempehatikan dan

mendengarkan dari

penyuluhan

Keluarga bertanya tentang


Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
penjelasan yang belum

dimengerti

Menjawab pertanyaan

Memberiakan pre test


Isi Menjelaskan materi penyuluhan a. Memperhatikan

penyampaian mengenai :

materi
1. Pengertian diabetes melitus

(40 menit)
2. Tanda dan gejala diabetes

melitus

3. Tujuan dari diit bagi penderita

diabetes melitus

4. Diit-diit yang penting bagi

penderita diabetes melitus

Memberikan kesempatan kepada

klien dan keluarga untuk bertanya

Menjawab pertanyaan yang diajukan

oleh klien
b. Mengajukan pertanyaan

c. Mempertahankan dan

mendengarkan penjelasan

penyuluhan

Penutup Menarik kesimpulan dari materi a. Memperhatikan dan

yang disampaikan memdengarkan penyuluhan


(10 menit)

b. Menjawab salam

Mengucapkan salam penutup


Metode dan Media

Media : - Laptop

- Infocus

- Slide (Power Point)

- Leaflet

Metode : Ceramah dan diskusi

Evaluasi

Prosedur : Post test

Jenis test : Pertanyaan secara lisan

Butir-butir pertanyaan

1. Sebutkan pengertian diabetes melitus?

2. Sebutkan tanda dan gejala diabetes melitus?

3. Sebutkan tujuan dari diit bagi penderita diabetes melitus?

4. Sebutkan diit-diit yang penting bagi penderita diabetes melitus?

VI. Kesimpulan

Dari hasil penyuluhan dapat disimpulkan bahwa penderita Diabetes Melitus dan keluarga

dapat memahami tentang pengertian diabetes melitus, tanda dan gejala diabetes

melitus, tujuan diit diabetes melitus, serta diit-diit yang penting bagi penderita diabetes melitus.
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN DIABETES MELITUS

1. Pengertian

Diabetes melitus adalah suatu kelainan yang ditandai dengan gangguan metabolisme

karbonhidrat lemak dan protein yang

biasanya ditandai dengan keluhan banyak minum, banyak kencing dan mudah cape (penurunan

berat badan).

2. Tanda dan gejala Diabetes Melitus

Poliuria ( banyak kencing )

Polidipsia ( banyak minum )

Polifagia ( banyak makan )

Turunnya berat badan

Pruritus ( gatal - gatal )

Kesemutan

Rasa baal

3. Tujuan diit Diabetes Melitus

Untuk menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh

Untuk menggunakannya agar penderita mencapai keadaan faal normal

Untuk dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasanya


Dan mampu mempertahankan gula darah pada jumlah 180 mg%.

4. Petunjuk Penggunaan Diit Diabetes Melitus

Diit diabetes melitus disesuaikan dengan kondisi diabetnya tetapi setiap diit diusahakan untuk

dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut :

- Memperbaiki kesehatan penderita

- Menyesuaikan BB penderita dengan BB normal.

- Mempertahan glukosa darah normal

- Menarik dan mudah diterima penderita

Diberikan dengan cara 3x makan utama dan 3x makan antara (snack) dengan jarak antara 3

jam.

Buah-buahan yang dianjurkan hendaknya buah-buahan yang kurang manis, seperti ; pepaya,

pisang, pepaya, kedongdong, apel, tomat, dan semangka.

Menggunakan pedoman 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) yang artinya :

J1 : Jumlah kalori yang diberikan harus habis.

J2 : Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya yaitu 3 jam.

J3 : Jenis makanan manis harus dihindari.

 Untuk kasus-kasus yang kadar glukosanya sulit normal(resisten), latihan gerak badan 3x/hari 1

– 1,5 jam sesudah makan.


5. Pedoman jumlah kalori penderita Diabetes Melitus

Pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita diabetes melitus yang bekerja

biasa adalah :

- Kurus : BB x 40-60 kalori/hari

- Normal : BB x 30 kalori/hari

- Gemuk : BB x 20 kalori/hari

- Obesitas : BB x 10 kalori/hari

Jenis Bahan Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes Melitus.

 Gula pasir

 Gula jawa

 Sirup, selai, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental, manis, minuman ringan,

es krim.

 Kue-kue manis, dodol, cake.

 Abon, dendeng, sarden.

6. Macam diit dan indikasi pemberian

Macam Kalori Protein Lemak Karbohidrat

Diit (gr) (gr)

I 1100 50 30 160

II 1300 55 35 195

III 1500 60 40 225

IV 1700 65 45 260

V 1900 70 50 300
VI 2100 80 55 325

VII 2300 85 60 350

VIII 2500 90 65 390

Diit I s.d III :Diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.

Diit IV s.d V :Diberikan kepada penderita yang mempunyai berat badan normal.

Diit VI s.d VIII :Diberikan kepada penderita yang kurus, diabetes remaja (juvenik diabetes

atau diabetes dengan komplikasi).

Contoh Menu

Pagi Siang Sore

Roti isi keju Nasi Kentang ongklok


Kacang tanah Daging bumbu bali Daging bistik

Telur rebus Pecel Tahu tim

Lalab tomat Ca sawi Sup buncis+wortel

Nanas Pepaya

Pukul 10.00 Pukul 21.00

Pepaya Pisang

Contoh Pembagian Makanan sehari :

Diit Diabetes Mellitus III

Kalori : 1500

Protein : 60 gr½

Lemak : 40 gr

Hidrat Arang : 225 gr

Pagi

1 P Nasi Roti tawar 4 ptg

½ P Daging Telur ½ btr

1 P Tempe Keju kacang tanah 1 sdm

S Sayuran A Tomat Sekehendak

1 P Minyak Margarin ½ sdm

Pukul 10.00

1 P Buah Pepaya 1 ptg sedang

Siang
1½ P Nasi Nasi

1 P Daging Daging

1 P Tempe Tempe

S Sayuran A Kol

1 P Sayuran B Tauge

Bayam

Kacang panjang

Sore

1 P Nasi Kentang 1 bj sedang

1 P Daging Daging 1 ptg sedang

1 P Tempe Tahu 1 bj sedang

S Sayuran A Ketimun Sekehendak

1 P Sayuran B Slada Sekehendak

Buncis ½ gelas

Wortel ½ gelas

Pepaya 1 ptg sedang

Minyak 1 sdk makan

Pukul 21.00

1 P Buah Pisang 1 bh sedang

Anda mungkin juga menyukai