Anda di halaman 1dari 90

PERENCANAAN TINGKAT

PUSKESMAS salatiga

TAHUN
TAHUN2020
2020
BAB. I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang

bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas

berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh

derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai

pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya

kesehatan pengembangan, puskesmas harus menerapkan azas penyelenggaraan

puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan

masyarakat, keterpaduan dan rujukan.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan Puskesmas dapat

menghasilkan luaran yang efektif dan efisien puskesmas harus melaksanakan

manajemen dengan baik. Manajemen puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban seluruh

kegiatan secara keterkaitan dan berkesinambungan.

Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang

ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan

pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan PP No. 25

Tahun 2000, daerah mempunyai wewenang yang besar untuk menentukan masalah

kesehatan yang harus diprioritaskan dan intervensi yang perlu dilakukan serta
menentukan berapa besar anggaran yang diperlukan. Disamping itu juga mempunyai

kewenangan untuk melakukan integrasi perencanaan dan anggaran. Melalui

pelaksanaan otonomi – desentralisasi diharapkan dapat terlaksana kegiatan-kegiatan

yang lebih dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

1. MAKSUD DAN TUJUAN

Dengan penyususan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) ini diharapkan semua komponen

yang ada di Puskesmas Ciledug dapat:

a) Menganalisis Situasi Wilayah Kerja, Prilaku Kesehatan masyarakat, dan

Lembaga Bersumber Daya Masyarakat yang ada di wilayah UPTD

Puskesmas Ciledug .
b) Mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang ada di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Ciledug, kemudian membuat urutan prioritas masalah yang

akan diselesaikan secara bersama-sama bersama lintas program ataupun

lintas sektoral.
c) Menganalisis hambatan, yaitu menganalisis kemungkinan hambatan yang akan

mempengaruhi pencapaian tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi

hambatan internal dan hambatan eksternal.


d) Menyusun Kegiatan Intervensi berupa program kesehatan bersama-sama

lintas program dan lintas sektor untuk mengatasi permasalahan yang ada.
e) Mengetahui program-program prioritas apa saja yang akan dilaksanakan oleh

UPTD Puskesmas Ciledug dalam mengatasi permasalahan kesehatan di

masyarakat satu atau dua tahun kedepan.


f) Perhitungan Anggaran, yaitu melakukan perhitungan kebutuhan anggaran

kegiatan yang direncanakan.

2. VISI DAN MISI PUSKESMAS CILEDUG


Puskesmas Ciledug adalah salah satu Unit Pelayanan Teknis Daerah dibidang

kesehatan dimana Puskesmas Ciledug merupakan perpanjangan tangan Dinas

Kesehatan Kota Tangerang dalam upaya menjalankan kebijakan pembangunan

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ciledug.

Agar Puskesmas dapat bekerja dengan baik, searah dan sesuai dengan kebijakan

baik yang ada di Dinas Kesehatan Kota Tangerang maupun kebijakan dari Pusat

Pemerintahan kota TAngerang , maka UPTD Puskesmas Ciledug pada tahun 2014 ini

memiliki visi dan misi baru yaitu :

VISI

PUSKESMAS DENGAN PELAYANAN “TEPAT” MENUJU TANGERANG SEHAT

MISI

1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah Puskesmas

Ciledug

2. Memberdayakan keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat di wilayah

Puskesmas Ciledug

3. Mengembangkan pelayanan kesehatan dasar secara “TEPAT” di wilayah kerja

Puskesmas Ciledug.

STRATEGI

1. Peningkatan upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh

jajaran UPTD Puskesmas Ciledug baik pelayanan dalam gedung maupun luar

gedung

2. Pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu


3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan di Puskesmas Ciledug

4. Pemantapan kerjasama lintas sektor dengan semua pihak terkait

5. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, efektif dan

efisien.

MOTO

“ANDA SEHAT KAMI BAHAGIA”

NILAI ORGANISASI

Nilai-nilai yang dikembangkan di UPT Puskesmas Ciledug yaitu :

1. Tanggung Jawab
2. Empati
3. Profesional
4. Aman
5. Terpadu

Dengan Visi, Misi, Strategi , Moto serta Nilai Organisasi pelayanan yang jelas, maka

diharapkan arah pembangunan kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ciledug

dapat berjalan dengan baik, bermutu, inovatif, terpercaya, responsif dan akurat

sehingga bermanfaat secara optimal bagi masyarakat.

BAB. II
GAMBARAN UMUM

1. ANALISA SITUASI

1. Analisa Geografi

Wilayah kerja Puskesmas Ciledug merupakan dataran rendah dengan luas

wilayah kerja : 397,93 Ha, Jarak yang terjauh dari Puskesmas Ciledug

sekitar 10 km. Transportasi dapat ditempuh melalui jalan darat dengan

menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Wilayah Puskesmas

Ciledug terbagi atas Kelurahan yang terdiri dari :

- Kelurahan Sudimara Barat : 97,33 Ha


- Kelurahan Sudimara Selatan : 109,60 Ha
- Kelurahan Sudimara Jaya : 78,70 Ha
- Kelurahan Sudimara Timur : 112,30 Ha
(Sumber BPS Kecamatan Cledug)

Batas Wilayah kerja Puskesmas Ciledug :


- Barat : Kelrahan Tajur Kecamatan Ciledug
- Timur : Kelurahan Larangan Kec. Larangan
- Utara : Kelurahan Karang Tengah Kec. Karang Tengah
- Selatan : Kelurahan Paninggilan Utara Kecamatan Ciledug

Secara Administratif Wilayah Kerja Puskesmas Ciledug terbagi menjadi 51

RW (Rukun Warga) serta 172 RT (Rukun Tetangga). Keterjangkauan pelayanan

kesehatan salah satunya dapat dilihat dari keadaan dan kondisi geografis wilayah

tersebut, Puskesmas Ciledug secara geografis terletak di daerah perkotaan dan

mudah dijangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya.

Adapun situasi geografis di wilayah kerja Puskesmas Ciledug dapat dilihat pada

gambar Peta dibawah ini:

Gambar 1.
Sumber BPS 2014 Kecamatan Ciledug

Dari Tabel 2.1 di atas, waktu tempuh yang digunakan untuk mencapai ke fasilitas

kesehatan yaitu Puskesmas Ciledug relatif singkat, waktu tempuh yang terjauh 30

menit dan waktu tempuh yang terdekat 15 menit ini diukur dengan menggunakan

kendaraan umum.Wilayah terjauh dari lokasi Puskesmas Ciledug adalah Kelurahan

Sudimara Timur yang berjarak ± 1.5 km dengan jarak tempuh ± 30 menit dengan

menggunakan kendaraan roda dua.

1. Kependudukan / Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ciledug Tahun 2014 berdasarkan BPS

Kecamatan Ciledug Kota Tangerang Tahun 2014 sebanyak 67.550 jiwa, yang terdiri

dari 37.744 penduduk laki-laki dan 29.806 penduduk perempuan, dengan jumlah

Kepala Keluarga 21.873 KK .Jumlah penduduk per-Kelurahan di wilayah kerja


Puskesmas Ciledug yang terbanyak adalah Kelurahan Sudimara Jaya yaitu 21.718

(32,1%) jiwa dan yang paling sedikit adalah Kelurahan Sudimara Timur yaitu 12.077

(17.88%) jiwa.

Secara rinci jumlah kepala keluarga, rumah dan penyebaran penduduk di wilayah

kerja Puskesmas Ciledug ditampilkan di Tabel 2.

Sumber BPS Kecamatan Ciledug Tahun 2014

Undang-undang Nomor:56/PRP/1960 membagi empat klasifikasi kepadatan

penduduk, yaitu:

 tidak padat, dengan tingkat kepadatan 1 – 50 jiwa/ km2;

 kurang padat antara 51 – 250 jiwa/ km2;

 cukup padat 251 – 400 jiwa/ km2; dan

 sangat padat dengan tingkat kepadatan lebih besar dari 401 jiwa/km2).

Luas wilayah kerja Puskesmas Ciledug menurut data yang kami peroleh dari BPS

Kecamatan Ciledug Kota Tangerang yaitu 397.93 Ha meliputi 51 RW dan 173 Rt,

dengan cara pembagi jumlah penduduk dengan luas daerah maka dapat diketahui

kepadatan penduduk di wilayah Kerja Puskesmas Ciledug rata-rata 170 jiwa / km 2

dengan tingkat hunian rata-rata 3 jiwa/rumah dan ini termasuk dalam tingkat

hunian kurang padat sehingga tidak terlalu potensial terhadap penularan penyakit.
Penyebaran dan kepadatan penduduk di masing – masing RW di wilayah kerja

Puskesmas Ciledug berkisar antara 110 jiwa/km2 sampai dengan 202 jiwa/km2.

Wilayah terpadat penduduknya untuk wilayah kerja Puskesmas Ciledug adalah

Kelurahan Sudimara Timur yaitu 202 jiwa/km2.

Komposisi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang ada

di wilayah kerja Puskesmas Ciledug dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.

Data dari BPS Kecamatan Ciledug

Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Ciledug terbanyak berada pada golongan


usia antara 15 – 64 tahun yaitu 48.593 jiwa (74,11 %), dimana golongan tersebut
merupakan usia produktif serta merupakan sasaran program yang paling efektif.

Untuk mengetahui angka beban tanggungan di wilayah kerja Puskesmas Ciledug


maka digunakan formula sebagai berikut :

Rasio beban tanggungan atau disebut juga rasio tanggungan keluarga adalah
perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif (penduduk usia muda dan
penduduk usia lanjut) dengan jumlah penduduk usia produktif.
P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+ = Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas)
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)

Bebab Tanggungan = Jumlah usia tidak produktif x 100


Jumlah Usia Produktif

= 16.975 x 100 = 34.93%


48.593

yang berarti setiap 100 jiwa penduduk produktif harus menanggung kurang lebih

35 jiwa yang tidak produktif, tingginya rasio beban tanggungan yang mencapai

angka 34.93% ini merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi di wilayah

Kecamatan Ciledug, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan usia

produktif, harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan usia yang tidak produktif.

Sex ratio merupakan perbandingan penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk

perempuan dalam satu daerah dan waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam

banyaknya penduduk laki-laki untuk tiap 100 penduduk perempuan (Lembaga

Demografi, FEUI dalam Supartini: 2005)

Rasio jenis kelamin biasanya dihitung dengan menggunakan jumlah pria yang

terdapat dalam penduduk tertentu dan kemudian di bagi oleh jumlah perempuan
yang temasuk kedalam penduduk itu juga, dengan demikian ratio jenis kelamin sesuai

dengan definisi tersebut akan mencerminkan/100 penduduk perempuan.

Rasio jenis kelamin penduduk Wilayah Kecamatan Ciledug dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

SR = 33850 X 100 =106,72


31718

Keterangan:

SR = Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin)

Pl = Jumlah Penduduk Laki-laki

Pp = Jumlah Penduduk Perempuan

Dari perhitungan diatas diperoleh rasio jenis kelamin sama dengan 106, maka bisa

dikatakan bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 106 penduduk laki-laki.

Berdasarkan dari data yang ada ternyata jumlah penduduk perempuan (31.718

jiwa) di Wilayah kerja Puskesmas Ciledug lebih sedikit dari jumlah penduduk laki-

laki (33.850 jiwa) dengan Sex Ratio 106,72 %, oleh karenanya selain perlu

memberikan perhatian pada penduduk golongan perempuan upaya yang lebih intensif

juga perlu dilakukan terhadap penduduk golongan laki-laki sebagai pencari nafkah

pada keluarganya.

Perbandingan jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di wilayah kerja Puskesmas

Ciledug dapat dilihat pada Tabel 4 tentang Komposisi Penduduk Laki-laki dan

Perempuan.
Sumber BPS Kecamatan Ciledug

Selanjutnya uraian mengenai jumlah penduduk dengan kriteria masyarakat

miskin di wilayah kerja Puskesmas Ciledug terdiri dari 8196 jiwa (12.48%) dari

jumlah penduduk 65.568 jiwa, tentunya ini juga merupakan permasalahan yang

memerlukan penanganan serta prioritas kebijakan tersendiri. Jumlah penduduk

Miskin di wilayah Puskesmas Ciledug dapat di lihat pada tabel 4.

Sampai Tahun 2015 data terbaru dari BPS kecamatan Ciledug jumlah

penduduk yang memiliki mata pencaharian tetap adalah 17.828 (27.19%) jiwa ,

diluar dari penduduk yang memiliki mata pencaharian tidak tetap yaitu 1743

(2.65%) jiwa. Sebagian besar mata pencaharian di wilayah Puskesmas Ciledug

adalah karyawan swasta sebanyak 9340 orang (52.38%) , diikuti wiraswasta

sebanyak 3099 orang (17.38%) serta PNS 2980 orang (16.71%) orang .

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa yang memiliki

penghasilan hanya 27.19% hal ini dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap daya

beli masyarakat yang dampak nya adalah akan berpotensi kepada generasi penerus

yang tidak mendapatkan gizi yang sesuai dengan kebutuhan mereka sehingga potensi
terkena penyakit akan meningkat. Data penduduk berdasarkan mata pencaharian di

Wilayah Puskesmas Ciledug dapat dilihat pada Tabel 5.

Sumber BPS Kecamatan Ciledug Tahun 2015

PENDIDIKAN

Pada tabel 6 jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di wilayah kerja

Puskesmas Ciledug mayoritas adalah masyarakat dengan pendidikan SLTA 19.612

orang (38,07 %) dan masih banyak yang hanya pernah bersekolah SD dan yang tidak

tamat SD mencapai 7089 orang (13.76%) hal ini tentunya sangat mempengaruhi

terhadap status sosial ekonomi masyarakat, dimana akan berdampak pula pada

kualitas hidup dan kesehatan masyarakat itu sendiri.

Perlu adanya antisipasi kedepan dengan bekerjasama antara Lintas Sektoral seperti

Kelurahan, Kecamatan, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan agar tidak bertambah

lagi jumlah anak yang hanya lulusan SD, maupun yang hanya bisa baca tulis saja

namun tidak lulus SD karena kedaan tersebut berpotensi menimbulkan berbagai

masalah di masyarakat seperti masalah ekonomi, kesehatan dan keamanan seperti


Kriminalitas, Narkoba, Miras maupun PSK.Oleh karena salah satu penentu

keberhasilan pembangunan salah satunya adalah bidang pendidikan. Diharapkan

dengan lebih meningkatnya pendidikan masyarakat, dapat mengungkit pembangunan

diberbagai sektor.

Sumber BPS Kecamatan

Dalam menjalankan kegiatan operasional pelayananan progam kesehatan, Puskesmas

Ciledug mempunyai sasaran kelompok rentan lain yang akan menerima pelayanan

kesehatan dipuskesmas yaitu meliputi ibu hamil, ibu bersalin dan balita (Tabel 7).

Dimana data tersebut adalah data hasil proyeksi/estimasi tingkat kota. Data

sasaran di tahun 2015 diperoleh data sebagai berikut :


Sumber BPS Kecamatan Ciledug

Yang merupakan sasaran pelayanan kesehatan yang lainnya adalah masyarakat

miskin. Di wilayah kerja Puskesmas Ciledug, jumlah penduduk miskin yang mendapat

jaminan progam JAMKESMAS sebanyak 8.186 jiwa (Tabel 8) . Proporsi penduduk

miskin terhadap jumlah penduduk seluruhnya yaitu sebesar 12.12 % di wilayah

kerja Puskesms Ciledug. Meskipun persentase penduduk miskin dibawah 50 %

keadaan ini tentunya masih berpengaruh terhadap status kesehatan masyarakat di

wilayah Puskesmas Ciledug sehingga masih diperlukan intervensi dalam bentuk

penyuluhan atau sosialisasi program kesehatan untuk tercapainya kesehatan yang

optimal pada masyarakat miskin selain perbaikan dalam bidang ekonomi tentumya.
Sumber Dinas Kesehatan Kota Tangerang

2. DATA-DATA PUSKESMAS

a) DATA KETENAGAAN

Puskesmas Ciledug mempunyai tenaga 29 orang karyawan dengan rincian dapat dilihat pada
Tabel 9 di bawah ini :

Tabel 9
Sumber : Data Puskesmas Ciledug 2015

Berdasarkan Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, Standar

ketenagaam di Puskesmas Ciledug sebagai Puskesmas non rawat inap yang berada di

daerah Perkotaan jumlah ketengaan di Puskesmas sudah memenuhi standar untuk

dokter umum dan dokter gigi kecuali tenaga perawat dan tenaga administrasi ysng

masih kurang sehingga diperlukan usulan penambahan tenaga tersebut ke Dinas

Kesehatan Kota Tangerang.

b) KEADAAN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI

Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan

kesehatan. Obat adalah bahan atau paduan bahan bahan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka

penetapan diagnosis, pencegahan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi

termasuk produk biologi.

Pelayanan kefarmsian di UPT Puskesmas Ciledug salah satunya meliputi

pelayanan farmasi klinik yaitu penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat,

informasi obat dan pencatatan / penyimpanan resep) dengan memanfatkan tenaga,

dana, sarana, prasarana dan metode tatalaksana yang sesuai dalam mencapai tujuan

yang ditetapkan. Ketersediaan obat dan bahan habis pakai di UPT Puskesmas

Ciledug masih mengacu pada biaya APBD II Dinas Kesehatan Kota Tangerang melalui

usulan kebutuhan obat yaitu LPLPO ( Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan

Obat) dan RKO (Rencana Kebutuhan Obat Tahunan) yang selama ini sudah

terealisasi adapun kebutuhan obat melalui program JKN sampai saat ini masih belum

terealisasi.

Beberapa masalah yang dihadapi kefarmasian UPT Puskesmas ciledug adalah :

I. Obat-obatan
1. Adanya kekosongan obat di gudang untuk beberapa macam obat yang

diperlukan Puskesmas yaitu : cefadroxil cap, Antihaemoroid cap, serta

loratadin tab.
2. Tidak tersedianya obat yang dibutuhkan untuk pelayanan di Puskesmas yaitu

glimerirede tab dan cetirizine tab.


3. Ada beberapa obat yang diterima dari gudang farmasi dengan expired obat

yang terlalu dekat.


II. Obat Habis Pakai
1. Jumlah obat habis pakai dari gudang tidak mencukupi untuk keperluan

di Puskesmas seperti masker.


 Tabel Keadaan Obat dan Bahan Habis Pakai (terlampir)

c) KEADAAN PERALATAN KESEHATAN


Pengadaan peralatan kesehatan di UPT Puskesmas Ciledug masih mengacu

pada APBD II Dinas Kesehatan Kota Tangerang, melalui usulan kebutuhan RKA

Dinkes atau Musrembang Puskesmas dan Kecamatan serta beberapa diusulkan

melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang masih dikelola oleh Dinas

Kesehatan Kota Tangerang. Keadaan Peralatan yang ada di UPT Puskesmas Ciledug

(terlampir).

TABEL 10
d) PEMBIAYAAN PUSKESMAS

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang dengan tersedianya

pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan puskesmas yaitu:

TABEL 11

e) KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS


Pengadaan Sarana dan Prasarana di UPT Puskesmas Ciledug sama halnya dengan

pengadaan peralatan kesehatan yaitu masih mengacu pada APBD II Dinas Kesehatan

Kota Tangerang melalui usulan RKA Dinkes dan Musrembang Puskesmas dan

Kecamatan serta beberapa diusulkan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) yang masih dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Keadaan sarana

dan prasarana Puskesmas yang ada di UPT Puskesmas Ciledug (terlampir).


TABEL 12

f). PERAN SERTA MASYARAKAT


Peran serta masyarakat mutlak berperan didalam suatu upaya kesehatan termasuk upaya

kesehatan ibu dan anak. Upaya kesehatan bukan oleh pemerintah saja, peran serta masyarakat

merupakan unsur mutlak dalam kegiatan upaya kesehatan, kemandirian masyarakat diperlukan

untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalin upaya pemecahannya sendiri adalah kunci

kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem

kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat sebagai contoh

di UPT Puskesmas Ciledug Peran serta masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan terwujud dari

terbentuknya posyandu, posbindu , kegiatan mitra dukun bayi dan bidan ( walaupun sudah tidak

ada dukun bayi di wilayah UPT Puskesmas Ciledug), serta terlatihnya kader-kader kesehatan

sebagai perpanjangan tangan dari Puskesmas dalam menyampaikan informasi kesehatan,yang

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

TABEL 13

g) DATA KESEHATAN LINGKUNGAN


Program kesehatan lingkungan (kesling) merupakan upaya preventif untuk

meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan, sehingga bermanfaat untuk

meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan manusia dan sesuai Kepmenkes RI

No. 1428/2006, yaitu kesling wajib di laksanakan puskesmas.


Tujuan: adalah mengkaji perbedaan pelaksanaan program pelayanan

kesehatan lingkungan antar puskesmas perkotaan dengan perdesaan, perbedaan

output kinerja program kesling berdasarkan ketersediaan tenaga

sanitarian/kesling dan pemberian feed back kinerja antar puskesmas, hasil

cakupan program Kesling di UPT Puskesmas Ciledug Tahun 2015 adalah sebagai

berikut :
TABEL 14

h) Data Kematian
Penurunan angka kematian merupakan Mdgs ke-5 dari target pembangunan kesehatan
sekaligus merupakan indeks utama untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Target mdgs
adalah penurunan AKI sebesar ¾ dari kondisi tahun 1990 atau sekitar 102/100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 dan penurunan AKB menjadi 23/1000. Tetapi faktanya AKI di
Indonesia termasuk yang tertinggi di ASIA dan masih jauh dari target Mdgs tersebut.
Informasi data kematian yang terlaporkan di wilayah kerja UPT Puskesmas
Ciledug adalah sebagai berikut :

TABEL 15
i) DATA KUNJUNGAN
Data kunjungan pasien yang di laporkan di UPT Puskesmas Ciledug Tahun 2015

terdiri dari pasien umum, askes/BPJS,serta pasien tidak mampu menggunakan

(KTP dan KK termasuk pasien Jamkesmas), jumlah cakupannya selama Tahun

2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


TABEL 16

j) DATA 10 BESAR PENYAKIT


Pencatatan data kesakitan 10 besar penyakit di UPT Puskesmas Ciledug
dilakukan dengan menggunakan software Sistem Informasi Puskesmas
(SIP), dengan cara menginput semua register hasil pemeriksaan pasien di
semua Poli , namun karena keterbatasan komputer dan pegawai ada
kemungkinan beberapa data pemeriksaan pasien tidak terinput, selain itu
kekurangan dalam SIP tersebut data 10 dasar penyakit tidak dapat
dikelompokan dalam berbagai golongan umur begitu pula halnya dengan laki-
laki atau perempuan tidak dibedakan hanya global saja.
Hasil cakupan 10 besar penyakit terbanyak di UPT Puskesmas Ciledug
dapat di lihat pada tabel dibawah ini :

TABEL 17

k) DATA KEJADIAN LUAR BIASA

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di

Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah

penyakit. Untuk penyakit-penyakit endemis (penyakit yang selalu ada pada

keadaan biasa), maka KLB didefinisikan sebagai suatu peningkatan jumlah

kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan daerah tertentu.

Menurut Departemen Kesehatan tahun 2000 Kejadian Luar Biasa adalah

timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang

bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.

Kejadian luar bias di UPT Puskesmas Ciledug dapa dilaporkan sebagai

berikut :

TABEL 18
TABEL KEJADIAN LUAR BIASA

l) HASIL CAKUPAN PROGRAM PUSKESMAS


1. Promosi Kesehatan
Kegiatan Promosi kesehatan yng di laksanakan di UPT Puskesmas

Ciledug meliputi kegiatan Penyuluhan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

rumah tangga dan tempat-tempat umum, Pembentukan dan Penilaian

Posyandu berstrata, Penyuluhan Kesehatan di dalam gedung dan luar

gedung serta cakupan bayi yang mendapat Asi ekslusif, hasil cakupan

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

c) ANALISA HASIL CAKUPAN PROGRAM


Hasil Cakupan Kegiatan Program yang dilaksanakan di Puskesmas merupakan

indikator yang dapat dipergunakan untuk memberi gambaran hasil kinerja

Puskesmas yang bersangkutan. Berikut ini akan ditampilkan hasil cakupan program

UPTD Puskesmas Ciledug, yang terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya

Kesehatan Pengembangan .

1. UPAYA KESEHATAN WAJIB

Hasil cakupan Upaya Kesehatan Wajib meliputi progam :

1.1. Upaya Promosi Kesehatan

1.2. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana

1.3. Upaya Kesehatan Lingkungan

1.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

1.5. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

1.6. Upaya Pengobatan dan Penanganan Kegawatdaruratan

I.UPAYA PROMOSI KESEHATAN

Kegiatan Promosi kesehatan meliputi Penyuluhan Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS), di beberapa institusi, pembentukan dan penilaian posyandu berstrata,

pembinaan kelurahan siaga serta pendataan bayi yang mendapat Asi Ekslusif, uraian

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

I.1. PHBS

TABEL 10
PERSENTASE RUMAH TANGGA BER PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
DI PUSKESMAS CILEDUG KOTA TANGERANG
TAHUN 2015

Sumber Puskkesmas Ciledug 2015

Persentase rumah tangga yang berPHBS tertnggi mencapai 100 % tahun

2015, dan terendah adalah 97.50 % sehingga masih diperlukan lagi peningkatan

kegiatan sosialisasi dan pemantauan rumah ber PHBS pada tahun yang akan datang

dengan didukung dana yang memadai yang berasal dari APBD,BOK atau JKN.

1.2. Strata Posyandu

TABEL 11
JUMLAH DAN PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA

DI PUSKESMAS CILEDUG TAHUN 2015

Persentase posyandu menurut strata tertinggi adalah posyandu dengan strata Purnama mencapai 70.59
% pada tahun 2015 dibandingkan tahuna sebelumnya baru mencapai 50% namun masih diperlukan
Beberpa Intervensi posyandu pada tingkat ini yaitu :
- Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan masyarakat menentukan sendiri
pengembangan program di Posyandu.
- Pelatihan Dana Sehat, agar di Kelurahan tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan
cakupan anggota minimal 50% kk atau lebih.

1.3 Penyuluhan Kesehatan


TABEL 12
PERSENTASE PENYULUHAN POSYANDU DALAM DAN LUAR GEDUNG
DI UPT PUSKESMAS CILEDUG TAHUN 2015

Kegiatan Penyuluhan baik itu di luar gedung atau di dalam gedung Puskesmas termasuk bagian
dari kegiatan Promosi Kesehatan yang merupakan langkah awal dari kegiatan promotif dari segi
kesehatan. Rata-rata kegiatan penyuluhan di UPT Puskesmas Ciledug adalah 1x untuk setiap materi
penyuluhan yang tertera dalam tabel 12, hal ini disebabkan pendanaan kegiatan penyuluhan sebagian
besar adalah dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), serta dana rutin APBD II .
Hasil cakupan Upaya Program Promosi Kesehatan baik yang dilakukan di dalam dan diluar
gedung di wilayah kerja Puskesmas Ciledug secara umum telah berjalan dengan cukup baik.
Namun kegiatan pembinaan UKBM, pembinaan pemberdayaan masyarakat melalui RW siaga
aktif dan kegiatan promosi kesehatan individu dan keluarga melalui kunjungan rumah perlu
ditingkatkan lagi untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya menjaga dan
memelihara kesehatan pribadi, keluarga dan masyarakat dengan demikian upaya untuk
meningkatkan strata UKBM dapat agar mencapai strata mandiri dan terciptanya kampung siaga
aktif dapat terwujud sesuai harapan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan perorangan
dan kelompok di tiap kampung/RW melalui pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
seluruh wilayah kerja Puskesmas Ciledug.

1.2.UPAYA KIA DAN KB


Hasil Cakupan Program KIA / KB UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2013 masih perlu
peningkatan yang lebih baik lagi, masih banyak / hampir seluruh cakupan kegiatan yang belum
memenuhi target, diantaranya yaitu kegiatan K4, KN1, N2, N3, B2, B8, B9, B12 dengan trend 2011 –
2013 ada yang meningkat, tetap bahkan turun dari tahun sebelumnya.

Kesenjangan K1 dan K4 pada tahun 2013 ini tidak terlalu besar (3,74%) dibandingkan tahun 2012
(12,86%), itu artinya masih ada sekitar 9 bumil yang belum masuk K4.

Diperlukan kerjasama aktif antara petugas kesehatan, petugas kesehatan dengan kader
kesehatan melalui kunjungan rumah dalam penemuan dan pemantauan ibu hamil serta neonatal
sehingga penanganan kasus resti baik pada ibu hamil atau pun neonatal dapat dilakukan sedini
mungkin dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi.

Diharapkan semua petugas memahami definisi operasional untuk tiap cakupan sehingga dapat
menghitung cakupan dengan benar. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil cakupan yaitu
dengan memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai SOP, tertib administrasi KIA serta
meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral.

Evaluasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap hasil cakupan KIA oleh petugas dan
seluruh binwil adalah upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil cakupan
program KIA.

Hasil cakupan pelayanan KB sudah cukup baik, trend 2011 – 2013 menunjukan peningkatan dari
tahun ke tahun. Secara kualitas, pencapaian ini perlu diperhatikan lagi, oleh karena masih banyak
akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi yang kurang mantap terutama akseptor yang telah
memiliki dua anak atau lebih.
Upaya pendekatan dan promosi pada klien/masyarakat oleh petugas puskesmas, kader, lintar
sektor dengan BKKBN tentang Pengetahuan KB bagi Masyarakat perlu lagi digalakkan agar
akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih mau dengan kesadarannya sendiri untuk
menggunakan alat kontrasepsi yang lebih mantap. Serta bagi klien yang baru memiliki satu anak
mau untuk menunda kehamilannya sampai anak tersebut melewati masa balitanya.

Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut diatas dapat menekan laju pertumbuhan penduduk
khususnya di Kelurahan Jagasatru sehingga kepadatan penduduk dapat berkurang.

Hasil kegiatan MTBM /MTBS UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2011 – 2013 sudah cukup baik.
Dari kegiatan ini telah dapat menjaring beberapa kasus yang berpotensi menjadi wabah seperti
campak, diare serta kasus – kasus yang harus segera mendapat penanganan yang cepat dan tepat
seperti misalnya demam tinggi, pneumonia dll.

Dalam rangka menurunkan angka kematian balita, masih diperlukan kerjasama yang aktif,
evaluasi yang intensif dan berkesinambungan antara petugas lintas program, agar pelaksanaan
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian
program MTBS diharapkan akan dapat menjaring balita resti / yang sakit, sehingga penangannya
dapat dilakukan sedini mungkin.

Kegiatan MTBM/MTBS ini harus terus dilaksanakan secara berkesinambungan agar cakupan
program-program yang lain ikut tercapai. Diperlukan kerjasama yang baik antara lintas program
dalam kesinambungan program MTBM/MTBS ini.

1.3. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Ciledug sudah cukup
baik namun ada beberapa yang harus ditingkatkan lagi, seperti pelayanan klinik sanitasi baru
dilaksanakan 5,6% dari semua yang datang berobat ke Puskesmas, dan kunjungan rumah, baru
dilaksanakan 82% dan trend nya menurun dibandingkan tahun lalu. Perlu peningkatan
kerjasama yang baik antara lintas program serta dengan dokter pemeriksa di BP Umum agar
kasus-kasus penyakit bersumber dari linkungan atau binatang dapat di konsulkan/dirujuk ke
klinik sanitasi agar petugas sanitasi bisa mendapatkan data untuk memecahkan / mencari akar
permasalahan di lapangan sehingga kasus-kasus tersebut tidak menjadi KLB (Kejadian Luar
Biasa).

Kunjungan rumah dalam rangka inspeksi sanitasi perumahan, penilaian rumah sehat, perlu
ditingkatkan lagi melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor agar terwujudnya wilayah
kelurahan jagasatru yang bersih dan sehat dengan demikian diharapkan derajat kesehatan
masyarakat Kelurahan Jagasatru pun akan meningkat.

1.4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


Hasil kegiatan program Gizi pada tahun 2013 di Puskesmas Ciledug sudah cukup baik. Peran
serta masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan posyandu oleh para
kader posyandu sudah baik, hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian cakupan D/S
(84,4%)namun demikian ada penurunan trend dibandingkan tahun sebelumnya.

Secara kualitas masih ada yang harus ditingkatkan lagi antara lain perlunya perhatian
khusus/intervensi lebih intensif mengenai peningkatkan berat badan tiap kali penimbangan
oleh karena masih ada sebanyak 31,7% balita yang tidak mengalami peningkatan berat badan
pada saat penimbangan. Diperlukan kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas sektor
dalam pembinaan/intervensi balita yang tidak/sulit naik berat badannya tersebut.

Jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Ciledug mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, diharapkan penurunan ini diikuti pula dengan
adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita tentang prilaku hidup
ber-PHBS, sehingga bayi, balita serta anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Ciledug dapat
tumbuh dengan sehat. Diharapkan dengan perhatian yang lebih serta intervensi yang tepat
tidak ada lagi balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Ciledug.

1.5. PENCEGAHAN DAN PEMBRANTASAN PENYAKIT MENULAR


1. Program Imunisasi

Hasil cakupan program imunisasi secara umum seluruhnya masih belum mencapai target
sesuai yang diharapkan meskipun kegiatan sweeping imunisasi telah 100% dilakukan, hal ini
pun terlihat dari hasil pencapaian di tahun sebelumnya meskipun ada beberapa pencapaian yang
trendnya mengalami peningkatan

Pencapaian program imunisasi yang hampir selalu tidak mencapai target ini disebabkan karena
jumlah sasaran bayi/balita di wilayah kerja Puskesmas Ciledug berdasarkan proyeksi terlalu
besar dibandingkan jumlah riil bayi/balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ciledug.Selain
itu, tingakat mobilisasi penduduk Kelurahan Jagasatru sangat tinggi, banyak penduduk yang
hanya andon untuk beberapa lama, kemudian pindah / pulang ke tempat asal.

Selain adanya kesenjangan antara data sasaran hasil proyeksi dan data sasaran riil, juga
mobilisasi penduduk yang cukup tinggi hasil cakupan imunisasi di beberapa RW rendah karena
adanya pemahaman dari keyakinan beberapa masyarakat bahwa bahan baku untuk
pembuatan vaksin berasal dari bahan yang tidak halal sehingga masyarakat tidak mau
membawa anaknya diimunisasi. Sehingga upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya imunisasi bagi bayi dan balita sebagai bagian dari kelompok rentan perlu dilakukan
melalui kegiatan promosi kesehatan perorangan ataupun kelompok agar program imunisasi dapat
berjalan dengan baik sehingga bayi dan balita di wilayah Puskesmas Ciledug dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Hasil kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)pada tahun 2013 mengalami penurunan,
oleh karena pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada tahun 2013 ada
beberapa sekolah yang anak didiknya tidak diijinkan untuk di imunisasidi sekolah karena ada
pemahaman yang meragukan kehalalan imunisasi, kedepannya kerjasama yang sudah baik antara
petugas imunisasi, petugas UKS dan pihak sekolah termasuk guru UKS agar lebih ditingkatkan
lagi agar hal-hal tersebut dapat diantisipasi sebelumnya misalnya dengan kegiatan
sosialisasi/penyuluhan tentang imunisasi bagi orang tua murid di sekolah.

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup
tinggi yaitu ada sekitar 13 orang. Hal ini mengikuti pola lima tahunan kejadian DBD, karena
pelonjakan kasus DBD ini pun terjadi di beberapa wilayah yang lain. Namun demikian berkat
kesiapsiagaan petugas dalam melaksanakan Penelitian Epidemiologi serta meningkatkan
kegiatan pemantauan jentik dalam rangka memutus rantai penularan kasus DBD dapat
dihentikan.

Keberhasilan ini pemuntusan rantai penularan kasus DBD ini pun tidak lain karena adanya
sistem kewaspadaan di masyarakat sudah baik, sehingga Petugas Demam Berdarah Dengue,
Petugas Kesehatan Lingkungan, Petugas Surveilans serta Petugas Promosi Kesehatan dapat
menindaklanjuti dengan cepat.
Upaya pemeriksaan jentik berkala oleh kader serta kegiatan monitoring pelaksanaan jentik
berkala oleh petugas sangat membantu dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
DBD. Upaya ini harus dibantu oleh upaya semua masyarakat kelurahan jagasatru untuk
melakukan gerakan 3M (menutup, menguras, mengubur) dalam rangka pemberantasan jentik
nyamuk aedes aegypti.

1. Surveillans

Pelaksanaan program surveillans di wilayah kerja UPTD Puskesmas sudah cukup baik karena
ditunjang dengan adanya pengumpulan data epidemiologi yang di dapat dari kegiatan dalam dan
luar gedung yang berpotensi menjadi wabah cepat dan lengkap oleh petugas. Dengan adanya
data epidemiologi yang lengkap maka kegiatan penanggulangan penyakit dapat dilaksanakan
dengan mudah dan cepat sehingga kejadian KLB serta perluasan wilayah KLB dapat
dicegah.

Pertemuan rutin antara petugas kesehatan (TEPUS) dalam rangka menggali permasalahan
kesehatan di wilayah kerja sudah dilaksanakan dengan baik di UPTD Pudkesmas Jagasatru,
sehingga kerjasama lintas program antar petugas kesehatan sudah berjalan dengan baik.

Kerjasama lintas program antar petugas puskesmas, lintas sektoral, dukungan tokoh
masyarakat dan upaya peran serta seluruh masyarakat dalam membangun sistem pengamatan
penyakit serta faktor-faktor resiko resikonya diharapkan dapat mencegah timbulnya penyakit
menular di masyarakat yang dapat berpotensi menjadi KLB.

Adapun penemuan kasus yang berpotensi menjadi wabah dapat dilihat pada Tabel 2.19 :
1. Diare

Pelaksaan program Diare sudah cukup baik, penemuan kasus diare cukup banyak di wilayah
UPTD Puskesmas Ciledug hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor yaitu karena
kepadatan penduduk yang sangat tinggi sehingga sanitasi lingkungan menjadi kurang baik,
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi.

Dalam penangan kasus diare, rehidrasi oral merupakan upaya pertolongan pertama yang paling
penting dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi dehidrasi akibat diare. Peran serta
masyarakat dalam upaya pencegahan kematian akibat diare telah dilakukan melalui kegiatan
rehidari oral yaitu pendistribusian oralit oleh kader posyandu kepada penderita diare.

1. ISPA
Pelaksanaan program ISPA di Puskesmas Ciledug telah berjalan cukup baik, hal ini ditandai
dengan penemuan kasus ISPA yang cukup baik. Pada kasus ISPA Pneumonia yang memerlukan
penanganan lebih lanjut telah dirujuk ke RS, yang kemudian akan dilakukan pemantauan pasca
perawatan oleh petugas dalam rangka care seeking untuk mencegah kematian bayi / balita akibat
Pneumonia.

Diharapkan dengan jumlah penemuan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang masih
kurang dari target ini lebih menggambarkan sudah baiknya status kesehatan masyarakat
khususnya masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Ciledug.

Namun demikian penemuan kasus dan penanganan kasus ini masih harus lebih ditingkatkan lagi
dengan kerjasama yang baik antara lintas program dan kerjasama petugas, petugas bina wilayah
(binwil) serta dengan kader kesehatan.

1. Hasil Kegiatan Program TB Paru

Pelaksanaan program TB Paru di UPTD Puskesmas Ciledug sudah cukup baik, penemuan
kasus serta penemuan suspek sudah melampaui target yang seharusnya dicapai. Angka konversi
belum mencapai target ini disebabkan oleh karena penderita yang ditemukan pada tahun tsb ada
beberapa yang belum menyelesaikan pengobatan.

Selain penderita yang diobati adalah penderita dengan BTA + (positif) , beberapa penderita ada
yang tidak dapat mengeluarkan sputum / setelah beberapa pemeriksaan BTA selalu hasilnya –
(negatif) oleh karena pada pemeriksaan fisik pasien, didapatkan beberapa gejala yang mengarah
pada kelainan TB paru serta hasil dari pemeriksaan RÖ + (positif) maka penderita diberikan
pengobatan TB untuk mencegah terjadinya penularan penyakit TB paru pada orang-orang
sekitarnya.

Tabel 2.22
Hasil Cakupan Program TB Paru

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2011 – 2013

PENCAPAIAN
NAMA
N TARG 2011 2012 2013 TRE
KEGIAT KET
O ET SASAR CAKUP SASAR CAKUP SASAR CAPAI CAKUP ND
AN
AN AN AN AN AN AN AN
Melebi
Penemua
1 100% 21 100% 11 109% 10 11 110% hi ↑↑
n kasus
Target
Melebi
Perkiraa
2 68% 210 68.57% 110 122% 100 147 147% hi ↑↑
n Suspek
Target
Kuran
Angka
3 85% 21 85.71% 12 75% 11 9 81,8% g dari ↓ ↑
konversi
Target
Angka Menca
4 kesembu 100% 19 100% 21 100% 12 12 100% pai ==
han Target
Angka Melebi
5 kesalaha < 5% 144 0 135 0 100 0 0 hi ==
n laborat Target
Melebi
6 TB Anak > 10% 21 14% 12 33% 1 2 200% hi ↓↑
Target
RO Melebi
7 (+)BTA < 10% 21 4.76% 12 16.66% 1 2 200% hi ↓↑
(-) Target

Angka kesembuhan yang telah mencapai 100% didapat dari pemeriksaan sputum ulang penderita
pada bulan terkhir pengobatan yang menyatakan kuman BTA sudah negatif (kuman BTA sudah
tidak ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik apus sputum).

Laboratorium UPTD Puskesmas Ciledug mulai tahun 2012 sudah diberikan kewenangan oleh
Dinas Kesehatan Kota Cirebon sebagai Laboratorium yang dapat dan mampu memeriksa
dan membaca hasil pemeriksaan apus sputumnya sendiri. Dengan demikian sejak awal tahun
2012 UPTD Puskesmas Ciledug tidak perlu lagi merujuk pemeriksaan mikroskopik sputum ke
Laboratorium Prn yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Cirebon. Hal ini ditunjang
dengan adanya tenaga analis serta sarana prasanana yang telah memenuhi persyaratan sebagai
laboratorium pembaca sendiri hasil pemeriksaan TB paru. Dalam menjaga mutu dari hasil
pemeriksaan mikroskopik sputum tersebut, sediaan-sediaan pemeriksaan sputum pasien
(preparat) di laboratorium UPTD Puskesmas Ciledug selalu di lakukan pemeriksaan ulang
mikrokopik oleh Laboratorium Kesehatan Daerah sebagai standar prosedur tetap yang harus
dilaksanakan dalam penemuan dan penatalaksanaan program TB. Dalam pemeriksaan kroscek
ini Laboratorium UPTD Puskesmas Ciledug telah melaksanakan kegiatannya dengan cukup baik
karena angka kesalahan dalam pembacaan preparat adalah 0 atau hasilnya telah sama / sesuai
dengan hasil pembacaan Laboratorium Kesehatan Daerah.

Dengan adanya fasilitas laboratorium seperti tersebut di atas, sangat memberikan kemudahan
tidak hanya bagi dokter pemeriksa, petugas TB, petugas Laboratorium tapi juga bagi
penderita TB yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Ciledug dapat dengan lebih cepat
mendapatkan hasil pemeriksaannya sehingga dapat dengan cepat pula ditentukan
penatalaksanaan selanjutnya.

Angka TB anak melebihi dari target, hal ini bisa terjadi karena mungkin saja suspek/penderita
yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Ciledug yang sebenarnya adalah lebih dari angka
proyeksi yang telah ditentukan atau juga mungkin karena over diagnosis dari petugas. Untuk
mengurangi kemungkinan yang kedua (over diagnosis) petugas UPTD Puskesmas selalu
diupayakan untuk selalu memperhatikan SOP penatalaksanaan TB pada anak (termasuk
didalamnya sistem skoring).

1. Penyakit Kelamin

Pada Bulan September tahun 2013, UPTD Puskesmas Ciledug ditunjuk sebagai Layanan HIV
(Human Immunodeficiency Virus) – IMS (Infeksi Menular Sexual) Komprehensif
Berkesinambungan (LKB HIV-IMS) dimana pelayanannya meliputi upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif (paripurna) bagi individu dan masyarakat yang membutuhkan.
Diharapkan dalam layanan ini orang yang tidak sakit agar semakin sehat, yang sakit agar makin
sehat, yang belum terinfeksi agar tidak tertular dan yang sudah terinfeksi agar kualitas hidup
meningkat.

UPTD Puskesmas Ciledug telah memiliki tim yang sudah dilatih Layanan HIV (Human
Immunodeficiency Virus)–IMS (Infeksi Menular Sexual) Komprehensif Berkesinambungan
(LKB HIV-IMS) yang terdiri dari tenaga promosi kesehatan, dokter umum, dokter gigi, bidan,
perawat dan analis.

Kegiatan yang sudah di laksanakan oleh UPTD Puskesmas Ciledug terkait layanan LKB HIV-
IMS, dapat di lihat pada tabel 2.23 dibawah ini.

Tabel 2.23

Kegiatan LKB HIV – IMS


UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2013

No Kegiatan Tujuan
Sosialisasi Kegiatan LKB IMS-HIV ke Sosialisasi dan
1 Camat Kecamatan Pekalipan dan ke Koordinasi lintas
Lurah Kelurahan Jagasatru sektor
Koordinasi dan
Sosialisasi Kegiatan LKB IMS-HIV ke
2 membangun
Kecamatandan Kelurahan
jejaring
Sosialisasi dan
3 Pertemuan Petugas Puskesmas membangun
jejaring
Pertemuan Komunitas (Remaja, Kader, Sosialisasi dan
4 PKK) bekerja sama dengan KPA, LSM membangun
Cipta Rasa, LSM Duta Remaja jejaring
Sosialisasi dan
Sosialisasi pada pertemuan tingkat
5 membangun
Kecamatan dan Kelurahan
jejaring
Test Mobile VCT
6 Mobile Klinik
dan IMS
Mendeteksi dini
7 Screening IMS – HIV dan tata laksana
IMS – HIV

Hasil deteksi dini IMS – HIV AIDS dengan pemeriksaan darah du UPTD Puskesmas Ciledug
adalah sebagai berikut :

Tabel 2.24

Hasil Kegiatan LKB HIV – IMS


UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2013

Jumlah
No Kegiatan Positif Interminate
Pemeriksaan
1 Tes VDRL 58 3 –
2 Tes HIV-AIDS 203 0 8

Dari hasil pemeriksaan terdapat 8 (delapan) orang interminate yang artinya orang tersebut harus
dilakukan pemeriksaan ulang setelah 6 (enam) bulan pemeriksaan pertama.

1. Pes/Rabies

Untuk kegiatan program Pes/Rabies pada tahun 2011 – 2012 tidak ada penemuan kasus di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Ciledug.

Tabel 2.25

Hasil Cakupan Program Pes/Rabies

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2011 – 2013

NAMA HASIL
TAHUN SASARAN TARGET KETERANGAN
KEGIATAN CAKUPAN
2011 Rabies 0 0 1 Suspek
2012 Rabies 0 0 0 −
2013 Rabies 0 0 0 −

1. Filariasis

Tidak ditemukan kasus/penderita Infeksi Filariasis pada tahun 2011 dan 2012 di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Ciledug.
Tabel 2.26

Hasil Cakupan Program Filariasis

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2011 – 2013

NAMA HASIL
TAHUN SASARAN TARGET KETERANGAN
KEGIATAN CAKUPAN
2011 Rabies 0 0 1 Suspek
2012 Rabies 0 0 0 −
2013 Rabies 0 0 0 −

2. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN

2.1USAHA KESEHATAN SEKOLAH

Ada 16 (enam belas) sekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ciledug, daftar sekolah dapat
dilihat pada Tabel.2.27 di bawah ini :

Tabel 2.27
Data Sekolah Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ciledug

Tahun 2011-2013

Jumlah Sekolah
Sekolah
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Jumlah PAUD − 2 3
Jumlah TK 5 2 2
Jumlah SD 14 8 8
Jumlah SLTP 2 2 2
Jumlah SLTA 1 1 1

Adapun hasil kegiatan perjaringan anak sekolah dalam rangka deteksi dini penyakit pada anak-
anak sekolah dapat dilihat pada Tabel 2.28 berikut :

Tabel 2.28

Hasil Cakupan Program Usaha Kesehatan Sekolah

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2011-2013

NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
Penjaringan 100 100
1 100 % 100% Mencapai target = =
TK % %
Penjaringan 100 100
2 100 % 100% Mencapai target = =
SD % %
Penjaringan 100 100
3 100 % 100% Mencapai target = =
SMP/MTS % %
Penjaringan 100 100
4 100 % 100% Mencapai target = =
SMA/MA % %
Pemeriksaan
5 100 % 100% 100% 100% Mencapai target = =
berkala
Pemberian 100 100
6 100 % 100% Mencapai target = =
obat cacing % %

Pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Ciledug telah
berjalan cukup baik, cakupan program seluruhnya telah mencapai target. Koordinasi lintas
program antar petugas serta koordinasi lintas sektor antara UPTD Puskesmas Ciledug dengan
UPTD Pendidikan Kecamatan Pekalipan dan pihak sekolah sudah terjalin cukup baik.

2.2 KESEHATAN JIWA

Tabel 2.29

Hasil Cakupan Program Kesehatan Jiwa

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2011-2013

NAMA Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013


N TARG Keteran TREN
KEGIAT SASAR CAKUP SASAR CAKUP SASAR CAKUP
O ET gan D
AN AN AN AN AN AN AN
Deteksi Hasil
Dini cakupan
1 Gangguan 20% 33.065 0,92% 38.852 0,6% 35.451 19,9% masih ↑↑
Kesehatan sangat
Jiwa rendah
Penangan
an Pasien
Terdeteksi Target
2 100% 306 100% 236 100% 313 100% ==
Gangguan tercapai
Kesehatan
Jiwa

Pelaksanaan Program Kesehatan Jiwa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ciledug pada tahun
2011-2012 belum maksimal, untuk cakupan penemuan kasus/deteksi dini gangguan kesehatan
jiwa masih sagat kurang dan trendnya mengalami penurunan, tahun 2011 cakupan hanya 0,92%
dan tahun 2012 menurun lagi menjadi 0,6%.Pada tahun 2013 cakupan deteksi dini gangguan
kesehatan jiwa meningkat menjadi 19,9% hampir mencapai target.Beberapa kasus telah
mendapatkan penangan oleh psikolog melalui kegiatan konseling di Puskesmas. Kegiatan
konseling oleh psikologi ini diselenggarakan setiap 2 (dua) minggu sekali, yaitu pada hari rabu
minggu I dan minggu III setiap bulannya.

Perlu adanya pelatihan untuk dokter puskesmas dan petugas kesehatan jiwa dalam melakukan
deteksi dini dengan mengunakan metoda 2 (dua) menit pada kasus-kasus gangguan kesehatan
jiwa, karena dokter dan petugas di UPTD Puskesmas Ciledug belum pernah mendapatkan
pelatihan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa.

Kerjasama serta komunikasi harus ditingkatkan antara petugas pemegang program dengan
dokter pemeriksa serta dengan seluruh binwil di wilayah kerja untuk penemuan/deteksi dini
gangguan kesehatan jiwa. Sehingga penderita gangguan kesehatan jiwa bisa mendapatkan
haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik.

2.3 PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

Tabel 2.30

Hasil Cakupan Program Perawatan Kesehatan Masyarakat

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2011-2013

NAMA Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013


N TARG TRE
KEGIAT SASAR CAKUP SASAR CAKUP SASAR CAKUP KET
O ET ND
AN AN AN AN AN AN AN
Keluarga Tidak
(348)79,
1 rawan yg 80% 510 64% 288 79,86% 437 mencapai ↑↓
63%
dibina target
Bumil yg
memperol
(115)221 Melebihi
2 eh − 55 105% 37 64,86% 52 ↓↑
% target
pembinaa
n
Bayi resti
yg
memperol (77)226, Melebihi
3 − 35 100% 24 175% 34 ↑↑
eh 5% target
pembinaa
n
Anak
balita resti
yg Tidak
(75)59,0
4 memperol − 227 41,4% 84 80,95% 127 mencapai ↑↓
5%
eh target
pembinaa
n
Kasus
kronis yg
memperol (68)971 Melebihi
5 − 11 245% 5 420% 7 ↑↑
eh % target
pembinaa
n
Lansia yg
memperol Tidak
(22)3,13
6 eh − 553 21,69% 463 5,83% 703 mencapai ↓↓
%
pembinaa target
n
Perawatan
(46)164, Melebihi
7 Tindak − 34 58,82% 18 272,2% 28 ↑↓
3% target
Lanjut
8 KKR yg selesai dibina
 K 52 0 0 Th.2011 msh ↑ ↑
M banyak
I terdapat KM
I di
bandingkan
Th. 2012 &
2013
Th.2011 msh
banyak
 K terdapat KM
M 55 0 10 II di ↑↓
II bandingkanT
h. 2012 &
2013
KM III
 K Th.2013berta
M 41 24 94 mbah ↑↓
III dibandingka
n Th.2012
KM IV
 K
meningkat
M 34 7 33 ↑↓
kembali di th
IV
2013

Lanjutan

Tabel 2.30 :

NAMA Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013


N TARG TREN
KEGIAT SASAR CAKUP SASAR CAKUP SASAR CAKUP KET
O ET D
AN AN AN AN AN AN AN
Tidak
Maternal
(18)34,62 menca
9 selesai 23% 55 49% 37 21,62% 52 ↓↓
% pai
dibina
target
10 Bayi 23% 35 80% 24 20,8% 34 (4)11,76 Tidak ↓↓
selesai % menca
pai
dibina
target
Tidak
Balita
(15)11,81 menca
11 selesai 23% 227 22,46% 84 14,28% 127 ↓↓
% pai
dibina
target
Tidak
Lansia
(15)2,13 menca
12 selesai 23% 553 10,67% 463 1,51% 703 ↓↓
% pai
dibina
target
Penyakit Tidak
kronis menca
13 23% 11 109% 5 60% 8 0 ↓↓
selesai pai
dibina target
Perawatan
Tidak
Tindak
menca
14 Lanjut 23% 34 14,7% 18 5,5% 28 0 ↓↓
pai
selesai
target
dibina

Pelaksanaan Program Perkesmas (Perawatan Kesehatan Masyarakat) adalah perpaduan antara


keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan
pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal , sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya masyarakat. Dalam pelaksanaannya
koordinator perawat (petugas perkesmas) harus bekerja sama dengan petugas lintas program
yang lain, sehingga tersedianya data yang memadai yang dapat dipergunakan dalam pemantauan
serta intervensi kegiatan kesehatan masyarakat ini.

Adapun hasil akhir cakupan pembinaan untuk setiap kelompok rawan yang selesai dibina adalah
23% dari kasus yang ada, dan hasil cakupan program perawatan kesehatan masyarakat di UPTD
Puskesmas Ciledug beberapa tidak mencapai target. Perlu adanya kerjasama dan koordinasi yang
lebih intensive untuk pencapaian cakupan perkesmas selanjutnya.

2.4 KESEHATAN MATA

Tabel 2.31

Hasil Cakupan Program Kesehatan Mata


UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2011-2013

NAMA 2011 2012 2013


N TAR TRE
KEGIA SASA HAS CAKU SASA HAS CAKU SASA HAS CAKU KET
O GET ND
TAN RAN IL PAN RAN IL PAN RAN IL PAN
Penyakit
mata yg Mele
1 menyeba 5% 6.009 196 3,26% 5.680 323 5,65% 5.920 651 10,99% bihi ↑ ↑
bkan target
kebutaan
Kebutaa Mele
2 n karena 5% 6 7 116% 6 8 133% 1.744 101 5,79% bihi ↑ ↑
katarak target
Kebutaa
Mele
n
3 10 10 10 100% 10 10 100% 19 17 89,47% bihi ↑ ↑
katarak
target
gakin

Pelayanan Kesehatan Mata di Puskesmas Ciledug telah berjalan dengan baik, trend menunjukan
adanya peningkatan pelayanan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012. Pelayanan tersebut
dilakukan di dalam dan di luar gedung Puskesmas. Selain itu juga dilaksanakan secara khusus
untuk penjaringan pasien penderita penyakit Katarak senillis di masyarakat baik oleh dokter,
petugas ataupun oleh kader kesehatan.

2.5 KESEHATAN LANJUT USIA (LANSIA)

Tabel 2.32

Hasil Cakupan Program Lansia

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2011-2013

Th. 2011 Th. 2011 Th. 2013


NAMA
N TARG HASIL HASIL HASIL TREN
KEGIAT SASAR SASAR SASAR KET
O ET CAKUP CAKUP CAKUP D
AN AN AN AN
AN AN AN
Melebi
1 Pra Lansia 15 % 185 55,89% 229 55,89 % 185 72,61% hi =↑
target
Melebi
2 Lansia 20 % 80 91,91 % 99 91,91 % 124 99,9% hi =↑
target
Melebi
Lansia
3 40 % 104 38,28 % 128 38,28 % 124 32,59% hi =↓
Resti
target

Pelayanan Kesehatan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciledug telah berjalan dengan baik
trendnya meningkat antara tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Pelayanan lansia resti belum
terlayani sesuai harapan karena dari jumlah sasaran lansia yaitu sekitar ± 433 orang, lansia yang
secara aktif datang ke posbindu dan puskesmashanya 297 orang lansia saja.Meskipun demikian,
lansia resti yang sudah dilayani baik oleh petugas puskesmas di lapangan maupun pelayanan di
dalam gedung, selalu dilakukan pemantauan oleh petugas, binwil dan kader kesehatan.

UPTD Puskesmas Ciledug memiliki 10 (sepuluh) Pos Bindu binaan, dimana masing-masing Pos
Bindu akan dikunjungi petugas peukesmas 1 (satu) bulan sekali.

III. KUNJUNGAN PUSKESMAS

1.1. JUMLAH KUNJUNGAN BP UMUM

1. Baru

Tabel 2.33

Jumlah Kunjungan Baru BP Umum

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2012

Tabel 2.34
Jumlah Kunjungan Baru BP Umum

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2013

Kunjungan baru BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada peningkatan
106 kunjungan (1,31%).

1. Lama

Tabel 2.35

Jumlah Kunjungan Lama BP Umum

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2012

Tabel 2.36

Jumlah Kunjungan Lama BP Umum

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2013

Kunjungan lama BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan
2.842 kunjungan (5,36%).

2.1. JUMLAH KUNJUNGAN BP GIGI

1. Baru

Tabel 2.37

Jumlah Kunjungan Baru BP GIGI

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2012


Tabel 2.38

Jumlah Kunjungan Baru BP GIGI

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2013

Kunjungan baru BP Gigi tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 858
kunjungan (15,67%).

1. Lama

Tabel 2.39

Jumlah Kunjungan Lama BP GIGI

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2012

Tabel 2.40

Jumlah Kunjungan Lama BP GIGI

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2013

Kunjungan lama BP Gigi tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada peningkatan 733
kunjungan (39,17%)

3.1. JUMLAH KUNJUNGAN KIA

1. Baru

Tabel 2.41

Jumlah Kunjungan Baru KIA

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2012


Tabel 2.42

Jumlah Kunjungan Baru KIA

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2013

Kunjungan baru KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 104
kunjungan (6,72%).

1. Lama

Tabel 2.43

Jumlah Kunjungan Lama KIA

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2012

Tabel 2.44

Jumlah Kunjungan Lama KIA

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2013

Kunjungan lama KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 434
kunjungan (10,02%).

4.1. JUMLAH KUNJUNGAN UPTD PUSKESMAS CILEDUG

Dibawah ini akan ditampilkan jumlah kunjungan UPTD Puskesmas Jagasatu dari tahun 2012 dan
tahun 2013.
Tabel 2.45

Jumlah Kunjungan

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2012

Kunjungan
Jumlah
Penderita
Umum 16.649
Askes 2.241
Astek 228
Keuring 781
Kartu Sehat 10.668
CMS 179
Gratis Lainnya 8.096
Total Jumlah 38.841

Asal Penderita Jumlah


Kota Umum 12.448
Kota Askes 2.003
Kota Astek 226
Luar Kota Umum 8.446
Luar Kota Askes 255
Luar Kota Astek 7
Total Jumlah 23.425

Klasifikasi Penderita Jumlah


0 – 1 th 2.208
1 – 5 th 5.363
5 – 14 th 5.556
Selebihnya 25.517
Total Jumlah 38.841

Tabel 2.46
Jumlah Kunjungan

UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2013

Kunjungan
Jumlah
Penderita
Umum 21.008
Askes 1.950
Astek 235
Keuring 899
Kartu Sehat 8.987
CMS 1.207
Gratis Lainnya 1.156
Total Jumlah 35.442

Asal Penderita Jumlah


Kota Umum 10.630
Kota Askes 1.820
Kota Astek 231
Luar Kota Umum 10.378
Luar Kota Askes 146
Luar Kota Astek 40
Total Jumlah 23.245

Klasifikasi Penderita Jumlah


0 – 1 th 1.760
1 – 5 th 4.895
5 – 14 th 5.461
Selebihnya 23.331
Total Jumlah 35.442

Jumlah total kunjungan pada tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan
sekitar 3.399 (4,58%) pengunjung, ini karena pengunjung gratis lainnya ada penurunan skitar
6.940 pengunjung.
5.1. 10 (Sepuluh)PENYAKIT TERBANYAK

Tabel 2.47

Jumlah 10 Penyakit Terbanyak


UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2013
Tahun 2013

No Diagnosa Jumlah
%
Kunjungan
1 ISPA 11.781 42,08
2 Hipertensi 3.606 12,88
3 Myalgia 3.261 11,65
4 Diare & diare akut 2.400 8,57
5 Dispepsia 1.539 5,5
Migren & sindrom
6 1.347 4,81
nyeri kepala
7 DM tidak spesifik 1.256 4,49
8 Gout 1.215 4,34
9 Dermatitis Kontak 840 3
10 Low Back Pain 749 2,68
Jumlah 27.994 100

Dari data kunjungan pasien di UPTD Puskesmas Ciledug tahun 2013, didapat informasi
mengenai 10 penyakit terbanyak di UPTD Puskesmas Ciledug. Dari data tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa Penyakit ISPA (42,08%), Hipertensi (12,88%), Myalgia (11,65%), Diare
(8,57%) dan Dispepsia (5,5%) masih merupakan penyakit terbanyak di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Ciledug. Hal ini dapat dimengerti karena wilayah Kelurahan Jagasatru merupakan
wilayah yang1. tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi rata-rata 30.563 jiwa/Km2,
dengan tingkat hunian >6 jiwa/rumah, ini merupakan tingkat hunian yang cukup padat dan
potensial terhadap penularan penyakit.2. 57,69% (6.099 jiwa)Penduduk di Kelurahan
Jagasatru adalah mayarakat miskin, tentunya ini erat kaitannya dengan tingkat pendidikan
masyarakat Kelurahan Jagasatru yang akan berdampak baik langsung ataupun tidak langsung
pada tingkat kesehatan individu serta masyarakat di kelurahan Jagasatru.

6.1. KEUANGAN
Sumber pembiayaan operasional dan kegiatan program di UPTD Puskesmas bearasal dari Dinas
Kesehatan Kota yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Cirebon
ataupun berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang berasal dari pusat.

Adapun besaran jumlah penerimaan keuangan di UPTD Puskesmas Ciledug dapat di lihat pada
Tabel 2.48.

Tabel 2.48
Jumlah Penerimaan Keuangan
UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2012
Penerimaan
NO Kegiatan Pengeluaran Saldo
APBN(Rp) APBD(Rp)
Pengembalian
0 68.812.750 68.812.750 0
Retribusi
UKS 0 500.000 500.000 0
Wabah,
Bencana dan 0 1.423.523 1.423.523 0
Kesling
KIA & KB 0 14.197.500 1.419.7500 0
Gizi 0 44.808.000 44.808.000 0
P2P 0 6.655.000 6.655.000 0
Lansia 2.731.227 2.731.227 0
BOK 74.010.000 0 74.010.000 0
Jamkesmas
Des 10 s.d 59.179.000 0 59.179.000 0
Nop 2011
Jamkesmas
Des 11 s.d 64.274.500 0 64.274.500 0
Nop 2012
Jumlah 197.463.500 137.704.477 335.167.977 0
BAB. III

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Sesuai dengan arah kebijakan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Cirebon serta
Tugas pokok UPTD Puskesmas Ciledug, sasaran yang ingin dicapai pemerintah Kota Cirebon
pada tahun 2013 – 2018 dalam bidang kesehatan adalah “Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Dasar dan Rujukan yang berkualitas” dengan arah kebijakan “Menyediakan Jaminan Pelayanan
Kesehatan Dasar bagi seluruh Warga Kota Cirebon dan menyediakan biaya Operasional
Pelayanan Kesehatan Rujukan.

Pada bab ini akan dilakukan Analisa masalah dan pemecahan masalah yang ditemukan di UPTD
Puskesmas Ciledug, mulai dari identifikasi masalah sampai dengan bentuk intervensi kegiatan
untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun sistematika/alur dari proses analisa masalah sampai
dengan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi Masalah
2. Penentuan Prioritas Masalah
3. Perumusan Masalah
4. Mencari Penyebab Masalah
5. Mencari Alternatif Pemecahan Masalah
6. Identifikasi Kegiatan
Dengan menganalisa serta membuat suatu pemecahan masalah kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Ciledug dengan cermat, diharapkan UPTD Puskesmas Ciledug dapat menemukan
alternatif pemecahan masalah kesehatan melalui kegiatan-kegiatan intervensi secara efektif dan
efisien. Sehingga dapat membantu dan meningkatkan pembangunan khususnya bidang kesehatan
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ciledug.

1. IDENTIFIKASI MASALAH

I. UPAYA KESEHATAN WAJIB

Tabel 3.1

Identifikasi Masalah Upaya Kesehatan Wajib

di UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2013

NO PROGRAM TARGET CAKUPAN KESENJANGAN


Trend ↓ = dibanding
Promosi Kesehatan : th.2012Trend ↓ =
1. Pembinaan UKBMPosyandu 65 % 65 dibanding th.2012
65 %65 %
Purnama & Mandiri %
2. PembinaanPemberdayaan
1
Masyarakat RW
Trend ↓ = dibanding
50 %
3. Cakupan Individu/ Keluarga 50 % th.2012
melalui Kunjunganrumah

Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Trend ↓


Keluarga Berencana : 95 %90 80,91 %77,17 dibandingkan
1. K1 % % th.2012(-) 14,09 %
2. K4 (-) 12,83 %
2
90 % 83,56 %
3. Kn1 s/d N3 (-) 6, 44 %
90 % 84.01 %
4. B2 s/d B12 (-) 5,99 %
Kesehatan Lingkungan :
(-) 4,8% dengan
1. Klinik Sanitasi 10 %100
3 5,2 %82 % trend ↓(-) 18 %
%
dengan trend ↓
2. Kunjungan Rumah
4 Perbaikan Gizi Masyarakat : 80 % 85 68,3 %84,4 (-) 11,7 % dengan
1. Balita yg ditimbang naik % % trend ↓(-) 0,6 %
berat badannya ( N/D ) dengan trend ↓
2. Tingkat partisipasi
masyarakat (D/S)
Trend ↓ dibanding
3. Pencapaian program (N/S) 45 % 57,6 %
th. 2012
Cakupan imunisai
─ dasar tidak tercapai
Pencegahan dan Penanggulangan −
Penyakit : Angka Kejadian
1. Imunisasi meningkat >>

Semua Antigen / Jenis imunisasi − Tidak ada
dasar − kesenjangan
5 −
2. DBD − Tidak ada
3. Surveillans − kesenjangan
73
4. Diare 105 Penemuan kasus
ISPA Pneumonia
5. ISPA Pneumonia Masih kurang

II. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN

NO PROGRAM TARGET CAKUPAN KESENJANGAN


1 Publik Health – Semua kegiatan
Nursing (PHN) / PHN, baik dari
Perawatan Kesehatan jumlah sasaran serta
Masyarakat target Trend ↓
1. Keluarga dibanding th.2012-
rawan yg Jumlah keluarga
dibina rawan yang dibina
2. Anak balita menurun- Jumlah
resti yg keluarga yang
memperoleh selesai dibina
pembinaan menurun
3. Lansia yg
memperoleh
pembinaan
4. Perawatan
Tindak Lanjut
5. KM II
6. KM III
7. KM IV
8. Maternal
selesai dibina
9. Bayi selesai
dibina
10. Balita selesai
dibina
11. Lansia selesai
dibina

12. Penyakit
kronis selesai
Kesehatan Lanjut (-) 7,41 % Trend ↓
2 Usia (Lansia) 40 % 32,59 % dibandingkan
1. Lansia Resti th.2012

1. PRIORITAS MASALAH

Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada di UPTD Puskesmas Ciledug baik
dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan maka, didapatlah 4 (empat)
masalah yaitu :

1. Rendahnya Cakupan Kesehatan Ibu dan Anak


2. Rendahnya Cakupan Balita yang berat badannya naik saat penimbangan
3. Rendahnya Cakupan Pelayanan Imunisasi pada Balita
4. Rendahnya Cakupan Klinik Sanitasi dan Kunjungan Rumah

Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan perlu dilakukan untuk menentukan masalah


kesehatan mana yang perlu mendapat perhatian lebih dari masalah kesehatan lainnya.Untuk
penentuan prioritas masalah kesehatan yang ada, dilakukan menggunakan Analisis USG dengan
mempertimbangkan Kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak)


S : Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan
waktu untuk penaganan masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya
G : keadaan pada saat masalah mulai terlihat dan
sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
1
urgen serius tumbuh

Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah kesehatan.

Tabel
ANALISIS PENETAPAN PRIORITAS MASALAH

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL


Rendahnya Cakupan
1 Kesehatan Ibu dan 4 4 4 12
Anak
Rendahnya Cakupan
Balita Yang Berat
2 3 3 2 8
Badannya naik saat
Penimbangan
Rendahnya Cakupan
3 Pelayanan Imunisasi 3 3 3 9
pada Balita
Rendahnya Cakupan
4 Klinik Sanitasi dan 3 2 2 7
Kunjungan Rumah
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah kesehatan.
Dengan demikian pioritas masalah yang ada di UPTD Puskesmas Ciledug adalah “Rendahnya
Cakupan Kesehatan Ibu dan Anak”

1. PERUMUSAN MASALAH

Identifikasi permasalahan-permasalahan kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja UPTD


Puskesmas Ciledug dilakukan dengan menganalisa data-data hasil cakupan program UPTD
Puskesmas Ciledug dalam kurun satu tahu yaitu pada bulan Januari sampai dengan Desember
tahun 2013. Dari hasil analisa data-data cakupan program tersebut, kemudian didapatkan
beberapa prioritas masalah yang muncul, yang pada akhirnya didapatkan 3 (tiga) pokok masalah
yang akan menjadi prioritas utama dalam pemecahan masalah kesehatan yang ada di wilayah
UPTD Puskesmas Ciledug.

Setelah itu barulah dilakukan pengkajian terhadap ke-3 masalah tersebut, siapa yang terkena dampak
dari permasalahan tersebut, sebesr apa masalah yang ditimbulkan, dimana terjadi masalah tersebut,
kapan masalah tersebut terjadi.

Kapan
Yang terkena Dimana Masalah
No MasalahKesehatan Besarnya Masalah
Masalah TerjadinyaMasalah tersebut
Terjadi
1 Kesehatan Ibu dan  Ibu  Tidak Wilayah Kerja Kurun
Anak:K1 & K4Kn1 Hamil terpantau UPTD Puskesmas waktu 1
s/d N3B2 s/d B12 nya resti Ciledug tahun
 Bayi bumil
 Terjadi
penyulit
pada bumil
yang tidak
diketahui
oleh
petugas
kesehatan

 Penyulit
intra dan
post partum
dapat
menyebabk
an beberapa
kejadian pd
bayi spt
:IUFD,
Asfiksia,
BBLR dll.

Kapan
Yang
Dimana Masalah
No MasalahKesehatan terkena Besarnya Masalah
TerjadinyaMasalah tersebut
Masalah
Terjadi
 Anak/balita
tidak
mempunyai
kekebalan
terhadap
Imunisasi:Semua beberapa Wilayah Kerja Kurun
2 Antigen / Jenis Balita penyakit UPTD Puskesmas waktu 1
imunisasi dasar  Anak/balita Ciledug tahun
dapat mudah
terserang
penyakit

 Timbul wabah
 Gangguan
Perbaikan Tumbuh
3 GiziMasyarakat : Kembang Anak
– Rendahnya
Balita Yang naik  Daya tahan Wilayah Kerja Kurun
Berat Badannya saat Balita anak terhap UPTD Puskesmas waktu 1
Penimbangan- penyakit sangat Ciledug tahun
Tingkat partisipasi rendah
masyarakat di
Posyandu  Kecerdasan
anak menurun
1. PENYEBAB MASALAH

Setelah dilakukan pengkajian terhadap 3 (tiga) pokok masalah, maka dari ketiga pokok masalah
tersebut dianalisa lagi terhadap faktor-faktor resiko yang mempengaruhinya.

Masalah Faktor Resiko (Determinan)


No
Kesehatan Lingkungan Prilaku Yan-Kes Kependudukan
1 Kesehatan – Masih – Sebagian – Promosi – Sebagian
Ibu dan rendahnya besar Kesehatan status sosial
Anak:– perhatian masyarakat kurang- ekonomi masih
K4- Kn1 masyarakat masih Penemuan / rendah- Jumlah
s/d N3- thd menganut pencarian penduduk
B2 s/d B12 kesehatan Paradigma kasus miskin sgt
ibu & anak- sakit- kurang- tinggi- Sasaran
Pengambilan Kurangnya Kurangnya estimasi terlalu
keputusan pengetahuan Koordinasi tinggi–
masih ttg pentingnya lintas Mobilisasi
banyak memeriksakan program masyarakat yang
dilakukan kehamilan- dan lintas tinggi
oleh kepala Kesadaran sektoral –
keluarga masyarakat Kompetensi
masih rendah petugas
dalam kesehatan
menjaga kurang
kesehatan ibu optimal
hamil &
balita- – Tugas
Kesadaran rangkap
masyarakat petugas
masih rendah kesehatan
dalam
pencegahan –
penyakit thd Perencanaan
bumil & balita kurang
sempurna

Masalah Faktor Resiko (Determinan)


No
Kesehatan Lingkungan Prilaku Yan-Kes Kependudukan
2 Imunisasi:– – Ada – Sebagian – Promosi – Sebagian
Semua Antigen / faham dari besar Kesehatan masyarakat
Jenis imunisasi beberapa masyarakat kurang- status sosial
dasar golongan masih Penemuan / ekonomi masih
masyarakat menganut pencarian rendah-
yang Paradigma kasus Mobilisasi
meyakini sakit- kurang- masyarakat yang
vaksin yang Kesadaran Kurangnya tinggi- Sasaran
digunakan masih Koordinasi estimasi terlalu
diragukan rendah lintas tinggi
kehalalannya. tentang program &
pencegahan lintas
penyakit- sektor–
Kurangnya Data
pengetahuan sasaran
tentang estimasi
pentingnya tidak
imunisasi- sinkron
Ada dengan
sebagian data riil
kecil
masyarakat – Tugas
yang rangkap
menolak petugas
anaknya
diimunisasi –
Kompetensi
petugas
kesehatn
belum
optimal


Perencanaan
kurang
sempurna
– Promosi
Kesehatan
kurang-
– Masih
Penemuan /
rendahnya
pencarian
kebiasaan
kasus
memberikan – Sebagian
kurang-
Perbaikan ASI status sosial
Efektivitas
GiziMasyarakat eksklusif- ekonomi masih
meja IV
:– Rendahnya – Kurangnya rendah- Jumlah
posyandu
Balita yang Kebiasaan pengetahuan penduduk
masih
naikberat memberikan tentang miskin sangat
rendah-
3 badannya makanan makanan tinggi-
Kurangnya
saatPenimbangan- padat bergizi- Banyaknya
Koordinasi
Rendahnya sebelum Pola makan Jumlah anak
lintas
Tingkat partisipasi wktunya yang kurang dengan berat
program &
masyarakat di baik- badan kurang–
lintas
Posyandu Malas Jarak kelahiran
sektor
membawa dekat

anak balita
Kompetensi
ke
petugas
posyandu
kesehatan
belum
optimal

Gambar 1

POHON MASALAH

PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK BELUM OPTIMAL

(Pernyataan Negatif)

4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

Sebab
2D
2B
2C
2A
JUMLAH SASARAN IBU HAMIL RIIL DI LAPANGAN TIDAK SESUAI DENGAN
SASARAN ESTIMASI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

KURANGNYA KOORDINASI DENGAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL


ADANYA TUGAS RANGKAP PADA PETUGAS KESEHATAN IBU DAN ANAK
KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL
3D
3C
3B
3A
KURANG SEMPURNANYA PERENCANAAN KEGIATAN PEMANTAUAN WILAYAH
SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK
KURANGNYA PENEMUAN / PENCARIAN IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
KURANGNYA KOORDINASI LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR
KURANGNYA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PENTINGNYA MEMERIKSAKAN
KEHAMILAN KE PUSKESMAS

Keterangan :

– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya Cakupan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak)

– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Ibu Hamil Riil di Lapangan tidak
sesuai dengan Sasaran Estimasi Ibu Hamil).
– Penyebab Spesifik Dominan No.3D (Kurangnya Sempurnanya Perencanaan Kegiatan
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak)

– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Belum
Optimal)

ANALISIS USG

Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak


Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan
S :
dengan waktu untuk penaganan masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah
G : buruknya keadaan pada saat masalah mulai
terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
1
urgen serius tumbuh

Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah poko


yang dominan

TabelANALISIS PENETAPAN PENYEBAB


MASALAH POKOK YANG DOMINAN

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL


Kurangnya koordinasi
1 dengan lintas program dan 3 3 3 9
lintas sektoral
Kompetensi Petugas
2 3 3 2 8
Kesehatan belum Optimal
Adanya tugas rangkap pada
3 petugas kesehatan ibu dan 2 2 2 6
anak
Jumlah sasaran Ibu Hamil
riil di lapangan tidak sesuai
4 4 4 4 12
dengan sasaran estimasi
Ibu Hamil di wilayah kerja

Gambar 1

POHON MASALAH

PELAYANAN IMUNISASI BELUM OPTIMAL

(Pernyataan Negatif)

4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN IMUNISASI

Sebab
2D
2B
2C
2A
JUMLAH SASARANRIIL BALITA DI LAPANGAN TIDAK SESUAI DENGAN SASARAN
ESTIMASI BALITA
KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL
DUKUNGAN LINTAS PROGRAM & LINTAS SEKTORAL BELUM OPTIMAL
ADANYA TUGAS RANGKAP PADA PETUGAS IMUNISASI
3D
3C
3B
3A
KURANG SEMPURNANYA PERENCANAAN KEGIATAN PEMANTAUAN WILAYAH
SETEMPAT IMUNISASI
MASYARAKAT MASIH MENGANUT PARADIGMA SAKIT
MOBILISASI PENDUDUK YANG TINGGI
KURANGNYA PROMOSI KESEHATAN

Keterangan :

– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya Cakupan
Imunisasi)

– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Riil di Lapangan tidak sesuai dengan
sasaran estimasi).

– Penyebab Spesifik Dominan No.3D (Perencanaan Kegiatan Pemantauan Wilayah


Setempat Kurang Sempurna)

– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Imunisasi Belum Optimal)

ANALISIS USG

Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak


Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan
S :
dengan waktu untuk penaganan masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah
G : buruknya keadaan pada saat masalah mulai
terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
1
urgen serius tumbuh

Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah poko


yang dominan

Tabel
ANALISIS PENETAPAN PENYEBAB MASALAH
POKOK YANG DOMINAN

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL


Dukungan Lintas Program
1 dan Lintas Sektoral belum 3 3 3 9
Optimal
Adanya Tugas rangkap pada
2 3 3 2 8
petugas imunisasi
Kompetensi Petugas
3 2 2 2 2
Keshatan belum Optimal
Jumlah sasaran riil balita
di lapanagan tidak sesuai
4 4 4 4 12
dengan sasaran estimasi
balita
Gambar 1

POHON MASALAH

PELAYANAN PERBAIKAN GIZI BELUM OPTIMAL

(Pernyataan Negatif)

4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN BALITA YANG NAIK BERAT BADANNYA SAAT
PENIMBANGAN

Sebab
2D
2B
2C
2A
BANYAKNYA JUMLAH BALITA DENGAN BERAT BADAN KURANG
SAAT PENIMBANGAN BALITA BANYAK BALITA YANG TIDAK DATANG
KURANGNYA KOORDINASI DENGAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL
KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL
3D
3C
3B
3A
KURANG BERFUNGSINYA MEJA IV (PENYULUHAN) DI POSYANDU
KURANGNYA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENTINGNYA MAKANAN
BERGIZI
KURANGNYA PERHATIAN PETUGAS TERHADAP BALITA DENGAN BERAT BADAN
KURANG
KURANGNYA PROMOSI KESEHATAN

Keterangan :

– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya Cakupan
Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat)

– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Banyaknya Jumlah Balita dengan Berat Badan
Kurang).

– Penyebab Spesifik Dominan No.3D (Kurang berfungsinya meja IV (Penyuluhan) di


Posyandu)

– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat Belum
Optimal)

ANALISIS USG

Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak


Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan
S :
dengan waktu untuk penaganan masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah
G : buruknya keadaan pada saat masalah mulai
terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
urgen serius tumbuh

Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah poko


yang dominan

Tabel
ANALISIS PENETAPAN PENYEBAB MASALAH
POKOK YANG DOMINAN

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL


Kurangnya koordinasi dengan
1 lintas program dan lintas 3 3 3 9
sektoral
Saat penimbangan balita
2 3 3 2 8
banyak balita tidak datang
Kompetensi petugas
3 kesehatan ibu dan anak belum 2 2 2 6
optimal
Banyaknya jumlah balita
4 4 4 4 12
dengan berat badan kurang

1. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Alternati Pemecahan
Prioritas Penyebab
No Pemecahan Masalah
Masalah Masalah
Masalah Terpilih
1 Kesehatan Ibu – Kurangnya – Meningkatkan – Peningkatan
dan Anak:– Koordinasi Pemantauan pengetahuan
K4– Kn1 s/d lintas program wilayah setempat Ibu hamil
melalui kelas
Ibu –
Pelacakan dan
pendampingan
dan lintas bumil K4 –
kesehatan ibu dan
sektoral- Kunjungan
anak oleh petugas-
Kompetensi rumah bumil
Evaluasi
petugas baru P4K –
Pemantauan
kesehatan Evaluasi
wilayah setempat
kurang program
kesehatan ibu dan
optimal-
anak-
Tugas rangkap –
Refresing/pelatihan
petugas Meningkatkan
kader ttg P4K-
kesehatan- Pemantauan
Peningkatan
Sasaran wilayah
pengetahuan Ibu
estimasi setempat
hamil melalui kelas
terlalu tinggi kesehatan ibu
Ibu
dan anak oleh
N3– B2 s/d
– Kurangnya petugas
B12 – Pelaksanaan
pengetahuan
PMT Bumil KEK
ttg pentingnya – Evaluasi
memeriksakan Pemantauan
– Pelacakan dan
kehamilan wilayah
pendampingan
setempat
bumil K4
– kesehatan ibu
Penemuan / dan anak
– Kunjungan
pencarian
rumah bumil baru
kasus kurang – Pelaksanaan
P4K
PMT Bumil
– KEK
– Koordinasi lintas
Perencanaan
program dan lintas
kurang – Koordinasi
sektor
sempurna lintas program
dan lintas
sektoral


2 Imunisasi:– – Kurangnya – Meningkatkan – Penyuluhan
Cakupan semua Koordinasi Pemantauan tentang
antigen rendah lintas program wilayah setempat pentingnya
dan lintas imunisasi oleh imunisasi bagi
sektoral- petugas- Evaluasi balita di
Tugas rangkap Pemantauan posyandu–
petugas wilayah setempat Sweeping
kesehatan- imunisasi- imunisasi–
Kompetensi Sweeping Koordinasi
petugas
kesehatan
kurang
optimal-
lintas program
Sasaran
dan lintas
estimasi
imunisasi- sektoral–
terlalu tinggi
Penyuluhan tentang Evaluasi
pentingnya program
– Promosi
imunisasi bagi
Kesehatan
balita di posyandu –
kurang
Meningkatkan
– Pemantauan
– Mobilisasi
Refresing/pelatihan wilayah
penduduk
kader ttg materi setempat
tinggi
kesehatan di imunisasi oleh
posyandu petugas
– Sebagian
besar
– Koordinasi lintas – Evaluasi
masyarakat
program dan lintas Pemantauan
masih
sektor wilayah
menganut
setempat
Paradigma
imunisasi
sakit


Perencanaan
kurang
sempurna
3 Perbaikan – Kurangnya – Meningkatkan – Penyuluhan
GiziMasyarakat Koordinasi Pemantauan kepada
:– Cakupan lintas program wilayah setempat masyarakat ttg
balita yang naik dan lintas gizi oleh petugas- pentingnya
berat badannya sektoral- Evaluasi memelihara
pada saat Malas Pemantauan kesehatan bayi
posyandu membawa wilayah setempat & balita di
rendah anak balita ke gizi- posyandu–
posyandu- Refresing/pelatihan Rujukan
Kompetensi kader ttg materi berjenjang
petugas kesehatan di balita dengan
kesehatan posyandu- berat badan
kurang Penyuluhan kepada kurang–
optimal- masyarakat ttg Pemberian
Banyaknya pentingnya PMT
jumlah anak memelihara Pemulihan
balita dengan kesehatan bayi & bagi balita
berat badan balita di posyandu dengan berat
badan kurang
kurang (BGM)/KEP
nyata–
– Promosi Evaluasi
Kesehatan program
kurang – Penyuluhan
kepada masyarakat –
– Petugas ttg Gizi & ASI Meningkatkan
kurang Ekslusif Pemantauan
perhatian wilayah
terhadap balita – Pemberian PMT setempat gizi
dengan berat Pemulihan bagi oleh petugas
badan kurang balita dengan berat
badan kurang – Evaluasi
– Kurangnya (BGM)/KEP nyata Pemantauan
pengetahuan wilayah
ttg mkn – Monitoring PMT setempat gizi
bergizi Pemulihan Balita
Gizi Kurang – Monitoring
– Efektivitas BGM/Gizi buruk PMT Pemulihan
meja IV oleh Petugas Balita Gizi
posyandu Kesehatan Kurang
masih rendah BGM/Gizi
buruk oleh
Petugas
Kesehatan

Alternatif pemecahan masalah didapatkan berdasarkan brainstorming anggota tim yang


kemudian akan didapatkan pemecahan masalah terpilih yang diperoleh dengan menggunakan
analisis USG.

ANALISIS USG

Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak


Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan
S :
dengan waktu untuk penaganan masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah
G : buruknya keadaan pada saat masalah mulai
terlihat dan sesudahnya)
PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
1
urgen serius tumbuh

Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah poko


yang dominan

TabelANALISIS ALTERNATIF PEMECAHAN


MASALAH

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL


Pelacakan dan
1 4 4 4 12
pendampingan bumil K4
Kunjungan rumah bumil baru
2 3 3 3 9
P4K
Peningkatan pengetahuan Ibu
3 2 2 2 6
hamil melalui kelas Ibu
4 Evaluasi program 5 3 3 11

Alternatif pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak adalah melaksanakan pelacakan dan
pendampingan ibu hamil K4.

ANALISIS USG

Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak


S : Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan
dengan waktu untuk penaganan masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah
G : buruknya keadaan pada saat masalah mulai
terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
1
urgen serius tumbuh

Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah poko


yang dominan

TabelANALISIS ALTERNATIF PEMECAHAN


MASALAH

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL


1 Sweeping imunisasi 4 4 4 12
Penyuluhan tentang
2 pentingnya imunisasi bagi 3 3 2 8
balita di posyandu
Koordinasi lintas program
3 2 2 2 6
dan lintas sektoral
4 Evaluasi program 3 3 3 9

Alternatif pemecahan masalah imunisasi adalah melaksanakan sweeping imunisasi pada


balita.

ANALISIS USG
Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak


Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan
S :
dengan waktu untuk penaganan masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah
G : buruknya keadaan pada saat masalah mulai
terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
1
urgen serius tumbuh

Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah poko


yang dominan

TabelANALISIS ALTERNATIF PEMECAHAN


MASALAH

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL


Penyuluhan kepada
masyarakat ttg pentingnya
1 2 2 2 6
memelihara kesehatan bayi &
balita di posyandu
Pemberian PMT Pemulihan
bagi balita dengan berat
2 3 3 2 8
badan kurang (BGM)/KEP
nyata
3 Rujukan berjenjang balita 4 4 4 12
dengan berat badan
kurang
4 Evaluasi program 3 3 3 9

Alternatif pemecahan masalah perbaikan gizi masyarakat adalah dilakukannya rujukan


berjenjang untuk kasus-kasus balita dengan berat badan kurang.

1. CARA PEMECAHAN MASALAH (IDENTIFIKASI KEGIATAN)

Prioritas Penyebab Pemecahan


No
Masalah Masalah Masalah Terpilih
– Kurangnya
Koordinasi lintas
program dan lintas
sektoral-
Kompetensi
petugas kesehatan
kurang optimal-
Tugas rangkap – Pelacakan dan
petugas pendampingan
kesehatan- bumil K4 –
Sasaran estimasi Kunjungan rumah
Kesehatan Ibu
terlalu tinggi bumil baru P4K –
dan Anak:–
1 Peningkatan
K4- Kn1 s/d
– Kurangnya pengetahuan Ibu
N3- B2 s/d B12
pengetahuan ttg hamil melalui kelas
pentingnya Ibu – Evaluasi
memeriksakan program
kehamilan

– Penemuan /
pencarian kasus
kurang

– Perencanaan
kurang sempurna
2 Imunisasi:– – Kurangnya – Penyuluhan
Semua Antigen / Koordinasi lintas tentang pentingnya
Jenis imunisasi program dan lintas imunisasi bagi
dasar sektoral- Tugas balita di posyandu–
rangkap petugas Sweeping
kesehatan-
Kompetensi
petugas kesehatan
kurang optimal-
Sasaran estimasi
terlalu tinggi

– Promosi imunisasi–
Kesehatan kurang Koordinasi lintas
program dan lintas
– Mobilisasi sektoral– Evaluasi
penduduk tinggi program

– Sebagian besar
masyarakat masih
menganut
Paradigma sakit

– Perencanaan
kurang sempurna
3 Perbaikan – Kurangnya – Penyuluhan
GiziMasyarakat Koordinasi lintas kepada masyarakat
:– Balita dgn program dan lintas ttg pentingnya
berat sektoral- Malas memelihara
badankurang membawa anak kesehatan bayi &
(BGM) / KEP balita ke balita di posyandu–
nyata posyandu- Rujukan berjenjang
Kompetensi balita dengan berat
petugas kesehatan badan kurang–
kurang optimal- Pemberian PMT
Banyaknya jumlah Pemulihan bagi
anak balita dengan balita dengan berat
berat badan kurang badan kurang
(BGM)/KEP nyata–
– Promosi Evaluasi program
Kesehatan kurang

– Petugas kurang
perhatian terhadap
balita dengan berat
badan kurang

– Kurangnya
pengetahuan ttg
mkn bergizi
– Efektivitas
meja IV
posyandu masih
rendah

BAB. IV

RENCANA USULAN KEGIATAN

Rencana Usulan Kegiatan yang disusun adalah rencana Usulan kegiatan untuk tahun 2015.
Dimana rencana usulan kegiatan ini sumber dananya berasal dari APBD dan APBN
(Jamkesmas / BOK).

Dalam Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Ciledug tahun 2014 ini, meliputi upaya
kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang yaitu berupa :

a) Kegiatan tahuanan yang akan datang (meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional
dan program hasil analisis masalah)

b) Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun 2013

c) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format
RUK Puskesmas yaitu dalam bentuk matrik.

Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Ciledug tahun 2015, di susun dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun
daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia
di Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Ciledug tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.1
sebagai berikut :

BAB V.

PENUTUP

Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah
kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan
penunjang.

Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas Yang dibiayai
oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya dan untuk kebutuhan satu
tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Dengan telah disusun Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Ciledug tahun 2015 ini,
semoga di tahun mendatang UPTD Puskesmas Ciledug dapat melaksanakan fungsinya sebagai
ujung tombak pembangunan kesehatan masayarakat secara maksimal sehingga dapat tercipta
Masyarakat dan Lingkungan yang sehat di kelurahan Jagasatru.

Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh UPTD Puskesmas Ciledug, untuk
kemajuan kami sebagai petugas kesehatan juga untuk kemajuan masyarakat Kelurahan Jagasatru.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah
membatu dalam penyelesaian Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Ciledug tahun 2015
ini.

b)ANALISA PERAN SERTA MASYARAKAT

Peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ciledug sudah cukup baik, yang

ditandai dengan adanya kepengurusan Kampung Siaga di seluruh RW, di Kelurahan

Jagasatru.

Kegiatan Kampung Siaga di wilayah kerja Puskesmas Ciledug juga telah mendapatkan

prestasi yang cukup membanggakan, yaitu sebagi juara pertama lomba Kampung

Siaga tingkat Propinsi Jawa Barat yang diraih oleh Kampung Siaga RW 02

Kutagara Utara, pada tahun 2008 .

Selain Kegiatan Kampung Siaga juga terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan

peran serta masyarakat, yaitu pembentukan Tim Verifikasi dan Tim Validasi

masyarakat miskin di masing masing RW yang berperan dalam menentukan sasaran

masyarakat miskin yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan melalui progam

Jamkesmas. Tim tersebut di bentuk berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh

warga masyarakat kemuadian akan disahkan oleh pihak Kelurahan dan Kecamatan

melalui Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Lurah dan Camat.

Pada tahun 2010 di Kecamatan Pekalipan, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas

Ciledug, terdapat kegiatan remaja peduli lingkungan. Kegiatan tersebut adalah

hasil kerjasama Lintas Sektoral dengan pihak swasta yaitu PDAM Kota Cirebon.

Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh remaja peduli lingkungan adalah penanaman

pohon di seluruh RW di Kecamatan Pekalipan dan telah dilatih RW Percontohan yaitu

RW 10 Kelurahan Jagasatru dalam pengelolaan sampah rumah tangga untuk dibuat

kompos.
Prestasi lain yang merupakan bukti peran serta masyarakat Kelurahan Jagasatru

sudah baik khususnya di bidang adalah diraihnya Juara II Lomba Ponsyandu

Tingkat Kota Tahun 2012 oleh Posyandu Anggrek RW 08 Jagasatru.

Di samping itu, terdapat beberapa kegiatan lain yang merupakan hasil kerjasama

Puskesmas dengan lintas sektoral, diantara yaitu :

1) kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah bekerjasama dengan

Dinas Pendidikan dan Departemen Agama.


2) Pelaksanaan Donor darah di wilayah RW 8, RW 9 dan RW 10

Kelurahan Jagasatru bekerjasama dengan Hotel Intan.


3) Rapat Koordinasi bulanan dengan para kader, PKK dan PLKB di

Kelurahan Jagasatru.
4) Forum Koordinasi Imunisasi bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK,

IBI, PC Muslimat.
5) kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah bekerjasama dengan

beberapa PAUD (Pendidkan Anak Usia Dini) binaan BPMPPKB di wilayah

Kelurahan Jagasatru.
6) Kegiatan Siaga Bencana dengan kader, RW, Kelurahan Jagasatru dan

Kecamatan
Pekalipan.
7) Kegiatan RSBM (Rumah Sakit Berbasis Masyarakat) bekerja sama

dengan jejaring RSBM wilayah Kecamatan Pekalipan yaitu dokter

spesialis kandungan RSPAD (Rumah Sakit Panti Adi Dharma), dokter

spelialis anak RS Ciremai dan dokter spesialis Jantung RS Gunung Jati

Cirebon. Jejaring Kegiatan RSBM ini dibangun dimulai dari peran serta

masyarakat (kader posyandu) dalam melakukan deteksi dini ibu hamil

resiko tinggi dan bayi / balita resiko tinggi di masyarakat.


8) Kegiatan LKB HIV-AIDS (Layanan Komprehensip Berkesinambungan

HIV-AIDS)
9) dan Pembinaan Kelompok Remaja di Kelurahan Jagasatru, Tim LKB

UPTD Puskesmas Ciledug bekerja sama dengan BPMPPKB, KPA, LSM

Cipta Rasa, Duta Remaja, kader kesehatan, kader remaja dan seluruh

RW Kelurahan Jagasatru.

Anda mungkin juga menyukai