PUSKESMAS salatiga
TAHUN
TAHUN2020
2020
BAB. I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh
manajemen dengan baik. Manajemen puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan,
Tahun 2000, daerah mempunyai wewenang yang besar untuk menentukan masalah
kesehatan yang harus diprioritaskan dan intervensi yang perlu dilakukan serta
menentukan berapa besar anggaran yang diperlukan. Disamping itu juga mempunyai
Dengan penyususan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) ini diharapkan semua komponen
Puskesmas Ciledug .
b) Mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang ada di wilayah kerja
lintas sektoral.
c) Menganalisis hambatan, yaitu menganalisis kemungkinan hambatan yang akan
lintas program dan lintas sektor untuk mengatasi permasalahan yang ada.
e) Mengetahui program-program prioritas apa saja yang akan dilaksanakan oleh
Agar Puskesmas dapat bekerja dengan baik, searah dan sesuai dengan kebijakan
baik yang ada di Dinas Kesehatan Kota Tangerang maupun kebijakan dari Pusat
Pemerintahan kota TAngerang , maka UPTD Puskesmas Ciledug pada tahun 2014 ini
VISI
MISI
Ciledug
Puskesmas Ciledug
Puskesmas Ciledug.
STRATEGI
jajaran UPTD Puskesmas Ciledug baik pelayanan dalam gedung maupun luar
gedung
efisien.
MOTO
NILAI ORGANISASI
1. Tanggung Jawab
2. Empati
3. Profesional
4. Aman
5. Terpadu
Dengan Visi, Misi, Strategi , Moto serta Nilai Organisasi pelayanan yang jelas, maka
dapat berjalan dengan baik, bermutu, inovatif, terpercaya, responsif dan akurat
BAB. II
GAMBARAN UMUM
1. ANALISA SITUASI
1. Analisa Geografi
wilayah kerja : 397,93 Ha, Jarak yang terjauh dari Puskesmas Ciledug
kesehatan salah satunya dapat dilihat dari keadaan dan kondisi geografis wilayah
Adapun situasi geografis di wilayah kerja Puskesmas Ciledug dapat dilihat pada
Gambar 1.
Sumber BPS 2014 Kecamatan Ciledug
Dari Tabel 2.1 di atas, waktu tempuh yang digunakan untuk mencapai ke fasilitas
kesehatan yaitu Puskesmas Ciledug relatif singkat, waktu tempuh yang terjauh 30
menit dan waktu tempuh yang terdekat 15 menit ini diukur dengan menggunakan
Sudimara Timur yang berjarak ± 1.5 km dengan jarak tempuh ± 30 menit dengan
1. Kependudukan / Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ciledug Tahun 2014 berdasarkan BPS
Kecamatan Ciledug Kota Tangerang Tahun 2014 sebanyak 67.550 jiwa, yang terdiri
dari 37.744 penduduk laki-laki dan 29.806 penduduk perempuan, dengan jumlah
(32,1%) jiwa dan yang paling sedikit adalah Kelurahan Sudimara Timur yaitu 12.077
(17.88%) jiwa.
Secara rinci jumlah kepala keluarga, rumah dan penyebaran penduduk di wilayah
penduduk, yaitu:
sangat padat dengan tingkat kepadatan lebih besar dari 401 jiwa/km2).
Luas wilayah kerja Puskesmas Ciledug menurut data yang kami peroleh dari BPS
Kecamatan Ciledug Kota Tangerang yaitu 397.93 Ha meliputi 51 RW dan 173 Rt,
dengan cara pembagi jumlah penduduk dengan luas daerah maka dapat diketahui
dengan tingkat hunian rata-rata 3 jiwa/rumah dan ini termasuk dalam tingkat
hunian kurang padat sehingga tidak terlalu potensial terhadap penularan penyakit.
Penyebaran dan kepadatan penduduk di masing – masing RW di wilayah kerja
Puskesmas Ciledug berkisar antara 110 jiwa/km2 sampai dengan 202 jiwa/km2.
Komposisi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang ada
di wilayah kerja Puskesmas Ciledug dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.
Rasio beban tanggungan atau disebut juga rasio tanggungan keluarga adalah
perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif (penduduk usia muda dan
penduduk usia lanjut) dengan jumlah penduduk usia produktif.
P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+ = Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas)
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)
yang berarti setiap 100 jiwa penduduk produktif harus menanggung kurang lebih
35 jiwa yang tidak produktif, tingginya rasio beban tanggungan yang mencapai
Kecamatan Ciledug, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan usia
produktif, harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan usia yang tidak produktif.
perempuan dalam satu daerah dan waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam
Rasio jenis kelamin biasanya dihitung dengan menggunakan jumlah pria yang
terdapat dalam penduduk tertentu dan kemudian di bagi oleh jumlah perempuan
yang temasuk kedalam penduduk itu juga, dengan demikian ratio jenis kelamin sesuai
Rasio jenis kelamin penduduk Wilayah Kecamatan Ciledug dapat dihitung dengan
Keterangan:
Dari perhitungan diatas diperoleh rasio jenis kelamin sama dengan 106, maka bisa
dikatakan bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 106 penduduk laki-laki.
Berdasarkan dari data yang ada ternyata jumlah penduduk perempuan (31.718
jiwa) di Wilayah kerja Puskesmas Ciledug lebih sedikit dari jumlah penduduk laki-
laki (33.850 jiwa) dengan Sex Ratio 106,72 %, oleh karenanya selain perlu
memberikan perhatian pada penduduk golongan perempuan upaya yang lebih intensif
juga perlu dilakukan terhadap penduduk golongan laki-laki sebagai pencari nafkah
pada keluarganya.
Ciledug dapat dilihat pada Tabel 4 tentang Komposisi Penduduk Laki-laki dan
Perempuan.
Sumber BPS Kecamatan Ciledug
miskin di wilayah kerja Puskesmas Ciledug terdiri dari 8196 jiwa (12.48%) dari
jumlah penduduk 65.568 jiwa, tentunya ini juga merupakan permasalahan yang
Sampai Tahun 2015 data terbaru dari BPS kecamatan Ciledug jumlah
penduduk yang memiliki mata pencaharian tetap adalah 17.828 (27.19%) jiwa ,
diluar dari penduduk yang memiliki mata pencaharian tidak tetap yaitu 1743
sebanyak 3099 orang (17.38%) serta PNS 2980 orang (16.71%) orang .
penghasilan hanya 27.19% hal ini dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap daya
beli masyarakat yang dampak nya adalah akan berpotensi kepada generasi penerus
yang tidak mendapatkan gizi yang sesuai dengan kebutuhan mereka sehingga potensi
terkena penyakit akan meningkat. Data penduduk berdasarkan mata pencaharian di
PENDIDIKAN
orang (38,07 %) dan masih banyak yang hanya pernah bersekolah SD dan yang tidak
tamat SD mencapai 7089 orang (13.76%) hal ini tentunya sangat mempengaruhi
terhadap status sosial ekonomi masyarakat, dimana akan berdampak pula pada
Perlu adanya antisipasi kedepan dengan bekerjasama antara Lintas Sektoral seperti
Kelurahan, Kecamatan, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan agar tidak bertambah
lagi jumlah anak yang hanya lulusan SD, maupun yang hanya bisa baca tulis saja
diberbagai sektor.
Ciledug mempunyai sasaran kelompok rentan lain yang akan menerima pelayanan
kesehatan dipuskesmas yaitu meliputi ibu hamil, ibu bersalin dan balita (Tabel 7).
Dimana data tersebut adalah data hasil proyeksi/estimasi tingkat kota. Data
miskin. Di wilayah kerja Puskesmas Ciledug, jumlah penduduk miskin yang mendapat
optimal pada masyarakat miskin selain perbaikan dalam bidang ekonomi tentumya.
Sumber Dinas Kesehatan Kota Tangerang
2. DATA-DATA PUSKESMAS
a) DATA KETENAGAAN
Puskesmas Ciledug mempunyai tenaga 29 orang karyawan dengan rincian dapat dilihat pada
Tabel 9 di bawah ini :
Tabel 9
Sumber : Data Puskesmas Ciledug 2015
ketenagaam di Puskesmas Ciledug sebagai Puskesmas non rawat inap yang berada di
dokter umum dan dokter gigi kecuali tenaga perawat dan tenaga administrasi ysng
Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan
kesehatan. Obat adalah bahan atau paduan bahan bahan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
pelayanan farmasi klinik yaitu penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat,
dana, sarana, prasarana dan metode tatalaksana yang sesuai dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan. Ketersediaan obat dan bahan habis pakai di UPT Puskesmas
Ciledug masih mengacu pada biaya APBD II Dinas Kesehatan Kota Tangerang melalui
usulan kebutuhan obat yaitu LPLPO ( Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan
Obat) dan RKO (Rencana Kebutuhan Obat Tahunan) yang selama ini sudah
terealisasi adapun kebutuhan obat melalui program JKN sampai saat ini masih belum
terealisasi.
I. Obat-obatan
1. Adanya kekosongan obat di gudang untuk beberapa macam obat yang
loratadin tab.
2. Tidak tersedianya obat yang dibutuhkan untuk pelayanan di Puskesmas yaitu
pada APBD II Dinas Kesehatan Kota Tangerang, melalui usulan kebutuhan RKA
melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang masih dikelola oleh Dinas
Kesehatan Kota Tangerang. Keadaan Peralatan yang ada di UPT Puskesmas Ciledug
(terlampir).
TABEL 10
d) PEMBIAYAAN PUSKESMAS
pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan puskesmas yaitu:
TABEL 11
pengadaan peralatan kesehatan yaitu masih mengacu pada APBD II Dinas Kesehatan
Kota Tangerang melalui usulan RKA Dinkes dan Musrembang Puskesmas dan
(JKN) yang masih dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Keadaan sarana
kesehatan ibu dan anak. Upaya kesehatan bukan oleh pemerintah saja, peran serta masyarakat
merupakan unsur mutlak dalam kegiatan upaya kesehatan, kemandirian masyarakat diperlukan
untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalin upaya pemecahannya sendiri adalah kunci
kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat sebagai contoh
di UPT Puskesmas Ciledug Peran serta masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan terwujud dari
terbentuknya posyandu, posbindu , kegiatan mitra dukun bayi dan bidan ( walaupun sudah tidak
ada dukun bayi di wilayah UPT Puskesmas Ciledug), serta terlatihnya kader-kader kesehatan
TABEL 13
cakupan program Kesling di UPT Puskesmas Ciledug Tahun 2015 adalah sebagai
berikut :
TABEL 14
h) Data Kematian
Penurunan angka kematian merupakan Mdgs ke-5 dari target pembangunan kesehatan
sekaligus merupakan indeks utama untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Target mdgs
adalah penurunan AKI sebesar ¾ dari kondisi tahun 1990 atau sekitar 102/100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 dan penurunan AKB menjadi 23/1000. Tetapi faktanya AKI di
Indonesia termasuk yang tertinggi di ASIA dan masih jauh dari target Mdgs tersebut.
Informasi data kematian yang terlaporkan di wilayah kerja UPT Puskesmas
Ciledug adalah sebagai berikut :
TABEL 15
i) DATA KUNJUNGAN
Data kunjungan pasien yang di laporkan di UPT Puskesmas Ciledug Tahun 2015
TABEL 17
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di
kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan daerah tertentu.
berikut :
TABEL 18
TABEL KEJADIAN LUAR BIASA
gedung serta cakupan bayi yang mendapat Asi ekslusif, hasil cakupan
Puskesmas yang bersangkutan. Berikut ini akan ditampilkan hasil cakupan program
UPTD Puskesmas Ciledug, yang terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya
Kesehatan Pengembangan .
pembinaan kelurahan siaga serta pendataan bayi yang mendapat Asi Ekslusif, uraian
I.1. PHBS
TABEL 10
PERSENTASE RUMAH TANGGA BER PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
DI PUSKESMAS CILEDUG KOTA TANGERANG
TAHUN 2015
2015, dan terendah adalah 97.50 % sehingga masih diperlukan lagi peningkatan
kegiatan sosialisasi dan pemantauan rumah ber PHBS pada tahun yang akan datang
dengan didukung dana yang memadai yang berasal dari APBD,BOK atau JKN.
TABEL 11
JUMLAH DAN PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA
Persentase posyandu menurut strata tertinggi adalah posyandu dengan strata Purnama mencapai 70.59
% pada tahun 2015 dibandingkan tahuna sebelumnya baru mencapai 50% namun masih diperlukan
Beberpa Intervensi posyandu pada tingkat ini yaitu :
- Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan masyarakat menentukan sendiri
pengembangan program di Posyandu.
- Pelatihan Dana Sehat, agar di Kelurahan tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan
cakupan anggota minimal 50% kk atau lebih.
Kegiatan Penyuluhan baik itu di luar gedung atau di dalam gedung Puskesmas termasuk bagian
dari kegiatan Promosi Kesehatan yang merupakan langkah awal dari kegiatan promotif dari segi
kesehatan. Rata-rata kegiatan penyuluhan di UPT Puskesmas Ciledug adalah 1x untuk setiap materi
penyuluhan yang tertera dalam tabel 12, hal ini disebabkan pendanaan kegiatan penyuluhan sebagian
besar adalah dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), serta dana rutin APBD II .
Hasil cakupan Upaya Program Promosi Kesehatan baik yang dilakukan di dalam dan diluar
gedung di wilayah kerja Puskesmas Ciledug secara umum telah berjalan dengan cukup baik.
Namun kegiatan pembinaan UKBM, pembinaan pemberdayaan masyarakat melalui RW siaga
aktif dan kegiatan promosi kesehatan individu dan keluarga melalui kunjungan rumah perlu
ditingkatkan lagi untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya menjaga dan
memelihara kesehatan pribadi, keluarga dan masyarakat dengan demikian upaya untuk
meningkatkan strata UKBM dapat agar mencapai strata mandiri dan terciptanya kampung siaga
aktif dapat terwujud sesuai harapan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan perorangan
dan kelompok di tiap kampung/RW melalui pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
seluruh wilayah kerja Puskesmas Ciledug.
Kesenjangan K1 dan K4 pada tahun 2013 ini tidak terlalu besar (3,74%) dibandingkan tahun 2012
(12,86%), itu artinya masih ada sekitar 9 bumil yang belum masuk K4.
Diperlukan kerjasama aktif antara petugas kesehatan, petugas kesehatan dengan kader
kesehatan melalui kunjungan rumah dalam penemuan dan pemantauan ibu hamil serta neonatal
sehingga penanganan kasus resti baik pada ibu hamil atau pun neonatal dapat dilakukan sedini
mungkin dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi.
Diharapkan semua petugas memahami definisi operasional untuk tiap cakupan sehingga dapat
menghitung cakupan dengan benar. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil cakupan yaitu
dengan memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai SOP, tertib administrasi KIA serta
meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral.
Evaluasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap hasil cakupan KIA oleh petugas dan
seluruh binwil adalah upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil cakupan
program KIA.
Hasil cakupan pelayanan KB sudah cukup baik, trend 2011 – 2013 menunjukan peningkatan dari
tahun ke tahun. Secara kualitas, pencapaian ini perlu diperhatikan lagi, oleh karena masih banyak
akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi yang kurang mantap terutama akseptor yang telah
memiliki dua anak atau lebih.
Upaya pendekatan dan promosi pada klien/masyarakat oleh petugas puskesmas, kader, lintar
sektor dengan BKKBN tentang Pengetahuan KB bagi Masyarakat perlu lagi digalakkan agar
akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih mau dengan kesadarannya sendiri untuk
menggunakan alat kontrasepsi yang lebih mantap. Serta bagi klien yang baru memiliki satu anak
mau untuk menunda kehamilannya sampai anak tersebut melewati masa balitanya.
Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut diatas dapat menekan laju pertumbuhan penduduk
khususnya di Kelurahan Jagasatru sehingga kepadatan penduduk dapat berkurang.
Hasil kegiatan MTBM /MTBS UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2011 – 2013 sudah cukup baik.
Dari kegiatan ini telah dapat menjaring beberapa kasus yang berpotensi menjadi wabah seperti
campak, diare serta kasus – kasus yang harus segera mendapat penanganan yang cepat dan tepat
seperti misalnya demam tinggi, pneumonia dll.
Dalam rangka menurunkan angka kematian balita, masih diperlukan kerjasama yang aktif,
evaluasi yang intensif dan berkesinambungan antara petugas lintas program, agar pelaksanaan
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian
program MTBS diharapkan akan dapat menjaring balita resti / yang sakit, sehingga penangannya
dapat dilakukan sedini mungkin.
Kegiatan MTBM/MTBS ini harus terus dilaksanakan secara berkesinambungan agar cakupan
program-program yang lain ikut tercapai. Diperlukan kerjasama yang baik antara lintas program
dalam kesinambungan program MTBM/MTBS ini.
Kunjungan rumah dalam rangka inspeksi sanitasi perumahan, penilaian rumah sehat, perlu
ditingkatkan lagi melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor agar terwujudnya wilayah
kelurahan jagasatru yang bersih dan sehat dengan demikian diharapkan derajat kesehatan
masyarakat Kelurahan Jagasatru pun akan meningkat.
Secara kualitas masih ada yang harus ditingkatkan lagi antara lain perlunya perhatian
khusus/intervensi lebih intensif mengenai peningkatkan berat badan tiap kali penimbangan
oleh karena masih ada sebanyak 31,7% balita yang tidak mengalami peningkatan berat badan
pada saat penimbangan. Diperlukan kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas sektor
dalam pembinaan/intervensi balita yang tidak/sulit naik berat badannya tersebut.
Jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Ciledug mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, diharapkan penurunan ini diikuti pula dengan
adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita tentang prilaku hidup
ber-PHBS, sehingga bayi, balita serta anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Ciledug dapat
tumbuh dengan sehat. Diharapkan dengan perhatian yang lebih serta intervensi yang tepat
tidak ada lagi balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Ciledug.
Hasil cakupan program imunisasi secara umum seluruhnya masih belum mencapai target
sesuai yang diharapkan meskipun kegiatan sweeping imunisasi telah 100% dilakukan, hal ini
pun terlihat dari hasil pencapaian di tahun sebelumnya meskipun ada beberapa pencapaian yang
trendnya mengalami peningkatan
Pencapaian program imunisasi yang hampir selalu tidak mencapai target ini disebabkan karena
jumlah sasaran bayi/balita di wilayah kerja Puskesmas Ciledug berdasarkan proyeksi terlalu
besar dibandingkan jumlah riil bayi/balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ciledug.Selain
itu, tingakat mobilisasi penduduk Kelurahan Jagasatru sangat tinggi, banyak penduduk yang
hanya andon untuk beberapa lama, kemudian pindah / pulang ke tempat asal.
Selain adanya kesenjangan antara data sasaran hasil proyeksi dan data sasaran riil, juga
mobilisasi penduduk yang cukup tinggi hasil cakupan imunisasi di beberapa RW rendah karena
adanya pemahaman dari keyakinan beberapa masyarakat bahwa bahan baku untuk
pembuatan vaksin berasal dari bahan yang tidak halal sehingga masyarakat tidak mau
membawa anaknya diimunisasi. Sehingga upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya imunisasi bagi bayi dan balita sebagai bagian dari kelompok rentan perlu dilakukan
melalui kegiatan promosi kesehatan perorangan ataupun kelompok agar program imunisasi dapat
berjalan dengan baik sehingga bayi dan balita di wilayah Puskesmas Ciledug dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Hasil kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)pada tahun 2013 mengalami penurunan,
oleh karena pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada tahun 2013 ada
beberapa sekolah yang anak didiknya tidak diijinkan untuk di imunisasidi sekolah karena ada
pemahaman yang meragukan kehalalan imunisasi, kedepannya kerjasama yang sudah baik antara
petugas imunisasi, petugas UKS dan pihak sekolah termasuk guru UKS agar lebih ditingkatkan
lagi agar hal-hal tersebut dapat diantisipasi sebelumnya misalnya dengan kegiatan
sosialisasi/penyuluhan tentang imunisasi bagi orang tua murid di sekolah.
Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup
tinggi yaitu ada sekitar 13 orang. Hal ini mengikuti pola lima tahunan kejadian DBD, karena
pelonjakan kasus DBD ini pun terjadi di beberapa wilayah yang lain. Namun demikian berkat
kesiapsiagaan petugas dalam melaksanakan Penelitian Epidemiologi serta meningkatkan
kegiatan pemantauan jentik dalam rangka memutus rantai penularan kasus DBD dapat
dihentikan.
Keberhasilan ini pemuntusan rantai penularan kasus DBD ini pun tidak lain karena adanya
sistem kewaspadaan di masyarakat sudah baik, sehingga Petugas Demam Berdarah Dengue,
Petugas Kesehatan Lingkungan, Petugas Surveilans serta Petugas Promosi Kesehatan dapat
menindaklanjuti dengan cepat.
Upaya pemeriksaan jentik berkala oleh kader serta kegiatan monitoring pelaksanaan jentik
berkala oleh petugas sangat membantu dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
DBD. Upaya ini harus dibantu oleh upaya semua masyarakat kelurahan jagasatru untuk
melakukan gerakan 3M (menutup, menguras, mengubur) dalam rangka pemberantasan jentik
nyamuk aedes aegypti.
1. Surveillans
Pelaksanaan program surveillans di wilayah kerja UPTD Puskesmas sudah cukup baik karena
ditunjang dengan adanya pengumpulan data epidemiologi yang di dapat dari kegiatan dalam dan
luar gedung yang berpotensi menjadi wabah cepat dan lengkap oleh petugas. Dengan adanya
data epidemiologi yang lengkap maka kegiatan penanggulangan penyakit dapat dilaksanakan
dengan mudah dan cepat sehingga kejadian KLB serta perluasan wilayah KLB dapat
dicegah.
Pertemuan rutin antara petugas kesehatan (TEPUS) dalam rangka menggali permasalahan
kesehatan di wilayah kerja sudah dilaksanakan dengan baik di UPTD Pudkesmas Jagasatru,
sehingga kerjasama lintas program antar petugas kesehatan sudah berjalan dengan baik.
Kerjasama lintas program antar petugas puskesmas, lintas sektoral, dukungan tokoh
masyarakat dan upaya peran serta seluruh masyarakat dalam membangun sistem pengamatan
penyakit serta faktor-faktor resiko resikonya diharapkan dapat mencegah timbulnya penyakit
menular di masyarakat yang dapat berpotensi menjadi KLB.
Adapun penemuan kasus yang berpotensi menjadi wabah dapat dilihat pada Tabel 2.19 :
1. Diare
Pelaksaan program Diare sudah cukup baik, penemuan kasus diare cukup banyak di wilayah
UPTD Puskesmas Ciledug hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor yaitu karena
kepadatan penduduk yang sangat tinggi sehingga sanitasi lingkungan menjadi kurang baik,
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi.
Dalam penangan kasus diare, rehidrasi oral merupakan upaya pertolongan pertama yang paling
penting dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi dehidrasi akibat diare. Peran serta
masyarakat dalam upaya pencegahan kematian akibat diare telah dilakukan melalui kegiatan
rehidari oral yaitu pendistribusian oralit oleh kader posyandu kepada penderita diare.
1. ISPA
Pelaksanaan program ISPA di Puskesmas Ciledug telah berjalan cukup baik, hal ini ditandai
dengan penemuan kasus ISPA yang cukup baik. Pada kasus ISPA Pneumonia yang memerlukan
penanganan lebih lanjut telah dirujuk ke RS, yang kemudian akan dilakukan pemantauan pasca
perawatan oleh petugas dalam rangka care seeking untuk mencegah kematian bayi / balita akibat
Pneumonia.
Diharapkan dengan jumlah penemuan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang masih
kurang dari target ini lebih menggambarkan sudah baiknya status kesehatan masyarakat
khususnya masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Ciledug.
Namun demikian penemuan kasus dan penanganan kasus ini masih harus lebih ditingkatkan lagi
dengan kerjasama yang baik antara lintas program dan kerjasama petugas, petugas bina wilayah
(binwil) serta dengan kader kesehatan.
Pelaksanaan program TB Paru di UPTD Puskesmas Ciledug sudah cukup baik, penemuan
kasus serta penemuan suspek sudah melampaui target yang seharusnya dicapai. Angka konversi
belum mencapai target ini disebabkan oleh karena penderita yang ditemukan pada tahun tsb ada
beberapa yang belum menyelesaikan pengobatan.
Selain penderita yang diobati adalah penderita dengan BTA + (positif) , beberapa penderita ada
yang tidak dapat mengeluarkan sputum / setelah beberapa pemeriksaan BTA selalu hasilnya –
(negatif) oleh karena pada pemeriksaan fisik pasien, didapatkan beberapa gejala yang mengarah
pada kelainan TB paru serta hasil dari pemeriksaan RÖ + (positif) maka penderita diberikan
pengobatan TB untuk mencegah terjadinya penularan penyakit TB paru pada orang-orang
sekitarnya.
Tabel 2.22
Hasil Cakupan Program TB Paru
PENCAPAIAN
NAMA
N TARG 2011 2012 2013 TRE
KEGIAT KET
O ET SASAR CAKUP SASAR CAKUP SASAR CAPAI CAKUP ND
AN
AN AN AN AN AN AN AN
Melebi
Penemua
1 100% 21 100% 11 109% 10 11 110% hi ↑↑
n kasus
Target
Melebi
Perkiraa
2 68% 210 68.57% 110 122% 100 147 147% hi ↑↑
n Suspek
Target
Kuran
Angka
3 85% 21 85.71% 12 75% 11 9 81,8% g dari ↓ ↑
konversi
Target
Angka Menca
4 kesembu 100% 19 100% 21 100% 12 12 100% pai ==
han Target
Angka Melebi
5 kesalaha < 5% 144 0 135 0 100 0 0 hi ==
n laborat Target
Melebi
6 TB Anak > 10% 21 14% 12 33% 1 2 200% hi ↓↑
Target
RO Melebi
7 (+)BTA < 10% 21 4.76% 12 16.66% 1 2 200% hi ↓↑
(-) Target
Angka kesembuhan yang telah mencapai 100% didapat dari pemeriksaan sputum ulang penderita
pada bulan terkhir pengobatan yang menyatakan kuman BTA sudah negatif (kuman BTA sudah
tidak ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik apus sputum).
Laboratorium UPTD Puskesmas Ciledug mulai tahun 2012 sudah diberikan kewenangan oleh
Dinas Kesehatan Kota Cirebon sebagai Laboratorium yang dapat dan mampu memeriksa
dan membaca hasil pemeriksaan apus sputumnya sendiri. Dengan demikian sejak awal tahun
2012 UPTD Puskesmas Ciledug tidak perlu lagi merujuk pemeriksaan mikroskopik sputum ke
Laboratorium Prn yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Cirebon. Hal ini ditunjang
dengan adanya tenaga analis serta sarana prasanana yang telah memenuhi persyaratan sebagai
laboratorium pembaca sendiri hasil pemeriksaan TB paru. Dalam menjaga mutu dari hasil
pemeriksaan mikroskopik sputum tersebut, sediaan-sediaan pemeriksaan sputum pasien
(preparat) di laboratorium UPTD Puskesmas Ciledug selalu di lakukan pemeriksaan ulang
mikrokopik oleh Laboratorium Kesehatan Daerah sebagai standar prosedur tetap yang harus
dilaksanakan dalam penemuan dan penatalaksanaan program TB. Dalam pemeriksaan kroscek
ini Laboratorium UPTD Puskesmas Ciledug telah melaksanakan kegiatannya dengan cukup baik
karena angka kesalahan dalam pembacaan preparat adalah 0 atau hasilnya telah sama / sesuai
dengan hasil pembacaan Laboratorium Kesehatan Daerah.
Dengan adanya fasilitas laboratorium seperti tersebut di atas, sangat memberikan kemudahan
tidak hanya bagi dokter pemeriksa, petugas TB, petugas Laboratorium tapi juga bagi
penderita TB yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Ciledug dapat dengan lebih cepat
mendapatkan hasil pemeriksaannya sehingga dapat dengan cepat pula ditentukan
penatalaksanaan selanjutnya.
Angka TB anak melebihi dari target, hal ini bisa terjadi karena mungkin saja suspek/penderita
yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Ciledug yang sebenarnya adalah lebih dari angka
proyeksi yang telah ditentukan atau juga mungkin karena over diagnosis dari petugas. Untuk
mengurangi kemungkinan yang kedua (over diagnosis) petugas UPTD Puskesmas selalu
diupayakan untuk selalu memperhatikan SOP penatalaksanaan TB pada anak (termasuk
didalamnya sistem skoring).
1. Penyakit Kelamin
Pada Bulan September tahun 2013, UPTD Puskesmas Ciledug ditunjuk sebagai Layanan HIV
(Human Immunodeficiency Virus) – IMS (Infeksi Menular Sexual) Komprehensif
Berkesinambungan (LKB HIV-IMS) dimana pelayanannya meliputi upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif (paripurna) bagi individu dan masyarakat yang membutuhkan.
Diharapkan dalam layanan ini orang yang tidak sakit agar semakin sehat, yang sakit agar makin
sehat, yang belum terinfeksi agar tidak tertular dan yang sudah terinfeksi agar kualitas hidup
meningkat.
UPTD Puskesmas Ciledug telah memiliki tim yang sudah dilatih Layanan HIV (Human
Immunodeficiency Virus)–IMS (Infeksi Menular Sexual) Komprehensif Berkesinambungan
(LKB HIV-IMS) yang terdiri dari tenaga promosi kesehatan, dokter umum, dokter gigi, bidan,
perawat dan analis.
Kegiatan yang sudah di laksanakan oleh UPTD Puskesmas Ciledug terkait layanan LKB HIV-
IMS, dapat di lihat pada tabel 2.23 dibawah ini.
Tabel 2.23
No Kegiatan Tujuan
Sosialisasi Kegiatan LKB IMS-HIV ke Sosialisasi dan
1 Camat Kecamatan Pekalipan dan ke Koordinasi lintas
Lurah Kelurahan Jagasatru sektor
Koordinasi dan
Sosialisasi Kegiatan LKB IMS-HIV ke
2 membangun
Kecamatandan Kelurahan
jejaring
Sosialisasi dan
3 Pertemuan Petugas Puskesmas membangun
jejaring
Pertemuan Komunitas (Remaja, Kader, Sosialisasi dan
4 PKK) bekerja sama dengan KPA, LSM membangun
Cipta Rasa, LSM Duta Remaja jejaring
Sosialisasi dan
Sosialisasi pada pertemuan tingkat
5 membangun
Kecamatan dan Kelurahan
jejaring
Test Mobile VCT
6 Mobile Klinik
dan IMS
Mendeteksi dini
7 Screening IMS – HIV dan tata laksana
IMS – HIV
Hasil deteksi dini IMS – HIV AIDS dengan pemeriksaan darah du UPTD Puskesmas Ciledug
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.24
Jumlah
No Kegiatan Positif Interminate
Pemeriksaan
1 Tes VDRL 58 3 –
2 Tes HIV-AIDS 203 0 8
Dari hasil pemeriksaan terdapat 8 (delapan) orang interminate yang artinya orang tersebut harus
dilakukan pemeriksaan ulang setelah 6 (enam) bulan pemeriksaan pertama.
1. Pes/Rabies
Untuk kegiatan program Pes/Rabies pada tahun 2011 – 2012 tidak ada penemuan kasus di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Ciledug.
Tabel 2.25
NAMA HASIL
TAHUN SASARAN TARGET KETERANGAN
KEGIATAN CAKUPAN
2011 Rabies 0 0 1 Suspek
2012 Rabies 0 0 0 −
2013 Rabies 0 0 0 −
1. Filariasis
Tidak ditemukan kasus/penderita Infeksi Filariasis pada tahun 2011 dan 2012 di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Ciledug.
Tabel 2.26
NAMA HASIL
TAHUN SASARAN TARGET KETERANGAN
KEGIATAN CAKUPAN
2011 Rabies 0 0 1 Suspek
2012 Rabies 0 0 0 −
2013 Rabies 0 0 0 −
Ada 16 (enam belas) sekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ciledug, daftar sekolah dapat
dilihat pada Tabel.2.27 di bawah ini :
Tabel 2.27
Data Sekolah Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ciledug
Tahun 2011-2013
Jumlah Sekolah
Sekolah
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Jumlah PAUD − 2 3
Jumlah TK 5 2 2
Jumlah SD 14 8 8
Jumlah SLTP 2 2 2
Jumlah SLTA 1 1 1
Adapun hasil kegiatan perjaringan anak sekolah dalam rangka deteksi dini penyakit pada anak-
anak sekolah dapat dilihat pada Tabel 2.28 berikut :
Tabel 2.28
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
Penjaringan 100 100
1 100 % 100% Mencapai target = =
TK % %
Penjaringan 100 100
2 100 % 100% Mencapai target = =
SD % %
Penjaringan 100 100
3 100 % 100% Mencapai target = =
SMP/MTS % %
Penjaringan 100 100
4 100 % 100% Mencapai target = =
SMA/MA % %
Pemeriksaan
5 100 % 100% 100% 100% Mencapai target = =
berkala
Pemberian 100 100
6 100 % 100% Mencapai target = =
obat cacing % %
Pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Ciledug telah
berjalan cukup baik, cakupan program seluruhnya telah mencapai target. Koordinasi lintas
program antar petugas serta koordinasi lintas sektor antara UPTD Puskesmas Ciledug dengan
UPTD Pendidikan Kecamatan Pekalipan dan pihak sekolah sudah terjalin cukup baik.
Tabel 2.29
Pelaksanaan Program Kesehatan Jiwa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ciledug pada tahun
2011-2012 belum maksimal, untuk cakupan penemuan kasus/deteksi dini gangguan kesehatan
jiwa masih sagat kurang dan trendnya mengalami penurunan, tahun 2011 cakupan hanya 0,92%
dan tahun 2012 menurun lagi menjadi 0,6%.Pada tahun 2013 cakupan deteksi dini gangguan
kesehatan jiwa meningkat menjadi 19,9% hampir mencapai target.Beberapa kasus telah
mendapatkan penangan oleh psikolog melalui kegiatan konseling di Puskesmas. Kegiatan
konseling oleh psikologi ini diselenggarakan setiap 2 (dua) minggu sekali, yaitu pada hari rabu
minggu I dan minggu III setiap bulannya.
Perlu adanya pelatihan untuk dokter puskesmas dan petugas kesehatan jiwa dalam melakukan
deteksi dini dengan mengunakan metoda 2 (dua) menit pada kasus-kasus gangguan kesehatan
jiwa, karena dokter dan petugas di UPTD Puskesmas Ciledug belum pernah mendapatkan
pelatihan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa.
Kerjasama serta komunikasi harus ditingkatkan antara petugas pemegang program dengan
dokter pemeriksa serta dengan seluruh binwil di wilayah kerja untuk penemuan/deteksi dini
gangguan kesehatan jiwa. Sehingga penderita gangguan kesehatan jiwa bisa mendapatkan
haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik.
Tabel 2.30
Lanjutan
Tabel 2.30 :
Adapun hasil akhir cakupan pembinaan untuk setiap kelompok rawan yang selesai dibina adalah
23% dari kasus yang ada, dan hasil cakupan program perawatan kesehatan masyarakat di UPTD
Puskesmas Ciledug beberapa tidak mencapai target. Perlu adanya kerjasama dan koordinasi yang
lebih intensive untuk pencapaian cakupan perkesmas selanjutnya.
Tabel 2.31
Pelayanan Kesehatan Mata di Puskesmas Ciledug telah berjalan dengan baik, trend menunjukan
adanya peningkatan pelayanan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012. Pelayanan tersebut
dilakukan di dalam dan di luar gedung Puskesmas. Selain itu juga dilaksanakan secara khusus
untuk penjaringan pasien penderita penyakit Katarak senillis di masyarakat baik oleh dokter,
petugas ataupun oleh kader kesehatan.
Tabel 2.32
Pelayanan Kesehatan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Ciledug telah berjalan dengan baik
trendnya meningkat antara tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Pelayanan lansia resti belum
terlayani sesuai harapan karena dari jumlah sasaran lansia yaitu sekitar ± 433 orang, lansia yang
secara aktif datang ke posbindu dan puskesmashanya 297 orang lansia saja.Meskipun demikian,
lansia resti yang sudah dilayani baik oleh petugas puskesmas di lapangan maupun pelayanan di
dalam gedung, selalu dilakukan pemantauan oleh petugas, binwil dan kader kesehatan.
UPTD Puskesmas Ciledug memiliki 10 (sepuluh) Pos Bindu binaan, dimana masing-masing Pos
Bindu akan dikunjungi petugas peukesmas 1 (satu) bulan sekali.
1. Baru
Tabel 2.33
Tabel 2.34
Jumlah Kunjungan Baru BP Umum
Kunjungan baru BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada peningkatan
106 kunjungan (1,31%).
1. Lama
Tabel 2.35
Tabel 2.36
Kunjungan lama BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan
2.842 kunjungan (5,36%).
1. Baru
Tabel 2.37
Kunjungan baru BP Gigi tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 858
kunjungan (15,67%).
1. Lama
Tabel 2.39
Tabel 2.40
Kunjungan lama BP Gigi tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada peningkatan 733
kunjungan (39,17%)
1. Baru
Tabel 2.41
Kunjungan baru KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 104
kunjungan (6,72%).
1. Lama
Tabel 2.43
Tabel 2.44
Kunjungan lama KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 434
kunjungan (10,02%).
Dibawah ini akan ditampilkan jumlah kunjungan UPTD Puskesmas Jagasatu dari tahun 2012 dan
tahun 2013.
Tabel 2.45
Jumlah Kunjungan
Kunjungan
Jumlah
Penderita
Umum 16.649
Askes 2.241
Astek 228
Keuring 781
Kartu Sehat 10.668
CMS 179
Gratis Lainnya 8.096
Total Jumlah 38.841
Tabel 2.46
Jumlah Kunjungan
Kunjungan
Jumlah
Penderita
Umum 21.008
Askes 1.950
Astek 235
Keuring 899
Kartu Sehat 8.987
CMS 1.207
Gratis Lainnya 1.156
Total Jumlah 35.442
Jumlah total kunjungan pada tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan
sekitar 3.399 (4,58%) pengunjung, ini karena pengunjung gratis lainnya ada penurunan skitar
6.940 pengunjung.
5.1. 10 (Sepuluh)PENYAKIT TERBANYAK
Tabel 2.47
No Diagnosa Jumlah
%
Kunjungan
1 ISPA 11.781 42,08
2 Hipertensi 3.606 12,88
3 Myalgia 3.261 11,65
4 Diare & diare akut 2.400 8,57
5 Dispepsia 1.539 5,5
Migren & sindrom
6 1.347 4,81
nyeri kepala
7 DM tidak spesifik 1.256 4,49
8 Gout 1.215 4,34
9 Dermatitis Kontak 840 3
10 Low Back Pain 749 2,68
Jumlah 27.994 100
Dari data kunjungan pasien di UPTD Puskesmas Ciledug tahun 2013, didapat informasi
mengenai 10 penyakit terbanyak di UPTD Puskesmas Ciledug. Dari data tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa Penyakit ISPA (42,08%), Hipertensi (12,88%), Myalgia (11,65%), Diare
(8,57%) dan Dispepsia (5,5%) masih merupakan penyakit terbanyak di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Ciledug. Hal ini dapat dimengerti karena wilayah Kelurahan Jagasatru merupakan
wilayah yang1. tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi rata-rata 30.563 jiwa/Km2,
dengan tingkat hunian >6 jiwa/rumah, ini merupakan tingkat hunian yang cukup padat dan
potensial terhadap penularan penyakit.2. 57,69% (6.099 jiwa)Penduduk di Kelurahan
Jagasatru adalah mayarakat miskin, tentunya ini erat kaitannya dengan tingkat pendidikan
masyarakat Kelurahan Jagasatru yang akan berdampak baik langsung ataupun tidak langsung
pada tingkat kesehatan individu serta masyarakat di kelurahan Jagasatru.
6.1. KEUANGAN
Sumber pembiayaan operasional dan kegiatan program di UPTD Puskesmas bearasal dari Dinas
Kesehatan Kota yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Cirebon
ataupun berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang berasal dari pusat.
Adapun besaran jumlah penerimaan keuangan di UPTD Puskesmas Ciledug dapat di lihat pada
Tabel 2.48.
Tabel 2.48
Jumlah Penerimaan Keuangan
UPTD Puskesmas Ciledug Tahun 2012
Penerimaan
NO Kegiatan Pengeluaran Saldo
APBN(Rp) APBD(Rp)
Pengembalian
0 68.812.750 68.812.750 0
Retribusi
UKS 0 500.000 500.000 0
Wabah,
Bencana dan 0 1.423.523 1.423.523 0
Kesling
KIA & KB 0 14.197.500 1.419.7500 0
Gizi 0 44.808.000 44.808.000 0
P2P 0 6.655.000 6.655.000 0
Lansia 2.731.227 2.731.227 0
BOK 74.010.000 0 74.010.000 0
Jamkesmas
Des 10 s.d 59.179.000 0 59.179.000 0
Nop 2011
Jamkesmas
Des 11 s.d 64.274.500 0 64.274.500 0
Nop 2012
Jumlah 197.463.500 137.704.477 335.167.977 0
BAB. III
Sesuai dengan arah kebijakan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Cirebon serta
Tugas pokok UPTD Puskesmas Ciledug, sasaran yang ingin dicapai pemerintah Kota Cirebon
pada tahun 2013 – 2018 dalam bidang kesehatan adalah “Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Dasar dan Rujukan yang berkualitas” dengan arah kebijakan “Menyediakan Jaminan Pelayanan
Kesehatan Dasar bagi seluruh Warga Kota Cirebon dan menyediakan biaya Operasional
Pelayanan Kesehatan Rujukan.
Pada bab ini akan dilakukan Analisa masalah dan pemecahan masalah yang ditemukan di UPTD
Puskesmas Ciledug, mulai dari identifikasi masalah sampai dengan bentuk intervensi kegiatan
untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun sistematika/alur dari proses analisa masalah sampai
dengan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
2. Penentuan Prioritas Masalah
3. Perumusan Masalah
4. Mencari Penyebab Masalah
5. Mencari Alternatif Pemecahan Masalah
6. Identifikasi Kegiatan
Dengan menganalisa serta membuat suatu pemecahan masalah kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Ciledug dengan cermat, diharapkan UPTD Puskesmas Ciledug dapat menemukan
alternatif pemecahan masalah kesehatan melalui kegiatan-kegiatan intervensi secara efektif dan
efisien. Sehingga dapat membantu dan meningkatkan pembangunan khususnya bidang kesehatan
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ciledug.
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Tabel 3.1
12. Penyakit
kronis selesai
Kesehatan Lanjut (-) 7,41 % Trend ↓
2 Usia (Lansia) 40 % 32,59 % dibandingkan
1. Lansia Resti th.2012
1. PRIORITAS MASALAH
Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada di UPTD Puskesmas Ciledug baik
dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan maka, didapatlah 4 (empat)
masalah yaitu :
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
1
urgen serius tumbuh
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah kesehatan.
Tabel
ANALISIS PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
1. PERUMUSAN MASALAH
Setelah itu barulah dilakukan pengkajian terhadap ke-3 masalah tersebut, siapa yang terkena dampak
dari permasalahan tersebut, sebesr apa masalah yang ditimbulkan, dimana terjadi masalah tersebut,
kapan masalah tersebut terjadi.
Kapan
Yang terkena Dimana Masalah
No MasalahKesehatan Besarnya Masalah
Masalah TerjadinyaMasalah tersebut
Terjadi
1 Kesehatan Ibu dan Ibu Tidak Wilayah Kerja Kurun
Anak:K1 & K4Kn1 Hamil terpantau UPTD Puskesmas waktu 1
s/d N3B2 s/d B12 nya resti Ciledug tahun
Bayi bumil
Terjadi
penyulit
pada bumil
yang tidak
diketahui
oleh
petugas
kesehatan
Penyulit
intra dan
post partum
dapat
menyebabk
an beberapa
kejadian pd
bayi spt
:IUFD,
Asfiksia,
BBLR dll.
Kapan
Yang
Dimana Masalah
No MasalahKesehatan terkena Besarnya Masalah
TerjadinyaMasalah tersebut
Masalah
Terjadi
Anak/balita
tidak
mempunyai
kekebalan
terhadap
Imunisasi:Semua beberapa Wilayah Kerja Kurun
2 Antigen / Jenis Balita penyakit UPTD Puskesmas waktu 1
imunisasi dasar Anak/balita Ciledug tahun
dapat mudah
terserang
penyakit
Timbul wabah
Gangguan
Perbaikan Tumbuh
3 GiziMasyarakat : Kembang Anak
– Rendahnya
Balita Yang naik Daya tahan Wilayah Kerja Kurun
Berat Badannya saat Balita anak terhap UPTD Puskesmas waktu 1
Penimbangan- penyakit sangat Ciledug tahun
Tingkat partisipasi rendah
masyarakat di
Posyandu Kecerdasan
anak menurun
1. PENYEBAB MASALAH
Setelah dilakukan pengkajian terhadap 3 (tiga) pokok masalah, maka dari ketiga pokok masalah
tersebut dianalisa lagi terhadap faktor-faktor resiko yang mempengaruhinya.
–
Perencanaan
kurang
sempurna
– Promosi
Kesehatan
kurang-
– Masih
Penemuan /
rendahnya
pencarian
kebiasaan
kasus
memberikan – Sebagian
kurang-
Perbaikan ASI status sosial
Efektivitas
GiziMasyarakat eksklusif- ekonomi masih
meja IV
:– Rendahnya – Kurangnya rendah- Jumlah
posyandu
Balita yang Kebiasaan pengetahuan penduduk
masih
naikberat memberikan tentang miskin sangat
rendah-
3 badannya makanan makanan tinggi-
Kurangnya
saatPenimbangan- padat bergizi- Banyaknya
Koordinasi
Rendahnya sebelum Pola makan Jumlah anak
lintas
Tingkat partisipasi wktunya yang kurang dengan berat
program &
masyarakat di baik- badan kurang–
lintas
Posyandu Malas Jarak kelahiran
sektor
membawa dekat
–
anak balita
Kompetensi
ke
petugas
posyandu
kesehatan
belum
optimal
Gambar 1
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
Sebab
2D
2B
2C
2A
JUMLAH SASARAN IBU HAMIL RIIL DI LAPANGAN TIDAK SESUAI DENGAN
SASARAN ESTIMASI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya Cakupan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak)
– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Ibu Hamil Riil di Lapangan tidak
sesuai dengan Sasaran Estimasi Ibu Hamil).
– Penyebab Spesifik Dominan No.3D (Kurangnya Sempurnanya Perencanaan Kegiatan
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak)
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Belum
Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
1
urgen serius tumbuh
Gambar 1
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN IMUNISASI
Sebab
2D
2B
2C
2A
JUMLAH SASARANRIIL BALITA DI LAPANGAN TIDAK SESUAI DENGAN SASARAN
ESTIMASI BALITA
KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL
DUKUNGAN LINTAS PROGRAM & LINTAS SEKTORAL BELUM OPTIMAL
ADANYA TUGAS RANGKAP PADA PETUGAS IMUNISASI
3D
3C
3B
3A
KURANG SEMPURNANYA PERENCANAAN KEGIATAN PEMANTAUAN WILAYAH
SETEMPAT IMUNISASI
MASYARAKAT MASIH MENGANUT PARADIGMA SAKIT
MOBILISASI PENDUDUK YANG TINGGI
KURANGNYA PROMOSI KESEHATAN
Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya Cakupan
Imunisasi)
– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Riil di Lapangan tidak sesuai dengan
sasaran estimasi).
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Imunisasi Belum Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
1
urgen serius tumbuh
Tabel
ANALISIS PENETAPAN PENYEBAB MASALAH
POKOK YANG DOMINAN
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN BALITA YANG NAIK BERAT BADANNYA SAAT
PENIMBANGAN
Sebab
2D
2B
2C
2A
BANYAKNYA JUMLAH BALITA DENGAN BERAT BADAN KURANG
SAAT PENIMBANGAN BALITA BANYAK BALITA YANG TIDAK DATANG
KURANGNYA KOORDINASI DENGAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL
KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL
3D
3C
3B
3A
KURANG BERFUNGSINYA MEJA IV (PENYULUHAN) DI POSYANDU
KURANGNYA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENTINGNYA MAKANAN
BERGIZI
KURANGNYA PERHATIAN PETUGAS TERHADAP BALITA DENGAN BERAT BADAN
KURANG
KURANGNYA PROMOSI KESEHATAN
Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya Cakupan
Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat)
– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Banyaknya Jumlah Balita dengan Berat Badan
Kurang).
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat Belum
Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
urgen serius tumbuh
Tabel
ANALISIS PENETAPAN PENYEBAB MASALAH
POKOK YANG DOMINAN
Alternati Pemecahan
Prioritas Penyebab
No Pemecahan Masalah
Masalah Masalah
Masalah Terpilih
1 Kesehatan Ibu – Kurangnya – Meningkatkan – Peningkatan
dan Anak:– Koordinasi Pemantauan pengetahuan
K4– Kn1 s/d lintas program wilayah setempat Ibu hamil
melalui kelas
Ibu –
Pelacakan dan
pendampingan
dan lintas bumil K4 –
kesehatan ibu dan
sektoral- Kunjungan
anak oleh petugas-
Kompetensi rumah bumil
Evaluasi
petugas baru P4K –
Pemantauan
kesehatan Evaluasi
wilayah setempat
kurang program
kesehatan ibu dan
optimal-
anak-
Tugas rangkap –
Refresing/pelatihan
petugas Meningkatkan
kader ttg P4K-
kesehatan- Pemantauan
Peningkatan
Sasaran wilayah
pengetahuan Ibu
estimasi setempat
hamil melalui kelas
terlalu tinggi kesehatan ibu
Ibu
dan anak oleh
N3– B2 s/d
– Kurangnya petugas
B12 – Pelaksanaan
pengetahuan
PMT Bumil KEK
ttg pentingnya – Evaluasi
memeriksakan Pemantauan
– Pelacakan dan
kehamilan wilayah
pendampingan
setempat
bumil K4
– kesehatan ibu
Penemuan / dan anak
– Kunjungan
pencarian
rumah bumil baru
kasus kurang – Pelaksanaan
P4K
PMT Bumil
– KEK
– Koordinasi lintas
Perencanaan
program dan lintas
kurang – Koordinasi
sektor
sempurna lintas program
dan lintas
sektoral
–
2 Imunisasi:– – Kurangnya – Meningkatkan – Penyuluhan
Cakupan semua Koordinasi Pemantauan tentang
antigen rendah lintas program wilayah setempat pentingnya
dan lintas imunisasi oleh imunisasi bagi
sektoral- petugas- Evaluasi balita di
Tugas rangkap Pemantauan posyandu–
petugas wilayah setempat Sweeping
kesehatan- imunisasi- imunisasi–
Kompetensi Sweeping Koordinasi
petugas
kesehatan
kurang
optimal-
lintas program
Sasaran
dan lintas
estimasi
imunisasi- sektoral–
terlalu tinggi
Penyuluhan tentang Evaluasi
pentingnya program
– Promosi
imunisasi bagi
Kesehatan
balita di posyandu –
kurang
Meningkatkan
– Pemantauan
– Mobilisasi
Refresing/pelatihan wilayah
penduduk
kader ttg materi setempat
tinggi
kesehatan di imunisasi oleh
posyandu petugas
– Sebagian
besar
– Koordinasi lintas – Evaluasi
masyarakat
program dan lintas Pemantauan
masih
sektor wilayah
menganut
setempat
Paradigma
imunisasi
sakit
–
–
Perencanaan
kurang
sempurna
3 Perbaikan – Kurangnya – Meningkatkan – Penyuluhan
GiziMasyarakat Koordinasi Pemantauan kepada
:– Cakupan lintas program wilayah setempat masyarakat ttg
balita yang naik dan lintas gizi oleh petugas- pentingnya
berat badannya sektoral- Evaluasi memelihara
pada saat Malas Pemantauan kesehatan bayi
posyandu membawa wilayah setempat & balita di
rendah anak balita ke gizi- posyandu–
posyandu- Refresing/pelatihan Rujukan
Kompetensi kader ttg materi berjenjang
petugas kesehatan di balita dengan
kesehatan posyandu- berat badan
kurang Penyuluhan kepada kurang–
optimal- masyarakat ttg Pemberian
Banyaknya pentingnya PMT
jumlah anak memelihara Pemulihan
balita dengan kesehatan bayi & bagi balita
berat badan balita di posyandu dengan berat
badan kurang
kurang (BGM)/KEP
nyata–
– Promosi Evaluasi
Kesehatan program
kurang – Penyuluhan
kepada masyarakat –
– Petugas ttg Gizi & ASI Meningkatkan
kurang Ekslusif Pemantauan
perhatian wilayah
terhadap balita – Pemberian PMT setempat gizi
dengan berat Pemulihan bagi oleh petugas
badan kurang balita dengan berat
badan kurang – Evaluasi
– Kurangnya (BGM)/KEP nyata Pemantauan
pengetahuan wilayah
ttg mkn – Monitoring PMT setempat gizi
bergizi Pemulihan Balita
Gizi Kurang – Monitoring
– Efektivitas BGM/Gizi buruk PMT Pemulihan
meja IV oleh Petugas Balita Gizi
posyandu Kesehatan Kurang
masih rendah BGM/Gizi
buruk oleh
Petugas
Kesehatan
ANALISIS USG
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
1
urgen serius tumbuh
Alternatif pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak adalah melaksanakan pelacakan dan
pendampingan ibu hamil K4.
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
1
urgen serius tumbuh
ANALISIS USG
Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
1
urgen serius tumbuh
– Penemuan /
pencarian kasus
kurang
– Perencanaan
kurang sempurna
2 Imunisasi:– – Kurangnya – Penyuluhan
Semua Antigen / Koordinasi lintas tentang pentingnya
Jenis imunisasi program dan lintas imunisasi bagi
dasar sektoral- Tugas balita di posyandu–
rangkap petugas Sweeping
kesehatan-
Kompetensi
petugas kesehatan
kurang optimal-
Sasaran estimasi
terlalu tinggi
– Promosi imunisasi–
Kesehatan kurang Koordinasi lintas
program dan lintas
– Mobilisasi sektoral– Evaluasi
penduduk tinggi program
– Sebagian besar
masyarakat masih
menganut
Paradigma sakit
– Perencanaan
kurang sempurna
3 Perbaikan – Kurangnya – Penyuluhan
GiziMasyarakat Koordinasi lintas kepada masyarakat
:– Balita dgn program dan lintas ttg pentingnya
berat sektoral- Malas memelihara
badankurang membawa anak kesehatan bayi &
(BGM) / KEP balita ke balita di posyandu–
nyata posyandu- Rujukan berjenjang
Kompetensi balita dengan berat
petugas kesehatan badan kurang–
kurang optimal- Pemberian PMT
Banyaknya jumlah Pemulihan bagi
anak balita dengan balita dengan berat
berat badan kurang badan kurang
(BGM)/KEP nyata–
– Promosi Evaluasi program
Kesehatan kurang
– Petugas kurang
perhatian terhadap
balita dengan berat
badan kurang
– Kurangnya
pengetahuan ttg
mkn bergizi
– Efektivitas
meja IV
posyandu masih
rendah
BAB. IV
Rencana Usulan Kegiatan yang disusun adalah rencana Usulan kegiatan untuk tahun 2015.
Dimana rencana usulan kegiatan ini sumber dananya berasal dari APBD dan APBN
(Jamkesmas / BOK).
Dalam Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Ciledug tahun 2014 ini, meliputi upaya
kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang yaitu berupa :
a) Kegiatan tahuanan yang akan datang (meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional
dan program hasil analisis masalah)
b) Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun 2013
c) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format
RUK Puskesmas yaitu dalam bentuk matrik.
Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Ciledug tahun 2015, di susun dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun
daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia
di Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Ciledug tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.1
sebagai berikut :
BAB V.
PENUTUP
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah
kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan
penunjang.
Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas Yang dibiayai
oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya dan untuk kebutuhan satu
tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Dengan telah disusun Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Ciledug tahun 2015 ini,
semoga di tahun mendatang UPTD Puskesmas Ciledug dapat melaksanakan fungsinya sebagai
ujung tombak pembangunan kesehatan masayarakat secara maksimal sehingga dapat tercipta
Masyarakat dan Lingkungan yang sehat di kelurahan Jagasatru.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh UPTD Puskesmas Ciledug, untuk
kemajuan kami sebagai petugas kesehatan juga untuk kemajuan masyarakat Kelurahan Jagasatru.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah
membatu dalam penyelesaian Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Ciledug tahun 2015
ini.
Peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ciledug sudah cukup baik, yang
Jagasatru.
Kegiatan Kampung Siaga di wilayah kerja Puskesmas Ciledug juga telah mendapatkan
prestasi yang cukup membanggakan, yaitu sebagi juara pertama lomba Kampung
Siaga tingkat Propinsi Jawa Barat yang diraih oleh Kampung Siaga RW 02
Selain Kegiatan Kampung Siaga juga terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan
peran serta masyarakat, yaitu pembentukan Tim Verifikasi dan Tim Validasi
warga masyarakat kemuadian akan disahkan oleh pihak Kelurahan dan Kecamatan
Pada tahun 2010 di Kecamatan Pekalipan, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas
hasil kerjasama Lintas Sektoral dengan pihak swasta yaitu PDAM Kota Cirebon.
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh remaja peduli lingkungan adalah penanaman
kompos.
Prestasi lain yang merupakan bukti peran serta masyarakat Kelurahan Jagasatru
Di samping itu, terdapat beberapa kegiatan lain yang merupakan hasil kerjasama
Kelurahan Jagasatru.
4) Forum Koordinasi Imunisasi bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK,
IBI, PC Muslimat.
5) kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah bekerjasama dengan
Kelurahan Jagasatru.
6) Kegiatan Siaga Bencana dengan kader, RW, Kelurahan Jagasatru dan
Kecamatan
Pekalipan.
7) Kegiatan RSBM (Rumah Sakit Berbasis Masyarakat) bekerja sama
Cirebon. Jejaring Kegiatan RSBM ini dibangun dimulai dari peran serta
HIV-AIDS)
9) dan Pembinaan Kelompok Remaja di Kelurahan Jagasatru, Tim LKB
Cipta Rasa, Duta Remaja, kader kesehatan, kader remaja dan seluruh
RW Kelurahan Jagasatru.