ISBD
ISBD
DISUSUN OLEH :
PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
I. Pendahuluan
Latar Belakang
Banjir merupakan salah satu permasalahan kompleks yang masih melanda kota
Jakarta dari zaman kolonial Belanda hingga saat ini. Secara alami, faktor penyebab
banjir yang ada di Jakarta selain morfologi daerahnya yang berupa dataran rendah,
dapat pula disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di bagian hinterland (daerah
pinggiran kota atau belakang), aliran permukaan (run off) yang besar, gradien sungai
atau drainase yang sangat landai, pengaruh pasang surut dan pendangkalan sungai
di sekitar muaranya.
Wilayah banjir di Jakarta selama periode dua puluh lima tahun terakhir berubah-ubah,
baik secara spasial maupun temporal. Misalnya, pada tahun 1980 luas daerah banjir
770 Ha, kemudian meningkat pada tahun 1996 menjadi 2.300 Ha dan semakin
meningkat pada tahun 2002 menjadi 16.800 Ha. Banjir terburuk yang dialami Jakarta
dalam kurun waktu 25 tahun terakhir terjadi pada tahun 2007 dimana luas daerah
tergenang mencapai 42.500 Ha. (Departemen Pekerjaan Umum, 2007).
Salah satu dampif dibangunnya Banjir Kanal Timur ini yaitu mengurangi banjir
khususnya diwilayah Ibukota. Namun demikian, pembangunan ini juga tidak menutup
kemungkinan merubah perilaku sosial dan budaya masyarakat sekitar yang terkena
dampak pembangunan. Maka dari itu tujuan penulis menulis laporan ini adalah untuk
mengetahui perubahan prilaku sosial dan budaya apa sajakah akibat dari
dibangunnya Banjir Kanal Timur ini.
Tujuan
1. Mengetahui secara umum dampak sosial dan budaya yang terjadi akbiat
Salah satu upaya mengendalikan banjir Jakarta adalah membangun Banjir Kanal
Timur (BKT) yang sebenarnya sudah masuk dalam Rencana Induk tahun 1973.
Pembangunan BKT ini bertujuan untuk melindungi sebagian wilayah Jakarta Timur
dan Jakarta utara seluas 27 kilometer persegi dari banjir akibat luapan sungai
Cipinang, Sunter, Buaran, Jati Kramat dan Cakung yang kapasitas alirannya masih
belum mampu menampung aliran banjir dengan masa ulang 25 tahunan. BKT juga
akan melayani sistem drainase pada wilayah seluas 270 kilometer persegi. Dan dapat
mengurangi 13 kawasan rawan genangan.Intinya, saluran BKT ini diharapkan dapat
mengendalikan banjir di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara.
Mengacu pada prinsip pengendalian banjir DKI Jakarta pada Rencana Induk 1973,
disebutkan bahwa aliran air dari hulu DKI Jakarta dialihkan ke Banjir Kanal langsung
ke laut. Aliran di wilayah selatan DKI dengan kontur tanah yang cukup tinggi mengalir
secara gravitasi, sedangkan dibagian utara yang rendah, aliran air dikelola dengan
sistem polder, baik berupa tanggul, waduk maupun pompa. Dibagian hulu atau
selatan, pelestarian situ, penghijauan dan pembangunan waduk, perlu dilakukan.
Banjir Kanal Timur (BKT) sebagai salah satu konsep pengendalian banjir yang sudah
sejak lama didengungkan, dan konsep ini juga sudah masuk dalam rencana induk
1973, realisasinya selalu terhambat pada anggaran. BKT ini adalah kanal buatan yang
berfungsi mengatasi banjir akibat hujan lokal dan aliran dari hulu di Jakarta bagian
timur.
Dengan anggaran Rp.2,5 triliun itu, BKT diharapkan dapat mengendalikan banjir
disebagian wilayah Jakarta Timur dan sebagian wilayah Jakarta Utara. Selain itu BKT
dapat diharapkan menjadi motor penggerak pengembangan DKI Jakarta dan
mendorong pengembangan kawasan perkotaan, transportasi air, konservasi air,
pemukiman, perniagaan, pergudangan, perindustrian, dan pelabuhan. BKT akan
dapat menjadikan wilayah timur dan utara DKI Jakarta sebagai kawasan yang
bernuansa waterfront ciy.
Dampak Sosial dan Budaya pembangunan Proyek Banjir Kanal Timur
Selain terbukti membantu mengurangi banjir dan kemacetan akibat banjir. Daerah
Banjir kanal Timur tammpaknya menjadi daya Tarik baru bagi warga DKI Jakarta
khususnya.Pada awal selesai dirampungkannya Banjir Kanal Timur, daerah tersebut
merupakan daerah yang sepi dan jarang sekali terdapat aktivitas manusia
disekitarannya. Tapi ternyata hanya membutuhkan waktu sebentar saja, banyak
orang-orang yang akhirnya melakukan aktivitas seperti berjalan, berolahraga bahkan
hanya sekadar bersantai-santai. Setelah pengerjaan BKT rampung, lahan ini ternyata
memiliki daya tarik untuk penduduk Jakarta dan beberapa kelompok pedagang.
Pemandangan seperti ini terlihat di tepi-tepi BKT. Setiap sore, tepian BKT tak pernah
sepi dan selalu ramai dengan pedagang. Ada yang warung-warung kecil dan lapak-
lapak yang menjual baju, aksesoris, sepatu, sampai beraneka ragam makanan.
Seperti pasar kaget pada umumnya, lokasi ini pun ramai dikunjungi pelancong. Pada
malam harinya pun BKT tak pernah sepi oleh para pedagang, pedagang-pedagang
tersebutpun menjamur disekitaran tepian BKT.
Selain itu dampak pembangunan proyek BKT ini membuat para komunitas-komunitas
menggunakan kawasan BKT sebagai tempat menyalurkan bakat-bakat. Hal ini
dikarenakan, BKT merupakan tempat yang strategis sebagai tempat berkumpul
karena suasananya yang ramai akan manusia serta disekitaran BKT juga ditumbuhi
pohon-pohon rindang yang membuat suasana disana sangat sejuk untuk dijadikan
tempat berkumpul. Komunitas disana yang sering berkumpul setiap harinya membuat
BKT bertambah ramai. Apalagi jika ada beberapa komunitas yang sedang
mengadakan pentas, maka jalanan dapat macet karena banyaknya warga ataupun
pengendara yang melihat pertunjukan tersebut
Untuk profesi warga yang tinggal disekitar kawasan BKT bervariasi , namun umumnya
berprofesi sebagai tukang kayu. Disekitar kawasan BKT sering kita melihat rumah-
rumah dijadikan tempat usaha mebel.Kebanyakan warga yang sebelum adanya
proyek BKT ini, menurut hasil wawancara kami terhadap warga asli sana pulang ke
kampung halamnnya masing-masing.Dalam pembebasan tanah proyek BKT ini pun
tak jarang sering menuai konflik. Baik itu ketidakadilan dalam anggaran, terutama
menyangkut harga ganti rugi kepada masyarakat yang tanahnya dijadikan lahan
pembangunan maupun warga yang masih belum menerima rumah yang sudah
ditinggalinya bertahun-tahun digusur. Namun hal tersebut tak menjadi konflik
berkepanjangan dan wargapun mulai menerima akan hal itu.
Untuk kemacetan dan banjir didaerah BKTpun sudah berkurang, karena biasanya
sebelum adanya BKT ketika terjadi hujan, maka daerah disana akan tergenang oleh
air, yang dibarengi dengan kemacetan lalu lintas. Pada akahirnya adanya Banjir Knal
Timur ternyata bukan sekadar sebagai solusi mengatasi banjir ibukota, namun BKT
dewasa ini juga di multifungsikan menjadi tempat rekreasi dan mencari rezeki bagi
warga Jakarta. Adanya BKT membuat suasana disekitarannya menjadi ramai dan
menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat.
Kesimpulan
6. Bagi pengendara banyak yangs erring melanggar lalu lintas, sebab jalur yang
seharusnya diperuntukkan untuk sepeda dan jalan kaki, justru dipakai
kendaraan selain sepada.
Dokumentasi
Kawasan BKT yang dibanjiri oleh para pedagang ketika menjelang sore hari
AdhI Ksp., Robert. Banjir Kanal Timur: Karya Anak Bangsa Jakarta: PT. Gramedia
Widasarana Indonesia, Jakarta 2010
Ardhy, Rizky dkk. 2009. Makalah: Solusi Masalah Banjir Kanal Timur, Depok : UI.
Diakses : 07 Mei 2013.