Dhika Gustama, Safira Ramadhani, M. Langgeng Adi Permana
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta *email: muhammadlanggeng1998@gmail.com
ABSTRAK
Bilangan peroksida adalah bilangan yang terpenting untuk menentukan derajat
kerusakan pada minyak atau lemak. Jumlah senyawa peroksida dapat ditentukan dengan metode titrasi iodometri, yaitu dengan prinsip reaksi antara alkali iodide dalam larutan asam dengan ikatan oksigen pada peroksida, iod yang dibebaskan pada reaksi ini kemudian dititrasi dengan larutan standar natrium thiosulfat (Na2S2O3) sampai warna kuning hilang. Pengujian bilangan peroksida bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang telah terjadi pada minyak atau lemak yang diakibatkan oleh proses oksidasi yang berlangsung bila terjadi kontak antara oksigen dengan minyak. Sampel minyak yang digunakan yaitu berupa minyak kelapa (VCO), minyak kedelai, minyak zaitun Al-Arobi, minyak margarin, minyak jagung, dan minyak wijen lee kum kee dengan perlakuan pemanasan dalam waktu 0, 10, 20, dan 30 menit. Berdasarkan hasil analisa uji bilangan peroksida pada masing-masing sampel minyak yang telah dipanaskan, tingkat mutu kualitas minyak terendah terjadi pada sampel minyak kedelai dengan kandungan senyawa peroksida sebesar 16,64 mg/100g sebelum dipanaskan dan 11,59 mg/100g setelah dipanaskan. Nilai bilangan peroksida ini menjadi yang terbesar dibandingkan sampel minyak lainnya. Kualitas mutu yang terbaik didapatkan pada sampel minyak jagung yaitu kandungan senyawa peroksida sebelum dipanaskan sebesar 0,41 mg/100g yang berada dibawah ambang batas SNI yaitu sebesar 1 mg O 2/100 g namun setelah dipanaskan mengalami penurunan mutu dengan naiknya bilangan peroksida pada miyak tersebut menjadi 4,6 mg O2/100g.
Kata Kunci : Bilangan Peroksida, Minyak, Titrasi Iodometri
Analisis Bilangan Peroksida Pada Minyak Dengan Metode Titrasi Iodometri (Dhika Gustama, Safira Ramadhani, M. Langgeng Adi Permana) Pendahuluan seperti pada kembang gula, penambahan shortening pada Lipida yang biasa dipakai pada pembuatan kuekue, dan lain-lain. bahan pangan digolongkan menjadi dua Lemak yang ditambahkan kedalam kelompok berdasarkan wujudnya yaitu bahan pangan, atau dijadikan bahan minyak yang berbentuk cair dan lemak pangan membutuhkan persyaratan dan yang berbentuk padat. Beberapa contoh sifat-sifat tertentu. Berbagai bahan minyak adalah minyak kelapa sawit, pangan seperti daging, ikan, telur, susu, minyak kelapa, minyak kedelai, minyak alpokat, kacang tanah, dan beberapa jagung dan minyak zaitun, sedangkan jenis sayuran mengandung lemak atau contoh lemak antara lain lemak sapi, minyak yang biasanya termakan lemak babi dan lemak coklat (Slamet bersama bahan tersebut. Lemak dan dan Azis, 2010). Minyak dan lemak minyak tersebut dikenal sebagai lemak merupakan zat penting untuk menjaga tersembunyi. Sedangkan lemak dan kesehatan tubuh manusia. Selain itu, minyak yang telah diekstraksi dari lemak dari minyak merupakan sumber ternak atau bahan nabati dan energi yang efektif dibandingkan dimurnikan dikenal sebagai minyak dengan karbohidrat dan protein dimana biasa atau lemak kasat mata (Ketaren, dalam satu gram lemak atau minyak 1986). dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein hanya Lemak nabati atau minyak menghasilkan 4 kkal setiap satu gram nabati pada umumnya merupakan (Muchtadi, et.al., 1992). sumber lemak tidak jenuh beberapa diantaranya merupakan asam lemak Dalam pengolahan bahan esensial misalnya asam oleat, linoleat, pangan, minyak dan lemak berfungsi linolenat dan arachidonat. Selain itu, sebagai media penghantar panas, seperti Minyak nabati merupakan minyak yang minyak goreng, shortening (mentega terbuat dari tumbuhan dan banyak putih), lemak (gajih), mentega, dan digunakan dalam makanan, sebagai margarine. Disamping itu, penambahan perisai rasa (flavor), untuk menggoreng lemak juga dimaksudkan untuk dan memasak. Beberapa jenis minyak menambah kalori serta memperbaiki nabati yang biasa digunakan ialah tekstur dan cita rasa bahan pangan, minyak kelapa sawit, minyak jagung, Analisis Bilangan Peroksida Pada Minyak Dengan Metode Titrasi Iodometri (Dhika Gustama, Safira Ramadhani, M. Langgeng Adi Permana) minyak zaitun, minyak kedelai, dan dan Kaseno, 2004). Mutu minyak yang minyak biji bunga matahari. sudah rendah karena adanya kandungan senyawa peroksida dan asam lemak Minyak goreng adalah salah satu bebas yang tinggi. Standar nasional kebutuhan pokok masyarakat Indonesia indonesia (SNI)-3741-1995 pada umumnya dalam rangka memberikan batasan terhadap angka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. peroksida yang berbahaya untuk Minyak goreng yang kita konsumsi konsumsi yaitu standar maksimal untuk sehari-hari sangat erat kaitannya dengan angka peroksida adalah 2 meq/kg kesehatan tubuh kita . Parameter (Aisyah dkk, 2010). kualitas minyak meliputi sifat fisika dan sifat kimia. Sifat fisika meliputi warna, Menurut Tarigan et al, (2007) bau, kelarutan, titik cair dan Minyak yang telah rusak mempunyai polimorphism, titik didih, titik angka peroksida serta asam lemak bebas pelunakan, slipping point, shot melting yang tinggi. Apabila dicampurkan point, bobot jenis, viskositas, indeks dengan minyak baru maka dapat bias, titik kekeruhan (turbidity point), meningkatkan angka peroksida dan titik asap, titik nyala dan titik api asam lemak dari minyak tersebut. ( Ketaren, 1986). Angka peroksida yang meningkat dapat menurunkan mutu minyak goreng, Minyak akan mengalami sehingga kualitas pangan yang digoreng kerusakan apabila mengalami menggunakan minyak tersebut juga pemanasan berulang kali, kontak rendah bahkan dapat membahayakan dengan air, udara, dan logam. kesehatan. Kerusakan minyak yang terjadi selama proses penggorengan meliputi oksidasi, polimerase, dan hidrolisis. Minyak Tujuan Penelitian goreng bekas yang telah rusak akan Mengetahui kerusakan beberapa membentuk senyawa-senyawa yang sampel minyak yang beredar dipasaran tidak diinginkan seperti senyawa berdasarkan bilangan peroksidanya. polimer, asam lemak bebas (ALB), peroksida dan kotoran lain yang tersuspensi dalam minyak (Wulyoadi
Analisis Bilangan Peroksida Pada Minyak Dengan Metode Titrasi Iodometri
(Dhika Gustama, Safira Ramadhani, M. Langgeng Adi Permana) Metode Penelitian Cara Kerja Bahan Ditimbang 2,5 g minyak dalam Bahan yang digunakan adalah erlenmeyer tertutup. Ditambahkan minyak kelapa (VCO), minyak kedelai, larutan campuran (asam asetat glasial, minyak zaitun Al-Arobi, minyak kloroform dan alkohol) kemudian margarin, minyak jagung, dan minyak ditambahkan larutan KI jenuh sebanyak wijen lee kum kee, asam asetat glasial, 0,5 mL dan dididihkan selama 0, 10, 20 kloroform, alcohol, larutan jenuh KI, dan 30 menit. Selanjutnya ditambahkan akuades, natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 akuades sebanyak 30 mL pada larutan N dan indikator amilum. sampel dan ditambahkan 2-3 tetes Alat indikator kanji lalu dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat 0,1 N Alat yang digunakan adalah hingga warna kuning hilang. Blanko erlenmeyer tertutup, gelas ukur, buret, juga dibuat dengan perlakuan yang pemanas, pipet volume dan timbangan sama.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian kali ini membahas jumlah bilangan peroksidanya. Asam
mengenai kualitas minyak dengan lemak tidak jenuh akan sangat mudah menganalisis bilangan peroksida pada teroksidasi dan membentuk senyawa beberapa sampel minyak di pasaran peroksida. Bilangan peroksida adalah Indonesia yang menjadi salah satu indeks bias jumlah lemak minyak yang parameter mutu kualitas minyak. telah mengalami oksidasi angka Sampel minyak yang digunakan yaitu peroksida sangat penting untuk berupa minyak kelapa (VCO), minyak identifikasi tingkat oksidasi minyak. kedelai, minyak zaitun Al-Arobi, Minyak yang mengandung asam-asam minyak margarin, minyak jagung, dan lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh minyak wijen. oksigen yang menghasilkan suatu Kerusakan pada minyak dan senyawa peroksida. lemak dapat diketahui berdasarkan Analisis Bilangan Peroksida Pada Minyak Dengan Metode Titrasi Iodometri (Dhika Gustama, Safira Ramadhani, M. Langgeng Adi Permana) Batas maksimal kandungan larutan natrium tiosulfat dititrasi dengan peroksida minyak adalah 1 mg O2/100 g larutan iodin berwarna coklat gelap minyak (Standar industri Indonesia, yang karakteristik dengan iodin akan 1992). Melebihi batas maksimal hilang. Ketika semua Na2S4O6 telah tersebut dikhawatirkan akan meracuni teroksidasi, maka kelebihan larutan iod tubuh, terutama pada bahan makanan akan menjadikan cairan tersebut yang mengandung lemak dengan angka berwarna kuning pucat. karena itu peroksida lebih dari 100. dalam iodometri memungkinkan titrasi Kualitas minyak dapat tanpa menggunakan indikator. Namun ditentukan dengan menggunakan salah kelebihan iodin pada akhir titrasi satu uji yaitu titrasi iodometri. Titrasi memberikan warna yang samar, iodometri digunakan Na2S2O3 0,01 N sehingga penetapan titik akhir titrasi sebagai titran yang sebelumnya telah (ekivalen) menjadi sukar. Karena itu, distandardisasi terlebih dahulu dengan lebih disukai menggunakan pereaksi KI agar diketahui normalitas yang sensitif terhadap iodin sebagai sebenarnya dari Na2S2O3 yang indikator; yaitu larutan kanji (amilum) digunakan. Prinsip dari titrasi ini yang membentuk senyawa adsorpsi adalah senyawa dalam lemak (minyak) berwarna biru dengan iod dengan akan dioksidasi oleh Kalium iodida adanya larutan kanji, titik ekivalen (KI) dan Iod yang dilepaskan kemudian ditentukan dari kenampakan warna biru dititrasi dengan tiosulfat (Anggraeni et yang tetap pada kelebihan penambahan al., 2017). satu tetes iodine (Rohman, 2007).
Metode titrasi iodometri adalah Hasil pengamatan didapatkan
analisa titrimetrik yang secara tidak hasil yang positif dengan hasil bilangan langsung untuk zat yang bersifat peroksida yang berbeda-beda, yaitu oksidator. Zat–zat ini akan seperti Tabel 1 dibawah ini : mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk ditentukan dengan menggunakan larutan baku natrium tiosulfat. Ketika
Analisis Bilangan Peroksida Pada Minyak Dengan Metode Titrasi Iodometri
(Dhika Gustama, Safira Ramadhani, M. Langgeng Adi Permana) Tabel 1. Data hasil bilangan peroksida pada beberapa sampel minyak Waktu Volume Na2S2O3 Bilangan Rata- Sampel Pemanasan (mL) Peroksida Rata (Menit) Simplo Duplo mg/100g 0 0,4 0,2 0,3 12 Minyak 10 0,2 0,5 0,35 14 Kelapa 20 0.3 0,4 0,35 14 (VCO) 30 0,2 0,5 0,35 14 0 0,3 0,3 0,3 16,64 Minyak 10 0,8 0,8 0,8 14,98 Kedelai 20 1,6 1,5 1,55 12,59 30 1,9 1,8 1,85 11,59 0 0,7 1 0,85 1,44 Minyak 10 2 2,1 2,05 5,28 Zaitun 20 2,3 2,4 2,35 6,24 Al Arobi 30 1,6 1,4 1,50 3,52 0 0,4 0,6 0,5 0,32 Minyak 10 2,4 2,5 2,45 6,56 Margarin 20 3,0 2,7 2,85 7,84 30 0,2 0,5 0,35 -0,16 0 0,3 0,2 0,25 0,41 Minyak 10 0,9 0,9 0,9 1,6 Jagung 20 1,1 1,2 1,15 2,4 30 1,8 1,9 1,85 4,6 0 3 2 2,5 13,44 Minyak 10 3 2 2,5 13,44 Wijen 20 2 1,5 1.75 8,64 30 1,5 1 1,25 5,31 Blanko - 0,4 0,4 0,4 - (Aquades)
Bilangan peroksida salah akan merusak minyak tersebut karena
satunya dapat dipengaruhi oleh lama terbentuknya senyawa keton dan waktu pemanasan. Semakin lama aldehid pada minyak yang dipanaskan, maka senyawa minyak menyebabkan bau tengik pada minyak akan semakin cepat teroksidasi, (Oktaviani, 2009). Menurut SNI 01- menyebabkan terbentuknya senyawa 3741-2002 yang telah ditetapkan oleh radikal bebas peroksida, yang Dirjen Perkebunan (1989) batas mengakibatkan meningkatnya jumlah maksimal kandungan peroksida minyak bilangan peroksida pada minyak. adalah 1 mg O2/100 g minyak. Radikal bebas yang terbentuk akibatnya
Analisis Bilangan Peroksida Pada Minyak Dengan Metode Titrasi Iodometri
(Dhika Gustama, Safira Ramadhani, M. Langgeng Adi Permana) Faktor - faktor yang kanker kulit, kanker kolon dan mempengaruhi besar kecilnya angka kanker esophagus. Artinya, banyak peroksida pada minyak atau lemak mengkonsumsi makanan berminyak diantaranya yaitu kualitas minyak atau yang mengandung tinggi peroksida lemak minyak dengan kualitas yang dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh rendah maka angka peroksidanya tinggi. (Mozaffarian, 2004). Paparan oksigen minyak atau lemak Proses pemanasan minyak juga yang dibiarkan kontak dengan akan menyebabkan terbentuknya asam udaraakan menyebabkan oksidasi lemak lemak trans. Asam lemak trans ‒ dapat secara spontan sehingga angka meningkatkan LDL dan menurunkan peroksida meningkat. Suhu semakin HDL. Proses ini akan mengakibatkan tinggi suhu yang digunakan pada lemak terjadinya aterosklerosis yang ditandai atauminyak maka angka peroksida akan dengan adanya timbunan atau endapan semakin tinggi pula. Cahaya minyak lemak pada pembuluh darah. Timbunan yang disimpan pada ruangan yang lemak akan menyumbat aliran darah terkena cahaya matahari secara pada beberapa bagian tubuh seperti langsungakan cepat rusak sehingga jantung dan otak. Bila penyumbatan angka peroksidanya tinggi (Aminah, terjadi di jantung akan menyebabkan 2010). penyakit jantung koroner (Rosen & Kerusakan minyak akan Gelfand, 2009). Perubahan Asam mempengaruhi mutu dan nilai gizi Lemak Cis ‒ Menjadi Trans ‒ pada bahan pangan yang digoreng serta penggorengan minyak goreng berulang dapat berdampak pada kesehatan. (Sartika, 2009). Asam lemak dengan Konsumsi minyak yang mengandung komposisi trans. Untuk menghindari peroksida akan membentuk radikal penurunan mutu minyak akibat proses bebas di dalam tubuh. Radikal bebas oksidasi dapat digunakan penambahan merupakan senyawa yang berbahaya antioksidan. Antioksidan dapat diartikan bagi kesehatan tubuh karena dapat sebagai molekul yang mencegah menyebabkan kerusakan DNA sel, oksidasi. Proses ketengikan sangat kematian sel dan berpotensi dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan menimbulkan kanker. Radikal bebas antioksidan. Prooksidan akan dapat memicu terjadinya kanker paru, mempercepat terjadinya oksidasi Analisis Bilangan Peroksida Pada Minyak Dengan Metode Titrasi Iodometri (Dhika Gustama, Safira Ramadhani, M. Langgeng Adi Permana) sedangkan antioksidan akan oleh Karbon Aktif Polong Buah menghambatnya (Ketaren, 1986). Kelor (Moringa Oliefera. Lamk) dengan Aktivasi NaCl. Jurnal Alchemy, 1(2): 53-103. KESIMPULAN Aminah, Siti. 2010. Bilangan Peroksida Berdasarkan hasil analisa uji Minyak Goreng Curah Dan Sifat bilangan peroksida pada masing-masing Organoleptik Tempe Pada sampel minyak yang telah dipanaskan, Pengulangan Penggorengan. tingkat mutu kualitas minyak terendah Jurnal Pangan dan Gizi terjadi pada sampel minyak kedelai Universitas Muhammadiyah dengan kandungan senyawa peroksida Semarang. Vol 1, No 1. sebesar 16,64 mg/100g sebelum Anggraeni, Dwi P.S. et al. 2017. dipanaskan dan 11,59 mg/100g setelah Analisis Bilangan Peroksida dipanaskan. Nilai bilangan peroksida ini Minyak Sawit Hasil Gorengan menjadi yang terbesar dibandingkan Tempe Pada berbagai Waktu sampel minyak lainnya. Selain itu, Pemanasan dengan Titrasi Kualitas mutu yang terbaik didapatkan Iodometri. Bali: Jurnal Kimia II pada sampel minyak jagung yaitu FMIPA Universitas Udayana. kandungan senyawa peroksida sebelum dipanaskan sebesar 0,41 mg/100g yang Budijanto, S., & Sitanggang, A. B. berada dibawah ambang batas SNI yaitu (2016). Kajian Keamanan Pangan sebesar 1 mg O2/100 g namun setelah Dan Kesehatan Minyak dipanaskan mengalami penurunan mutu Goreng. Jurnal Pangan, 19(4), dengan naiknya bilangan peroksida 361-372. pada miyak tersebut menjadi 4,6 mg Muchtadi, Tien. R dan Sugiyono. 1992. O2/100g. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Daftar Pustaka Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Aisyah, Y. & Fasya. 2010. Penurunan Mozaffarian, D. et al. Dietary intake
Angka Peroksida dan Asam of trans fatty acids and Lemak Bebas (FFA) pada Proses systemic inflammation in women. Bleaching Minyak Goreng Bekas
Analisis Bilangan Peroksida Pada Minyak Dengan Metode Titrasi Iodometri
(Dhika Gustama, Safira Ramadhani, M. Langgeng Adi Permana) Am. J. Clin. Nutr.79, 606–612 (2004).
S. Ketaren. 1986. Pengantar Teknologi
Minyak dan Lemak Pangan, Jakarta : UI Press.
Tarigan, Nurhayati, & Oppusunggu.
2007. Pengaruh Penyuluhan Kepada Pedagang Gorengan dengan Angaka Peroksida dan Asam pada Minyak Goreng. Jurnal Ilmiah Pannmed, 2 (1): 20- 28.
Oktaviani, Nita Dwi. 2009. Hubungan
Lamanya Pemanasan dengan Kerusakan Minyak Goreng Curah ditinjau dari Bilangan Peroksida. Jurnal Biomedika Vol. 1 No. 1
Wulyoadi & Kaseno. 2004. Pemurnian
Minyak Goreng Bekas dengan Menggunakan Filter Membran. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses 2004.
Analisis Bilangan Peroksida Pada Minyak Dengan Metode Titrasi Iodometri
(Dhika Gustama, Safira Ramadhani, M. Langgeng Adi Permana)