Anda di halaman 1dari 2

RGUMEN

Anatomi Argumen
Argumen terdiri dari serangkaian asersi. Asersi berkaitan dengan yang lain dalam bentuk inferensi
atau penyimpulan. Asersi dapat berfungsi sebagai premis atau konklusi (atau asersi kunci) yang
merupakan komponen argumen.

Jenis Argumen
Argumen Deduktif
1. Pengertian
adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang
disepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai simpulan (konsklusi). Salah satu
bentuk penalaran deduktif adalah silogisme. Silogisme terdiri dari 3 komponen
yaitu premis major, premis minor dan konklusi.
2. Evaluasi Penalaran Deduktif
Untuk menilai suatu argumen deduktif (logis), Nickerson (1986) mengajukan 4
pertanyaan yang harus dijawab :
1. Apakah lengkap? [Kelengkapan]
2. Apakah artinya jelas? [Kejelasan]
3. Apakah valid? [Kesahihan]
4. Apakah premis dapat dipercaya? [Ketepercayaan]
2. Argumen Induktif
1. Pengertian
adalah proses penalaran berawal dari suatu pernyataan khusus dan berakhir dengan
pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut

3. Argumen Nondeduktif lainnya


1. Argumen dengan Analogi
Penalaran dengan analogi adalah penalaran yang menurunkan konklusi atas dasar
kesamaan atau kemiripan karakteristik, pola, fungsi atau hubungan unsur (sistem)
suatu objek yang disebutkan dalam suatu asersi. Analogi bukan merupakan suatu
bentuk pembuktian namun merupakan sarana meyakinkan bahwa suatu konklusi
mempunyai kebolehjadian untuk benar.
2. Argumen sebab akibat
Argumen dengan penyebaban/generalisasi kausal adalah menyatakan konklusi
sebagai akibat dari asersi tertentu. Kaidah untuk menguji adanya hubungan kausal
adalah apa yang disebut kaidah kecocokan (method of agreement), kaidah
kecocokan negatif (negative canon of agreement) dan kaidah perbedaan (method of
difference) atau ketiganya disebut kaidah Mill
3. Kriteria Penyebaban
Dalam menguji dan menyatakan bahwa suatu faktor (C) menyebabkan gejala atau
variabel lain (Z) terjadi, tiga kriteria berikut harus dipenuhi :
1. C dan Z bervariasi bersama. Bila C berubah, Z juga berubah
2. Perubahan C terjadi sebelum atau mendahului perubahan Z terjadi
3. Tidak ada faktor lain selain C yang memopengaruhi perubahan Z

4. Penalaran Induktif didalam Akuntansi


Dalam akuntansi digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum menjadi suatu penjelasan
terhadap gejala akuntansi. Pernyataan umum tersebut berasal dari hipotesis yang diajukan dalam
penelitian empiris. Jika bukti yang empiris konsisten dengan generalisasi, maka generalisasi itu
menjadi teori yang valid dan mempunyai prediksi tinggi. Generalisasi yaitu menyimpulkan
karakteristik populasi berdasarkan karakteristik atau ciri sampel melalui pengujian statistis.

Penalaran induktif dalam akuntansi umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum
yang menjadi penjelasan (teori) terhadap gejala akuntansi tertentu.
Penalaran induktif tidak dapat dipisahkan dari Penalaran deduktif. Premis dalam penalaran
deduktif dapat merupakan hasil dari suatu penalaran induktif, demikian juga proporsi-proporsi
akuntansi yang diajukan dalam penelitian biasanya diturunkan dengan penalaran deduktif.

Anda mungkin juga menyukai