Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM DENGAN SECTIO CAESARIA + B20


SECTIO CAESARIA
A. Pengertian
Sect
Sectio
io caes
caesar
area
ea adal
adalah
ah pemb
pembed
edah
ahan
an untu
untuk
k mela
melahi
hirk
rkan
an jani
janin
n deng
dengan
an
membuka dinding perut dan dinding uterus. (Sarwono , 2005).
Sectio
Sectio caesar
caesarea
ea adala
adalahh suatu
suatu cara
cara melahi
melahirka
rkan
n janin
janin denga
dengan
n membua
membuatt
sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina. tau disebut juga
histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. (!ochtar, "##$).
Sectio %aesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan
diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh (&u
(&ulard
lardii
'iknjosastro, 200).

B. Etiologi
a. *ndikasi *bu
a) +anggul sempit absolute
b) +lacenta previa
c) uptura uteri mengancam
d) +artus -ama
e) +artus ak
ak !aju
/) +re eklampsia, dan ipertensi
b. *ndikasi 1anin
a) elainan -etak
". -etak lintang
3ila
3ila terja
terjadi
di kesemp
kesempita
itan
n pangg
panggul,
ul, maka
maka sectio
sectio caesar
caesarea
ea adala
adalah
h
 jalan4cara yang terbaik dalam melahirkan
melahirkan janin dengan segala letak
lintang yang janinnya hidup dan besarnya biasa. Semua primigravida
dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio caesarea walaupun
tidak
tidak ada perkiraan
perkiraan panggul
panggul sempit.
sempit. !ultipar
!ultipara
a dengan
dengan letak
letak lintang
lintang
dapat lebih dulu ditolong dengan cara lain.
2. -etak belakang
Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang bila
panggul sempit, primigravida,
primigravida, janin besar dan berharga.
b) &awat 1anin
c) 1anin 3esar
c. ontra *ndikasi
a) 1anin !ati
b) Syok, anemia berat.
c) elainan congenital 3erat

C. T!an Se"tio Cae#area


uju
ujuan
an melaku
melakukan
kan sectio
sectio caesar
caesarea
ea (S%)
(S%) adala
adalah
h untuk
untuk mempe
mempersi
rsing
ngkat
kat
lamanya
lamanya perdarah
perdarahan
an dan mencegah
mencegah terjadin
terjadinya
ya robekan
robekan serviks
serviks dan segmen
segmen
bawah
bawah rahim.
rahim. Sectio
Sectio caesar
caesarea
ea dilaku
dilakukan
kan pada
pada plase
plasenta
nta previa
previa totali
totalis
s dan
dan
plase
plasenta
nta previa
previa lainn
lainnya
ya jika
jika perda
perdarah
rahan
an hebat
hebat.. Selain
Selain dapat
dapat mengu
menguran
rangi
gi
kemati
kematian
an bayi
bayi pada
pada plase
plasenta
nta previa
previa,, sectio
sectio caesar
caesarea
ea juga
juga dilak
dilakuka
ukan
n untuk
untuk
kepent
kepentin
ingan
gan ibu,
ibu, sehin
sehingga
gga sectio
sectio caesar
caesarea
ea dilak
dilakuka
ukan
n pada
pada place
placenta
nta previa
previa
walaupun anak sudah mati.

D. Mani$e#ta#i %lini& Po#t Se"tio Cae#aria


+ersal
+ersalina
inan
n dengan
dengan Secti
Sectio
o %aesa
%aesaria
ria , memer
memerluk
lukan
an peraw
perawata
atan
n yang
yang le bih
k op
op r e he
he n s i / y a it
it u
u p e r a wa
wa t an
an post o p e r at
at i/
i/ dan p e r aw
aw a t an
an
p os
os t p ar
ar t um
um . !a
!a ni
ni / es
es t as
as i k lili ni
ni s s ec
ec t io
io c ae
ae sa
sa r ea
ea m en
en ur
ur u t 6 oe
oe ng
ng es
es
(2 00 ") ,antara
,antara lain
lain 
a. 7yeri akibat ada luka pembedahan
b . danya luka insisi pada bagian abdomen
c . 8undus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus
d. liran
liran lokhea
lokhea sedang
sedang dan bebas bekuan yang berlebi
berlebihan
han (lokhea
(lokhea
tidak banyak)
e. ehila
ehilanga
ngann darah
darah selama prosedu
prosedurr pembed
pembedaha
ahann kira9kir
kira9kiraa 009
009
$00ml
/. :mosi
mosi labil
bil 4 perub
rubahan
han emosi
mosio
onal deng
engan meng
menge
eksp
kspresi
resika
kan
n
ketidakmampuan menghadapi situasi baru
g. 3iasanya terpasang kateter urinarius
h . uskultasi bising usus tidak terdengar atau samar 
i. +engaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan muntah
 j. Status pulmonary
pulmonary bunyi paru jelas
jelas dan vesikuler 
vesikuler 
k. +ada kelahiran
kelahiran secara S% tidak
tidak direncanakan
direncanakan maka bisanya
bisanya kurang
kurang paham
paham
prosedur 
l. 3onding dan ttachment pada anak yang baru dilahirkan.
E. 'eni# ( 'eni# O)era#i Se"tio Cae#area *SC
a. bdomen (S% bdominalis)
a) Sectio %aesarea ransperitonealis
Sectio caesarea klasik atau corporal  dengan insisi memanjang pada
corpus uteri y a n g m e m p u n y a i k e l e b i h a n m e n g e l u a r k a n j a n i n
leb ih c e p a t , t i d ak
ak m en
en ga
ga ki
ki ba
ba t ka
ka n k o mp
mp lili ka
ka s i k an
an du
du ng
ng k e mi
mi h
tertarik, dan sayatan bias diperpanjang proksimal atau
tau distal .
Sedangkan
Sedangkan kekurangan
kekurangan dari cara ini adalah
adalah in/eksi mudah
menyebar
menye bar secara
seca ra intr
intra
a abd
abdom
omin
inal
al karena
kare na tidak
tida k ada repe
reperi
rito
tone
neal
alis
isas
asii yang
baik danuntuk
danuntuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rup
ruptura
tura
uteri spontan.
b) Sectio
Sectio caesarea
caesarea pro/un
pro/unda
da  dengan
dengan insisi
insisi pada
pada segmen
segmen bawa
bawah
h rah
r ah im
dengan kelebihan penjahitan luka lebih mudah, penu
enutup
tupan luk
luka
dengan rep
reperit
eriton
onea
ealilisasi
sasi yang baik, perdarahan kurang dan kemungkinan
rupture uteri spontan kurang4lebih kecil. 6an memiliki kekurangan luka
dapat melebar kekiri, bawah, dan kanan sehingga mengakibtakan
pendarahan yang banyak serta keluhan pada kandung kemih.
c) Sectio caesarea ekstraperitonealis
!erupakan sectio caesarea tanpa membuka peritoneum parietalis dan
dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis.
b. ;agina (sectio caesarea vaginalis)
!enurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan apabila 
a) Sayatan memanjang (longitudinal)
b) Sayatan melintang (tranversal)
c) Sayatan huru/  ( *nsisian)
d. Sectio %aesarea lasik (korporal)
6ilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira9kira
"0cm.
elebihan 
a) !engeluarkan janin lebih memanjang
b) idak menyebabkan komplikasi kandung kemih tertarik
c) Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
ekurangan 
". *n/eksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada
reperitonial yang baik.
2. <ntuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan.
=. uptura uteri karena luka bekas S% klasik lebih sering terjadi
dibandingkan dengan luka S% pro/unda. uptur uteri karena luka
bekas S% klasik sudah dapat terjadi pada akhir kehamilan,
sedangkan pada luka bekas S% pro/unda biasanya baru terjadi
dalam persalinan.
>. <ntuk mengurangi kemungkinan ruptura uteri, dianjurkan supaya ibu
yang telah mengalami S% jangan terlalu lekas hamil lagi. Sekurang
9kurangnya dapat istirahat selama 2 tahun. asionalnya adalah
memberikan kesempatan luka sembuh dengan baik. <ntuk tujuan ini
maka dipasang akor sebelum menutup luka rahim.
e. Sectio %aesarea (*smika +ro/unda)
6ilakukan dengan membuat sayatan melintang konka/ pada segmen
bawah rahim kira9kira "0cm
elebihan 
a) +enjahitan luka lebih mudah
b) +enutupan luka dengan reperitonialisasi yang baik
c) umpang tindih dari peritoneal /lap baik sekali untuk menahan isi
uterus ke rongga perineum
d) +erdarahan kurang
e) 6ibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri spontan
lebih kecil
ekurangan 
a) -uka dapat melebar ke kiri, ke kanan dan bawah sehingga dapat
menyebabkan arteri uteri putus yang akan menyebabkan perdarahan
yang banyak.
b) eluhan utama pada kandung kemih post operati/ tinggi.

,. %o-)li&a#i
a. *n/eksi +uerpuralis
a) ingan  dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.
b) Sedang  dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai dehidrasi
atau perut sedikit kembung
c) 3erat  dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. al ini sering
kita jumpai pada partus terlantar dimana sebelumnya telah
te rj ad i in/eksi intrapartum karena ketuban yang telah pecah terlalu
lama.
b. +endarahan disebabkan karena 
a) 3anyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
b) tonia <teri
c) +endarahan pada placenta bled
c. -uka pada kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonalisasi terlalu tinggi.
d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut
pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura
uteri. emungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea
klasik.

G. Pato$i#iologi
danya beberapa kelainan 4 hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal 4 spontan, misalnya plasenta
previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture
uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre9eklamsia, distosia serviks,
dan malpresentasi janin. ondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu
tindakan pembedahan yaitu Sectio %aesarea (S%).
6alam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan
masalah intoleransi aktivitas. danya kelumpuhan sementara dan kelemahan
/isik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri
pasien secara mandiri sehingga timbul masalah de/isit perawatan diri.
urangnya in/ormasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan
perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien.
Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada
dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan,
pembuluh darah, dan sara/ 9 sara/ di sekitar daerah insisi. al ini akan
merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan
rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan
ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan
menimbulkan masalah resiko in/eksi.

H. Pe-eri&#aan Penn!ang
a. emoglobin atau hematokrit (34t) untuk mengkaji perubahan dari kadar 
pra operasi dan mengevaluasi e/ek kehilangan darah pada pembedahan.
b. -eukosit (3%) mengidenti/ikasi adanya in/eksi
c. es golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
d. <rinalisis 4 kultur urine
e. +emeriksaan elektrolit

I. Penatala&#anaan
a. +emberian cairan
arena 2> jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian
cairan perintavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak
terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. %airan
yang biasa diberikan biasanya 6S "0?, garam /isiologi dan - secara
bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan. 3ila kadar b rendah
diberikan trans/usi darah sesuai kebutuhan.
b. 6iet
+emberian cairan perin/us biasanya dihentikan setelah penderita /latus lalu
dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. +emberian minuman
dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada  9 "0 jam pasca
operasi, berupa air putih dan air teh.
c. !obilisasi
a) !obilisasi dilakukan secara bertahap meliputi 
b) !iring kanan dan kiri dapat dimulai sejak  9 "0 jam setelah operasi
c) -atihan perna/asan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang
sedini mungkin setelah sadar 
d) ari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit
dan diminta untuk berna/as dalam lalu menghembuskannya.
e) emudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah
duduk (semi/owler)
/) Selanjutnya selama berturut9turut, hari demi hari, pasien dianjurkan
belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan
sendiri pada hari ke9= sampai hari ke5 pasca operasi.
d. ateterisasi
andung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan.
ateter biasanya terpasang 2> 9 >$ jam 4 lebih lama lagi tergantung jenis
operasi dan keadaan penderita.
e. +emberian obat9obatan
a) ntibiotik
%ara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda9beda setiap
institusi
b) nalgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan
". Supositoria  ketopropen sup 2@42> jam
2. Aral  tramadol tiap  jam atau paracetamol
=. *njeksi  penitidine #09B5 mg diberikan setiap  jam bila perlu
c) Abat9obatan lain
<ntuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat
diberikan caboransia seperti neurobian * vit. %
/. +erawatan luka
ondisi balutan luka dilihat pada " hari post operasi, bila basah dan
berdarah harus dibuka dan diganti
g. +erawatan rutin
al9hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan
darah, nadi,dan perna/asan.
h. +erawatan +ayudara
+emberian S* dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan
tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan
payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa
nyeri. (!anuaba, "###)

B20HI/ AIDS
A. Pengertian
9 *;
(uman *mmunode/iciency ;irus) adalah virus yang dapat menyebabkan
 *6S. *; termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi
genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara in/eksi dengan cara
yang berbeda (retro), yaitu dari 7 menjadi 67, yang kemudian menyatu
dalam 67 sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan
replikasi.
;irus *; ini dapat menyebabkan *6S dengan cara menyerang sel
darah putih yang bernama sel %6> sehingga dapat merusak sistem kekebalan
tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit
walaupun yang sangat ringan sekalipun.
;irus *; menyerang sel %6> dan merubahnya menjadi tempat
berkembang biak ;irus *; baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat
digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh.
anpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak
memiliki pelindung. 6ampaknya adalah kita dapat meninggal dunia akibat
terkena pilek biasa.
9 *6S
 *6S (cCuired *mmune 6e/iciency Syndrome) merupakan dampak atau
e/ek dari perkembang biakan virus *; dalam tubuh makhluk hidup. ;irus *;
membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom *6S yang mematikan dan
sangat berbahaya. +enyakit *6S disebabkan oleh melemah atau
menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel %6>
pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh ;irus *;.
etika kita terkena ;irus *; kita tidak langsung terkena *6S. <ntuk
menjadi *6S dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat
menjadi *6S yang mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin
yang dapat menyembuhkan manusia dari ;irus *; penyebab penyakit *6S.
B. Etiologi
*; ialah retrovirus yang di sebut lymphadenopathy ssociated virus
(-;) atau human 9cell leukemia virus """ (-;9""") yang juga di sebut
human 9cell lymphotrophic virus (retrovirus) -; di temukan oleh montagnier 
dkk. +ada tahun "#$= di prancis, sedangkan -;9""" di temukan oleh &allo di
amerika serikat pada tahun berikutnya. ;irus yang sama ini ternyata banyak di
temukan di a/rika tengah. Sebuah penelitian pada 200 monyet hijau a/rika,B0?
dalam darahnya mengandung virus tersebut tampa menimbulkan penyakit.
7ama lain virus tersebut ialah *;.
iv :6** S hiv9" 67 hiv92 terbanyak karena *;9" terdiri atas
dua untaian 7 dalam inti protein yang di lindungi envelop lipid asal sel hospes.
;irus *6S bersi/at limpotropik khas dan mempunyai kemampuan untuk merusak
sel darah putih spesi/ik yang di sebut limposit 9helper atau limposit pembawa
/actor > (%6>). ;irus ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah limposit 9
helper secara progresi/ dan menimbulkan imunode/isiensi serta untuk selanjut
terjadi in/eksi sekunder atau oportunistik oleh kuman,jamur, virus dan parasit
serta neoplasma. Sekali virus *6S mengin/eksi seseorang, maka virus tersebut
akan berada dalam tubuh korban untuk seumur hidup. 3adan penderita akan
mengadakan reaksi terhapat invasi virus *6S dengan jalan membentuk antibodi
spesi/ik, yaitu antibodi *;, yang agaknya tidak dapat menetralisasi virus tersebut
dengan cara9cara yang biasa sehingga penderita tetap akan merupakan individu
yang in/ekti/ dan merupakan bahaya yang dapat menularkan virusnya pada
orang lain di sekelilingnya. ebanyakan orang yang terin/eksi oleh virus *6S
hanya sedikit yang menderita sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapi pada
beberapa orang perjalanan sakit dapat berlangsung dan berkembang menjadi
 *6S yang /ull9blown.
C. Taa)(taa) In$e&#i
6alam proses perkembangan virus *; dari in/eksi menjadi penyakit
 *6S ada > /ase, yaitu  (A, 200$)
". 8ase "  8ase ini di mulai tepat setelah in/eksi, dan berlangsung selama
beberapa minggu. 8ase " ditandai dengan tidak enak badan seperti /lu,
meski pada 20? penderita mengalami /lu parah, namun tes *; yang
dilakukan pada /ase ini mungkin menunjukkan bahwa penderita tidak
terin/eksi *;.
2. 8ase 2  8ase ini adalah tahap terpanjang diantara /ase lainnya, bahkan
dapat berlangsung hingga "0 tahun. 8ase ini gejala pada penderita
hampir tidak terlihat, padahal sebenarnya pada /ase inilah virus sedang
berkembang. Secara perlahan *; menghancurkan sel9sel %6> yang
berjumlah banyak untuk melawan penyakit, dengan sedikitnya sel9sel
%6> yang penderita miliki, system kekebalan tubuh penderita akan terus
menurun, walaupun tubuh akan mengganti sel %6> yang rusak sebanyak
mungkin tetap saja sel %6> akah kalah dengan perkembangan virus *;
yang berkembang sangat cepat.
=. 8ase =  8ase ini dimulai ketika sel %6> dalam tubuh sudah dikuasai virus
*;. etika system kekebalan tubuh sudah gagal, penyakit9penyakit akan
mudah masuk ke dalam tubuh penderita, dan ironisnya penyakit ini
mengendalikan tubuh penderita dan berbagai gejala penyakitpun
berkembang. +ada awalnya terjadi gejala9gejala ringan seperti  lelah,
diare, in/eksi jamur, demam, berkeringat pada malam hari, berat badan
terus menerus menurun, pembengkakan kelenjar limpa, sariawan terus
menerus. etapi seiring dengan melemahnya system kekebalan tubuh,
gejala ini akan semakin parah.
>. 8ase >  +ada /ase ini, ketika gejala9gejala penyakit seperti uberculosis
(anker) menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis
mendertita *6S. +ada /ase ini obat9obatan anti virus hanya bias
memperlambat perkembangan virus *; saja.
D. Pato$i#iologi
". !ekanisme system imun yang normal
Sistem imun melindungi tubuh dengan cara mengenali bakteri atau virus
yang masuk ke dalam tubuh, dan bereaksi terhadapnya. etika system imun
melemah atau rusak oleh virus seperti virus *;, tubuh akan lebih mudah terkena
in/eksi oportunistik. System imun terdiri atas organ dan jaringan lim/oid, termasuk
di dalamnya sumsum tulang, thymus, nodus lim/a, lim/a, tonsil, adenoid,
appendi@, darah, dan lim/a.
9 Sel 3
8ungsi utama sel 3 adalah sebagai imunitas antobodi humoral. !asing9
masing sel 3 mampu mengenali antigen spesi/ik dan mempunyai
kemampuan untuk mensekresi antibodi spesi/ik. ntibody bekerja dengan
cara membungkus antigen, membuat antigen lebih mudah untuk
di/agositosis (proses penelanan dan pencernaan antigen oleh leukosit dan
makro/ag. tau dengan membungkus antigen dan memicu system
komplemen (yang berhubungan dengan respon in/lamasi).
9 -im/osit 
-im/osit  atau sel  mempunyai 2 /ungsi utama yaitu 
a. egulasi sitem imun
b. !embunuh sel yang menghasilkan antigen target khusus.
!asing9masing sel  mempunyai marker permukaan seperti %6>D,
%6$D, dan %6=D, yang membedakannya dengan sel lain. Sel %6>D adalah sel
yang membantu mengaktivasi sel 3, killer sel dan makro/ag saat terdapat antigen
target khusus. Sel %6$D membunuh sel yang terin/eksi oleh virus atau bakteri
seperti sel kanker.
9 8agosit
9 omplemen
2. +enjelasan dan komponen utama dari siklus hidup virus *;
Secara structural mor/ologinya, bentuk *; terdiri atas sebuah silinder 
yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar9melebar. +ada pusat
lingkaran terdapat untaian 7. *; mempunyai = gen yang merupakan
komponen /unsional dan structural. iga gen tersebut yaitu gag, pol, dan env.
&ag berarti group antigen, pol mewakili polymerase, dan env adalah
kepanjangan dari envelope (o//mann, ockhstroh, amps,200). &en gag
mengode protein inti. &en pol mengode enEim reverse transcriptase, protease,
integrase. &en env mengode komponen structural *; yang dikenal dengan
glikoprotein. &en lain yang ada dan juga penting dalam replikasi virus, yaitu  rev,
ne/, vi/, vpu, dan vpr.
9 Siklus idup *;
Sel pejamu yang terin/eksi oleh *; memiliki waktu hidup sangat pendekF
hal ini berarti *; secara terus9menerus menggunakan sel pejamu beru
untuk mereplikasi diri. Sebanyak "0 milyar virus dihasilkan setiap harinya.
Serangan pertama *; akan tertangkap oleh sel dendrite pada membrane
mukosa dan kulit pada 2> jam pertama setelah paparan. Sel yang terin/eksi
tersebut akan membuat jalur ke nodus lim/a dan kadang9kadang ke
pembuluh darah peri/er selama 5 hari setelah papran, dimana replikasi virus
menjadi semakin cepat.
9 Siklus hidup *; dapat dibagi menjadi 5 /ase, yaitu 
G !asuk dan mengikat
G everse transkripstase
G eplikasi
G 3udding
G !aturasi

E. Tan1a 1an Ge!ala


*; tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang biasa
seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan
peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar 
mandi atau %41amban yang sama atau tinggal serumah bersama Arang
6engan *;4*6S (A6). A6 yaitu pengidap *; atau *6S. Sedangkan
A*6 (Arang hidup dengan *; atau *6S) yakni keluarga (anak, istri, suami,
ayah, ibu) atau teman9teman pengidap *; atau *6S.
-ebih dari $0? in/eksi *; diderita oleh kelompok usia produkti/ terutama
laki9laki, tetapi proporsi penderita *; perempuan cenderung meningkat. *n/eksi
pada bayi dan anak, #0 ? terjadi dari *bu pengidap *;. ingga beberapa tahun,
seorang pengidap *; tidak menunjukkan gejala9gejala klinis tertular *;, namun
demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, *6S
mulai berkembang dan menunjukkan tanda9tanda atau gejala9gejala.anda9tanda
klinis penderita *6S 
9 3erat badan menurun lebih dari "0 ? dalam " bulan
9 6iare kronis yang berlangsung lebih dari " bulan
9 6emam berkepanjangan lebih dari" bulan
9 +enurunan kesadaran dan gangguan9gangguan neurologis
9 6imensia4*; ense/alopati
&ejala minor 
9 3atuk menetap lebih dari " bulan
9 6ermatitis generalisata yang gatal
9 danya erpes Eoster multisegmental dan berulang
9 *n/eksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
*; dan *6S dapat menyerang siapa saja. 7amun pada kelompok rawan
mempunyai risiko besar tertular *; penyebab *6S, yaitu 
9 Arang yang berperilaku seksual dengan berganti9ganti pasangan tanpa
menggunakan kondom
9 +engguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara
bersama9sama
9 +asangan seksual pengguna narkoba suntik
9 3ayi yang ibunya positi/ *;
+ara ahli menjelaskan bahwa anda dan &ejala +enyakit *6S seseorang yang
terkena virus *; pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan
gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama = sampai 
minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus *; tersebut.
Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus *; akan tetap sehat dalam
beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun4lemah hingga jatuh
sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat
kepastian adalah dengan menjalani <ji ntibodi *; terutamanya jika seseorang
merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus *;.
 dapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit *6S
diantaranya adalah seperti dibawah ini 
9 Saluran perna/asan. +enderita mengalami na/as pendek, henti na/as
sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang in/eksi virus
lainnya (+neumonia). idak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit
*; *6S diduga sebagai 3%.
9 Saluran +encernaan. +enderita penyakit *6S menampakkan tanda dan
gejala seperti hilangnya na/su makan, mual dan muntah, kerap
mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta
mengalami diarhea yang kronik.
9 3erat badan tubuh. +enderita mengalami hal yang disebut juga wasting
syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga "0? dibawah
normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh
seperti yang dikenal sebagai !alnutrisi termasuk juga karena gangguan
absorbsi4penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang
mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
9 System +ersyara/an. erjadinya gangguan pada persyara/an central yang
mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi,
sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. +ada
system persyara/an ujung (+eripheral) akan menimbulkan nyeri dan
kesemutan pada telapak tangan dan kaki, re/lek tendon yang kurang,
selalu mengalami tensi darah rendah dan *mpoten.
9 System *ntegument (1aringan kulit). +enderita mengalami serangan virus
cacar air (herpes simple@) atau carar api (herpes Eoster) dan berbagai
macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit.
-ainnya adalah mengalami in/eksi jaringan rambut pada kulit
(8olliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak9retak) serta
:cEema atau psoriasis.
9 Saluran kemih dan eproduksi pada wanita. +enderita seringkali
mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
terin/eksi virus *;. -uka pada saluran kemih, menderita penyakit
syphillis dan dibandingkan +ria maka wanita lebih banyak jumlahnya
yang menderita penyakit cacar. -ainnya adalah penderita *6S wanita
banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal
sebagai istilah Hpelvic in/lammatory disease (+*6)H dan mengalami masa
haid yang tidak teratur (abnormal).
,. Pe-eri&#aan Diagno#i#
9 est *;
3anyak orang tidak menyadari bahwa mereka terin/eksi virus *;. urang
dari "? penduduk perkotaan di /rika yang akti/ secara seksual telah menjalani
tes *;, dan persentasenya bahkan lebih sedikit lagi di pedesaan. Selain itu,
hanya 0,5? wanita mengandung di perkotaan yang mendatangi /asilitas
kesehatan umum memperoleh bimbingan tentang *6S, menjalani pemeriksaan,
atau menerima hasil tes mereka. ngka ini bahkan lebih kecil lagi di /asilitas
kesehatan umum pedesaan. 6engan demikian, darah dari para pendonor dan
produk darah yang digunakan untuk pengobatan dan penelitian medis, harus
selalu diperiksa kontaminasi *;9nya.
es *; umum, termasuk imunoasai enEim *; dan pengujian estern
blot, dilakukan untuk mendeteksi antibodi *; pada serum, plasma, cairan mulut,
darah kering, atau urin pasien. 7amun demikian, periode antara in/eksi dan
berkembangnya antibodi pelawan in/eksi yang dapat dideteksi (window period)
bagi setiap orang dapat bervariasi. *nilah sebabnya mengapa dibutuhkan waktu
=9 bulan untuk mengetahui serokonversi dan hasil positi/ tes. erdapat pula tes9
tes komersial untuk mendeteksi antigen *; lainnya, *;97, dan *;967,
yang dapat digunakan untuk mendeteksi in/eksi *; meskipun perkembangan
antibodinya belum dapat terdeteksi. !eskipun metode9metode tersebut tidak
disetujui secara khusus untuk diagnosis in/eksi *;, tetapi telah digunakan
secara rutin di negara9negara maju.
9 es -aboratorium
a. +emeriksaan assay antibodi dapat mendeteksi antibodi terhadap *;.
etapi karena antibodi anti *; maternal ditrans/er secara pasi/ selama
kehamilan dan dapat dideteksi hingga usia anak "$ bulan, maka adanya
hasil antibodi yang positi/ pada anak kurang dari "$ bulan tidak serta
merta menjadikan seorang anak pasti terin/eksi *;. arenanya
diperlukan uji laboratorik yang mampu mendeteksi virus atau
komponennya seperti assay untuk mendeteksi 67 *; dari plasma
assay untuk mendeteksi 7 *; dari plasma assay untuk mendeteksi
antigen p2> *mmune %omple@ 6issociated (*%6)
b. eknologi uji virologi masih dianggap mahal dan kompleks untuk negara
berkembang. eal time +%(9+%) mampu mendeteksi 7 dan 67
*;, dan saat ini sudah dipasarkan dengan harga yang jauh lebih murah
dari sebelumnya. ssay *%6 p2> yang sudah dikembangkan hingga
generasi keempat masih dapat dipergunakan secara terbatas. :valuasi
dan pemantauan kualitas uji laboratorium harus terus dilakukan untuk
kepastian program. Selain sampel darah lengkap (whole blood) yang sulit
diambil pada bayi kecil, saat ini juga telah dikembangkan di negara
tertentu penggunaan dried blood spots (63S) pada kertas saring tertentu
untuk uji 67 maupun 7 *;. etapi uji ini belum dipergunakan secara
luas, masih terbatas pada penelitian.
c. !eskipun uji deteksi antibodi tidak dapat digunakan untuk menegakkan
diagnosis de/initi/ *; pada anak yang berumur kurang dari "$ bulan,
antibodi *; dapat digunakan untuk mengeksklusi in/eksi *;, paling dini
pada usia # sampai "2 bulan pada bayi yang tidak mendapat S* atau
yang sudah dihentikan pemberian S* sekurang9kurangnya  minggu
sebelum dilakukannya uji antibodi. 6asarnya adalah antibodi maternal
akan sudah menghilang dari tubuh anak pada usia "2 bulan. +ada anak
yang berumur lebih dari "$ bulan uji antibodi termasuk uji cepat (rapid
test) dapat digunakan untuk mendiagnosis in/eksi *; sama seperti orang
dewasa. +emeriksaan laboratorium lain bersi/at melengkapi in/ormasi dan
membantu dalam penentuan stadium serta pemilihan obat ;. +ada
pemeriksaan darah tepi dapat dijumpai anemia, leukositopenia,
lim/openia, dan trombositopenia. al ini dapat disebabkan oleh e/ek
langsung *; pada sel asal, adanya pembentukan autoantibodi terhadap
sel asal, atau akibat in/eksi oportunistik.
d. 1umlah lim/osit %6> menurun dan %6$ meningkat sehingga rasio
%6>4%6$ menurun. 8ungsi sel  menurun, dapat dilihat dari menurunnya
respons proli/erati/ sel  terhadap antigen atau mitogen. Secara in vivo,
menurunnya /ungsi sel  ini dapat pula dilihat dari adanya anergi kulit
terhadap antigen yang menimbulkan hipersensitivitas tipe lambat. adar 
imunoglobulin meningkat secara poliklonal. etapi meskipun terdapat
hipergamaglobulinemia, respons antibodi spesi/ik terhadap antigen baru,
seperti respons terhadap vaksinasi di/teri, tetanus, atau hepatitis 3
menurun.
G. Penatala&#anaan
+enatalaksanaan *;9*6S pada dasarnya meliputi aspek !edis linis,
+sikologis dan spek Sosial.
". spek !edis meliputi 
a) +engobatan Suporti/.
+enilaian giEi penderita sangat perlu dilakukan dari awal sehingga tidak
terjadi hal hal yang berlebihan dalam pemberian nutrisi atau terjadi
kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan perburukan keadaan
penderita dengan cepat. +enyajian makanan hendaknya bervariati/ 
sehingga penderita dapat tetap berselera makan. 3ila na/su makan
penderita sangat menurun dapat dipertimbangkan pemakaian obat
 nabolik Steroid. +roses +enyedian makanan sangat perlu diperhatikan
agar pada saat proses tidak terjadi penularan yang /atal tanpa kita sadari.
Seperti misalnya pemakaian alat9alat memasak, pisau untuk memotong
daging tidak boleh digunakan untuk mengupas buah, hal ini di maksudkan
untuk mencegah terjadinya penularan oksoplasma, begitu juga
sebaliknya untuk mencegah penularan jamur.
b) +encegahan dan pengobatan in/eksi Aportunistik.
!eliputi penyakit in/eksi Aportunistik yang sering terdapat pada penderita
in/eksi *; dan *6S.
". uberkulosis
Sejak epidemi *6S maka kasus 3% meningkat kembali. 6osis
*7 =00 mg setiap hari dengan vit 3 50 mg paling tidak untuk
masa satu tahun.
2. oksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama
daging yang kurang matang. Abat  !+9S!I " dosis4hari.
=. %!;
;irus ini dapat menyebabkan etinitis dan dapat menimbulkan
kebutaam. :nse/alitis, +nemonitis pada paru, in/eksi saluran
cernak yang dapat menyebabkan luka pada usus. Abat 
&ansiklovir kapsul " gram tiga kali sehari.
>. 1amur  
1amur yang paling sering ditemukan pada penderita *6S adalah
 jamur andida. Abat  7istatin 500.000 u per hari 8lukonaEol
"00 mg per hari.
c) +engobatan ntiretroviral (;)
". 1angan gunakan obat tunggal atau 2 obat
2. Selalu gunakan minimal kombinasi = ; disebut JK
(ighly ctive nti etroviral therapy)
=. ombinasi ; lini pertama pasien naLve (belum pernah pakai
 ; sebelumnya) yang dianjurkan  27* D " 77*.
>. 6i *ndonesia 
9 -ini pertama  M D =% D :8; atau 7;+
9 lternati/  d> D =% D :8; atau 7;+ M atau d> D =% D "+*
(-+;4r)
5. erapi seumur hidup, mutlak perlu kepatuhan karena resiko cepat
terjadi resisten bila sering lupa minum obat.
2. spek +sikologis, meliputi 
a. +erawatan personal dan dihargai
b. !empunyai seseorang untuk diajak bicara tentang masalah9masalahnya
c. 1awaban9jawaban yang jujur dari lingkungannya
d. indak lanjut medis
e. !engurangi penghalang untuk pengobatan
/. +endidikan4penyuluhan tentang kondisi mereka
=. spek Sosial.
Seorang penderita *; *6S setidaknya membutuhkan bentuk dukungan
dari lingkungan sosialnya. 6imensi dukungan sosial meliputi = hal
a. :motional support, miliputiF perasaan nyaman, dihargai, dicintai, dan
diperhatikan
b. %ognitive support, meliputi in/ormasi, pengetahuan dan nasehat
c. !aterials support, meliputi bantuan 4 pelayanan berupa sesuatu barang
dalam mengatasi suatu masalah. (7ursalam, 200B)
6ukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau kualitas
hubungan perkawinan dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan
sosial yang paling penting. ouse (200) membedakan empat jenis dimensi
dukungan social 
a. 6ukungan :mosional
!encakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap pasien
dengan *; *6S yang bersangkutan
b. 6ukungan +enghargaan
erjadi lewat ungkapan hormat 4 penghargaan positi/ untuk orang lain itu,
dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu
dan perbandingan positi/ orang itu dengan orang lain
c. 6ukungan *nstrumental
!encakup bantuan langsung misalnya orang memberi pinjaman uang,
kepada penderita *; *6S yang membutuhkan untuk pengobatannya
d) 6ukungan *n/ormati/ 
!encakup pemberian nasehat, petunjuk, sarana.
H. Pen"egaan
3erikut beberapa upaya untuk pencegahan *; *6S 
a) indari narkoba, pencegahan *; ids bias dengan menghindari narkoba
khususnya pada anak muda. 7arkoba bias merusak sel syara/ ada yang
pada otak sehingga bias menyebabkan kondisi tubuh memburuk. Selain
itu resiko menggunakan narkoba pun bias terkena virus *; apabila
menggunakan jarum suntik.
b) &unakan kondom, pencegahan *; *6S yaitu dengan menggunakan
kondom. ondom bukan hanya upaya mencegah kehamilan saja tetapi
kondom juga bias digunakan untuk mencegah penyakit kelamin yang
menular termasuk *; *6S, tetapi ada baiknya jika mengetahui kondisi
kesehatan pasangan lebih dulu agar tidak tertular melalui hubungan seks.
c) idak sering ganti pasangan, pencegahan *; *6S dengan hubungan
seks yang sehat. ubungan seks yang sehat tidak sering ganti pasangan
upaya baik mencegah *; *6S. Sebab resiko untuk terkena virus *;
pun bias dikarenakan oleh sering ganti pasangan berhubungan seksual.
d) &aya hidup sehat, pencegahan *; *6S dengan menerapkan gaya
hidup sehat agar system kekebalan tubuh selalu baik dan kuat untuk
memproteksi tubuh dari serangan in/eksi yang berasal dari luar tubuh.
!akanan9makanan serta olahraga teratur upaya yang bias membantu
mencegah *; *6S.
Pen"egaan HI/AIDS )a1a I Ha-il
!enurut Nopan (20"2), penularan *; dari ibu ke bayi bisa dicegah
melalui empat cara, mulai saat hamil, saat melahirkan, dan setelah lahir yaitu
9 +enggunaan antiretroviral selama kehamilan
9 +enggunaan antiretroviral saat perasalinan dan bayi bayi yang baru
dilahirkan
9 +enatalaksanan selama menyusui
3ayi dari ibu yang terin/eksi *; memperlihatkan antibody terhadap virus
tersebut hingga "0 sampai "$ bulan setelah lahir karena penyaluran *g& anti9*;
ibu menembus plasenta. arena itu, uji terhadap serum bayi untuk mencari ada
tidaknya antibodi *g& ,erupakan hal yang sia9sia, karena uji ini tidak dapat
membedakan antibody bayi dari antibody ibu. Sebagian besar dari bayi ini,
seiring dengan waktu, akan berhenti memperlihatkan antibody ibu dan juga tidak
membentuk sendiri antibody terhadap virus, yang menunjukkan status
seronegati/. +ada bayi, in/eksi *; sejati dapat diketahui melalui pemeriksaan9
pemeriksaan seperti biakan virus, antigen p2>, atau analisis +% untuk 7
atau 67 virus. +% 67 *; adalah uji virologik yang dianjurkan karena
sensitive untuk mendiagnosis in/eksi *; selama masa neonatus (Nopan, 20"2).
Selama ini, mekanisme penularan *; dari ibu kepada janinnya masih
belum diketahui pasti. ngka penularan bervariasi dari sekitar 25? pada populasi
yang tidak menyusui dan tidak diobati di negara9negara industri sampai sekitar 
>0? pada populasi serupa di negara9negara yang sedang berkembang. anpa
menyusui, sekitar 20? dari in/eksi *; pada bayi terjadi in utero dan $0? terjadi
selama persalinan dan pelahiran. +enularan pascapartus dapat terjadi melalui
kolostrum dan S* dan diperkirakan menimbulkan tambahan risiko "5?
penularan perinatal (Nopan, 20"2).
!enurut Nopan (20"2), /actor ibu yang berkaitan dengan peningkatan
risiko penularan mencakup penyakit ibu yang lanjut, kadar virus dalam serum
yang tinggi, dan hitung sel  %6>D yang rendah. +ada tahun "##>, studi 0B dari
the +ediatric *6S %linical rials &roup (+%&) membuktikan bahwa
pemberian Eidovudin kepada perempuan hamil yang terin/eksi *; mengurangi
penularan ibu ke bayi sebesar dua pertiga dari 25? menjadi $?. 6i merika
Serikat, insiden *6S yang ditularkan pada masa perinatal turun B? dari tahun
"##2 sampai "##B akibat uji *; ibu prenatal dan pro/ilaksis prenatal dengan
terapi Eidovudin. +erempuan merupakan sekitar 20? dari kasus *;9*6S di
 merika Serikat. +erempuan dari kaum minoritas (merika /rika dan keturunan
Spanyol) lebih banyak terkena, merupakan $5? dari seluruh kasus *6S. Selain
pemberian Eidovudin oral kepada ibu positi/ *; selama masa hamil, tindakan9
tindakan lain yang dianjurkan untuk mengurangi risiko penularan *; ibu kepada
anak antaea lain
". seksio sesaria sebelum tanda9tanda partus dan pecahnya ketuban
(mengurangi angka penularan sebesar 50?)F
2. pemberian Eidovudin intravena selama persalinan dan pelahiranF
=. pemberian sirup Eidovudin kepada bayi setelah lahirF
>. tidak memberi S*
6ata menunjukkan bahwa perkembangan penyakit mengalami
percapatan pada anak. 8ase asimptomatik lebih singkat pada anak yang
terjangkit virus melalui penularan vertical. aktu median sampai awitan gejala
lebih kecil pada anak, dan setelah gejala muncul, progresivitas penyakit menuju
kematian dipercepat. +ada tahun "##>, %6% merevisi sistem klas/ikasi untuk
in/eksi *; pada anak berusia kurang dari "= tahun. +ada sistem ini, anak yang
terin/eksi diklasi/ikasikan menjadi kategori9kategori berdasarkan tiga parameter
status in/eksi, status klinis, dan status imunologik (Nopan, 20"2).
+erjalanan in/eksi *; pada anak dan dewasa memiliki kemiripan dan
perbedaan. +ada anak sering terjadi dis/ungsi sel 3 sebelum terjadi perubahan
dalam jumlah lim/osit %6>D. kibat dis/ungsi sistem imun ini, anak rentan
mengalami in/eksi bakteri rekuren. *nvasi oleh pathogen9patogen bakteri ini
menyebabkan berbagai sindrom klinis pada anak seperti otitis media, sinusitis,
in/eksi saluran kemih, meningitis in/eksi pernapasan, penyakit &*, dan penyakit
lain (Nopan, 20"2).
Seluruh dunia, pada tahun 200$ diperkirakan >=0.000 O2>0.0009"0.000P in/eksi
baru karena human immunode/iciency virus (*;) terjadi pada anak9anak, yang
#0? diperoleh melalui motherto9child transmission (!%) *;. 6ari >=0.000
in/eksi baru, antara 2$0 dan =0.000.000 diperoleh selama persalinan danpada
periode pra9melahirkan. 6ari in/eksi baruyang tersisa, sebagian besar diperoleh
selama menyusui. +ada bayi yang terjangkit *; selama waktu persalinan,
perkembangan penyakit terjadi sangat cepat dalam beberapa bulanp ertama
kehidupan, sering menyebabkan kematian. <ntuk mengakti/kan antiretroviral
(;) pro/ilaksis harus diberikan kepada bayi sesegera mungkin setelah lahir,
semua bayi yang memiliki status pajanan *; harus diketahui sejak lahir (Nopan,
20"2).
6ata terbaru yang diterbitkan mengkon/irmasi man/aat kelangsungan
hidup dramatis bagi bayi yang mulai diberikan  sedini mungkin setelah
diagnosis *;, diperoleh dari review Arganisasi esehatan 6unia (A)
pedoman pengobatan pediatrik. +ada 1uni 200$, pedoman baru dikeluarkan,
yang merekomendasikan inisiasi  segera pada bayi didiagnosis dengan
in/eksi *;. 6alam rangka untuk mengidenti/isikan bayi yang akan membutuhkan
  segera, kon/irmasi awal dari in/eksi *; diperlukan. +ada 7ovember 200$,
pertemuan diadakan untuk meninjau rekomendasioleh A untuk pengujian
diagnostikin/eksi *;pada bayi dan anak9anak (Nopan, 20"2).
I. Penlaran
;irus *; ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak
ditemukan pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. +ada cairan tubuh lain
bisa juga ditemukan, misalnya air susu ibu dan juga air liur, tapi jumlahnya
sangat sedikit (ndy, 20"")..
Sejumlah B59$5? penularan virus ini terjadi melalui hubungan seks (59
"0? diantaranya melalui hubungan homoseksual), 59"0? akibat alat suntik yang
tercemar (terutama para pemakai narkoba suntik yang dipakai bergantian), =95?
dapat terjadi melalui trans/usi darah yang tercemar (ndy, 20"").
*n/eksi *; sebagian besar (lebih dari $0?) diderita oleh kelompok usia
produkti/ ("5950 tahun) terutama laki9laki, tetapi proporsi penderita wanita
cenderung meningkat (ndy, 20"").
*n/eksi pada bayi dan anak9anak #0? terjadi dari ibu yang mengidap *;.
sekitar 259=5? bayi yang dilahirkan ibu yang terin/eksi *;, akan tertular virus
tersebut melalui in/eksi yang terjadi selama dalam kandungan, proses persalinan
dan pemberian S* (ndy, 20""). 6engan pengobatan antiretroviral pada ibu
hamil trimester terakhir, resiko penularan dapat dikurangi menjadi $?(ndy,
20"").
+enelitian baru menunjukkan bahwa perempuan *;9positi/ yang hamil
tidak menjadi lebih sakit dibandingkan yang tidak hamil. *ni berarti menjadi hamil
tidak mempengaruhi kesehatan perempuan *;9positi/(ndy, 20"").
!enurut Nopan (20"2), peningkatan kerentanan untuk terin/eksi *; selama
kehamilan adalah mereka yang berperilaku seks bebas dan mungkin karena
penyebab biologis yang tidak diketahui.
 da beberapa cara penularan *;4*6S yaitu sebagai berikut 
 . ransmisi Seksual
+enularan melalui hubungan seksual baik omoseksual maupun
eteroseksual merupakan penularan in/eksi *; yang paling sering
terjadi. +enularan ini berhubungan dengan semen dan cairan vagina atau
serik. *n/eksi dapat ditularkan dari setiap pengidap in/eksi *; kepada
pasangan seksnya. esiko penularan *; tergantung pada pemilihan
pasangan seks, jumlah pasangan seks dan jenis hubungan seks. +ada
penelitian 6arrow ("#$5) ditemukan resiko seropositive untuk Eat anti
terhadap *; cenderung naik pada hubungan seksual yang dilakukan
pada pasangan tidak tetap. Arang yang sering berhubungan seksual
dengan berganti pasangan merupakan kelompok manusia yang berisiko
tinggi terin/eksi virus *; (Nopan, 20"2).
3. ransmisi 7on Seksual
9 ransmisi +arenral
Naitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya (alat
tindik) yang telah terkontaminasi, misalnya pada penyalah gunaan
narkotik suntik yang menggunakan jarum suntik yang tercemar secara
bersama9sama. 6isamping dapat juga terjadi melaui jarum suntik yang
dipakai oleh petugas kesehatan tanpa disterilkan terlebih dahulu. esiko
tertular cara transmisi parental ini kurang dari "?.
ransmisi melalui trans/usi atau produk darah terjadi di negara9
negara barat sebelum tahun "#$5. Sesudah tahun "#$5 transmisi melalui
 jalur ini di negara barat sangat jarang, karena darah donor telah diperiksa
sebelum ditrans/usikan. esiko tertular in/eksi4*; lewat tras/usi darah
adalah lebih dari #0? (Nopan, 20"2).
9 ransmisi ransplasental
+enularan dari ibu yang mengandung *; positi/ ke anak
mempunyai resiko sebesar 50?. +enularan dapat terjadi sewaktu hamil,
melahirkan dan sewaktu menyusui. +enularan melalui air susu ibu
termasuk penularan dengan resiko rendah (Nopan, 20"2).
%. +enularan !asa +renatal
*; dapat ditularkan dari ibu ke bayinya dengan tiga cara yaitu di dalam
uterus (lewat plasenta), sewaktu persalinan dan melalui air susu ibu. +ada bayi
yang menyusui kira9kira separuhnya transmisi t erjadi sewaktu sekitar persalinan,
sepertiganya melalui menyusui ibu dan sebagian kecil di dalam uterus. 3ayi
terin/eksi yang tidak disusui ibunya, kira9kira dua pertiga dari transmisi terjadi
sewaktu atau dekat dengan persalinan dan sepertiganya di dalam uterus (yu,
20"2).
9 ehamilan
!enurut yu (20"2), kehamilan bisa berbahaya bagi wanita dengan
*; atau *6S selama persalinan dan melahirkan. *bu sering akan
mengalami masalah9masalah sebagai berikut 
") eguguran
2) 6emam, in/eksi dan kesehatan menurun.
=) *n/eksi serius setelah melahirkan, yang sukar untuk di rawat dan mungkin
mengancam jiwa ibu.
9 !elahirkan
Setelah melahirkan cucilah alat genitalia 2 kali sehari dengan sabun
dan air bersih sehingga terlindungi dari in/eksi (Nopan, 20"2).
9 !enyusui
!enyusui meningkatkan risiko penularan sebesar >?. *n/eksi *;
kadang9kadang ditularkan ke bayi melalui air susu ibu (S*). Saat ini belum
diketahui dengan pasti /rekuensi kejadian seperti ini atau mengapa hanya
terjadi pada beberapa bayi tertentu tetapi tidak pada bayi yang lain. 6i S*
terdapat lebih banyak virus *; pada ibu9ibu yang baru saja terkena in/eksi
dan ibu9ibu yang telah memperlihatkan tanda9tanda penyakit *6S. Setelah
 bulan, sewaktu bayi menjadi lebih kuat dan besar, bahaya diare dan in/eksi
menjadi lebih baik. S* dapat diganti dengan susu lain dan memberikan
makanan tambahan. 6engan cara ini bayi akan mendapat man/aat S*
dengan resiko lebih kecil untuk terkena *; (Nopan, 20"2).

%ONSEP DASAR ASUHAN %EPERA3ATAN

4. Peng&a!ian
a. *dentitas klien dan penanggung jawab
!eliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat,
status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang
mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.
b. eluhan utama
c. iwayat kehamilan, persalinan, dan ni/as sebelumnya bagi klien multipara
d. 6ata iwayat penyakit
a) iwayat kesehatan sekarang.
!eliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit
dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi.
b) iwayat esehatan 6ahulu
!eliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang,
!aksudnya apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama
(+lasenta previa).
c) iwayat esehatan eluarga
d) !eliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada
 juga mempunyai riwayat persalinan plasenta previa.
e. eadaan klien meliputi 
a) Sirkulasi
ipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi. emungkinan
kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira9kira 009$00 m-
b) *ntegritas ego
6apat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan
dan atau re/leksi negati/ pada kemampuan sebagai wanita.
!enunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan, ketakutan, menarik
diri, atau kecemasan.
c) !akanan dan cairan
 bdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan).
d) 7eurosensori
erusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinal
epidural.
e) 7yeri 4 ketidaknyamanan
!ungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma bedah,
distensi kandung kemih , e/ek 9 e/ek anesthesia, nyeri tekan uterus
mungkin ada.
/) +ernapasan
3unyi paru 9 paru vesikuler dan terdengar jelas.
g) eamanan
h) 3alutan abdomen dapat tampak sedikit noda 4 kering dan utuh.
i) Seksualitas
8undus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. liran lokhea sedang.

2. Diagno#a %e)era5atan
a. 7yeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin,
prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea)
b. *ntoleransi aktivitas b4d tindakan anestesi, kelemahan, penurunan sirkulasi
c. &angguan *ntegritas ulit b.d tindakan pembedahan
d. esiko tinggi in/eksi berhubungan dengan trauma jaringan 4 luka kering
bekas operasi.
e. nsietas berhubungan dengan kurangnya in/ormasi tentang prosedur 
pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi.
/. 6e/isit perawatan diri b4d kelemahan /isik akibat tindakan anestesi dan
pembedahan

6. Ren"ana %)era5atan
a. 7yeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin,
prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea)
ujuan  Setelah diberikan asuhan keperawatan selama = @ 2> jam diharapkan
nyeri klien berkurang 4 terkontrol dengan kriteria hasil 
a) !engungkapkan nyeri dan tegang di perutnya berkurang
b) Skala nyeri 09" ( dari 0 Q "0 )
c) ; dalam batas normal F Suhu  =9=B 0 %, 6  "204$0 mmg,  "$9
20@4menit, 7adi  $09"00 @4menit
d) ajah tidak tampak meringis
e) lien tampak rileks, dapat berisitirahat, dan beraktivitas sesuai
kemampuan
*ntervensi 
". -akukan pengkajian secara komprehensi/ tentang nyeri meliputi
lokasi, karakteristik, durasi, /rekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan
/aktor presipitasi.
2. Abservasi respon nonverbal dari ketidaknyamanan (misalnya wajah
meringis) terutama ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara
e/ekti/.
=. aji e/ek pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (e@ beraktivitas,
tidur, istirahat, rileks, kognisi, perasaan, dan hubungan sosial)
>. jarkan menggunakan teknik nonanalgetik (relaksasi, latihan napas
dalam,, sentuhan terapeutik, distraksi.)
5. ontrol /aktor 9 /aktor lingkungan yang yang dapat mempengaruhi
respon pasien terhadap ketidaknyamanan (ruangan, suhu, cahaya,
dan suara)
. olaborasi untuk penggunaan kontrol analgetik, jika perlu.
b. *ntoleransi ktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
ujuan  llien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
riteria asil  klien mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri
*ntervensi 
". aji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
2. aji pengaruh aktivitas terhadap kondisi luka dan kondisi tubuh umum
=. 3antu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari9hari.
>. 3antu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan
4kondisi klien
5. :valuasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas
c. &angguan *ntegritas ulit b.d tindakan pembedahan
ujuan  setelah dilakukan tindakan = @ 2> jam diharapkan integritas kulit dan
proteksi jaringan membaik
riteria asil  idak terjadi kerusakan integritas kulit
*ntervensi 
". 3erikan perhatian dan perawatan pada kulit
2. -akukan latihan gerak secara pasi/ 
=. -indungi kulit yang sehat dari kemungkinan maserasi
>. 1aga kelembabankulit
d. esiko tinggi terhadap in/eksi berhubungan dengan trauma jaringan 4 luka
bekas operasi (S%)
ujuan  Setelah diberikan asuhan keperawatan selama = @ 2> jam
diharapkan klien tidak mengalami in/eksi dengan kriteria hasil 
a) idak terjadi tanda 9 tanda in/eksi (kalor, rubor, dolor, tumor, /ungsio
laesea)
b) Suhu dan nadi dalam batas normal ( suhu R =,5 9=B,50 %, /rekuensi
nadi R 0 9"00@4 menit)
c) 3% dalam batas normal (>,"09"0,# "0= 4 u-)
*ntervensi 
". injau ulang kondisi dasar 4 /aktor risiko yang ada sebelumnya. %atat
waktu pecah ketuban.
2. aji adanya tanda in/eksi (kalor, rubor, dolor, tumor, /ungsio laesa)
=. -akukan perawatan luka dengan teknik aseptik
>. *nspeksi balutan abdominal terhadap eksudat 4 rembesan. -epaskan
balutan sesuai indikasi
5. njurkan klien dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum 4
sesudah menyentuh luka
. +antau peningkatan suhu, nadi, dan pemeriksaan laboratorium
 jumlah 3% 4 sel darah putih
B. olaborasi untuk pemeriksaan b dan t. %atat perkiraan
kehilangan darah selama prosedur pembedahan
$. njurkan intake nutrisi yang cukup
#. olaborasi penggunaan antibiotik sesuai indikasi
e. nsietas berhubungan dengan kurangnya in/ormasi tentang prosedur 
pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi
ujuan  Setelah diberikan asuhan keperawatan selama = @  jam diharapkan
ansietas klien berkurang dengan kriteria hasil 
a) lien terlihat lebih tenang dan tidak gelisah
b) lien mengungkapkan bahwa ansietasnya berkurang
*ntervensi 
". aji respon psikologis terhadap kejadian dan ketersediaan sistem
pendukung
2. etap bersama klien, bersikap tenang dan menunjukkan rasa empati
=. Abservasi respon nonverbal klien (misalnya gelisah) berkaitan
dengan ansietas yang dirasakan
>. 6ukung dan arahkan kembali mekanisme koping
5. 3erikan in/ormasi yang benar mengenai prosedur pembedahan,
penyembuhan, dan perawatan post operasi.
. 6iskusikan pengalaman 4 harapan kelahiran anak pada masa lalu
B. :valuasi perubahan ansietas yang dialami klien secara verbal
DA,TAR PUSTA%A

". %arpenito, *.1. 200". 6iagnosa eperawatan, :disi $. 1akarta  :&%


2. 6oengoes, !arylinn. 200". encana suhan eperawatan !aternal 4 3ayi.
1akarta  :&%
=. !anuaba, *.3. 200". apita Selekta +enatalaksanaan utin Abstetri
&inekologi dan 3. 1akarta  :&%
>. !anuaba, *.3. "###. Aperasi ebidanan andungan 6an eluarga 3erencana
<ntuk 6okter <mum. 1akarta  :&%
5. !ochtar, ustam. "##$. Sinopsis Abstetri, :disi 2, 1ilid 2. 1akarta  :&%
. Sarwono, +rawiroharjo,. 2005. *lmu andungan, %etakan ke9>. 1akarta  +
&ramedi
B. merican Aptometric ssociation, 200. Care of Patient with Myopia.
 merican Aptometric ssociation, <.S..
$. *lyas, Sidarta, 20"0. *lmu +enyakit !ata. 1akarta  3alai +enerbit 8<*
#. *lyas, Sidarta, 200. elainan e/raksi dan aca !ata. 1akarta  3alai
+enerbit 8<*.
"0. idodo, ., +rillia, ., 200B. !iopia +atologi. 1urnal A/talmologi *ndonesia, 5
(")  "#92.
"". -ubis, Siti !ahreni *nsani, 20"0. ingkat+engetahuan !asyarakat entang
!an/aat ortel Sebagai Sumber ntioksidan lami <ntuk !encegah atarak
di elurahan anjung Sari ecamatan !edan Selayang ahun 20"0. !edan 
8akultas edokteran Sumatera <tara.
"2. ndy. 20"". *;4*6S +ada *bu amil. http44ilmu9pasti9pengungkap9
kebenaran420""4""4hivaids9pada9ibu9hamil.pd/ 6iakses tanggal " 8ebruari
20"B.
"=. yu. 20"2. +engaruh *;4*6S erhadap Sistem ekebalan ubuh.
http44ayups$B420"2404"4makalah9pengaruh9hivaids9terhadap9sistem9
kekebalan9tubuh9manusia4.pd/ 6iakses tanggal 0" 8ebruari 20"B
">. Nopan. 20"2. suhan eperawatan +ada *bu amil 6engan *;4*6S.
http44yopangumilar420"240=4makalah9askep9pada9ibu9hamil9dengan.pd/ 
6iakses tanggal " 8ebruari 20"B

Anda mungkin juga menyukai