B. Etiologi
a. *ndikasi *bu
a) +anggul sempit absolute
b) +lacenta previa
c) uptura uteri mengancam
d) +artus -ama
e) +artus ak
ak !aju
/) +re eklampsia, dan ipertensi
b. *ndikasi 1anin
a) elainan -etak
". -etak lintang
3ila
3ila terja
terjadi
di kesemp
kesempita
itan
n pangg
panggul,
ul, maka
maka sectio
sectio caesar
caesarea
ea adala
adalah
h
jalan4cara yang terbaik dalam melahirkan
melahirkan janin dengan segala letak
lintang yang janinnya hidup dan besarnya biasa. Semua primigravida
dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio caesarea walaupun
tidak
tidak ada perkiraan
perkiraan panggul
panggul sempit.
sempit. !ultipar
!ultipara
a dengan
dengan letak
letak lintang
lintang
dapat lebih dulu ditolong dengan cara lain.
2. -etak belakang
Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang bila
panggul sempit, primigravida,
primigravida, janin besar dan berharga.
b) &awat 1anin
c) 1anin 3esar
c. ontra *ndikasi
a) 1anin !ati
b) Syok, anemia berat.
c) elainan congenital 3erat
,. %o-)li&a#i
a. *n/eksi +uerpuralis
a) ingan dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.
b) Sedang dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai dehidrasi
atau perut sedikit kembung
c) 3erat dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. al ini sering
kita jumpai pada partus terlantar dimana sebelumnya telah
te rj ad i in/eksi intrapartum karena ketuban yang telah pecah terlalu
lama.
b. +endarahan disebabkan karena
a) 3anyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
b) tonia <teri
c) +endarahan pada placenta bled
c. -uka pada kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonalisasi terlalu tinggi.
d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut
pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura
uteri. emungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea
klasik.
G. Pato$i#iologi
danya beberapa kelainan 4 hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal 4 spontan, misalnya plasenta
previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture
uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre9eklamsia, distosia serviks,
dan malpresentasi janin. ondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu
tindakan pembedahan yaitu Sectio %aesarea (S%).
6alam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan
masalah intoleransi aktivitas. danya kelumpuhan sementara dan kelemahan
/isik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri
pasien secara mandiri sehingga timbul masalah de/isit perawatan diri.
urangnya in/ormasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan
perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien.
Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada
dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan,
pembuluh darah, dan sara/ 9 sara/ di sekitar daerah insisi. al ini akan
merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan
rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan
ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan
menimbulkan masalah resiko in/eksi.
H. Pe-eri&#aan Penn!ang
a. emoglobin atau hematokrit (34t) untuk mengkaji perubahan dari kadar
pra operasi dan mengevaluasi e/ek kehilangan darah pada pembedahan.
b. -eukosit (3%) mengidenti/ikasi adanya in/eksi
c. es golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
d. <rinalisis 4 kultur urine
e. +emeriksaan elektrolit
I. Penatala&#anaan
a. +emberian cairan
arena 2> jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian
cairan perintavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak
terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. %airan
yang biasa diberikan biasanya 6S "0?, garam /isiologi dan - secara
bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan. 3ila kadar b rendah
diberikan trans/usi darah sesuai kebutuhan.
b. 6iet
+emberian cairan perin/us biasanya dihentikan setelah penderita /latus lalu
dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. +emberian minuman
dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 9 "0 jam pasca
operasi, berupa air putih dan air teh.
c. !obilisasi
a) !obilisasi dilakukan secara bertahap meliputi
b) !iring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 9 "0 jam setelah operasi
c) -atihan perna/asan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang
sedini mungkin setelah sadar
d) ari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit
dan diminta untuk berna/as dalam lalu menghembuskannya.
e) emudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah
duduk (semi/owler)
/) Selanjutnya selama berturut9turut, hari demi hari, pasien dianjurkan
belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan
sendiri pada hari ke9= sampai hari ke5 pasca operasi.
d. ateterisasi
andung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan.
ateter biasanya terpasang 2> 9 >$ jam 4 lebih lama lagi tergantung jenis
operasi dan keadaan penderita.
e. +emberian obat9obatan
a) ntibiotik
%ara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda9beda setiap
institusi
b) nalgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan
". Supositoria ketopropen sup 2@42> jam
2. Aral tramadol tiap jam atau paracetamol
=. *njeksi penitidine #09B5 mg diberikan setiap jam bila perlu
c) Abat9obatan lain
<ntuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat
diberikan caboransia seperti neurobian * vit. %
/. +erawatan luka
ondisi balutan luka dilihat pada " hari post operasi, bila basah dan
berdarah harus dibuka dan diganti
g. +erawatan rutin
al9hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan
darah, nadi,dan perna/asan.
h. +erawatan +ayudara
+emberian S* dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan
tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan
payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa
nyeri. (!anuaba, "###)
B20HI/ AIDS
A. Pengertian
9 *;
(uman *mmunode/iciency ;irus) adalah virus yang dapat menyebabkan
*6S. *; termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi
genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara in/eksi dengan cara
yang berbeda (retro), yaitu dari 7 menjadi 67, yang kemudian menyatu
dalam 67 sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan
replikasi.
;irus *; ini dapat menyebabkan *6S dengan cara menyerang sel
darah putih yang bernama sel %6> sehingga dapat merusak sistem kekebalan
tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit
walaupun yang sangat ringan sekalipun.
;irus *; menyerang sel %6> dan merubahnya menjadi tempat
berkembang biak ;irus *; baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat
digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh.
anpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak
memiliki pelindung. 6ampaknya adalah kita dapat meninggal dunia akibat
terkena pilek biasa.
9 *6S
*6S (cCuired *mmune 6e/iciency Syndrome) merupakan dampak atau
e/ek dari perkembang biakan virus *; dalam tubuh makhluk hidup. ;irus *;
membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom *6S yang mematikan dan
sangat berbahaya. +enyakit *6S disebabkan oleh melemah atau
menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel %6>
pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh ;irus *;.
etika kita terkena ;irus *; kita tidak langsung terkena *6S. <ntuk
menjadi *6S dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat
menjadi *6S yang mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin
yang dapat menyembuhkan manusia dari ;irus *; penyebab penyakit *6S.
B. Etiologi
*; ialah retrovirus yang di sebut lymphadenopathy ssociated virus
(-;) atau human 9cell leukemia virus """ (-;9""") yang juga di sebut
human 9cell lymphotrophic virus (retrovirus) -; di temukan oleh montagnier
dkk. +ada tahun "#$= di prancis, sedangkan -;9""" di temukan oleh &allo di
amerika serikat pada tahun berikutnya. ;irus yang sama ini ternyata banyak di
temukan di a/rika tengah. Sebuah penelitian pada 200 monyet hijau a/rika,B0?
dalam darahnya mengandung virus tersebut tampa menimbulkan penyakit.
7ama lain virus tersebut ialah *;.
iv :6** S hiv9" 67 hiv92 terbanyak karena *;9" terdiri atas
dua untaian 7 dalam inti protein yang di lindungi envelop lipid asal sel hospes.
;irus *6S bersi/at limpotropik khas dan mempunyai kemampuan untuk merusak
sel darah putih spesi/ik yang di sebut limposit 9helper atau limposit pembawa
/actor > (%6>). ;irus ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah limposit 9
helper secara progresi/ dan menimbulkan imunode/isiensi serta untuk selanjut
terjadi in/eksi sekunder atau oportunistik oleh kuman,jamur, virus dan parasit
serta neoplasma. Sekali virus *6S mengin/eksi seseorang, maka virus tersebut
akan berada dalam tubuh korban untuk seumur hidup. 3adan penderita akan
mengadakan reaksi terhapat invasi virus *6S dengan jalan membentuk antibodi
spesi/ik, yaitu antibodi *;, yang agaknya tidak dapat menetralisasi virus tersebut
dengan cara9cara yang biasa sehingga penderita tetap akan merupakan individu
yang in/ekti/ dan merupakan bahaya yang dapat menularkan virusnya pada
orang lain di sekelilingnya. ebanyakan orang yang terin/eksi oleh virus *6S
hanya sedikit yang menderita sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapi pada
beberapa orang perjalanan sakit dapat berlangsung dan berkembang menjadi
*6S yang /ull9blown.
C. Taa)(taa) In$e&#i
6alam proses perkembangan virus *; dari in/eksi menjadi penyakit
*6S ada > /ase, yaitu (A, 200$)
". 8ase " 8ase ini di mulai tepat setelah in/eksi, dan berlangsung selama
beberapa minggu. 8ase " ditandai dengan tidak enak badan seperti /lu,
meski pada 20? penderita mengalami /lu parah, namun tes *; yang
dilakukan pada /ase ini mungkin menunjukkan bahwa penderita tidak
terin/eksi *;.
2. 8ase 2 8ase ini adalah tahap terpanjang diantara /ase lainnya, bahkan
dapat berlangsung hingga "0 tahun. 8ase ini gejala pada penderita
hampir tidak terlihat, padahal sebenarnya pada /ase inilah virus sedang
berkembang. Secara perlahan *; menghancurkan sel9sel %6> yang
berjumlah banyak untuk melawan penyakit, dengan sedikitnya sel9sel
%6> yang penderita miliki, system kekebalan tubuh penderita akan terus
menurun, walaupun tubuh akan mengganti sel %6> yang rusak sebanyak
mungkin tetap saja sel %6> akah kalah dengan perkembangan virus *;
yang berkembang sangat cepat.
=. 8ase = 8ase ini dimulai ketika sel %6> dalam tubuh sudah dikuasai virus
*;. etika system kekebalan tubuh sudah gagal, penyakit9penyakit akan
mudah masuk ke dalam tubuh penderita, dan ironisnya penyakit ini
mengendalikan tubuh penderita dan berbagai gejala penyakitpun
berkembang. +ada awalnya terjadi gejala9gejala ringan seperti lelah,
diare, in/eksi jamur, demam, berkeringat pada malam hari, berat badan
terus menerus menurun, pembengkakan kelenjar limpa, sariawan terus
menerus. etapi seiring dengan melemahnya system kekebalan tubuh,
gejala ini akan semakin parah.
>. 8ase > +ada /ase ini, ketika gejala9gejala penyakit seperti uberculosis
(anker) menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis
mendertita *6S. +ada /ase ini obat9obatan anti virus hanya bias
memperlambat perkembangan virus *; saja.
D. Pato$i#iologi
". !ekanisme system imun yang normal
Sistem imun melindungi tubuh dengan cara mengenali bakteri atau virus
yang masuk ke dalam tubuh, dan bereaksi terhadapnya. etika system imun
melemah atau rusak oleh virus seperti virus *;, tubuh akan lebih mudah terkena
in/eksi oportunistik. System imun terdiri atas organ dan jaringan lim/oid, termasuk
di dalamnya sumsum tulang, thymus, nodus lim/a, lim/a, tonsil, adenoid,
appendi@, darah, dan lim/a.
9 Sel 3
8ungsi utama sel 3 adalah sebagai imunitas antobodi humoral. !asing9
masing sel 3 mampu mengenali antigen spesi/ik dan mempunyai
kemampuan untuk mensekresi antibodi spesi/ik. ntibody bekerja dengan
cara membungkus antigen, membuat antigen lebih mudah untuk
di/agositosis (proses penelanan dan pencernaan antigen oleh leukosit dan
makro/ag. tau dengan membungkus antigen dan memicu system
komplemen (yang berhubungan dengan respon in/lamasi).
9 -im/osit
-im/osit atau sel mempunyai 2 /ungsi utama yaitu
a. egulasi sitem imun
b. !embunuh sel yang menghasilkan antigen target khusus.
!asing9masing sel mempunyai marker permukaan seperti %6>D,
%6$D, dan %6=D, yang membedakannya dengan sel lain. Sel %6>D adalah sel
yang membantu mengaktivasi sel 3, killer sel dan makro/ag saat terdapat antigen
target khusus. Sel %6$D membunuh sel yang terin/eksi oleh virus atau bakteri
seperti sel kanker.
9 8agosit
9 omplemen
2. +enjelasan dan komponen utama dari siklus hidup virus *;
Secara structural mor/ologinya, bentuk *; terdiri atas sebuah silinder
yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar9melebar. +ada pusat
lingkaran terdapat untaian 7. *; mempunyai = gen yang merupakan
komponen /unsional dan structural. iga gen tersebut yaitu gag, pol, dan env.
&ag berarti group antigen, pol mewakili polymerase, dan env adalah
kepanjangan dari envelope (o//mann, ockhstroh, amps,200). &en gag
mengode protein inti. &en pol mengode enEim reverse transcriptase, protease,
integrase. &en env mengode komponen structural *; yang dikenal dengan
glikoprotein. &en lain yang ada dan juga penting dalam replikasi virus, yaitu rev,
ne/, vi/, vpu, dan vpr.
9 Siklus idup *;
Sel pejamu yang terin/eksi oleh *; memiliki waktu hidup sangat pendekF
hal ini berarti *; secara terus9menerus menggunakan sel pejamu beru
untuk mereplikasi diri. Sebanyak "0 milyar virus dihasilkan setiap harinya.
Serangan pertama *; akan tertangkap oleh sel dendrite pada membrane
mukosa dan kulit pada 2> jam pertama setelah paparan. Sel yang terin/eksi
tersebut akan membuat jalur ke nodus lim/a dan kadang9kadang ke
pembuluh darah peri/er selama 5 hari setelah papran, dimana replikasi virus
menjadi semakin cepat.
9 Siklus hidup *; dapat dibagi menjadi 5 /ase, yaitu
G !asuk dan mengikat
G everse transkripstase
G eplikasi
G 3udding
G !aturasi
4. Peng&a!ian
a. *dentitas klien dan penanggung jawab
!eliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat,
status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang
mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.
b. eluhan utama
c. iwayat kehamilan, persalinan, dan ni/as sebelumnya bagi klien multipara
d. 6ata iwayat penyakit
a) iwayat kesehatan sekarang.
!eliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit
dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi.
b) iwayat esehatan 6ahulu
!eliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang,
!aksudnya apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama
(+lasenta previa).
c) iwayat esehatan eluarga
d) !eliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada
juga mempunyai riwayat persalinan plasenta previa.
e. eadaan klien meliputi
a) Sirkulasi
ipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi. emungkinan
kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira9kira 009$00 m-
b) *ntegritas ego
6apat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan
dan atau re/leksi negati/ pada kemampuan sebagai wanita.
!enunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan, ketakutan, menarik
diri, atau kecemasan.
c) !akanan dan cairan
bdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan).
d) 7eurosensori
erusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinal
epidural.
e) 7yeri 4 ketidaknyamanan
!ungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma bedah,
distensi kandung kemih , e/ek 9 e/ek anesthesia, nyeri tekan uterus
mungkin ada.
/) +ernapasan
3unyi paru 9 paru vesikuler dan terdengar jelas.
g) eamanan
h) 3alutan abdomen dapat tampak sedikit noda 4 kering dan utuh.
i) Seksualitas
8undus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. liran lokhea sedang.
2. Diagno#a %e)era5atan
a. 7yeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin,
prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea)
b. *ntoleransi aktivitas b4d tindakan anestesi, kelemahan, penurunan sirkulasi
c. &angguan *ntegritas ulit b.d tindakan pembedahan
d. esiko tinggi in/eksi berhubungan dengan trauma jaringan 4 luka kering
bekas operasi.
e. nsietas berhubungan dengan kurangnya in/ormasi tentang prosedur
pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi.
/. 6e/isit perawatan diri b4d kelemahan /isik akibat tindakan anestesi dan
pembedahan
6. Ren"ana %)era5atan
a. 7yeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin,
prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea)
ujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama = @ 2> jam diharapkan
nyeri klien berkurang 4 terkontrol dengan kriteria hasil
a) !engungkapkan nyeri dan tegang di perutnya berkurang
b) Skala nyeri 09" ( dari 0 Q "0 )
c) ; dalam batas normal F Suhu =9=B 0 %, 6 "204$0 mmg, "$9
20@4menit, 7adi $09"00 @4menit
d) ajah tidak tampak meringis
e) lien tampak rileks, dapat berisitirahat, dan beraktivitas sesuai
kemampuan
*ntervensi
". -akukan pengkajian secara komprehensi/ tentang nyeri meliputi
lokasi, karakteristik, durasi, /rekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan
/aktor presipitasi.
2. Abservasi respon nonverbal dari ketidaknyamanan (misalnya wajah
meringis) terutama ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara
e/ekti/.
=. aji e/ek pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (e@ beraktivitas,
tidur, istirahat, rileks, kognisi, perasaan, dan hubungan sosial)
>. jarkan menggunakan teknik nonanalgetik (relaksasi, latihan napas
dalam,, sentuhan terapeutik, distraksi.)
5. ontrol /aktor 9 /aktor lingkungan yang yang dapat mempengaruhi
respon pasien terhadap ketidaknyamanan (ruangan, suhu, cahaya,
dan suara)
. olaborasi untuk penggunaan kontrol analgetik, jika perlu.
b. *ntoleransi ktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
ujuan llien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
riteria asil klien mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri
*ntervensi
". aji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
2. aji pengaruh aktivitas terhadap kondisi luka dan kondisi tubuh umum
=. 3antu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari9hari.
>. 3antu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan
4kondisi klien
5. :valuasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas
c. &angguan *ntegritas ulit b.d tindakan pembedahan
ujuan setelah dilakukan tindakan = @ 2> jam diharapkan integritas kulit dan
proteksi jaringan membaik
riteria asil idak terjadi kerusakan integritas kulit
*ntervensi
". 3erikan perhatian dan perawatan pada kulit
2. -akukan latihan gerak secara pasi/
=. -indungi kulit yang sehat dari kemungkinan maserasi
>. 1aga kelembabankulit
d. esiko tinggi terhadap in/eksi berhubungan dengan trauma jaringan 4 luka
bekas operasi (S%)
ujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama = @ 2> jam
diharapkan klien tidak mengalami in/eksi dengan kriteria hasil
a) idak terjadi tanda 9 tanda in/eksi (kalor, rubor, dolor, tumor, /ungsio
laesea)
b) Suhu dan nadi dalam batas normal ( suhu R =,5 9=B,50 %, /rekuensi
nadi R 0 9"00@4 menit)
c) 3% dalam batas normal (>,"09"0,# "0= 4 u-)
*ntervensi
". injau ulang kondisi dasar 4 /aktor risiko yang ada sebelumnya. %atat
waktu pecah ketuban.
2. aji adanya tanda in/eksi (kalor, rubor, dolor, tumor, /ungsio laesa)
=. -akukan perawatan luka dengan teknik aseptik
>. *nspeksi balutan abdominal terhadap eksudat 4 rembesan. -epaskan
balutan sesuai indikasi
5. njurkan klien dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum 4
sesudah menyentuh luka
. +antau peningkatan suhu, nadi, dan pemeriksaan laboratorium
jumlah 3% 4 sel darah putih
B. olaborasi untuk pemeriksaan b dan t. %atat perkiraan
kehilangan darah selama prosedur pembedahan
$. njurkan intake nutrisi yang cukup
#. olaborasi penggunaan antibiotik sesuai indikasi
e. nsietas berhubungan dengan kurangnya in/ormasi tentang prosedur
pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi
ujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama = @ jam diharapkan
ansietas klien berkurang dengan kriteria hasil
a) lien terlihat lebih tenang dan tidak gelisah
b) lien mengungkapkan bahwa ansietasnya berkurang
*ntervensi
". aji respon psikologis terhadap kejadian dan ketersediaan sistem
pendukung
2. etap bersama klien, bersikap tenang dan menunjukkan rasa empati
=. Abservasi respon nonverbal klien (misalnya gelisah) berkaitan
dengan ansietas yang dirasakan
>. 6ukung dan arahkan kembali mekanisme koping
5. 3erikan in/ormasi yang benar mengenai prosedur pembedahan,
penyembuhan, dan perawatan post operasi.
. 6iskusikan pengalaman 4 harapan kelahiran anak pada masa lalu
B. :valuasi perubahan ansietas yang dialami klien secara verbal
DA,TAR PUSTA%A