Rivalta (-)
2. Eksudat
-
Rivalta (+)
4. PATOFISIOLOGI
Penyakit infeksi
Hiperemia
Perubahan tekanan
osmotik
Peradangan
Hipoalbuminemia
5. GEJALA KLINIS
1. Sesak nafas merupakan gejala utama, kadang-kadang disertai perasaan
tidak enak di dada. Bila cairan pleura sedikit, maka tidak dapat di deteksi
dengan pemeriksaan klinik, tetapi di deteksi dengan radio grafi.
2. Kadang disertai nyeri pleura atau batuk non produktif.
3. Hipertermia.
4. Nyeri dada setempat.
6. PEMERIKSAAN FISIK
1. Biasanya ada gejala dari penyakit dasarnya.
2. Bila sesak nafasnya yang menonjol, kemungkinan besar karena proses
keganasan.
3. Efusi berbentuk kantong (pocketed) pada fisura interlobaris.
4. Efusi pleura unilateral seringkali karena adanya infeksi pada jaringan paru
sebelumnya.
cairan
dan
biopsi dapat
di
pergunakan
untuk
torakoskopi
untuk
dilakukan
pemeriksaan
efusi yang
banyak
mengandung
sel darah
merah
8. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan kausal : di tujukan pada penyakit primernya.
2. Aspirasi cairan pleura dilakukan untuk mengurangi sesak nafas dan
discomfort.
3. Memasukkan kemoterapi intra pleura untuk keganasan.
4. Apabila cairan sudah kental dan terdapat nanah maka dilakukan tindakan
WSD
5. Pemberian steroid di tambah dengan anti tuberkulosi dapat menyerap
efusi pleura yang disebabkan oleh TB paru secara tepat dan mengurangi
fibrosis.
9. PROGNOSIS
-
1. ASUHAN KEPERAWATAN
Merupakan tindakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam
upaya memperbaiki / memelihara klien sampai ke tahap optimal sampai ketahap
optimal melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal klien dalam
memenuhi kebutuhannya.
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, No.
register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama.
Biasanya klien sesak nafas, nyeri dada, dan batuk
3. Riwayat penyakit sekarang.
Adanya suara napas tambahan seperti ronchi, wheezing, sesak napas,
batuk ada sekret, hipertermi dan nafsu makan menurun.
4. Riwayat penyakit dahulu.
Biasanya klien mempunyai penyakit paru, gagal jantung, empiema
thorasis, dan kegagalan pernafasan.
5. Riwayat penyakit keluarga.
Keluarga mempunyai penyakit yang menurun yaitu tuberkulosis paru,
kegagalan jantung congestive.
Inspeksi :
-
Palpasi :
-
Perkusi :
-
Auskultasi :
-
8. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto thoraks.
2. USG dan CT scan penting dalam mengetahui lokasi cairan untuk
tujuan fungsi terutama untuk cairan yang terdapat pada beberapa
tempat.
3. Analisa cairan pleura.
Hemathorax : darah.
Intervensi :
1. Auskultasi jalan nafas.
R/ : bunyi nafas dapat menurun dan memberikan data evaluasi perbaikan
pada efusi pelura.
2.
3.
5.
6.
7.
4. IMPLEMENTASI
Pada tahap ini ada pengolahan dan perwujudan dari rencana perawatan yang
disusn pada tahap perencanaan keperawatan yang telah ditentukan dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan secara optimal.
5. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi
adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan klien,
perawat dengan anggota tim kesehatan lainnya.
Tujuan dari evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapau atau tidak, untuk melakukan pengkajian ulang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arief Mansyur, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, jilid I, edisi
3, Balai penerbit buku FKUI, Jakarta.
2. Alsagaff Hood. Prof, dr, 1995, Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga
University Press, Surabaya.
3. Doenges, Marilynn E, 1993, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
4. Engran Barbara, 1994, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 1,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Lab / UPF Ilmu Penyakit Paru, 1994, RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
6. Noer, Sjaifoellah. M. H 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, edisi 3,
Balai penerbit buku FKUI, Jakarta.
7. Rab Tagrani Dr. H. 1996, Ilmu Penyakit Paru, edisi II.
Oleh :
IIS NUR ALIFAH
04.112.070