Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK ISMAIL

RT 5 RW I KELURAHAN WIYUNG
Pengkajian (Tanggal 8 April 2002)
A. Data Umum
1. Nama KK

: Muhammad Ismail

2. Umur

: 37 th.

3. Alamat

: RT 5 RW I Kel. Wiyung.

4. Pendidikan

: SMA

5. Pekerjaan

: Swasta

6. Agama

: Islam

7. Komposisi Keluarga :
Hub.
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Nama

Sex Umur

Dg.

KK
Sucihara
P
33 th. Istri
Juniar Indah M.
P
6 th. Anak
Much. Rifqi Dwi A L
18 bl. Anak
Darmin
L
65 th. Bapak
Suminah
P
62
Ibu
Catatan : no. 3. status imunisasi lengkap.

Pendd Agama Pekerjaan

Status kes

SMA
TK
-

Sehat

Islam
Islam
Islam
Islam
Islam

Jualan

Hipertensi

Genogram

62 Hipertensi

33

Keterangan :

37

= Wanita

= sakit

= Pria

= tinggal serumah

18 bl

8. Tipe keluarga : Extended family


1

Yang terdiri dari Ayah, ibu dan dua anak, ditambah kedua orang tua dari ibu
Sucihara.
9. Kewargaan negara/ suku bangsa : Indonesia/Jawa.
10. Agama : Islam.
11. Status social ekonomi keluarga :
Penghasilan keluarga + Rp. 500.000,- perbulan yang diperoleh dari kerja Pak
Ismail sebagai karyawan pabrik bunga, dibantu Mbah Suminah dengan
berjualan dawet di pasar dengan pendapatan sekitar Rp 5000 10.000 setiap
harinya. Menurut pengakuan keluarga penghasilan yang ada cukup untuk
memenuhi keperluan sehari-hari
12. Aktivitas rekreasi keluarga :
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi nonton TV, atau VCD di
rumah. Kadang-kadang kumpul-kumpul dengan sanak saudara atau tetangga
dekatnya..
B. Riwayat Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan saat ini :
Perspektif terapi keluarga : Keluarga dengan anak kecil (Carter & Mc.
Goldrick).
Perspektif sosiologis : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (Duvall &
Miller).
Selain mempunyai dua anak; anak pertama usia sekolah dan anak usia 3 tahun,
keluarga ini juga merawat dua orang lansia (orang tua ibu Suci).
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah memenuhi
kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk
meningkatkan kesehatan anggotanya. Dalam hal ini, karena gaji dirasakan paspasan untuk hidup sehari-hari sehingga tidak sempat menyisihkan uang untuk
dana kesehatan keluarga. Sementara ibu Suminah menderita hipertensi yang
memerlukan perhatian khusus baik diit maupun kondisi fisik dan mentalnya.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Bu Suminah menderita hipertensi sejak beberapa tahun yang lalu. Akhir-akhir
ini sering merasakan kepala pusing dan sudah berobat ke puskesmas maupun
dokter swasta. Bu Suminah mengatakan bahwa tekanan darah 160/90 itu belum
dirasakan keluhan lainnya. Kalau ada keluhan biasanya tekanan darah sudah
lebih dari 200.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (yang lalu)
Setahun yang lalu pernah dirawat di RS William Booth selama 5 hari karena

sesak nafas. Dari anggota keluarga Bu Suminah tidak ada yang menderita sakit
serupa. Begitu juga kerabat yang lain.
C. Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Luas rumah yang ditempati + 72 m2 (6 m x 12 m), terdiri dari 1 ruang tamu, 4
kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi. Bangunan
rumah berbentuk rumah jawa yang dimodifikasi. Lantai rumah terbuat dari tegel
dengan keadaan cukup bersih walaupun kurang rapi, penerangan dan ventilasi
cukup. Sumber air minum menggunakan PAM, sedangkan untuk keperluan cuci
dan mandi diambil dari sumur tetangga. WC menggunakan septic tank yang
terletak disamping rumah ( tempat jemuran pakaian).

Dapur
Km tidur
Km tidur
Km tidur

R. keluarga

Km tidur
Ruang tamu

Lorong kampung
a)

Gb. Denah Rumah Pak Ismail

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga sebelah kanan kiri rumah adalah saudara sendiri sehingga mereka
selalu berkumpul dalam waktu luang maupun membicarakan keperluan masalah
keluarga yang ringan-ringan. Keluarga Pak Ismail termasuk keluarga asli warga

Wiyung sehingga sudah dikenal oleh lingkungannya dengan baik.


3. Mobilitas keluarga
Keluarga ini tinggal di rumah orang tua Ibu Sucihara (Pak Darmin dan Bu
Suminah) sebagai penduduk tetap di daerah ini.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyrakat
Keluarga ini termasuk aktif dalam kegiatan masyarakat. Seperti perkumpulan
PKK dan penimbangan balita setiap bulan selalu dilakukan. Juga Ibu Suminah
yang akti dalam kegiatan Tahlil di RW I. Sedangkan Yuniar anak sulungnya ikut
kegiatan Madrasah sore hari di Masjid RW sebelahnya.
5. Sistem pendukung keluarga
Yang merawat Ibu Suminah dirinya sendiri dibantu Ibu Sucihara, anaknya. Yang
sesekali menemani periksa ke Puskesmas bila sakitn hipertensiya kambuh.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga mengatakan, komunikasi selalu dilakukan untuk minta pertimbangan
dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tetapi Ibu Suci sering mengeluh
kesulitan mengendalikan kebiasaan anaknya beli jajan yang dilakukan setiap
sekolah maupun ngaji di masjid yang rata-rata setiap hari menghabiskan Rp
2000,-. Pada saat pengkajian keluarga menjelaskan sakitnya secara terbuka.
Disamping itu mau mendengarkan penjelasan yang diberikan dan memberi
respon secara spontan bila ada yang perlu didiskusikan.
2. Struktur peran keluarga
a. Pak Ismail sebagai kepala keluarga berperan sebagai pencari nafkah dan
pengambil keputusan utama dalam keluarga.
b. Bu Sucihara sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam
membimbing dan mendidik anak-anak serta mengatur rumah.
c. Pak Darmin yang sudah tidak bekerja, kesehariannya membantu mengawasi
anak-anak. Peran yang lebih penting adalah sebagai orang yang bisa
dimintai pertimbangan untuk mengambil keputusan.
d. Bu Suminah yang masih senang berjualan dawet dipasar ikut menunjang
penghasilan keluarga.
e. Juniar sebagai anak pertama menemani Rifqi ,18 bulan, bermain sepulang
sekolah.
Meskipun Pak Ismail seharian bekerja di tempat yang cukup jauh dari rumah,
namun kebutuhan keluarga tetap diupayakan dipenuhinya. Diakuinya tentang
perhatiannya kepada kedua anaknya memang sangat kurang. Sehingga segala

keperluan anaknya diserahkan kepada istrinya. Termasuk merawat Bu Suminah


yang menderita hipertensi.
3. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dalam
agama yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya. Keluarga ini
menganggap bahwa sakit yang diderita Bu Suminah adalah penyakitnya orang
tua yang biasa terjadi. Tapi upaya untuk mengendalikan dan mencegah
kekambuhan tetap dilakukan dengan mengatur makanan dan segera periksa bila
dirasakan ada gangguan kesehatannya.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afeksi
Menurut keterangan keluarga, dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu
damai dan saling menjaga kepentingan bersama. Seperti misalnya Pak Darmin
yang berusia 65 tahun sebenarnya ingin memeilahara ayam untuk kesibukan,
tetapi karena Pak Ismail tidak setuju dengan alasan tak punya pekarangan dan
menimbulkan bau yang tidak enak, maka Pak Darmin pun menerimanya. Tetapi
keluarga mengijinkan Bu Suminah berjualan dawet yang sudah digelutinya
sejak dulu.
2. Fungsi sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik.
Seperti memenuhi kebutuhan pendidikan dan memasukkan anaknya ke TPA
untuk belajar agama. Disamping itu sebagai contoh konkrit orang tua
menjalankan ibadah dengan baik bahkan Bu Suminah ikut aktif dalam kegiatan
tahlilan.
3. Fungsi perawatan kesehatana
Dalam hal kesehatan keluarga tahu tentang diit yang harus diberikan kepada Bu
Suminah, tapi tidak tahu banyak tentang hal-hal yang berkaitan dengan
sakitnya. Sehingga mereka berbuat sesuai anjuran petugas puskesmas maupun
informasi dari manapun. Terhadap keadaan anak kecilnya Ibu sudah berusaha
memberikan makanan yang sesuai tetapi memang anaknya yang kurang tertarik
dengan makanan. Untuk antisipasi bila ada gangguan kesehatan, kelurga belum
melakukan upaya menabung secara khusus atau cara lainnya.
4. Fungsi reproduksi
Keluarga ini merencanakan masih punya anak lagi. Untuk sementara ini Bu
Suci KB dengan metode suntik.
5. Fungsi ekonomi

Oleh karena Pak Ismail yang bertanggung jawab ekonomi keluarga sehingga
penanggung jawab keluarga adalah Pak Ismail. Pak Ismail setiap hari bekerja
sebagai karyawan pabrik bunga di Rungkut yang pulang sampai sore hari.
Kecuali hari minggu yang digunakan untuk keperluan bersama keluarganya. Ibu
Suminah masih membantu berjualan dawet di pasar setiap hari untuk membantu
manambah pendapatan keluarga. Pendapatan utama keluarga ini adalah dari gaji
Pak Ismail yang ditambah dengan hasil jualan dawet Bu Suminah. Menurut
pengakuan keluarga penghasilan tiap bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari saja.
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor yang dimiliki
Bu Suminah pernah dirawat di rumah sakit karena sesak nafas. Keadaan itu
benar-benar menjadi pengalaman yang selalu dikhawatirkan terjadi lagi. Sampai
saat pengkajian Bu Suminah sering mengalami serangan hipertensi, yang
segera turun setelah berobat ke dokter. Keluhan yang muncul hampir tidak ada.
Paling berat hanya merasakan tidak enak badan seperti masuk angin.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga mengatakan tidak tahu banyak tentang hipertensi, termasuk bahaya
dan

tindakana

yang

dapat

dilakukan

untuk

mencegah

maupun

menanggulanginya bila ada serangan. Selama ini setiap sakitnya kambuh cepatcepat diperiksakan. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan itu keluarga
selalu berhati-hati menjaga kesehatan. Diakuinya kalau persiapan dana untuk
antisipasi bila sakit tidak mempunyai.
3. Strategi koping yang digunakan
Karena Bu Suminah telah diketahui penyakitnya hipertensi maka senantiasa
harus

berhati-hati

memilih

makanan,

sesuai

petunjuk

dokter

yang

mengobatinya. Makanan yang dihindari seperti daging, lemak, dan mengurangi


garam.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Selain berobat, keluarga hanya berusaha dengan mengusahakan makanan yang
konon berkhasiat menurunkan tekanan darah, seperti timun, pace. Tidak berani
mencoba usaha lain yang kurang dapat

dipertanggung jawabkan, seperti

pengobatan alternatif atau minum ramuan jamu tradisional.


G. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang

diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan keluarga.


1) Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan umum Ibu Suminah : Nampak keletihan, Penampilan terlihat rapi,
kebersihan diri baik.
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah

: 180/100 mmHg.

Respirasi

: 32 x/mnt

Suhu

: 36,6 0C

TB

: 155 cm

BB

: 61 Kg.

2) Pemeriksaan fisik khusus:


Kepala dan leher
Pada pemeriksaan kepala

, tidak terdapat adanya benjolan, bentuk kepala

normo chepalik.
Leher : Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena
jugularis dan arteri carotis, nyeri saat dilakukan penekanan pada daerah
oksipital.
Mata : Konjungtiva tidak terlihat anemis, kelopak mata tidak terdapat
udema, kornea tampak warna putih berkabut (katarak sinilis).
Hidung : tidak ada kelaianan yang ditemukan.
Mulut : bibir tidak kering dan tidak terlihat tanda tanda sianosis.
Dada : Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan S2
tunggal, tidak terdapat palpitasi, suara mur mur tidak ada ronchi (-),
wheezing (-), nafas cuping hidung (-).
Abdomen : Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya
pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus baik.
Ektrimitas :Pada ekstrimitas atas dan bawah tidak terdapat udema, tidak
terjadi kelumpuhan, dari ke-4 ektrimitas mampu menggerakan persendian,
mampu mengangkat dan melipat persendian secara sempurna.
H. Harapan Keluarga
Keluarga Pak Ismail berharap anggota keluarga dapat berperan masing-masing
tanpa ada yang mengalami gangguan kesehatannya. Sehingga semua bisa berjalan
lancar tanpa hambatan.

Analisa Data
Data
Data subyektif :
Bu Suminah menderita
hipertensi beberapa tahun
terakhir. Pernah dirawat di
RS karena sesak napas.
Kadang-kadang merasakan
tidak enak badan dan kepala
pusing
saat
tekanan
darahnya naik tinggi dan
segera
hilang
setelah
mendapat
obat
dari
puskesmas.
Keluarga mengatakan tidak
tahu
banyak
tentang
hipertensi, termasuk bahaya
dan tindakana yang dapat
dilakukan untuk mencegah
maupun menanggulanginya
bila ada serangan

Masalah (P)
Penyebab (E)
Resiko tinggi serangan Ketidak mampuan keluarga
berulang pada Bu Suminah. mengenal masalah yang
berkaitan dengan hipertensi.
Resiko terjadi pecahnya Ketidak mampuan keluarga
pembuluh darah halus.
memberi perawatan pada
anggota yang sakit.

Data Obyektif :
Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan
umum
Ibu
Suminah
:
Nampak
keletihan,
Penampilan
terlihat rapi, kebersihan diri
baik.
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah
: 160/100
mmHg.
Respirasi : 32 x/mnt
Suhu
: 36,6 0C
TB
: 155 cm
BB
: 61 Kg.
Pada mata terdapat katarak
senilis.
Tak
ditemukan
kelainan lainnya.

Rumusan diagnosa keperawatan


1. Resiko tinggi serangan berulang pada Bu Sum berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga mengenal tentangmasalah penyakit hipetensi.
2. Resiko terjadi pecahnya pembuluh darah halus berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga memberi perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit.
Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi serangan berulang pada Bu Sum berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah penyakit hipetensi.

B.
No

Kriteria
1.

Skala

Bobot

Skoring

Pembenaran

a. Sifat masalah:
Tidak/kurang sehat

3/3x1=1

a.Ketidak tahuan keluarga


tentang masalah penyakit
hipertensi merupakan bahaya
terhadap kondisi klien.

b.

1/2x2= 1

b.

2/2x1=1

Kemungkinan
masalah
dapat
diubah:
Hanya sebagian

c.Potensial
masalah
untuk dicegah:
Tinggi

Kondisi klien pada usia


lansia.
Lama penyakit sudah + 2
tahun
Berdasarkan
prognosa
masalah hipertensi hanya
sebagian kecil bisa sembuh,
dan hanya bisa dilakukan
tindakan pencegahan.

c.
2

2/2x1=1

d.

Menonjolnya
masalah:
Masalah berat, harus
segera ditangani
4
Total

Penyakit
hipertensi
menmung-kinkan
untuk
dicegah dengan menghindari
faktor resiko.
keluarga
mau
diajak
kerjasama (kooperatif)

d.Bila tidak segera ditanganni


maka akan terjadi komplikasi
lebih lanjut, seperti stroke,
kelumpuhan.

2. Resiko terjadi pecahnya pembuluh darah halus sehubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat anggotanya yang sakit hipertensi.
No
1.

Kriteria

Skala

Bobot

Skoring

a. Sifat masalah:
Ancaman kesehatan

2/3x1=2/ 1. Ketidak mampuan keluarga


3
memberi perawatan kepada
anggotanya
yang
sakit
hipertensi. Dapat menjadi
faktor penyebab timbulnya
komplikasi karena kesalahan
atau
keterlamabatan
pengam-bilan keputusan.

b. Kemungkinan
masalah
dapat
diubah:
Hanya sebagian

2. Masalah
dapat
diubah
apabila pasien dan keluarga
memahami penyakitnya dan
dapat mengendalikan atau
mengontrolnya.

1/2x2= 1

c. Potensial masalah
untuk dicegah:
Tinggi

3/3x1=1

d. Menonjolnya
masalah:
Masalah berat, harus
segera ditangani

2/2x1=1

Total

Pembenaran

3. komplikasi hipertensi memungkinkan untuk dicegah


dengan menghindari faktor
resiko. keluarga mau diajak
kerjasama (kooperatif)
4. Bila tidak segera ditanganni
maka
akan
terjadi
komplikasi lebih lanjut,
seperti stroke, kelumpuhan.

3 2/3

Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas permasalahan pada
Keluarga Bapak Ismaili adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya

pengetahuan

keluarga

tentang,

gejala,

penyebab,

pencegahan

danpenatalaksanaan penyakit hipetensi berhubungan dengan Ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi
2. Resiko terjadi pecahnya pembuluh darah halus sehubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat anggotanya yang sakit hipertensi.
Berdasarkan prioritas diagnosa keperawatan pada Kelurga Bapak Ismail, dapat dibuat
perencanaan sebagai berikut :

10

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


No.Dx
1.

Tujuan
Umum
Khusus
Kriteria
Setelah
dilakukan - menyebutkan pengertian Verbal
tindakan
keperawatan
hipertensi
(pengetahuan)
tidak terjadi serangan - menyebutkan tanda dan
berulang
pada
Bu
gejala hipertensi (3-6)
Suminah.
- menyebutkan 3 faktor
resiko
yang
menyebabkan hipertensi
- menyebutkan 2 akibat
hipertensi bila tidak
dirawat.
- menyebutkan 2 cara
mencegah
timbulnya
hipertensi.

Kriteria evaluasi
Standar
1. Keluarga dapat menyebutkan
tanda-tanda
dan
gejala
penyakit hipertensi.
2. Keluarga
dapat
mengidentifikasi gejala dini
terjadinya serangan.
3. Keluarga dapat memutuskan
tindakan
yang
harus
dilakukan
bila
terjadi
serangan.

Intervensi
1. Kaji pengetahuan keluarga.
2. Kaji kemampuan keluarga
yang telah dilakukan pada
Bu Suminah.
3. Kaji tindakan yang pernah
dilakukan bila Bu Sum
mengalami serangan.
4. Diskusikan
dengan
keluarga tentang tanda dan
gejala peny. Hipertensi.
5. Diskusikan
dengan
keluarga
cara
mengiidentifikasi serangan.
6. Diskusikan alternatif yang
dapat dilakukan untuk
mencegah
serangan
berulang.
7. Berikan
kesempatan
keluarga
menanyakan
penjelasan yang
telah
diberikan
setiap
kali
diskusi.
8. berikan penjelasan ulang
bila ada penjelasan yang
belum dimengerti.
9. Evaluasi secara singkat
terhadap
topik yang
didiskusikan
dengan

11

keluarga.
10. Berikan pujian terhadap
kemampuan
yang
diungkapkan keluarga
11. setiap kali diskusi.
2.

Setelah
dilakukan - Dapat
menjelaskan Verbal
tindakan
keperawatan
akibat tekanan darah
pasien tidak mengalami
tinggi pada pembuluh
komplikasi/pecahnya
darah halus.
pembuluh darah halus.
- Dapat
menyebutkan
bagian
tubuh
yang
rawan terjadi pecahnya
pembuluh darah.
- Dapat
menyebutkan
upaya untuk mencegah
terjadinya komplikasi.

- Klien dan keluarga


dapat
menjelaskan akibat tekanan darah
tinggi pada pembuluh darah
halus.
- Klien dan keluarga dapat
menyebutkan bagian tubuh yang
rawan terjadi pecahnya pembuluh
darah.
- Klien dan keluarga dapat
menyebutkan
upaya
untuk
mencegah terjadinya komplikasi.

1. Kaji pengetahuan keluarga.


2. Kaji kemampuan keluarga
yang telah dilakukan pada
Bu Suminah.
3. Kaji tindakan yang pernah
dilakukan bila Bu Sum
mengalami serangan.
4. Diskusikan
dengan
keluarga tentang akibat
peny.
Hipertensi
pada
pembuluh darah.
5. Diskusikan
dengan
keluarga tentang bagian
tubuh yang rawan terjadi
pembuluh darah pecah.
6. Diskusikan alternatif yang
dapat dilakukan untuk
mencegah
terjadinya
komplikasi.
7. Berikan
kesempatan
keluarga
menanyakan
penjelasan
yang
telah
diberikan
setiap
kali
diskusi.
8. berikan penjelasan ulang

12

bila ada penjelasan yang


belum dimengerti.
9. Evaluasi secara singkat
terhadap
topik yang
didiskusikan
dengan
keluarga.
10. Berikan pujian terhadap
kemampuan
yang
diungkapkan keluarga
11. setiap kali diskusi.

13

No.Dx.
Diagnose keperawatan
2.
1. Kurangnya pengetahuan
keluarga tentang, gejala,
penyebab,
pencegahan
danpenatalaksanaan
penyakit
hipetensi
berhubungan
dengan
Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita
penyakit hipertensi

Tujuan khusus
Tanggal
- menyebutkan pengertian 20 Mei 2002
hipertensi
- menyebutkan tanda dan
gejala hipertensi ( 3-6 )
- menyebutkan 3 faktor
resiko
yang
menyebabkan hipertensi
- menyebutkan 2 akibat
hipertensi bila tidak
dirawat.
- menyebutkan 2 cara
mencegah
timbulnya
hipertensi.

Implementasi
Evaluasi
Penyuluhan tentang :
- pengertian hepertensi
1. Struktur
- Penyebab hiper tensi
- keluarga
Bp.
Ismail
- Tanda
dan
gejala
khususnya Bu Suminah
hipertensi
dapat bekerjasama dengan
- Faktor resiko hipertensi
mahasiswa.
- Akibat hipertensi
- Keluarga khususnya klien
- Upaya
pencegahan
Bu Suminah mengerti
hiper tensi
maksud
dan
tujuan
kunjungan hari ini.
2. Proses
- keluarga dapat terlihat aktif
dalam diskusi
- keluarga
menunjukkan
minat terhadap kegiatan
atau tindakan yang dapat
dilakukan
- keluarga dapat memberikan
responverbal
dan
non
verbal yang baik
- keluarga kooperatif selama
kegiatan berlangsung
3. Hasil
- keluarga
dapat
menyebutkan
pengertian
hipertensi
- menyebutkan tanda dan
gejala hipertensi ( 3-6 )
- menyebutkan
3
faktor
resiko yang menyebabkan

14

hipertensi
- menyebutkan
2 akibat
hipertensi
bila
tidak
dirawat
- menyebutkan
2
cara
mencegah
timbulnya
hipertensi.
2. Resiko terjadi pecahnya - Dapat
menjelaskan 27 Mei 2002
pembuluh darah halus
akibat tekanan darah
sehubungan
dengan
tinggi pada pembuluh
ketidak
mampuan
darah halus.
keluarga
merawat - Dapat
menyebutkan
anggotanya yang sakit
bagian
tubuh
yang
hipertensi.
rawan terjadi pecahnya
pembuluh darah.
- Dapat
menyebutkan
upaya untuk mencegah
terjadinya komplikasi.

Memeberi
penyuluhan 4. Struktur
tentang akibat pecahnya - keluarga
Bp.
Ismail
pembuluh darah karena
khususnya Bu Suminah
hipertensi.
dapat bekerjasama dengan
mahasiswa.
- Keluarga khususnya klien
Bu Suminah mengerti
maksud
dan
tujuan
kunjungan hari ini.
5. Proses
- keluarga dapat terlihat aktif
dalam diskusi
- keluarga
menunjukkan
minat terhadap kegiatan
atau tindakan yang dapat
dilakukan
- keluarga dapat memberikan
responverbal
dan
non
verbal yang baik
- keluarga kooperatif selama
kegiatan berlangsung
6. Hasil
- keluarga dapat menjelaskan

15

akibat hipertensi
- menyebutkan bagian tubuh
yang rawan terjadi pecahnya
pembuluh darah.
- menyebutkan upaya untuk
mencegah
terjadinya
komplikasi.

16

Anda mungkin juga menyukai