Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

Nurfatoni

0432950314024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN PSIKOSOSIAL

HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

1.1 Pengertian
Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif kemudian mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespons terhadap suatu kejadian seperti kehilangan dan
perubahan (Carpenito, 2009).
Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/ evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri
seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif dan bila tidak
dapat diatasi dapat menyebabkan harga diri rendah kronis (Suliswati, 2005).
Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalami trauma yang
terjadi secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, cerai, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi, misalnya
korban pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara secara tiba-tiba (Dalami dkk,
2009).
Faktor predisposisi menurut Stuart & Sundeen (1995/1998) ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Faktor ini dapat dibagi
sebagai berikut:
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain, dan ideal diri yang tidak realistik.
2. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah stereotipik peran
seks, tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan
orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur
sosial.
Faktor pencetus terjadinya HDR situasional dapat ditimbulkan dari sumber
internal dan eksternal, yaitu:
1. Trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian yang mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran berhubungan peran atau posisi yang diharapkan di
mana individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi
peran, yaitu transisi peran perkembangan, transisi peran situasi, dan
transisi peran sehat-sakit.
1.2 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala harga diri rendah situasional dapat dilihat dari perilaku klien
sehari-hari. Menurut NANDA, 2009-2011, batasan karakteristik dari harga diri
rendah situasional diantaranya adalah :
1. Tidak bisa mengevaluasi diri ketika menghadapi masalah.
2. Tidak bisa mengevaluasi diri ketika menghadapi situasi
3. Adanya ekspresi tidak berdaya
4. Adanya ekspresi tidak berguna
5. Adanya keragu-raguan
6. Adanya perilaku nonasertif
7. Sering merendahkan diri sendiri
Sedangkan menurut Carpenito, tanda dan gejala yang harus terdapat pada klien
dengan harga diri rendah situasional :
1. Kekambuhan episodik dari penghargaan diri negatif yang sebelumnya
memiliki evaluasi diri positif
2. Pengungkapan diri negatif mengenai diri
dan tanda dan gejala yang mungkin terdapat pada klien dengan harga diri
rendah situasional:
1. ekspresi malu atau rasa bersalah
2. Mengkritik diri sendiri
3. Perasaan tidak mampu atau pandangan hidup yang pesimis
selain dari data diatas, perawat dapat mengamati penampilan seorang yang
menglami harga diri rendah, melihat dari kurang memperhatikan perawatan
diri, berpakaian yang tidak rapi, selera makan menurun, tidak beran menatap
lawan bicara, dan bicara lambat dengan nada suara lemah
1.3 Asuhan Keperawatan
1. Data yang perlu dikaji
Data yang perlu dikaji untuk klien yang mengalami harga diri rendah
situasional sebagai berikut.
a. Data Sujektif:
Contoh:
“Setelah kaki saya diamputasi saya sudah tidak berharga lagi.”
“Saya tidak mampu menjadi atlet yang dibanggakan keluarga setelah
kehilangan kaki saya.”
“Saya tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai kepala
keluarga lagi.”
b. Data Objektif:
1) Perasaan negatif terhadap diri sendiri
2) Menarik diri dari kehidupan
3) Kritik terhadap diri sendiri
4) Destruktif terhap diri sendiri dan orang lain
5) Mudah tersinggung/ mudah marah
6) Produktivitas menurun
7) Penolakan terhadap diri sendiri
8) Keluhan fisik
2. Diagnosa Keperawatan
a. Harga diri rendah situasional
b. Ketidakefektifan koping
c. Gangguan citra tubuh
d. Gangguan identitas personal
e. Ketidakberdayaan
f. Keputusasaan
3. Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat interaksi. Tindakan yang harus dilakukan adalah:
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu
pasien
b. Bantu klien mengenal kondisinya
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan HDR
situasional
3) Bantu pasien mengenal penyebab HDR situasional
4) Bantu klien menyadari perilaku akibat HDR situasional
c. Bantu klien meningkatkan harga dirinya:
1) Pantau pernyataan pasien tentang nilai dirinya.
2) Pantau frekuensi pernyataan negative dirinya secara verbal.
3) Dorong pasien untuk identifikasi kekuatannya.
4) Dorong pasien menggunakan kontak mata dalam berkomunikasi
dengan orang lain.
5) Bantu pasien untuk mengidentifikasi respon positif.
d. Bantu klien meningkatkan perannya
1) Klien dapat meningkatkan harga dirinya dengan mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, menilai dan
menetapkan kemampuan yang masih dapat digunakan, serta melatih
kegiatan yang sudah dipilih
2) Klien mampu menilai dan meningkatkan peran yang ada dalam
keluarga
3) Klien mampu menilai apa saja kekurangan yang dirasakan dalam
peran yang dimilikinya
4) Klien mampu menerima perubahan peran yang mungkin akan
dialaminya
5) Klien mampu menilai strategi yang positif untuk menjalani
perubahan peran
6) Klien mampu mengembangkan perannya yang baru dalam keluarga
dan mengatasi perubahan-perubahan yang akan terjadi
7) Klien mampu mengungkapkan harapan terhadap perannya yang baru
8) Klien mampu mempraktikkan perilaku baru yang dibutuhkan untuk
memenuhi perannya
e. Bantu klien meningkatkan koping
1) Kaji penyesuaian pasien terhadap perubahan pada citra diri
2) Gali lebih lanjut metode sebelumnya dalam mengatasi masalah
hidupnya
3) Dorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan ketakutan
4) Identifikasi sistem pendukung yang dimiliki klien misalnya keluarga,
lingkungan.
5) Bantu pasien mengidentifikasi tentang hal yang diinginkan, kekuatan
dan kemampuan yang dimilikinya
6) Bantu klien untuk melawan perasaan ambivalen (marah atau
depresi).
7) Anjurkan pasien untuk mengembangkan sikap yang penuh harapan
untuk menangani keberdayaannya
Daftar Pustaka

Carpenito, L. J. (2009). Handbook of nursing diagnosis. (M. Ester,


Penerjemah). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Inc. (Sumber
asli diterbitkan 1999)

Dalami, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial.


Jakarta : Trans Info Media.

Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :


EGC

Stuart, (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi : Lima. Jakarta : EGC

Stuart, G. W. & Sundeen, S. J. (1998). Pocket guide to psychiatric nursing,


3/E. (A. Y. S. Hamid, Penerjemah). St. Louis: Mosby Year Book, Inc.
(Sumber asli diterbitkan 1995)

Anda mungkin juga menyukai