Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

SEORANG
SEORANG PEREMPUAN
PEREMPUAN USIA 38 TAHUN DENGAN
OS ULKUS KORNEA ET CAUSA SUSPEK BAKTERI

Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan


Persyaratan Kepaniteraan Senior
Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

KEPANITERAAN SENIOR FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2012
LAPORAN KASUS

SEORANG PEREMPUAN USIA 38 TAHUN DENGAN OS ULKUS


KORNEA ET CAUSA SUSPEK BAKTERI

I. PENDAHULUAN
Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya
infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea
dapat terjadi dari epitel
epitel sampai
sampai stroma
stroma.. Ulkus
Ulkus kornea
kornea yang
yang luas
luas
memerlukan penanganan yang tepat dan cepat untuk mencegah perluasan
ulkus dan timbulnya
timbulnya komplikasi berupa descematokel,
descematokel, perforasi, endoftalmitis,
endoftalmitis,
 bahkan kebutaan. Ulkus kornea yang sembuh
sembuh akan menimbulkan
menimbulkan sikatrik kornea
dan merupakan penyebab kebutaan. 1

Seca
Secara
ra umum
umum tela
telah
h dike
diketa
tahu
huii bahw
bahwaa iden
identi
tifi
fika
kasi
si kuma
kuman
n peny
penyeb
ebab
ab
merupak
merupakan
an dasar
dasar untuk
untuk member
memberikan
ikan pengo
pengobata
batan
n yang
yang rasiona
rasional.
l. Penget
Pengetahu
ahuan
an
tentang riwayat penyakit, cara pengobatan dan hasilnya serta gambaran klinis yang
teliti pada mata luar dan segmen depan bola mata tidak boleh terlalu diunggulkan
karena masih memerlukan pemeriksaan mikrobiologik. 2

Tujuan
Tujuan penatal
penatalaks
aksanaa
anaan
n ulkus
ulkus kornea
kornea bakteri
bakterial
al adalah
adalah eradikas
eradikasii kuman
kuman
 penyebab
 penyebab untuk mencegah
mencegah perluasan
perluasan kerusakan,
kerusakan, menekan
menekan peradangan
peradangan untuk 
mengur
mengurang
angii destruk
destruksi
si kornea,
kornea, memperc
mempercepat
epat penyem
penyembuh
buhan
an defek
defek epitel
epitel serta
serta
mengatasi komplikasi yang terjadi. 2

II. IDENTITAS PENDERITA


 Nama : Ny. SR 
SR 
Umur : 38 tahun
Agama : Islam

2
Alamat : Pegandon, Kendal
Pekerjaan : Petani
ANAMNESIS
(autoanamnesis pada 10 Februari 2012 di poli Mata RS.dr Kariadi)
Keluhan Utama : Terdapat putih-putih di mata kiri
Riwayat Penyakit Sekarang :
± 1 minggu
minggu SMRS mata kiri
kiri pender
penderita
ita terkena
terkena padi
padi saat sedang
sedang
 bekerja di sawah.
sawah. Penderita
Penderita mengeluh
mengeluh mata kiri menjadi
menjadi merah,
merah, nyeri, silau,
silau,
nrocos, dan keluar kotoran mata warna kuning. Keluhan penderita tidak 
disertai adanya gangguan penglihatan. Kemudian penderita memeriksakan
diri ke dokter umum dan diberi obat suntik, obat tetes dan obat minum
(pasien tidak tahu nama obatnya), setelah itu keluhan rasa nyeri dan nrocos
 berkurang.
 berkurang. 4 hari SMRS pasien mengeluh
mengeluh munculnya
munculnya bercak putih pada
mata
mata yang makin lama makin
makin membes
membesar,
ar, mata
mata terasa
terasa mengg
mengganja
anjal,
l, dan
disertai penglihatan yang menjadi kabur. Mata merah (+), nyeri (-), silau
(+), nrocos (-). Penderita berobat ke dokter dan akhirnya dirujuk ke RSDK.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat trauma pada daerah mata (+)

- Riwayat penyakit mata lainnya disangkal


- Riwayat pemakaian kacamata (-)
- Riwayat alergi obat dan makanan disangkal
- Riwayat pengobatan steroid dan jamu jangka lama disangkal
- Riwayat darah tinggi disangkal

- Riwayat kencing manis disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


- Riwayat keluarga yang menderita keadaan seperti ini
disangkal
- Riwayat kencing manis dalam keluarga disangkal

- Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal


Riwayat Sosial Ekonomi :

3
- Penderita merupakan seorang petani
- Biaya pengobatan ditanggung JAMKESMAS
- Kesan
Kesan : sosial
sosial ekonom
ekonomii kurang
kurang

III. PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK 
Status Praesen (Tanggal 13 Juli 2011)
Keadaan umum : baik  
Kesadaran : kompos mentis
Tanda vital : TD 110/80 mmHg suhu : 36,5 0C
nadi : 84x/menit RR : 20x/menit
Pemerik
riksaan
aan fis
fisik : ke
kepala
ala : mesosefal
fal
thoraks : cor : tidak ada kelainan
paru : tidak ada kelainan
abdomen : tidak ada kelainan
ekstremitas : tidak ada kelainan
Status Oftalmologi (Tanggal 13 Juli 2011)
OD
Injeksi conjungtiva
Injeksi siliar 

Defek epitel (+)

Jaringan nekrotik (+)

OCULUS DEXTER OCULUS SINISTER  


6/7.5 VISUS 1/300
Tidak dikoreksi KOREKSI Tidak dikoreksi
Tidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukan
Gerak bola mata bebas ke PARASE/PARALYSE Gerak bola mata bebas ke
segala arah segala arah

4
Tidak ada kelainan SUPERCILIA Tidak ada kelainan
Edema (-), spasme (-) PALPEBRA SUPERIOR Edema (+), spasme (+)
Edema (-), spasme (-) PALPEBRA INFERIOR Edema (+), spasme (+)
Hiperemis (-), sekret (-), edema CONJUNGTIVA Hiperemis (+), sekret (-), edema
(-) PALPEBRALIS (-)
Hiperemis (-), sekret (-), edema CON
CONJUNGT
UNGTIV
IVA
A FOR
FORNIC
NICES Hipe
iperemi
remiss (+),
(+), sekr
sekret
et (-),
(-),
(-) edema(-)
injeksi (-), sekret (-) CONJUNGTIVA BULBI Mix injeksi (+), sekret (+)
mukopurulent
Tidak ada kelainan SCLERA Tidak ada kelainan
Jernih CORNEA Edema kornea (+),defek epitel
(+), letak paracentral Ø 5x4
mm, kedalaman sampai ke
stroma, batas tegas, tes
fluorescein (+), infiltrat (+),
 jaringan nekrotik
nekrotik (+),
Kedalaman cukup, Tyndall CAMERA OCULI Kedalaman cukup, Tyndall
Effect (-) ANTERIOR  Effect (-), hipopion (-)
Kripte (+), sinekia (-) IRIS Kripte (+), sinekia (-)
Bulat, central, regular, PUPIL Bulat, central, regular,
Ø 3 mm, RP (+) N Ø 3 mm, RP (+) N
Jernih LENSA Jernih
(+) cemerlang FUNDUS REFLEKS (+) suram
T (digital) normal TENSIO OCULI T (digital) normal
Tidak diperiksa SISTEM CANALIS Tidak diperiksa
LACRIMALIS

IV. RESUME
Datang pasien seoran perempuan 38 tahun dengan keluhan timbul
 bercak putih pada mata kiri yang dirasakan setelah mata kiri terkena padi.
Keluhan
Keluhan semakin
semakin meluas
meluas diserta
disertaii dengan
dengan adanya
adanya visus
visus yang menuru
menurun
n
disertai adanya tanda-tanda inflamasi seperti eritem, hiperlakrimasi, nyeri,
silau, dan pengeluaran sekret warna kuning. Penderita berobat ke dokter dan
akhirnya dirujuk ke RSDK 

5
Status Oftalmologi :
OCULUS DEXTER OCULUS SINISTER  
6/7.5 VISUS 1/300
Edema (-), spasme (-) PALPEBRA SUPERIOR Edema (+), spasme (+)
Edema (-), spasme (-) PALPEBRA INFERIOR Edema (+), spasme (+)
Hiperemis (-), sekret (-), edema CONJUNGTIVA Hiperemis (+)
(-) PALPEBRALIS
Hiperemis (-), sekret (-), edema CONJUNGTIVA FORNICES Hiperemis (+)
(-)
injeksi (-), sekret (-) CONJUNGTIVA BULBI Mix injeksi (+), sekret (+)
mukopurulent
Jernih CORNEA Edema kornea (+),defek epitel
(+), letak paracentral Ø 5x4
mm, kedalaman sampai ke
stroma, batas tegas, tes
fluorescein (+), infiltrat (+),
 jaringan nekrotik
nekrotik (+)
(+) cemerlang FUNDUS REFLEKS (+) suram

V. DIAGNOSIS BANDING
OS Ulkus cornea et causa suspek
suspek bakteri DD: Staphylococcus sp.
sp.
Pseudomonas aeruginosa

VI. DIAGNOSA KERJA


OS Ulkus cornea et causa suspek bakteri

VII. TERAPI
- Moxifloxacin HCl 0.5% tiap jam 1 tetes OS
- Cefixime 2 x 100 mg(P.O)
- Sulfas atropine 1% 2 x 1 tetes OS
- Vitamin B kompleks 1 x 1 tablet(P.O)

VIII. PROGNOSIS
OD OS
Quo ad Visam Ad bonam Dubia ad malam
Quo ad sanam Ad bonam Dubia ad malam

6
Quo ad Vitam Ad bonam
Quo ad Cosmeticam Dubia ad malam

IX. SARAN
Scrapping
Scrapping ulkus kornea untuk pemeriksaan
pemeriksaan pengecatan Gram, KOH,
kultur dan tes sensitivitas bakteri.

X. EDUKASI
1. Menjela
Menjelaska
skan
n bahwa
bahwa pender
penderita
ita mender
menderita
ita perada
peradanga
ngan
n pada
pada kornea
kornea
yang dinamak
dinamakan
an ulkus
ulkus kornea
kornea yang
yang kemung
kemungkin
kinan
an diseba
disebabka
bkan
n oleh
oleh
 bakteri.

2. Menjelaskan kepada penderita agar penderita dirawat di rumah sakit


mengingat kondisi penyakit yang membutuhkan perawatan dan evaluasi
intensif di rumah sakit(menolak)

3. Menjelaskan
Menjelaskan kepada
kepada penderita
penderita supaya
supaya tidak mengucek-ngu
mengucek-ngucek
cek mata
mata

4. Pasie
Pasien
n dimi
diminta
nta untuk
untuk mene
menetes
teska
kan
n dan
dan meng
menggu
gunak
nakan
an obat
obat secar
secaraa
teratur dan menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan yang
 bergizi dan istirahat yang cukup untuk mempercepat
mempercepat penyembuha
penyembuhan
n
 penyakit.
 penyakit.

5. Menjelaskan kepada penderita komplikasi yang mungkin terjadi.

7
XI. DISKUSI
ANATOMI DAN FISIOLOGI KORNEA
Kornea
Kornea adalah jaringan transparan,
transparan, yang ukuranny
ukurannyaa sebanding
sebanding
d en
en ga
ga n K ri
ri st
st al
al s eb
eb ua
ua h j am
am t an
an ga
ga n k ec
ec il
il . K or
or ne
ne a i ni
ni d is
is is
is ip
ip ka
ka n
ke sklera di limbus, lengkung melingkar pad
pada pers
persam
ambu
bung
ngan
an ini
ini diseb
isebu
ut
sulkus skelaris. Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54 mm di tengah,
sekitar 0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 mm dari anterior ke posterior,
kornea mempunyai lima lapisan, yaitu lapisan epitel (yang bersambung dengan
epitel konjungtiva bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membran Descemet, dan
lapisan endotel. Batas antara sclera dan kornea disebut limbus kornea.
Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi sebesar + 43 dioptri.
Jika kornea udem karena suatu sebab, maka kornea juga bertindak sebagai prisma
yang dapat menguraikan sinar sehingga penderita akan melihat halo. 1
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf 
siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan supra koroid,
masuk kedalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung
Schwan.3
Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour 
aquous,dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar dari
atmo
atmosf
sfir
ir.T
.Tra
rans
nspa
para
rans
nsii korn
kornea
ea dipe
dipert
rtah
ahan
anka
kan
n oleh
oleh stru
strukt
ktur
urny
nyaa sera
seraga
gam,
m,
avaskularitasnya dan deturgensinya. 1

ULKUS KORNEA
PATOFISIOLOGI
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya,
dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel
dan seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi
di permukaan anterior dari kornea.
kornea. Perubahan
Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea
segera mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina. Oleh karenanya
kelainan sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang
hebat terutama bila letaknya di daerah pupil.4

8
Kornes merupakan bagian mata yang avaskuler, sehingga apabila terjadi
infeksi maka proses infiltrasi dan vaskularisasi dari limbus baru akan terjadi 48 jam
kemudian. Maka badan kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam
stroma kornea, segera bekerja sebagai makrofag, baru kemudian disusul dengan
dilata
dilatasi
si pemb
pembul
uluh
uh darah
darah yang
yang terdap
terdapat
at di limbu
limbuss dan
dan tamp
tampak
ak sebag
sebagai
ai injek
injeksi
si
 perikornea.
 perikornea. Sesudahnya
Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuclear,
mononuclear, sel plasma,
leukosit polimorfonuklear (PMN), yang mengakibatkan timbulnya infiltrat, yang
tampak sebagai bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan
 permukaan
 permukaan tidak licin, kemudian
kemudian dapat terjadi
terjadi kerusakan
kerusakan epitel dan timbullah ulkus
ulkus
kornea.4

ETIOLOGI1,3,4
a. Infeksi
• Infeksi Bakteri : P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia dan
spesies Moraxella merupakan penyebab paling sering
• Infeksi Jamur : disebabkan oleh Candida, Fusarium, Aspergilus,
Cephalosporium dan spesies mikosis fungoides.
• Infeksi virus
Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai. Bentuk khas
dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang bila
 pecah akan
akan menimbu
menimbulkan
lkan ulkus.
ulkus.

• Acanthamoeba
Infeksi
Infeksi kornea
kornea oleh
oleh acantha
acanthamoe
moeba
ba sering
sering terjadi
terjadi pada
pada penggu
pengguna
na lensa
lensa
kontak lunak, khususnya bila memakai larutan garam buatan sendiri. Infeksi
 juga biasanya
biasanya ditemukan
ditemukan pada
pada bukan pemakai
pemakai lensakontak
lensakontak yang
yang terpapar
terpapar air 
atau tanah yang tercemar.
 b. Noninfeks
Noninfeksii
• Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH.

• Radiasi atau suhu

• Sindrom Sjorgen

• Defisiensi vitamin A

9
• Obat
Obat-ob
-obata
atan
n (kor
(kortik
tikos
oster
teroid
oid,, idox
idoxiu
iurid
ridine
ine,, anes
aneste
tesi
si topic
topical
al,,
immunosupresif)

• Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.

• Pajanan (exposure)

•  Neurotropik 
 Neurotropik 
c. Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)

Terjadin
Terjadinya
ya ulkus
ulkus kornea
kornea biasany
biasanyaa didahu
didahului
lui oleh
oleh faktor
faktor pencetu
pencetuss yaitu
yaitu
rusaknya sistem barier epitel kornea oleh penyebab-penyebab seperti: 4
a. Kelaina
Kelainan
n pada
pada bulu
bulu mata
mata (trikiasi
(trikiasis)
s) dan sistem air mata (insufi
(insufisie
siensi
nsi air 
mata, sumbatan saluran lakrimal)
 b. Oleh faktor-faktor eksternal yaitu : luka pada kornea (erosi kornea) karena
trauma, penggunaan lensa kontak, luka bakar pada muka
c. Kelai
Kelaina
nan
n lokal
lokal pada
pada korne
kornea,
a, melip
meliput
utii edem
edemaa korn
kornea
ea kron
kronik
ik,, kerat
keratiti
itiss
exposure (pada lagoftalmos, anestesi umum, koma), keratitis karena defisiensi
vitamin A, keratitis neuroparalitik, keratitis superficialis virus
d. Kelai
Kelaina
nan
n sist
sistem
emik
ik,, melip
meliput
utii malnu
malnutr
trisi
isi,, alkoh
alkohol
olism
isme,
e, sindr
sindrom
om Stev
Steven
en--
Johnson, sindrom defisiensi imun (AIDS, SLE)
e. Obat-obatan penurun sistem imun, seperti kortikosteroid, obat anestesi lokal

KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea , yaitu: 1
1. Ulkus kornea sentral.
a. Ulku
Ulkuss korne
korneaa bakt
bakter
erial
ialis
is

• Ulkus Streptokokus
Khas
Khas sebag
sebagai
ai ulku
ulkuss yang
yang menja
menjalar
lar dari
dari tepi
tepi ke arah
arah tenga
tengah
h korne
korneaa
(serpinginous). Ulkus bewarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram
dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan
menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh
streptokokus pneumonia.

• Ulkus Stafilokokus

10
Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik kekuningan disertai
infiltrat berbatas tegas tepat dibawah
dibawah defek epitel. Apabila tidak diobati
secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma
dan infiltrasi sel leukosit.
leukosit. Walaupun terdapat hipopion ulkus sering kali
indolen yaitu reaksi radangnya minimal.
• Ulkus Pseudomonas
Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea.ulkus sentral ini
dapat
dapat menyeb
menyebar
ar ke samping
samping dan ke dalam
dalam kornea
kornea.. Penyer
Penyerbuk
bukan
an ke
dalam
dalam dapat
dapat mengak
mengakibat
ibatkan
kan perfora
perforasi
si kornea
kornea dalam
dalam waktu
waktu 48 jam.
jam.
Gambaran berupa ulkus yang berwarna abu-abu dengan kotoran yang
dikeluar
dikeluarkan
kan berwarn
berwarnaa kehijau
kehijauan.
an. Kadang
Kadang-kad
-kadang
ang bentuk
bentuk ulkus
ulkus ini
seperti
seperti cincin.
cincin. Dalam bilik
bilik mata depan dapat
dapat terlihat
terlihat hipopion
hipopion yang
yang
 banyak.
 banyak.
• Ulkus Pneumokokus
Terliha
Terlihatt sebaga
sebagaii bentuk
bentuk ulkus
ulkus kornea
kornea sentral
sentral yang
yang dalam.
dalam.Tep
Tepii ulkus
ulkus
akan terlihat menyeb
menyebar
ar ke arah satu
satu jurusan
jurusan sehing
sehingga
ga member
memberikan
ikan
gambaran karakteristik yang disebut ulkus serpen. Ulkus terlihat dengan
infiltrasi sel yang penuhdan berwarna kekuning-kuningan. Penyebaran
ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung dan di
daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu ditemukan hipopion
hipopion
yang tidak selamanya sebanding dengan beratnya ulkus
yangterlihat.diagnosa lebih pasti bila ditemukan dakriosistitis.
 b. Ulkus kornea fungi
Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa
minggu sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini. Pada
 permukaan
 permukaan lesi terlihat bercak putih dengan
dengan warna keabu-abuan
keabu-abuan yang agak 
kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti bulu
 pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran
di bagi
bagian
an sent
sentral
ral sehin
sehingg
ggaa terda
terdapat
pat satel
satelit-s
it-sat
ateli
elitt dise
disekit
kitarn
arnya.
ya. Tuka
Tukak 

kadang-kadang dalam, seperti tukak yang disebabkan bakteri. Pada infeksi
kand
kandid
idaa bent
bentuk
uk tuka
tukak
k lonjo
lonjong
ng deng
dengan
an perm
permuk
ukaan
aan naik.
naik.Da
Dapa
patt terja
terjadi
di

11
neovaskularisasi akibat rangsangan radang. Terdapat injeksi siliar disertai
hipopion.
c. Ulku
Ulkuss korn
kornea
ea viru
viruss
• Ulkus kornea Herpes Zoster 
Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu. Gejala ini
timb
timbul
ul satu
satu 1-3
1-3 hari
hari sebe
sebelu
lum
m timb
timbul
ulny
nyaa geja
gejala
la kuli
kulit.
t. Pada
Pada mata
mata
ditemuk
ditemukan
an vesike
vesikell kulit
kulit dan edem
edem palpeb
palpebra,
ra, konjung
konjungtiva
tiva hiperem
hiperemis,
is,
kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan stroma. Infiltrat
dapat berbentuk dendrit yang bentuknya berbeda dengan dendrit herpes
simp
simple
lex.
x. Dend
Dendrit
rit herpe
herpess zoster
zoster berw
berwarn
arnaa abu-a
abu-abu
bu koto
kotor.
r. Korne
Korneaa
hipeste
hipestesi
si tetapi
tetapi dengan
dengan rasa sakit.
sakit. Keadaa
Keadaan
n yang
yang berat
berat pada
pada kornea
kornea
 biasanya
 biasanya disertai
disertai dengan
dengan infeksi
infeksi sekunder.
sekunder.
• Ulkus kornea Herpes Simplex
Infeksi primer yang diberikan oleh virus herpes simplex dapat terjadi
tanpa gejala klinik. Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi
siliar
siliar yang
yang kuat
kuat diserta
disertaii terdapat
terdapatnya
nya suatu
suatu dataran
dataran sel di permuk
permukaan
aan
epitel
epitel kornea
kornea disusu
disusull dengan
dengan bentuk
bentuk dendri
dendritt atau bintang
bintang infiltrasi.
infiltrasi.
terda
terdapat
pat hiper
hiperte
tesi
si pada
pada korne
kornease
asecar
caraa lokal
lokal kemu
kemudi
dian
an meny
menyel
eluru
uruh.
h.
Terda
Terdapat
pat pemb
pembes
esara
aran
n kelen
kelenjar
jar prea
preaur
uriku
ikuler
ler.. Bentu
Bentuk
k dend
dendrit
rit herp
herpes
es
simplex kecil, ulseratif, jelas diwarnai dengan fluoresin dengan benjolan
diujungnya
d. Ulku
Ulkuss korn
kornea
ea acan
acanth
tham
amoe
oeba
ba
Awal
Awal dirasak
dirasakan
an sakit
sakit yang
yang tidak
tidak seband
sebanding
ing dengan
dengan temuan
temuan klinikny
kliniknya,
a,
kemerahan dan fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen,
cincin stroma, dan infiltrat perineural.

2. Ulkus kornea perifer 


a. Ulku
Ulkuss marg
arginal
inal
b. Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)
c. Ulku
Ulkuss cincin
cincin (ring
(ring ulce
ulcer)
r)
.

12
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa: 3
1. Gejala subjektif 
• Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva

• Sekret mukopurulen

• Merasa ada benda asing di mata

• Pandangan kabur 

• Mata berair 

• Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus

• Silau
•  Nyeri
Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat
 pada perifer kornea dan tidak disertai
disertai dengan
dengan robekan
robekan lapisan epitel
kornea.

2. Gejal
ejalaa obj
objeektif 
ktif 

• Injeksi silier 

• Hilangnya sebagian kornea dan adanya infiltrate

• Hipopion

DIAGNOSIS1,4
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
 pemeriksaan
 pemeriksaan oftalmologis
oftalmologis dengan
dengan menggunakan
menggunakan slit lamp dan pemeriksaan
pemeriksaan
labo
laborat
ratori
orium
um.. Anam
Anamne
nesis
sis pasie
pasien
n pent
penting
ing pada
pada peny
penyak
akit
it korn
kornea
ea,, serin
sering
g dapat
dapat
diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat penyakit
kornea yang bermanfaat, misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simplek yang
sering kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian obat topikal oleh
 pasien seperti kortikosteroid
kortikosteroid yang merupakan
merupakan predisposisi
predisposisi bagi penyakit
penyakit bakteri,
fungi, virus terutama keratitis herpes simplek. Juga mungkin terjadi imunosupresi

13
akibat
akibat penyak
penyakit
it sistem
sistemik
ik seperti
seperti diabetes
diabetes,, AIDS,
AIDS, keganas
keganasan,
an, selain
selain oleh
oleh terapi
terapi
imunosupresi khusus.
Pada pemeriksaan oftakmologis
oftakmologis didapatkan
didapatkan gejala obyektif
obyektif berupa adanya
injeksi siliar,kornea
siliar,kornea edema, terdapat infiltrat, hilangnya
hilangnya jaringan kornea disertai
adanya jaringan nekrotik. Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang disertai dengan
hipopion.
Disam
isampi
ping
ng itu
itu perl
perlu
u juga
juga dila
dilaku
kuka
kan
n peme
pemeri
riks
ksaa
aan
n diag
diagno
nost
stik
ik sepe
sepert
rtii
ketajam
ketajaman
an pengli
penglihata
hatan,
n, pemerik
pemeriksaa
saan
n slit-lam
slit-lamp,
p, respon
respon reflek
reflek pupil,
pupil, pewarna
pewarnaan
an
kornea dengan zat fluoresensi, dan scrapping untuk analisa atau kultur (pulasan
gram, giemsa atau KOH).
Karena gambaran klinis tidak dapat digunakan untuk membuat diagnosis
etiologik secara spesifik, diperlukan pemeriksaan mikrobiologik, sebelum diberikan
 pengobatan
 pengobatan empirik
empirik dengan
dengan antibiotik
antibiotika.
a.
Pengambilan specimen harus dari tempat ulkusnya, dengan membersihkan
 jaringan nekrotik terlebih dahulu;
dahulu; dilakukan
dilakukan secara aseptic menggunaka
menggunakan
n spatula
spatula
Kimura,
Kimura, lidi kapas
kapas steril,
steril, kertas
kertas saring
saring atau calcium alginate
alginate swab.
swab. Pemakai
Pemakaian
an
media penyubur BHI (Brain Heart Infusion Broth) akan memberikan hasil positif 
yang lebih baik daripada
daripada penanaman
penanaman langsung pada medium isolasi. Medium yang
diguna
digunakan
kan adalah
adalah medium
medium pelat
pelat agar
agar darah,
darah, media
media coklat,
coklat, medium
medium Sabarau
Sabaraud’s
d’s
untuk jamur dan thioglycolat. Selain itu dibuat preparat untuk pengecatan gram.
Hasil
Hasil pewarna
pewarnaan
an gram
gram dapat
dapat member
memberikan
ikan informa
informasi
si morfolo
morfologik
gik tentang
tentang kuman
kuman
 penyebab
 penyebab yaitu termasuk
termasuk kuman gram (+) atau Gram (-) dan dapat digunakan
digunakan
sebagai dasar pemilihan antibiotika awal sebagai pengobatan empirik.
Di laboratorium, kuman akan diisolasi dan diidentifikasi lebih lanjut serta
dilakukan pemeriksaan tes kepekaan terhadap antibiotika.

KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling sering timbul berupa:
• Kebutaan parsial atau komplit

• Prolaps iris

• Sikatrik kornea

• Katarak 

14
• Glaukoma sekunder 

PENATALAKSANAAN3
Ulkus
Ulkus kornea
kornea adalah
adalah keadan
keadan darurat
darurat yang
yang harus
harus segera
segera ditang
ditangani
ani oleh
spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan
 pada ulkus kornea
kornea tergantung
tergantung penyebabny
penyebabnya,
a, diberikan
diberikan obat tetes mata yang
mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi
 peradangan
 peradangan dengann
dengann steroid.
steroid. Pasien dirawat
dirawat bila mengancam
mengancam perforasi,
perforasi, pasien
pasien tidak 
dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat dan perlunya obat sistemik.
Tujuan
Tujuan pengo
pengobata
batan
n ulkus
ulkus kornea
kornea secara
secara umum
umum adalah
adalah untuk
untuk menceg
mencegah
ah
 berkembangn
 berkembangnya
ya bakteri
bakteri dan mengu
mengurangi
rangi reaksi
reaksi radang,
radang, dengan
dengan cara:
cara:
1. Benda asing dan bahan yang merangsang
merangsang harus segera
segera dihilangka
dihilangkan.
n. Erosi
kornea yang sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.
2. Antibiotik 
Antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum
luas dapat diberikan sebagai salep, tetes, atau suntikan subkonjungtiva.
3. Pemberian sikloplegika
Sikloplegika yang sering digunakan adalah sulfas atropin karena masa kerjanya
lama, hingga 1-2 minggu. Efek kerja atropin adalah sebagai berikut :
• Sedatif, menghilangkan rasa sakit

• Dekongestif, menurunkan tanda radang

• Meny
Menyeb
ebab
abka
kan
n para
parali
lise
se m.si
m.sili
liar
aris
is dan
dan m.ko
m.kons
nstr
trik
ikto
torr pupi
pupil.
l. Deng
Dengan
an
lumpuhnya m.siliaris mata tidak mempunyai daya akomodasi sehingga mata
dalam keadaan istirahat. Dengan lumpuhnya m.konstriktor
m.konstriktor pupil, terjadi
midriasis, sehingga sinekia posterior yang telah terjadi dapat dilepaskan dan
dicegah pembentukan sinekia posterior yang baru.
4. Bedah
Tindakan bedah meliputi

• Keratektomi superficial tanpa membuat perlukaan pada membran


Bowman

15
• Tissue adhesive atau graft amnion multilayer 

• Flap konjungtiva

• Patch graft dengan flap konjungtiva

• Keratoplasti tembus

• Fascia lata graft

Analisis Kasus
Pada
Pada laporan
laporan kasus
kasus ini, pasien didiagnos
didiagnosis
is OS ulkus
ulkus kornea
kornea ec suspek 
suspek 
 bakteri berdasark
berdasarkan
an data dasar
dasar yang didapatk
didapatkan
an melalui
melalui anamnesis
anamnesis dan pemeriks
pemeriksaan
aan
fisik sebagai berikut.
Pada anamnesis didapatkan keluhan visus menurun dan terdapat bintik putih
dengan bagian tengah hitam di kornea OS, mata
mata merah, silau, nyeri. Selain itu dari
anamnesis didapatkan faktor risiko terjadinya ulkus kornea pada pasien ini yaitu
riwayat trauma akibat kemasukan padi.
Pada pemeriksaan fisik pada OS didapatkan palpebra superior udema dan
spasme, konjungtiva mixed injection,
injection, kornea udem, defek epitel pada bagian sentral
dengan ukuran 4x5 mm, infiltrate (+), jaringan nekrotik (+), tes fluorescein (+).
Fundus refleks positif suram karena terdapat kekeruhan media refrakta yaitu kornea.
Tidak didapatkannya lesi satelit menyingkirkan etiologi karena jamur. sensibilitas
korne
korneaa masi
masih
h norm
normal
al sehi
sehing
ngga
ga meny
menying
ingkir
kirka
kan
n etiol
etiolog
ogii viral
viral yang
yang bias
biasany
anyaa
meyeba
meyebabka
bkan
n penuru
penurunan
nan sensib
sensibilit
ilitas
as kornea
kornea.. Oleh
Oleh karena
karena itu ulkus
ulkus kornea
kornea pada
pada
kasus ini dicurigai disebabkan infeksi bakteri.
Pasien
Pasien diberik
diberikan
an cefixim
cefiximee dan moxiflo
moxifloxaci
xacin
n untuk
untuk menang
menangani
ani infeksi
infeksi
sebelum
sebelum didapatkan hasil
hasil kultur dan tes sensitivitas
sensitivitas dari scrapping kornea.
kornea. Selain
itu juga diberikan
diberikan Sulfas atropin untuk mengurangi
mengurangi nyeri akibat spasme
spasme siliaer dan
mence
mencega
gah
h sinek
sinekhia
hia post
poster
erior
ior.. Hal
Hal ini dipe
diperlu
rluka
kan
n untu
untuk
k mence
mencega
gah
h infek
infeksi
si
 berkembang
 berkembang lebih
lebih lanjut
lanjut dan mengakibatk
mengakibatkan
an berbagai
berbagai komplikas
komplikasi.
i.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan D G, Asbury T, Riordan P. Oftalmologi umum. 14 th Ed. Alih


 bahasa:
 bahasa: Tambajong
Tambajong J,
J, Pendit
Pendit BU. Jakarta:
Jakarta: Widya
Widya Medika.
Medika. 2000
2000:: 220
2. Winar
Winarto
to,, Suted
Sutedja
ja SS, Suhard
Suhardjo
jo,, Gond
Gondow
owiar
iardjo
djo TD.
TD. Pena
Penang
ngana
anan
n Ulku
Ulkuss
Kornea Secara Optimal. Semarang: PERDAMI Jawa Tengah, 2001.
3. Ilyas S. Glaukoma
Glaukoma (Tekanan Bola Mata Tinggi).
Tinggi). Jakarta: Balai penerbit FK 
UI. 1997
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia.2002. Ulkus Kornea dalam :
 Ilmu Penyakit
Penyakit Mata Untuk Dokter
Dokter Umum
Umum dan Mahasiswa
Mahasiswa Kedokteran,
Kedokteran, edisi
ke2.
ke2. Penerbit Sagung Seto Jakarta.
5. PERDAMI,
AMI, Pand
anduan Menejem
jemen Klin
linis PERDAMI
AMI, Jakarta
arta : PP
PERDAMI. 2006

17

Anda mungkin juga menyukai