Emil Akmal
D. Patogenesis Hemangioma
Hemangioma adalah tumor endotelial yang memiliki sifat
biologis yang unik. Yaitu tumbuh cepat, lambat regresi, dan tidak pernah
rekuren.
250
Sifatnya yang ”angiogenesis dependent” tergantung dari
pembentukan pembuluh-pembuluh darah baru untuk pertumbuhannya.
Hal ini terjadi karena hilangnya mekanisme kontrol terhadap
pertumbuhan pembuluh darah baru. Ini bisa terjadi karenaup-regulation
dari faktor-faktor angiogenik, atau down-regulation dari inhibitornya.
Ada tiga tahap siklus hidup hemangioma :
1. Fase proliferasi (usia 0 – 1 thn)
2. Fase involusi (usia 1 – 5 tahun)
3. Fase pasca involusi (usia > 5 thn)
E. Gejala Klinis
Tergantung macamnya :
• Hemangioma kapiler, “Port wine stain” tidak ada benjolan kulit.
• “Strawberry mark”, menonjol seperti buah murbai.
• Hemangioma kavernosum, teraba hangat dan “compressible”.
253
o Foto polos : bila diperlukan/ dicurigai keterlibatan struktur yang
lebih dalam
o CT scan
o Pewarnaan GLUT-1 : spesifik untuk hemangioma, tetapi negatif
pada hemangioma congenital jenis rapidly involuting dan
noninvoluting.
o Ultrasonografi : untuk membedakan hemangioma dengan
malformasi vena atau limfatik.
o MRI
G. Terapi
- Observasi
- Injeksi kortikosteroid intralesi
- Kortikosteroid sistemik
- Interferon alfa
- Embolisasi
- Injeksi sklerosin
- Laser
- Operatif
Indikasi terapi pada hemangioma yang besar, problematik, atau
membahayakan.
H. Indikasi Operasi
Operasi dapat dilakukan pada ketiga fase hemangioma.
Fase proliferasi (bayi) :
Indikasi operasi relatif yaitu
1. ancaman terjadinya obstruksi padavisual, subglottik
254
2. deformitas : mis. Distorsi periorbital dengan amblyopia
astigmatic sekunder.
3. perdarahan atau ulserasi yang tidak responsif terhadap terapi
topical atau sistemik
4. bila skar akibat ulserasi lebih buruk daripada skar eksisi.
Fase involusi (masa kanak-kanak awal) : dapat dilakukan eksisi total
atau bertahap. Indikasi operasi :
1. skar yang buruk pasca ulserasi
2. kulit yang menggelambir atau inelastik
3. bila skar yang terjadi pasca eksisi sama saja dengan operasi pada
fase ketiga
4. bila skar mudah disembunyikan
5. bila diperlukan eksisi bertahap atau rekonstruksi.
Hemangioma pada area anatomik tertentu memerlukan eksisi yang
khusus.
Fase pasca involusi
Indikasi operasi :
1. Kulit yang rusak/buruk
2. Kontur abnormal
3. Distorsi
I. Penatalaksanaan Hemangioma
Observasi :informasi danedukasi tentang perjalanan penyakit dan
kemungkinan-kemungkinannya kepada orang tua pasien.
255
Terapi lokal untuk ulserasi dan bleeding : diberikan antibiotika
topikal, perawatan luka, bila perlu dilakukan debridement dalam
narkose,bila tersedia dapat dilakukan pulsed-dye laser untuk
mengatasi nyeri dan mempercepat penyembuhan.
Terapi farmakologik : diindikasikan untuk hemangioma problematik
dan membahayakan.
1. Kortikosteroid
Ditujukan untuk hemangioma superfisial yang kecil (Φ< 2,5 cm).
Diberikan suntikan triamsinolon dengan dosis 3 – 5 mg/kg per kali
dengan interval 6 – 8 minggu. Umumnya dibutuhkan tiga sampai
lima kali suntikan.
2. Kortikosteroid sistemik
Merupakan terapi pilihan untuk hemangioma yang besar/ luas ,
membahayakan jiwa. Pemberian prednisolon oral 2 – 3 mg/kg/hari
dosis tunggal selama 4 – 6 minggu kemudian dilanjutkan dengan
tappering-off perlahan sampai usia 10 – 11 bulan. Sebaiknya
disertai pemberian H2 reseptor inhibitor. Tujuan terapi adalah
mempercapat regresi atau stabilisasi pertumbuhan masa tumor.
Perlu diperhatikan bahwa selama pemberian ini sebaiknya dihindari
pemberian vaksinasi dengan menggunakan vaksin hidαup.
3. Interferon α-2a
Merupakan terapi pilihan kedua untuk hemangioma yang
membahayakan jiwa. Indikasinya adalah untuk kasus yang :
-tidak respons terhadap kortikosteroid
-kontraindikasi untuk pemberian kortikosteroid jangka panjang
-terdapat komplikasi kortikosteroid
- orang tua menolak kortikosteroid
256
-fenomena Kassabach- Merrit
Pemberian kortikosteroid tidak boleh digabungkan dengan
interferon. Dosis interferon adalah 2 – 3 mU/m2 subkutan tiap hari, dosis
dititrasi bila BB naik. Terapi diberikan selama 6 – 10 bulan.
Khusus pada fenomena Kassabach –Merrit ada 2 hal yang harus
diperhatikan yaitu :
-jangan berikan transfusi trombosit kecuali ada perdarahan aktif
atau indikasi bedah
-jangan berikan heparin karena akan menstimuli pertumbuhan
masa tumor dan memperberat platelet trapping.
4. Kemoterapi :
Terapi pilihan kedua untuk kasus yang problematik. Biasanya
diberikan vincristin.
ii. Laser : hati-hati dapat terjadi hipopigmentasi, luka bakar derajat 2 dan
scarring (parut).
Granuloma Piogenik
Granuloma piogenik adalah suatu tumor vaskuler benigna yang
didapat pada kulit atau membran mukosa yang tampak sebagai papul atau
nodul vaskular yang cepat tumbuh,Granuloma piogenik atau biasa juga
disebut hemangioma kapiler lobular (lobular capillary hemangioma) atau
granuloma telangiektatik (granuloma telangiectaticum) adalah lesi
vaskuler yang berkembang dengan cepat atau merupakan suatu
hemangioma tipe kapiler yang berhubungan dengan trauma sebelumnya.
Penggunaan istilah granuloma piogenik sebenarnya tidak tepat karena
257
tidak terdapat proses piogenik dan tidak mempunyai tanda karakteristik
dari suatu granuloma.
Dapat terjadi pada semua umur, tetapi sering terjadi pada umur
rata-rata 6.7 tahun dan dewasa muda. Sering mengenai muka, jari,
gingiva dan daerah lain yang mudah terkena trauma.Penyebab pasti
sampai sekarang belum diketahui, tetapi biasanya timbul didahului oleh
trauma.
Granuloma piogenik berupa papul atau nodul vaskuler, lunak,
warna kemerahan, terlihat seperti daging mentah, mudah berdarah jika
kena trauma ringan. Permukaan lesi awalnya tipis/halus dengan
epidermis yang utuh, tidak ada pulsasi, tidak sakit dan keluhan utama
penderita adalah perdarahan yang berulang. Pada keadaan lanjut, jika
terjadi perdarahan, permukaan lesi ulserasi superfisial dan krusta.Bila
tidak ditangani maka lesi cenderung menetap. Pada granuloma piogenik
yang kecil dan superfisial dapat terjadi regresi spontan.
Penanganan meliputi : konservatif,pembedahan eksisi, biopsi,
kauterisasi koagulasi, kuretase, laser.
Kaposiform Hemangioendothelioma
Merupakan tumor vaskuler yang terkait dengan fenomena
Sindroma Kasabach-Merrit (Hemangioma dengan Trombositopenia). Ini
adalah tipe hemangioma kulit yang tidak umum yang berkaitan dengan
trombositopenia, purpura, anemia, perdarahan dan defek koagulasi. ini
terjadi pada bayi dari lahir hingga umur 4 bulan, dan mengalami
perkembangan yang cepat menjadi hemangioma subkutan yang besar
dari daerah yang terlibat. Lesi sering muncul sebagai inflamasi dan
berkaitan dengan hemorhage baik dalam hemangioma dan daerah yang
258
jauh. Terapi radiasi atau pemberian kortikosteroid sistemik mungkin
diperlukan, dan involusi hemangioma berkaitan dengan kenaikan jumlah
platelet.
Diagnosis:
Temuan hemangioendothelioma kaposiform MRI juga jelas
berbeda dari hemangioma umum. Berbeda dengan hemangioma umum,
Tanda lahir neoplastik ini bersifat melibatkan berbagai jaringan, dengan
penebalan kulit, subkutan, dan Endema. Gambar gradient-echo dapat
menunjukkan hemosiderin. Pemberian asupan dan pengeringan
pembuluh-pembuluh kurang sering dan kurang menonjol dibandingkan
dengan pada hemangioma umum. Osseus yang rusak berubah pada
tulang berdekatan yang umum di hemangioendothelioma kapsiform,
sedangkan hanya beberapa sering terjadi dalam hemangioma kanak-
kanak.
Pengobatan:
Hemangioendothelioma kaposiform memilik tingkat kematian
24% yang terkait dengan koagulopati atau komplikasi dan infiltrasi tumor
lokal. Tumor ini terkait dengan jumlah trombosit sangat rendah dan
ditandai penurunan tingkat fibrinogen. Pasien dengan
hemanhioendthelioma kaposfirom perlu dipantau untuk koagulopati.
Farmakologi pengobatan adalah sama dengan hemangioma anak-anak
tergantung beratnya kondisi. Alternatif pengobatan lain untuk pasien
dengan hemangioendotheloma kapsiform adalah transkateter embolisasi
dan eksisi bedah.
259
Glomus Tumor
Ini adalah tomor tunggal atau jamak berwarna pink hingga ungu,
berukuran 01 hingga 20 cm, mengandung sel-sel glomus, saluran
vaskuler dan serat saraf yang tidak ber-myelin. Beragam tipe tumor ini
kelihatannya mempunyai sifat menurun dominan autosomal dan lebih
umum pada anak-anak. Lesi tunggal kemungkinan agak nyeri dengan
aplikasi tekanan dan perubahan suhu, dan terjadi pada jari, penis, telinga
dan leher.Tumor jamak biasanya tidak nyeri dan secara klinis
menyerupau hemangioma. Bisa berlokasi diberbagai lokasi diatas atau
bisa tersebar luas sepanjang integumen. Tidak ada tipe lesi yang paling
umum.
Patologi
Tipe yang tunggal dipercaya turunan dari kanal Sucquet-Hoyer
dari badan glomus kulit. Tumor yang lebih kecil dan menyakitkan agak
seluler dengan sejumlah sel glomus. Lumina vaskuler yang dibatasi oleh
endotelium dan dikelilingi oleh sel glomus. Lesi yang jamak
memperlihatkan saluran vaskuler yang lebih dilatasi yang dikelilingi sel-
sel endotelial dan lebih sedikit sel glomus dari yang tipe tunggal.Pada
kedua tipe serat yang tidak ber-myelin melintas tumor. Lesinya jinak, dan
pembedahan eksisi adalah treatment pilihan, eksisi yang tak lengkap
dapat menyebabkan kekambuhan.
Frekuensi
Kejadian yang tepat dari tumor glomus tidak diketahui. Beberapa
varian jarang, hitungan kurang dari 10% dari semua kasus. Mendiagnosis
kemungkinan banyak dari lesi sebagai hemangioma atau malformasi
vena.
Mortalitas/Morbiditas
260
Efek samping yang paling umum adalah rasa sakit, yang biasanya
berhubungan dengan lesi soliter . Beberapa tumor cenderung
menyakitkan. Dalam satu laporan, pasien dengan lebih dari 400 tumor
glomus memiliki trombositopenia akibat penyerapan platelet (yaitu
sindrom Kasabach-Merritt). Tumor glomus ganas, atau
glomangiosarcomas, sangat langka dan biasanya merupakan keganasan
infiltratif lokal. Namun, metastasis memang terjadi dan biasanya fatal.
Seks
Tumor glomus soliter, terutama lesi subungual, lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan pada pria . Beberapa lesi yang sedikit
lebih umum pada laki-laki .
Usia
Tumor glomus soliter lebih sering pada orang dewasa
dibandingkan pada orang lain. Beberapa tumor glomus mengembangkan
10-15 tahun lebih awal dari lesi tunggal ; sekitar sepertiga dari kasus
beberapa tumor terjadi pada mereka yang lebih muda dari 20 tahun.
Tumor glomus kongenital jarang ; mereka plak dalam penampilan dan
dianggap sebagai varian dari beberapa tumor glomus.
Pengobatan
Terapi radiasi dan pembedahan
Hemangioblastoma
Adalah neoplasma vaskuler dengan asal yang belum diketahui
terjadi antara usia 30 dan 50 tahun dengan pria lebih sering dikenai.
Tumor bisa terjadi pada spinal cord dan kompartemen supratentorial.
Kebanyaan tumor adalah kistik, namun sepertiganya solid.
Hemangioblastoma multiple bisa terjadi.Hemangiblastoma supeatentorial
harus dibedakan dari meningioma angioblastik. Meningioma angioblastik
biasanya melekat pada dura. Hemangioblastoma spinal harus dibedakan
dengan malformasi arteriovenosa. Tumor mungkin berkaitan dengan
anomaly diluar susunan saraf pusat seperti kista renal, Karsinoma sel
renal, kistaadenoma papillary epididimal feokhromositoma.
Tumor secara histologis mengandung sel endothelial dan sel
interstisial dan mengandung lemak.karena tumor memiliki gliosis
peritumoral yang jelas dengan proseus gilal yang panjang serta serabut
262
rosenthal maka serupa dengan gambaran astrositoma serebeler, gambaran
histologis juga serupa dengan karsinoma sel renal metastatik.
Angiografi serebral memperlihatkan pewarnaan vaskuler yang padat.
Pewarnan tumor sering bersamaan dengan lusensi sentral.Pada fase dini,
berkas vaskuler sering tampak. Tumor sangat diperkuat oleh injeksi
kontras pada CT Scan dan sering kistik. Ia harus dibedakan dari
astrositoma serebeler. Hemangioblastoma adalah tumor jinak, dan
tindakan bedah diharapkan dapat mengangkat tumor secara total.
Angiosarcoma
Adalah neoplasma ganas langka yang berawal dipembuluh
darah pada hati. Angiosarcoma kemungkinan disebabkan oleh
bersentuhan dengan vinil klorida ditempat kerja, seperti yang terjadi di
pabrik polivinil klorida (PVC), atau bersentuhan dengan arsenik.
Meskipun begitu, pada kebanyakan orang tidak ada penyebab yang
teridentifikasi.
Angiosarcoma adalah dari endotel jenis sel yang melapisi
dinding pembuluh. Hal ini mungkin mengacu pada pembuluh darah
(hemangiosarcoma) atau pembuluh limfatik (lymphangiosarcoma).
Gambaran histopatologi neoplasma ini sangat bervariasi,
tergantung pada tingkat diferensiasi seluler. Kadang proliferasi sel lesi
tampak gambaran sel endotel tumor yang besar, inti hiperkromatik. Sel
inflamasi kronis dapat terlihat dipinggir lesi dalam jumlah yang kecil.
Diagnosis Diferensial
- Granuloma piogenik
- Hemangioma
- Hemangioendothelioma
263
- Hiperplasia endotel papiler
- Hiperplasia angiolimphoid
- Melanoma
Penatalaksanaan
Eksisi luas, radioterapi, kombinasi radioterapi dan operasi.
Daftar Pustaka
Grevelink SV, Mulliken JB. Vascular anomalies and tumors of skin and
subcutaneous tissues. In: Freedberg, IM. Eisen, AZ. Wolff, K.
Austen, KF. Goldsmith, LA. Katz, SI. Editors. Fitzpatrickâs
Dermatology in General Medicine. 6th ed. New York: McGraw
Hill, 2003:1002-19.
Holbe HC, Frosch PJ, Herbst RA. Surgical Pearl: Ligation of the base of
pyogenic granuloma-An atraumatic, simple and cost-effective
procedure. J Am Acad Dermatol 2003;49:509-10.
Koh HK, Bhawan J. Tumors of the skin. In: Moschella SL, Hurley HJ,
eds. Dermatology, 3rd ed. Phialdelphia: W.B.Saunders company,
1992:1721-77.
Lichenstein R. Granuloma, annulare and pyogenic.
http://www.emedicine.com/emerg/topic753.htm. Accessed on
September 19, 2004.
MacKie RM. Soft-tissue tumours. In: Champion RH, Burton JL, Burns
DA, Breathnach SM, eds. Rook/Wilkinson/Ebling Textbook of
dermatology, 6th ed. London:Blackwell Science, 1998:2347-55.
Mansjoer, Arif., et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia : Media Aescullapius. Jakarta.
Naimer SA, Cohen A, Vardy D. Pyogenic granuloma of the penile shaft
following circumcision. Ped Dermatol 2002;19:39-41.
Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Bedah. 1994.Fakultas Kedokteran
Unair & RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Pierson JC. Pyogenic Granuloma (Lobular Capillary Hemangioma).
http://www.emedicine.com/emerg/topic753.htm. Accessed on
September 19, 2004.
Pyogenic granuloma.
264
http://health.yahoo.com/health/ency/adam/001464/treatment.
Accessed on September 19, 2004.
265