ABSTRACT: This article is a theoretical study that discusses the importance of developing a model of
sex education to primary school children based on child development theory. Cases of violence and
sexual perversions against children certainly can not be detached from the education system in Indonesia.
The phenomenon of violence and sexual perversion that afflicts children in their own environment is
caused by several factors, one of which is the lack of sex education to children and community. Some
people think that sex education for children is taboo, was wrong. Sex education is closely related to how
to educate children at home and at school. It is necessary for the module to be developed and can be used
by teachers and parents as a guide to educate children about sex education. In addition, as a guideline of
sex education for elementary school age children, through a module that will be generated is expected to
prevent violence and sexual perversion, especially against children, add a reference to teachers and
parents about the importance of education, and be taken into consideration or recommendation for the
government in designing sex education integrated into the curriculum of primary school.
ABSTRAK: Artikel ini merupakan kajian teori yang membahas pentingnya mengembangkan sebuah
model pendidikan seks pada anak sekolah dasar dengan berbasis teori perkembangan anak. Kasus
kekerasan dan penyimpangan seksual terhadap anak tentu saja tidak dapat terlepas dari sistem
pendidikan di Indonesia. Fenomena kekerasan dan penyimpangan seksual yang menimpa anak-anak di
lingkungan mereka sendiri disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya pendidikan
seks pada anak dan masyarakat.Pendapat beberapa orang yang menganggap bahwa pendidikan seks
untuk anak-anak adalah tabu, ternyata keliru. Pendidikan seks erat kaitannya dengan cara mendidik anak
di rumah maupun di sekolah. Untuk itu diperlukan modul yang akan dikembangkan dapat digunakan
oleh guru maupun orang tua sebagai pedoman dalam mendidik anak mengenai pendidikan seks. Selain
sebagai pedoman pendidikan seks untuk anak usia SD, melalui modul yang akan dihasilkan diharapkan
mampu mencegah tindak kekerasan dan penyimpangan seksual khususnya terhadap anak-anak,
menambah referensi guru dan orang tua tentang pentingnya pendidikan, serta dijadikan bahan
pertimbangan atau rekomendasi bagi pemerintah dalam merancang pendidikan seks yang diintegrasikan
ke dalam kurikulum pembelajaran sekolah dasar.
Kata kunci: pendidikan seks, teori perkembangan anak, model pendidikan seks
403
ISBN: 978-602-361-045-7
menghindari hadirnya potensi masalah menjelaskan perbedaan jenis kelamin dan bahaya
(http://nasional.kompas.com/). Pelaku kekerasan berzina.
dan penyimpangan terhadap anak menurut Menurut Hurlock (1978) terdapat enam
pendapat Anies Baswedan tersebut adalah perkembangan anak yang menjadi pertimbangan,
didominasi oleh orang dewasa. Bahkan menurut yaitu: 1) perkembangan fisik; 2) perkembangan
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak motorik; 3) perkembangan bicara; 4)
Indonesia (KPAI), Maria Advianti, melalui perkembangan emosi; 5) perkembangan sosial
kpai.go.id (2015) menyatakan bahwa pelaku dan; 6) perkembangan bermain. Modul yang
kejahatan seksual pada anak dapat dibagi akan dikembangkan dapat digunakan oleh guru
menjadi tiga, yaitu orang tua, keluarga dekat, dan maupun orang tua sebagai pedoman dalam
orang yang dekat di lingkungan rumah mendidik anak mengenai pendidikan seks. Selain
(kpai.go.id). Hal ini berarti anak yang seharusnya sebagai pedoman pendidikan seks untuk anak
merasa aman dan terlindungi di lingkungan usia SD, melalui modul yang akan dihasilkan
mereka sendiri, bersama orang-orang yang diharapkan mampu mencegah tindak kekerasan
mereka kenal, justru menjadi korban oleh orang- dan penyimpangan seksual khususnya terhadap
orang dewasa yang dekat dengan mereka. anak-anak, menambah referensi guru dan orang
Fenomena kekerasan dan penyimpangan tua tentang pentingnya pendidikan, serta
seksual yang menimpa anak-anak di lingkungan dijadikan bahan pertimbangan atau rekomendasi
mereka sendiri disebabkan oleh beberapa faktor, bagi pemerintah dalam merancang pendidikan
salah satunya adalah kurangnya pendidikan seks seks yang diintegrasikan ke dalam kurikulum
pada anak dan masyarakat. Menurut Yuliana pembelajaran sekolah dasar.
(2016), seorang pemerhati perempuan dan anak
dari Komunitas Jejer Wadon Solo, menyatakan KAJIAN TEORI
bahwa maraknya kasus kekerasan seksual a. Pendidikan Seks
terhadap perempuan dan anak dipicu karena Pengertian Pendidikan adalah proses
masih rendahnya pemahaman sex education atau mengubah sikap dan tata laku seseorang
pendidikan seks (http://solo.tribunnews.com/). atau kelompok orang dalam usaha
Masyarakat, terutama orang tua, menganggap mendewasakan manusia melalui upaya
bahwa pendidikan seks merupakan sesuatu yang pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar
tabu dan tidak layak untuk diberikan kepada Bahasa Indonesia, 2001).Seksual secara
anak-anak mereka. Hal ini sejalan dengan umum adalah sesuatu yang berhubungan
pendapat Musdah (2016), Ketua Umum dengan alat kelamin atau hal-hal yang
Indonesian Conference on Religion and Peace berkaitan dengan perkara hubungan intim
(ICRP), menyatakan bahwa Pendidikan seksual antara laki-laki dengan perempuan.
yang komprehensif adalah untuk mengajarkan Pendidikan seksual selain menerangkan
menghargai dan mengapresiasi sesama manusia tentang aspek-aspek anatomi dan biologis
(http://nasional.kompas.com/). juga menerangkan aspek-aspek psikologis
Pendapat beberapa orang tua yang dan moral. Pendidikan seksual yang benar
menganggap bahwa pendidikan seks untuk anak- harus memasukkan unsur- unsur hak asasi
anak adalah tabu, ternyata keliru. Pendidikan manusia. Penjabaran tujuan pendidikan
seks tidaklah sesempit yang diekspektasikan seksual dengan lebih lengkap sebagai
kebanyakan masyarakat, pendidikan seks berikut: memberikan pengertian yang
sangatlah luas. Pendidikan seks erat kaitannya memadai mengenai perubahan fisik, mental
dengan cara mendidik anak di rumah maupun di dan proses kematanganemosional yang
sekolah. Menurut Suwaid (2010: 548) ada berkaitan dengan masalah seksual pada
beberapa cara mengarahkan kecenderungan anak sampai remaja, mengurangi ketakutan
seksual anak, diantaranya: 1) melatih anak dan kecemasan sehubungan dengan
meminta izin ketika masuk rumah atau kamar perkembangan dan penyesuaian seksual
orang tua; 2) membiasakan anak menundukkan (peran, tututan dan tanggung jawab),
pandangan dan menutup aurat; 3) memisahkan membentuk sikap dan memberikan
tempat tidur anak; 4) melatih mandi wajib; 5) pengertian terhadap seks dalam semua
manifestasi yang bervariasi, memberikan
404
The Progressive and Fun Education Seminar
pengertian mengenai kebutuhan nilai moral and values) tentang fisik-genetik dan
yang esensial untuk memberikan dasar yang fungsinya khususnya yang terkait dengan
rasional dalam membuat keputusan jenis (sex) laki-laki dan perempuan sebagai
berhubungan dengan perilaku seksual, kelanjutan dari kecenderungan primitif
memberikan pengetahuan tentang kesalahan makhluk hewan dan manusia yang tertarik
dan penyimpangan seksual agar individu dan mencintai lain jenisnya. Pendidikan
dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi seks adalah upaya pengajaran, penyadaran,
yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan penerangan tentang masalah- masalah
dan mentalnya, untuk mengurangi seksual yang diberikan pada anak, dalam
prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang usaha menjaga anak terbebas dari kebiasaan
tidak rasional dan eksplorasi seks yang yang tidak Islami serta menutup segala
berlebihan dan memberikan pengertian dan kemungkinan ke arah hubungan seksual
kondisi yang dapat membuat individu terlarang. Pengarahan dan pemahaman yang
melakukan aktivitas seksual secara efektif sehat tentang seks dari aspek kesehatan
dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya fisik, psikis, dan spiritual.
sebagai suami istri/suami, orang tua, b. Teori Perkembangan Anak
anggota masyarakat. Perkembangan pada masa anak-anak
Pendidikan Seks (sex education) adalah akhir merupakan kelanjutan dalam masa
suatu pengetahuan yang kita ajarkan awal anak-anak. Periode ini berlangsung dari
mengenai segala sesuatu yang berhubungan usia 6 tahun hingga tiba saatnya individu
dengan jenis kelamin. Ini mencakup mulai menjadi matang secara seksual. Permulaan
dari pertumbuhan jenis kelamin (Laki-laki pada masa anak-anak akhir ini ditandai
atau wanita). Bagaimana fungsi kelamin dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah
sebagai alat reproduksi. Bagaimana dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini
perkembangan alat kelamin itu pada wanita merupakan perubahan besar dalam pola
dan pada laki-laki. Tentang menstruasi, kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu
mimpi basah dan sebagainya, sampai merupakan peristiwa penting bagi anak yang
kepada timbulnya birahi karena adanya dapat mengakibatkan terjadinya perubahan
perubahan pada hormon-hormon. Termasuk dalam sikap, nilai, dan perilaku.
nantinya masalah perkawinan, kehamilan Anak-anak masa akhir atau sekolah
dan sebagainya. Pendidikan seks atau dasar memiliki tugas-tugas perkembangan
pendidikan mengenai kesehatan reproduksi dalam perjalanan kehidupannya, antara lain:
atau yang lebih trend-nya “sex education” 1) Perkembangan Fisik
sudah seharusnya diberikan kepada anak- Masa pertengahan dan akhir anak-anak
anak yang sudah beranjak dewasa atau merupakan periode pertumbuhan fisik
remaja, baik melalui pendidikan formal yang lambat dan relative seragam.
maupun informal. Ini penting untuk Masa ini sering juga disebut sebagai
mencegah biasnya sex education maupun “periode tenang” sebelum
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pertumbuhan yang cepat menjelang
di kalangan remaja. Jadi tujuan dari masa remaja.
pendidikan seksual adalah untuk membuat 2) Perkembangan Kognitif
suatu sikap emosional yang sehat terhadap Menurut Piaget ( Hurlock, 1993 ),
masalah seksual dan membimbing anak dan pemikiran anak usia SD disebut
remaja ke arah hidup dewasa yang sehat pemikiran operasional konkrit. Operasi
dan bertanggung jawab terhadap kehidupan adalah hubungan logis antara konsep-
seksualnya. Hal ini dimaksudkan agar konsep atau skema-skema. Sedangkan
mereka tidak menganggap seks itu suatu Operasi Konkrit adalah aktivitas
yang menjijikan dan kotor tetapi lebih mental yang difokuskan pada objek-
sebagai bawaan manusia (Singgih D. objek dan peristiwa nyata (konkrit dan
Gunarso, 2002). dapat diukur).
Pendidikan seks merupakan upaya 3) Perkembangan Psikososial
transfer pengetahuan dan nilai (knowledge
405
ISBN: 978-602-361-045-7
406
The Progressive and Fun Education Seminar
407
ISBN: 978-602-361-045-7
biologi, psikososial, perilaku, klinis, moral, itu hal yang tabu. Padahal, beberapa riset
dan budaya. menyimpulkan bahwa pendidikan dan
Pendekatan biologi tentang seks diskusi tentang seks bersama orang tua dan
menyatakan bahwa faktor biologis memiliki guru akan berdampak positif bagi
peran mengendalikan perkembangan seks, perkembangan anak.
dimulai sejak pembuahan hingga kelahiran, Hasil riset yang dilakukan oleh Zelnik
dan kemampuan reproduksi sesudah dan Kim (1982) dalam Paramastri dan
pubertas. Seks mempengaruhi gairah Helmi (1998:27) menunjukkan bahwa jika
seksual, fungsi seksual, dan secara tidak orang tua bersedia mendiskusikan seks
langsung mempengaruhi kepuasan seksual dengan anaknya, maka anaknya cenderung
manusia.Pendekatan psikososial tentang menunda perilaku seksual premarital.
seks lebih menekankan bahwa faktor Demikian juga riset Fisher
psikologi (emosi, fikiran, dan kepribadian) (1986)dalamParamastri dan Helmi
dan faktor sosial (proses manusia (1998:27) menunjukkan remaja cenderung
berinteraksi). Dalam hal ini identitas gender meniru sikap perilaku orang tuanya. Namun
(pria/wanita) terbentuk oleh kekuatan sangat disayangkan bahwa informasi yang
psikososial. Sikap terhadap seks sebagian didapat melalui media massa kadanghanya
besar ditentukan oleh orang tua, sepotong-potong dan umumnya hanya
masyarakat, dan guru. menekankan pada seks secara sempit.
Sedangkan pendekatan perilaku tentang Padahal masalah seks tidak sesederhana dan
seks menjelaskan bahwa perilaku seks sesempit itu. Riset yang dilakukan oleh
merupakan hasil kekuatan biologis dan Bennet dan Dickinson (1980)dalam
psikososial. Perilaku tidak hanya Paramastri dan Helmi (1998:28)
memperhatikan apa yang dikerjakan menyebutkan bahwa sebagian besar remaja
manusia tetapi juga memahami bagaimana memilih mendapatkan pendidikan seksual
dan mengapa manusia berperilaku dan dini orang tua, namun karena orang tua
bertindak. Dalam hal ini semestinya tidak kurang tahu bahkan tidak menjelaskan
menggunakan istilah normal atau abnormal, secara detail, maka remaja mencari
namun lebih pada istilah perilaku yang informasi dari kelompok atau di mana saja.
kurang atau berlebihan atau tidak Demikian juga hasil riset yang dilakukan
semestinya.Pendekatan klinis lebih oleh Kallen, Stephenson, dan Doughty
menekankan seks sebagai fungsi natural. (1983)dalamParamastri dan Helmi
Masalah fisik (sakit, infeksi, atau obat) (1998:28) menunjukkan bahwa kebanyakan
dapat mempengaruhi pola respon seksual. remaja mendapat informasi tentang seks
Demikian juga masalah psikis (cemas, melalui teman- temannya tidak melalui
berdosa, malu, depresi, atau konflik) dapat orang tuanya.
menganggu seksualitas. Pendekatan budaya Menurut Halstead ( Roqib, 2008: 276)
tentang seks kadang menimbulkan secara garis besar pendidikan seks yang
pertentangan, namun relatif tergantung diberikan sejak dini memiliki tujuan sebagai
waktu, tempat, dan keadaan. Moral dan hak berikut:
sangat berbeda dari latar belakang budaya. 1) Membantu anak mengetahui topik-
Dilihat dari sifat pendidikan seks yang topik biologis seperti pertumbuhan,
multidimesional tersebut, maka upaya masa puber, dan kehamilan;
mengenalkan, mengajarkan dan mendidik 2) Mencegah anak-anak dari tindak
mengenai keenam aspek mengenai seks kekerasan;
tidaklah sesederhana sudut pandang 3) Mengurangi rasa bersalah, rasa
kebanyakan orang tua dan guru saat ini. malu, dan kecemasan akibat
Masih banyak orang tua dan guru yang tindakan seksual;
berpikiran sempit mengenai seks, sehingga 4) Mencegah remaja perempuan di
mereka lebih memilih untuk tidak bawah umur dari kehamilan;
membahas seks kepada anak-anak mereka. 5) Mendorong hubungan yang baik;
Kebanyakan dari mereka menganggap seks
408
The Progressive and Fun Education Seminar
409
ISBN: 978-602-361-045-7
410
The Progressive and Fun Education Seminar
411