PANDUAN PENYUSUNAN
TUGAS AKHIR
Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat
membacanya. Kemampuan menulis ilmiah membuktikan potensi dan wawasan ilmiah
yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk
karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari
jurusannya.
Salah satu bentuk karya ilmiah yang dihasilkan mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo
adalah dalam bentuk penyusunan laporan tugas akhir yang merupakan pelaporan
terhadap kinerja ilmiahnya dengan proses bimbingan. Untuk menghasilkan laporan
tugas akhir yang berkualitas, maka telah dikembangkan panduan penyusunannya.
Panduan tugas akhir ini menjadi dasar bagi setiap mahasiswa, dosen dan pengelola
tugas akhir itu sendiri.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan panduan
ini dan berharap kepada semua pembaca atau pengguna agar dapat memberikan
masukan untuk penyempurnaan panduan serupa pada masa yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Jenis Tugas Akhir 1
B. Beban Studi 1
C. Tujuan Penulisan Tugas Akhir 1
ii
3. Bagian Akhir 16
a. Daftar Pustaka 16
b. Lampiran 16
B. Format Laporan Tugas Akhir 16
1. Bagian Awal 16
a. Sampul atau Cover 17
b. Halaman Judul 17
c. Pernyataan Keaslian Tulisan 17
d. Halaman Persetujuan 18
e. Halaman Pengesahan 18
f. Kesediaan Publikasi 18
g. Kata Pengantar 18
h. Abstrak 18
i. Daftar Isi 19
j. Daftar Tabel 19
k. Daftar Gambar 19
l. Daftar Lampiran 19
2. Bagian Isi 19
a. Penelitian Kuantitatif 19
b. Penelitian Kualitatif 21
3. Bagian Akhir 24
a. Daftar Pustaka 24
b. Lampiran 24
C. Publikasi 24
1. Artikel 24
a. Struktur Naskah 24
b. Teknik Penulisan 25
2. Pengunggahan 25
LAMPIRAN iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Beban studi
Penulisan TA memiliki kedudukan yang sama dengan mata kuliah yang lain,
namun berbeda dalam hal bentuk, proses belajar mengajar dan cara penilaiannya. Bobot
TA di STIKES Ngudi Waluyo ditetapkan berkisar antara 4 – 6 SKS. Skripsi dan KTI
merupakan tugas akhir dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan dari
mahasiswa dalam melakukan kegiatan penelitian.
1
BAB II
PERSYARATAN, PEMBIMBINGAN DAN PROSES TUGAS AKHIR
B. Pembimbing
1. Ketentuan Umum Pembimbingan
Untuk membuat TA atau selama proses penelitian dan penyusunan laporan
penelitian seorang mahasiswa harus dibimbing oleh tim pembimbing yaitu sebagai
berikut :
a. Dua orang pembimbing yang terdiri dari :
1) Satu orang pembimbing utama yang bertindak sebagai penanggung jawab.
2) Satu orang sebagai pembimbing pendamping.
b. Pembimbing utama dan pembimbing pendamping ditunjuk oleh Ketua Program
Studi dan disahkan oleh Ketua STIKES.
c. Jumlah dan komposisi mahasiswa bimbingan dapat disesuaikan dengan
memperhatikan rasio antara mahasiswa yang harus dibimbing dengan jumlah
dosen yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing di masing-masing program
studi.
2. Persyaratan pembimbing
a. Pembimbing adalah tenaga pengajar atau dosen tetap STIKES Ngudi Waluyo
dan atau dosen tidak tetap yang ditetapkan oleh STIKES atas usul program studi.
b. Pembimbing Utama serendah-rendahnya memiliki ijazah S-2 Kesehatan atau
Sp1.
c. Pembimbing Pendamping untuk program S-1 serendahnya-rendahnya memiliki
ijazah S-2 atau Sp1.
d. Pembimbing Pendamping untuk program D-IV serendahnya-rendahnya
memiliki ijazah S-2, Sp1 atau S-2 non kesehatan yang terkait dengan topik
penelitian.
e. Pembimbing Pendamping untuk program D-III serendah-rendahnya memiliki
ijazah D-IV, S-1 kesehatan atau S-2 non kesehatan yang terkait dengan topik
penelitian.
2
f. Apabila tenaga pengajar atau dosen tetap program studi yang memenuhi
persyaratan seperti pada butir b - e di atas tidak ada atau jumlahnya tidak
mencukupi, maka program studi dapat menunjuk tenaga pengajar/dosen tetap
lain program studi atau di luar STIKES Ngudi Waluyo yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan bidang ilmunya.
3. Tugas dan Kewajiban pembimbing
a. Membimbing mahasiswa dalam merumuskan proposal penelitian yang dijadikan
dasar pembuatan TA. Proses pembimbingan dilakukan bertahap berdasarkan bab
yang disusun (tidak disarankan melakukan bimbingan semua bagian/bab secara
langsung).
b. Mengarahkan mahasiswa dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan hasil
penelitian.
c. Memonitor kegiatan mahasiswa dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan
TA.
d. Jika terjadi perbedaan pendapat maka pengambilan keputusan diserahkan kepada
pembimbing utama.
e. Pembimbing utama bertugas untuk memimpin sidang ujian dan membimbing
pembuatan artikel ilmiah.
4. Penggantian Pembimbing
a. Apabila terjadi halangan yang tetap, yaitu tidak dapat menjalankan fungsi
bimbingan pada salah satu pembimbing TA mahasiswa untuk jangka waktu
minimal tiga bulan secara berturut-turut, maka mahasiswa yang bersangkutan
dapat melapor kepada Ketua Program Studi. Selanjutnya Ketua Program Studi
mengusulkan kepada Ketua untuk seterusnya akan membuat SK penggantian
pembimbing.
b. Apabila terjadi masalah yang menghambat penyelesaian TA berdasarkan laporan
mahasiswa yang dapat dipertanggungjawabkan, maka penyelesaian ditangani
oleh Ketua Program Studi dan apabila belum bisa diselesaikan, maka
dilimpahkan kepada Ketua untuk dilakukan penggantian.
C. Proses Bimbingan
Untuk mengoptimalkan hasil TA maka perlu dilakukan proses bimbingan
dengan kaidah sebagai berikut:
1. Mahasiswa diharuskan mengadakan/menyusun TA secara individu, yaitu satu orang
menyusun 1(satu) TA.
2. Menyusun TA secara mandiri serta melalui konsultasi dengan dosen pembimbing
yang ditunjuk.
3. Mahasiswa harus menggunakan buku/kartu konsultasi selama pembimbingan
berlangsung. Buku bimbingan ditentukan oleh program studi yang setidaknya berisi
tentang identitas mahasiswa, nama dosen pembimbing, proses bimbingan (tanggal,
topik, umpan balik (feedback) dan tanda tangan pembimbing. Setiap kali konsultasi,
dosen pembimbing menuliskan uraian hasil konsultasi pada kolom yang telah
disediakan dan menandatanganinya.
4. Frekuensi bimbingan ditetapkan sekurang-kurangnya 5 kali untuk tiap pembimbing
sebelum dilakukannya ujian proposal maupun ujian hasil.
5. Jika dosen pembimbing sulit untuk ditemui, diharapkan mahasiswa dapat
mendiskusikan terlebih dahulu jadwal konsultasi yang dikehendaki dengan dosen
pembimbing yang ditunjuk. Jadwal konsultasi diatur bersama antara mahasiswa
dengan dosen pembimbing.
3
D. Ujian Proposal
1. Persyaratan Ujian Proposal :
a. Proposal penelitian harus mendapatkan persetujuan dari tim pembimbing yang
dibuktikan dengan tandatangan persetujuan.
b. Mahasiswa yang mengajukan ujian proposal pernah menghadiri ujian proposal
sebelumnya minimal 2 kali yang dibuktikan dengan tandatangan ketua tim
penguji.
c. Menunjukkan bukti telah menyelesaikan kewajiban administrasi tugas akhir.
b. Ketentuan Penilaian
1) Selisih nilai antara penguji tidak boleh melebihi 0,5.
2) Jika terjadi selisih nilai melebihi 0,5, maka diselesaikan melalui diskusi tim
penguji.
3) Rentang nilai tiap komponen adalah antara 0 – 4.
4
c) 2,01 – 2,75 : C
d) 1,00 – 2,00 : D
e) 0,00 – 0,99 : E
Tabel 1 : Aspek penilaian dan dasar pendekatan dalam penilaian ujian proposal
2. Sikap dan penampilan 1. Penampilan (jas almamater, rapi, atasan putih, bawahan gelap, dan
sepatu bersih).
2. Perilaku /sopan santun (salam, berdiri saat menerangkan, menatap
penguji, dan percaya diri).
4. Kemampuan dan cara 1. Kemampuan mahasiswa dalam menjelaskan pola berfikir ilmiahnya.
menanggapi 2. Kemampuan dalam menjawab pertanyaan dan mempertahankan
pernyataan /menjawab pendapat sesuai dengan definisi/batasan yang digunakan.
pertanyaan
5
Tabel 1 (lanjutan)
E. Proses Penelitian
1. Mahasiswa diperbolehkan melakukan proses pengumpulan data penelitian setelah
mendapatkan tandatangan pengesahan dari seluruh tim penguji.
2. Selama proses penelitian dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penelitian
oleh pembimbing. Hal-hal yang termasuk dalam pengawasan meliputi bukti surat
pengantar, surat ijin penelitian, surat pernyataan telah mengumpulkan data, data
mentah dan foto atau bukti fisik lainnya.
F. Ujian Hasil
1. Persyaratan ujian hasil :
a. Hasil penelitian yang telah disusun harus mendapatkan persetujuan dari tim
pembimbing yang dibuktikan dengan tandatangan persetujuan sebagai
persyaratan mengajukan ujian hasil.
b. Bagi mahasiswa program S-1 wajib menyerahkan salinan sertifikat TOEFL
dengan skor minimal 400 atau IELTS dengan skor minimal 5
6
2. Proses Ujian Hasil
Proses ujian hasil mengikuti mekanisme sebagai berikut :
a. Ujian hasil bisa dilakukan secara terbuka atau tertutup dihadapan tim penguji.
b. Tim penguji ujian hasil terdiri dari pembimbing utama sebagai ketua tim
penguji, pembimbing pendamping dan 1 (satu) orang dosen sebagai penguji
anggota dengan syarat serendah-rendahnya memiliki ijazah S-2 Kesehatan dan
memiliki jabatan akademik minimal asisten ahli.
c. Ketua tim penguji berperan sebagai moderator, sedangkan pembimbing
pendamping berperan sebagai sekretaris tim penguji. Penyiapan formulir
penilaian dilakukan oleh bagian administrasi dengan mencantumkan nilai
proposal bagi program studi yang memberlakukan SKS proposal tidak terpisah
dari SKS skripsi/KTI.
d. Waktu yang disediakan untuk ujian proposal paling lama 1,5 (satu setengah)
jam, dengan pengelolaannya diserahkan kepada ketua tim penguji.
Tabel 2 : Aspek penilaian dan dasar pendekatan dalam penilaian ujian hasil
No Aspek Penilaian Dasar Pendekatan dalam Penilaian
7
Tabel 2 (lanjutan)
b. Ketentuan Penilaian
1) Rentang nilai tiap komponen antara 0 – 4.
2) Selisih nilai akhir antara penguji tidak boleh melebihi 0,5
3) Jika terjadi selisih nilai melebihi 0,5, maka diselesaikan melalui diskusi tim
penguji
c. Penentuan nilai akhir
1) Bagi program studi yang memberlakukan SKS proposal terpisah dengan
SKS skripsi/KTI, berlaku penentuan nilai akhir skripsi/KTI berdasarkan nilai
ujian hasil yang dibobotkan 80% dan proses pembimbingan hasil oleh tim
pembimbing dibobotkan 20%. Total nilai yang telah dibobotkan dinyatakan
dengan Nilai Huruf dengan ketentuan penilaian sebagai berikut :
a) 3,51 – 4,00 : A
b) 2,76 – 3,50 : B
c) 2,01 – 2,75 : C
d) 1,00 – 2,00 : D
e) 0,00 – 0,99 : E
8
2) Bagi program studi yang memberlakukan SKS proposal tidak terpisah
dengan SKS skripsi/KTI, berlaku penentuan nilai akhir skripsi/KTI
berdasarkan nilai ujian proposal yang dibobotkan 40%, nilai ujian hasil yang
dibobotkan 50% dan proses pembimbingan oleh tim pembimbing
dibobotkan 10%. Total nilai yang telah dibobotkan dinyatakan dengan Nilai
Huruf dengan ketentuan penilaian sebagai berikut :
a) 3,51 – 4,00 : A
b) 2,76 – 3,50 : B
c) 2,01 – 2,75 : C
d) 1,00 – 2,00 : D
e) 0,00 – 0,99 : E
9
BAB III
SISTEMATIKA DAN TATA CARA PENULISAN
1. Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari :
a. Halaman judul
Halaman judul memuat : 1) logo STIKES Ngudi Waluyo, 2) judul, 3) jenis usulan,
4) identitas penulis, 5) program studi, 6) institusi dan 7) waktu pengajuan dengan warna
sesuai program studi, yaitu : (contohnya dapat dilihat di perpustakaan)
Keperawatan : biru muda
Kesehatan Masyarakat : ungu
Farmasi : kuning
Gizi : orange
Kebidanan : hijau
b. Halaman Persetujuan
Halaman ini berisi persetujuan proposal penelitian untuk diseminarkan oleh
pembimbing (lihat lampiran 2 sebagai contoh). Halaman persetujuan dilampirkan pada
saat mendaftar ujian proposal.
c. Halaman Pengesahan
Halaman ini berisi pengesahan proposal penelitian oleh tim penguji (lihat lampiran
3 sebagai contoh). Halaman pengesahan dilampirkan setelah selesai melakukan revisi
proposal.
10
d. Daftar Isi
Halaman ini diberi judul “DAFTAR ISI” ditulis dengan huruf kapital tebal dan
diletakkan pada bagian tengah atas kertas. Setiap tulisan yang ada pada halaman ini
tidak diakhiri dengan titik. Format penulisan menggunakan times new roman 12 dengan
spasi 1. Yang dimasukkan dalam daftar isi adalah :
1) Halaman “JUDUL” sampai dengan “LAMPIRAN”,
2) Bab,
3) Nomor bab,
4) Judul bab yang ditulis dengan huruf kapital.
5) Sub bab dan sub-sub bab (dan seterusnya) ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf
pertama ditulis dengan huruf besar.
6) Semua yang dicantumkan dalam daftar ini harus disertai dengan nomor halaman
yang bersesuaian dan ditulis di sebelah kanan kertas.
(lihat lampiran 4 sebagai contoh).
2. Bagian Isi
Dalam bagian ini diuraikan pedoman penulisan untuk 2 (dua) jenis penelitian yang
berbeda, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.
a. Penelitian Kuantitatif
Bagian isi proposal yang menggunakan penelitian kuantitatif terdiri atas 3 (tiga)
bab, yaitu pendahuluan, teori yang digunakan untuk landasan penelitian, dan metode
penelitian.
1) Bab I : Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk
mengetahui ikhwal topik penelitian, alasan, dan pentingnya penelitian. Oleh karena
itu, bab pendahuluan memuat uraian tentang a) Latar belakang, b) Perumusan
masalah, c) Tujuan penelitian, dan d) Manfaat penelitian.
11
a) Latar Belakang
Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang
dinyatakan pada judul penelitian itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran
tersebut perlu dijelaskan dulu pengertian topik yang dipilih. Kemudian
diterangkan argumen yang melatarbelakangi pemilihan topik itu dari sisi
substansi dalam keseluruhan sistem substansi yang melingkupi topik itu. Dalam
hal ini dapat dikemukakan misalnya, adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, antara teori dan praktek, konsep dalam topik.
Setelah itu, diterangkan keternalaran pemilihan topik dari paradigma penelitian
sejenis. Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-hasil
penelitian tentang topik atau yang berkaitan dengan topik yang dipilih. Dengan
melihat hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya, dapat ditunjukkan
bahwa topik yang dipilih masih layak untuk diteliti.
Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu dapat
menghasilkan sesuatu yang baru, yang berbeda, dan dapat mengatasi kekurangan
hasil penelitian sebelumnya, atau dalam penelitian yang baru itu digunakan teori
atau metode yang berbeda dan diduga dapat menghasilkan temuan yang lain dari
sebelumnya.
b) Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau
pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian. Rumusan itu sebaiknya
disusun dalam bentuk kalimat tanya, atau sekurang-kurangnya mengandung
kata-kata yang menyatakan persoalan atau pertanyaan, yakni apa, siapa, berapa,
seberapa, sejauh mana, bagaimana (bisa tentang cara atau wujud/keadaan), di
mana, ke mana, dari mana, mengapa, dan sebagainya.
c) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan penelitian.
Tujuan penelitian, disebutkan secara jelas satu tujuan (umum) dan beberapa
tujuan khusus yang akan dicapai dalam penelitian, juga merupakan langkah-
langkah penelitian.
d) Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menguraikan kegunaan atau pentingnya penelitian yang
dilakukan, baik bagi pengembangan ilmu (teoretis) maupun bagi kepentingan
praktis. Uraian ini sekaligus berfungsi untuk menunjukkan bahwa masalah yang
dipilih memang layak diteliti dan signifikan.
12
a) Kerangka Teori
Kerangka teori disajikan dalam bentuk bagan yang menunjukkan pola berfikir
peneliti mengenai masalah yang akan diteliti, dan dirumuskan setelah melakukan
tinjauan pustaka.
b) Kerangka Konsep
Dibuat dalam bentuk bagan yang menjelaskan secara skematis variabel-variabel
yang akan diteliti.
c) Hipotesis penelitian
Merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi yang
kebenarannya masih harus dibuktikan. Hipotesis hendaklah dirumuskan dengan
tepat dan jelas dalam kalimat pernyataan.
13
Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut istilah-
istilah, seperti angket, interview guide, observasi, wawancara. Masing-masing
istilah tersebut perlu diterangkan prosedur penggunaan atau pelaksanaannya.
Bahkan, kegunaan dari masing-masing teknik atau metode yang digunakan perlu
diterangkan secara jelas.
Sebaliknya pengertian populasi, sampel, teknik penentuan sampel, angket, guide
interview, observation guide, wawancara, dan sebagainya tidak perlu diuraikan
sebagaimana dalam mata kuliah metodologi penelitian. Yang diuraikan adalah
siapa atau apa populasinya, berapa ukuran populasinya, berapa ukuran
sampelnya, apa teknik penarikan sampelnya, apa alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data, apa teknik pengumpulan datanya, apa teknik pengolahan
dan analisis data yang dipilih dan digunakan.
Masing-masing metode penelitian yang dipilih perlu diuraikan secara
operasional sesuai dengan apa yang dikerjakan peneliti.
b. Penelitian Kualitatif
Terdapat beberapa rancangan dan metode penelitian kualitatif yang berbeda dan hal
ini mengakibatkan penyajiannya akan berbeda pula. Ada beberapa pendekatan
penelitian kualitatif yang sering digunakan, seperti: fenomenologi, hermeneutika,
etnografi, grounded theory. Adapun desain penelitian kualitatif dapat berupa studi
kasus, grounded study, etnometodologi, biografi, historical, social science, riset
klinis, dan lain-lain. Kerangka penelitian kualitatif yang diuraikan dalam pedoman
ini tidak dimaksudkan untuk semua jenis penelitian kualitatif, melainkan hanya
untuk memberi kerangka dasar bagi penulisan tugas akhir yang menggunakan
metode penelitian kualitatif.
Bagian isi proposal yang menggunakan penelitian kualitatif terdiri atas 3 (tiga) bab,
yaitu pendahuluan, teori yang digunakan untuk landasan penelitian, dan metode
penelitian.
1) Bab I : Pendahuluan
Bab ini pada dasarnya menguraikan bagian-bagian yang sama seperti penulisan
proposal yang menggunakan penelitian kuantitatif. Dalam bab ini perlu
diuraikan keadaan umum yang mewarnai masalah yang menjadi topik
penelitian. Bagian pendahuluan berisi a) Latar belakang, b) perumusan masalah
atau fokus masalah, c) tujuan penelitian, dan d) manfaat penelitian. Meskipun
demikian, ada persoalan yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan
proposal yang menggunakan penelitian kualitatif, di antaranya:
a) Latar Belakang (lihat penjelasan pada penelitian kuantitatif)
b) Perumusan Masalah, perlu mendapat perhatian karena ada perbedaan
substansial antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif
lebih diarahkan atau ditujukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan
mengapa. Oleh karena itu, perumusan masalah harus difokuskan pada
persoalan utama secara tegas dan jelas. Jika perlu, peneliti dapat
menyertakan masalah-masalah yang lebih kecil sebagai unsur dari masalah
utama (pokok) dan disajikan setelah masalah pokok (masalah penelitian).
c) Tujuan Penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam penelitian
dan menggambarkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencari
jawaban atas masalah penelitian. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang
jelas, operasional, dan merupakan jabaran pemecahan masalah penelitian.
d) Manfaat Penelitian, yaitu pentingnya penelitian baik bagi pengembangan
ilmu maupun bagi kepentingan praktis, diuraikan secara jelas. Uraian dalam
14
subbab ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih
itu benar-benar penting untuk diteliti.
15
(3) Lokasi penelitian
Sub bab ini berisi tentang lokasi-lokasi penelitian yang akan dilakukan
pengambilan data. Sertakan juga alasan mengapa memilih lokasi
tersebut.
c) Metode pengumpulan data
Sub bab ini berisi mengenai paparan metode yang akan digunakan dalam
pengambilan data.
d) Teknik analisis data
Berisikan mengenai langkah-langkah yang akan digunakan dalam analisis
data secara umum.
Bagian-bagian tersebut harus diuraikan sesuai dengan apa yang akan dilakukan
peneliti. Dengan kata lain, uraian bagian ini tidak hanya bersifat konseptual atau
teoritik, tetapi menyajikan uraian mengenai rencana kegiatan yang akan
dilakukan peneliti di lapangan. Misalnya, untuk mendapatkan data yang objektif
dilakukan triangulasi. Secara teoritik ada 4 (empat) macam triangulasi, yaitu: (1)
metode, (2) sumber, (3) peneliti, dan (4) teori. Apakah semua triangulasi
digunakan atau dilaksanakan oleh peneliti? Jika tidak, peneliti cukup
menguraikan jenis triangulasi yang akan digunakan untuk menguji objektivitas
data beserta seluruh prosedurya. Untuk menguji keabsahan data, peneliti dapat
menggunakan metode lain seperti: perpanjangan kehadiran pengamat, diskusi
rekan sejawat, analisis kasus negatif, review informan,atau kecukupan referensi.
Secara teoretik ada beberapa model analisis yang dapat digunakan, seperti: (1)
interactive analysis models, dan (2) flow analysis models. Apakah kedua model
ini digunakan sekaligus dalam suatu penelitian? Jika tidak, peneliti cukup
menguraikan model yang akan digunakan. Ini sangat penting karena setiap
model memiliki bagian-bagian yang perlu dijelaskan, baik secara konseptual
maupun penerapannya. Misalnya, interactive analysis models memiliki 3 (tiga)
komponen utama, yaitu: (1) sajian data, (2) reduksi data, dan (3) verifikasi data
yang harus berinteraksi secara logis dan terus-menerus, sehingga dapat ditarik
simpulan yang akurat.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran.
a. Daftar Pustaka
Diatur dalam halaman tersendiri (Bab IV : Tata Cara Penulisan).
b. Lampiran
Lampiran memuat hal-hal yang perlu disertakan untuk lebih memperjelas isi
proposal penelitian tanpa nomor halaman. Hal-hal yang perlu dilampirkan
misalnya contoh kuesioner, peta lokasi penelitian dan lainnya.
1. Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari sampul, judul, pernyataan keaslian tulisan, halaman
persetujuan, halaman pengesahan, kesediaan publikasi, kata pengantar, abstrak,
abstract, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, d a n daftar
16
la m p ira n. Le m b ar ba gia n a w al i ni
d i beri n o m o r halam a n de n ga n h u r u f
R o m a w i k ecil pad a ka k i hala m a n
b a gia n ten ga h. Pen g h it u n ga n n o m o r
h ala m a n di m u lai d ari le m b ar j u d u l
(b u k a n sa m p u l) sa m p ai de n ga n le m b a r
sebel u m ba b pe n da h u l ua n.
a. Sampul atau cover
Sampul memuat : 1) logo STIKES Ngudi Waluyo, 2) judul, 3) jenis tugas
akhir, 4) maksud tugas akhir, 5) identitas penulis, 6) program studi, 7)
institusi dan 8) tahun pengesahan dengan warna cover sesuai program studi,
yaitu : (contohnya dapat dilihat di perpustakaan)
Keperawatan : biru muda
Kesehatan Masyarakat : ungu
Farmasi : kuning
Gizi : orange
Kebidanan : hijau
Semua tulisan pada halaman sampul menggunakan huruf tegak dan diatur
secara simetris dengan komposisi yang serasi. Sampul dibuat dari bahan
tebal. Contoh sampul lihat lampiran 8
Di punggung sampul dibubuhkan Logo (berdiri), Nama dan NIM
(memanjang), Judul (memanjang), serta tulisan Skripsi dan tahun dengan
menggunakan huruf berukuran 10 pt font Times New Roman. Contoh
sampul lihat lampiran 9.
b. Judul
Pada halaman ini berisi sama dengan sampul, tetapi diketik di atas kertas
putih.
17
c. Pernyataan Keaslian Tulisan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan
Tinggi, pasal 7 ayat (1), menyebutkan bahwa pada setiap karya ilmiah yang
dihasilkan di lingkungan perguruan tinggi harus dilampirkan pernyataan
yang ditandatangani oleh penyusunnya bahwa : (a) karya ilmiah tersebut
bebas plagiat; dan (b) apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat
dalam karya ilmiah tersebut, maka penyusunnya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Contoh pernyataan
keaslian tulisan dapat dilihat pada lampiran 10.
d. Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan ini memuat : kata PERSETUJUAN, judul penelitian,
nama dan NIM mahasiswa, pernyataan persetujuan “Skripsi/ Karya Tulis
Ilmiah ini telah disetujui untuk diuji”, selanjutnya tanggal, bulan dan tahun
persetujuan, dan ditandatangani dosen pembimbing (dilampirkan pada saat
mendaftar ujian). Format disesuaikan dengan halaman persetujuan pada
proposal.
e. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat : kata PERSETUJUAN, judul penelitian,
nama dan nim mahasiswa, tanggal, bulan dan tahun skripsi/TA
dipertahankan di depan tim penguji, dan tandatangan tim penguji ditambah
pengesahan kaprodi (dilampirkan setelah revisi). Contoh lembar pengesahan
dapat dilihat pada lampiran 11.
f. Kesediaan publikasi
Halaman ini berisi pernyataan dari mahasiswa penyusun tugas akhir yang
memberikan kewenangan kepada STIKES Ngudi Waluyo untuk
menyimpan, mengalihmedia/format-kan, merawat, dan memublikasikan
tugas akhirnya untuk kepentingan akademis. Artinya, STIKES Ngudi
Waluyo berwenang untuk memublikasikan suatu tugas akhir hanya untuk
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan hak cipta tetap
pada penulis. Contoh kesediaan publikasi dapat dilihat pada lampiran 12.
g. Kata Pengantar
Kata pengantar dibuat ringkas dalam satu atau dua halaman. Fungsi
utamanya adalah mengantarkan pembaca pada masalah yang akan dicari
jawabannya dan kekhususannya dari TA. Dilanjutkan dengan ucapan
terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan TA.
Ucapan terimakasih didalamnya harus memuat : nama, jabatan, dan jasa
yang telah diberikan dalam penyusunan TA.
h. Abstrak
Merupakan uraian singkat tetapi lengkap mengenai TA yang mencakup latar
belakang (masalah atau tujuan penelitian), metode penelitian, hasil
penelitian dan kesimpulan utama. Abstrak diketik 1 spasi, ditulis dalam
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Tulisan, masing-masing diuraikan
dalam 1 halaman dan diberi kata kunci maksimal 5 kata kunci. Jumlah kata
18
maksimum dalam abstrak 250 kata (100 – 250). Contoh Abstrak dapat
dilihat pada lampiran 13.
i. Daftar Isi
Halaman ini diberi judul “DAFTAR ISI” ditulis dengan huruf kapital tebal
dan diletakkan pada bagian tengah atas kertas. Setiap tulisan yang ada pada
halaman ini tidak diakhiri dengan titik. Ketentuan sama dengan penulisan
daftar isi dalam proposal.
j. Daftar Tabel
Daftar tabel memuat nomor dan judul tabel, diikuti titik-titik seperti pada
daftar isi, lalu disusul nomor halaman tempat tabel terdapat dalam teks.
Ketentuan penulisan daftar tabel sama dengan ketentuan pada daftar tabel
pada proposal penelitian.
k. Daftar Gambar
Cara membuat daftar gambar sama dengan cara membuat daftar tabel.
Ketentuan penulisan daftar gambar sama dengan ketentuan pada daftar
gambar pada proposal penelitian.
h. Daftar Lampiran
Memuat urutan judul lampiran. Cara membuatnya sama dengan cara
membuat daftar tabel. Cara pemberian nomor lampiran dan pengetikan
dalam halaman daftar gambar mengikuti aturan yang sama seperti halnya
pada halaman daftar tabel.
2. Bagian Isi
Bagian isi diuraikan pedoman penulisan berdasarkan 2 (dua) jenis penelitian
yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.
a. Penelitian Kuantitatif
Bagian isi laporan hasil yang menggunakan penelitian kuantitatif terdiri atas
3 (tiga) bab, yaitu pendahuluan, teori yang digunakan untuk landasan
penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan dan
saran.
1) Bab I : Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca
untuk mengetahui ikhwal topik penelitian, alasan, dan pentingnya
penelitian. Oleh karena itu, bab pendahuluan memuat uraian tentang a)
Latar belakang, b) Perumusan masalah, c) Tujuan penelitian, dan d)
Manfaat penelitian. (Penjelasan dari tiap bagian mengacu seperti yang
sudah dijelaskan pada proposal).
19
sitasi pemikiran peneliti terhadap hasil penelitian terdahulu yang telah
dilakukan yang berisikan evidensi-evidensi ilmiah yang relevan dengan
masalah yang diteliti. Dalam menulis tinjauan pustaka, disamping perlu
adanya relevansi dengan penelitian juga dituntut agar menggunakan
sumber pustaka yang asli dan terkini/mutakhir. Aspek teoritis yang
disajikan dalam tinjauan pustaka selanjutnya dibuat rangkuman dalam
kerangka teori dan kerangka konseptual. (Penjelasan lebih lanjut
mengacu seperti yang sudah dijelaskan pada proposal).
5) Bab V : Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian harus dilakukan secara sungguh-sungguh
dengan memperhatikan teori yang digunakan. Agar pembahasan dapat
dilakukan secara jelas, sistematis, dan tuntas, maka peneliti dapat
mengikuti rambu-rambu pertanyaan sebagai berikut:
Apakah temuannya sesuai dengan teori yang digunakan?
Mengapa demikian?
Apakah ada faktor-faktor yang mempengaruhi?
Apakah ada kekurangtepatan telaah teori dan metodologis yang
digunakan?
Pembahasan berisi uraian singkat hasil penelitian, analisis rasional
peneliti, konfirmasi dengan teori, dan konfirmasi dengan hasil penelitian
terdahulu. Pada bagian akhir pembahasan, peneliti hendaknya
menjelaskan keterbatasan/ kelemahan dari penelitian yang dilakukan,
yang bisa mempengaruhi hasil. Keterbatasan penelitian adalah potensi
kelemahan atau masalah yang diidentifikasi oleh peneliti. Keterbatasan
penelitian bisa dikaitkan dengan masalah dalam pengumpulan data,
pertanyaan yang tidak dijawab responden, teknik pengambilan sampel,
atau lokasi penelitian. Tujuan dari diidentifikasinya keterbatasan
20
penelitian adalah sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya, yang
akan disampaikan pada bab selanjutnya (Saran).
b. Penelitian Kualitatif
Bagian isi yang menggunakan penelitian kualitatif terdiri atas 3 (tiga) bab,
yaitu pendahuluan, teori yang digunakan untuk landasan penelitian, metode
penelitian, hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan dan saran.
1) Bab I : Pendahuluan
Bab ini pada dasarnya menguraikan bagian-bagian yang sama seperti
penulisan proposal yang menggunakan penelitian kuantitatif. Dalam bab
ini perlu diuraikan keadaan umum yang mewarnai masalah yang menjadi
topik penelitian. Bagian pendahuluan berisi a) Latar belakang, b)
perumusan masalah atau fokus masalah, c) tujuan penelitian, dan d)
manfaat penelitian. Meskipun demikian, ada persoalan yang perlu
mendapat perhatian dalam penyusunan skripsi yang menggunakan
penelitian kualitatif. (Penjelasan dari tiap bagian mengacu seperti yang
sudah dijelaskan pada proposal).
21
(1) Subyek penelitian
Sub bab ini berisi tentang informasi mengenai subyek penelitian
yang terlibat. Teknik yang digunakan dalam menentukan subyek
disertai alasan peneliti memilih subyek penelitian. Tuliskan
informasi tersebut sedetail mungkin dengan tetap mengedepankan
prinsip konfidensialtas – identitas subyek tetap disembunyikan
ataupun disamarkan – cantumkan juga bagaimana peneliti dapat
mengenal subyek penelitian dengan baik.
22
penting karena setiap model memiliki bagian-bagian yang perlu
dijelaskan, baik secara konseptual maupun penerapannya. Misalnya,
interactive analysis models memiliki 3 (tiga) komponen utama, yaitu: (1)
sajian data, (2) reduksi data, dan (3) verifikasi data yang harus
berinteraksi secara logis dan terus-menerus, sehingga dapat ditarik
simpulan yang akurat.
a) Tahapan Penelitian
Sub bab ini berisikan paparan mengenai apa yang dilakukan pada
tahap awal penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian. Pada paparan
mengenai tahap awal penelitian, peneliti memberikan paparan
mengenai apa yang telah peneliti lakukan untuk mempersiapkan
penelitian, termasuk cara pendekatan dengan subyek dan informan.
Paparan mengenai tahap pelaksanaan penelitian berisikan mengenai
detil pengambilan data penelitian, menggunakan metode pengambilan
data yang telah dipaparkan sebelumnya (misalnya wawancara dan
observasi). Jika masing-masing metode pengambilan data dilakukan
lebih dari satu kali, maka dibuat dalam bentuk tabel yang berisikan
keterangan mengenai jumlah, tempat, waktu, dan durasi dilakukannya
wawancara dan observasi.
b) Hasil Penelitian
Sub bab ini berisikan paparan hasil penelitian yang sesuai dengan
pertanyaan peelitian yang diajukan, berisi :
(1) Jawaban terhadap pertanyaan penelitian, berupa paparan hasil
tanpa dikaitkan dengan teori.
(2) Paparan data, yang berisi kutipan hasil wawancara (verbatim)
yang disusun berdasarkan tema, hasil observasi dan data lainnya
(misal : catatan lapangan, FGD, dokumentasi), yang mendukung
jawaban terhadap pertanyaan penelitian.
5) Bab V : Pembahasan
Sub bab ini memaparkan mengapa analisis data memunculkan hasil
seperti yang ada. Dalam menjelaskan hasil, peneliti bisa membandingkan
hasil penelitian dengan hasil penelitian sebelumnya, baik yang sejalan
dengan hasil penelitian saat ini, atau yang bertolak belakang. Peneliti
menjelaskan bagaimana mereka bisa sama atau berbeda.
Pada bagian akhir pembahasan, peneliti hendaknya menjelaskan
keterbatasan/ kelemahan dari penelitian yang dilakukan, yang bisa
mempengaruhi hasil. Keterbatasan penelitian adalah potensi kelemahan
atau masalah yang diidentifikasi oleh peneliti. Keterbatasan penelitian
bisa dikaitkan dengan masalah dalam pengumpulan data, pertanyaan
yang tidak dijawab responden, teknik pengambilan sampel, atau lokasi
penelitian. Tujuan dari diidentifikasinya keterbatasan penelitian adalah
sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya, yang akan disampaikan
pada bab selanjutnya (Saran).
23
6) Bab VI : Kesimpulan dan Saran
Pada bab akan disampaikan dua hal, yaitu kesimpulan dari hasil analisis
data dan pembahasannya, serta saran yang akan dijelaskan secara
terpisah. Kesimpulan merupakan uraian secara ringkas dan jelas yang
diuraikan dalam bab pembahasan. Kesimpulan juga dapat diartikan
sebagai jawaban dari permasalahan yang diangkat. Kesimpulan harus
sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan
pembahasannya.
Saran merupakan pertimbangan atau argumen peneliti bagi pihak-pihak
yang memanfaatkan hasil skripsi/KTI secara praktis, serta memberikan
arahan dalam penelitian berikutnya. Sebaiknya saran yang diberikan
dikaitkan dengan manfaat penelitian di bab satu.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran.
a. Daftar Pustaka
Berbagai sumber informasi yang menjadi acuan bagi penulisan tugas akhir
harus dicantumkan dalam suatu Daftar Pustaka. Penulisan daftar pustaka
harus sesuai dengan kaidah penulisan daftar pustaka. Perlu diperhatikan pula
kemutakhirannya (setidaknya sepuluh tahun terakhir) dan diusahakan juga
dari hasil-hasil penelitian atau jurnal ilmiah yang relevan dengan topik
skripsi. Pedoman penyusunan/penulisan diatur dalam bab sendiri (Bab IV
Tata Tulis). Isi Daftar Pustaka tersusun dari sumber informasi yang dapat
berasal dari :
1) Buku
2) Bab atau bagian suatu buku
3) Monografi
4) Makalah dalam majalah atau yang berasal dari suatu symposium atau
pertemuan ilmiah lain
5) Laporan atau naskah penerbitan suatu badan atau lembaga resmi
6) Media elektronik
b. Lampiran
Lampiran memuat hal-hal yang perlu disertakan untuk lebih memperjelas isi
proposal penelitian tanpa nomor halaman. Hal-hal yang perlu dilampirkan
misalnya contoh kuesioner, peta lokasi penelitian dan lainnya. Untuk
mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut
lampiran dengan menggunakan angka Arab.
C. Publikasi
24
1. Artikel
a. Struktur Naskah
1) Judul artikel
Judul dibuat singkat bersifat informatif dan mampu menerangkan isi
tulisan.
2) Nama penulis
Nama para penulis lengkap berikut gelar beserta alamat kantor/instansi
/tempat kerja lain, diletakkan di bawah judul.
3) Abstrak
Abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris terdiri sekurang-
kurangnya 100 kata sebanyak-banyaknya 250 kata, diketik pada
lembaran kertas terpisah dengan spasi tunggal. Abstrak penelitian
mencakup latar belakang (masalah atau tujuan penelitian), metode
penelitian, hasil penelitian (jika memungkinkan pada hasil disertakan
interval kepercayaan dan derajat kemaknaan) dan kesimpulan. Di bawah
abstrak bahasa Inggris ditulis kata kunci (Keywords) maksimal 5 kata
dalam bahasa Inggris.
4) Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang, masalah, maksud & tujuan serta
manfaat penelitian.
5) Bahan dan Cara
6) Hasil
7) Pembahasan
8) Kesimpulan dan Saran
9) Ucapan Terima kasih (bila diperlukan)
10) Daftar Pustaka
b. Teknik Penulisan
1) Naskah diketik spasi 1 dengan huruf Times New Roman ukuran font 12
2) Panjang naskah maksimal 8 halaman dengan jenis kertas HVS A4
3) Abstrak terdiri dari 100-250 kata dilengkapi 3-5 kata kunci
4) Abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
5) Naskah dalam Bahasa Indonesia
6) Naskah menggunakan bahasa tulis ilmiah sesuai kaidah Bahasa
Indonesia dan Inggris yang baik dan benar
2. Pengunggahan
a. Artikel ilmiah yang telah disusun mahasiswa dikonsultasikan terlebih dahulu
kepada pembimbing utama.
b. Artikel diserahkan ke bagian perpustakaan dalam bentuk soft copy
(bersamaan dengan hasil TA) dan print out.
c. Proses pengunggahan artikel dikoordinasi oleh LPPM dengan melibatkan
bagian perpustakaan.
25
BAB IV
TATA TULIS
Tugas akhir merupakan karya tulis ilmiah yang harus mengikuti dua macam
kaidah, yaitu:
1. Kaidah umum adalah kaidah yang berkaitan dengan bahasa dan ejaan yang berlaku
secara umum.
2. Kaidah selingkung adalah kaidah tentang teknis penulisan yang telah disepakati
bersama dan berlaku di lingkungan STIKES Ngudi Waluyo.
Skripsi ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
yaitu bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah ragam baku keilmuan. Kata-kata atau
istilah, struktur kata, frasa, klausa, atau kalimat ditulis dengan tepat dan cermat.
Paragraf dan wacana disusun secara logis. Ejaan ditulis dengan mengikuti ejaan yang
baku (EYD). Tidak ada larangan untuk menggunakan kata serapan, yang penting ejaan
penulisannya benar. Misalnya, objek dan bukan obyek.
Kaidah selingkung yang disepakati dalam penulisan ilmiah di lingkungan STIKES
Ngudi Waluyo, meliputi: (1) cara merujuk dan menuliskan daftar pustaka, (2) cara
menulis judul dan subjudul, (3) cara menyajikan tabel dan gambar, (4) cara mengetik
yang praktis.
A. Cara Merujuk/Pengutipan
Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama belakang, tahun, dan halaman
buku yang ditulis di antara tanda kurung. Antara nama pengarang dan tahun tidak
diberi tanda koma dan antara tahun, tanda titik dua, dan nomor halaman tidak diberi
jarak. Cara merujuk ada dua macam yakni: (1) merujuk dengan cara mengutip kata,
frasa, kalimat, atau uraian sesuai dengan sumber aslinya, dan (2) merujuk pendapat
orang lain dengan cara menyatakannya dengan bahasa sendiri.
26
Atau
Murti (1997:84) menyatakan bahwa penelitian analitik adalah riset
epidemiologi yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan tentang faktor-
faktor risiko dan penyebab penyakit.
c. Jika acuan ditulis oleh dua pengarang, maka kedua nama pengarang
dituliskan dengan menambahkan kata dan (untuk buku acuan berbahasa
Indonesia) atau kata and (untuk buku acuan berbahasa Inggris) di antara
kedua nama pengarang tersebut. Tetapi jika buku acuan ditulis oleh lebih dari
dua orang pengarang (tiga, empat atau lima pengarang) maka untuk
pengutipan pertama kali dicantumkan nama seluruh pengarang dan untuk
pengutipan selanjutnya cantumkan hanya pengarang pertama dan diikuti
dengan et.al. (untuk buku berbahasa Inggris) atau dkk (untuk buku berbahasa
Indonesia) dan tahun penerbitan. Jika buku acuan ditulis lebih dari enam
pengarang maka hanya nama pengarang pertama yang ditulis dengan diikuti
keterangan dengan et.al. (untuk buku berbahasa Inggris) atau dkk (untuk
buku berbahasa Indonesia) dan tahun penerbitan.
e. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh pengarang yang berbeda
dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma (;) sebagai tanda
pemisahnya.
g. Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam satu kalimat yang
dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan 3 (tiga) titik.
Contoh :
“Penelitian analitik … yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan tentang
faktor-faktor risiko dan penyebab penyakit” (Murti, 1997:84).
27
Apabila dalam mengutip langsung ada kalimat yang dibuang, maka kata-kata
yang dibuang diganti dengan 4 (empat) titik.
Contoh :
“Penelitian analitik adalah riset epidemiologi yang bertujuan untuk
memperoleh penjelasan tentang faktor-faktor risiko dan penyebab penyakit.
…. Analisis tersebut memungkinkan dilakukannya pengujian hipotesis
etiologi dalam rancangan studi analitik” (Murti, 1997:84).
28
d. Jika buku itu ditulis oleh dua pengarang, maka kedua nama pengarang
dituliskan dengan menambahkan kata „dan‟ (untuk buku acuan berbahasa
Indonesia) atau kata „and‟ (untuk buku acuan berbahasa Inggris) di antara
kedua nama pengarang tersebut. Nama pengarang kedua tidak perlu
dibalik melainkan ditulis dengan urutan biasa. Tetapi jika buku acuan
ditulis oleh lebih dari dua orang pengarang, maka hanya nama pengarang
pertama yang dituliskan, diikuti keterangan dkk, atau et.al. di belakangnya
(dicetak miring pada Penyunting Kata).
Contoh :
Pratiknya, Ahmad Watik. (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehtaan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Contoh :
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1979). Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: P.N. Balai Pustaka.
Contoh :
Murti, B. (2003). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi (Edisi Kedua), Jilid
Pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
29
informasi ditulis oleh lebih dari seorang penulis, maka seluruh nama
penulisnya harus dinyatakan dituliskan.
Contoh :
Beaglehole, R. R., Bonita. dan T., Kjellstrom. (1997). Dasar-dasar
Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Contoh :
Sukardjo, A. (1993). “Pengaruh Lingkungan Keluarga Pada Perkembangan
Anak.” Studi Dalam: Perkembangan Anak di Indonesia. Jakarta: Balai
Cipta.
Catatan :
Penulisan kata “Dalam” dicetak miring (dengan Pengolah Kata) dan diikuti
tanda baca titik dua.
Contoh :
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Yang
Sehat. Terjemahan: Yustinus. Yogyakarta: Kanisius.
Contoh :
Dahlan, Sopiyudin M,. (2006a). Besar Sampel dalam Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Arkans.
30
--------- (2008). Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
E-mail
Baridwan, Jekky. (unibraw-malang@indo.ac.id). 12 Oktober 2005. Artikel
untuk Pelatihan. E-mail kepada Dydyd Apandy (ub-
malang@indo.net.id).
Alamat Web-site
VandenBos, G., Knapp, S., & Doe, J. (2001). Role of Reference Elements in
The Selection of Resources by Psychology Undergraduates.Retrieved
June 6, 2002, from http://www.telehealth.net/subscribe/newsletrr
4a.html#1
b. Artikel dalam koran ditulis sama bahan pustaka yang berupa artikel dalam
jurnal. Akan tetapi, jika artikel itu tanpa nama pengarang, yang pertama
ditulis adalah nama korannya sebagai pengganti nama pengarang Di
belakang angka tahun dan nomor koran ditambahkan tanggal dan bulan
terbitan, dilanjutkan dengan nomor halaman yang didahului singkatan hal.
Contoh:
Jawa Pos. (1995). Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. IV. 02. 22 Juni.
Hal. 3.0
31
11. Dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa
pengarang dan tanpa lembaga ditulis sebagai berikut. Judul atau nama
dokumen ditulis di bagian awal dengan huruf miring, diikuti tahun terbit, kota
terbit, dan nama penerbit.
Contoh:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. (1990). Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta
Jaya.
12. Rujukan Dari Lembaga Yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti
dengan tahun, judul karangan, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga
tertinggi yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut.
Contoh :
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1978). Pedoman Penulisan
Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
14. Makalah yang disajikan dalam seminar, penataran, atau lokakarya ditulis
dengan menambahkan kata "Makalah di sajikan dalam . . . . . , diikuti nama
pertemuan, lembaga penyelenggara dan tempat penyelenggaraan.
Contoh:
Wiguno, P. (2002). Stroke Hypertension and Stroke in The Elderly: dalam
Kumpulan Makalah dan Abstrak Pertemuan Nasional Neurogeriatri
Pertama, Perdossi, Jakarta, 5-7 April.
C. Bahasa
Aspek kebahasaan yang harus diperhatikan adalah: (1) gaya penulisan, (2)
keefektifan dan kecermatan penggunaan kalimat, (3) ketepatan pemakaian ejaan
dan tanda baca, dan (4) ketepatan menulis rujukan dan daftar pustaka.
Gaya penulisan merupakan bagian penting dalam penulisan karya ilmiah. Gaya
penulisan yang baik dapat dilihat beberapa aspek, seperti: (1) alur pikir yang jelas,
(2) tidak bermakna ganda, (3) kalimat efektif, (4) pola kalimat jelas (S-P-O/S-P-0-
K/K-S-P-0).
32
predikat (P), padahal sebuah kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek dan
predikat (P); (2) kalimat mempunyai dua satuan pikiran atau lebih yang tumpang
tindih, padahal seharusnya hanya memiliki satu satuan pikiran; (3) keterangan
kalimat diletakkan secara tidak tepat; (4) subjek didahului kata depan, sehingga
bagian yang pokok di dalam kalimat itu menjadi kabur; (5) anak kalimat tidak logis
(salah nalar); (6) kalimat tidak mempunyai induk kalimat karena semua bagiannya
adalah anak kalimat; dan (7) kalimat bermakna ganda. Kalimat seperti itu perlu
disunting agar ide yang dimaksudkan dapat tersampaikan.
Paragraf merupakan bagian dari kerangka atau pola pikir yang sistematis. Setiap
paragraph harus menggambarkan pemikiran yang lengkap. Setiap paragraph harus
diawali dengan pokok kalimat dan diikuti dengan anak kalimat sebagai penjelasan
dari pokok pikiran utama. Sebelum penjelasan satu pokok pikiran selesai, sebaiknya
penulis tidak memunculkan paragraf baru. Apabila sebuah paragraf dipandang
terlalu panjang, dapat dipecah menjadi 2 (dua) paragraf dengan kata sambung pada
awal paragraf berikut. Misalnya: Berkaitan dengan uraian di atas, ... Bertitik tolak
dari pemikiran di atas, ... Ejaan dan tanda baca harus digunakan secara tepat karena
bahasa tulis tidak dibantu oleh unsur-unsur gerak seperti kualitas suara, kedipan
mata, ekspresi mimik, dan sebagainya sebagaimana dalam bahasa lisan. Ejaan dan
tanda baca itu membantu memperjelas maksud penulis. Hal-hal yang harus
dicermati penulis antara lain pemakaian huruf, pemenggalan kata, pemakaian huruf
miring, pemakaian tanda baca, penulisan kata, penulisan singkatan dan akronim,
penulisan angka dan bilangan serta penulisan unsur serapan.
a. Pemakaian huruf kapital
Seorang penulis harus dapat menggunakan huruf kapital dalam ejaan bahasa
Indonesia secara tepat. Misalnya: Provinsi Jawa Tengah dipimpin oleh seorang
gubernur. Bibit Waluyo adalah Gubernur Jawa Tengah.
b. Pemenggalan kata
Pada dasarnya pemenggalan kata harus dilakukan berdasarkan suku katanya.
Meskipun demikian, pemenggalan seyogyanya dilakukan atas dasar : (1) kata
dasarnya, (2) jangan meninggalkan pemenggalan sebuah huruf.
c. Pemakaian huruf miring
Huruf miring hanya digunakan untuk menuliskan istilah asing.
d. Pemakaian tanda baca
Tanda baca dipakai dalam konteks kalimat yang tepat dan ditulis menyatu
dengan kata yang mendahului atau mengikuti. Tanda baca bukan kata sehingga
tidak boleh ditulis berdiri sendiri.
e. Penulisan kata
Kesalahan yang paling banyak dijumpai dalam penulisan karya ilmiah berkaitan
dengan penulisan kata. Beberapa penulisan kata yang salah, di antaranya:
Salah Seharusnya
Disamping di samping
Disisi di sisi
Praktek Praktik
Sekertaris Sekretaris
33
f. Penulisan singkatan atau akronim
Penulisan singkatan atau akronim yang pertama harus didahului
kepanjangannya.
g. Penulisan angka dan bilangan
Penulisan angka dan bilangan merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
h. Penulisan unsur serapan
Penulisan unsur serapan diupayakan mengikuti bahasa aslinya.
Misalnya:
Salah
obyek/subyek obyektifitas/subyektifitas efektifitas/keefektivan
Seharusnya
objek/subjek objektivitas/subjektivitas efektivitas/keefektifan
Pola kalimat merupakan bagian yang penting agar pesan yang ingin disampaikan dapat
diterima secara tepat oleh orang lain (pembaca). Oleh karena itu, pola kalimat S-P-0
atau S-P-OK atau K-S-P-0 atau sekurang-kurangnya pola S-P harus digunakan.
Tabel harus sederhana dan berpusat pada beberapa ide. Memasukkan terlalu
banyak data dalam tabel dapat mengurangi nilai penyajian tabel. Lebih baik
menggunakan banyak tabel daripada sedikit tabel, tetapi isinya terlalu padat.
Tabel yang baik harus dapat menyampaikan ide dan hubungan-hubungannya
dalam tulisan secara efektif.
Jika tabel cukup besar (lebih dan setengah halaman), tabel harus diletakkan pada
halaman tersendiri. Jika lebih dari satu halaman, tabel hendaklah dibuat dengan
kertas lebar yang dilipat. Dengan demikian, tidak ada tabel yang terpotong
dalam beberapa halaman. Jika tabel cukup pendek (kurang dari setengah
halaman), sebaiknya diintegrasikan dengan teks.
Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan ditempatkan di
atas tabel. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perujukan. Judul tabel
ditulis dengan menggunakan huruf kapital pada huruf pertama setiap kata
kecuali kata sambung. Kata Tabel ditulis di tepi kiri, diikuti nomor dan judul
tabel. Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis
sejajar dengan huruf pertama judul tabel dengan jarak satu spasi. judul tabel
tidak diakhiri tanda titik. Jarak antara tabel dengan teks sebelum dan sesudahnya
34
tiga spasi. Nomor tabel ditulis dua bagian yang dipisahkan dengan titik, bagian
pertama menunjukkan urutan bab, bagian berikutnya menunjukkan nomor urut
tabel pada bab yang bersangkutan. Nomor urut tabel dimulai dengan nomor satu
sampai nomor terakhir tabel pada keseluruhan teks.
Garis yang paling atas dari tabel diletakkan tiga spasi dari nama tabel. Kolom
pengepalaan (heading), dan deskripsi tentang ukuran atau unit data harus
dicantumkan. Istilah-Istilah seperti nomor dan persen dituliskan dalam bentuk
singkatan atau lambang, misalnya No, %. Data yang terdapat dalam tabel ditulis
dengan menggunakan spasi tunggal. Garis dapat digunakan untuk
mempermudah membaca tabel. Garis horisontal perlu dibuat, tetapi garis
vertikal dari bagian kiri, tengah, dan kanan bisa tidak digunakan.
Tabel yang dikutip dari sumber lain diberi keterangan mengenai nama akhir
penulis, tahun terbit, dan nomor halaman tabel asli. Letaknya di bawah tabel
dengan jarak tiga spasi dari garis horisontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Jika
diperlukan catatan untuk menjelaskan butir-butir tertentu yang terdapat di dalam
tabel, hendaknya digunakan simbol-simbol tertentu dan ditulis dalam bentuk
superskrip. catatan kaki untuk tabel ditempatkan di bawah tabel, dua spasi di
bawah sumber, bukan pada bagian bawah halaman. Contoh tabel terdapat di
bawah ini.
Tabel 1.1.
Perkembangan Model Pendekatan Sistemik dalam Pendidikan
No. Judul Pengarang Tahun
1 System Approach for Education Corrigan 1966
2 Michigan State University Barson 1967
Instructional Systems
Development Model
Project MINERVA Instructional
2. Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, sketsa, diagram, dan
gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk visual yang lebih
cepat dapat dipahami maknanya. Gambar tidak selalu dimaksudkan untuk
membangun deskripsi, tetapi dapat juga untuk menekankan hubungan tertentu
yang signifikan. Gambar juga dapat dipakai untuk menyajikan data statistik
berbentuk grafik.
Pedoman penggunaan gambar sebagai berikut;
1) Judul gambar ditempatkan di bawah gambar. Cara penulisan judul gambar
sama dengan penulisan judul tabel.
2) Gambar harus dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami
tanpa harus disertai penjelasan tekstual.
3) Gambar harus digunakan sesuai dengan kebutuhan.
35
4) Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus
ditempatkan pada halaman tersendiri.
5) Penyebutan adanya gambar hendaknya mendahului gambar.
6) Gambar diacu dengan nomor gambar (angka), seperti pada Gambar 2.1.,
bukan dengan kata gambar di atas atau gambar di bawah.
7) Gambar diberi nomor dengan angka Arab seperti pada penomoran tabel.
36
E. Pengetikan
2. Spasi Pengetikan
Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya dalam pengetikan Skripsi adalah
dua spasi kecuali sari satu spasi. Judul bab ditebalkan dan judul tabel dan
gambar yang lebih dari satu baris diketik dengan jarak satu spasi. Daftar pustaka
diketik dengan jarak satu spasi, sedangkan jarak antar sumber dua spasi.
37
7. Penomoran Halaman
Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas sudut teks dengan jarak dua
spasi dari baris pertama, kecuali halaman yang mengandung, judul bab,
nomornya diletakkan di bawah tengah, dua spasi di bawah baris terakhir teks.
Nomor halaman menggunakan angka Arab, dimulai dari bab pendahuluan, dan
berakhir pada halaman terakhir dan' keseluruhan naskah skripsi. Halaman-
halaman sebelumnya, seperti prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
lampiran menggunakan angka Romawi kecil.
Judul sub-bab didahului nomor sub-bab, diketik dengan huruf tebal, dimulai dari
batas tepi kiri. Huruf awal setiap kata judul subbab ditulis dengan huruf kapital,
kecuali kata sambung seperti pada, di dalam, dan, terhadap. Pengetikan anak
subbab dimulai dengan huruf kapital pada awal kata pertama dan dicetak tebal.
Nomor subbab ditulis dengan gugus angka (digit) dengan tujuan memudahkan
perujukan (misalnya telah diuraikan pada 3.1). Angka yang digunakan semuanya
huruf Arab. Angka paling depan menunjukkan nomor bab, angka berikutnya
menunjukkan angka subbab, dan angka berikutnya menunjukkan angka subbab
bahawahannya. Diusahakan agar gugus angka sedapat-dapatnya hanya terdiri
atas tiga angka. Rincian selanjutnya diuraikan dengan paragraf secara urut tanpa
diberi judul. Perlu diingat bahwa yang menggunakan gugus angka hanyalah
judul subbab dan anak subbab. Perincian materi dalam teks yang bukan judul
tidak menggunakan gugus angka.
38
Lampiran 1 : Format halaman judul proposal skripsi/KTI
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
......NAMA MAHASISWA.......
.........NIM.........
AGUSTUS, 2013
v
Lampiran 2 : Format halaman persetujuan proposal untuk diseminarkan
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal skripsi/Karya Tulis Ilmiah dengan judul ....xxx..... yang disusun oleh
Nama :
NIM :
Program Studi :
Telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan tim penguji proposal skripsi/karya tulis
2013
Pendamping
Pembimbing
vi
Lampiran 3: Format halaman pengesahan proposal skripsi/karya tulis ilmiah
HALAMAN PENGESAHAN
Nama :
NIM :
Program Studi :
telah diujikan dihadapan tim penguji proposal skripsi/karya tulis ilmiah Program Studi
TIM PENGUJI
Anggota Penguji
Anggota Penguji
vii
Lampiran 4: contoh penulisan daftar isi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
viii
Lampiran 5: contoh daftar tabel
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Rata-rata Nilai dan Letak Persentil Budaya Organisasi di RS PKU 60
Muhammadiyah Temanggung ............................................................
Tabel 5.2 Rata-rata Nilai dan Letak Persentil Budaya Organisasi di RSUD 61
Temanggung ........................................................................................
ix
Lampiran 6 : contoh daftar grafik/gambar
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tujuh Dimensi Yang Menjabarkan Budaya Sebuah Organisasi ........... 15
x
Lampiran 7 : Contoh daftar lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Lampiran 8 : contoh sampul atau cover depan skripsi/KTI
SKRIPSI
OLEH
........nama mahasiswa........
.......NIM.........
2013
xii
Lampiran 9 : contoh punggung sampul/cover skripsi/KTI
xiii
Lampiran 10 : format pernyataan keaslian tulisan
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena
Skripsi/KTI ini dan sanksi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ungaran, .....................
Yang Membuat Pernyataan
......nama mahasiswa.......
.......NIM...........
xiv
Lampiran 11: format halaman pengesahan skripsi/KTI
Anggota Penguji
Anggota Penguji
Mengesahkan
Ketua Program Studi
..........nama..........
.........NIDN............
xv
Lampiran 12: format pernyataan kesediaan publikasi
Nama :
Program Studi :
Ungaran, ......................
..............nama
mahasiswa............
..........NIM....................
xvi
Lampiran 13: contoh abstrak penelitian
ABSTRAK
Budaya organisasi merupakan salah satu aspek penting dalam pencapaian tujuan
organisasi, termasuk dalam mempengaruhi profesionalisme. RS PKU Muhammadiyah
dan RSUD diasumsikan memilki kekuatan budaya organisasi yang berbeda dalam
meningkatkan tingkat profesionalisme perawat. Tujuan peneliti adalah mengetahui
perbedaan pengaruh kekuatan budaya dengan profesionalisme di RS PKU
Muhammadiyah dan RSUD Temanggung. Studi dilakukan adalah deskriptif korelasi
dengan pendekatan cross sectional pada 55 perawat di RS PKU dan 69 perawat RSUD di
Temanggung. Kuesioner dipergunakan untuk pengumpulan data yang telah diuji oleh
pakar manajemen (content validity).
Hasil penelitian di RS PKU Muhammadiyah Temanggung menggambarkan
adanya suatu hubungan positif (r = 0,445) yang bermakna antara budaya organisasi
dengan profesonalisme dan hasil penelitian di RSUD Temanggung juga menggambarkan
adanya suatu hubungan yang positif (r = 0,429) yang bermakna antara budaya organisasi
termasuk dengan tingkat profesionalisme perawat, (p < 0,0001). Melalui uji komparasi t
independent didapatkan hasil ada perbedaan bermakna antara pengaruh kekuatan budaya
organisasi dan profesionalisme perawat di RS PKU Muhammadiyah dan RSUD
Temanggung. Dimana kekuatan budaya di RS PKU Muhammadiyah Temanggung lebih
kuat dalam meningkatkan profesionalisme dibandingkan dengan RSUD Temanggung.
Hal ini memang menunjukkan bahwa kekuatan budaya organisasi memang berpengaruh
terhadap tingkat profesionalisme perawat, disamping ada faktor lain yang mempengaruhi
profesionalisme.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan perlu adanya upaya, baik dari pihak
rumah sakit maupun profesi keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Temanggung dan
RSUD Temanggung dalam mengembangkan sebuah sistem dimana nilai-nilai budaya
organisasi yang dikembangkan rumah sakit dapat diperkuat.
Kata kunci : Komparasi, Budaya Organisasi, Profesionalisme Perawat
Daftar pustaka : 42 Pustaka (2000-2011)
xvii
Ngudi Waluyo School of Health Ungaran
Nursing Study Program
Final Assignment, August 2013
Nanang Alfian (010109a092)
The Comparison of Cultural Influence Tuward The Level of Nurse Professionalism
Between PKU Muhammadiyah Hospital And Temanggung Regional Hospital.
( xiv + 104 pages + 13 tables + 5 picture + 6 enclosures)
ABSTRACT
Organizational culture is one important aspect in achieving an organization‟s
objectives, including in influencing professionalism. PKU Muhammadiyah hospital and
Temanggung regional hospital are assumed to have strong organizational culture
differently in raising the level of professionalism of the nurses . The researcher‟s goal is
to determine the influence of the strength of cultural differences with professionalism at
PKU Muhammadiyah Hospital and Temanggung Regional Hospital. The study was
conducted by using descriptive corelation with cross sectional approach with 55 nurses at
PKU Muhammadiyah hospital and 69 nurses at Temanggung regional hospital. The
questionnaires were used for data collecting tested by management experts (content
validity).
The results in PKU Muhammadiyah hospital and Temanggung regional hospital
show that there is a significant positive relation ( r = 0.445 ) between the organizational
culture and profesonalism. The results at Temanggung regional hospital illustrates the
existence of a significant and positive relation ( r = 0.429 ) between the organizational
culture of the organization , including the level of professionalism of nurses (p <0.0001).
Through the comparation test of independent t test, there is a significant difference
between strong organizational culture and the professionalism of nurses in PKU
Muhammadiyah hospital and Temanggung regional hospital. The organizational culture
at PKU Muhammadiyah hospital is more powerful in increasing the professionalism
compared to Temanggung regional hospital. It shows that the strong organizational
culture affects the level of professionalism of nurses , in addition there are other factors
that affect professionalism.
Based on the research, it is required to develop an organizational and managerial
system, from both hospitals and nursing profession in PKU Muhammadiyah hospital and
Temanggung regional hospital in developing a system, therefore the cultural values of the
organization that are developed in the hospitals can be strengthened .
Key words : comparison of strong organizational culture, level of professionalism
References : 42 References (2000-2011)
xviii