Anda di halaman 1dari 56

2014

PANDUAN PENYUSUNAN
TUGAS AKHIR

STIKES NGUDI WALUYO


KATA PENGANTAR

Menulis ilmiah mempunyai peranan strategis dalam mengembangkan pola berfikir


ilmiah dalam menyelesaikan suatu persoalan. Selain sebagai wahana melatih
mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang
sistematis dan metodologis, karya ilmiah dapat menumbuhkan etos ilmiah di kalangan
mahasiswa. Tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu
menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu
pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.

Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat
membacanya. Kemampuan menulis ilmiah membuktikan potensi dan wawasan ilmiah
yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk
karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari
jurusannya.

Salah satu bentuk karya ilmiah yang dihasilkan mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo
adalah dalam bentuk penyusunan laporan tugas akhir yang merupakan pelaporan
terhadap kinerja ilmiahnya dengan proses bimbingan. Untuk menghasilkan laporan
tugas akhir yang berkualitas, maka telah dikembangkan panduan penyusunannya.
Panduan tugas akhir ini menjadi dasar bagi setiap mahasiswa, dosen dan pengelola
tugas akhir itu sendiri.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan panduan
ini dan berharap kepada semua pembaca atau pengguna agar dapat memberikan
masukan untuk penyempurnaan panduan serupa pada masa yang akan datang.

Ungaran, September 2014

Ketua STIKES Ngudi


Waluyo

Asaat Pitoyo, S.Kp., M.Kes.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Jenis Tugas Akhir 1
B. Beban Studi 1
C. Tujuan Penulisan Tugas Akhir 1

BAB II PERSYARATAN, PEMBIMBINGAN DAN PROSES TUGAS 2


AKHIR
A. Persyaratan Tugas Akhir 2
1. Persyaratan Skripsi 2
2. Persyaratan Karya Tulis Ilmiah 2
B. Pembimbing 2
1. Ketentuan Umum Pembimbingan 2
2. Persyaratan Pembimbing 2
3. Tugas dan Kewajiban Pembimbing 3
4. Penggantian Pembimbing 3
C. Proses Bimbingan 3
D. Ujian Proposal 4
1. Persyaratan Ujian Proposal 4
2. Proses Ujian Proposal 4
3. Penilaian Ujian Proposal 4
4. Penetapan Hasil Ujian Proposal 6
E. Proses Penelitian 6
F. Ujian Hasil 6
1. Persyaratan Ujian Hasil 6
2. Proses Ujian Hasil 7
3. Penilaian Ujian Hasil 7
4. Keputusan Ujian Hasil 9

BAB III SISTEMATIKA DAN CARA PENULISAN 10


A. Format Proposal Penelitian 10
1. Bagian Awal 10
a. Halaman Judul 10
b. Halaman Persetujuan 10
c. Halaman Pengesahan 10
d. Daftar Isi 11
e. Daftar Tabel 11
f. Daftar Gambar/Grafik 11
g. Daftar Lampiran 11
2. Bagian Isi 11
a. Penelitian Kuantitatif 11
b. Penelitian Kualitatif 14

ii
3. Bagian Akhir 16
a. Daftar Pustaka 16
b. Lampiran 16
B. Format Laporan Tugas Akhir 16
1. Bagian Awal 16
a. Sampul atau Cover 17
b. Halaman Judul 17
c. Pernyataan Keaslian Tulisan 17
d. Halaman Persetujuan 18
e. Halaman Pengesahan 18
f. Kesediaan Publikasi 18
g. Kata Pengantar 18
h. Abstrak 18
i. Daftar Isi 19
j. Daftar Tabel 19
k. Daftar Gambar 19
l. Daftar Lampiran 19
2. Bagian Isi 19
a. Penelitian Kuantitatif 19
b. Penelitian Kualitatif 21
3. Bagian Akhir 24
a. Daftar Pustaka 24
b. Lampiran 24
C. Publikasi 24
1. Artikel 24
a. Struktur Naskah 24
b. Teknik Penulisan 25
2. Pengunggahan 25

BAB IV TATA TULIS 26


A. Cara Merujuk/Pengutipan 26
1. Pengutipan di dalam Teks 26
2. Pengutipan Tidak Langsung 28
B. Penyusunan Daftar Pustaka 28
C. Bahasa 32
D. Penyajian Tabel dan Gambar 34
E. Pengetikan 37
1. Kertas dan Ukuran 37
2. Spasi Pengetikan 37
3. Batas Margin Pengetikan Naskah 37
4. Pengetikan Alinea Baru 37
5. Pengetikan judul bab, subbab, dan anak subbab 37
6. Pengunaan Huruf untuk Naskah 37
7. Penomoran Halaman 38
8. Penggunaan Huruf Tebal dan Huruf Miring 38

LAMPIRAN iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Tugas akhir merupakan suatu bentuk pembelajaran mahasiswa yang berupa


penyusunan karya ilmiah dengan proses bimbingan. Tugas akhir (TA) wajib dijalani
oleh setiap mahasiswa untuk dapat menyelesaikan pembelajaran pada tingkat perguruan
tinggi. Penyusunan TA menuntut adanya pedoman berkaitan dengan tertib administrasi
proses pengajuan, sistematika pengerjaan, proses bimbingan, dan lainnya. Oleh karena
itu perlu ditetapkan beberapa hal terkait dengan penyusunan TA tersebut.

A. Jenis Tugas Akhir


Tugas akhir dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan suatu
program studi. Tugas Akhir yang dimaksud dalam pedoman ini adalah Skripsi dan
Karya Tulis Ilmiah (KTI). Skripsi dan KTI adalah suatu karya tulis ilmiah berupa
paparan tulisan hasil penelitian yang membahas masalah dalam bidang ilmu sesuai pada
jurusan yang sedang ditempuh dengan menggunakan kaidah yang berlaku. Skripsi
merupakan karya tulis ilmiah yang wajib dikerjakan oleh setiap mahasiswa yang
mengambil jenjang program studi strata satu (S-1) dan diploma IV (D-4) STIKES
Ngudi Waluyo, sedangkan KTI merupakan karya tulis ilmiah yang wajib dikerjakan
oleh setiap mahasiswa yang mengambil jenjang program studi diploma III (D-3)
STIKES Ngudi Waluyo.

B. Beban studi
Penulisan TA memiliki kedudukan yang sama dengan mata kuliah yang lain,
namun berbeda dalam hal bentuk, proses belajar mengajar dan cara penilaiannya. Bobot
TA di STIKES Ngudi Waluyo ditetapkan berkisar antara 4 – 6 SKS. Skripsi dan KTI
merupakan tugas akhir dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan dari
mahasiswa dalam melakukan kegiatan penelitian.

C. Tujuan Penulisan Tugas Akhir


Penyusunan TA dilaksanakan dengan tujuan agar :
1. Mahasiswa secara mandiri mampu mencari pemecahan masalah yang terkait dengan
bidang keilmuannya melalui tahapan proses ilmiah atau riset berdasarkan kaidah-
kaidah ilmiah.
2. Mahasiswa mampu mengkomunikasikan pemikiran ilmiahnya secara tertulis dalam
bentuk skripsi/KTI dan artikel ilmiah serta mengkomunikasikan secara lisan
terutama pada ujian.
3. Membudayakan perilaku ilmiah dalam setiap menghadapi persoalan masyarakat.

1
BAB II
PERSYARATAN, PEMBIMBINGAN DAN PROSES TUGAS AKHIR

A. Persyaratan Tugas Akhir


Seorang mahasiswa diperkenankan membuat TA bilamana memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Skripsi :
a. Terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun akademik yang bersangkutan.
b. Sudah menyelesaikan semester 6 dan mengumpulkan sejumlah 80% mata
kuliah yang ditetapkan program studi.
c. Indeks Prestasi Kumulatifnya sekurang-kurangnya 2,75.
d. Tidak ada nilai akhir D.
e. Lulus mata kuliah Metodologi Penelitian atau sejenisnya.
2. Persyaratan Karya Tulis Ilmiah :
a. Terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun akademik yang bersangkutan.
b. Sudah menyelesaikan semester 4 dan mengumpulkan sejumlah 80% mata
kuliah yang ditetapkan program studi.
c. Indeks Prestasi Kumulatifnya sekurang-kurangnya 2,75
d. Tidak ada nilai akhir D.
e. Lulus mata kuliah Metodologi Penelitian atau sejenisnya.

B. Pembimbing
1. Ketentuan Umum Pembimbingan
Untuk membuat TA atau selama proses penelitian dan penyusunan laporan
penelitian seorang mahasiswa harus dibimbing oleh tim pembimbing yaitu sebagai
berikut :
a. Dua orang pembimbing yang terdiri dari :
1) Satu orang pembimbing utama yang bertindak sebagai penanggung jawab.
2) Satu orang sebagai pembimbing pendamping.
b. Pembimbing utama dan pembimbing pendamping ditunjuk oleh Ketua Program
Studi dan disahkan oleh Ketua STIKES.
c. Jumlah dan komposisi mahasiswa bimbingan dapat disesuaikan dengan
memperhatikan rasio antara mahasiswa yang harus dibimbing dengan jumlah
dosen yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing di masing-masing program
studi.
2. Persyaratan pembimbing
a. Pembimbing adalah tenaga pengajar atau dosen tetap STIKES Ngudi Waluyo
dan atau dosen tidak tetap yang ditetapkan oleh STIKES atas usul program studi.
b. Pembimbing Utama serendah-rendahnya memiliki ijazah S-2 Kesehatan atau
Sp1.
c. Pembimbing Pendamping untuk program S-1 serendahnya-rendahnya memiliki
ijazah S-2 atau Sp1.
d. Pembimbing Pendamping untuk program D-IV serendahnya-rendahnya
memiliki ijazah S-2, Sp1 atau S-2 non kesehatan yang terkait dengan topik
penelitian.
e. Pembimbing Pendamping untuk program D-III serendah-rendahnya memiliki
ijazah D-IV, S-1 kesehatan atau S-2 non kesehatan yang terkait dengan topik
penelitian.

2
f. Apabila tenaga pengajar atau dosen tetap program studi yang memenuhi
persyaratan seperti pada butir b - e di atas tidak ada atau jumlahnya tidak
mencukupi, maka program studi dapat menunjuk tenaga pengajar/dosen tetap
lain program studi atau di luar STIKES Ngudi Waluyo yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan bidang ilmunya.
3. Tugas dan Kewajiban pembimbing
a. Membimbing mahasiswa dalam merumuskan proposal penelitian yang dijadikan
dasar pembuatan TA. Proses pembimbingan dilakukan bertahap berdasarkan bab
yang disusun (tidak disarankan melakukan bimbingan semua bagian/bab secara
langsung).
b. Mengarahkan mahasiswa dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan hasil
penelitian.
c. Memonitor kegiatan mahasiswa dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan
TA.
d. Jika terjadi perbedaan pendapat maka pengambilan keputusan diserahkan kepada
pembimbing utama.
e. Pembimbing utama bertugas untuk memimpin sidang ujian dan membimbing
pembuatan artikel ilmiah.
4. Penggantian Pembimbing
a. Apabila terjadi halangan yang tetap, yaitu tidak dapat menjalankan fungsi
bimbingan pada salah satu pembimbing TA mahasiswa untuk jangka waktu
minimal tiga bulan secara berturut-turut, maka mahasiswa yang bersangkutan
dapat melapor kepada Ketua Program Studi. Selanjutnya Ketua Program Studi
mengusulkan kepada Ketua untuk seterusnya akan membuat SK penggantian
pembimbing.
b. Apabila terjadi masalah yang menghambat penyelesaian TA berdasarkan laporan
mahasiswa yang dapat dipertanggungjawabkan, maka penyelesaian ditangani
oleh Ketua Program Studi dan apabila belum bisa diselesaikan, maka
dilimpahkan kepada Ketua untuk dilakukan penggantian.

C. Proses Bimbingan
Untuk mengoptimalkan hasil TA maka perlu dilakukan proses bimbingan
dengan kaidah sebagai berikut:
1. Mahasiswa diharuskan mengadakan/menyusun TA secara individu, yaitu satu orang
menyusun 1(satu) TA.
2. Menyusun TA secara mandiri serta melalui konsultasi dengan dosen pembimbing
yang ditunjuk.
3. Mahasiswa harus menggunakan buku/kartu konsultasi selama pembimbingan
berlangsung. Buku bimbingan ditentukan oleh program studi yang setidaknya berisi
tentang identitas mahasiswa, nama dosen pembimbing, proses bimbingan (tanggal,
topik, umpan balik (feedback) dan tanda tangan pembimbing. Setiap kali konsultasi,
dosen pembimbing menuliskan uraian hasil konsultasi pada kolom yang telah
disediakan dan menandatanganinya.
4. Frekuensi bimbingan ditetapkan sekurang-kurangnya 5 kali untuk tiap pembimbing
sebelum dilakukannya ujian proposal maupun ujian hasil.
5. Jika dosen pembimbing sulit untuk ditemui, diharapkan mahasiswa dapat
mendiskusikan terlebih dahulu jadwal konsultasi yang dikehendaki dengan dosen
pembimbing yang ditunjuk. Jadwal konsultasi diatur bersama antara mahasiswa
dengan dosen pembimbing.

3
D. Ujian Proposal
1. Persyaratan Ujian Proposal :
a. Proposal penelitian harus mendapatkan persetujuan dari tim pembimbing yang
dibuktikan dengan tandatangan persetujuan.
b. Mahasiswa yang mengajukan ujian proposal pernah menghadiri ujian proposal
sebelumnya minimal 2 kali yang dibuktikan dengan tandatangan ketua tim
penguji.
c. Menunjukkan bukti telah menyelesaikan kewajiban administrasi tugas akhir.

2. Proses Ujian Proposal


Proses ujian proposal mengikuti mekanisme sebagai berikut :
a. Ujian proposal dilakukan secara terbuka dihadapan tim penguji dan dihadiri
peserta seminar minimal 2 orang yang berkewajiban bertanya.
b. Mahasiswa yang akan ujian proposal diharuskan menginformasikan jadwal ujian
melalui papan pengumuman STIKES.
c. Tim penguji ujian proposal terdiri dari pembimbing utama sebagai ketua tim
penguji, pembimbing pendamping dan 1 (satu) orang dosen sebagai anggota
penguji dengan syarat serendah-rendahnya memiliki ijazah S-2 Kesehatan atau
Sp1 yang sederajat dan memiliki jabatan fungsional akademik minimal asisten
ahli.
d. Ketua tim penguji berperan sebagai moderator, sedangkan pembimbing
pendamping berperan sebagai sekretaris tim penguji. Penyiapan formulir
penilaian dilakukan oleh bagian administrasi.
e. Waktu yang disediakan untuk ujian proposal paling lama 1,5 (satu setengah)
jam, dengan pengelolaannya diserahkan kepada ketua tim penguji.

3. Penilaian Ujian Proposal


a. Komponen yang dinilai dalam ujian proposal meliputi :
1) Presentasi dengan bobot 30%
2) Isi proposal yang mencakup semua langkah penelitian dengan bobot 60%
3) Proses bimbingan (bagi program studi yang SKS proposal berbeda dengan
SKS skripsi/KTI) dengan bobot 10 %. Proses bimbingan hanya dinilai oleh
pembimbing skripsi.
Aspek minimun penilaian dan dasar pendekatan yang digunakan dalam penilaian
dapat dilihat pada tabel 1.

b. Ketentuan Penilaian
1) Selisih nilai antara penguji tidak boleh melebihi 0,5.
2) Jika terjadi selisih nilai melebihi 0,5, maka diselesaikan melalui diskusi tim
penguji.
3) Rentang nilai tiap komponen adalah antara 0 – 4.

c. Penentuan nilai akhir proposal


1) Bagi program studi yang memberlakukan SKS proposal terpisah dengan
SKS skripsi/KTI, berlaku penentuan nilai akhir proposal berdasarkan nilai
ujian proposal yang dibobotkan 80% dan proses pembimbingan proposal
oleh tim pembimbing dibobotkan 20%. Total nilai yang telah dibobotkan
dinyatakan dengan Nilai Huruf dengan ketentuan penilaian sebagai berikut :
a) 3,51 – 4,00 : A
b) 2,76 – 3,50 : B

4
c) 2,01 – 2,75 : C
d) 1,00 – 2,00 : D
e) 0,00 – 0,99 : E

Tabel 1 : Aspek penilaian dan dasar pendekatan dalam penilaian ujian proposal

No Aspek Penilaian Dasar Pendekatan dalam Penilaian

Komponen Presentasi dan Diskusi


1. Pemakaian bahasa dan 1. Ketepatan waktu presentasi (max 15 menit)
pengaturan waktu saat 2. Menggunakan bahasa Indonesia baku dan komunikatif
penyajian 3. Kualitas PPT (komunikatif dan kelengkapan isi: judul, kerangka
teori dan konsep, hipotesis, definisi operasional dan metode
penelitian)

2. Sikap dan penampilan 1. Penampilan (jas almamater, rapi, atasan putih, bawahan gelap, dan
sepatu bersih).
2. Perilaku /sopan santun (salam, berdiri saat menerangkan, menatap
penguji, dan percaya diri).

3. Penguasaan materi 1. Penguasaan materi keilmuan yang diteliti (penguasaan mahasiswa


keilmuwan dan dalam menjelasan materi saat menjawab pertanyaan setiap penguji).
metode penelitian 2. Penguasaan metode penelitian (penguasaan mahasiswa dalam
menjelasan materi saat menjawab pertanyaan penguji).

4. Kemampuan dan cara 1. Kemampuan mahasiswa dalam menjelaskan pola berfikir ilmiahnya.
menanggapi 2. Kemampuan dalam menjawab pertanyaan dan mempertahankan
pernyataan /menjawab pendapat sesuai dengan definisi/batasan yang digunakan.
pertanyaan

Komponen Isi Proposal


1. Format proposal dan 1. Kelengkapan unsur naskah (pengantar - daftar pustaka) termasuk
kelengkapan naskah kesesuaian pustaka yang diacu.
2. Sistematika penulisan (urutan penggolongan dalam bab-bab dan
subbab).
3. Format sesuai dengan pedoman.
4. Bahasa Indonesia baku.
2. Kedalaman landasan 1. Landasan teoritis pentingya penelitian dilakukan yang ada di latar
teori belakang.
2. Kesesuaian teori dengan tujuan dan metode penelitian.
3. Kedalaman teori yang ada di tinjauan pustaka.
4. Ketepatan dalam menyusun kerangka teori
5. Ketepatan perumusan hipotesis dan atau definisi operasional
variabel.
3. Metode penelitian 1. Kejelasan lokasi, waktu, bahan dan alat.
2. Ketepatan disain penelitian.
3. Ketepatan metode pelibatan subyek penelitian.
4. Kejelasan prosedur pengumpulan data atau prosedur kerja.
5. Kesesuaian metode yang digunakan dalam penelitian (termasuk
instrument yang digunakan).
6. Ketepatan pengolahan dan analisis data.
7. Ketanggapan terhadap pemenuhan aspek etis.
4. Daftar Pustaka 1. Keragaman jenis referensi yang digunakan.
2. Relevansi dengan topik penelitian.
3. Kemutakhiran.
4. Kecukupan jumlah.

5
Tabel 1 (lanjutan)

No Aspek Penilaian Dasar Pendekatan dalam Penilaian


Komponen Proses Bimbingan
1. Frekuensi Bimbingan 1. Jumlah kegiatan bimbingan.
2. Kelengkapan komponen proposal yang dikonsultasikan.
2. Kualitas Bimbingan 1. Kemampuan menerima masukan.
2. Kualitas pengembangan kemampuan diri.
3. Kualitas perubahan selama bimbingan.
3. Sikap selama 1. Menunjukkan sopan santun selama proses bimbingan.
bimbingan 2. Antusiasme melakukan proses penyusunan proposal.

2) Bagi program studi yang memberlakukan SKS proposal tidak terpisah


dengan SKS skripsi/KTI, berlaku penentuan nilai akhir proposal berdasarkan
nilai ujian proposal dengan bobot 40% yang akan digabungkan dengan nilai
ujian hasil dan proses pembimbingan.
3) Nilai batas lulus ujian proposal adalah 2,76 (nilai B)

4. Penetapan Hasil Ujian Proposal


Ujian proposal akan menghasilkan keputusan sebagai berikut :
a. Lulus tanpa perbaikan
Mahasiswa yang mendapatkan hasil ujian proposal lulus tanpa perbaikan berhak
langsung mendapatkan persetujuan dari tim penguji dan melanjutkan penelitian.
b. Lulus dengan perbaikan
Mahasiswa yang mendapatkan hasil ujian proposal lulus dengan perbaikan
berkewajiban melakukan perbaikan proposal dengan batas waktu selambat-
lambatnya 3 bulan setelah ujian dan melanjutkan penelitian bila sudah
mendapatkan persetujuan dari tim penguji. Apabila dalam batas waktu yang
telah ditentukan mahasiswa belum melakukan perbaikan, maka diwajibkan
melakukan ujian proposal ulang.
c. Tidak lulus
Mahasiswa yang mendapatkan hasil ujian proposal tidak lulus maka diwajibkan
melakukan proses bimbingan dan ujian proposal ulang.

E. Proses Penelitian
1. Mahasiswa diperbolehkan melakukan proses pengumpulan data penelitian setelah
mendapatkan tandatangan pengesahan dari seluruh tim penguji.
2. Selama proses penelitian dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penelitian
oleh pembimbing. Hal-hal yang termasuk dalam pengawasan meliputi bukti surat
pengantar, surat ijin penelitian, surat pernyataan telah mengumpulkan data, data
mentah dan foto atau bukti fisik lainnya.

F. Ujian Hasil
1. Persyaratan ujian hasil :
a. Hasil penelitian yang telah disusun harus mendapatkan persetujuan dari tim
pembimbing yang dibuktikan dengan tandatangan persetujuan sebagai
persyaratan mengajukan ujian hasil.
b. Bagi mahasiswa program S-1 wajib menyerahkan salinan sertifikat TOEFL
dengan skor minimal 400 atau IELTS dengan skor minimal 5

6
2. Proses Ujian Hasil
Proses ujian hasil mengikuti mekanisme sebagai berikut :
a. Ujian hasil bisa dilakukan secara terbuka atau tertutup dihadapan tim penguji.
b. Tim penguji ujian hasil terdiri dari pembimbing utama sebagai ketua tim
penguji, pembimbing pendamping dan 1 (satu) orang dosen sebagai penguji
anggota dengan syarat serendah-rendahnya memiliki ijazah S-2 Kesehatan dan
memiliki jabatan akademik minimal asisten ahli.
c. Ketua tim penguji berperan sebagai moderator, sedangkan pembimbing
pendamping berperan sebagai sekretaris tim penguji. Penyiapan formulir
penilaian dilakukan oleh bagian administrasi dengan mencantumkan nilai
proposal bagi program studi yang memberlakukan SKS proposal tidak terpisah
dari SKS skripsi/KTI.
d. Waktu yang disediakan untuk ujian proposal paling lama 1,5 (satu setengah)
jam, dengan pengelolaannya diserahkan kepada ketua tim penguji.

3. Penilaian Ujian Hasil


a. Komponen yang dinilai dalam ujian hasil meliputi :
1) Presentasi dan diskusi dengan bobot 40%
2) Isi skripsi/KTI yang mencakup semua langkah penelitian dengan bobot 60%
Aspek penilaian dan dasar pendekatan yang digunakan dalam penilian dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2 : Aspek penilaian dan dasar pendekatan dalam penilaian ujian hasil
No Aspek Penilaian Dasar Pendekatan dalam Penilaian

Aspek Presentasi dan Diskusi


1. Pemakaian bahasa dan 1. Ketepatan waktu presentasi (max 15 menit).
pengaturan waktu saat 2. Menggunakan bahasa Indonesia baku dan komunikatif
penyajian 3. Kualitas PPT (komunikatif dan kelengkapan isi: judul,
kerangka teori dan konsep, hipotesis, definisi operasional dan
metode penelitian)
2. Sikap dan penampilan 1. Penampilan (jas almamater, rapi, atasan putih, bawahan
gelap, dan sepatu bersih).
2. Perilaku /sopan santun (salam, berdiri saat menerangkan,
menatap penguji, dan percaya diri).
3. Penguasaan materi 1. Penguasaan materi keilmuan yang diteliti (penguasaan
keilmuwan dan metode mahasiswa dalam menjelasan materi saat menjawab
penelitian pertanyaan setiap penguji).
2. Penguasaan metode penelitian (penguasaan mahasiswa dalam
menjelasan materi saat menjawab pertanyaan penguji).
4. Kemampuan dan cara 1. Kemampuan mahasiswa dalam menjelaskan pola berfikir
menanggapi pernyataan ilmiahnya.
/menjawab pertanyaan 2. Kemampuan dalam menjawab pertanyaan dan
mempertahankan pendapat sesuai dengan definisi/batasan
yang digunakan.
Aspek Isi Skripsi/KTI
1. Format dan kelengkapan 1. Kelengkapan unsur naskah skripsi: pengantar, daftar pustaka,
naskah abstrak (Indonesia, Inggris), isi TA, pustaka, lampiran.
2. Sistematika penulisan (urutan penggolongan dalam bab-bab
dan subbab).
3. Format skripsi sesuai dengan pedoman.
4. Kesesuaian judul dengan isi (subyek/topik, obyek/bahan.
5. Bahasa Indonesia baku.

7
Tabel 2 (lanjutan)

No Aspek Penilaian Dasar Pendekatan dalam Penilaian


2. Abstrak 1. Kelengkapan komponen abstrak (disesuaikan dengan
pedoman skripsi: judul, tujuan, metode, hasil dan
kesimpulan, kata kunci).
2. Sistematika penulisan abstrak.
3. Kesesuaian abstrak dengan isi (dalam hal: tujuan,
metode, hasil, dan kesimpulan).
3. Kedalaman landasan teori 1. Kesesuaian teori dengan tujuan dan metode penelitian.
2. Kedalaman teori yang ada di tinjauan pustaka, metode,
dan pembahasan.
3. Tingkat kesulitan (teori terbatas).

4. Metode penelitian 1. Informasi tentang lokasi, waktu, bahan dan alat.


2. Informasi desain penelitian.
3. Informasi tentang prosedur kerja.
4. Kesesuaian metode yang digunakan dalam penelitian
(termasuk instrument yang digunakan).
5. Tingkat kesulitan (populasi terbatas, kondisi subjek
(fisik, psikis), dan tempat).
6. Bahasa penulisan (tidak dalam kalimat perintah).
5. Analisis hasil dan pembahasan 1. Hasil penelitian (data disajikan secara informatif dalam
bentuk tabel, grafik, dan gambar, dan termasuk
kesesuaian judul dengan tampilan data), kesesuaian
penjelasan hasil penelitian dengan tampilan data, bukan
data mentah.
2. Analisis data penelitian (ketepatan dalam menganalisis
data sesuai dengan metode statistik/deskriptif dan
analitik).
3. Pembahasan (membahas secara komprehensif).
6. Pengambilan kesimpulan dan 1. Kesimpulan menjawab setiap rumusan permasalahan.
saran 2. Saran merupakan implikasi hasil penelitian.

7. Daftar Pustaka 1. Jenis referensi yang digunakan.


2. Relevansi dengan topik penelitian.
3. Kemutakhiran.
4. Jumlah.

b. Ketentuan Penilaian
1) Rentang nilai tiap komponen antara 0 – 4.
2) Selisih nilai akhir antara penguji tidak boleh melebihi 0,5
3) Jika terjadi selisih nilai melebihi 0,5, maka diselesaikan melalui diskusi tim
penguji
c. Penentuan nilai akhir
1) Bagi program studi yang memberlakukan SKS proposal terpisah dengan
SKS skripsi/KTI, berlaku penentuan nilai akhir skripsi/KTI berdasarkan nilai
ujian hasil yang dibobotkan 80% dan proses pembimbingan hasil oleh tim
pembimbing dibobotkan 20%. Total nilai yang telah dibobotkan dinyatakan
dengan Nilai Huruf dengan ketentuan penilaian sebagai berikut :
a) 3,51 – 4,00 : A
b) 2,76 – 3,50 : B
c) 2,01 – 2,75 : C
d) 1,00 – 2,00 : D
e) 0,00 – 0,99 : E

8
2) Bagi program studi yang memberlakukan SKS proposal tidak terpisah
dengan SKS skripsi/KTI, berlaku penentuan nilai akhir skripsi/KTI
berdasarkan nilai ujian proposal yang dibobotkan 40%, nilai ujian hasil yang
dibobotkan 50% dan proses pembimbingan oleh tim pembimbing
dibobotkan 10%. Total nilai yang telah dibobotkan dinyatakan dengan Nilai
Huruf dengan ketentuan penilaian sebagai berikut :
a) 3,51 – 4,00 : A
b) 2,76 – 3,50 : B
c) 2,01 – 2,75 : C
d) 1,00 – 2,00 : D
e) 0,00 – 0,99 : E

4. Keputusan Ujian Hasil


Ujian hasil akan menghasilkan keputusan sebagai berikut :
a. Lulus tanpa perbaikan
Mahasiswa yang mendapatkan hasil ujian lulus tanpa perbaikan berhak
mendapatkan persetujuan langsung dari tim penguji.
b. Lulus dengan perbaikan
Mahasiswa yang mendapatkan hasil ujian lulus dengan perbaikan berkewajiban
melakukan perbaikan hasil dengan batas waktu selambat-lambatnya 30 hari
setelah ujian dan berhak mendapatkan persetujuan dari tim penguji.
c. Tidak lulus
Mahasiswa yang mendapatkan hasil ujian tidak lulus maka diwajibkan
melakukan proses bimbingan dan ujian ulang.

9
BAB III
SISTEMATIKA DAN TATA CARA PENULISAN

A. Format Proposal Penelitian


Proposal penelitian merupakan rencana penelitian mahasiswa yang terdiri dari 3
(tiga) bagian, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.

1. Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari :
a. Halaman judul
Halaman judul memuat : 1) logo STIKES Ngudi Waluyo, 2) judul, 3) jenis usulan,
4) identitas penulis, 5) program studi, 6) institusi dan 7) waktu pengajuan dengan warna
sesuai program studi, yaitu : (contohnya dapat dilihat di perpustakaan)
 Keperawatan : biru muda
 Kesehatan Masyarakat : ungu
 Farmasi : kuning
 Gizi : orange
 Kebidanan : hijau

1) Logo STIKES Ngudi Waluyo berbentuk lingkaran dengan diameter 3,5 cm


diletakkan pada bagian tengah atas sampul.
2) Judul disajikan secara simetris, dibuat singkat, jelas dan menunjukkan dengan tepat
masalah yang hendak diteliti dan tidak membuka peluang penafsiran ganda. Judul
maksimum terdiri dari 15 kata, ditulis dengan huruf kapital tebal dengan ukuran
huruf disesuaikan dengan panjang judul. Pemenggalan judul disesuaikan frase, tidak
mengandalkan pada pemenggalan otomatis oleh program komputer.
3) Jenis usulan adalah Proposal Penelitian
4) Identitas penulis terdiri dari nama dan nomor induk mahasiswa, diletakkan di tengan
halaman judul tanpa disertai garis bawah, nama tidak boleh disingkat dan derajat
kesarjanaan tidak boleh disertakan. Nomor induk mahasiswa ditempatkan di bawah
nama mahasiswa.
5) Program studi dituliskan nama program studi dari mahasiswa.
6) Institusi adalah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Ngudi Waluyo.
7) Waktu pengajuan ditulis lengkap bulan dan tahun pengajuan proposal penelitian.
Contoh halaman judul dapat dilihat pada lampiran 1.

b. Halaman Persetujuan
Halaman ini berisi persetujuan proposal penelitian untuk diseminarkan oleh
pembimbing (lihat lampiran 2 sebagai contoh). Halaman persetujuan dilampirkan pada
saat mendaftar ujian proposal.

c. Halaman Pengesahan
Halaman ini berisi pengesahan proposal penelitian oleh tim penguji (lihat lampiran
3 sebagai contoh). Halaman pengesahan dilampirkan setelah selesai melakukan revisi
proposal.

10
d. Daftar Isi
Halaman ini diberi judul “DAFTAR ISI” ditulis dengan huruf kapital tebal dan
diletakkan pada bagian tengah atas kertas. Setiap tulisan yang ada pada halaman ini
tidak diakhiri dengan titik. Format penulisan menggunakan times new roman 12 dengan
spasi 1. Yang dimasukkan dalam daftar isi adalah :
1) Halaman “JUDUL” sampai dengan “LAMPIRAN”,
2) Bab,
3) Nomor bab,
4) Judul bab yang ditulis dengan huruf kapital.
5) Sub bab dan sub-sub bab (dan seterusnya) ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf
pertama ditulis dengan huruf besar.
6) Semua yang dicantumkan dalam daftar ini harus disertai dengan nomor halaman
yang bersesuaian dan ditulis di sebelah kanan kertas.
(lihat lampiran 4 sebagai contoh).

e. Daftar Tabel (jika diperlukan)


Daftar tabel memuat semua tabel dalam teks, dan memuat nomor tabel, judul tabel
dan nomor halaman dimana tabel dicantumkan dalam proposal. Nomor tabel terdiri dari
2 angka dan di antara angka pertama dan kedua diberi titik. Angka pertama
menunjukkan nomor bab yang bersesuaian dan angka kedua menunjukkan nomor tabel
yang dimulai dari angka 1 untuk setiap bab. Tabel 2.3 misalnya, terletak di bab 2 dan
mempunyai nomor urut 3. Jarak penulisan antara judul daftar tabel dengan baris
pertama adalah satu spasi single, sementara itu jarak antar judul tabel dengan judul tabel
berikutnya sepanjang satu setengah spasi, jarak penulisan judul tabel yang terdiri dari
lebih satu baris, adalah 1 spasi single. (lihat lampiran 5 sebagai contoh)

f. Daftar Gambar /Grafik (jika diperlukan)


Daftar gambar memuat semua gambar yang ada dalam proposal, dan
mencantumkan nomor gambar serta judul gambar. Cara pemberian nomor gambar dan
pengetikan dalam halaman daftar gambar mengikuti aturan yang sama seperti halnya
pada halaman daftar tabel (lihat lampiran 6 sebagai contoh).

g. Daftar Lampiran (jika diperlukan)


Daftar lampiran memuat semua lampiran yang ada, dan memuat nomor lampiran
serta judul lampiran. Cara pemberian nomor lampiran dan pengetikan dalam halaman
daftar gambar mengikuti aturan yang sama seperti halnya pada halaman daftar tabel
(lihat lampiran 7 sebagai contoh).

2. Bagian Isi
Dalam bagian ini diuraikan pedoman penulisan untuk 2 (dua) jenis penelitian yang
berbeda, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.
a. Penelitian Kuantitatif
Bagian isi proposal yang menggunakan penelitian kuantitatif terdiri atas 3 (tiga)
bab, yaitu pendahuluan, teori yang digunakan untuk landasan penelitian, dan metode
penelitian.
1) Bab I : Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk
mengetahui ikhwal topik penelitian, alasan, dan pentingnya penelitian. Oleh karena
itu, bab pendahuluan memuat uraian tentang a) Latar belakang, b) Perumusan
masalah, c) Tujuan penelitian, dan d) Manfaat penelitian.

11
a) Latar Belakang
Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang
dinyatakan pada judul penelitian itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran
tersebut perlu dijelaskan dulu pengertian topik yang dipilih. Kemudian
diterangkan argumen yang melatarbelakangi pemilihan topik itu dari sisi
substansi dalam keseluruhan sistem substansi yang melingkupi topik itu. Dalam
hal ini dapat dikemukakan misalnya, adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, antara teori dan praktek, konsep dalam topik.
Setelah itu, diterangkan keternalaran pemilihan topik dari paradigma penelitian
sejenis. Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-hasil
penelitian tentang topik atau yang berkaitan dengan topik yang dipilih. Dengan
melihat hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya, dapat ditunjukkan
bahwa topik yang dipilih masih layak untuk diteliti.
Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu dapat
menghasilkan sesuatu yang baru, yang berbeda, dan dapat mengatasi kekurangan
hasil penelitian sebelumnya, atau dalam penelitian yang baru itu digunakan teori
atau metode yang berbeda dan diduga dapat menghasilkan temuan yang lain dari
sebelumnya.
b) Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau
pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian. Rumusan itu sebaiknya
disusun dalam bentuk kalimat tanya, atau sekurang-kurangnya mengandung
kata-kata yang menyatakan persoalan atau pertanyaan, yakni apa, siapa, berapa,
seberapa, sejauh mana, bagaimana (bisa tentang cara atau wujud/keadaan), di
mana, ke mana, dari mana, mengapa, dan sebagainya.
c) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan penelitian.
Tujuan penelitian, disebutkan secara jelas satu tujuan (umum) dan beberapa
tujuan khusus yang akan dicapai dalam penelitian, juga merupakan langkah-
langkah penelitian.
d) Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menguraikan kegunaan atau pentingnya penelitian yang
dilakukan, baik bagi pengembangan ilmu (teoretis) maupun bagi kepentingan
praktis. Uraian ini sekaligus berfungsi untuk menunjukkan bahwa masalah yang
dipilih memang layak diteliti dan signifikan.

2) Bab II : Tinjauan Pustaka


Tinjauan Pustaka memuat kajian teori yang mendukung topik penelitian, kerangka
teori, kerangka konsep dan hipotesis penelitian. Bagian ini memuat teori-teori dan
hasil-hasil penelitian yang terdahulu yang mendukung topik penelitian.Tinjauan
pustaka disajikan secara sistematis dan jelas mengenai hal-hal yang mendukung
perlunya penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka diharapkan berupa
abstraksi dari hasil sitasi pemikiran peneliti terhadap hasil penelitian terdahulu yang
telah dilakukan yang berisikan evidensi-evidensi ilmiah yang relevan dengan
masalah yang diteliti. Dalam menulis tinjauan pustaka, disamping perlu adanya
relevansi dengan penelitian juga dituntut agar menggunakan sumber pustaka yang
asli dan terkini/mutakhir. Aspek teoritis yang disajikan dalam tinjauan pustaka
selanjutnya dibuat rangkuman dalam kerangka teori dan kerangka konseptual.
Kerangka konsep dibuat dalam bentuk bagan yang menjelaskan secara skematis
variabel-variabel yang akan diteliti.

12
a) Kerangka Teori
Kerangka teori disajikan dalam bentuk bagan yang menunjukkan pola berfikir
peneliti mengenai masalah yang akan diteliti, dan dirumuskan setelah melakukan
tinjauan pustaka.
b) Kerangka Konsep
Dibuat dalam bentuk bagan yang menjelaskan secara skematis variabel-variabel
yang akan diteliti.
c) Hipotesis penelitian
Merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi yang
kebenarannya masih harus dibuktikan. Hipotesis hendaklah dirumuskan dengan
tepat dan jelas dalam kalimat pernyataan.

3) Bab III : Metode Penelitian


Pada dasarnya bab ini menjelaskan rencana dan prosedur penelitian yang akan
dilakukan peneliti untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan permasalahan
atau tujuan penelitian. Dalam metode penelitian kuantitatif, prosedur penelitian
dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data, dan diakhiri dengan analisis data.
Yang perlu diuraikan adalah a) jenis dan desain penelitian, b) penetapan lokasi
penelitian, c) penetapan subyek penelitian, d) variabel penelitian, e) definisi
operasional, f) pengumpulan data, g) pengolahan data, h) analisis data dan i) jadwal
penelitian.
a) Jenis dan Desain penelitian ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa hal,
yaitu kesesuaian dengan masalah, ketepatan materi, ketepatan rancangan dan
ketepatan dalam cara pengukuran perubahan atau variabel.
b) Penetapan lokasi penelitian, dimana peneliti harus memberikan alasan yang tepat
tentang penetapan lokasi dan objek penelitian.
c) Penetapan subyek penelitian berisikan penjelasan tentang populasi dan sampel
yang akan diambil penelitian, termasuk kriteria sampel, penetapan jumlah sampel
dan teknik penarikan sampel yang akan digunakan.
d) Variabel penelitian menjelaskan variabel dalam penelitian tersebut.
e) Definisi operasional merupakan batasan terhadap konsep penelitian yang
mengacu pada realitas yang dibuat peneliti. Definisi operasional menjadi dasar
untuk melakukan pengukuran dan penyusunan instrument penelitian. Definisi
operasional memuat batasan variabel, alat ukur, hasil ukur dan skala data.
f) Pada pengumpulan data dijelaskan mengenai jenis/sumber data, teknik
pengumpulan data serta instrument/alat yang akan digunakan dalam penelitian,
uji validitas dan reliabiltas (jika digunakan), etika penelitian, serta langkah-
langkah/prosedur pengambilan data.
g) Pengolahan data berisikan mengenai penjelasan langkah-langkah pengolahan
yang dilakukan setelah data dikumpulkan.
h) Analisis data menjelaskan mengenai jenis analisis data yang akan digunakan
untuk menjawab permasalahan penelitian.
i) Jadwal penelitian
Pada bagian ini berisi pentahapan dan jadwal penelitian secara rinci dan
sistematis yang dilakukan peneliti. Pentahapan disajikan dalam bentuk matriks
kegiatan per minggu yang dimulai dari perijinan, proses penyusunan proposal,
rencana ujian proposal, persiapan alat, pengambilan data, analisis data,
penyusunan hasil penelitian dan rencana ujian hasil.

13
Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut istilah-
istilah, seperti angket, interview guide, observasi, wawancara. Masing-masing
istilah tersebut perlu diterangkan prosedur penggunaan atau pelaksanaannya.
Bahkan, kegunaan dari masing-masing teknik atau metode yang digunakan perlu
diterangkan secara jelas.
Sebaliknya pengertian populasi, sampel, teknik penentuan sampel, angket, guide
interview, observation guide, wawancara, dan sebagainya tidak perlu diuraikan
sebagaimana dalam mata kuliah metodologi penelitian. Yang diuraikan adalah
siapa atau apa populasinya, berapa ukuran populasinya, berapa ukuran
sampelnya, apa teknik penarikan sampelnya, apa alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data, apa teknik pengumpulan datanya, apa teknik pengolahan
dan analisis data yang dipilih dan digunakan.
Masing-masing metode penelitian yang dipilih perlu diuraikan secara
operasional sesuai dengan apa yang dikerjakan peneliti.

b. Penelitian Kualitatif
Terdapat beberapa rancangan dan metode penelitian kualitatif yang berbeda dan hal
ini mengakibatkan penyajiannya akan berbeda pula. Ada beberapa pendekatan
penelitian kualitatif yang sering digunakan, seperti: fenomenologi, hermeneutika,
etnografi, grounded theory. Adapun desain penelitian kualitatif dapat berupa studi
kasus, grounded study, etnometodologi, biografi, historical, social science, riset
klinis, dan lain-lain. Kerangka penelitian kualitatif yang diuraikan dalam pedoman
ini tidak dimaksudkan untuk semua jenis penelitian kualitatif, melainkan hanya
untuk memberi kerangka dasar bagi penulisan tugas akhir yang menggunakan
metode penelitian kualitatif.
Bagian isi proposal yang menggunakan penelitian kualitatif terdiri atas 3 (tiga) bab,
yaitu pendahuluan, teori yang digunakan untuk landasan penelitian, dan metode
penelitian.
1) Bab I : Pendahuluan
Bab ini pada dasarnya menguraikan bagian-bagian yang sama seperti penulisan
proposal yang menggunakan penelitian kuantitatif. Dalam bab ini perlu
diuraikan keadaan umum yang mewarnai masalah yang menjadi topik
penelitian. Bagian pendahuluan berisi a) Latar belakang, b) perumusan masalah
atau fokus masalah, c) tujuan penelitian, dan d) manfaat penelitian. Meskipun
demikian, ada persoalan yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan
proposal yang menggunakan penelitian kualitatif, di antaranya:
a) Latar Belakang (lihat penjelasan pada penelitian kuantitatif)
b) Perumusan Masalah, perlu mendapat perhatian karena ada perbedaan
substansial antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif
lebih diarahkan atau ditujukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan
mengapa. Oleh karena itu, perumusan masalah harus difokuskan pada
persoalan utama secara tegas dan jelas. Jika perlu, peneliti dapat
menyertakan masalah-masalah yang lebih kecil sebagai unsur dari masalah
utama (pokok) dan disajikan setelah masalah pokok (masalah penelitian).
c) Tujuan Penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam penelitian
dan menggambarkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencari
jawaban atas masalah penelitian. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang
jelas, operasional, dan merupakan jabaran pemecahan masalah penelitian.
d) Manfaat Penelitian, yaitu pentingnya penelitian baik bagi pengembangan
ilmu maupun bagi kepentingan praktis, diuraikan secara jelas. Uraian dalam

14
subbab ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih
itu benar-benar penting untuk diteliti.

2) Bab II : Tinjauan Pustaka


Penelitian kualitatif dapat mengemukakan bagian penelaahan kepustakaan
dan/atau kerangka teoretik, sesuai dengan pendekatan dan disain penelitian yang
digunakan. Uraian lebih lanjut bisa mengacu pada penelitian kuantitatif (di atas).
Pentingnya penelaahan kepustakaan dalam skripsi yaitu karena pada hakikatnya
hasil penelitian seseorang bukanlah satu penemuan baru yang berdiri sendiri
melainkan sesuatu yang berkaitan dengan temuan dalam penelitian sebelumnya.
Dalam bagian ini hasil penelitian sebelumnya harus dikemukakan untuk
memberi gambaran pengetahuan yang mendasari pelaksanaan penelitian dan
pada gilirannya dapat diketahui kontribusi hasil penelitian bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan atau kebijakan praktis secara jelas. Penelaahan
kepustakaan disusun secara kronologis sesuai dengan kemutakhiran teori
maupun data empiris, sehingga dapat diketahui perkembangan keilmuan dan
hasil penelitian.
Kerangka teoretik yang berfungsi sebagai "hipotesis kerja" dimungkinkan untuk
disajikan dalam penelitian kualitatif. Kerangka teori dalam penelitian kualitatif
merupakan kumpulan konsep-konsep relevan yang terintegrasi dalam satu
sistem penjelasan yang berfungsi sebagai pedoman kerja, baik dalam menyusun
metode, pelaksanaan di lapangan, maupun pembahasan hasil penelitian.

3) Bab III: Metode Penelitian


Pada dasarnya bab ini menjelaskan rencana dan prosedur penelitian yang akan
dilakukan peneliti untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan permasalahan
atau tujuan penelitian. Secara garis besar bagian-bagian (sub-bab) dalam metode
penelitian adalah sebagai berikut: penjelasan tentang ruang lingkup penelitian
(meliputi metode pendekatan masalah dan unit analisis), metode pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
a) Metode pendekatan masalah
Berisi mengenai paparan metode apa dari pendekatan kualitatif yang akan
digunakan untuk membahas masalah dan alasan mengapa memilih metode
tersebut.
b) Unit analisis
Sub bab ini berisikan paparan mengenai :
(1) Subyek penelitian
Sub bab ini berisi tentang informasi mengenai subyek penelitian yang
terlibat. Teknik yang digunakan dalam menentukan subyek disertai alasan
peneliti memilih subyek penelitian. Tuliskan informasi tersebut sedetail
mungkin dengan tetap mengedepankan prinsip konfidensialitas – identitas
subyek tetap disembunyikan ataupun disamarkan – cantumkan juga
bagaimana peneliti dapat mengenal subyek penelitian dengan baik.
(2) Informan penelitian
Hampir sama dengan sub bab sebelumnya, sub bab ini berisi tentang
informasi mengenai informan penelitian, keterkaitan antara informan
denga subyek penelitian, dan seberapa dalam informan mengenal subyek
penelitian dengan baik. Sertakan juga teknik yang digunakan peneliti
dalam menentukan informan penelitian. Prinsip konfidensialitas tetap
diberlakukan pada informan penelitian.

15
(3) Lokasi penelitian
Sub bab ini berisi tentang lokasi-lokasi penelitian yang akan dilakukan
pengambilan data. Sertakan juga alasan mengapa memilih lokasi
tersebut.
c) Metode pengumpulan data
Sub bab ini berisi mengenai paparan metode yang akan digunakan dalam
pengambilan data.
d) Teknik analisis data
Berisikan mengenai langkah-langkah yang akan digunakan dalam analisis
data secara umum.

Bagian-bagian tersebut harus diuraikan sesuai dengan apa yang akan dilakukan
peneliti. Dengan kata lain, uraian bagian ini tidak hanya bersifat konseptual atau
teoritik, tetapi menyajikan uraian mengenai rencana kegiatan yang akan
dilakukan peneliti di lapangan. Misalnya, untuk mendapatkan data yang objektif
dilakukan triangulasi. Secara teoritik ada 4 (empat) macam triangulasi, yaitu: (1)
metode, (2) sumber, (3) peneliti, dan (4) teori. Apakah semua triangulasi
digunakan atau dilaksanakan oleh peneliti? Jika tidak, peneliti cukup
menguraikan jenis triangulasi yang akan digunakan untuk menguji objektivitas
data beserta seluruh prosedurya. Untuk menguji keabsahan data, peneliti dapat
menggunakan metode lain seperti: perpanjangan kehadiran pengamat, diskusi
rekan sejawat, analisis kasus negatif, review informan,atau kecukupan referensi.
Secara teoretik ada beberapa model analisis yang dapat digunakan, seperti: (1)
interactive analysis models, dan (2) flow analysis models. Apakah kedua model
ini digunakan sekaligus dalam suatu penelitian? Jika tidak, peneliti cukup
menguraikan model yang akan digunakan. Ini sangat penting karena setiap
model memiliki bagian-bagian yang perlu dijelaskan, baik secara konseptual
maupun penerapannya. Misalnya, interactive analysis models memiliki 3 (tiga)
komponen utama, yaitu: (1) sajian data, (2) reduksi data, dan (3) verifikasi data
yang harus berinteraksi secara logis dan terus-menerus, sehingga dapat ditarik
simpulan yang akurat.

3. Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran.
a. Daftar Pustaka
Diatur dalam halaman tersendiri (Bab IV : Tata Cara Penulisan).
b. Lampiran
Lampiran memuat hal-hal yang perlu disertakan untuk lebih memperjelas isi
proposal penelitian tanpa nomor halaman. Hal-hal yang perlu dilampirkan
misalnya contoh kuesioner, peta lokasi penelitian dan lainnya.

B. Format Laporan Penelitian (Skripsi / KTI)


Format skripsi / KTI terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu : bagian awal, bagian isi dan
bagian akhir

1. Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari sampul, judul, pernyataan keaslian tulisan, halaman
persetujuan, halaman pengesahan, kesediaan publikasi, kata pengantar, abstrak,
abstract, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, d a n daftar

16
la m p ira n. Le m b ar ba gia n a w al i ni
d i beri n o m o r halam a n de n ga n h u r u f
R o m a w i k ecil pad a ka k i hala m a n
b a gia n ten ga h. Pen g h it u n ga n n o m o r
h ala m a n di m u lai d ari le m b ar j u d u l
(b u k a n sa m p u l) sa m p ai de n ga n le m b a r
sebel u m ba b pe n da h u l ua n.
a. Sampul atau cover
Sampul memuat : 1) logo STIKES Ngudi Waluyo, 2) judul, 3) jenis tugas
akhir, 4) maksud tugas akhir, 5) identitas penulis, 6) program studi, 7)
institusi dan 8) tahun pengesahan dengan warna cover sesuai program studi,
yaitu : (contohnya dapat dilihat di perpustakaan)
 Keperawatan : biru muda
 Kesehatan Masyarakat : ungu
 Farmasi : kuning
 Gizi : orange
 Kebidanan : hijau

1) Logo STIKES Ngudi Waluyo berbentuk lingkaran dengan diameter 3,5


cm diletakkan pada bagian tengah atas sampul.
2) Judul maksimum terdiri dari 15 kata, ditulis dengan huruf kapital tebal
dengan ukuran huruf disesuaikan dengan panjang judul. Pemenggalan
judul disesuaikan frase, tidak mengandalkan pada pemenggalan otomatis
oleh program komputer.
3) Jenis tugas akhir adalah tulisan Skripsi / Karya Tulis Ilmiah yang dicetak
dengan huruf kapital tebal berukuran 14 pt.
4) Maksud tugas akhir berupa frase yang ditulis dengan huruf kecil, kecuali
nama gelar dan nama bahasa. Frase tersebut berbunyi “Untuk memenuhi
sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana/Ahli Madya …(isi nama
gelar).
5) Identitas penulis terdiri dari nama dan nomor induk mahasiswa,
diletakkan di tengan halaman judul tanpa disertai garis bawah, nama
tidak boleh disingkat dan derajat kesarjanaan tidak boleh disertakan.
Nomor induk mahasiswa ditempatkan di bawah nama mahasiswa.
6) Program studi dituliskan nama program studi dari mahasiswa.
7) Institusi adalah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Ngudi
Waluyo.
8) Tahun pengesahan.

Semua tulisan pada halaman sampul menggunakan huruf tegak dan diatur
secara simetris dengan komposisi yang serasi. Sampul dibuat dari bahan
tebal. Contoh sampul lihat lampiran 8
Di punggung sampul dibubuhkan Logo (berdiri), Nama dan NIM
(memanjang), Judul (memanjang), serta tulisan Skripsi dan tahun dengan
menggunakan huruf berukuran 10 pt font Times New Roman. Contoh
sampul lihat lampiran 9.

b. Judul
Pada halaman ini berisi sama dengan sampul, tetapi diketik di atas kertas
putih.

17
c. Pernyataan Keaslian Tulisan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan
Tinggi, pasal 7 ayat (1), menyebutkan bahwa pada setiap karya ilmiah yang
dihasilkan di lingkungan perguruan tinggi harus dilampirkan pernyataan
yang ditandatangani oleh penyusunnya bahwa : (a) karya ilmiah tersebut
bebas plagiat; dan (b) apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat
dalam karya ilmiah tersebut, maka penyusunnya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Contoh pernyataan
keaslian tulisan dapat dilihat pada lampiran 10.

d. Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan ini memuat : kata PERSETUJUAN, judul penelitian,
nama dan NIM mahasiswa, pernyataan persetujuan “Skripsi/ Karya Tulis
Ilmiah ini telah disetujui untuk diuji”, selanjutnya tanggal, bulan dan tahun
persetujuan, dan ditandatangani dosen pembimbing (dilampirkan pada saat
mendaftar ujian). Format disesuaikan dengan halaman persetujuan pada
proposal.

e. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat : kata PERSETUJUAN, judul penelitian,
nama dan nim mahasiswa, tanggal, bulan dan tahun skripsi/TA
dipertahankan di depan tim penguji, dan tandatangan tim penguji ditambah
pengesahan kaprodi (dilampirkan setelah revisi). Contoh lembar pengesahan
dapat dilihat pada lampiran 11.

f. Kesediaan publikasi
Halaman ini berisi pernyataan dari mahasiswa penyusun tugas akhir yang
memberikan kewenangan kepada STIKES Ngudi Waluyo untuk
menyimpan, mengalihmedia/format-kan, merawat, dan memublikasikan
tugas akhirnya untuk kepentingan akademis. Artinya, STIKES Ngudi
Waluyo berwenang untuk memublikasikan suatu tugas akhir hanya untuk
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan hak cipta tetap
pada penulis. Contoh kesediaan publikasi dapat dilihat pada lampiran 12.

g. Kata Pengantar
Kata pengantar dibuat ringkas dalam satu atau dua halaman. Fungsi
utamanya adalah mengantarkan pembaca pada masalah yang akan dicari
jawabannya dan kekhususannya dari TA. Dilanjutkan dengan ucapan
terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan TA.
Ucapan terimakasih didalamnya harus memuat : nama, jabatan, dan jasa
yang telah diberikan dalam penyusunan TA.

h. Abstrak
Merupakan uraian singkat tetapi lengkap mengenai TA yang mencakup latar
belakang (masalah atau tujuan penelitian), metode penelitian, hasil
penelitian dan kesimpulan utama. Abstrak diketik 1 spasi, ditulis dalam
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Tulisan, masing-masing diuraikan
dalam 1 halaman dan diberi kata kunci maksimal 5 kata kunci. Jumlah kata

18
maksimum dalam abstrak 250 kata (100 – 250). Contoh Abstrak dapat
dilihat pada lampiran 13.

i. Daftar Isi
Halaman ini diberi judul “DAFTAR ISI” ditulis dengan huruf kapital tebal
dan diletakkan pada bagian tengah atas kertas. Setiap tulisan yang ada pada
halaman ini tidak diakhiri dengan titik. Ketentuan sama dengan penulisan
daftar isi dalam proposal.

j. Daftar Tabel
Daftar tabel memuat nomor dan judul tabel, diikuti titik-titik seperti pada
daftar isi, lalu disusul nomor halaman tempat tabel terdapat dalam teks.
Ketentuan penulisan daftar tabel sama dengan ketentuan pada daftar tabel
pada proposal penelitian.

k. Daftar Gambar
Cara membuat daftar gambar sama dengan cara membuat daftar tabel.
Ketentuan penulisan daftar gambar sama dengan ketentuan pada daftar
gambar pada proposal penelitian.

h. Daftar Lampiran
Memuat urutan judul lampiran. Cara membuatnya sama dengan cara
membuat daftar tabel. Cara pemberian nomor lampiran dan pengetikan
dalam halaman daftar gambar mengikuti aturan yang sama seperti halnya
pada halaman daftar tabel.

2. Bagian Isi
Bagian isi diuraikan pedoman penulisan berdasarkan 2 (dua) jenis penelitian
yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.
a. Penelitian Kuantitatif
Bagian isi laporan hasil yang menggunakan penelitian kuantitatif terdiri atas
3 (tiga) bab, yaitu pendahuluan, teori yang digunakan untuk landasan
penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan dan
saran.
1) Bab I : Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca
untuk mengetahui ikhwal topik penelitian, alasan, dan pentingnya
penelitian. Oleh karena itu, bab pendahuluan memuat uraian tentang a)
Latar belakang, b) Perumusan masalah, c) Tujuan penelitian, dan d)
Manfaat penelitian. (Penjelasan dari tiap bagian mengacu seperti yang
sudah dijelaskan pada proposal).

2) Bab II : Tinjauan Pustaka


Tinjauan Pustaka memuat kajian teori yang mendukung topik penelitian,
kerangka teori, kerangka konsep dan hipotesis penelitian. Bagian ini
memuat teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang terdahulu yang
mendukung topik penelitian.Tinjauan pustaka disajikan secara sistematis
dan jelas mengenai hal-hal yang mendukung perlunya penelitian yang
akan dilakukan. Tinjauan pustaka diharapkan berupa abstraksi dari hasil

19
sitasi pemikiran peneliti terhadap hasil penelitian terdahulu yang telah
dilakukan yang berisikan evidensi-evidensi ilmiah yang relevan dengan
masalah yang diteliti. Dalam menulis tinjauan pustaka, disamping perlu
adanya relevansi dengan penelitian juga dituntut agar menggunakan
sumber pustaka yang asli dan terkini/mutakhir. Aspek teoritis yang
disajikan dalam tinjauan pustaka selanjutnya dibuat rangkuman dalam
kerangka teori dan kerangka konseptual. (Penjelasan lebih lanjut
mengacu seperti yang sudah dijelaskan pada proposal).

3) Bab III : Metode Penelitian


Dalam metode penelitian kuantitatif, prosedur penelitian dimulai dari
pengumpulan data, pengolahan data, dan diakhiri dengan analisis data.
Yang perlu diuraikan adalah a) jenis dan desain penelitian, b) penetapan
lokasi penelitian, c) penetapan subyek penelitian, d) variabel penelitian,
e) definisi operasional, f) pengumpulan data, g) pengolahan data, dan h)
analisis data. (Penjelasan dari tiap bagian mengacu seperti yang sudah
dijelaskan pada proposal).

4) Bab IV : Hasil Penelitian


Bab ini mencerminkan temuan atas pemecahan masalah-masalah yang
dirumuskan dalam bab pendahuluan. Jawaban atas masalah yang
dirumuskan di bab pendahuluan harus diuraikan dengan jelas, sistematis,
dan tuntas.
(1)Menyajikan gambaran umum lokasi penelitian
(2)Penyajian hasil
(1) Hasil analisis univariat, memuat deskripsi statistik mengenai
variabel atau sampel penelitian dan demografi responden,
termasuk uji kualitas data misalnya hasil uji normalitas data (bila
diperlukan)
(2) Hasil analisis bivariat, menyajikan hasil dari pengujian hipotesis.

5) Bab V : Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian harus dilakukan secara sungguh-sungguh
dengan memperhatikan teori yang digunakan. Agar pembahasan dapat
dilakukan secara jelas, sistematis, dan tuntas, maka peneliti dapat
mengikuti rambu-rambu pertanyaan sebagai berikut:
 Apakah temuannya sesuai dengan teori yang digunakan?
 Mengapa demikian?
 Apakah ada faktor-faktor yang mempengaruhi?
 Apakah ada kekurangtepatan telaah teori dan metodologis yang
digunakan?
Pembahasan berisi uraian singkat hasil penelitian, analisis rasional
peneliti, konfirmasi dengan teori, dan konfirmasi dengan hasil penelitian
terdahulu. Pada bagian akhir pembahasan, peneliti hendaknya
menjelaskan keterbatasan/ kelemahan dari penelitian yang dilakukan,
yang bisa mempengaruhi hasil. Keterbatasan penelitian adalah potensi
kelemahan atau masalah yang diidentifikasi oleh peneliti. Keterbatasan
penelitian bisa dikaitkan dengan masalah dalam pengumpulan data,
pertanyaan yang tidak dijawab responden, teknik pengambilan sampel,
atau lokasi penelitian. Tujuan dari diidentifikasinya keterbatasan

20
penelitian adalah sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya, yang
akan disampaikan pada bab selanjutnya (Saran).

6) Bab VI : Kesimpulan dan Saran


Pada bab akan disampaikan dua hal, yaitu kesimpulan dari hasil analisis
data dan pembahasannya, serta saran yang akan dijelaskan secara
terpisah. Kesimpulan merupakan uraian secara ringkas dan jelas yang
diuraikan dalam bab pembahasan. Kesimpulan juga dapat diartikan
sebagai jawaban dari permasalahan yang diangkat. Kesimpulan harus
sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan
pembahasannya.
Saran merupakan pertimbangan atau argumen peneliti bagi pihak-pihak
yang memanfaatkan hasil skripsi/KTI secara praktis, serta memberikan
arahan dalam penelitian berikutnya. Sebaiknya saran yang diberikan
dikaitkan dengan manfaat penelitian di bab satu.

b. Penelitian Kualitatif
Bagian isi yang menggunakan penelitian kualitatif terdiri atas 3 (tiga) bab,
yaitu pendahuluan, teori yang digunakan untuk landasan penelitian, metode
penelitian, hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan dan saran.

1) Bab I : Pendahuluan
Bab ini pada dasarnya menguraikan bagian-bagian yang sama seperti
penulisan proposal yang menggunakan penelitian kuantitatif. Dalam bab
ini perlu diuraikan keadaan umum yang mewarnai masalah yang menjadi
topik penelitian. Bagian pendahuluan berisi a) Latar belakang, b)
perumusan masalah atau fokus masalah, c) tujuan penelitian, dan d)
manfaat penelitian. Meskipun demikian, ada persoalan yang perlu
mendapat perhatian dalam penyusunan skripsi yang menggunakan
penelitian kualitatif. (Penjelasan dari tiap bagian mengacu seperti yang
sudah dijelaskan pada proposal).

2) Bab II : Tinjauan Pustaka


(Penjelasan lebih lanjut mengacu seperti yang sudah dijelaskan pada
proposal).

3) Bab III: Metode Penelitian


Pada dasarnya bab ini menjelaskan rencana dan prosedur penelitian yang
akan dilakukan peneliti untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan
permasalahan atau tujuan penelitian. Secara garis besar bagian-bagian
(sub-bab) dalam metode penelitian adalah sebagai berikut: penjelasan
tentang ruang lingkup penelitian (meliputi metode pendekatan masalah
dan unit analisis), metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
a) Metode pendekatan masalah
Berisi mengenai paparan metode apa dari pendekatan kualitatif yang
akan digunakan untuk membahas masalah dan alasan mengapa
memilih metode tersebut.
b) Unit analisis
Sub bab ini berisikan paparan mengenai :

21
(1) Subyek penelitian
Sub bab ini berisi tentang informasi mengenai subyek penelitian
yang terlibat. Teknik yang digunakan dalam menentukan subyek
disertai alasan peneliti memilih subyek penelitian. Tuliskan
informasi tersebut sedetail mungkin dengan tetap mengedepankan
prinsip konfidensialtas – identitas subyek tetap disembunyikan
ataupun disamarkan – cantumkan juga bagaimana peneliti dapat
mengenal subyek penelitian dengan baik.

(2) Informan penelitian


Hampir sama dengan sub bab sebelumnya, sub bab ini berisi
tentang informasi mengenai informan penelitian, keterkaitan
antara informan denga subyek penelitian, dan seberapa dalam
informan mengenal subyek penelitian dengan baik. Sertakan juga
teknik yang digunakan peneliti dalam menentukan informan
penelitian. Prinsip konfidensialitas tetap diberlakukan pada
informan penelitian.

(3) Lokasi penelitian


Sub bab ini berisi tentang lokasi-lokasi penelitian yang telah
dilakukan pengambilan data. Sertakan juga alasan mengapa
memilih lokasi tersebut.

c) Metode pengumpulan data


Sub bab ini berisi mengenai paparan metode yang digunakan dalam
pengambilan data secara detail, seperti wawancara, observasi, analisis
dokumen dan lainnya.

d) Teknik analisis data


Berisikan mengenai langkah-langkah yang digunakan dalam analisis
data secara umum.

Bagian-bagian tersebut harus diuraikan sesuai dengan apa yang


dilakukan peneliti. Dengan kata lain, uraian bagian ini tidak hanya
bersifat konseptual atau teoritik, tetapi menyajikan uraian mengenai
kegiatan yang dilakukan peneliti di lapangan. Misalnya, untuk
mendapatkan data yang objektif dilakukan triangulasi. Secara teoritik ada
4 (empat) macam triangulasi, yaitu: (1) metode, (2) sumber, (3) peneliti,
dan (4) teori. Apakah semua triangulasi digunakan atau dilaksanakan
oleh peneliti? Jika tidak, peneliti cukup menguraikan jenis triangulasi
yang digunakan untuk menguji objektivitas data beserta seluruh
prosedurya. Untuk menguji keabsahan data, peneliti dapat menggunakan
metode lain seperti: perpanjangan kehadiran pengamat, diskusi rekan
sejawat, analisis kasus negatif, review informan,atau kecukupan
referensi.

Secara teoretik ada beberapa model analisis yang dapat digunakan,


seperti: (1) interactiveanalysis models, dan (2) flow analysis models.
Apakah kedua model ini digunakan sekaligus dalam suatu penelitian?
Jika tidak, peneliti cukup menguraikan model yang digunakan. Ini sangat

22
penting karena setiap model memiliki bagian-bagian yang perlu
dijelaskan, baik secara konseptual maupun penerapannya. Misalnya,
interactive analysis models memiliki 3 (tiga) komponen utama, yaitu: (1)
sajian data, (2) reduksi data, dan (3) verifikasi data yang harus
berinteraksi secara logis dan terus-menerus, sehingga dapat ditarik
simpulan yang akurat.

4) Bab IV : Hasil Penelitian


Bab ini memaparkan hasil dari pengolahan data yang dituangkan dalam
sub-sub bab, yang terdiri dari:

a) Tahapan Penelitian
Sub bab ini berisikan paparan mengenai apa yang dilakukan pada
tahap awal penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian. Pada paparan
mengenai tahap awal penelitian, peneliti memberikan paparan
mengenai apa yang telah peneliti lakukan untuk mempersiapkan
penelitian, termasuk cara pendekatan dengan subyek dan informan.
Paparan mengenai tahap pelaksanaan penelitian berisikan mengenai
detil pengambilan data penelitian, menggunakan metode pengambilan
data yang telah dipaparkan sebelumnya (misalnya wawancara dan
observasi). Jika masing-masing metode pengambilan data dilakukan
lebih dari satu kali, maka dibuat dalam bentuk tabel yang berisikan
keterangan mengenai jumlah, tempat, waktu, dan durasi dilakukannya
wawancara dan observasi.

b) Hasil Penelitian
Sub bab ini berisikan paparan hasil penelitian yang sesuai dengan
pertanyaan peelitian yang diajukan, berisi :
(1) Jawaban terhadap pertanyaan penelitian, berupa paparan hasil
tanpa dikaitkan dengan teori.
(2) Paparan data, yang berisi kutipan hasil wawancara (verbatim)
yang disusun berdasarkan tema, hasil observasi dan data lainnya
(misal : catatan lapangan, FGD, dokumentasi), yang mendukung
jawaban terhadap pertanyaan penelitian.

5) Bab V : Pembahasan
Sub bab ini memaparkan mengapa analisis data memunculkan hasil
seperti yang ada. Dalam menjelaskan hasil, peneliti bisa membandingkan
hasil penelitian dengan hasil penelitian sebelumnya, baik yang sejalan
dengan hasil penelitian saat ini, atau yang bertolak belakang. Peneliti
menjelaskan bagaimana mereka bisa sama atau berbeda.
Pada bagian akhir pembahasan, peneliti hendaknya menjelaskan
keterbatasan/ kelemahan dari penelitian yang dilakukan, yang bisa
mempengaruhi hasil. Keterbatasan penelitian adalah potensi kelemahan
atau masalah yang diidentifikasi oleh peneliti. Keterbatasan penelitian
bisa dikaitkan dengan masalah dalam pengumpulan data, pertanyaan
yang tidak dijawab responden, teknik pengambilan sampel, atau lokasi
penelitian. Tujuan dari diidentifikasinya keterbatasan penelitian adalah
sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya, yang akan disampaikan
pada bab selanjutnya (Saran).

23
6) Bab VI : Kesimpulan dan Saran
Pada bab akan disampaikan dua hal, yaitu kesimpulan dari hasil analisis
data dan pembahasannya, serta saran yang akan dijelaskan secara
terpisah. Kesimpulan merupakan uraian secara ringkas dan jelas yang
diuraikan dalam bab pembahasan. Kesimpulan juga dapat diartikan
sebagai jawaban dari permasalahan yang diangkat. Kesimpulan harus
sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan
pembahasannya.
Saran merupakan pertimbangan atau argumen peneliti bagi pihak-pihak
yang memanfaatkan hasil skripsi/KTI secara praktis, serta memberikan
arahan dalam penelitian berikutnya. Sebaiknya saran yang diberikan
dikaitkan dengan manfaat penelitian di bab satu.

3. Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran.
a. Daftar Pustaka
Berbagai sumber informasi yang menjadi acuan bagi penulisan tugas akhir
harus dicantumkan dalam suatu Daftar Pustaka. Penulisan daftar pustaka
harus sesuai dengan kaidah penulisan daftar pustaka. Perlu diperhatikan pula
kemutakhirannya (setidaknya sepuluh tahun terakhir) dan diusahakan juga
dari hasil-hasil penelitian atau jurnal ilmiah yang relevan dengan topik
skripsi. Pedoman penyusunan/penulisan diatur dalam bab sendiri (Bab IV
Tata Tulis). Isi Daftar Pustaka tersusun dari sumber informasi yang dapat
berasal dari :
1) Buku
2) Bab atau bagian suatu buku
3) Monografi
4) Makalah dalam majalah atau yang berasal dari suatu symposium atau
pertemuan ilmiah lain
5) Laporan atau naskah penerbitan suatu badan atau lembaga resmi
6) Media elektronik

Naskah yang belum diterbitkan, namun tengah dipersiapkan untuk


pencetakannya, dapat dicantumkan dengan membubuhkan keterangan
[sedang dicetak] pada akhir acuan.
Sumber informasi yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka hendaknya yang
benar-benar diperiksa atau dibaca secara langsung serta relevan dengan
masalah penelitian. Pemanfaatan informasi berupa abstrak sedapat mungkin
dihindari. Apabila dirasakan sangat penting, maka di akhir acuan hendaknya
dibubuhkan keterangan [abstrak].

b. Lampiran
Lampiran memuat hal-hal yang perlu disertakan untuk lebih memperjelas isi
proposal penelitian tanpa nomor halaman. Hal-hal yang perlu dilampirkan
misalnya contoh kuesioner, peta lokasi penelitian dan lainnya. Untuk
mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut
lampiran dengan menggunakan angka Arab.

C. Publikasi

24
1. Artikel
a. Struktur Naskah
1) Judul artikel
Judul dibuat singkat bersifat informatif dan mampu menerangkan isi
tulisan.
2) Nama penulis
Nama para penulis lengkap berikut gelar beserta alamat kantor/instansi
/tempat kerja lain, diletakkan di bawah judul.
3) Abstrak
Abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris terdiri sekurang-
kurangnya 100 kata sebanyak-banyaknya 250 kata, diketik pada
lembaran kertas terpisah dengan spasi tunggal. Abstrak penelitian
mencakup latar belakang (masalah atau tujuan penelitian), metode
penelitian, hasil penelitian (jika memungkinkan pada hasil disertakan
interval kepercayaan dan derajat kemaknaan) dan kesimpulan. Di bawah
abstrak bahasa Inggris ditulis kata kunci (Keywords) maksimal 5 kata
dalam bahasa Inggris.
4) Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang, masalah, maksud & tujuan serta
manfaat penelitian.
5) Bahan dan Cara
6) Hasil
7) Pembahasan
8) Kesimpulan dan Saran
9) Ucapan Terima kasih (bila diperlukan)
10) Daftar Pustaka

b. Teknik Penulisan
1) Naskah diketik spasi 1 dengan huruf Times New Roman ukuran font 12
2) Panjang naskah maksimal 8 halaman dengan jenis kertas HVS A4
3) Abstrak terdiri dari 100-250 kata dilengkapi 3-5 kata kunci
4) Abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
5) Naskah dalam Bahasa Indonesia
6) Naskah menggunakan bahasa tulis ilmiah sesuai kaidah Bahasa
Indonesia dan Inggris yang baik dan benar

2. Pengunggahan
a. Artikel ilmiah yang telah disusun mahasiswa dikonsultasikan terlebih dahulu
kepada pembimbing utama.
b. Artikel diserahkan ke bagian perpustakaan dalam bentuk soft copy
(bersamaan dengan hasil TA) dan print out.
c. Proses pengunggahan artikel dikoordinasi oleh LPPM dengan melibatkan
bagian perpustakaan.

25
BAB IV
TATA TULIS

Tugas akhir merupakan karya tulis ilmiah yang harus mengikuti dua macam
kaidah, yaitu:
1. Kaidah umum adalah kaidah yang berkaitan dengan bahasa dan ejaan yang berlaku
secara umum.
2. Kaidah selingkung adalah kaidah tentang teknis penulisan yang telah disepakati
bersama dan berlaku di lingkungan STIKES Ngudi Waluyo.

Skripsi ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
yaitu bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah ragam baku keilmuan. Kata-kata atau
istilah, struktur kata, frasa, klausa, atau kalimat ditulis dengan tepat dan cermat.
Paragraf dan wacana disusun secara logis. Ejaan ditulis dengan mengikuti ejaan yang
baku (EYD). Tidak ada larangan untuk menggunakan kata serapan, yang penting ejaan
penulisannya benar. Misalnya, objek dan bukan obyek.
Kaidah selingkung yang disepakati dalam penulisan ilmiah di lingkungan STIKES
Ngudi Waluyo, meliputi: (1) cara merujuk dan menuliskan daftar pustaka, (2) cara
menulis judul dan subjudul, (3) cara menyajikan tabel dan gambar, (4) cara mengetik
yang praktis.

A. Cara Merujuk/Pengutipan
Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama belakang, tahun, dan halaman
buku yang ditulis di antara tanda kurung. Antara nama pengarang dan tahun tidak
diberi tanda koma dan antara tahun, tanda titik dua, dan nomor halaman tidak diberi
jarak. Cara merujuk ada dua macam yakni: (1) merujuk dengan cara mengutip kata,
frasa, kalimat, atau uraian sesuai dengan sumber aslinya, dan (2) merujuk pendapat
orang lain dengan cara menyatakannya dengan bahasa sendiri.

1. Pengutipan di Dalam Teks


a. Sumber data ataupun pengamatan yang tidak dipublikasikan atau yang berasal
dari komunikasi pribadi tidak dicantumkan dalam daftar acuan tersebut. Jika
informasi ini dimanfaatkan, maka pengacuannya dalam teks dinyatakan
sebagai berikut :
Pada akhir bagian yang menyatakan informasi tersebut dicantumkan
keterangan dalam tanda kurung siku
Contoh :
[Azahra, Hasil Wawancara, 11 November 2013]

b. Didalam teks, pengacuan sumber informasi dimungkinkan untuk mengambil


sebagian kalimat, maksimal terdiri 40 kata. Cara pengutipannya dapat ditulis
dengan ditulis di antara tanda kutip (“…”) dan diikuti nama pengarang, tahun
dan nomor halaman. Atau nama pengarang dapat ditulis secara terpadu dalam
teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung.
Contoh :
Penelitian ini merupakan penelitian analitik, “penelitian analitik adalah riset
epidemiologi yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan tentang faktor-
faktor risiko dan penyebab penyakit” (Murti, 1997:84).

26
Atau
Murti (1997:84) menyatakan bahwa penelitian analitik adalah riset
epidemiologi yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan tentang faktor-
faktor risiko dan penyebab penyakit.

c. Jika acuan ditulis oleh dua pengarang, maka kedua nama pengarang
dituliskan dengan menambahkan kata dan (untuk buku acuan berbahasa
Indonesia) atau kata and (untuk buku acuan berbahasa Inggris) di antara
kedua nama pengarang tersebut. Tetapi jika buku acuan ditulis oleh lebih dari
dua orang pengarang (tiga, empat atau lima pengarang) maka untuk
pengutipan pertama kali dicantumkan nama seluruh pengarang dan untuk
pengutipan selanjutnya cantumkan hanya pengarang pertama dan diikuti
dengan et.al. (untuk buku berbahasa Inggris) atau dkk (untuk buku berbahasa
Indonesia) dan tahun penerbitan. Jika buku acuan ditulis lebih dari enam
pengarang maka hanya nama pengarang pertama yang ditulis dengan diikuti
keterangan dengan et.al. (untuk buku berbahasa Inggris) atau dkk (untuk
buku berbahasa Indonesia) dan tahun penerbitan.

d. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan


nama pengarang aslinya. Jika pengarang tidak disebutkan, yang dicantumkan
dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan pustaka yang dirujuk,
atau nama dokumen yang diterbitkan (nama koran, majalah yang dirujuk),
sejalan dengan kaidah penulisan daftar pustaka yang dirujuk.

e. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh pengarang yang berbeda
dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma (;) sebagai tanda
pemisahnya.

f. Kutipan lebih dari 40 kata atau lebih dari 4 baris


Kutipan lebih dari 40 kata atau lebih dari 4 baris ditulis tanpa tanda kutip
secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis lima ketukan dari tepi kiri
bidang pengetikan, diketik dengan spasi tunggal dan tidak diletakkan dalam
tanda kutip. Nomor halaman juga harus ditulis.
Murti (1997:256) menyatakan :
Faktor perancu adalah variabel luar yang pengaruhnya mencampuri
pengaruh paparan faktor penelitian terhadap penyakit. Tidak semua
variabel luar dapat diklasifikasikan faktor perancu. Untuk dapat disebut
perancu, maka variabel luar itu harus memenuhi tiga kriteria berikut
(Rothman, 1986; Hennekens dan Buring, 1987) : 1) merupakan faktor
risiko bagi penyakit yang diteliti, 2) mempunyai hubungan dengan
paparan, 3) bukan merupakan bentuk antara dalam hubungan paparan
dan penyakit.

g. Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam satu kalimat yang
dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan 3 (tiga) titik.
Contoh :
“Penelitian analitik … yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan tentang
faktor-faktor risiko dan penyebab penyakit” (Murti, 1997:84).

27
Apabila dalam mengutip langsung ada kalimat yang dibuang, maka kata-kata
yang dibuang diganti dengan 4 (empat) titik.
Contoh :
“Penelitian analitik adalah riset epidemiologi yang bertujuan untuk
memperoleh penjelasan tentang faktor-faktor risiko dan penyebab penyakit.
…. Analisis tersebut memungkinkan dilakukannya pengujian hipotesis
etiologi dalam rancangan studi analitik” (Murti, 1997:84).

2. Pengutipan Tidak Langsung


Cara merujuk kutipan tidak langsung atau dengan bahasa sendiri ditulis tanpa
tanda kutip atau terpadu dalam teks. Nama pengarang tersebut terpadu dalam
teks, atau disebut dalam kurung bersama tahun terbit. Jika yang ditunjuk bagian
tertentu, nomor halaman disebutkan. Jika buku dirujuk secara keseluruhan atau
yang dirujuk terlalu banyak atau meloncat-loncat, nomor halaman boleh tidak
dicantumkan.

B. Penyusunan Daftar Pustaka


Judul DAFTAR PUSTAKA diketik secara simetris di batas atas bidang pengetikan.
Acuan pertama dimulai empat spasi di bawahnya, di batas bidang pengetikan. Baris
kedua dan lanjutan tiap acuan dimulai lima ketukan ke dalam dari batas kiri bidang
pengetikan, dengan jarak baris satu spasi. Acuan berikutnya dimulai di batas kiri
bidang pengetikan, berjarak dua spasi dari baris terakhir acuan sebelumnya.
Sesudah tiap tanda baca diberi hanya satu ketukan bebas, kecuali antara
kependekan nama kecil pengarang atau inisial namanya tanpa ketukan kosong.
Judul buku dan nama majalah dicetak miring (italics).
Penulisan daftar pustaka tidak menggunakan nomor atau pointers, tetapi diurutkan
berdasarkan abjad mulai dari a, b, c, dst sesuai dengan nama pengarang buku yang
digunakan sebagai referensi.

Cara penulisan daftar pustaka


1. Sumber Informasi Dari Sebuah Buku
Unsur-unsur yang harus tertulis dan bentuk cetakan tulisannya adalah sebagai
berikut :
Penulis. (Tahun Penerbitan). Judul (ditulis dalam cetakan miring).
Tempat penerbitan: Penerbit.

Tata cara penulisannya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


a. Jarak antar unsur adalah satu ketukan kosong (setelah tanda titik)
b. Nama penulis ditulis terbalik atau berdasarkan nama belakang. Nama
penulis yang terdiri dari dua bagian atau lebih ditulis dengan urutan : nama
akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak) dan nama tengahnya
(kalau ada) diakhiri dengan titik. Pengedepanan nama akhir pengarang
bersifat menyeluruh, tidak dipertimbangkan apakah nama akhir itu nama
asli, nama keluarga, nama suami, atau nama marga. Bila terdapat beberapa
penulis maka nama penulis kedua dan selanjutnya tidak lagi dituliskan
terbalik melainkan berdasarkan nama yang tertulis di buku yang dijadikan
acuan.
c. Tahun penerbitan yang dipakai adalah tahun terakhir saat buku itu
diterbitkan.

28
d. Jika buku itu ditulis oleh dua pengarang, maka kedua nama pengarang
dituliskan dengan menambahkan kata „dan‟ (untuk buku acuan berbahasa
Indonesia) atau kata „and‟ (untuk buku acuan berbahasa Inggris) di antara
kedua nama pengarang tersebut. Nama pengarang kedua tidak perlu
dibalik melainkan ditulis dengan urutan biasa. Tetapi jika buku acuan
ditulis oleh lebih dari dua orang pengarang, maka hanya nama pengarang
pertama yang dituliskan, diikuti keterangan dkk, atau et.al. di belakangnya
(dicetak miring pada Penyunting Kata).

Contoh :
Pratiknya, Ahmad Watik. (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehtaan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Singarimbun, M. dan Sofian Effendi. (2006). Metode Penelitian Survei,


Edisi revisi. Jakarta: LP3ES.

2. Sumber Informasi Dari Pengarang Tidak Dikenal


Apabila sumber informasi yang digunakan tidak mencantumkan nama penulis
ataupun editor, maka penulisan sumber informasi adalah sebagai berikut :
Nama tim penyusun/lembaga penanggung jawab langsung. (Tahun). Judul.
Tempat penerbitan: nama penerbit, ataupun lembaga yang menerbitkan

Contoh :
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1979). Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: P.N. Balai Pustaka.

3. Sumber Informasi Dari Buku/Majalah Dengan Edisi Tertentu


Unsur-unsur yang harus tertulis dan bentuk cetakan tulisannya adalah sama
dengan sumber informasi dari buku/majalah namun perlu pula dicantumkan
tahun edisi yang dipakai, bukan tahun pada saat buku tersebut diterbitkan
pertama kalinya.

Contoh :
Murti, B. (2003). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi (Edisi Kedua), Jilid
Pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Gordis, Leon. (2000). Epidemiology, Second ed. Philadelphia: WB Saunders,


Co.

4. Sumber Informasi Dengan Mencantumkan Nama Editor


Unsur-unsur yang harus tertulis dan bentuk cetakan tulisannya adalah sama
dengan sumber informasi dari buku/majalah namun perlu pula dicantumkan
nama Editor.
Nama pengarang dan judul tulisan dicantumkan terlebih dahulu kemudian
nama editor ditulis dengan susunan nama biasa dan tertulis setelah judul buku.

5. Sumber Informasi Dengan Mencantumkan Nama Pengarang Gabungan


Unsur-unsur yang harus tertulis dan bentuk cetakan tulisannya adalah sama
dengan sumber informasi dari buku/majalah namun apabila suatu sumber

29
informasi ditulis oleh lebih dari seorang penulis, maka seluruh nama
penulisnya harus dinyatakan dituliskan.

Contoh :
Beaglehole, R. R., Bonita. dan T., Kjellstrom. (1997). Dasar-dasar
Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Singarimbun, M. dan Sofian Effendi. (2006). Metode Penelitian Survei, Edisi


revisi. Jakarta: LP3ES.

6. Sumber Informasi Dengan Mencantumkan Judul Dalam Judul


Apabila sumber informasi berupa karangan ilmiah yang dimuat dalam suatu
himpunan karangan, maka aturan penulisannya adalah sebagai berikut :
Nama penulis yang karangannya digunakan kemudian keterangan
lengkap mengenai himpunan karangan yang menjadi asal acuan tersebut.

Contoh :
Sukardjo, A. (1993). “Pengaruh Lingkungan Keluarga Pada Perkembangan
Anak.” Studi Dalam: Perkembangan Anak di Indonesia. Jakarta: Balai
Cipta.

Catatan :
Penulisan kata “Dalam” dicetak miring (dengan Pengolah Kata) dan diikuti
tanda baca titik dua.

7. Sumber Informasi Berupa Terjemahan


Apabila sumber informasi berupa karya terjemahan, maka penulisannya dalam
Daftar Pustaka adalah mencantumkan nama pengarang buku terlebih dahulu
kemudian judul buku, dan keterangan karya terjemahan tersebut.

Contoh :
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Yang
Sehat. Terjemahan: Yustinus. Yogyakarta: Kanisius.

Chin, James. (2009). Manual Pemberantasan Penyakit Menular, Edisi 17


Cetakan III. Editor Penterjemah: I Nyoman Kandun. Jakarta: Infomedika.

8. Sumber Informasi Yang Ditulis Oleh Pengarang Yang Sama


Jika beberapa buku dijadikan sumber dan ditulis oleh orang yang sama, maka
nama pengarang tidak perlu ditulis ulang dan sebagai gantinya digunakan tanda
garis putus sepanjang 5 (lima) karakter. Apabila sumber/buku-buku tersebut
diterbitkan pada tahun yang sama, maka angka tahun penerbitan buku
berikutnya diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya. Urutan penulisannya
ditentukan berdasarkan abjad judul buku-bukunya.

Contoh :
Dahlan, Sopiyudin M,. (2006a). Besar Sampel dalam Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Arkans.

--------- (2006b). Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Arkans.

30
--------- (2008). Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.

9. Sumber Informasi Dari Media Elektronik


Penulisan sumber informasi dari media elektronik dapat mengikuti aturan
seperti dicontohkan sebagai berikut:
Abstrak On-line

Artikel Jurnal On-line


Roy, U. (2005). Pengukuran Variabel dalam Penelitian. Jurnal Ilmu
Pendidikan. (Online), Jilid 5, No. 4 (http://www.malang.ac.id), diakses
12 Oktober 2005).

E-mail
Baridwan, Jekky. (unibraw-malang@indo.ac.id). 12 Oktober 2005. Artikel
untuk Pelatihan. E-mail kepada Dydyd Apandy (ub-
malang@indo.net.id).

Alamat Web-site
VandenBos, G., Knapp, S., & Doe, J. (2001). Role of Reference Elements in
The Selection of Resources by Psychology Undergraduates.Retrieved
June 6, 2002, from http://www.telehealth.net/subscribe/newsletrr
4a.html#1

10. Sumber Informasi Dari Media Cetak


a. Artikel jurnal ditulis dengan urutan :
nama penulis. (tahun). judul. nama jurnal. nomor jurnal, dan halaman
artikel. kota dan penerbit jurnal. Masing-masing bagian dipisah dengan
tanda titik, kecuali antara kota terbit dan penerbit dipisah dengan tanda
titik dua.
Contoh:

Husni, A. Laksmawati. (2001). Faktor yang Mempengaruhi Stroke Non


Hemoragik Ulang. Media Medika Indonesiana. 36.3: 133-44.
Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

b. Artikel dalam koran ditulis sama bahan pustaka yang berupa artikel dalam
jurnal. Akan tetapi, jika artikel itu tanpa nama pengarang, yang pertama
ditulis adalah nama korannya sebagai pengganti nama pengarang Di
belakang angka tahun dan nomor koran ditambahkan tanggal dan bulan
terbitan, dilanjutkan dengan nomor halaman yang didahului singkatan hal.
Contoh:
Jawa Pos. (1995). Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. IV. 02. 22 Juni.
Hal. 3.0

c. Sumber Informasi Dari Sebuah Majalah


Unsur-unsur yang harus tertulis dan bentuk cetakan tulisannya adalah
sebagai berikut :
Penulis. (Tahun). “Judul”. Majalah. Volume (Nomor), Halaman.

31
11. Dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa
pengarang dan tanpa lembaga ditulis sebagai berikut. Judul atau nama
dokumen ditulis di bagian awal dengan huruf miring, diikuti tahun terbit, kota
terbit, dan nama penerbit.
Contoh:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. (1990). Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta
Jaya.

12. Rujukan Dari Lembaga Yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti
dengan tahun, judul karangan, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga
tertinggi yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut.

Contoh :
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1978). Pedoman Penulisan
Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

13. Skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian ditulis dengan


menambahkan pernyataan "skripsi, disertasi, atau laporan penelitian", diikuti
nama universitas atau lembaga penyelenggara penelitian. Nama kota
dibubuhkan kalau nama universitas itu tidak menggunakan nama kota,
misalnya Universitas Indonesia, Jakarta.
Contoh:
Sulistyorini, Evi. (2001). Hubungan Beberapa Karakteristik Ibu Hamil dengan
Keikutsertaan Senam Hamil di RS. Dr. Sardjito Yogyakarta Bulan
Februari-Mei 2005. Skripsi. Semarang: FKM UNDIP.

14. Makalah yang disajikan dalam seminar, penataran, atau lokakarya ditulis
dengan menambahkan kata "Makalah di sajikan dalam . . . . . , diikuti nama
pertemuan, lembaga penyelenggara dan tempat penyelenggaraan.
Contoh:
Wiguno, P. (2002). Stroke Hypertension and Stroke in The Elderly: dalam
Kumpulan Makalah dan Abstrak Pertemuan Nasional Neurogeriatri
Pertama, Perdossi, Jakarta, 5-7 April.

C. Bahasa
Aspek kebahasaan yang harus diperhatikan adalah: (1) gaya penulisan, (2)
keefektifan dan kecermatan penggunaan kalimat, (3) ketepatan pemakaian ejaan
dan tanda baca, dan (4) ketepatan menulis rujukan dan daftar pustaka.
Gaya penulisan merupakan bagian penting dalam penulisan karya ilmiah. Gaya
penulisan yang baik dapat dilihat beberapa aspek, seperti: (1) alur pikir yang jelas,
(2) tidak bermakna ganda, (3) kalimat efektif, (4) pola kalimat jelas (S-P-O/S-P-0-
K/K-S-P-0).

Keefektifan dan kecermatan penggunaan kalimat merupakan bagian yang dapat


menggambarkan kemampuan seorang penulis dalam menyampaikan informasi
secara tepat dan cepat. Penulis sering melakukan kekeliruan, sehingga keefektifan
dan kecermatan penggunaan kalimat menjadi kabur. Beberapa kekeliruan yang
sering dilakukan penulis, di antaranya: (1) kalimat tidak memiliki subjek (S) atau

32
predikat (P), padahal sebuah kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek dan
predikat (P); (2) kalimat mempunyai dua satuan pikiran atau lebih yang tumpang
tindih, padahal seharusnya hanya memiliki satu satuan pikiran; (3) keterangan
kalimat diletakkan secara tidak tepat; (4) subjek didahului kata depan, sehingga
bagian yang pokok di dalam kalimat itu menjadi kabur; (5) anak kalimat tidak logis
(salah nalar); (6) kalimat tidak mempunyai induk kalimat karena semua bagiannya
adalah anak kalimat; dan (7) kalimat bermakna ganda. Kalimat seperti itu perlu
disunting agar ide yang dimaksudkan dapat tersampaikan.

Paragraf merupakan bagian dari kerangka atau pola pikir yang sistematis. Setiap
paragraph harus menggambarkan pemikiran yang lengkap. Setiap paragraph harus
diawali dengan pokok kalimat dan diikuti dengan anak kalimat sebagai penjelasan
dari pokok pikiran utama. Sebelum penjelasan satu pokok pikiran selesai, sebaiknya
penulis tidak memunculkan paragraf baru. Apabila sebuah paragraf dipandang
terlalu panjang, dapat dipecah menjadi 2 (dua) paragraf dengan kata sambung pada
awal paragraf berikut. Misalnya: Berkaitan dengan uraian di atas, ... Bertitik tolak
dari pemikiran di atas, ... Ejaan dan tanda baca harus digunakan secara tepat karena
bahasa tulis tidak dibantu oleh unsur-unsur gerak seperti kualitas suara, kedipan
mata, ekspresi mimik, dan sebagainya sebagaimana dalam bahasa lisan. Ejaan dan
tanda baca itu membantu memperjelas maksud penulis. Hal-hal yang harus
dicermati penulis antara lain pemakaian huruf, pemenggalan kata, pemakaian huruf
miring, pemakaian tanda baca, penulisan kata, penulisan singkatan dan akronim,
penulisan angka dan bilangan serta penulisan unsur serapan.
a. Pemakaian huruf kapital
Seorang penulis harus dapat menggunakan huruf kapital dalam ejaan bahasa
Indonesia secara tepat. Misalnya: Provinsi Jawa Tengah dipimpin oleh seorang
gubernur. Bibit Waluyo adalah Gubernur Jawa Tengah.
b. Pemenggalan kata
Pada dasarnya pemenggalan kata harus dilakukan berdasarkan suku katanya.
Meskipun demikian, pemenggalan seyogyanya dilakukan atas dasar : (1) kata
dasarnya, (2) jangan meninggalkan pemenggalan sebuah huruf.
c. Pemakaian huruf miring
Huruf miring hanya digunakan untuk menuliskan istilah asing.
d. Pemakaian tanda baca
Tanda baca dipakai dalam konteks kalimat yang tepat dan ditulis menyatu
dengan kata yang mendahului atau mengikuti. Tanda baca bukan kata sehingga
tidak boleh ditulis berdiri sendiri.
e. Penulisan kata
Kesalahan yang paling banyak dijumpai dalam penulisan karya ilmiah berkaitan
dengan penulisan kata. Beberapa penulisan kata yang salah, di antaranya:

Salah Seharusnya
Disamping di samping
Disisi di sisi
Praktek Praktik
Sekertaris Sekretaris

33
f. Penulisan singkatan atau akronim
Penulisan singkatan atau akronim yang pertama harus didahului
kepanjangannya.
g. Penulisan angka dan bilangan
Penulisan angka dan bilangan merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
h. Penulisan unsur serapan
Penulisan unsur serapan diupayakan mengikuti bahasa aslinya.
Misalnya:
Salah
obyek/subyek obyektifitas/subyektifitas efektifitas/keefektivan
Seharusnya
objek/subjek objektivitas/subjektivitas efektivitas/keefektifan

Pola kalimat merupakan bagian yang penting agar pesan yang ingin disampaikan dapat
diterima secara tepat oleh orang lain (pembaca). Oleh karena itu, pola kalimat S-P-0
atau S-P-OK atau K-S-P-0 atau sekurang-kurangnya pola S-P harus digunakan.

D. Penyajian Tabel dan Gambar


Kadang-kadang dalam penulisan karya ilmiah diperlukan penyajian tabel dan atau
gambar.
1. Penyajian Tabel
Penggunaan tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk
menyajikan data statistik dalam kolom dan lajur, sesuai dengan klasifikasi
masalah. Dengan menggunakan tabel, pembaca dapat memahami dan
menafsirkan data secara cepat dan mencari hubungan-hubungannya.
Tabel harus disebutkan hubungannya dengan uraian dalam teks, misalnya
dengan menyatakan seperti pada Tabel 1.1. Dengan demikian, tabel menjadi
fungsional, tidak lepas dari teks.

Tabel harus sederhana dan berpusat pada beberapa ide. Memasukkan terlalu
banyak data dalam tabel dapat mengurangi nilai penyajian tabel. Lebih baik
menggunakan banyak tabel daripada sedikit tabel, tetapi isinya terlalu padat.
Tabel yang baik harus dapat menyampaikan ide dan hubungan-hubungannya
dalam tulisan secara efektif.

Jika tabel cukup besar (lebih dan setengah halaman), tabel harus diletakkan pada
halaman tersendiri. Jika lebih dari satu halaman, tabel hendaklah dibuat dengan
kertas lebar yang dilipat. Dengan demikian, tidak ada tabel yang terpotong
dalam beberapa halaman. Jika tabel cukup pendek (kurang dari setengah
halaman), sebaiknya diintegrasikan dengan teks.

Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan ditempatkan di
atas tabel. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perujukan. Judul tabel
ditulis dengan menggunakan huruf kapital pada huruf pertama setiap kata
kecuali kata sambung. Kata Tabel ditulis di tepi kiri, diikuti nomor dan judul
tabel. Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis
sejajar dengan huruf pertama judul tabel dengan jarak satu spasi. judul tabel
tidak diakhiri tanda titik. Jarak antara tabel dengan teks sebelum dan sesudahnya

34
tiga spasi. Nomor tabel ditulis dua bagian yang dipisahkan dengan titik, bagian
pertama menunjukkan urutan bab, bagian berikutnya menunjukkan nomor urut
tabel pada bab yang bersangkutan. Nomor urut tabel dimulai dengan nomor satu
sampai nomor terakhir tabel pada keseluruhan teks.

Garis yang paling atas dari tabel diletakkan tiga spasi dari nama tabel. Kolom
pengepalaan (heading), dan deskripsi tentang ukuran atau unit data harus
dicantumkan. Istilah-Istilah seperti nomor dan persen dituliskan dalam bentuk
singkatan atau lambang, misalnya No, %. Data yang terdapat dalam tabel ditulis
dengan menggunakan spasi tunggal. Garis dapat digunakan untuk
mempermudah membaca tabel. Garis horisontal perlu dibuat, tetapi garis
vertikal dari bagian kiri, tengah, dan kanan bisa tidak digunakan.

Tabel yang dikutip dari sumber lain diberi keterangan mengenai nama akhir
penulis, tahun terbit, dan nomor halaman tabel asli. Letaknya di bawah tabel
dengan jarak tiga spasi dari garis horisontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Jika
diperlukan catatan untuk menjelaskan butir-butir tertentu yang terdapat di dalam
tabel, hendaknya digunakan simbol-simbol tertentu dan ditulis dalam bentuk
superskrip. catatan kaki untuk tabel ditempatkan di bawah tabel, dua spasi di
bawah sumber, bukan pada bagian bawah halaman. Contoh tabel terdapat di
bawah ini.

Tabel 1.1.
Perkembangan Model Pendekatan Sistemik dalam Pendidikan
No. Judul Pengarang Tahun
1 System Approach for Education Corrigan 1966
2 Michigan State University Barson 1967
Instructional Systems
Development Model
Project MINERVA Instructional

3 Systems Design Tracy 1967


Teaching Research System

4 Manathy Instructional Hamreus 1968


Sumber: Suparman (1995:34)

2. Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, sketsa, diagram, dan
gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk visual yang lebih
cepat dapat dipahami maknanya. Gambar tidak selalu dimaksudkan untuk
membangun deskripsi, tetapi dapat juga untuk menekankan hubungan tertentu
yang signifikan. Gambar juga dapat dipakai untuk menyajikan data statistik
berbentuk grafik.
Pedoman penggunaan gambar sebagai berikut;
1) Judul gambar ditempatkan di bawah gambar. Cara penulisan judul gambar
sama dengan penulisan judul tabel.
2) Gambar harus dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami
tanpa harus disertai penjelasan tekstual.
3) Gambar harus digunakan sesuai dengan kebutuhan.

35
4) Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus
ditempatkan pada halaman tersendiri.
5) Penyebutan adanya gambar hendaknya mendahului gambar.
6) Gambar diacu dengan nomor gambar (angka), seperti pada Gambar 2.1.,
bukan dengan kata gambar di atas atau gambar di bawah.
7) Gambar diberi nomor dengan angka Arab seperti pada penomoran tabel.

Gambar 2.1. Hasil Tes Pengembangan tiap Siklus Penelitian


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian

Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan


1) Jarak antara tabel atau gambar dengan teks adalah tiga spasi.
2) Judul tabel atau gambar harus diketik pada halaman yang sama dengan tabel atau
gambar.
3) Tepi kanan teks sedapat mungkin rata, dengan tetap memperhatikan kaidah
pemenggalan kata yang benar. Jarak antar kata harus tetap sama (satu-dua ketukan)
dan tidak boleh ada jarak yang terlalu longgar.
4) Tidak boleh memberi tanda apa pun sebagai tanda berakhirnya sebuah bab,
termasuk gambar untuk pengisi ruang kosong.
5) Penyajian rincian hendaknya dihindari. Sebagai gantinya hendaklah digunakan
penyajian esei berbentuk paragraf. Perincian dengan menggunakan angka atau huruf
hanya digunakan untuk perincian yang bersifat prosedural atau langkah-langkah.
Penulisannya sesuai dengan kaidah ejaan, yakni untuk perincian ke samping, angka
atau huruf itu diikuti tanda kurung tutup atau diapit oleh kurung buka tutup. Untuk
perincian ke bawah, selain cara itu bisa digunakan tanda titik. Tanda - • * v _ * tidak
boleh digunakan.
6) Tidak boleh menambahkan spasi antarkata dalam satu baris dengan tujuan
meratakan tepi kanan.
7) Tidak boleh menggunakan catatan kaki untuk perujukan.

36
E. Pengetikan

1. Kertas dan ukuran


Skripsi diketik pada kertas berukuran A4 (21,5 cm x 29 cm) dengan berat 80
gram. Apabila digunakan kertas khusus, seperti kertas milimeter untuk grafik,
kertas kalkir untuk bagan, boleh digunakan kertas di luar atas ukuran yang tekah
ditentukan, namun dilipat sesuai dengan ukuran kertas naskah.

2. Spasi Pengetikan
Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya dalam pengetikan Skripsi adalah
dua spasi kecuali sari satu spasi. Judul bab ditebalkan dan judul tabel dan
gambar yang lebih dari satu baris diketik dengan jarak satu spasi. Daftar pustaka
diketik dengan jarak satu spasi, sedangkan jarak antar sumber dua spasi.

3. Batas Margin Pengetikan Naskah


Batas tepi pengetikan naskah mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Tepi atas : 4 cm.
Tepi bawah : 3 cm.
Tepi kiri : 4 cm.
Tepi kanan : 3 cm.

4. Pengetikan Alinea Baru


Pengetikan teks selalu dimulai dari tepi kiri, kecuali pengetikan alinea baru
dimulai pada huruf keenam dari tepi kiri.

5. Pengetikan Judul bab, Bubbab, dan Anak Subbab


Judul bab diketik dengan huruf kapital tebal, dengan jarak 4 cm dari tepi atas.
Nomor urut bab diketik dengan huruf Romawi tebal dan ditulis di atas judul bab
secara simetris.
Judul subbab didahului nomor subbab, diketik dengan huruf tebal, dimulai dari
batas tepi kiri. Huruf awal setiap kata judul subbab ditulis dengan huruf kapital,
kecuali kata sambung seperti pada, di dalam, dan, terhadap. Pengetikan anak
subbab dimulai dengan huruf kapital pada awal kata pertama dan dicetak tebal.
Nomor subbab ditulis dengan gugus angka (digit) dengan tujuan memudahkan
perujukan (misalnya telah diuraikan pada 3. 1). Angka yang digunakan
"semuanya angka Arab. Angka paling depan menunjukkan nomor bab, angka
berikutnya menunjukkan angka subbab, dan angka berikutnya menunjukkan
angka subbab bahawahannya. Diusahakan agar gugus angka sedapat-dapatnya
hanya terdiri atas tiga angka. Rincian selanjutnya diuraikan dengan paragraf
secara urut tanpa di beri judul. Perlu diingat bahwa yang menggunakan gugus
angka hanyalah judul subbab dan anak subbab. Perincian materi dalam teks
yang, bukan judul tidak menggunakan gugus angka.

6. Penggunaan Huruf Untuk Naskah


Naskah harus diketik dengan menggunakan huruf Time New Roman
menggunakan 12 pt dan dicetak dengan ketebalan normal. Tidak dibenarkan
menggunakan printer dot-matrix.

37
7. Penomoran Halaman
Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas sudut teks dengan jarak dua
spasi dari baris pertama, kecuali halaman yang mengandung, judul bab,
nomornya diletakkan di bawah tengah, dua spasi di bawah baris terakhir teks.
Nomor halaman menggunakan angka Arab, dimulai dari bab pendahuluan, dan
berakhir pada halaman terakhir dan' keseluruhan naskah skripsi. Halaman-
halaman sebelumnya, seperti prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
lampiran menggunakan angka Romawi kecil.

Judul sub-bab didahului nomor sub-bab, diketik dengan huruf tebal, dimulai dari
batas tepi kiri. Huruf awal setiap kata judul subbab ditulis dengan huruf kapital,
kecuali kata sambung seperti pada, di dalam, dan, terhadap. Pengetikan anak
subbab dimulai dengan huruf kapital pada awal kata pertama dan dicetak tebal.
Nomor subbab ditulis dengan gugus angka (digit) dengan tujuan memudahkan
perujukan (misalnya telah diuraikan pada 3.1). Angka yang digunakan semuanya
huruf Arab. Angka paling depan menunjukkan nomor bab, angka berikutnya
menunjukkan angka subbab, dan angka berikutnya menunjukkan angka subbab
bahawahannya. Diusahakan agar gugus angka sedapat-dapatnya hanya terdiri
atas tiga angka. Rincian selanjutnya diuraikan dengan paragraf secara urut tanpa
diberi judul. Perlu diingat bahwa yang menggunakan gugus angka hanyalah
judul subbab dan anak subbab. Perincian materi dalam teks yang bukan judul
tidak menggunakan gugus angka.

8. Penggunaan Huruf Tebal dan Huruf Miring


Huruf tebal digunakan untuk pengetikan judul bab, subbab, dan anak subbab.
Huruf miring digunakan untuk:
1) judul buku, nama terbitan berkala, atau nama publikasi lain, serta nomor
penerbitan dalam daftar pustaka:
2) istilah kosakata, atau kalimat bahasa asing yang digunakan dalam teks,
3) huruf, kosakata, frasa, atau kalimat sebagai aspek linguistic.

38
Lampiran 1 : Format halaman judul proposal skripsi/KTI

PROPOSAL SKRIPSI

KOMPARASI PENGARUH KEKUATAN BUDAYA TERHADAP TINGKAT


PROFESIONALISME PERAWAT ANTARA RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH DENGAN RSUD DI TEMANGGUNG

OLEH

......NAMA MAHASISWA.......

.........NIM.........

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO

AGUSTUS, 2013

v
Lampiran 2 : Format halaman persetujuan proposal untuk diseminarkan

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal skripsi/Karya Tulis Ilmiah dengan judul ....xxx..... yang disusun oleh

Nama :

NIM :

Program Studi :

Telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan tim penguji proposal skripsi/karya tulis

ilmiah Program Studi .....xxx.......

Ungaran, ..... Agustus 2013 Ungaran, ..... Agustus

2013

Pembimbing Utama Pembimbing

Pendamping

Nama pembimbing Nama

Pembimbing

vi
Lampiran 3: Format halaman pengesahan proposal skripsi/karya tulis ilmiah

HALAMAN PENGESAHAN

Proposal penelitian dengan judul .....xxx..... yang disusun oleh:

Nama :

NIM :

Program Studi :

telah diujikan dihadapan tim penguji proposal skripsi/karya tulis ilmiah Program Studi

.....xxx.... dan diperbolehkan dilanjutkan pada tahap pengumpulan data.

Ungaran, ..., Agustus 2013 (tanggal ujian proposal)

TIM PENGUJI

Ketua Tim Penguji

.....nama penguji.......(pembimbing utama)

Anggota Penguji

....nama penguji....(dosen penguji)

Anggota Penguji

....nama penguji ....(pembimbing pendamping)

vii
Lampiran 4: contoh penulisan daftar isi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... .................i

LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ...............iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ...............iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ ...............vi

DAFTAR ISI.................................................................................................... ..............vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ...............ix

DAFTAR TABEL............................................................................................ ................x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ...............xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... ................1


B. Perumusan Masalah ............................................................................. ..............10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. ..............10
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... ..............11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Budaya Organisasi ............................................................................... ..............13


1. Pengertian ...................................................................................... ..............13
2. Karakteristik Budaya Organisasi ................................................... ..............16
3. Fungsi Budaya Organisasi ............................................................. ..............18
4. Pembentukan Budaya Organisasi .................................................. ..............20
5. Nilai-Nilai (Values) dalam Budaya Organisasi ............................. ..............22
6. Pengukuran Budaya Organisasi ..................................................... ..............23
7. Budaya Kuat dan Budaya Lemah .................................................. ..............26

viii
Lampiran 5: contoh daftar tabel

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................... 46

Tabel 4.1 Jumlah sampel di RSUD Temanggung dan RS PKU 51


Muhammadiyah Temanggung ........................................................

Tabel 4.2 Kisi-kisi instrumen Budaya Organisasi .............................................. 53

Tabel 4.3 Kisi-kisi instrumen profesionalisme perawat ...................................... 54

Tabel 5.1 Rata-rata Nilai dan Letak Persentil Budaya Organisasi di RS PKU 60
Muhammadiyah Temanggung ............................................................

Tabel 5.2 Rata-rata Nilai dan Letak Persentil Budaya Organisasi di RSUD 61
Temanggung ........................................................................................

ix
Lampiran 6 : contoh daftar grafik/gambar

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tujuh Dimensi Yang Menjabarkan Budaya Sebuah Organisasi ........... 15

Gambar 3.1 Skema Kerangka Teori Penelitian ......................................................... 44

Gambar 3.2 Skema Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 44

Gambar 5.1 Perbandingan Antara Kekuatan Budaya Organisasi di RS PKU 66


Muhammadiyah dan RSUD Temanggung ............................................

Gambar 5.2 Perbandingan Tingkat Profesionalisme Perawat di RS PKU 67


Muhammadiyah Temanggung dan RSUD Temanggung .....................

x
Lampiran 7 : Contoh daftar lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan menjadi responden .......................................................... vii

Lampiran 2 Persetujuan respnden ........................................................................... viii

Lampiran 3 Lembar observasi penelitian .................................................................. ix

Lampiran 4 Surat ijin Studi Pendahuluan ................................................................... x

Lampiran 5 Surat bukti pelaksanaan Studi Pendahuluan .......................................... xi

Lampiran 6 Surat bukti pelaksanaan Penelitian ........................................................ xii

xi
Lampiran 8 : contoh sampul atau cover depan skripsi/KTI

KOMPARASI PENGARUH KEKUATAN BUDAYA TERHADAP TINGKAT


PROFESIONALISME PERAWAT ANTARA RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH DENGAN RSUD DI TEMANGGUNG

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Keperawatan

OLEH

........nama mahasiswa........

.......NIM.........

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO

2013

xii
Lampiran 9 : contoh punggung sampul/cover skripsi/KTI

.....nama mahasiswa....... Komparasi Pengaruh Kekuatan Budaya TerhadapAntara Skripsi


.....NIM..... Rumah Sakit PKU Muhammadiyah dengan RSUD 2013
Temanggung

xiii
Lampiran 10 : format pernyataan keaslian tulisan

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Nomor Induk Mahasiswa :
Program Studi :

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi/KTI saya dengan judul


...................................judul skripsi/KTI.............................. disusun berdasarkan hasil
penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri dan bukan plagiasi karya orang
lain. Jika terdapat karya orang lain, saya telah mencantumkan sumbernya secara jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena
Skripsi/KTI ini dan sanksi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ungaran, .....................
Yang Membuat Pernyataan

......nama mahasiswa.......
.......NIM...........

xiv
Lampiran 11: format halaman pengesahan skripsi/KTI

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI/KTI

Skripsi/KTI dengan judul ...............judul skripsi/KTI.................. yang disusun oleh:


Nama :
NIM :
Program Studi :
telah diujikan dihadapan tim penguji skripsi/karya tulis ilmiah Program Studi .....xxx....

Ungaran, ..., Agustus 2013 (tanggal ujian sidang)


TIM PENGUJI
Ketua Tim Penguji

.....nama penguji.......(pembimbing utama)

Anggota Penguji

....nama penguji....(dosen penguji)

Anggota Penguji

....nama penguji ....(pembimbing pendamping)

Mengesahkan
Ketua Program Studi

..........nama..........
.........NIDN............

xv
Lampiran 12: format pernyataan kesediaan publikasi

HALAMAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Nomor Induk Mahasiswa :

Program Studi :

Menyatakan memberi kewenangan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi


Waluyo untuk menyimpan, mengalihmedia/format-kan, merawat, dan mempublikasikan
skripsi/KTI saya dengan judul ...........................judul skripsi/KTI..............................untuk
kepentingan akademis.

Ungaran, ......................

Yang Membuat Pernyataan

..............nama
mahasiswa............

..........NIM....................

xvi
Lampiran 13: contoh abstrak penelitian

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran


Program Studi Keperawatan
Skripsi, Agustus 2013
Nanang Alfian (010109a092)
Komparasi Pengaruh Kekuatan Budaya Terhadap Tingkat Profesionalisme
Perawat Antara RS PKU Muhammadiyah Dengan RSUD Temanggung.
( xiv + 104 halaman + 13 tabel + 5 gambar + 6 lampiran)

ABSTRAK
Budaya organisasi merupakan salah satu aspek penting dalam pencapaian tujuan
organisasi, termasuk dalam mempengaruhi profesionalisme. RS PKU Muhammadiyah
dan RSUD diasumsikan memilki kekuatan budaya organisasi yang berbeda dalam
meningkatkan tingkat profesionalisme perawat. Tujuan peneliti adalah mengetahui
perbedaan pengaruh kekuatan budaya dengan profesionalisme di RS PKU
Muhammadiyah dan RSUD Temanggung. Studi dilakukan adalah deskriptif korelasi
dengan pendekatan cross sectional pada 55 perawat di RS PKU dan 69 perawat RSUD di
Temanggung. Kuesioner dipergunakan untuk pengumpulan data yang telah diuji oleh
pakar manajemen (content validity).
Hasil penelitian di RS PKU Muhammadiyah Temanggung menggambarkan
adanya suatu hubungan positif (r = 0,445) yang bermakna antara budaya organisasi
dengan profesonalisme dan hasil penelitian di RSUD Temanggung juga menggambarkan
adanya suatu hubungan yang positif (r = 0,429) yang bermakna antara budaya organisasi
termasuk dengan tingkat profesionalisme perawat, (p < 0,0001). Melalui uji komparasi t
independent didapatkan hasil ada perbedaan bermakna antara pengaruh kekuatan budaya
organisasi dan profesionalisme perawat di RS PKU Muhammadiyah dan RSUD
Temanggung. Dimana kekuatan budaya di RS PKU Muhammadiyah Temanggung lebih
kuat dalam meningkatkan profesionalisme dibandingkan dengan RSUD Temanggung.
Hal ini memang menunjukkan bahwa kekuatan budaya organisasi memang berpengaruh
terhadap tingkat profesionalisme perawat, disamping ada faktor lain yang mempengaruhi
profesionalisme.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan perlu adanya upaya, baik dari pihak
rumah sakit maupun profesi keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Temanggung dan
RSUD Temanggung dalam mengembangkan sebuah sistem dimana nilai-nilai budaya
organisasi yang dikembangkan rumah sakit dapat diperkuat.
Kata kunci : Komparasi, Budaya Organisasi, Profesionalisme Perawat
Daftar pustaka : 42 Pustaka (2000-2011)

xvii
Ngudi Waluyo School of Health Ungaran
Nursing Study Program
Final Assignment, August 2013
Nanang Alfian (010109a092)
The Comparison of Cultural Influence Tuward The Level of Nurse Professionalism
Between PKU Muhammadiyah Hospital And Temanggung Regional Hospital.
( xiv + 104 pages + 13 tables + 5 picture + 6 enclosures)

ABSTRACT
Organizational culture is one important aspect in achieving an organization‟s
objectives, including in influencing professionalism. PKU Muhammadiyah hospital and
Temanggung regional hospital are assumed to have strong organizational culture
differently in raising the level of professionalism of the nurses . The researcher‟s goal is
to determine the influence of the strength of cultural differences with professionalism at
PKU Muhammadiyah Hospital and Temanggung Regional Hospital. The study was
conducted by using descriptive corelation with cross sectional approach with 55 nurses at
PKU Muhammadiyah hospital and 69 nurses at Temanggung regional hospital. The
questionnaires were used for data collecting tested by management experts (content
validity).
The results in PKU Muhammadiyah hospital and Temanggung regional hospital
show that there is a significant positive relation ( r = 0.445 ) between the organizational
culture and profesonalism. The results at Temanggung regional hospital illustrates the
existence of a significant and positive relation ( r = 0.429 ) between the organizational
culture of the organization , including the level of professionalism of nurses (p <0.0001).
Through the comparation test of independent t test, there is a significant difference
between strong organizational culture and the professionalism of nurses in PKU
Muhammadiyah hospital and Temanggung regional hospital. The organizational culture
at PKU Muhammadiyah hospital is more powerful in increasing the professionalism
compared to Temanggung regional hospital. It shows that the strong organizational
culture affects the level of professionalism of nurses , in addition there are other factors
that affect professionalism.
Based on the research, it is required to develop an organizational and managerial
system, from both hospitals and nursing profession in PKU Muhammadiyah hospital and
Temanggung regional hospital in developing a system, therefore the cultural values of the
organization that are developed in the hospitals can be strengthened .
Key words : comparison of strong organizational culture, level of professionalism
References : 42 References (2000-2011)

xviii

Anda mungkin juga menyukai