Abstract:Improving Craetivity children with playing colour. Children not need social
emotional, language, motoric, moral development but alsoneed creativity development. Creativity
is ability to produce something new. This study aims to determine creativity development between
playing (with coconut pulp). . This research is done by collecting data from various ways that is
observation, interview, documentation. The result of this study can be conclude that in RA
Muslimat NU 107 Duduk Sampeyan improvement when using playing with coconut pulp. From
the results of this study, it can be appealed to early childhood educators to apply byplaying
coconut pulp to improve the creativity of children.
Abstrak: Meningkatkan Kreativitas anak melalui kegiatan bermain warna. Anak tidak hanya
memerlukan perkembangan sosial emosional, motorik, moral, bahasa akan tetaapi mereka
jugamemerlukan kreativitas. Kreativitas adalah suatu kemampuan dalam menciptakan sesuatu
yang baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kreativitas anak pada anak
usia dini dengan menggunakan permainan dengan media ampas kelapa. Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa di RA Muslimat NU 107 Duduk Sampeyan terdapat
peningkatan yang signifikan pada siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan penelitian tersebut dapat
dihimbau bahwa kepada para pengajar PAUD dapat memberikan alternative pengajaran dengan
menggunakan media ampas kelapa untuk meningkatkan kreativitas pada anak.
Kata kunci : Kreativitas, Bermain Dengan Ampas Kelapa, Anak Usia Dini
64
Jurnal PG- - PAUD Trunojoyo, Volume 4, Nomor 1 April 2017,hal 1-81 2 65
Anak merupakan generasi penerus bangsa potensi yang sangat penting untuk
yang berlangsung secara terus menerus dan dikembangkan. Potensi tersebut meliputi
bersifat alami. Anak-anak adalah generasi moral, nilai-nilai agama, sosial emosional,
yang akan membangun bangsa Indonesia kognisi, bahasa, fisik motorik, kemandirian
menjadi bangsa yang lebih maju dengan dan seni untuk siap memasuki pendidikan
kemampuan yang mereka miliki dan telah lebih lanjut. Masa perkembangan di TK adalah
diasah dari sejak usia dini. Dari generasi ke masa yang paling tepat untuk mengembangkan
generasi suatu bangsa akan mengalami semua potensi yang dimiliki oleh anak karena
pertumbuhan yang berbeda dimana kualitas anak usia dini proses perkembangannya terjadi
masyarakatnya akan ditentukan oleh secara pesat dan fundamental.
pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh
dan dimilikinya, baik secara formal maupun Seiring dengan betapa pentingnya
non formal. Perolehan kesempatan untuk dapat pendidikan dalam mengembangkan seluruh
mengoptimalkan tugas-tugas perkembangan potensi yang dimiliki oleh anak, Taman
pada usia dini sangat menentukan keberhasilan Kanak-Kanak diharapkan sebagai tempat anak
perkembangan anak selanjutnya. untuk mengembangkan sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan daya cipta yang dapat
Dalam pasal 28 Undang-Undang Sistem dijadikan modal anak dalam menyesuaikan diri
Pendidikan Nasional No.20/2003 ayat 1, dengan lingkungannya serta untuk tumbuh
disebutkan bahwa yang termasuk anak usia kembang anak selanjutnya. Taman kanak-
dini adalah anak yang masuk dalam rentang kanak berperan sangat penting untuk
usia 0-6 tahun(Fadlillah, 2013: 18). Usia dini mengembangkan kecerdasan dengan guru
merupakan usia yang paling kritis atau paling sebagai fasilitator, dapat mengambil perannya
menentukan dalam pembentukan karakter dan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
kepribadian seseorang. Pembentukan karakter anak melalui stimulasi-stimulasi
dan kepribadian anak dimasa yang akan datang perkembangan yang dimiliki oleh anak. Guru
banyak sekali yang harus dikembangkan. Salah dapat memberikan kegiatan-kegiatan yang
satu cara untuk mengembangkan pendidikan dapat mengembangkan seluruh aspek
karakter dan kepribadian anak usia dini adalah perkembangan anak yang terintegrasi menjadi
melalui pendidikan. satu dalam sebuah kegiatan yang dibuat
berdasarkan pada tahap pencapaian
Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan perkembangan anak. Salah satu potensi yang
untuk mengembangkan seluruh potensi anak dimiliki anak adalah potensi keterampilan dan
agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia daya cipta yang berhubungan dengan
yang utuh sesuai falsafah suatu bangsa.(Slamet kreativitas. Kreativitas berperan penting dalam
Suyanto, 2015: 3) Taman kanak-kanak (TK) pertumbuhan anak selanjutnya.
adalah salah satu bentuk pendidikan
prasekolah yang ada di jalur pendidikan Setiap manusia pada dasarnya memiliki
formal. Siswa Taman Kanak-Kanak adalah potensi kreatif sejak lahir tanpa terkecuali.
anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari Namun setiap manusia memiliki potensi kreatif
anak usia dini yang berada pada rentangan usia yang berbeda-beda. Kreativitas diartikan
lahir sampai 6 tahun. Kegiatannya mencakup sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu
kegiatan pendidikan, penanaman nilai, sikap produk baru, baik yang benar-benar baru,
dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. maupun modifikasi atau perubahan dengan
Pada masa ini merupakan masa anak yang menggabungkan hal-hal yang sudah ada.
membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk Orang yang kreatif adalah orang yang lancar
mencapai optimalisasi semua aspek menanggapi suatu masalah, mudah
perkembangan. Setiap anak mempunyai menyesuaikan diri, memiliki keaslian dalam
66 Jurnal PG- - PAUD Trunojoyo, Volume 4, Nomor 1, April 2017, hal 1-81
berkarya, dan mampu berpikir secara integral.( untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif.
Sumant, 2005: 38) Anak yang memiliki Selain itu juga guru kurang memperhatikan
kreativitas tinggi adalah mereka yang memiliki bagaimana tingkat pencapaian perkembangan
kelancaran tanpa mengalami tersendat-sendat yang harusnya terjadi sesuai tahap usia anak.
dan putus-putus dalam hal mengemukakan ide Pencapaian tingkat perkembangan kreativitas
dan memiliki keaslian dalam memberikan anak usia 5-6 tahun sudah tertuang dalam
suatu karya atau hasil yang unik dan luar biasa. Permendikbud 146 tentang Standar Tingkat
Jika konsep ini dikaitkan dengan kreativitas Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) usia
anak, anak yang bersangkutan mungkin 5-6 tahun. (Peraturan Menteri Pendidikan dan
menciptakan suatu karya yang benar-benar Kebudayaan. 2014. Standar Tingkat
baru atau modifikasi dari berbagai cara belajar Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA).
yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru. No. 146) Anak usia 5-6 tahun dapat melakukan
kegiatan menggambar berbagai macam bentuk
Bentuk pengembangan kreativitas anak yang beragam, melukis dengan berbagai cara
bukan hanya ditunjang dari kemampuan anak dan objek, membuat karya seperti bentuk
menciptakan sesuatu yang baru maupun sesungguhnya dengan berbagai bahan (kertas,
kreativitas anak yang berbeda-beda, melainkan plastisin, balok, tanah liat, dan pasir),
karena strategi pembelajaran yang tepat dari mengklasifikasikan benda berdasarkan warna,
seorang guru. Guru sebagai seorang pendidik bentuk, dan ukuran (3 variasi).
dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi
dan menciptakan inovasi-inovasi baru yang Kenyataannya perkembangan kreativitas
dapat menunjang pembelajaran dan membantu yang dimiliki oleh anak kelompok B di RA
meningkatkan semua aspek perkembangan Muslimat NU 107 Khodijah Kramat
anak khususnya perkembangan seni Duduksampeyan kabupaten Gresik, belum
kreativitas. Guru yang kreatif dapat sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian
menciptakan suasana pembelajaran yang Perkembangan Anak. Permasalahan ini yang
menarik dan menyenangkan, sehingga anak berkaitan dengan rendahnya kreativitas anak
tidak merasa jenuh atau bosan dalam belajar. dalam memadukan warna. Baik saat mewarnai,
Karakteristik anak usia dini meliputi bersifat menggambar, melukis, maupun kegiatan
unik, egosentris, aktif dan energik, rasa ingin lainnya yang berhubungan dengan warna.
tahu, eksploratif dan berjiwa petualang, Permasalahan ini ditemukan ketika siswa
spontan, senang dan kaya dengan fantasi, sedang mewarnai gambar dan memberi hiasan
masih mudah frustasi, kurang pertimbangan pada gambar. Hanya sedikit dari semua siswa
dalam melakukan sesuatu, daya perhatian yang kelompok B memiliki kreativitas untuk
pendek, bergairah untuk belajar, semakin memadukan warna dengan baik. Banyak anak
menunjukkan minat terhadap teman.(Fadlillah, yang masih bertanya warna apa yang
2013: 57) digunakan. Padahal kegiatan ini merupakan
kegiatan yang sesuai imajinasi anak. Akibat
Kenyataannya dibeberapa daerah di yang ditimbulkan dari permasalahan ini,
Indonesia, dalam kegiatan pembelajaran anak seperti anak menjadi tidak semangat dalam
usia dini guru banyak yang menggunakan melakukan kegiatan, ada beberapa anak yang
Lembar Kerja Siswa (LKS) setiap harinya. ketinggalan dalam melakukan kegiatan karena
Berdasarkan observasi di beberapa daerah, kesulitan dalam warna. Dari 12 anak dalam
guru beralasan sarana dan prasarana yang satu kelas, terdapat 1 anak masuk dalam
kurang memadai sehingga guru mengajar kategori kreativitas tinggi, 3 anak masuk dalam
hanya terpaku pada LKS. Kegiatan yang kategori kreativitas cukup, dan sisanya 8 anak
melibatkan LKS ini kurang mengajak anak masuk dalam kategori kreativitas kurang.
dalam memainkan imajinasi dan produk baru
Jurnal PG- - PAUD Trunojoyo, Volume 4, Nomor 1 April 2017,hal 1-81 2 67
negara PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 seniri juga senang bercerita kepada
tahun. (Fadlillah, 2012: 18) orang lain.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik 8. Masih mudah frustasi, yaitu anak masih
anak usia dini menurut berbagai pendapat. mudah kecewa bila menghadapi sesuatu
(Fadlillah, 2012: 18) yang tidak memuaskan. Ia mudah
menangis dan marah bila keinginannya
1. Unik, Sifat anak itu berbeda satu dengan tidak terpenuhi.
yang lainnya. Anak memiliki bawaan,
minat, kapabilitas dan latar belakang 9. Masih kurang pertimbangan dalam
kehidupan masing-masing. melakukan sesuatu, yaitu anak belum
memiliki pertimbangan yang matang,
2. Egosentris, yaitu anak lebih cenderung termasuk berkenaan dengan hal-hal yang
melihat dan memahami sesuatu dari membahayakannya.
sudut pandang dan kepentingannya
sendiri. 10. Daya perhatian yang pendek, yaitu anak
lazimnya memiliki daya perhatianyang
3. Aktif dan energik, yaitu anak lazimnya pendek, kecuali terhadap hal-hal yang
senang melakukan berbagai aktivitas. secara intrinsik menarik dan
Selama terjaga dari tidur anak seolah- menyenangkan.
olah tidak pernah lelah, tidak pernah
bosan, dan tidak pernah berhenti dari 11. Bergairah untuk belajar dan banyak
aktivitas. Terlebih lagi jika anak belajar dari pengalaman, yaitu anak
dihadapkan pada aktivitas baru dan senang melakukan berbagai aktivitas
menantang. yang menyebabkan terjadinya
perubahan tingkah laku pada dirinya.
4. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias
terhadap banyak hal. Anak cenderung 12. Semakin menunjukkan minat terhadap
memperhatikan, membicaraan dan teman, yaitu anak mulai menunjukkan
mempertanyakan berbagai hal yang untuk bekerja sama dan berhubungan
sempat dilihat dan didengarnya, dengan teman-temannya. Hal ini
terutama trhadap hal-hal yang baru. beriringan dengan bertambahnya usia
dan perkembangan yang dimiliki oleh
5. Eksploratif dan berjiwa petualang, yaitu anak.
anak terdorong oleh rasa ingin tahu yang
kuat dan senang menjelajah, mencoba Prinsip-prinsip teoritis dalam pendidikan
dan mempelajari hal-hal yang baru. anak usia dini. Suyadi mengutip pendapat Tina
Bruce yang telah merangkum sepuluh prinsip
6. Spontan, yaitu perilaku yang pendidikan anak usia dini sebagai berikut
ditampilkan anak umumnya relatif asli (Suyadi: 2013, 28):
dan tidak ditutup tutupi sehingga
merefleksikan apa yang ada dalam 1. Masa kanak-kanak adalah dari
perasaan an pikirannya. kehidupannya secara keseluruhan. Masa
ini bukan dipersiapkan untuk
7. Senang dan kaya dengan fantasi, yaitu menghadapi kehidupan pada masa yang
anak senang dengan hal-hal yang akan datang, melainkan sebatas
imajinatif. Anak tidak saja senang optimalisasi potensi secara optimal.
dengan cerita-cerita khayal yang
disampaikan oleh orang lain, tetapi ia 2. Fisik, mental dan kesehatan sama
pentingnya dengan berfikir maupun
Jurnal PG- - PAUD Trunojoyo, Volume 4, Nomor 1 April 2017,hal 1-81 2 69
aspek psikis (spiritual) lainnya. Oleh Bermain Warna dengan Ampas Kelapa
karena itu, keseluruhan (hilistic) aspek
perkembangan anak merupakan Bermain merupakan aktivitas yang
disukai oleh banyak orang, bukan hanya anak-
pertimbangan yang sama pentingnya.
anak tetapi orang dewasa juga menyukainya.
3. Pembelajaran pada usia dini melalui Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa
berbagai kegiatan saling berkaitan satu
mempertimbangkan hasil akhir. Piaget
dengan yang lain sehingga pola menjelaskan bahwa “bermain terdiri atas
stimulasi perkembangan anak tidak tanggapan yang diulang sekedar untuk
boleh sektoral dan parsial, hanya satu kesenangan fungsional.” (Fadlillah, 2013:168)
aspek perkembangan saja. Bermain adalah salah satu kesukaan mayoritas
anak usia dini. secara normal tidak ada seorang
4. Membangkitkan motivasi intrinsik pun yang tidak menyukai bermain. Menurut
(motivasi dari dalam diri) anak akan Bettelheim, kegiatan bermain adalah kegitan
menghasilkan inisiatif sendiri (self yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali
directed aktivity) yang sangat bernili yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada
hasil akhir.(Fadlillah, 2013:168) Menurut
dari pada motivasi ekstrinsik. Hurlock menyatakan setiap kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan
5. Program pendidikan pada anak usia dini
tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
perlu menekankan pada pentingnya
sikap disiplin karena sikap tersebut Berdasarkan berbagai pengamatan
dapat membentuk watak dan terhadap kegiatan anak-anak dalam bermain,
kepribadiannya. dan berbagai hasil kajian beberapa ahli
perkembangan anak, dapat disimpulkan
6. Masa peka (usia 0-3 tahun) untuk berbagai jenis permainan pada anak usia dini
mempelajari sesuatu pada tahap adalah sebagai berikut (Mulyasa, 2014: 166):
perkembangan tertentu, perlu
diobservasi lebih detail. 1. Bermain sosial
7. Tolak ukur pembelajaran PAUD Pengembangan bermain sosial
hendaknya bertumpu pada hal-hal atau gurulah yang mengamati cara bermain
kegiatan yang telah mampu dikerjakan
anak, dan dia akan memperoleh kesan
anak, bukan mngajarkan hal-hal baru
bahwa partisipasi anak dalam kegiatan
kepada anak, meskipun tujuannya baik
bermain dengan teman-temannya akan
karena baik menurut guru dan orang tua
menunjukkan derajat partisipasi yang
belum tentu baik menurut anak.
berbeda. Paterm mengelompokkan
8. Suatu kondisi terbaik atau kehidupan kegiatan bermain berdasarkan derajat
terjadi dalam diri anak (innerlife), partisipaasi sesorang dalam bermain,
khususnya pada kondisi yang yaitu:
menunjang.
a.Unoccupid Play (tidak peduli)
9. Orang-orang sekitar (anak dan orang
dewasa) dalam interaksi merupakan Adalah kegiatan bermain ketika anak
sentral penting karena mereka secara hanya mengamati kejadian yang
otomatis menjadi guru bagi anak. menarik perhatiannya.
10. Pada hakikatnya pendidikan anak usia b. Solitary Play (bermain soliter)
dini merupakan interksi antara anak,
lingkungan, orang dewasa dan Adalah kegiatan bermain yang
pengetahuan. dilakukan oleh seorang anak, dan
70 Jurnal PG- - PAUD Trunojoyo, Volume 4, Nomor 1, April 2017, hal 1-81
pertemuannya. Sehingga menarik perhatian dan digunakan sebagai modal untuk mengajar.
anak dan membangun kreativitas anak. Minat dan bakat merupakan segala
sebelum memberikan perlakuan tentunya kemampuan dan keinginan seseorang atas
peneliti terlebih dahulu mencari kendala dan potensi yang dimilikinya untuk mencapai suatu
perlakuan yang pernah diterapkan di RA tujuan yang diinginkan. Minat dan bakat anak
Muslimat ini. merupakan disiplin PAUD, karena melalui
kreativitas akan terbentuk minat anak dan
Keterkaitan kreativitas anak dengan bakat anak untuk mencapai sebuah keunggulan
disiplin Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) setiap individu.
dapat digambarkan melalui diagram sebagai
berikut:
DAFTAR PUSTAKA