Anda di halaman 1dari 7

BAB II

URAIAN PROSES

2.1 Jenis-Jenis Proses


Amonium nitrat merupakan bahan peledak kimia yang umum digunakan
dalam dunia pertambangan. Bahan kimia ini dapat diolah melalui reaksi netralisasi
antara amonia dengan asam nitrat. Dalam perkembangannya ada beberapa macam
teknologi produksi amonium nitrat yang diterapkan dalam perancangan pabrik.
Berikut jenis-jenis proses pembuatan amonium nitrat :

2.1.1 Proses Grainer


Proses ini merupakan proses yang sudah tua dan tidak banyak digunakan.
Proses ini dilakukan dengan memekatkan larutan pada suatu oven evaporator,
sehingga dicapai konsentrasi 98-98,5% solutions pada suhu 304-310oC. Proses
kristalisasi dilakukan pada graning kettle dimana larutan panas diaduk dengan
pengaduk berbentuk paddle, sampai kristalnya mengandung 0,1 % moisture. Proses
ini mahal dan berbahaya, butiran yang dihasilkan terlalu kecil untuk digunakan
sebagai pupuk walaupun cocok untuk amunisi (Keyes and Clark,1966).

2.1.2 Proses Prilling


Amonia dalam fase gas dan asam nitrat direaksikan dalam sebuah reaktor
dengan reaksi netralisasi. Reaktor beroperasi pada suhu 100oC dengan tekanan 4
atm. Produk keluar dari reaktor memiliki konsentrasi sebesar 85% untuk
menghasilkan High Density Ammonium Nitrate Solution dipekatkan sampai 98%,
sedangkan untuk menghasilkan Low Density Ammonium Nitrate dipekatkan sampai
96%. pH dijaga sekitar 5 dengan penambahan amonia. Larutan kemudian
dipompakan ke Prilling Tower untuk menghasilkan amonium nitrat dalam bentuk
prill, dilanjutkan dengan pengeringan dimana diharapkan kandungan moisture
0,25-0,85% setelah prill meninggalkan pendingin dengan suhu 25-29oC dan
mengandung 0,1-0,14% moisture. Bulk Density untuk High Density produk sekitar
0,99-1,04 gr/cm3 atau 62-65 lb/ft3. Bulk Density untuk Low Density berkisar antara
0,78-0,82 gr/cm3 atau 62-65 lb/ft3 (Keyes and Clark, 1996).

I-1
II-2

2.1.3 Proses Stengel


Pada proses Stengel, jumlah peralatan yang digunakan lebih sedikit
sehingga akan memberikan efisiensi dalan investasi peralatan. Proses ini
menghasilkan High Density Ammonium Nitrate. Gas amonia dan asam nitrat yang
telah diberi pemanasan pendahuluan diumpankan secara kontinyu dari atas vertikal
packed reactor. Suhu reaksi dibatasi pada 200ºC. Larutan amonium nitrat yang
terbentuk langsung masuk ke dalam cyclon separator yang menjadi satu dengan
reaktor. Produk keluar unit separator berupa lelehan amonium nitrat dengan
kandungan air 0,2 % berat dan suhu lelehan sekitar 200oC. Lelehan tersebut
kemudian dibentuk menjadi bola-bola kecil dengan cara menjatuhkannya melalui
menara tembak (prilling tower), atau menjadi serpih (flakes) dengan
mendinginkannya diatas sabuk (belt) atau drum. Prill atau serpih amonium nitrat
selanjutnya diayak untuk mendapatkan ukuran butir yang seragam dan dilakukan
pelapisan dengan Kalsium Tri Pospat dalam drum pelapis agar tidak menggumpal
ketika disimpan dalam penyimpan/zak (Austin, 1984).

2.1.4 Proses Uhde


Proses ini merupakan alternatif yang sangat populer karena mempunyai
biaya investasi yang paling rendah. Proses Uhde ini dilakukan dengan mereaksikan
gas amoniak dan asam nitrat di dalam reaktor bubbling dengan reaksi netralisasi
pada suhu mendekati 200oC dan tekanan 4-5 bar. Larutan keluar reaktor
dimasukkan kedalam flash drum setelah itu dipompakan ke evaporator untuk
dipekatkan, sedang uap yang keluar dari evaporator sebagian digunakan sebagai
media pemanas dan sebagian lagi diumpankan ke absorber sebagai penyerap gas
amonia. Larutan keluar evaporator masuk ke prilling tower, prill amonium nitrat
yang terbentuk didinginkan dan di screening untuk mendapatkan butir prill
amonium nitrat yang diinginkan (Uhde, 2009).

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam prarancangan pabrik amonium nitrat


diplihlah proses prilling dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Menghasilkan yield yang cukup tinggi.
2. Proses prilling yang ringkas dapat memperkecil biaya operasional.
II-3

3. Proses netralisasi dan pemekatan yang berlangsung dalam satu alat sangatlah
efisiensi dalam investasi peralatan.

2.2 Uraian Proses


Pembuatan natrium nitrat dengan proses sintesis ini dilakukan dalam
beberapa tahap, yaitu
1. Tahap persiapan bahan baku
2. Tahap pembentukan produk
3. Tahap pemurnian produk
4. Tahap pengolahan kondensat
5. Tahap pembutiran produk

2.2.1 Tahap Persiapan Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan dalam produksi amonium nitrat ialah asam
nitrat dan amonia. Asam nitrat (HNO3, 60%) disimpan dalam tangki penyimpanan
dengan suhu 34oC dan tekanan 1 atm. Larutan asam nitrat dapat langsung dialirkan
ke dalam reaktor setelah dinaikkan tekanannya dengan pompa sentrifugal menjadi
7 atm. Amonia dalam tangki penyimpanan memiliki temperatur 27°C dan tekanan
16,5 atm. Kemudian dialirkan dan diuapkan dalam evaporator sehingga terjadi
perubahan fase amonia cair menjadi gas. Evaporator bekerja pada tekanan 7 atm
sehingga terjadi penurunan tekanan sebesar 9,5 atm. Gas amonia kemudian
dinaikkan temperaturnya dalam superheater hingga mencapai temperatur 74°C dan
dibuat tetap.

2.2.2 Tahap Pembentukan Produk


Tahap pembentukan produk ialah tahap dikontakkannya gas amonia dan
asam nitrat dalam reaktor. Aliran umpan yang dimasukkan ke dalam reaktor
dikendalikan berdasarkan rasio stoikiometris HNO3 terhadap NH3, yaitu 3,7. Rasio
tersebut sesuai dengan perbandingan mol reaksi, yaitu 1:1.

NH3 (g) + HNO3 (l)  NH4NO3 (aq) ΔH = - 6290 kJ/kg


II-4

Reaksi yang terjadi pada pembentukan amonium nitrat merupakan reaksi


eksotermis, ditunjukkan oleh ΔH yang memiliki nilai negatif. Temperatur di dalam
reaktor dikontrol pada suhu 178°C untuk menjaga agar amonium nitrat yang
terbentuk tidak mengalami dekomposisi pada suhu 210°C-220°C. Uap panas yang
dihasilkan pada reaktor dimanfaatkan untuk membuat steam proses yang digunakan
pada evaporator dan superheater. Steam diperoleh dari air yang masih terkandung
dalam asam nitrat. Air demin sesekali dialirkan ke dalam reaktor untuk pembuatan
steam. Larutan amonium nitrat yang dihasilkan dari tahap ini memiliki konsentrasi
sebesar 78%. Amonium nitrat keluaran reaktor kemudian dialirkan ke evaporator
flash drum untuk dipekatkan.

2.2.3 Tahap Pemurnian Produk


Amonium nitrat keluaran reaktor diekspansi dari tekanan 4,5 atm menjadi
0,3 atm. Uap dari evaporator flash drum dialirkan ke dalam evaporator kondenser
dalam PCT (Process Condensate Treatment) untuk dikondensasi. Setelah
diekspansi, larutan amonium nitrat 78% dialirkan bersama dengan larutan amonium
nitrat 50% dari scrubber tank. Evaporator flash drum bekerja dalam keadaan vakum
dengan temperatur 165ºC dan tekanan dijaga tetap 0,3 atm. Titik didih amonium
nitrat pada tekanan tersebut ialah 135ºC. Media pemanas yang digunakan dalam
evaporator adalah steam dari reaktor. Amonium nitrat 97,5% diperoleh saat titik
didih dan temperatur process steam berada pada kesetimbangan.
Larutan amonium nitrat dipisahkan dengan uap airnya. Uap air akan
mengalir melalui bagian atas evaporator dan diteruskan ke dalam evaporator
kondensor sedangkan larutan amonium nitrat pekat dengan konsentrasi 97,5%
keluar melalui bagian bawah dan dialirkan ke dalam mixing tank. Mixing tank
berfungsi untuk mencampurkan amonium nitrat yang berasal dari berbagai unit,
yaitu evaporator flash drum, screening, dan head tank.
Mixing tank terdiri dari koil pemanas untuk menjaga amonium nitrat pekat
dalam keadaan cair, pengaduk untuk menjaga amonium nitrat tetap homogen dan
II-5

tidak mengkristal, dan saluran gas amonia untuk menjaga amonium nitrat pekat
pada pH 9,5.
PCT merupakan proses yang menghasilkan konsentrat. Konsentrat ialah
keluaran yang mengandung amonium nitrat dengan konsentrasi 30%. Proses ini
berlangsung dengan menguapkan air yang terkandung dalam kondensat sehingga
dihasilkan konsentrat yang mengandung amonium nitrat dan kondensat berupa uap
air setelah melalui proses kondensasi. Kondensat keluaran dari evaporator
kondenser dialirkan ke dalam falling film evaporator. Konsentrat terkumpul di
bagian bawah sedangkan uapnya dikonsendasi kembali dan divakum.
Uap keluaran pengolahan kondensat selanjutnya masuk ke dalam unit
scrubber. Proses ini merupakan proses recovery debu amonium nitrat yang
terkandung dalam udara proses. Umpan scrubber ialah udara proses yang berasal
dari reaktor, mixing tank, Evaporator flash drum, Prilling, Dryer dan Vacuum
system PCT. Pemisahan dilakukan dengan cara mengontakkan umpan dengan air
demin. Umpan dialirkan dari bagian bawah sedangkan air demin disemprotkan dari
bagian atas Scrubber sehingga terjadi kontak secara counter current antara umpan
dan air demin. Hasil scrubbing merupakan udara bersih dan larutan amonium nitrat.
Udara bersih dilepaskan ke atmosfer sedangkan larutan amonium nitrat ditampung
dalam Scrubber Tank bersama dengan konsentrat amonium nitrat 30% keluaran
PCT. Proses ini menghasilkan larutan amonium nitrat 50%. Larutan tersebut
dialirkan kembali ke Evaporator Flash Drum.

2.2.4 Tahap Pembutiran Produk


Pembentukan prill dilakukan di dalam Prilling Tower. Amonium nitrat yang
telah dipekatkan dari Remelt Tank dialirkan menuju Head untuk dilakukan injeksi
larutan aditif pada amonium nitrat pekat untuk membuat rongga-rongga di dalam
prill yang akan terbentuk. Kemudian dialirkan ke Prilling Nozzle di bagian atas
Prilling Tower sehingga dihasilkan bentuk butiran cair amonium nitrat pekat yang
jatuh bebas ke bawah akibat gaya gravitasi. Selama perpindahannya dari bagian atas
ke bagian bawah Prilling Tower, amonium nitrat pekat mengalami kontak dengan
udara yang dihembuskan Prilling Blower di bagian bawah Prilling Tower. Kontak
II-6

tersebut menyebabkan penurunan temperatur pada butiran cair amonium nitrat


pekat hingga mencapai titik beku amonium nitrat dan terbentuklah prill amonium
nitrat.
Prill yang masih basah dipindahkan ke unit pengeringan untuk dikeringkan.
Proses pengeringan ini dapat mengeluarkan air dari prill. Pengeringan dilakukan
dengan menghembuskan udara ke unit pengeringan dryer. Dari unit dryer prill
amonium nitrat kemudian discreening untuk memisahkan produk yang ukurannya
tidak sesuai spesifikasi yang ditetapkan (off spec) untuk diproses kembali pada
mixing tank. Produk yang telah sesuai spesifikasi dari unit screening memiliki
temperatur 80°C. Pendinginan prill dilakukan dalam Fluidized Bed Cooler.
Temperatur prill keluaran Fluidized Bed Cooler sekitar 30°C. Prill yang telah
didinginkan dalam fluidized bed cooler dilapisi oleh coating agent di dalam coating
drum dan dimasukkan ke dalam silo.
Air demin

Scrubber
Scrubber
NH4NO3
H 2O
Udara
Udara
proses

Scrubber
Scrubber
PCT
PCT Tank
Tank
NH4NO3
NH4NO3 H2O
H2O NH4NO3
NH4NO3 H 2O
H2O Dryer
Dryer Screening
Screening
Air demin Coating
agent
Nitrite
Nitrite Acid
Acid NH4NO3 NH4NO3
tank
tank H 2O H2O NH4NO3
NH3 NH4NO3
H 2O H2O
H 2O
NH4NO3 Fluidized
Fluidized Coating
Coating
HNO3 bed
bed cooler
cooler drum
drum
HNO3 Reaktor H 2O Evaporator Mixing
Reaktor Evaporator Mixing Head
Head Prilling
Prilling
H 2O Neutralizer
Neutralizer Flash
Flash Drum
Drum Tank
Tank Tank
Tank tower
tower
Udara Coating agent
kering NH4NO3
Ammonia
Ammonia H2O
superheater
superheater
Zat aditif Silo
Silo
NH4NO3
H 2O
HNO3
H 2O
Ammonia
Ammonia Udara NH4NO3
evaporator
evaporator H2O H2O

HNO3
Ammonia H2O
Ammonia
tank
tank

Gambar 2.1 Diagram Alir Kualitatif

II-7

Anda mungkin juga menyukai