Anda di halaman 1dari 3

Nama : Wahyu Pujining Lestari

Nim : 41117110099

Manajemen proyek yang baik dalam konstruksi harus bisa menerapkan efisiensi tenaga kerja,
bahan dan peralatan.

Tenaga kerja merupakan faktor penting pada pelaksanaan proyek konstruksi. Didalam proyek
konstruksi, produktivitas merupakan faktor kunci terhadap kesuksesan suatu proyek.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja dibagi beberapa bagian sebagai berikut.
 Tenaga kerja ahli.
 Mandor
 Tenaga tukang,
 Tenaga kasa.
 Tenaga keamanan (security).

Produktivitas tenaga kerja menunjukkan kemampuan seseorang tenaga kerja atau pekerja
untuk menghasilkan sejumlah keluaran dalam satu satuan waktu tertentu. Produktivitas tenaga
kerja tersebut dapat merupakan ukuran efisiensi pemanfaatan tenaga kerja.

Sering terjadi produktivitas karyawan yang menurun dikarenakan kemungkinan adanya


ketidaknyamanan dalam bekerja, upah yang minim, dan juga ketidakpuasan dalam bekerja. Dalam
pelaksanaan di lapangan hal tersebut terkadang bisa terjadi dikarenakan tenaga kerja yang kurang
efektif di dalam pekerjaannya.

Produktivitas pekerjaan di site dipengaruhi karakteristik tenaga kerja, kondisi pekerjaan proyek
atau kegiatan non-produktif.
Karakteristik tenaga kerja meliputi:
• usia, keterampilan dan pengalaman tenaga kerja
• kepemimpinan dan motivasi tenaga kerja
Kondisi proyek kerja meliputi faktor antara lain:
• Ukuran dan kompleksitas pekerjaan.
• Akses lokasi kerja.
• Ketersediaan tenaga kerja.
• Peralatan.
• Kontrak perjanjian.
• Iklim Lokal.
• Karakteristik budaya setempat, terutama yang dipegang oleh orang asing.
Kegiatan Non-produktif meliputi kegiatan antara lain:
• Tenaga kerja tidak langsung diperlukan untuk mempertahankan kemajuan proyek
• Pengulangan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak memuaskan
• Penghentian Bekerja sementara karena cuaca buruk atau kekurangan bahan
• Waktu off untuk kegiatan serikat
• Absen waktu, termasuk terlambat dan awal berhenti
• Non-kerja liburan
• Pemogokan
Faktor-faktor yang mungkin dievaluasi antara lain meliputi:
 Kualitas Kerja
 Jumlah Pekerjaan
 Pengetahuan Job
 Kemampuan Komunikatif.
 Keterampilan Interpersonal.
 Kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan.
 Keamanan Sensitivitas.
 Kesadaran Keselamatan.
 Biaya keuntungan dan Sensitivitas.
 Perencanaan Efektivitas.
 Kepemimpinan.
 Mendelegasikan.

Manajemen bahan merupakan unsur penting dalam perencanaan proyek dan kontrol. Bahan
mewakili biaya besar dalam konstruksi, sehingga pengadaan meminimalkan biaya pembelian
merupakan peluang penting untuk mengurangi biaya. Kekurangan manajemen bahan juga dapat
mengakibatkan biaya besar dan dihindari selama konstruksi.

Persediaan (inventory) adalah stok barang yang disimpan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi
permintaan pelanggan. Karena sulit memprediksi permintaan, maka sejumlah perusahaan
menyediakan stok cadangan (buffer stock). Persediaan terdiri dari 3 (tiga) kategori : persediaan bahan
baku, persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan barang jadi.
Kategori-kategori biaya ini saling terkait karena mengurangi biaya dalam satu kategori dapat
meningkatkan biaya pada pihak lain.

a. Purchase Costs / Biaya Pembelian

b. Order Cost / Biaya Pemesanan

c. Holding Costs / carrying costs (biaya simpan )

d. Unavailability Cost / Ketidaktersediaan Biaya atau Stockout Cost (biaya akibat kekurangan stock

Model Persediaan (Inventory model) : suatu teknik yang berkaitan dengan penetapan besarnya
persediaan bahan yang harus diadakan untuk menjamin kelancaran dalam kegiatan operasi produksi,
serta menetapkan jadwal pengadaan dan jumlah pemesanan barang yang seharusnya dilakukan.
Sistem Persediaan :
a. Sistem Persediaan Kontinyu
b. Sistem Persediaan Periodik

Anda mungkin juga menyukai