A.

Judul
Stephan Boltzmann Suhu Tinggi
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana nilai temperatur filamen pada masing-masing perubahan tegangan?
2. Bagaimana grafik hubungan antara radiasi terhadap temperature(T4)?
3. Bagaimanakah pengaruh perubahan tegangan terhadap temperatur filament?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui nilai temperatur filamen pada masing-masing
perubahan tegangan.
2. Mahasiswa mampu mengetahui grafik hubungan antara adiasi terhadap
temperatur(T4).
3. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh perubahan tegangan terhadap temperatur
filament.
D. Hipotesis
1. Nilai tegangan yang meningkat membuat temperature filament naik.
2. Grafik hubungan antara radiasi dan temperature beebanding lurus
3. Nilai tegangan yang meningkat membuat warna cahaya pada lampu.
E. Dasar teori
Radiasi adalah Perpindahan energi yang terjadi melalui suatu medium perantara bisa
solid maupun liquid, bisa juga melalui medium ruang hampa. Benda yang mudah
menyerap radiasi akan mudah pula memancarkan radiasi. Benda yang yang dapat
menyerap seluruh radiasi yang diterimanya dan memancarkan seluruh radiasi yang
dikeluarkannya disebut sebagai Benda Hitam. Benda hitam dimodelkan sebagai suatu
rongga dengan celah bukaan yang sangat kecil. Jika ada radiasi yang masuk ke dalam
rongga melalui lubang, radiasi tersebut akan dipantulkan berulang-ulang oleh dinding
dalam rongga hingga terserap (terabsorpsi) habis energinya. Dinding rongga terus
menerus mengabsorpsi radiasi dan memancarkannya, dan sifat radiasi inilah yang
menarik.
Kemampuan radiasi suatu benda sangat berhubungan dengan kemampuan benda
tersebut untuk mengabsorbsi/menyerap radiasi. Hal ini memang diharapkan, karena
benda pada temperatur konstan berada dalam kesetimbangan termal dengan
sekelilingnya, dan harus mengabsorbsi energi dari sekelilingnya dengan laju yang sama
seperti pancaran (emisi) energi benda itu.
 Pada tahun 1879 seorang ahli fisika dari Austria, Josef Stefan melakukan eksperimen
untuk mengetahui karakter universal dari radiasi benda hitam. Ia menemukan bahwa
daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda
hitam panas (intensitas total) adalah sebanding dengan pangkat empat dari suhu
mutlaknya. Sehingga dapat dirumuskan:
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑒. 𝜎. 𝑇 4
Dengan I menyatakan intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada semua
frekuensi, T adalah suhu mutlak benda, dan σ adalah tetapan Stefan-Boltzman, yang
bernilai 5,67 × 10-8 Wm-2K-4.
Beberapa tahun kemudian, berdasarkan teori gelombang elektromagnetik cahaya,
Ludwig Boltzmann (1844 – 1906) secara teoritis menurunkan hukum yang diungkapkan
oleh Joseph Stefan (1853 – 1893) dari gabungan termodinamika dan persamaan-
persamaan Maxwell. Oleh karena itu, persamaan diatas dikenal juga sebagai Hukum
Stefan-Boltzmann, yang berbunyi: “Jumlah energi yang dipancarkan per satuan
permukaan sebuah benda hitam dalam satuan waktu akan berbanding lurus dengan
pangkat empat temperatur termodinamikanya”.
Radiasi yang dipancarkan suatu benda biasa tidak hanya bergantung padasuhu, tetapi
juga pada sifat-sifat lainnya, seperti rupa benda, sifat permukaannyadan bahan
pembuatnya. Jika sebuah benda sama sekali hitam, maka cahaya yang jatuh padanya
jntidak ada yang dia pantulkan. Pada radiasi termal ini, permukaan ideal dalam
pengkajian perpindahan kalor radiasi adalah benda hitam tersebutdengan nilai emisivitas
(ε =1), benda hitam ini memiliki kemampuan menyerap danmemancarkan panas paling
sempurna, jadi benda hitam ini menyerap semuaradiasi termal yang menimpanya,
betapapun dia karakteristik spectrum dan karakteristik arahnya. Kalau secara umum
untuk kebanyakan benda (ε < 1). Menurut Stephen Bolzman, energy radiasi yang
dipancarkan oleh prermukaan benda.
Benda dengan suhu utlak lebih tinggi dari 0 K(suhu terendah yang mungkin terealisasi
dalam fisika). memancarkan radiasi elektromagnetik yang membawa energy.spektrum
frekwensi radiasi demikian bersifat continue. Stefan (1879)menunjukan rumus empiris
mengenai energy yang dipancarkan oleh suatu benda pada suhu T sebagai:
𝐸𝑇 = 𝜎 𝑒 𝑇 4
Dengan :
𝐸𝑇 = Energi total yang dipancarkan persatuan luas
𝜎 = Tetapan Stefan Bolzman (5,67x108 𝑊/(𝑚2 𝐾 4 )
𝑒 = Tetapan emisivitas permukaan benda
 Benda bersuhu tinggi senantiasa memancarkan radiasi. Radiasi adalah perpindahan
energi yang terjadi melalui suatu medium perantara bisa solid maupun liquid, bisa juga
melalui medium ruang hampa. Benda yang mudah menyerap radiasi akan mudah pula
memancarkan radiasi. Benda yang yang dapat menyerap seluruh radiasi yang
diterimanya dan memancarkan seluruh radiasi yang dikeluarkannya disebut sebagai
benda hitam. Benda hitam dimodelkan sebagai suatu rongga dengan celah bukaan yang
sangat kecil. Jika ada radiasi yang masuk ke dalam rongga melalui lubang, radiasi
tersebut akan dipantulkan berulang-ulang oleh dinding dalam rongga hingga terserap
(terabsorpsi) habis energinya. Dinding rongga terus menerus mengabsorpsi radiasi dan
memancarkannya sehingga sifat radiasi inilah yang menarik.
Referensi:
 Anonim. The Stephan Bolzmann Law. (Online)
https://www.physics.nus.edu.sg/~L1000/PC1142/StefansLaw.pdf
 Bueche, Frederick J. 1997. Fisika Universitas, Edisi Ke-Sepuluh.Jakarta: Erlangga
 Zemansky, Zears. 1994. Fisika Untuk Universitas 1. Bandung: Bina Cipta.
F. Variabel-Variabel
1. Variabel Bebas : Tegangan (V)
2. Variabel Terikat : Arus (I)
3. Variabel control : Jarak sensor radiasi dengan lampu Stefan boltzman yaitu 6
cm.
G. Alat dan Bahan
1. Radiator sensor
2. 2 buah multimeter digital
3. Amperemeter
4. Stefan Boltzman lamp
5. Termometer
6. Kabel prnghubung
H. Prosedur Kerja
1. Menyusun peralatan seperti pada gambar.
2. Mengukur jarak antara sensor dengan lampu Stefan-Boltzmann yaitu 6 cm.
3. Mengukur temperatur ruangan (Tref) dan resistansi filament lampu pada suhu
ruangan (Rref) sebelum lampu diberi tegangan listrik.
4. Mengukur kuat arus (A) dan nilai Rad (mV) dengan tegangan listrik sebesar 1 V.
 5. Mengulangi pengukuran kuat arus listrik, I (A) dan Rad (mV) dengan kenaikan 1 V,
2 V, 3 V, 4 V, 5 V, 6 V, 7 V, 8 V, 9 V, 10 V, 11 V dan 12 V.

Tabel hasil pengukuran

Tref =……….0C, Rref =………..Ω

Data Calculations
Volt I (Amps) Rad (mV) R(Ohms) T (K) T4 (K4)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

I. Hasil Pengamatan dan Pengolahan data

Hasil Pengamatan

Tref = 280C, Rref = 87,022Ω

Data Calculations
Volt I (Amps) Rad (mV) R(Ohms) T (K) T^4 (K^4)
1 1 0.2
2 1.1 1.2
3 1.3 3
4 1.5 5.9
5 1.7 9.4
6 1.9 13.9
7 2 18.6
8 2.2 25.7
9 2.4 33
10 2.5 41.5
11 2.6 53.1
12 2.7 66.6
 Pengolahan Data

1. Tegangan Input (Volt) = 0,5 % (4 AP)

V1 = 1 Volt (V5 ± ΔV5) = (0,025 ± 0,005) V
ΔV = Akurasi catu daya x V1
= 0,005 x 1 Volt V6 = 6 Volt
= 0,005 Volt ΔV = Akurasi catu daya x V6
𝛥𝑉 = 0,005 x 6 Volt
KR = 𝑉
𝑥 100 %
0,005 = 0,03 Volt
= 𝑥 100 % 𝛥𝑉
1 KR = 𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP) 𝑉
0,03
(V1 ± ΔV1) = (1,000 ± 0,005) V = 6
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
V2 = 2 Volt (V6 ± ΔV6) = (0,030 ± 0,005) V
ΔV = Akurasi catu daya x V2
= 0,005 x 2 Volt V7 = 7 Volt
= 0,01 Volt ΔV = Akurasi catu daya x V7
𝛥𝑉 = 0,005 x 7 Volt
KR = 𝑥 100 %
𝑉
0,01 = 0,035 Volt
= 𝑥 100 % 𝛥𝑉
2 KR = 𝑉
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP) 0,035
(V2 ± ΔV2) = (0,010 ± 0,005) V = 7
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
V3 = 3 Volt (V7 ± ΔV7) = (0,035 ± 0,005) V
ΔV = Akurasi catu daya x V3
= 0,005 x 3 Volt V8 = 8 Volt
= 0,015 Volt ΔV = Akurasi catu daya x V8
𝛥𝑉 = 0,005 x 8 Volt
KR = 𝑉
𝑥 100 %
0,015 = 0,04 Volt
= 𝑥 100 % 𝛥𝑉
3 KR = 𝑉
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP) 0,04
(V3 ± ΔV3) = (0,015 ± 0,005) V = 8
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
V4 = 4 Volt (V8 ± ΔV8) = (0,040 ± 0,005) V
ΔV = Akurasi catu daya x V4
= 0,005 x 4 Volt V9 = 9 Volt
= 0,02 Volt ΔV = Akurasi catu daya x V9
𝛥𝑉 = 0,005 x 9 Volt
KR = 𝑉
𝑥 100 %
0,02 = 0,045 Volt
= 𝑥 100 % 𝛥𝑉
4 KR = 𝑉
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP) 0,045
(V4 ± ΔV4) = (0,020 ± 0,005) V = 9
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
V5 = 5 Volt (V9 ± ΔV9) = (0,045 ± 0,005) V
ΔV = Akurasi catu daya x V5
= 0,005 x 5 Volt V10 = 10 Volt
= 0,025 Volt ΔV = Akurasi catu daya x V10
𝛥𝑉 = 0,005 x 10 Volt
KR = 𝑉
𝑥 100 %
0,025 = 0,05 Volt
= 5
𝑥 100 %
 𝛥𝑉 1
KR = 𝑥 100 % = 2 𝑥0,1 A
𝑉
0,05 = 0,05 A
= 10
𝑥 100 %
𝛥𝐼
= 0,5 % (4 AP) KR = 𝐼 𝑥 100 %
(V10 ± ΔV10) = (0,050 ± 0,005) V 0,05
= 𝑥 100 %
1,3
= 3,84 % (3 AP)
V11 = 11 Volt
(I3 ± ΔI3) = (1,30 ± 0,05) A
ΔV = Akurasi catu daya x V11
= 0,005 x 11 Volt
I4 = 1,5 A
= 0,055 Volt 1
𝛥𝑉 ΔI4 = 2 𝑥 nst amperemeter
KR = 𝑉
𝑥 100 %
1
0,055 = 2 𝑥0,1 A
= 11
𝑥 100 %
= 0,05 A
= 0,5 % (4 AP) 𝛥𝐼
(V11 ± ΔV11) = (0,055 ± 0,005) V KR = 𝐼
𝑥 100 %
0,05
= 1,5
𝑥 100 %
V12 = 12 Volt
= 3,33 % (3 AP)
ΔV = Akurasi catu daya x V12
(I4 ± ΔI4) = (1,50 ± 0,05) A
= 0,005 x 12 Volt
= 0,06 Volt
𝛥𝑉
I5 = 1,7 A
KR = 𝑥 100 % 1
𝑉 ΔI5 = 2 𝑥 nst amperemeter
0,06
= 𝑥 100 % 1
12 = 2 𝑥0,1 A
= 0,5 % (4 AP)
= 0,05 A
(V12 ± ΔV12) = (0,060 ± 0,005) V 𝛥𝐼
KR = 𝑥 100 %
𝐼
0,05
2. Kuat Arus (Ampere) = 𝑥 100 %
1,7
I1 =1A
1
= 2,94 % (3 AP)
ΔI1 = 2 𝑥 nst amperemeter (I5 ± ΔI5) = (1,70 ± 0,05) A
1
= 2 𝑥0,1 A
I6 = 1,9 A
= 0,05 A 1
𝛥𝐼 ΔI6 = 2 𝑥 nst amperemeter
KR = 𝐼
𝑥 100 %
1
0,05 = 2 𝑥0,1 A
= 𝑥 100 %
1
= 0,05 A
= 5 % (3 AP) 𝛥𝐼
(I1 ± ΔI1) = (1,00 ± 0,05) A KR = 𝐼
𝑥 100 %
0,05
= 1,9
𝑥 100 %
I2 = 1,1 A
1 = 2,63 % (3 AP)
ΔI2 = 2 𝑥 nst amperemeter (I6 ± ΔI6) = (1,90 ± 0,05) A
1
= 2 𝑥0,1 A
= 0,05 A I7 =2A
1
KR =
𝛥𝐼
𝑥 100 % ΔI7 = 2 𝑥 nst amperemeter
𝐼 1
=
0,05
𝑥 100 % = 𝑥0,1 A
2
1,1
= 0,05 A
= 4,54 % (3 AP) 𝛥𝐼
(I2 ± ΔI2) = (1,10 ± 0,05) A KR = 𝐼
𝑥 100 %
0,05
= 2
𝑥 100 %
I3 = 1,3 A
1
= 2,5 % (3 AP)
ΔI3 = 2 𝑥 nst amperemeter (I7 ± ΔI7) = (2,00 ± 0,05) A
 𝛥𝐼
KR = 𝐼
𝑥 100 %
I8 = 2,2 A 0,05
1 = 𝑥 100 %
ΔI8 = 2 𝑥 nst amperemeter 2,5
1 = 2 % (3 AP)
= 2 𝑥0,1 A (I10 ± ΔI10) = (2,50 ± 0,05) A
= 0,05 A
𝛥𝐼
KR = 𝑥 100 % I11 = 2,6 A
𝐼 1
=
0,05
𝑥 100 % ΔI11 = 𝑥 nst amperemeter
2
2,2 1
= 2,27 % (3 AP) = 2 𝑥0,1 A
(I8 ± ΔI8) = (2,20 ± 0,05) A = 0,05 A
𝛥𝐼
KR = 𝐼
𝑥 100 %
I9 = 2,4 A 0,05
1 = 𝑥 100 %
ΔI9 = 𝑥 nst amperemeter 2,6
2
1 = 1,92 % (3 AP)
= 2 𝑥0,1 A (I11 ± ΔI11) = (2,60 ± 0,05) A
= 0,05 A
𝛥𝐼
KR = 𝑥 100 % I12 = 2,7 A
𝐼 1
=
0,05
𝑥 100 % ΔI12 = 2 𝑥 nst amperemeter
2,4 1
= 2,08 % (3 AP) = 2 𝑥0,1 A
(I9 ± ΔI9) = (2,40 ± 0,05) A = 0,05 A
𝛥𝐼
KR = 𝑥 100 %
𝐼
I10 = 2,5 A 0,05
1 = 𝑥 100 %
ΔI10 = 2 𝑥 nst amperemeter 2,7
1 = 1,92 % (3 AP)
= 2 𝑥0,1 A (I12 ± ΔI12) = (2,70 ± 0,05) A
= 0,05 A

3. Rad (Volt)
Rad1 = 0,2 mV = 0,0002 V
Δ Rad1 = akurasi voltmeter x Rad
= 0,005 x 0,0002
= 0,000001 V
𝛥Rad
KR = Rad
𝑥 100 %
0,000001
= 0,0002
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(Rad1 ± Δ Rad1) = (0,200 ± 0,001) 10-3 V

Rad2 = 1,2 mV = 0,0012 V

Δ Rad2 = akurasi voltmeter x Rad
= 0,005 x 0,0012
= 0,000006 V
𝛥Rad
KR = 𝑥 100 %
Rad
0,000006
= 0,0012
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(Rad2 ± Δ Rad2) = (1,200 ± 0,006) 10-3 V

Rad3 = 3 mV = 0,003 V
Δ Rad3 = akurasi voltmeter x Rad
= 0,005 x 0,003
= 0,000015 V
𝛥Rad
KR = Rad
𝑥 100 %
0,000015
= 0,003
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(Rad3 ± Δ Rad3) = (3,000 ± 0,015) 10-3 V

Rad4 = 5,9 mV = 0,0059 V

Δ Rad4 = akurasi voltmeter x Rad
= 0,005 x 0,0059
= 0,0000295 V
𝛥Rad
KR = 𝑥 100 %
Rad
0,0000295
= 𝑥 100 %
0,0059
= 0,5 % (4 AP)
(Rad4 ± Δ Rad4) = (5,900 ± 0,029) 10-3 V

Rad5 = 9,4 mV = 0,0094 V

Δ Rad5 = akurasi voltmeter x Rad
= 0,005 x 0,0094
= 0,000047 V
𝛥Rad
KR = Rad
𝑥 100 %
0,000047
= 0,0094
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(Rad5 ± Δ Rad5) = (9,400 ± 0,047) 10-3 V
Rad6 = 13,9 mV = 0,0139 V
Δ Rad6 = akurasi voltmeter x Rad
= 0,005 x 0,0139
= 0,0000695 V
𝛥Rad
KR = Rad
𝑥 100 %
0,0000695
= 0,0139
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(Rad6 ± Δ Rad6) = (13,90 ± 0,069) 10-3 V

Rad7 = 18,6 mV = 0,0186 V

Δ Rad7 = akurasi voltmeter x Rad
= 0,005 x 0,0186
= 0,000093 V
𝛥Rad
KR = Rad
𝑥 100 %
0,000093
= 0,0186
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(Rad7 ± Δ Rad7) = (18,60 ± 0,093) 10-3 V

Rad8 = 25,7 mV = 0,0257 V

Δ Rad8 = akurasi voltmeter x Rad
= 0,005 x 0,0257
 = 0,0001285 V
𝛥Rad
KR = Rad
𝑥 100 %
0,0001285
= 0,0257
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(Rad8 ± Δ Rad8) = (25,70 ± 0,128) 10-3 V

Rad9 = 33 mV = 0,033 V
Δ Rad9 = akurasi voltmeter x Rad
= 0,005 x 0,033
= 0,000165 V
𝛥Rad
KR = Rad
𝑥 100 %
0,000165
= 0,033
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(Rad9 ± Δ Rad9) = (33,00 ± 0,165) 10-3 V

Rad10 = 41,5 mV = 0,0415 V

Δ Rad10 = akurasi voltmeter x Rad
= 0,005 x 0,0415
= 0,0002075 V
𝛥Rad
KR = Rad
𝑥 100 %
0,0002075
= 𝑥 100 %
0,0415
= 0,5 % (4 AP)
(Rad10 ± Δ Rad10) = (41,50 ± 0,207) 10-3 V

Rad11 = 53,1 mV = 0,0531 V

Δ Rad11 = akurasi voltmeter x Rad
= 0,005 x 0,0531
= 0,0002655 V
𝛥Rad
KR = Rad
𝑥 100 %
0,0002655
= 0,0531
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(Rad11 ± Δ Rad11) = (53,10 ± 0,265) 10-3 V

Rad12 = 66,6 mV = 0,0666 V

Δ Rad12 = akurasi voltmeter x Rad
= 0,005 x 0,0666
= 0,000333 V
𝛥Rad
KR = Rad
𝑥 100 %
0,000333
= 0,0666
𝑥 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(Rad12 ± Δ Rad12) = (66,60 ± 0,333) 10-3 V

4. Hambatan Resistansi filament (Ohms)

V 0,00025
R1 =I= 1
 = 0,00025 Ω
𝛥𝑉 2 𝛥𝐼 2
R1 = √[ 𝑉 ] + [ 𝐼 ] x R
0,000001 2 0,05 2
=√[ ] + [ ] x 0,00025 Ω
0,0002 1
=√0,002525x 0,00025 Ω
= 0,0000126 Ω
R
KR = R
x 100 %
0,0000126
= 0,00025
x 100 %

= 5,02 % (2 AP)
(R1R1) = (25 ± 1,3) 10-5

V 0,0012
R2 =I= 1,1
= 0,001091 Ω
𝛥𝑉 2 𝛥𝐼 2
R2 = √[ ] + [ ] x R
𝑉 𝐼
0,000006 2 0,05 2
=√[ 0,0012
] + [ 1,1 ] x 0,001091 Ω
=√0,002091x 0,001091 Ω
= 0,0000498 Ω
R
KR = R
x 100 %
0,0000498
= 0,001091
x 100 %

= 4,57 % (3 AP)
(R2R2) = (1,09 ± 0,05)10-3

V 0,003
R3 = =
I 1,3
= 0,002308 Ω
𝛥𝑉 2 𝛥𝐼 2
R3 = √[ 𝑉 ] + [ 𝐼 ] x R
0,000015 2 0,05 2
=√[ 0,003
] + [ 1,3 ] x 0,002308 Ω
=√0,001504x 0,002308 Ω
= 0,0000895 Ω
R
KR = x 100 %
R
0,0000895
= 0,002308
x 100 %

= 3,87 % (3 AP)
(R3R3) = (2,31 ± 0,09) 10-3

V 0,0059
R4 =I= 1,5
= 0,003933 Ω
𝛥𝑉 2 𝛥𝐼 2
R4 = √[ 𝑉 ] + [ 𝐼 ] x R
 0,0000295 2 0,05 2
=√[ 0,0059
] + [ 1,5 ] x 0,003933 Ω
=√0,001136x 0,003933 Ω
= 0,000133 Ω
R
KR = R
x 100 %
0,000133
= 0,003933
x 100 %

= 3,37 % (3 AP)
(R4R4) = (3,93 ± 0,13) 10-3

V 0,0094
R5 =I= 1,7
= 0,005529 Ω
𝛥𝑉 2 𝛥𝐼 2
R5 = √[ ] + [ ] x R
𝑉 𝐼
0,000047 2 0,05 2
=√[ 0,0094
] + [ 1,7 ] x 0,005529 Ω
=√0,00089x 0,005529 Ω
= 0,000164 Ω
R
KR = R
x 100 %
0,000164
= 0,005529
x 100 %

= 2,98 % (3 AP)
(R5R5) = (5,53 ± 0,16)10-3

V 0,0139
R6 = =
I 1,9
= 0,007316 Ω
𝛥𝑉 2 𝛥𝐼 2
R6 = √[ 𝑉 ] + [ 𝐼 ] x R
0,0000695 2 0,05 2
=√[ 0,0139
] + [ 1,9 ] x 0,007316 Ω
=√0,000718x 0,007316 Ω
= 0,000195 Ω
R
KR = R
x 100 %
0,000195
= 0,007361
x 100 %

= 2,67 % (3 AP)
(R6R6) = (7,36 ± 0,19) 10-3

V 0,0186
R7 = =
I 2
= 0,0093Ω
𝛥𝑉 2 𝛥𝐼 2
R7 = √[ 𝑉 ] + [ 𝐼 ] x R
0,0000695 2 0,05 2
=√[ 0,0139
] + [ 2
] x 0,0093 Ω
=√0,00065x 0,0093 Ω
= 0,000237Ω
 R
KR = R
x 100 %
0,000237
= 0,0093
x 100 %

= 2,55 % (3 AP)
(R7R7) = (9,30 ± 0,24) 10-3

V 0,0257
R8 =I= 2,2
= 0,011682Ω
𝛥𝑉 2 𝛥𝐼 2
R8 = √[ 𝑉 ] + [ 𝐼 ] x R
0,0001285 2 0,05 2
=√[ 0,0257
] + [ 2,2 ] x 0,011682 Ω
=√0,000542x 0,011682 Ω
= 0,000272 Ω
R
KR = R
x 100 %
0,000272
= 0,011682
x 100 %

= 2,32 % (3 AP)
(R8R8) = (11,7 ± 0,27) 10-3

V 0,033
R9 = =
I 2,4
= 0,01375Ω
𝛥𝑉 2 𝛥𝐼 2
R9 = √[ ] + [ ] x R
𝑉 𝐼
0,000165 2 0,05 2
=√[ 0,033
] + [ 2,4 ] x 0,01375 Ω
=√0,000459x 0,01375 Ω
= 0,000294 Ω
R
KR = R
x 100 %
0,000294
= 0,01375
x 100 %

= 2,14 % (3 AP)
(R9R9) = (13,7 ± 0,29)10-3

V 0,0415
R10 = I = 2,5
= 0,0166 Ω
𝛥𝑉 2 𝛥𝐼 2
R10 = √[ 𝑉 ] + [ 𝐼 ] x R
0,0002075 2 0,05 2
=√[ 0,0415
] + [ 2,5 ] x 0,0166 Ω
=√0,000425x 0,0166 Ω
= 0,000342 Ω
R
KR = x 100 %
R
0,000342
= 0,0166
x 100 %
 = 2,06 % (3 AP)
(R10R10) = (16,6 ± 0,34) 10-3

V 0,0531
R11 = I = 2,6
= 0,020423 Ω
𝛥𝑉 2 𝛥𝐼 2
R11 = √[ 𝑉 ] + [ 𝐼 ] x R
0,0002655 2 0,05 2
=√[ 0,0531
] + [ 2,6 ] x 0,020423 Ω
=√0,000395x 0,020423 Ω
= 0,000406 Ω
R
KR = R
x 100 %
0,000406
= 0,020423
x 100 %

= 1,98 % (3 AP)
(R11R11) = (20,4 ± 0,41) 10-3

V 0,0666
R12 = =
I 2,7
= 0,024667 Ω
𝛥𝑉 2 𝛥𝐼 2
R12 = √[ 𝑉 ] + [ 𝐼 ] x R
0,000333 2 0,05 2
=√[ ] + [ ] x 0,024667 Ω
0,0666 2,7
=√0,000368x 0,024667 Ω
= 0,000473 Ω
R
KR = x 100 %
R
0,000473
= 0,024667
x 100 %

= 1,91 % (3 AP)
(R12R12) = (24,7 ± 0,47) 10-3

5. Temperature filament (K)

α = 0,0045 K-1
Rref = 87,022
Tref = 28oC + 273 = 301 K

R1 = 0,00025 𝑅−𝑅
T = 𝛼 𝑥 𝑅 𝑟𝑒𝑓 + 𝑇𝑟𝑒𝑓
Δ R1 = 0,0000126 𝑟𝑒𝑓
𝑅−𝑅 0,000498 −87,022
T = 𝛼 𝑥 𝑅 𝑟𝑒𝑓 + 𝑇𝑟𝑒𝑓 = 0,0045 𝑥 87,022
+ 301 K
𝑟𝑒𝑓
0,000126 −87,022 = 78,78056 K
= 0,0045 𝑥 87,022
+ 301 K T4 = 38519117,9 K4
= 78,77829 K
T4 = 38514668,6 K4 R3 = 0,002308 
Δ R3 = 0,0000895 
R2 = 0,001091  T
𝑅−𝑅
= 𝛼 𝑥 𝑅 𝑟𝑒𝑓 + 𝑇𝑟𝑒𝑓
Δ R2 = 0,0000498  𝑟𝑒𝑓
 0,002308 −87,022 𝑅 − 𝑅𝑟𝑒𝑓
= 0,0045 𝑥 87,022
+ 301 K T = 𝛼𝑥𝑅 + 𝑇𝑟𝑒𝑓
𝑟𝑒𝑓
= 78,78367 K 0,011682 −87,022
4
= 0,0045 𝑥 87,022
+ 301 K
T = 38525195,2 K4
= 78,80761 K
R4 = 0,003933  T4 = 38572039,4 K4
Δ R4 = 0,000133
𝑅−𝑅 R9 = 0,01375 
T = 𝛼 𝑥 𝑅 𝑟𝑒𝑓 + 𝑇𝑟𝑒𝑓
𝑟𝑒𝑓 Δ R9 = 0,000295 
0,003933 −87,022 𝑅 − 𝑅𝑟𝑒𝑓
= 0,0045 𝑥 87,022
+ 301 K T = + 𝑇𝑟𝑒𝑓
𝛼 𝑥 𝑅𝑟𝑒𝑓
= 78,78782 K 0,01375 −87,022
4
= + 301 K
T = 38533315,8 K4 0,0045 𝑥 87,022
= 78,81289 K
4
R5 = 0,005529  T = 38582380,3 K4
Δ R5 = 0,000165 
𝑅−𝑅 R10 = 0,0166 
T = 𝛼 𝑥 𝑅 𝑟𝑒𝑓 + 𝑇𝑟𝑒𝑓
𝑟𝑒𝑓 Δ R6 = 0,000342
0,005529 −87,022 𝑅−𝑅
= 0,0045 𝑥 87,022
+ 301 K T = 𝛼 𝑥 𝑅 𝑟𝑒𝑓 + 𝑇𝑟𝑒𝑓
𝑟𝑒𝑓
= 78,7919 K 0,0166 −87,022
= + 301 K
T4 = 38541289,9 K4 0,0045 𝑥 87,022
= 78,82017 K
R6 = 0,007316  T4 = 38596633,5 K4
Δ R6 = 0,000196 
𝑅−𝑅 R11 = 0,020423 
T = 𝛼 𝑥 𝑅 𝑟𝑒𝑓 + 𝑇𝑟𝑒𝑓
𝑟𝑒𝑓 Δ R11 = 0,000406 
0,007316 −87,022 𝑅 − 𝑅𝑟𝑒𝑓
= 0,0045 𝑥 87,022
+ 301 K T = + 𝑇𝑟𝑒𝑓
𝛼 𝑥 𝑅𝑟𝑒𝑓
= 78,79649 K 0,020423 −87,022
= + 301 K
T4 = 38550216,3 K4 0,0045 𝑥 87,022
= 78,82993 K
R7 = 0,0093  T4 = 38615759,6 K4
Δ R7 = 0,000237 
𝑅−𝑅 R12 = 0,024667 
T = 𝛼 𝑥 𝑅 𝑟𝑒𝑓 + 𝑇𝑟𝑒𝑓
𝑟𝑒𝑓 Δ R12 = 0,0000473 
0,0093 −87,022 𝑅−𝑅
= 0,0045 𝑥 87,022
+ 301 K T = 𝛼 𝑥 𝑅 𝑟𝑒𝑓 + 𝑇𝑟𝑒𝑓
𝑟𝑒𝑓
= 78,80153 K 0,024667 −87,022
= 0,0045 𝑥 87,022
+ 301 K
T4 = 38560133 K4
= 78,84077 K
4
R8 = 0,011682  T = 38636997,6 K4
Δ R8 = 0,000272 
6. Tabel Hasil Perhitungan

Data Calculations
Volt I (Amps) Rad (V) R(Ohms) T (K) T4 (K4)
1 1 0.0002 0.0002 78.77829 38514668.6
2 1.1 0.0012 0.001091 78.78056 38519117.9
3 1.3 0.003 0.002308 78.78367 38525195.2
4 1.5 0.0059 0.003933 78.78782 38533315.8
5 1.7 0.0094 0.005529 78.7919 38541289.9
6 1.9 0.0139 0.007316 78.79646 38550216.3
7 2 0.0186 0.0093 78.80153 38560133
8 2.2 0.0257 0.011682 78.80761 38572039.4
9 2.4 0.033 0.01375 78.81289 38582380.3
10 2.5 0.0415 0.0166 78.82017 38596633.5
11 2.6 0.0531 0.020423 78.82993 38615759.6
12 2.7 0.0666 0.024667 78.84077 38636997.6

7. Grafik

Grafik hubungan antara Rad (V) dan Temperature (T4)

0.03

0.025

0.02
Rad (V)

0.015

0.01

0.005

0
38500000 38540000 38580000 38620000 38660000
T4 (K4)

Interpretasi grafik:
Berdasarkan data yang diperoleh, grafik hubungan antara temperature dengan energy radiasi
berbentuk linier atau berbanding lurus artinya semakin besar nilai temperature maka akan besar
pula energy radiasinya dan begitupun sebaliknya.
J. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
 Temperature filament meningkat setiap kenaikan tegangan.
 Grafik hubungan antara Rad (V) dan Temperatur (K) berbentuk linier atau berbanding lurus.
 Filament sebuah lampu adalah resistor, saat dialiri lisrik atau diberi tegangan maka filament
semakin panas dan menyebabkan warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu.

K. Kemungkinan Kesalahan
 Kurangnya ketelitiatan praktikan dalam mengolah data.