Judul :
Analisis Sianida (CN-) pada Singkong menggunakan UV-VIS
B. Tujuan :
Untuk mengetahui kadar sianida (CN-) pada singkong dengan menggunakan
UV-VIS
C. Dasar Teori
Tanaman singkong merupakan salah satu jenis tanaman pertanian utama di Indonesia.
Tanaman ini termasuk famili Euphorbiacea yang mudah tumbuh sekalipun pada tanah
kering dan miskin serta tahan terhadap serangan penyakit maupun tumbuhan
pengganggu (gulma). Singkong merupakan salah satu bahan pangan sumber
karbohidrat yang disukai masyarakat dengan berbagai macam olahannya. Bagian ubi
kayu yang umum digunakan sebagai bahan makanan adalah ubinya dan daun-daun
muda (pucuk). 150 jenis singkong yang diteliti jenis-jenis singkong yang kandungan
protein dalam daunnya tergolong paling rendah pun masih mengandung lebih dari
60% macam asam amino esensial. Mengingat banyaknya kandungan gizi yang
terdapat di dalam daun singkong tersebut, maka sangat baik untuk dikonsumsi ()
Adapun taksonomi dari singkong yaitu:
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima Pohl.
Namun tumbuhan yang termasuk kelas Dicotyledoane ini baik di dalam daunnya
maupun umbinya mengandung zat glikosiacyanogenik, dimana zat ini dapat
menghasilkan asam sianida (HCN) atau senyawa asam biru yang sangat bersifat racun.
Jenis racun yang selalu ada dalam daun semua jenis ketela adalah linamarin.
Linamarin merupakan salah satu jenis glikosida sianogenik. Glikosida sianogenik
adalah senyawa hidrokarbon yang terikat dengan gugus CN dan gula. Beberapa
tanaman tingkat tinggi dapat melakukan sianogenesis, yakni membentuk glikosida
sianogenik sebagai hasil sampingan reaksi biokimia dalam tanaman (
Glikosida sianogenetik merupakan senyawa yang terdapat dalam bahan
makanan nabati dan secara potensial sangat beracun karena dapat terurai dan
mengeluarkan hidrogen sianida. Asam sianida dikeluarkan dari glikosida sianogenetik
pada saat komoditi dihaluskan, mengalami pengirisan atau mengalami kerusakan.
Senyawa glikosida sianogenetik terdapat pada berbagai jenis tanaman dengan nama
senyawa berbeda-beda, seperti amigladin pada biji almond, apricot, dan apel, dhurin
pada biji shorgun dan linimarin pada kara dan singkong (
Asam sianida ini bila dikonsumsi pada jumlah besar akan mengakibatkan
kepala pusing, mual, perut terasa perih, badan gemetar, bahkan bisa mengakibatkan
pingsan. Bila kadar racun yang dikonsumsi cukup banyak, selain gejala tersebut,
gejala lain yang dapat timbul antara lain mata melotot, mulut berbusa, kejang dan
sesak napas (
D. Alat dan Bahan
1. Alat
8. Parutan 1
9. Pisau 1
10. Wadah/loyang 1 Sebagai wadah sampel
2. Bahan
No Nama Bahan Kategori Sifat Fisik Sifat Kimia
1. NaOH Khusus - Berwarna putih atau - Sangat mudah terionisasi
praktis putih membentuk ion natrium
- Berbentuk pelet, serpihan. dan hidroksida.
- Keras dan rapuh - NaOH membentuk basa
- Titik didih 1390 0C kuat bila dilarutkan dalam
- Titik leleh 3180C air
2. KCN Khusus
3. Ninhidrin Khusus
4. Aquades Umum - Berupa cairan yang tidak - Memiliki
berwarna dan tidak keelektronegatifan yang
berbau. lebih kuat daripada
- Titik didih 1000C hidrogen.
- Titik lebur 00C (273.15 K) - Pelarut polar
- Berat jenis : 0.998 gr/cm - Memiliki ikatan van der
- Berat molekul : 18.0153 waals dan ikatan
gr/mol hidrogen.
5. Na2CO3 Khusus - Padatan putih - Beracun
- Tidak berbau - Bereaksi dengan
- Berbentuk serbuk kalsium hidroksida akan
- Mr = 105.99 g mol−1 menghasilkan kalsium
- titik lebur 1563,8ºF karbonat dan natrium
(851ºC ) hidroksida.
- Kelarutan = 45,5 g/100 Na2CO3 + Ca(OH)2 →
mL air 2NaOH + CaCO3
E. Prosedur Kerja
1. Preparasi Sampel
Sampel
Mengupas sampel
Memarut sampel dan memerasnya
Fitrat Residu
Fitrat Residu
Mengambil 1 mL
Mengencerkan dengan aquades sampai 50 mL
Larutan Sampel
LarutanKCN
KCNKCN 100
ppm
Menimbang sebanyak 0,25 g
Larutan induk
Larut bening
an
Ind
uk
3. Pembuatan Larutan Standar 2 ppm
LC glarutan KCN100
larutan KCN 100ppm
p larutan
1 ml
KCN 100 ppm pm N100 ppm
Mengambil sebanyak 25 mL
Memasukkan dalam labu takar 50 mL
Menambahkan 4 mL ninhidrin 2%
Menambahkan 4 mL Na2CO3 10%
Mendiamkan selama 30 menit
Mengencerkan dengan NaOH 2,5 M sampai tanda batas
Mendiamkan selama 30 menit
Mengambil sebanyak 25 mL
Memasukkan dalam labu takar 50 mL
Menambahkan 4 mL ninhidrin 2%
Menambahkan 4 mL Na2CO3 10%
Mendiamkan selama 30 menit
Mengencerkan dengan NaOH 2,5 M sampai tanda batas
Mendiamkan selama 30 menit
Larutan Satndar3 pp
Mengambil sebanyak 25 mL
Memasukkan dalam labu takar 50 mL
Menambahkan 4 mL ninhidrin 2%
Menambahkan 4 mL Na2CO3 10%
Mendiamkan selama 30 menit
Mengencerkan dengan NaOH 2,5 M sampai tanda batas
Mendiamkan selama 30 menit
Mengambil sebanyak 25 mL
Memasukkan dalam labu takar 50 mL
Menambahkan 4 mL ninhidrin 2%
Menambahkan 4 mL Na2CO3 10%
Mendiamkan selama 30 menit
Mengencerkan dengan NaOH 2,5 M sampai tanda batas
Mendiamkan selama 30 menit
Mengambil sebanyak 25 mL
Memasukkan dalam labu takar 50 mL
Menambahkan 4 mL ninhidrin 2%
Menambahkan 4 mL Na2CO3 10%
Mendiamkan selama 30 menit
Mengencerkan dengan NaOH 2,5 M sampai tanda batas
Mendiamkan selama 30 menit
Sampel
Mengambil sebanyak 25 mL
Memasukkan dalam labu takar 50 mL
Menambahkan 4 mL ninhidrin 2%
Menambahkan 4 mL Na2CO3 10%
Mendiamkan selama 30 menit
Mengencerkan dengan NaOH 2,5 M sampai tanda batas
Mendiamkan selama 30 menit
G. Perhitungan
x y x2 y2 xy xy2
1 0,029 1 0,000841 0,029 0,000841
2 0,154 4 0,023716 0,308 0,094864
3 0,477 9 0,227529 1,431 2,047761
24 0,954 16 0,910116 3,816 14,561856
5 1,478 25 2,184484 7,39 54,6121
∑x = 15 ∑y = 3,092 ∑x2 = 55 ∑y2 = 3,346686 ∑xy = 12,974 ∑xy2 = 71,317422
𝑛 (∑𝑥𝑦)−(∑𝑥)(∑𝑦)
R=
√[𝑛(∑𝑥 2 )−(∑𝑥)2 ][𝑛(∑𝑦 2 )−(∑𝑦)2 ]
5 (12,974)−(15)(3,092)
=
√[5(55)−(15)2 ][5(3,346686)−(03,092)2 ]
64,87−46,38
=
√[(275−(225)][(16,73343)−(9,560464)]
18,49
=
√[50][7,172966]
18,49
=
√358,6483
18,49
= 18,938012
r = 0,9763432
r2 = 0,9532
𝑛(∑𝑥𝑦)−(∑𝑥)(∑𝑦)
(slope) b = 𝑛(∑𝑥 2 )−(∑𝑥)2
5(12,974)−(15)(3,092)
= 5(55)−(15)2
64,87−46,38
= 275 –225
18,49
= 50
= 0,3698
(∑𝑥 2 )(∑𝑦)−(∑𝑥)(∑𝑥𝑦)
(intrcept) a = 𝑛(∑𝑥 2 )−(∑𝑥)2
(55)(3,092)−(15)(12,974)
=
5(55)−(15)2
170,06−194,61
= 275−225
−24,55
= 50
= -0,491
y = bx + a
𝑦−𝑎
x = 𝑏
= 3,6236 ppm
Grafik persamaan regresi linier
1.6
1.4 y = 0.3698x - 0.491
R² = 0.9532
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 0 1 2 3 4 5 6
-0.4
H. Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk memahami prinsip dari UV-Vis dan untuk
mengetahui kadar amonia sianida dari singkong. Sampel terlebih dahulu dikupas,
diparut dan diperas hingga air atau filtrat yang terdapat pada singkong keluar.
Kemudian langkah selanjutnya memasukkan filtrat kedalam tabung sentrifuge dan
melakukan sentrifuge selama 15 menit, langkah selanjutnya yaitu engambil larutan
KCN 100 ppm sebanyak 1 mL dan memasukkannya kedalam labu takar dan
mengencerkan dengan aquades sampai 50 mL, setelah itu mengambil 25 mL larutan
kemudian memasukkan dalam labu takar 50 mL serta menambahkan 4 mL ninhidrin
dan menambahkan 4 mL Na2CO3, lalu mendiamkannya selama 30 menit, dan
selanjutnya, mengencerkan dengan NaOH sampai tanda batas dan mendiamkan selama
30 menit pula. Setelah itu, menguji pada spektorfotometer UV-VIS dan mengamati
nilai absorban sianida pada masing-masing sampel dan larutan standar, dan nilai
absorbansi yang didapatkan pada larutan standar yaitu 0,154
Selanjutnya pengujian kadar Sianida menggunakan Spektrofotometer UV-VIS pada
Sampel yaitu singkong. Langkah yang harus dilakukan mengambil 25 mL larutan
sampel kemudian memasukkan dalam labu takar 50 mL serta menambahkan 4 mL
ninhidrin dan menambahkan 4 mL Na2CO3, lalu mendiamkan selama 30 menit
mengencerkan dengan NaOH sampai tanda batas dan mendiamkan selama 30 menit
menguji pada spektorfotometer UV-VIS dan mengamati nilai absorban amoniapada
masing-masing sampel dan larutan standar. Nilai absorbansi yang didapatkan pada
larutan standar yaitu 0,849
I. Kesimpulan