Anda di halaman 1dari 17

R Referat

e
f
e
r
a TINITUS
t

T
I
N
I
T
U
S

Oleh:
O
l Ardis trianita adilla 1740312212
e
h Bunga julia fentika rahmi 1740312259

:
Preseptor :
Dr. Rossy Rosalinda, Sp.THT-KL, FICS
A
r
d
i
s BAGIAN ILMU PENYAKIT
TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER
T
FAKULTAS
r KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR. M.DJAMIL PADANG PADANG
2019
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
1
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Referat

Tinitus

Ardis Trianita Adilla, Bunga Julia Fentika Rahmi

PENDAHULUAN komplikasi dan prognosis tinitus.


1.3 Metode Penulisan
1.1 Latar Belakang Metode penulisan referat ini adalah
dengan studi kepustakaan yang merujuk
Tinitus berasal berasal dari bahasa latin
pada berbagai literatur.
‘‘tinnire’’ yang berarti dering atau
1.4 Manfaat Penulisan
membunyikan. Tinitus adalah salah satu
Manfaat penulisan referat ini adalah
bentuk gangguan pendengaran berupa
menambah wawasan dan pemgetahuan
sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari
mengenai tinitus.
luar, dapat berupa sinyal mekanoakustik
maupun listrik. Keluhan ini dapat berbunyi TINJAUAN PUSTAKA
mendenging, menderu, mendesis, atau
berbagai macam bunyi lainnya. Tinitus 2.1 Anatomi Telinga3
sendiri dapat dirasakan terus-menerus Sistem organ pendengaran perifer terdiri
ataupun hilang timbul.1 dari struktur organ pendengaran yang berada di
Sebanyak sepertiga dari populasi luar otak dan batang otak yaitu telinga luar, telinga
seluruh dunia setidaknya pernah mengalam tengah, telinga dalam dan saraf kokhlearis
tinitus sekali seumur hidup. Prevalensi di sedangkan organ pendengaran sentral adalah
dunia diperkirakan sekitar 10,1 %-14,5% struktur yang berada di dalam batang otak dan
dan terjadi sering pada usia 10-70 tahun. otak yaitu nukleus koklearis, nukleus olivatorius
Orang yang terpapar dengan suara mesin superior, lemnikus lateralis, kolikulus inferior
lebih sering mengalami hal ini dibandingkan dan kortek serebri lobus temporalis area
orang lainnya. Studi epidemiologi wernicke (gambar 1).3
mengatakan tinitus dapat dialami baik
perempuan maupun lak-laki dan pada semua
ras.1
Tinitus merupakan sebuah gejala
yang berkaitan dengan banyak penyebab dan
kofaktor pemicunya. Tinitus umum terjadi,
tetapi pada beberapa kasus, hal tersebut
dapat menjadi gejala dari penyakit yang
serius. Tinitus dapat menjadi persisten,
mengganggu, dan menghabiskan biaya yang
tinggi.2
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk
mengetahui anatomi dan fisiologi telinga,
serta definisi, epidemiologi, etiologi, Gambar 1. Skema organ pendengaran perifer dan
petogenesis, diagnosis, tatalaksana, sentral.
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Aurikulum dialiri arteri aurikularis


Anatomi Telinga Luar3
posterior dan arteri temporalis seperfisialis.
Telinga luar merupakan bagian Aliran vena menuju ke gabungan vena
akustikus eksternus (MAE) dan temporalis superfisialis, vena aurikularis
membran telinga yang terdapat di lateral dari posterior dan vena emissary matoid. Inervasi
membran timpani (MT) (gambar 2). oleh cabang nervus cranial V,VII, IX, dan X.
MAE merupakan tabung berbentuk S, dimulai
dari dasar konka aurikula sampai pada membran
timpani dengan panjang kurang lebih 0,5 cm.
MAE dibagi menjadi dua bagian yaitu pars
cartilage yang berada di sepertiga lateral dan
pars osseus yang berada di dua pertiganya. Pars
cartilage berjalan kearah posterior superior,
merupakan perluasan dari tulang rawab daun
telinga, tulang rawan ini melekat erat di tulang
temporal, dilapisi oleh kulit yang merupakan
perluasan kulit dari daun telinga, kulit tersebut
mengandung folikel rambut, kelenjar serumen,
dan kelenjar sebasea. Kelenjar serumen
memproduki bahan seperti lilin berwarna
cokelat merupajan perluasan lapisan epidermis,
Gambar 2. Gambar anatomi telinga. bahan sebaseus dan pigmen disebut serumen
atau kotoran telinga. Pars osseus berjalan
Aurikulum merupakan tulang rawan ke arah antero inferior dan menyempit di bagian
fibro elastis yang dilapisi kulit, tengah membentuk ismus. Kulit pada bagian ini
berbentuk pipih dan permukaannya tidak rata. sangat tipis dan melekat erat bersama dengan
Melekatpada tulang temporal melalui otot-otot lapisan subkutan pada tulang.
dan ligamen. Bagiannya terdiri heliks,
antiheliks, tragus, antitragus dan konka. Daun Didapatkan glandula sebasea dan glandula
telinga yang tidak mengandung tulang rawan seruminosa, tidak didapatkan folikel rambut
ialah lobulus (gambar 3). (gambar 4).

Gambar 4. Gambar kelenjar pada liang telinga


Gambar 3 : Anatomi Aurikulum.
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

MAE dialiri arteri temporalis Anatomi Telinga Tengah3,4,7


superfisialis dan arteri aurikularis posterior Ruang telinga tengah disebut juga kavum
serta arteri aurikularis profundus. Darah vena tympani (KT) atau tympanic cavity. Dilapisi
mengalir ke vena maksilaris, jugularis oleh membran mukosa, topografinya di bagian
eksterna dan pleksus venosus pterygoid. medial dibatasi oleh promontorium, lateral
Aliran limfe menuju ke lnn. aurikularis oleh MT, anterior oleh muara tuba Eustachius,
anterior, posterior dan inferior. Inervasi oleh posterior oleh aditus ad antrum dari mastoid,
cabang aurikularis dari n. vagus dan cabang superior oleh tegmen timpani fossa kranii,
aurikulotemporalis dari n. mandibularis. inferior oleh bulbus vena jugularis.9 Batas
MT berbentuk kerucut dengan superior dan inferior MT membagi KT
puncaknya disebut umbo , dasar MT tampak menjadi epitimpanium atau atik,
sebagai bentukan oval. MT dibagi dua mesotimpanum dan hipotimpanum.
bagian yaitu pars tensa memiliki tiga lapisan Telinga tengah terdapat tiga tulang
yaitu lapisan skuamosa, lapisan mukosa dan pendengaran, susunan dari luar ke dalam yaitu
lapisan fibrosa. Lapisan ini terdiri dari serat maleus, incus dan stapes yang saling berikatan
melingkar dan radial yang membentuk dan dan berhubungan membentuk artikulasi..
mempengaruhi konsistensi MT. 3 Pars Prosesus longus maleus melekat pada membran
flasida hanya memiliki dua lapis saja yaitu timpani, maleus melekat pada inkus dan inkus
lapisan skuamosa dan lapisan mukosa. Sifat melekat pada stapes. Stapes terletak tingkap
arsitektur MT ini dapat menyebarkan energi lonjong atau foramen ovale yang berhubungan
vibrasi yang ideal (gambar 5). dengan koklea (gambar 6).
MT bagian medial disuplai cabang arteri
aurikularis posterior, lateral oleh ramus
timpanikus cabang arteri aurikularis
profundus. Aliran vena menuju ke vena
maksilaris, jugularis eksterna dan pleksus
venosus pterygoid. Inervasi oleh nervus
aurikularis cabang nervus vagus, cabang
timpanikus nervus glosofaringeus of
Jacobson dan nervus aurikulotemporalis
cabang nervus mandibularis.

Gambar 6. Skema hubungan antara membran


timpani osike

Telinga tengah terdapat dua buah otot


yaitu m. tensor timpani dan m. stapedius. M
tensor timpani berorigo di dinding semikanal
tensor timpani dan berinsersio di bagian atas
tulang maleus, inervasi oleh cabang
saraf trigeminus. Otot ini menyebabkan
membran timpani tertarik ke arah dalam
sehingga menjadi lebih tegang.dan
Gambar 5. Gambar membran timpani. meningkatkan frekuensi resonansi sistem
penghantar suara dan melemahkan suara
dengan frekuensi rendah.
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

M. stapedius berorigo di dalam


eminensia pyramid dan berinsersio di ujung
Posterior kolumnastapes, hal ini
menyebabkan stapes kaku, memperlemah
transmini suara dan meningkatkan resonansi
tulang-tulang pendengaran. Kedua otot ini
berfungsi mempertahankan ,memperkuat
rantai osikula dan meredam bunyi
yang terlalu keras sehingga dapat
mencegah kerusakan organ koklea.
Telinga tengah berhubungan dengan
nasopharing melalui tuba Eustahcius Suplai
darah untuk kavum timpani Oleh
arteritimpanianterior,arteri stylomastoid,
arteri petrosal superficial, arteri timpani Gambar 7. Skema labirin
inferior. Aliran darah vena bersama dengan
aliran arteri dan berjalan ke dalam sinus Fungsi TD ada dua yaitu koklea yang berperan
petrosal superior dan pleksus pterygoideus. sebagai organ auditus atau indera pendengaran
dan kanalis semisirkularis sebagai alat
keseimbangan. Kedua organ tersebut saling
Anatomi Telinga Dalam
berhubungan sehingga apabila salah satu organ
Telinga dalam (TD) terletak di dalam tersebut mengalami gangguan maka yang lain
tulang temporal bagian petrosa, di dalamnya akan terganggu.
dijumpai labirin periotik yang mengelilingi TD disuplai oleh arteri auditorius interna cabang
struktur TD yaitu labirin, merupakan suatu dari arteri cerebelaris inferior. Aliran darah vena
rangkaian berkesinambungan antara tuba dan bersama dengan aliran arteri.
rongga TD yang dilapisi epitel. Labirin 1. Koklea
terdiri dari labirin membran berisi endolim Koklea adalah organ pendengaran
yang merupakan satu-satunya cairan berbentuk menyerupai rumah siput dengan dua
ekstraselular dalam tubuh yang tinggi kalium dan satu setengah putaran pada aksis memiliki
dan rendah natrium. Labirin membran ini di panjang lebih kurang 3,5 centimeter. Sentral
kelilingi oleh labirin tulang ,di antara labirin aksis disebut sebagai modiolus dengan tinggi
tulang dan membran terisi cairan perilim lebih kurang 5 milimeter, berisi berkas saraf dan
dengan komposisi elektrolit tinggi natrium suplai arteri dari arteri vertebralis.
rendah kalium. Labirin terdiri dari tiga Struktur duktus koklea dan ruang periotik
bagianyaitu pars superior, pars inferior dan sangat kompleks membentuk suatu sistem
pars intermedia. Pars superior terdiri dari dengan tiga ruangan yaitu skala vestibuli, kala
utrikulus dan saluran semisirkularis, pars media dan skala timpani. Skala vestibuli dan
inferior terdiri dari sakulus dan koklea skala tympani berisi cairan perilim sedangkan
sedangkan pars intermedia terdiri dari duktus skala media berisi endolimf. Skala vestibuli
dan sakus endolimpaticus (gambar 7). dan skala media dipisahkan oleh membran
reissner, skala media dan skala timpani
dipisahkan oleh membran basilar (gambar 8)
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

OC terdiri satu baris sel rambut dalam


yang berjumlah sekitar 3 000 dan tiga baris sel
rambut luar yang berjumlah sekitar 12 000.12
Rambut halus atau silia menonjol ke atas dari
sel-sel rambut menyentuh atau tertanam pada
permukaan lapisan gel dari membran tektorial.
Ujung atas sel-sel rambut terfiksasi secara erat
dalam struktur sangat kaku pada lamina retikularis.
Serat kaku dan pendek dekat basis koklea
mempunyai kecenderungan untuk bergetar pada
frekuensi tinggi sedangkan serat panjang dan
lentur
dekat helikotrema mempunyai kecenderungan
untuk bergetar pada frekuensi rendah.

Gambar 8. Skema labirin Saraf Koklearis


Sel-sel rambut di dalam OC diinervasi oleh
2. Organon Corti
serabut aferen dan eferen dari saraf koklearis
Organon corti (OC) terletak di atas
cabang dari nervus VIII. Serabut aferen menuju ke
membran basilaris dari basis ke apeks, yang
sel rambut bagian dalam dan 12 % sisanya menuju
mengandung organel penting untuk mekanisme
ke sel rabut luar.Serabut aferen dan eferen ini akan
saraf pendengaran perifer.
terdiri bagi tiga bagian sel utama yaitu sel membentuk ganglion spiralis yang selanjutnya
penunjang, selaput gelatin penghubung dan menuju ke nuleus koklearis yang merupakan
sel-sel rambut yang dapat membangkitkan neuron primer, dari nucleus koklearis neuron
impuls saraf sebagai respon terhadap getaran sekunder berjalan kontral lateral menuju
suara (gambar 9). lemnikus lateralis dan ke kolikulus posterior dan
korpus genikulatum medialis sebagai neuron
tersier, selanjutnya menuju ke pusat
pendengaran di lobus temporalis tepatnya di
girus transversus.
2.2 Fisiologi Pendengaran3
Proses mendengar diawali dengan
ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui
udara atau tulang ke koklea,12 Proses mendengar
melalui tiga tahapan yaitu tahap pemindahan
energi fisik berupa stimulus bunyi ke organ
pendengaran, tahap konversi atau tranduksi yaitu
pengubahan energi fisik stimulasi tersebut ke
organ penerima dan tahap penghantaran impuls
saraf ke kortek pendengaran.

Gambar 9. Organon Corti


Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

milimeter persegi sedangkan daerah permukaan


stapes rata-rata 3,2 milimeter persegi. Rasio
perbedaan 17 kali lipat ini dibandingkan 1,3 kali
dari dari sistem pengungkit , menyebabkan
penekanan sekitar 22 kali pada cairan koklea.
Hal ini diperlukan karena cairan memiliki
inersia yang jauh lebih besar dibandingkan udara,
sehingga dibutuhkan tekanan besar untuk
menggetarkan cairan, selain itu didapatkan
mekanisme reflek penguatan, yaitu sebuah reflek
Gambar 10. Skema mekanisme pendengaran
yang timbul apabila ada suara yang keras yang
ditransmisikan melalui sistem osikuler ke dalam
Mekanisme Pendengaran Telinga Luar dan sistem saraf pusat, reflek ini menyebabkan
Tengah3 konstraksi pada otot stapedius dan otot tensor
Aurikula berfungsi untuk mengetahui timpani. Otot tensor timpani menarik tangkai
arah dan lokasi suara dan membedakan tinggi maleus ke arah dalam sedangkan otot stapedius
rendah suara. Aurikula bersama MAE dapat menarik stapes ke arah luar. Kondisi yang
menaikkan tekanan akustik pada MT pada berlawanan ini mengurangi konduksi osikular
frekuensi 1,5 – 5 kHz yaitu daerah frekuensi yang dari suara berfrekuensi rendah dibawah 1 000
penting untuk presepsi bicara, selanjutnya Hz. Fungsi dari mekanisme ini adalah untuk
gelombang bunyi ini diarahkan ke MAE melindungi koklea dari getaran merusak
menyebabkan naiknya tekanan akustik sebesar disebabkan oleh suara yang sangat keras ,
10-15 dB pada MT. menutupi suara berfrekuensi rendah pada
MAE adalah tabung yang terbuka pada lingkungan suara keras dan menurunkan
satu sisi tertutup pada sisi yang lain. MAE sensivitas pendengaran pada suara orang itu
meresonansi ¼ gelombang. Frekuensi sendiri.
resonansi ditentukan dari panjang tabung,
lengkungan tabung tidak berpengaruh. Tabung
2,5 cm, frekuensi resonansi kira-kira 3,5 kHz. Mekanisme Pendengaran Telinga Dalam3
Fo (frekuensi resonansi) = kecepatan Koklea mempunyai dua fungsi yaitu
suara (4 x panjang tabung) menerjemahkan energi suara ke suatu bentuk yang
sesuai untuk merangsang ujung saraf auditorius
Dimana : Kecepatan suara = 350 m/detik
yang dapat memberikan kode parameter
Misal panjang tabung = 2,5 cm, maka : Fo
= 350 (4x2,5) = 3500 Hz = 3,5 kHz akustik sehingga otak dapat memproses
Gelombang suara kemudian diteruskan ke informasi dalam stimulus suara.\6 Koklea di
MT dimana pars tensa MT merupakan medium dalamnya terdapat proses transmisi hidrodinamik
yang ideal untuk transmisi gelombang suara ke yaitu perpindahan energi bunyi dari foramen
rantai osikular. Hubungan MT dan sistem ovale ke sel-sel bersilia dan proses
osikuler menghantarkan suara sepanjang transduksi yaitu pengubahan pola energi
telinga telinga tengah ke koklea. Tangkai bunyi pada OC menjadi potensial aksi
maleus terikat erat pada pusat membran dalam nervus auditorius. Mekanisme
timpani, maleus berikatan dengan inkus, inkus transmisi terjadi karena stimuli bunyi
berikatan dengan stapes dan basis stapes berada menggetarkan perilim dalam skala vestibuli
pada foramen ovale. Sistem tersebut dan endolim dalam skala media
sebenarnya mengurangi jarak tetapi sehingga menggetarkan membrana basilaris.
meningkatkan tenaga pergerakan 1,3 kali, Membrana basilaris merupakan suatu kesatuan
selain itu luas daerah permukaan MT 55 yang berbentuk lempeng-lempeng
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

getar sehingga bila mendapat stimuli bunyi Potensial seluruh saraf adalah potensial
akan bergetar seperti gelombang disebut listrik yang dibangkitkan oleh serabut saraf
traveling wave. Proses transduksi terjadi karena auditori. Terekam dengan elektroda di daerah
perubahan bentuk membran basilaris. foramen rotundum atau di daerah saraf
Perubahan tersebut karena bergesernya auditori, memiliki frekuensi tinggi dan onset
membrana retikularis dan membrana tektorial yang cepat. Rangsangan suara dari koklea
akibat stimulis bunyi. Amplitudo diteruskan oleh nervus kranialis VIII ke
maksimum pergeseran tersebut akan korteks melalui nukleus koklearis ventralis
mempengaruhi sel rambut dalam dan sel rambut dan dorsalis. Jaras tersebut merupakan sistem
luar sehinga terjadi loncatan potensial listrik. pendengaran sentral.
Potensial listrik ini akan diteruskan oleh serabut
saraf aferen yang berhubungan dengan sel rambut 2.3 Tinitus
sebagai impuls saraf ke otak untuk disadari
sebagai sensasi mendengar. Definisi Tinitus
Koklea di dalamnya terdapat 4 jenis Tinitus adalah salah satu bentuk
proses bioelektrik, yaitu : potensial endokoklea gangguan pendengaran berupa sensasi suara
(endocochlear potential) , mikrofoni koklea tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat
(cochlear microphonic) , potensial sumasi berupa sinyal mekanoakustik maupun listrik.
(summating potensial), dan potensial seluruh Keluhan suara yang di dengar sangat
saraf (whole nerve potensial). Potensial bervariasi, dapat berupa bunyi mendenging,
endokoklea selalu ada pada saat istirahat, menderu, mendesis, mengaum, atau
sedangkan potensial lainnya hanya muncul berbagai macam bunyi lainnya. Tinitus
apabila ada suara yang merangsang. Potensial dapat dibagi atas tinitus objektif dan tinitus
endokoklea terdapat pada skala media bersifat subjektif. Dikatakan tinitus objektif jika
konstan atau direct current (DC) dengan suaranya juga dapat di dengar oleh
potensial positif sebesar 80 – 100 mV. Stria pemeriksa dan dikatakan tinitus subjektif
vaskularis merupakan sumber potensial jika tinitus hanya dapat didengar oleh
endokoklea yang sangat sensitif terhadap anoksia penderita.1,8
dan zat kimia yang berpengaruh terhadap
metabolisme oksidasi. Etiologi Tinitus
Mikrofoni koklea adalah alternating Tinitus paling banyak disebabkan
current (AC) berada di koklea atau juga di karena adanya kerusakan dari telinga dalam.
dekat foramen rotundum, dihasilkan area sel Terutama kerusakan dari koklea. Secara
indera bersilia dan membrana tektoria oleh garis besar, penyebab tinitus dapat berupa
pengaruh listrik akibat vibrasi suara pada silia kelainan yang bersifat somatik, kerusakan N.
atau sel inderanya. Potensial sumasi termasuk Vestibulokoklearis, kelainan vascular,
DC tidak mengikuti rangsang suara dengan tinitus karena obat – obatan, dan tinitus yang
spontan, tetapi sebanding dengan akar pangkat disebabkan oleh hal lainnya.5,6
dua tekanan suara. Potensial sumasi dihasilkan 1. Tinitus karena kelainan somatik daerah
sel-sel indera bersilia dalam yang efektif pada leher dan rahang
intensitas suara tinggi. Sedangkan mikrofoni a. Trauma kepala dan Leher
koklea dihasilkan lebih banyak pada outer hair Pasien dengan cedera yang keras
cell. Bila terdapat rangsangan diatas nilai pada kepala atau leher mungkin akan
ambang, serabut saraf akan bereaksi mengalami tinitus yang sangat
menghasilkan potensial aksi. mengganggu. Tinitus karena cedera
Serabut saraf mempunyai penerimaan leher adalah tinitus somatik yang paling
terhadap frekuensi optimum rangsang suara umum terjadi. Trauma itu dapat berupa
pada nilai ambangnya, dan tidak bereaksi fraktur tengkorak atau whisplash injury.
terhadap setiap intensitas.
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

b. Artritis pada sendi temporomandibular Ini merupakan gejala yang penting


(TMJ) pada tumor glomus jugulare.
Biasanya orang dengan artritis 4. Tinitus karena kelainan metabolik
TMJ akan mengalami tinitus yang Keadaan hipertiroid dan anemia (keadaan
berat. dengan viskositas darah sangat rendah)
2. Tinitus akibat kerusakan dapat meningkatkan aliran darah dan
n. Vestibulokoklearis terjadi turbulensi. Sehingga memudahkan
Tinitus dapat muncul akibat kerusakan telinga untuk compression syndrome
yang terjadi di N. Vestibulokoklearis, (MCV). MCV dikenal juga dengan
diantaranya akibat infeksi virus pada N. vestibular paroksismal.
VIII, tumor yang mengenai N. VIII, dan tus juga dapat terjadi pada kondisi
Microvascular compression syndrome defisiensi vitamin B12, begitu juga
(MCV). MCV dikenal juga dengan dengan kehamilan dan keadaan
vestibular paroksismal. hiperlipidemia.
3. Tinitus karena kelainan vaskular 5. Tinitus akibat kelainan neurologis
Tinitus yang di dengar biasanya Multiple sclerosis adalah proses
bersifat tinitus pulsatil. Akan didengar inflamasi kronik dan demielinisasi yang
bunyi yang simetris dengan denyut nadi mempengaruhi sistem saraf pusat.
dan detak jantung. Kelainan vaskular Multiple sclerosis dapat menimbulkan
yang dapat menyebabkan tinitus berbagai macam gejala, di antaranya
diantaranya: kelemahan otot, indra penglihatan yang
a. Atherosklerosis terganggu, perubahan pada sensasi,
Penumpukan kolesterol dan kesulitan koordinasi dan bicara, depresi,
bentuk – bentuk deposit lemak lainnya gangguan kognitif, gangguan
mengakibatkan pembuluh darah mayor keseimbangan dan nyeri, dan pada
ke telinga tengah kehilangan telinga akan timbul gejala tinitus.
elastisitasnya. Hal ini mengakibatkan 6. Tinitus akibat kelainan psikogenik
aliran darah menjadi semakin sulit dan Keadaan gangguan psikogenik
terkadang mengalami turbulensi, dapat menimbulkan tinitus yang bersifat
sehingga memudahkan telinga untuk sementara. Tinitus akan hilang bila
mendeteksi iramanya. kelainan psikogeniknya hilang. Depresi,
b. Hipertensi anxietas dan stress adalah keadaan
Tekanan darah yang tinggi dapat psikogenik yang memungkinkan tinitus
menyebabkan gangguan vaskuler pada untuk muncul.
pembuluh darah koklea terminal. 7. Tinitus akibat obat-obatan
c. Malformasi kapiler Obat – obatan yang dapat
Sebuah kondisi yang disebut AV menyebabkan tinitus umumnya adalah
malformation yang terjadi antara obat – obatan yang bersifat ototoksik
koneksi arteri dan vena dapat Diantaranya:
menimbulkan tinitus. a. Analgetik, seperti aspirin dan AINS
d. Tumor pembuluh darah lainnya.
Tumor pembuluh darah yang b. Antibiotik, seperti golongan
berada di daerah leher dan kepala juga aminoglikosid (mycin), kloramfenikol,
dapat menyebabkan tinitus. Misalnya tetrasiklin, minosiklin.
adalah tumor karotis dan tumor glomus
jugulare dengan ciri khasnya yaitu
tinitus dengan nada rendah yang
berpulsasi tanpa adanya gangguan
pendengaran.
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

c. Obat-obatan kemoterapi, seperti


Bleomisin, Cisplatin, Umumnya merupakan akibat dari
Mechlorethamine, Methotrexate, proses degenerasi. Diduga berhubungan
Vinkristin. dengan faktor – faktor herediter, pola
d. Diuretik, seperti Bumatenin, makanan, metabolisme, aterosklerosis,
Ethacrynic acid, Furosemide. infeksi, bising, gaya hidup atau bersifat
e. Lain lain seperti KLoroquin, multifaktor. Menurunnya fungsi
Quinine,merkuri,timah. pendengaran berangsur dan kumulatif.
8. Tinitus akibat gangguan mekanik Progresivitas penurunan pendengaran
Gangguan mekanik juga lebih cepat pada laki – laki dibanding
dapat menyebabkan tinitus objektif, perempuan.
misalnya pada tuba eustachius yang c. Sindrom Meniere
terbuka sehingga ketika kita bernafas akan Penyakit ini gejalanya terdiri dari
menggerakkan membran timpani dan tinitus, vertigo dan tuli sensorineural.
menjadi tinitus. Kejang klonus muskulus Etiologi dari penyakit ini adalah karena
tensor timpani dan muskulus stapedius adanya hidrops endolimfe, yaitu
serta otot – otot palatum juga akan penambahan volume endolimfe, karena
menimbulkan tinitus.
gangguan biokimia cairan endolimfa
9. Tinitus akibat gangguan konduksi
dan gangguan klinik pada membran
Gangguan konduksi suara seperti
labirin.
infeksi telinga luar (sekret dan edema),
serumen impaksi, efusi telinga tengah
Klasifikasi Tinitus
dan otosklerosis juga dapat
Berdasarkan objek yang mendengar,
menyebabkan tinitus. Biasanya suara
tinitus dapat dibagi menjadi:8
tinitusnya bersifat suara dengan nada
a. Tinitus Objektif
rendah.
Tinitus yang suaranya juga dapat di
10. Tinitus akibat sebab lainnya
dengar oleh pemeriksa dengan auskultasi di
a. Tuli akibat bising
sekitar telinga. Tinitus objektif biasanya
Disebabkan terpajan oleh bising
bersifat vibratorik, berasal dari transmisi
yang cukup keras dan dalam jangka
vibrasi sistem muskuler atau kardiovaskuler
waktu yang cukup lama. Biasanya
di sekitar telinga..
diakibatkan oleh bising lingkungan
b. Tinitus Subjektif
kerja. Umumnya terjadi pada kedua
Tinitus yang suaranya hanya dapat
telinga. Terutama bila intensitas bising
didengar oleh penderita saja. Jenis ini sering
melebihi 85db, dapat mengakibatkan
sekali terjadi. tinitus subjektif bersifat
kerusakan pada reseptor pendengaran
nonvibratorik, disebabkan oleh proses iritatif
korti di telinga dalam. Yang sering
dan perubahan degeneratif traktus auditoris
mengalami kerusakan adalah alat korti
mulai sel – sel rambut getar sampai pusat
untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi
pendengaran.
3000Hz sampai dengan 6000Hz. Yang
Berdasarkan kualitas suara yang
terberat kerusakan alat korti untuk
didengar pasien ataupun pemeriksa, tinitus
reseptor bunyi yang berfrekuensi
dapat dibagi 1:
4000Hz.
a. Tinitus pulsatil
b. Presbikusis
Tuli saraf sensorineural tinggi, Timbul karena adanya kelainan dari
umumnya terjadi mulai usia 65 tahun, vaskular ataupun di luar vaskular. Kelainan
simetris kanan dan kiri, presbikusis vaskular digambarkan sebagai bunyi mendesis
dapat mulai pada frekuensi 1000Hz atau yang sinkron dengan denyut nadi atau denyut
lebih. jantung.
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

b. Tinitus non pulsatil


Tinitus pulsatil umumnya bersifar Kejang klonus muskulus tensor timpani
menetap dan berkelanjutan. Suara yang dan muskulus stapedius, serta otot – otot
didengar bervariasi, mulai dari berdenging, palatum dapat menimbulkan tinitus objektif.
berdengung, berdesis, bergemuruh.1 Bila ada gangguan vaskuler di telinga tengah,
Berdasarkan frekuensinya, tinitus dapat seperti tumor karotis (carotid body tumor),
dibagi menjadi tinitus nada tinggi dan maka suara aliran darah akan
tinitus nada rendah. Berdasarkan durasi mengakibatkan tinitus juga. 8

terjadinya dapat terjadi detik hingga menit Pada intoksikasi obat seperti salisilat, kina,
bersifat intermiten ataupun kontinyu. streptomisin, dehidro –streptomisin,
Episode serangan dapat bersifat temporer garamisin, digitalis, kanamisin, dapat terjadi
atau permanen.1,8 tinitus nada tinggi, terus menerus atupun
hilang timbul. Pada hipertensi endolimfatik,
Patogenesis Tinitus seperti penyakit meniere dapat terjadi tinitus
Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada nada rendah atau tinggi, sehingga
pada area auditoris yang menimbulkan terdengar bergemuruh atau berdengung.
perasaan adanya bunyi, namun impuls Gangguan ini disertai dengan vertigo dan tuli
yang ada bukan berasal dari bunyi sensorineural. 8
eksternal yang ditransformasikan, Gangguan vaskuler koklea terminal yang
melainkan berasal dari sumber impuls terjadi pada pasien yang stres akibat
abnormal di dalam tubuh pasien sendiri. gangguan keseimbangan endokrin, seperti
Impuls abnormal itu dapat ditimbulkan menjelang menstruasi, hipometabolisme
oleh berbagai kelainan telinga. Tinitus atau saat hamil dapat juga timbul tinitus dan
dapat terjadi dalam berbagai intensitas. gangguan tersebut akan hilang bila
Tinitus dengan nada rendah seperti keadaannya sudah normal kembali. 8
bergemuruh atau nada tinggi seperti
berdenging. Tinitus dapat terus menerus Anamnesis8
atau hilang timbul.8 Anamnesis merupakan hal yang utama
Tinitus biasanya dihubungkan dan sangat penting dalam penegakan
dengan tuli sensorineural dan dapat juga diagnosis tinitus. Perlu ditanyakan kuantitas
terjadi karena gangguan konduksi. dan kualitas tinitus, lokasinya, durasinya,
Tinitus yang disebabkan oleh gangguan dan sifatnya apakah mendenging, mendesis,
konduksi, biasanya berupa bunyi dengan menderu, berdetak, gemuruh, atau seperti
nada rendah. Jika disertai dengan riak air. Ditanyakan apakah tinitusnya
inflamasi, bunyi dengung ini terasa mengganggu atau bertambah berat pada
berdenyut (tinitus pulsatil). 8 waktu siang atau malam hari, gejala-gejala
lain yang menyertai, misalnya vertigo atau
Tinitus dengan nada rendah dan gangguan pengengaran serta gejala
terdapat gangguan konduksi, biasanya neurologik lain. Riwayat terjadinya tinitus
terjadi pada sumbatan liang telinga unilateral atau bilateral, apakah sampai
karena serumen atau tumor, tuba katar, mengganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa
otitis media, otosklerosis dan lain-lainnya. hal yang perlu diperhatikan dalam
Tinitus dengan nada rendah yang anamnesis adalah lama serangan tinitus, bila
berpulsasi tanpa gangguan pendengaran berlangsung dalam waktu 1 menit biasanya
merupakan gejala dini yang penting pada akan hilang sendiri, biasnaya bukan
tumor glomus jugulare.8 merupakan keadaan patologik.
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
11
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

atau kiri, hanya mengatakan di tengah


Bila berlangsung selama 5 menit kepala, kemungkinana besar terjadi kelainan
termasuk keadaan patologik. Riwayat patologis di saraf pusat, misalnya
minum obat sebelumnya khususnya serebrovaskulaer, siringomelia, dan sklerosis
golongan aspirin dan kebiasaan multipel.
sehari-hari seperti merokok dan minum Kelainan patologis pada putaran basal
kopi. Semua pertanyaan tersebut pentin, koklea, saraf pendengaran perifer dan sentral
walaupun tinitus dapat terjadi pada umumnya bernada tinggi (mendenging).
semua umur, penyebab tinitus memiliki Tinitus yang bernada rendah seperti gemuruh
faktor predileksi terhadap umur dan jenis ombak adalah ciri khas penyakit telinga
kelamin. Tinitus karena kelainan koklear (hidrop endolimfatikus).
vaskuler umumnya terjadi pada wanita
usia muda. Pasien dengan myoklonus Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Tinitus
palatal terjadi pada usia muda Pemeriksaan fisik THT dan otoskopi
dihubungkan dengan kelainan neurologi. harus secara rutin dilakukan, pemeriksaan
Pasien hendaknya ditanyakan penala, audiometri nada murni, audiometri
tentang riwayat cedera kepala, pajanan tutur, bila perlu dilakukan pemeriksaan OAE
bising, rauma akustik, minum obat (Otoacustic Emission), BERA (Brainstem
ototoksik, riwayat infeksi telinga dan Evoked Response Audiometri) dan atau ENG
operasi telinga. Gejala dan tanda (Electro Nystagmpgraphy) untuk evaluasi
gangguan audiovestibuler lain seperti gangguan pendengaran serta lanoratorium.8
otore, kehilangan pendengaran, vertigo, Pemeriksaan auskultasi dengan
dan gangguan keseimbangan harus menggunakan stetoskop dilakukan pada
ditanyakan kepada pasien. kedua telinga pasien. Hal ini dilakukan
Pasien diharapkan untuk dengan tujuan untuk menentukan apakah
mendeskripsikan lokasi suara tinitus tinitus yang didengar pasien bersifat subjektif
(unilateral, bilateral, atau tidak dapat atau objektif.
ditentukan secara pasti), frekuensi Jika suara tinitus juga dapat didengar
timbulnya tinitus (intermitten atau oleh pemeriksa, artinya bersifat subjektif,
menetap), kualitas suara (nada murni, maka harus ditentukan sifat dari suara
bising, suara multiple, bunyi klik, tersebut. jika suara yang didengar serasi
meletup-letup/ popping, suar angin/ dengan pernapasan, maka kemungkinan
blowing, berpulsasi/ pulsing), intensitas besar tinitus terjadi karena tuba eustachius
suara secara subektif (keras atau lembut), yang paten. Jika suara yang di dengar sesuai
bunyi tinitus menetap, berkurang, atau dengan denyut nadi dan detak jantung, maka
bahkan bertambah berat berdasarkan kemungkinan besar tinitus timbul karena
aneurisma, tumor vaskular, vascular
siklus harian atau dihubungkan malformation, dan venous hum. Jika suara
dengan gejala di penyakit telinga yang di dengar bersifat continous, maka
dan sistemik. kemungkinan tinitus terjadi karena venous
Pada tinitus subjektif unilateral perlu hum atau emisi akustik yang terganggu.
dicurigi adanya kemungkinan neuroma Pada tinitus subjektif, dimana suara
akustik atau trauma kepala, sedangkan tinitus tidak dapat didengar oleh pemeriksa
yang bilateral kemungkinan karena saat auskultasi, maka pemeriksa harus
intoksikasi obat, presbiakusis, trauma melakukan pemeriksaan audiometri. Pada
bising, dan penyakit sistemik. Pada tinitus objektif perlu dilakukan pemeriksaan
penderita yang sukar membedakan berupa CT-Scan, MRI ataupun MRA.
apakah tinitus terjadi pada sebelah kanan
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
12
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Gambar 11. Pendekatan diagnosti tinitus1

Penatalaksanaan Tinitus8 2. Elektrofisiologik, yaitu memberi stimulus


Penatalaksanaan tinitus merupakan elektroakustik dengan intensitas suara
masalah yang kompleks dan merupakan yang lebih keras dari tinitusnya, dapat
fenomena psikoakustik murni, sehingga dengan alat bantu dnegar atau tinitus
tidak dapat diukur. Perlu diketahuinya masker.
penyebab tinitus agar dapat diobati sesuai 3. Terapi medikamentosa sampai saat ini
penyebabnya. Kadang-kadang penyebabnya belum ada kesepakatan yang jelas
sukar diketahui. diantaranya untuk meningkatkan aliaran
Penatalaksanaan bertujuan untuk darah koklea, transquilizer, antidepresan
meghilangkan penyebab tinitus dan atau sedatif, neurotonik, vitamin, dan mineral.
keparahan akibat tinitus. Pada tinitus yang 4. Tindakan bedah dilakukan pada tumor
jelas diketahui penyebabnya baik lokal akustik neuroma.
maupun sistemik, biasanya tinitus dapat Pendekatan manajemen tinitus saat ini
dihilangkan bila penyakit yang berupa gabungan dari beberapa pendekatan
mendasarinya diobati. Pada tinitus yang yaitu psikologis, stimulasi auditorik,
penyebabnya tidak diketahui maka farmakologi, dan stimulasi otak.
penatalaksanaannya lebih sulit dilakukan. Pendekatan – pendekatan berikut telah
Pada umumnya pengobatan tinitus diteliti mampu mengurangi tingkat
dibagi kedalam 4 cara, yaitu:8 keparahan dan memperbaiki kualitas hidup
1. Psikologik, dengan memberikan dari penderita tinitus.1,8
konsultasi psikologik untuk meyakinkan 1. Terapi Psikologis
pasien bahwa penyakitnya tidak a. Konseling dan Psikoedukasi
membahayakan, mengajarkan Konseling dilakukan oleh
relaksasi setiap hari. audiologis atau otologis mengenai
penjelasan informasi tentang tinitus.
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
13
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Penjelasan informasi yang meminimalisir pikiran negatif penderita


diberikan biasanya berupa anatomi dan terhadap gejala tinitus. Pendekatan ini
patologi koklea, hilang pendengaran, terutama dilakukan dengan bantuan
proses mekanisme bagaimana suara psikolog dan harus rutin dijalankan
dapat didengar, mekanisme tinitus, beberapa waktu. Beberapa literatur
stress, serta manajemennya. menunjukkan bahwa dengan gabungan
Pentingnya melakukan konseling ini antara CBT dan sound therapy/stimulasi
sebelum memulai terapi lain agar auditorik menunjukkan peningkatan
pasien mendapatkan penjelasan yang kualitas hidup pada pasien yang
baik mengenai gejala ini sehingga terganggu.1,11
termotivasi pula dalam program yang 2. Stimulasi Auditorik
akan dijalankan.1 a. Sound Therapy
b. Tinnitus Retraining Therapy (TRT) Baik suara dari lingkungan atau
Penatalaksanaan terkini yang suara yang dibuat sendiri keduanya
dikemukakan oleh Jastreboff, berdasar dapat dipakai untuk penanganan tinitus.
pada model neurofisiologi adalah Penghasil suara lingkungan merupakan
kombinasi konseling terpimpin, terapi suatu alat kecil yang menghasilkan
akustik, dan medikamentosa bila suara alam seperti bunyi ombak, air
diperlukan. Metode ini dikenal dengan terjun, hujan, dan bunyi lainnya yang
Tinnitus Retraining Therapy (TRT). bertujuan untuk merelaksasi dan
Tujuan dari TRT adalah memicu dan menurunkan persepsi pasien terhadap
menjaga reaksi habituasi dan persepsi suara tinitus.2
tinitus dan atau suara lingkungan yang b. Alat Bantu Dengar
mengganggu. Habituasi diperoleh Alat bantu dengar sudah banyak
sebagai hasil dari modifikasi hubungan dipakai untuk tatalaksana pasien tinitus
sistem auditorik ke sistem limbik dan yang disertai dengan kehilangan
sistem saraf otonom. TRT walau tidak pendengaran (baik unilateral atau
dapat menghilangkan tinitus dengan derajat ringan) untuk mengkompensasi
sempurna, tetapi dapat memberikan input auditorik pada batas frekuensi
perbaikan yang bermakna berupa yang terganggu. Namun, suara
penurunan toleransi terhadap suara.1,14 amplifikasi yang dihasilkan oleh alat
TRT dimulai dengan anamnesis bantu dengar terbatas pada frekuensi
awal untuk mengidentifikasi masalah tinggi dan tidak dapat memunculkan
dan keluhan pasien, menentukan input auditorik pada beberapa kasus
pengaruh tinitus dan penurunan kehilangan rambut organ korti. Sebuah
toleransi terhadap suara di sekitarnya, studi observasi menunjukkan manfaat
mengevaluasi kondisi emosional dan dari penggunaan alat bantu dengar pada
derajat stres pasien, mendapatkan pasien dengan tinitus hanya dapat
informasi untuk memberikan konseling kurang dari 6000 Hz dan harus di dalam
yang tepat dan membuat data dasar jarak amplifikasi alat bantu dengar.
yang akan digunakan untuk evaluasi Masih dibutuhkan studi – studi dengan
terapi.1,11 randomized controlled trial untuk
c. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) membuktikan efekasi dari alat bantu
dengar ini.2,5
Merupakan suatu
pendekatan untuk membantu c. Cochlear Implants
mengubah pola pikir penderita Pada pasien dengan sensorineural
terhadap tinitus dengan cara hearing loss disertai tinitus, sebuah
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
14
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

penelitian melaporkan penurunan dari


derajat tinitus dengan dilakukannya Kesimpulan
cochlear implant. Studi lain juga Tinitus adalah salah satu bentuk gangguan
membuktikan manfaat implan koklear pendengaran berupa sensasi suara tanpa
pada kasus berkurangnya pendengaran adanya rangsangan dari luar, dapat berupa
sebelah dengan. Hal ini membuktikan sinyal mekanoakustik maupun listrik.
implantasi koklear menawarkan Berdasarkan objek yang mendengar, tinitus
supresitinitus yang bersifat jangka dapat dibagi menjadi tinitus objektif dan
panjang pada pasien dengan SNHL tinitus subjektif. Pada tinitus terjadi aktivitas
berat dengan cara merestorasi input elektrik pada area auditoris yang
auditorik ke sistem pendengaran menimbulkan perasaan adanya bunyi,
pusat.2,6 namun impuls yang ada bukan berasal dari
3. Stimulasi Otak bunyi eksternal yang ditransformasikan,
Stimulasi otak therapeutik melainkan berasal dari sumber impuls
memungkinkan modulasi fokal dari abnormal di dalam tubuh pasien sendiri.
aktivitas neuronal dan diteliti dapat Anamnesis mendetail, pemeriksaan
menormalisasi tinitus yang terkait fisik THT dan otoskopi harus secara rutin
dengan abnormalitas dari aktivitas dilakukan, dan dapat ditunjang dengan
neuronal. Repetitive transcranial pemeriksaan penala, audiometri nada murni,
magnetic stimulation dalam sebuah audiometri tutur, bila perlu dilakukan OAE
studi randomized trial menunjukkan (Ototacustic Emission), BERA (Brainstem
penurunan derajat keparahan tinitus Evolved Response Audiometri) dan atau
setelah dilakukan terapi ini. ENG (Electro Nustagmography) serta
Kekurangan dari tatalaksana ini adalah pemeriksaan laboratorium..8
variasi efek antar individu yang tinggi, Penatalaksanaan tinitus merupakan
durasi dari efek yang sangat singkat masalah yang kompleks dan merupakan
sehingga harus dilakukan secara fenomena psikoakustik murni, sehingga
berulang dengan biaya yang cukup tidak dapat diukur. Perlu diketahuinya
mahal.2,6 penyebab tinitus agar dapat diobati sesuai
penyebabnya. Kadang-kadang penyebabnya
Selain terapi diatas, pasien yang sukar diketahui. Penatalaksanaan bertujuan
mengalami tinitus juga harus diberikan untuk mneghilangkan penyebab tinitus atau
edukasi-edukasi seperti1: keparahan akibat tinitus. Pada tinitus yang
a. Menghindari pemakaian obat-obat jelas diketahui penyebabnya baik lokal
ototoksis. maupun sistemik, biasanya tinitus dapat
b. Hindari suara-suara yang keras atau dihilangkan bila penyakit yang
bising. Jika harus terpapar, maka gunakan mendasarinya diobati. Pada tinitus yang
alat pelindung diri berupa ear plug. penyebabnya tidak diketahui maka
c. Batasi makanan bergaram dan berlemak penatalaksanaannya lebih sulit dilakukan.
karena dapat meningkatkan tekanan darah
yang merupakan salah satu penyebab DAFTAR PUSTAKA
tinitus. 1. Crummer RW, Hassan GA: Diagnostic
d. Modifikasi gaya hidup, berhenti Approach to Tinnitus. American Family
mrokok, dan minum kafein yang Physycian.2014 Jan 1;69(1);120-126
merupakan faktor yang memperparah 2. Tunkel DE, et al. Clinical Practice Guideline:
tinitus. Tinnitus Executive Summary. American
e. Olahraga dan hindari stres. Academy of Otolaryngology – Head and Neck
Surgery 2014;151(4):533-541.
Dokter Muda THT-KL Periode Maret-April 2019
15
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

3. Nugroho SH, Wiyadi HMS. Anatomi dan


Fisiologi Pendengaran Perifer. Jurnal
THT-KL.2009;2(2):76-85.
4. Adams, Boies, Hingler, editor. Buku Ajar
Penyakit THT. Ed ke – 6. Jakarta: EGC;
2009.
5. Mills JH, et al. Extended High Frequency
Thresholds in Older Adults. J Speech Lang
Hear Res 1997;40:208 – 14.
6. National Institutes on Deafness and Other
Communication Disorders. (2014). Noise
Induced Hearing Loss.
7. Guyton, A.C., Hall, J.E., (2007).
The Sense of Hearing Dalam:Textbook
ofMedical Physiology. 11thed. India:
Saunders Elsevier: 651-662.
8. Iskandar N, Sopeardi EA, Bashiruddin J,
Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan
Leher. Edisi Ketujuh. FKUI Jakarta 2012

Anda mungkin juga menyukai