1
BAB I PENDAHULUAN
2
2.4 Teori Keperawatan ........................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Insomnia adalah keluhan sulit untuk masuk tidur atau sulit mempertahankan tidur
(sering terbangun saat tidur) dan bangun terlalu awal serta tetapi merasa badan tidak segar
meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008). Insomnia didefinisikan sebagai kesulitan untuk
jatuh tidur dan mempertahankan tidur, atau bangun lebih dini (Bixler, Kales, Soldatos,Healey
dalam Lichstein dan Morin, 2000). Pengertian ini juga dapat menjelaskan dimensi insomnia
yang dikemukakan oleh Iskandar dan Setyonegoro (1985) adalah kesulitan untuk masuk
tidur, gangguan dari kontunuitas tidur, bangun lebih dini, tidur delta (terdalam) yang kurang,
Seseorang yang mengalami gangguan sulit tidur (insomnia) akan berkurang kuantitas
dan kualitas tidurnya. Gejala insomnia disebabkan oleh adanya gangguan emosi/ketegangan
atau gangguan fisik. Insomnia dapat diakibatkan oleh banyak faktor, misalnya penyakit,
lingkungan, kelelahan, stress psikologis, obat, nutrisi, motivasi, merokok dan alkohol.
Kurang tidur (insomnia) yang sering terjadi dan berkepanjangan dapat mengganggu
kesehatan fisik yang menyebabkan muka pucat dan mata sembab, badan lemas, dan daya
tahan tubuh menurun sehingga menjadi mudah terserang penyakit (Lanywati, 2001).
siang hari, hubungan interpersonal dengan orang lain menjadi buruk, meningkatkan risiko
4
kematian, menyebabkan kecelakaan karena mengalami kelelahan yang berlebihan, dan
memunculkan berbagai penyakit fisik Selain pada lansia, insomnia sering terjadi pada
mahasiswa. Hal ini disebabkan karena kesibukan yang dihadapi mahasiswa sering kali
menimbulkan berbagai macam masalah yang dapat mengganggu kesehatan, contohnya: tidak
bisa mengatur pola makan dengan baik, mahasiswa sering kali merasa stress karena
kesibukan yang terjadi, dan sering kali mengalami gangguan tidur (insomnia, parasomnia,
dan hipersomnia). Banyak pencetus faktor lain yang menyebabkan mahasiswa mengalami
insomnia misalnya beban kerja yang dihadapi, stress psikologis, merokok bahkan tidak
sedikit mahasiswa yang mengkonsumsi alkohol. Hal tersebut mungkin sudah menjadi hal
yang biasa atau sesuatu yang akrab bagi mayoritas mahasiswa dan hal-hal tersebut yang
membuat pola tidur mahasiswa tidak teratur sehingga seringkali mahasiswa mengalami
gangguan tidur. Gangguan tidur yang sering dialami mahasiswa adalah insomnia. Hampir
semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya. Diperkirakan
tiap tahun 20%-40% mahasiswa mengalami gangguan tidur dan 17% diantaranya mengalami
masalah serius.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap mahasiswa asrama joseph di
Univesitas Advent Indonesia, didapati hasil 74.1% responden mengalami insomnia dengan
74.9% tidak tahu apa - apa tentang insomnia dan sisanya pernah mendengar tentang insomnia
tetapi tidak tahu secara pasti apa itu insomnia. 60% responden mengatakan bahwa mereka
sulit tidur akibat ingin bermain game dan sisanya karena mengerjakan tugas.
5
1.2 Identifikasi Masalah Commented [s1]: Penulisan proposal menggunakan kalimat
aktif atau FUTURE tense yaitu selalu menggunakan kata AKAN.
Advent Indonesia dapat diatasi ? Commented [s2]: Redaksi identifikasi masalah adalah dalam
bentuk pertanyaan sbb:
1.Bagaimanakah gambaran pengetahuan mahasiswa tentang
insomnia sebelum dilakukan promosi kesehatan di asrama joseph
Universitas Advent Indonesia?
2. Bagaimanakah gambaran pengetahuan mahasiswa tentang
insomnia setelah dilakukan promosi kesehatan di asrama joseph
Universitas Advent Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian : 3. Adakah perbedaan pengetahuan mahasiswa tentang insomnia
anatar sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan di
asrama joseph Universitas Advent Indonesia?
1.3.1 Tujuan Umum :
promosi kesehatan.
promosi kesehatan.
6
3. Mengetahui apakah insomnia pada mahasiswa asrama joseph di
insomnia.
Advent Indonesia tentang penyebab dan dampak negatif insomnia serta cara
mengatasinya.
1.5 Ruang lingkup dan Pembatasan Masalah Commented [s3]: Belum sesuai arahan yang saya berikan di
kelas.
Pada bagian ini anda tuliskan subjek penelitian, objek penelitian
1.5.1 Ruang Lingkup dan metode pengukuran, tempat dan waktu.
7
1.5.2 Batasan Masalah
Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Insomnia
adanya berbagai derajat stimulus dapat menimbulkan suatu keadaan yang benar-
benar terjaga. Tidur juga merupakan suatu periode istirahat bagi tubuh dan jiwa,
atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau sebagian, dimana fungsi tubuh
dihambat atau dikurangi, dan juga digambarkan sebagai suatu tingkah laku yang
terhadap rangsangan dari luar (Fordiastiki, 1997; Taylor & Carol, 1997).
Berdasarkan definisi diatas, maka yang dimaksud tidur adalah suatu keadaan bawah
sadar yang juga digambarkan sebagai suatu tingkah laku yang ditandai dengan
sensori lainnya.
8
2.1.2 Tipe Pola Tidur ( Rapid Eye Movement/REM)
mimpi yang seperti kenyataan terjadi di fase REM. Mimpi merupakan hasil dari
neuron-neuron bagian bawah otak atau yang disebut dengan Pons yang bekerja
spontan selama tidur REM. Tidur REM terlihat penting untuk pemulihan kognitif.
Selama tidur otak menyaring informasi yang disimpan tentang aktivitas dihari
tersebut.
Fungsi dan tujuan tidur secara jelas belum diketahui, akan tetapi diyakini
Secara umum ada 2 efek dari fisiologi tidur: pertama, efek pada system saraf yang
berbagai susunan saraf, dan kedua pada struktur tubuh dengan memulihkan
kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi penurunan
(Hidayat, 2006).
9
2.1.4 Pola Tidur Normal Pada Orang Dewasa
Tidur dengan pola yang teratur ternyata lebih penting jika dibandingkan
dengan jumlah tidur itu sendiri. Pada beberapa orang, mereka merasa cukup dengan
tidur selama 5 jam saja pada tiap malamnya (Kozier, 2004). Secara umum, durasi
atau waktu lama tidur mengikuti pola sesuai dengan tahap tumbuh kembang
manusia :
1. Dewasa Muda
Pada masa ini umumnya mereka sangat aktif dan membutuhkan waktu
tidur antara 7 – 8 jam dalam semalaman. Kurang lebih 20% tidur merekan
adalah REM. Dewasa muda yang sehat membutuhkan cukup tidur untuk
2. Dewasa tengah
Pada masa ini mungkin akan mengalami insomnia atau sulit tidur,
3. Dewasa akhir
10
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Tidur
1. Penyakit Fisik
kesulitan bernapas), atau masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi,
Klien yang berpenyakit paru kronik seperti emfisema dengan napas pendek
dan seringkali tidak dapat tidur tanpa dua atau tiga bantal untuk meninggikan
kepala mereka. Asma, bronchitis, dan rhinitis alergi mengubah irama pernapasan
yang sering dan perubahan tahapan selama tidur (mis. sering berpindah tahap 3
dan 4 ke tidur tahap 2 yang dangkal) seperti perubahan yang bermakna dalam
semua tahap tidur, sebagai contoh, supresi tidur REM dan tahap 3 dan 4 (Landis,
Dari daftar obat di PDR 1990, dengan 584 obat resep atau obat bebas
menuliskan mengantuk sebagai salah satu efek samping, 486 menulis insomnia,
dan 281 menyebabkan kelelahan (Buysse, 1991, dalam Potter & Perry, 2005).
Mengantuk dan deprivasi tidur adalah efek samping yang umum (lihat di kotak
bawah). Orang dewasa muda dan dewasa tengah dapat tergantung pada obat
11
variasi obat untuk mengontrol atau mengatasi penyakit kroniknya, dan efek
3. Gaya Hidup
dalam rutinitas yang mengganggu pola tidur meliputi kerja berat yang tidak
biasanya, terlibat dalam aktivitas social pada larut malam, dan perubahan waktu
4. Pola Tidur yang Biasa dan Mengantuk yang Berlebihan pada Siang Hari
(EDS)
kerja atau sekolah yang buruk, kecelakaan pada saat mengemudi atau
mengantuk biasanya paling intens saat terbangun dari atau sesaat sebelum pergi,
tidur, dan sekitar 12 jam setelah periode tengah tidur (Potter & Perry, 2005).
5. Stres Emosional
mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau
terlalu banyak tidur. Stress yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur
12
6. Lingkungan
kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik adalah esensial
untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan dan posisi tempat tidur
yang mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari kerja atau
latihan yang menyenangkan. Latihan 2 jam atau lebih sebelum waktu tidur
dari kerja yang meletihkan atau penuh stress membuat sulit tidur. Hal ini dapat
menjadi masalah yang umum bagi anak sekolah dan remaja (Potter & Perry,
2005).
Orang tidur lebih baik ketika sehat sehingga mengikuti kebiasaan makan
yang baik adalah penting untuk kesehatan yang tepat dan tidur (Hauri dan Linde,
1990, dalam Potter & Perry, 2005). Makan besar, berat dan/atau berbumbu pada
makan malam dapat menyebabkan tidak dapat dicerna yang mengganggu tidur.
13
2.1.6 Pengertian Insomnia Commented [s4]: Bahas polatidur dulu baru kemudian
insomnia di bawah konsep gangguan tidur.
kesulitan untuk tetap tidur, atau tidur yang tidak dapat menyegarkan seseorang yang
padahal ia mempunyai kesempatan untuk tidur malam yang normal, yaitu 7-8 jam.
Menurut Hoeve (1992) insomnia merupakan keadaan tidak dapat tidur atau
tergantung pola tidur. Orang yang bersangkutan mungkin tidak dapat tidur , sukar
untuk jatuh tidur, atau mudah terbangun dan kemudian tidak dapat tidur lagi.
melalui pembelajaran dari, oleh, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
masyarakat, sesuai social budaya setempat dan didukung kebijakan public yang
14
2.2.2 Metode Promosi Kesehatan
membina perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada
b. Metode Kelompok
pendidikan.
c. Metode Massa
bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,
15
2.2.3 Media Promosi Kesehatan
Yang dimaksud dengan media promosi kesehatan pada hakikatnya adalah alat
kesehatan, media ini dibagi menjadi tiga, yakni media cetak, media elektronik
2.3 Pengetahuan
kata Inggris science. Kata science berasal dari kata Latin scientia yang berarti
“pengetahuan”. Kata scientia berasal dari bentuk kata kerja scire yang artinya
“mempelajari”, “mengetahui”.
adalah kumpulan informasi yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok, atau
16
2.4 Teori Keperawatan
Salah satu Model Konseptual Model Keperawatan Teori OREM ini adalah
perawat, klien atau kedua-duanya. Apabila ada self-care difisit yaitu defisit antara
apa yang bisa di lakukan dan apa yang perlu di lakukan untuk mempertahankan
individu yang tidak mampu untuk terlibat dalam tindakan selt-care yang
medis untuk menahan diri dari aktivitas- aktivitas, perawat dan klien melakukan
terapeutik yang di perluka berorientasi secara eksternal atau internal tapi tidak bisa
17
2.5 Kerangka Teori
Penyakit fisik
Obat – obatan
Pola tidur
Insomnia
Stress
Kelelahan
Pendidikan Kesehatan
Asupan makanan
Insomnia Teratasi
18
BAB III
METODOLOGI
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif menggunakan
rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group
pre-post test (Nursalam, 2013). Desain pra eksperimental adalah penelitian
eksperimental yang hanya menggunakan kelompok control, serta pengambilan
responden tidak dilakukan randomisasi. Penelitian ini terdiri atas satu group
yang akan diberikan promosi kesehatan dan diukur pengetahuan sebelum dan
sesudah dilakukan promosi kesehatan.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian. Sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari
populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2013).
19
Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan masalah
mereka yaitu insomnia. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa di
asrama joseph Universitas Advent Indonesia yang memiliki gangguan
tidur berjumlah 175 orang.
20