Anda di halaman 1dari 7

1

KEMATIAN SEL

A. APOPTOSIS
1. Pengertian Apoptosis
Apoptosis berasal dari bahasa yunani dari kata apo yang berarti dari, sedangkan
kata ptosis berarti jatuh merupakan proses biologi yang menyebabkan kematian sel
yang terprogram (terjadi secara sistematis) . Proses apoptosis merupakan proses
fiologis karena hal ini digunakan organisme multisel untuk membuang sel yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh (Elmore, Susan ,2007). Apoptosis ini akan berlangsung terus
sepanjang hidup serta memberi keuntungan bagi tubuh. Contoh proses apoptosis
adalah terjadinya pemisahan jari pada embrio. Sel-sel yang terletak diantara jari akan
membuat jari menjadi terpisah satu dengan yang lain. Apoptosis juga dapat diartikan
sebagai kematian sel secara fisiologis. Sel lahir dan hidup untuk waktu tertentu lalu
mati.
2. Mekanisme Proses Apoptosis
Sel memulai sinyal intraseluler apoptosis dalam menanggapi stress yang dapat
membuat sel untuk bunuh diri. Pengikatan reseptor nuklir oleh glukokortikoid,
kekurangan gizi, infeksi virus, panas, radiasi, hepoksia, dan peningkatan konsentrasi
kalsium intraseluler. Berdasarkan kerusakan membrane, semua bisa memicu
pelepasan sinyal apoptosis intraseluler oleh sel yang rusak.
Proses apoptosis pada sel dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Sel
yang mengalami apoptosis menunjukkan morfologi unik (Bruce, dkk,2008):
a) Sel terlihat membulat. Struktur protein yang menyusun cytoskeleton mengalami
pemotongan oleh peptidase yang dikenal sebagai caspase. Caspase diaktivasi oleh
mekanisme sel itu sendiri.
b) Kromatin mengalami degradasi awal dan kondensasi.
c) Kromatin mengalami kondensasi lebih lanjut dan membentuk potongan-potongan
padat pada membrane inti.
d) Membrane inti akan terbelah-belah lalu DNA akan terpotong-potong.
e) Lapisan lipit fosfatidilserina akan keluar dan dikenali oleh fagosit sehingga sel
akan mengalami fagositosis.
2

f) Kemudian sel akan pecah menjadi beberapa bagian yang disebut badan apoptosis
lalu difagositosis.

3. Patofisiologi
Jumlah sel pada organ atau jaringan harus bersifat tetap pada waktu tertentu pada
organism dewasa. Proses pembelahan diri pada sel kulit dan sel darah pada proses
pembentukan sel baru harus sejalan dengan proses kematian sel yang tua.
Keseimbangan terjadi karena kecepatan mitosis (pembelahan sel) pada jaringan
sejalan dengan kematian sel. Ada sekitar 10 milyar kematian sel pada manusia
dewasa karena proses apoptosis. Jika keseimbangan terganggu, misalnya kecepatan
pembelahan sel lebih tinggi dibanding kecepatan kematian sel maka akan terbentuk
tumor/kanker dan leukemia. Sebaliknya, jika kecepatan kematian sel lebih tinggi
dibanding kecepatan pembelahan sel maka akan terjadi penyakit karena kekurangan
sel seperti kasus stroke dan gangguan neurodegenerative misalnya Alzheimer,
Huntington, dan penyakit Parkinson.
4. Uji Laboratorium Untuk Apoptosis
Uji yang digunakan untuk penilaian apoptosis diantaranya: uji TUNEL, uji
Caspase, uji annexin, dan DNA laddering.

B. NEKROSIS
1. Pengertian Nekrosis
Nekrosis adalah kematian sel yang terjadi akibat kerusakan sel akut atau trauma
misalnya karena perubahan suhu yang ekstrim, kekurangan oksigen, dan cedera
mekanis (Craft J,2010). Kematian tersebut menyebabkan kerusakan sel karena terjadi
secara tidak terkontrol. Respon peradangan sangat berpotensi menyebabkan masalah
kesehatan yang serius.
2. Klasifikasi Nekrosis
Ada enam pola morfologi khas nekrosis:
a. Nekrosis koagulatif memiliki cirri formasi substansi gelatin atau seperti gel pada
jaringan mati yang terjadi akibat denaturasi protein, menyebabkan albunin
bertransformasi ke keadaan kaku dan tak tembus cahaya.
3

b. Nekrosis likuifaktif memiliki ciri pencernaan sel mati membentuk cairan kental.
Infark hipoksik diotak termasuk dalam tipe ini karena otak mengandung sedikit
jaringan penghubung tetapi lemak dan enzim pencerna dalam jumlah banyak, sel
dapat langsung dicerna oleh enzim mereka sendiri.
c. Nekrosis gangren merupakan jenis nekrosis koagulatif, seperti yang terjadi pada
tungkai bawah dan saluran gastrointestinal.
d. Caseous necrosis merupakan kombinasi nekrosis koagulatif dan likuifaktif, khas
disebabkan oleh mikobakteria (misalnya tuberculosis), jamur dan beberapa zat
asing. Jaringan nekrotik tampak rapuh dan putih seperti gumpalan keju.
e. Nekrosis lemak merupakan nekrosis khusus jaringan lemak yang terjadi karena
aktivitas lipase teraktivasi pada jaringan lemak seperti pancreas
f. Nekrosis fibrinoid merupakan bentuk nekrosis yang disebabkan karena kerusakan
pembuluh darah termediasi-imun. Kondisi ditandai oleh kompleks antigen dan
antibody atau kompleks imun.
3. Etiology Nekrosis
Nekrosis bisa terjadi karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal
meliputi trauma mekanik seperti kerusakan fisik tubuh yang menyebabkan kerusakan
sel, kerusakan pembuluh darah dan eskemia. Suhu yang sangat tinggi atau sangat
rendah dapat mengakibatkan nekrosis akibat gangguan pada sel. Faktor internal yang
menyebabkan nekrosis seperti gangguan trophoneurotic, cedera dan kelumpuhan pada
sel saraf(Craft J,2010).
4. Penatalaksanaan Nekrosis
a. Debridemen yaitu menghilangkan jaringan mati dengan peralatan bedah ataupun
nonbedah.
b. Pada kasus iskemia, yang meliputi infark miokard, pembatasan pasokan darah ke
jaringan menyebabkan hipoksia dan merusak protein pada membrane.
Penanganan antioktidan dapat diterapkan.
c. Luka karena trauma fisik dan luka bakar kimia dapat diobati dengan antibiotic dan
anti-inflamasi untuk mencegah infeksi bakteri.
d. Agen kimia dan beracun seperti obat farmasi, asam, basa yang bereaksi pada kulit
yang akhirnya menyebabkan nekrosis. Penanganannya meliputi penghentian agen
4

tersebut dilanjutkan dengan pengobatan luka seperti penggunaan terapi


imunosupresif.

5. Dampak Nekrosis
Jaringan nekrotik akan menyebabkan peradangan sehingga jaringan tersebut
dihancurkan dan dihilangkan untuk membuka jalan bagi proses perbaikan sel.
Jaringan nekrotik akan digantikan oleh sel-sel regenerasi atau digantikan dengan
jaringan parut. Jika daerah nekrotik tidak dihancurkan maka akan ditutup jaringan
fibrosa dan diisi oleh garam-garam kalsium yang diendapkan dari darah disekitarnya.
Perubahan pada jaringan nikrotik akan menyebabkan :
a. Daerah yang mati akan kehilangan fungsi
b. Menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri tertentu misalnya bakteri
saprofit pada gangrene dan dapat menjai focus infeksi
c. Dapat meningkatkan leukosit dan demam
d. Dapat meningkatkan kadar enzim dalam darah karena kebocoran sel-sel yang mati

Apoptosis berbeda dengan nekrosis dan piroptosis. Apoptosis akan


berlangsung seumur hidup dan bermanfaat bagi tubuh, sedangkan nekrosis
merupakan kematian sel karena kerusakan sel secara akut; proptosis merupakan
kematian sel yang terjadi pada infeksi pathogen intraseluler dan menyebabkan
inflamasi.
Perbedaan antara nekrosis dan apoptosis
Nekrosis Apoptosis
Kematian oleh factor luar sel Kematian diprogram oleh sel
Sel membengkak Sel tetap ukurannya
Pembersihan debris oleh fagosit dan system Pembersihan berlangsung cepat
imun sulit
Sel sekarat tidak dihancurkan oleh fagosit Sel sekarat akan ditelan fagosit karena ada
maupun system imun sinyal dari sel
Lisis sel Non-lisis
Merusak sel tetangga (inflamasi) Sel tetangga tetap hidup normal
5
6
7

Daftar Pustaka

Elmore, Susan ,2007, Apoptosis: a review of programmed cell death. Toxicol Pathol. 35(4):495-
516

Bruce., Alberts,; Jhon,. Wilson,; Tim,. Hunt, (2008). Molecular Biology of the cell (edisi ke-5th
ed). New York: Garland Science. ISBN 9780815341055. OCLC 82473851

Craft J, Gordon C, Tiziani A, Huether SE, McCance KL, Brashers VL (2010). Understanding
pathophysiology (edisi ke-1st). chatswood, N.S.W.: Elsevier Australia. ISBN 0729539512

Anda mungkin juga menyukai