Anda di halaman 1dari 5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pentingnya Gizi Selama Kehamilan

Masa kehamilan adalah saat yang paling rawan yang dihadapi oleh seorang perempuan
dimana pada masa ini paling mudah menderita gangguan kesehatan atau rentan karena
kekurangan gizi. Selain memikirkan kesehatan sendiri, seorang ibu hamil juga harus memenuhi
asupan gizi untuk pertumbuhan janin di dalam kandungannya. Masa kehamilan juga masa yang
berisiko karena banyak perempuan yang belum sadar bahwa gizi yang dipenuhinya harus lebih
banyak dari saat belum hamil (Adriani, 2012). Selama hamil, janin membutuhkan energi untuk
bertumbuh, sama halnya seperti anak-anak dan orang dewasa, janin juga membutuhkan tiga
komponen utama nutrisi yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Janin memperoleh zat gizi
langsung dari darah ibunya setelah dicerna menjadi bentuk yang sederhana. Janin juga
membutuhkan vitamin dan mineral untuk menjalankan fungsi tubuh dan memastikan organ janin
berkembang menjadi ukuran sepenuhnya (Walker,2012)

Ibu hamil memerlukan makanan yang sehat untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan
tubuh dan mempertahankan stamina. Makanan yang sehat pada kehamilan berarti mengonsumsi
berbagai jenis makanan yang tepat seperti mengonsumsi buah dan sayur segar, makanan kaya
serat, ikan, daging yang diternak secara organik dan produk turunan susu rendah lemak
(Lalage,2012). Dalam kehidupan janin, nutrisi dan kesehatan ibu adalah yang paling penting
dalam menentukan seberapa baik seorang bayi bertumbuh (Walker,2012). Pemenuhan gizi
selama hamil juga diperlukan untuk persiapan ASI serta tumbuh kembang bayi. Agar
perkembangan janin berjalan dengan baik, dan ibu hamil dapat menjalani hari-hari kehamilannya
dengan sehat, maka konsumsi ibu hamil harus mengandung gizi seimbang. Generasi yang
tumbuh kembangnya kurang optimal, nanti akan melahirkan anak yang kondisinya juga kurang
sempurna.

2.2 Pemenuhan Gizi Selama Kehamilan Upaya ataupun tindakan yang dilakukan dalam
pemenuhan gizi ibu hamil menurut Kementerian Kesehatan RI adalah sebagai berikut :

a. Memantau Status Gizi Ibu Hamil Pemantauan status gizi ibu hamil dapat dilakukan
dengan melihat penambahan berat badan selama kehamilan. Pertambahan berat badan selama
hamil dipengaruhi oleh berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) ibu, status gizi sebelum hamil,
etnis, konsumsi makanan selama hamil, dan lain-lain (Prasetyawati, 2012). Kenaikan berat badan
bisa dijadikan indikator kesehatan ibu dan juga janinya. Upaya pemantauan status gizi ibu
selama hamil memerlukan data berat badan sebelum hamil serta data berat badan pada
kunjungan pertama. Berat badan sekarang dibutuhkan untuk penentuan pola pertambahan berat
badan ibu hamil. Hal ini sangat dibutuhkan sebagai pertimbangan prognosis serta perlu tidaknya
intervensi gizi (Arisman, 2004). Selama hamil, pertambahan berat badan secara langsung
berhubungan dengan bayi, plasenta, cairan ekstra, dan lain-lain. Seluruh pertambahan berat
badan pada kehamilan rata-rata 12 kg, tapi kenaikan antara 5 sampai 15,5 kg dianggab normal.
Umumnya wanita tidak mengalami kenaikan berat badan pada 3 bulan pertama kehamilan. Ada
kenaikan sekitar 3 kg pada minggu 13-20, kemudian naik 5,5-6,5 kg pada minggu 21-30, dan
selanjutnya naik 3 kg pada minggu 31-36 (Torn Gill, 2004) Ibu hamil dengan berat badan kurang
harus mengatur asupan gizinya sehingga bisa mencapai berat badan normal, sedangkan ibu
dengan berat badan berlebih tetap makan makanan yang seimbang dengan bahan makanan
bervariasi, dengan mengurangi bahan makanan berkalori tinggi serta lemak. Selain melihat
penambahan berat badan selama hamil, status gizi ibu hamil dapat juga dilihat dari ukuran
lingkar lengan atas (LILA) dan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah.

Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, ibu dengan ukuran Universitas Sumatera Utara
29 LILA dibawah 23,5 cm menunjukkan adanya kekurangan energi yang kronis. Siagian (2010)
menyatakan ada hubungan antara LILA dengan berat lahir bayi. b. Selama Ibu Hamil Wajib
Mengkonsumsi Makanan yang Bergizi Sesuai dengan Kebutuhan, dengan Memperbanyak
Konsumsi Sayuran dan Buah-Buahan Untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi ibu hamil, ibu
makan teratur tiga kali sehari pada waktu yang tepat yaitu sarapan, makan siang, dan makan
malam dan dua kali waktu makan makanan selingan. Hidangan yang dikonsumsi harus tersusun
dari bahan makanan bergizi yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk,sayuran dan buah-
buahan dan diusahakan minum susu 1 gelas setiap hari, mengkonsumsi aneka ragam makanan
yang ada, memilih, membeli, berbagai macam bahan makanan yang segar (Maulana M, 2009).
Namun kenyataannya ibu hamil sering kali takut banyak makan karena khawatir bayinya tumbuh
terlalu besar, sehingga bisa menyulitkan proses melahirkan (Bratasasmita, 2012).

Pemilihan makanan yang sehat bagi ibu hamil dilakukan dengan memaksimalkan zat gizi
yang penting, seperti serat, protein, lemak yang sehat, vitamin dan mineral, sambil membatasi
makanan yang mengandung lemak jenuh dan trans atau terlalu banyak karbohidrat sederhana dan
pemanis yang ditambahkan (Walker,2006) Beberapa masalah kesehatan yang terjadi pada ibu
hamil, antara lain anemia dan malnutrisi. Hal tersebut dapat mempengaruhi tumbuh kembang
janin dan akan berakibat buruk pada kesehatannya di masa depan. Beberapa resiko yang muncul
Universitas Sumatera Utara 30 antara lain gangguan pernafasan pada bayi, berat badan saat lahir
rendah, keguguran, kelahiran prematur, hingga kematian ibu dan bayi. Selain itu, juga bisa
menyebabkan terjadinya pendarahan, partus lama, aborsi, dan infeksi (Sulistyoningsih, 2011).

Perempuan yang mengalami kekurangan gizi sebelum hamil atau selama minggu pertama
kehamilan memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi yang mengalami kerusakan otak dan
sumsum tulang karena pembentukan sistem saraf sangat peka pada 2-5 minggu pertama. Ketika
seorang perempuan mengalami kekurangan gizi pada trimester terakhir maka cenderung akan
melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2500 gram), hal ini dikarenakan karena
pada masa ini janin akan tumbuh dengan sangat cepat dan terjadi penimbunan jaringan lemak
(Arisman, 2007). Konsumsi ibu hamil harus mengandung gizi seimbang. Selama kehamilan
konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300-400 kkal perharinya. Dalam Pada tabel daftar
angka kecukupan gizi tahun 2004, dapat dilihat bahwa penambahan kebutuhan energi per hari
bagi ibu hamil pada trimester I adalah 180 kkal, trimester II dan III masing-masing 300 kkal.
Total kalori yang dibutuhkan untuk mendapatkan kenaikan berat badan 12,5 kg kira-kira sekitar
80.000 kkal, dari jumlah tersebut sebanyak 36.000 kkal digunakan untuk pembakaran, dan
44.000 kkal sisanya untuk pembuatan jaringan baru. Berdasarkan angka kecukupan gizi tahun
2004, selama hamil ibu memerlukan tambahan protein sebesar 17 gram per hari . Selain menjadi
sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah dan sel merupakan salah satu fungsi
protein.

Protein yang terkandung di dalam sayuran hanya berisi sedikit asam amino, sehingga harus
dikombinasikan dengan protein bersumber hewani untuk menyediakan protein yang komplit.
Protein hewani lebih mudah dicerna daripada protein nabati, sehingga ikan, telur, daging, susu
perlu lebih banyak dikonsumsi dibandingkan tahu, tempe dan kacang (Sulistyioningsih, 2011;
Brock K, 2007). Janin juga sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna
pembentukan sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan
tambahan asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan
akan asam folat, maka hal ini akan membuat perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan
dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti mengalami anenchephaly (tanpa batok
kepala), mengalami bibir sumbing dan menderita spina bifida (kondisi dimana tulang belakang
tidak tersambung). Kekurangan asam folat juga berkaitan dengan BBLR. Fekete,et.al (2012)
menemukan dosis yang signifikan, respon hubungan antara asupan folat dan berat badan lahir.
Hubungan ini menunjukkan kenaikan 2% berat badan lahir untuk setiap kenaikan dua kali lipat
asupan folat. Asam folat terdapat pada buah-buahan seperti Universitas Sumatera Utara 32
pisang, jeruk dan alpukat, beras merah, sayuran seperti daun selada, brokoli, kembang kol dan
ikan hadok serta ikan salmon (Torn G,2004).

Kalsium bagi ibu hamil berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang
janin. Dengan ada kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari
penyakit osteoporosis, karena jika ibu hamil tidak memiliki kalsium yang cukup, maka
kebutuhan janin akan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Selain untuk tulang, kalsium juga
dibutuhkan untuk mencegah preeklamsia atau tekanan darah tinggi yang bisa mengakibatkan
kejang pada ibu, prematuritas, bahkan kematian. Susu dan produk olahan lainnya merupakan
sumber kalsium yang baik. Selain dari susu, kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan
sumber kalsium yang baik juga. Berdasarkan angka kecukupan gizi tahun 2004, konsumsi
kalsium yang dianjurkan bagi ibu hamil adalah sebanyak 950 mg per hari (Sulistyioningsih,
2011).

Vitamin A sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan kulit.
Selain itu vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan pertumbuhan janin. Namun meskipun
vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, tidak boleh berlebih dalam mengkonsumsinya,
karena jika ibu hamil mengalami kelebihan vitamin A hal ini dapat menimbulkan cacad bawaan
(Sulistyioningsih, 2011). Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan
mempertahankan sel darah merah. Selama hamil asupan zat besi harus ditambah sebanyak 20
mg/hari, Universitas Sumatera Utara 33 karena volume darah pada tubuh ibu meningkat 40-60%
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai makanan serta oksigen pada janin melalui
plasenta. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi selama hamil, ibu harus mengkonsumsi zat besi
sekitar 45-50 mg sehari (Chomaria, 2012).

Zat besi akan diperlukan pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan akan
zat besi pada ibu hamil meningkat hingga 200-300%. Zat besi dapat diperoleh pada hati, daging
atau ikan (Sulistyioningsih,2011). Vitamin C bagi ibu hamil berfungsi membantu mencegah
infeksi, membentuk plasenta yang kuat, membantu penyerapan zat besi dari usus, membentuk
detixicant dalam tubuh, penting untuk memperbaiki kerapuhan dan penyembuhan dari
luka.Berdasarkan angka kecukupan gizi 2004, ibu hamil mengalami penambahan kebutuhan
vitamin C 10 mg setiap harinya dari wanita normal. Buah-buahan, sayuran bewarna merah,
kuning dan hijau adalah sumber vitamin C. Vitamin C akan hilang manfaatnya bila dimasak
terlalu matang (Torn G, 2004).

Bersamaan dengan asam folat, Vitamin B12 berperan dalam sintesis DNA dan memudahkan
pertumbuhan sel. Vitamin ini juga penting untuk keberfungsian sel sumsum tulang,system
persarafan, dan saluran cerna.Kebutuhan vitamin D sebesar 3 Universitas Sumatera Utara 34 µg
per hari. Bahan makanan sumber vitamin B12 adalah hati, telur, ikan, kerang, daging, unggas,
susu dan keju (Sulistyioningsih, 2011).

Kekurangan yodium pada ibu hamil akan mengakibatkan janin mengalami hipotiroid yang
selanjutnya berkembang menjadi kretinisme. Kerusakan syaraf akibat dari hipotiroid dapat
mengakibatkan retardasi mental. Kekurangan yodium juga dapat mengakibatkan bayi lahir mati.
Koreksi yodium hendaknya sebelum dan selama 3 bulan pertama kehamilan. Asupan yang
dianjurakan adalah 200 µg. Kebutuhan yodium dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi garam
beryodium serta mengkonsumsi bahan makanan yang bersumber dari laut (Sulistyioningsih,
2011). Kebutuhan serat bagi ibu hamil juga harus diperhatikan, karena selain memberikan rasa
kenyang lebih lama, serta juga dibutuhkan untuk memperlancar system pencernaan sehingga
dapat mencegah sembelit. Serat dapat diperoleh dari sayuran, buah-buahan, serelia atau padi-
padian (Kasdu, 2006)

Suplement Tambah Besi (Fe), Asam Folat dan Vitamin C dibutuhkan untuk Mencegah
Terjadinya Anemia Zat besi tidak akan terpenuhi kebutuhannya hanya dari diet saja, karena itu
pemberian suplemen zat besi sangat diperlukan. Pemberian dilakukan selama trimester II dan III
dan dianjurkan untuk menelan 30-60 mg tiap hari mulai minggu ke 12 kehamilan sampai selama
3 bulan (Sulistyioningsih, 2011). Setiap wanita juga disarankan untuk makan suplemen asam
folat (400 mcg) selama sekurangnya 3 bulan sebelum dan setelah konsepsi, karena sebagian
wanita Universitas Sumatera Utara 35 memiliki gen yang mencegah mereka menggunakan asam
folat dengan baik sekalipun makan dengan secara sehat (Torn G, 2004). Penyerapan zat besi
dipengararuhi oleh banyak faktor, sehingga harus diperhatikan agar konsumsi zat besi menjadi
maksimal. Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan, sedangkan kopi, teh, garam, kalsium dan
magnesium dapat mengurangi jumlah serapan. Efek samping pemberian suplemen adalah
sembelit, hal ini bisa diatasi dengan banyak minum dan makan makanan berserat. Fatimah et.al,
2011 dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kadar hemoglobin ibu hamil berhubungan
dengan pendidikan, status gizi, konsumsi tablet besi dan pola konsumsi. Diharapkan perbaikan
pola konsumsi dapat dijadikan program dalam mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil Ibu
hamil perlu pengaturan makan dengan baik agar gizinya terpenuhi. Secara umum pengaturan
makanan pada ibu hamil sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut, tidak ada pantangan makanan
bagi ibu hamil selama ibu tidak mengalami komplikasi atau mengalami penyakit lain, pada tri
wulan I nafsu makan ibu biasanya menurun sehingga diperlukan upaya pengaturan makanan
sedemikian rupa dengan memberikan makanan dalam frekwensi kecil tetapi sering, pada
triwulan II saat nafsu makan mulai membaik dan terjadi penambahan berat badan maka
pemenuhan protein pada saat ini harus diutamakan, pada triwulan III biasanya nafsu makan
semakin membaik.

Anonym.Tth.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/51049/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai