Anda di halaman 1dari 19

25

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1. Keadaan Geografis Daerah Penelitian

` Kelurahan Tandebura berada dalam wilayah Kecamatan Watubangga Kabupaten

Kolaka Provensi Sulawesi Tanggara, dengan jarak tempuh dari ibu kota kabupaten + 60

Km lama jarak tempuh 1-2 jam.

2. Luas Wilayah dan Batas Wilayah

Luas wilayah Kelurahan Tandebura 25,60 Km2 yang terdiri dari 3 dusun dengan

batasan-batasan wilayah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Watubangga;

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunung Sari;

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Wowoli;

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Watubangga Pantai.

3. Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Keadaan iklim di daerah ini sebagian besar sama seperti daerah lain di Indonesia,

yaitu mempunyai iklim tropis dengan suhu rata-rata 25-270 C. demikian juga dengan

musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau padaumumnya

terjadi pada bulan Mei sampai Oktober, dimana angina timur yang bertiup dari Australia

tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya

musim hujan terjadi antara bulan November sampai Maret,dimana angin barat bertiup dari

Benua Asia dan Samudra Pasifik banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim

hujan. Khusus pada bulan April arah angin tidak menentu, demikian pula curah hujan
26

sehingga pada bulan ini dikenal sebagai musim pancaroba.

4. Luas Lahan Menurut Penggunaannya

Usaha pengembangan wilayah di Kelurahan Tandebura dari luas wilayah 310 Ha

dari total wilayah yang ada potensi lahan yang paling luas digunakan sebagai lahan

persawahan. Secara terperinci luas lahan berdasarkan jenis penggunaannya disajikan pada

table 4.1 berikut.

Tabel 4.1
Luas Lahan Berdasarkan Jenis Penggunaanya, Tahun 2016

No Jenis penggunaanya Luas (ha) Presentase


(%)
1. Tanah sawah 203 65,48
2. Luas pertanian 20 6,45
3. Luas perkebunan 23 7,42
4. Lahan yang sementara tidak diusahakan 14 4,52
5. Bangunan/pekarangan 26 8,39
6. Rawa yang tidak ditanami 15 4,84
7. Luas prasarana lainnya 9 2,90
Jumlah 310 100
Sumber : Kantor Lurah Tandebura, data diolah Tahun 2017

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa distribusi penggunaan tanah lebih banyak

dimanfaatkan sebagai lahan persawahan yaitu seluas 203 Ha atau 65,48 persen dari luas

penggunaan lahan. Selanjutnya penggunaan lahan yang paling sedikit sebagai lahan

prasarana lainya seluas 9 Ha atau 2,90 persen.


27

Chart Luas Lahan Menurut Penggunaannya

203

20 23 14 26 15

Gambar 4.1 Chart Luas Lahan Menurut Penggunaannya

5. Keadaan Penduduk

Penduduk adalah suatu kekuatan sumber daya manusia, tetapi apabila tidak

berkualitas akan menambah masalah yang besar bagi perkembangan pembangunan

kemampuan membuka lapangan kerja dan kalah bersaing dalam dunia kerja (BPS

Kabupaten Kolaka 2010). Keadaan penduduk dapat diklarifikasi berdasarkan jumlah dan

kepadatans penduduk, kelompok umur, tingkat pendidikan dan lapangan pekerjaan.

a. Kelompok Umur

Jumlah Kelurahan Tandebura 1.600 jiwa. Dari 1.600 jiwa yang ada,penduduk laki-

laki berjumlah 762 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 838 jiwa yang dirinci

berdasarkan umurseperti pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan Tandebura Tahun
2017
Jenis kelamin
No Kelompok umur Presentase
Jumlah jiwa
(Tahun) Laki-laki Perempuan (%)

1. 0-14 257 289 546 34,13


2. 15-54 452 493 945 59,06
3. > 55 53 56 109 6,81
Jumlah 762 838 1.600 100
Sumber : Kantor Lurah Tandebura, data diolah Tahun 2017.
28

Chart Kelompok Umur


Laki-Laki Perempuan

493
452

289
257

53 56

0-14 15-54 >55

Gambar 4.2 Chart Kelompok Umur

Tabel 4.2 menunjukkan bawa usia yang belum produktif berada kisaran 0-14 tahun

sebanyak 546 jiwa atau 34,13 persen, sedangkan yang tergolong usian produktif yaitu 15-

54 tahun sebanyak 945 jiwa atau 59,06 persen, dan yang tidak produktif berada pada usia

55 tahun keatas berjumlah 109 berjumlah 109 jiwa atau 6,81 persen, sehingga kondisi

tersebut akan sangat mendukung dalam pelaksanaan pembangunan.

b. Tingkat Pendidikan

Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia maka pendidikan adalah salah

satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kemajuan suatu daerah.

Tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Tandebura berbeda-beda antara masyarakat

yang satu dengan masyarakat yang lainya, semakin tinggi tingkat pendidikan dari

seseorang maka semakin mudah untuk menerima teknologi baru dan memecahkan setiap

masalah yang dihadapinya. Tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Tandebura dapat

dilihat pada Tabel 4.3 berikut.


29

Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tandebura Tahun 2016

No Kelompok pendidikan Jumlah (jiwa) Presentase


(%)
1. Tidak tamat SD 166 10,38
2. Tamat SD 437 27,31
3. Tamat SMP 378 23,62
4. Tamat SMA 452 28,25
5. Perguruan Tinggi 167 10,44
Jumlah 1.600 100
Sumber : Kantor Lurah Tandebura, data diolah Tahun 2017.

Chart Tingkat Pendidikan

437 452
378

166
167

Tidak
Tamat SD Tamat
Tamat SD Tamat
SMP Perguruan
SMA
Tinggi

Gambar 4.3 Chart Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3 menunjukan bahwa penduduk di Kelurahan Tandebura pernah mengikuti

pendidikan formal. Jumlah penduduk yang paling banyak yaitu tamat SMA sebanyak 452

jiwa atau 28,25 persen, dan yang paling sedikit tidak tamat SD sebanyak 166 jiwa atau

10,38 persen.

c. Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Jenis mata pencaharian penduduk Kelurahan Tandebura dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, ketermpilan dan ketersediaan lapangan kerja. Sebagian besar penduduk

Kelurahan Tandebura melakukan mata Pencaharian bersumber dari pertanian. Jenis mata
30

pencaharian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kelurahan Tandebura Tahun 2016

No Jenis mata pencaharian Jumlah (jiwa) Presentase


(%)
1. Petani 684 72,38
2. PNS 63 6,67
3. Pedagang 79 8,36
4. Wiraswasta 119 12,59
Jumlah 945 100
Sumber : Kantor Lurah Tandebura, data diolah Tahun 2017.

Chart Pekerjaan
684

119
63 79

Petani PNS Pedagang Wiraswasta

Gambar 4.4 Chart Pekerjaan

Table 4.4 menunjukkan bahwa, mayoritas mata pencaharian penduduk Kelurahan

Tandebura adalah petani sebanyak 684 jiwa atau 72,38 persen, wiraswasta sebanyak 119

jiwa atau 12,59 persen, pedagang sebanyak 79 atau 8,36 persen dan PNS sebanyak 63 atau

6,67 persen.

d. Sarana dan Prasarana Kelurahan Tandebura

Keadaan sarana dan prasarana akan mempengaruhi kegiatan di suatu daerah dan

sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Untuk mengetahui keadaan sarana dan

prasarana di Kelurahan Tandebura dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:


31

Tabel 4.5
Sarana dan Prasarana Kelurahan Tandebura Tahun 2016

Jenis sarana dan prasarana Jumlah Presentase (%)


kelurahan
Kantor lurah 1 9,09
Gedung SMP 1 9,09
Gedung SD 2 18,18
Gedung TK 2 18,18
Gedung Puskesdes 1 9,09
Mesjid 1 9,09
Pura 2 18,18
Gereja 1 9,09
Jumlah 11 100
Sumber : Kantor Lurah Tandebura, data diolah Tahun 2017.

Chart Sarana dan Prasarana


2 2

1 1 1 1

kantor Gedung Gedung Gedung Mesjid Pura


Lurah SMP SD TK

Gambar 4.5 Chart Sarana dan Prasarana

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana Kelurahan Tandebura,denga

jumlah kantor Kelurahan 1 atau 9,09 persen, gedung SMP 1 atau 9,09 persen, gedung SD

2 atau 18,18 persen, gedung TK 2 atau 18,18 persen, gedung puskesdes 1 atau 9,09 persen,

masjid 1 atau 9,09 persen, pura 2 atau 18,18 persen, gereja 1 atau 9,09 persen.
32

B. Hasil Penelitian

1. Identitas Responden

Identitas responden yang diamati meliputi umur, pekerjaan, pendapatan, dan

tingkat pendidikan.

a. Umur Responden

Umur responden mempengaruhi cara berfikir seseorang dalam pembelian telur Itik.

Umur responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lamanya hidup yang dihitung

sejak lahir sampai dengan pelaksanaan penelitian. Umur merupakan faktor penting dalam

pengambilan keputusan (pola piker) dan penyerapan teknologi baru, serta produksi yang

maksimal juga didukung oleh umur yang produktif yaitu berkisar antara 15-54 tahun

(soeharjo dan patong, 1994). Berdasarkan pendapat tersebut dalam penelitian ini diperoleh

sebaran umur responden yang tersaji dalam Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6
Jumlah Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Tandebura, 2017

No. Kelompok Umur Jumlah Presentase (%)


(Tahun) (Jiwa)
1. 24-34 27 45

2. 35-55 30 50

3. >55 3 5

Jumlah 60 100

Sumber: Lampiran 2, Data diolah 2017


33

Responden Berdasarkan Kelompok Umur

>55 tahun
5%(3 jiwa)
35-55 tahun 24-34 tahun
50% (30 jiwa) 45% (27 jiwa)

Gambar 4.6 Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Tabel 4.6 dan Gambar 4.6 menunjukan umur responden yang paling banyak

kisaran umur 35-55 tahun berjumlah 30 orang atau 50 persen, kemudian kisaran umur 24-

34 tahun berjumlah 27 orang atau 45 persen sedangkan kelompok umur yang paling

sedikit yaitu umur 55 tahun keatas berjumlah 3 orang atau 5 persen.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting ynag mempengaruhi pola pikir,

sikap dan tindakan seseorang. Secara persentase keadaan tingkat pendidikan formal

responden dalam penelitian ini tersaji dalam Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7
Tingkat Pendidikan Responden Konsumen Telur Itik di Kelurahan Tandebura, 2017
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
(Jiwa)
1 Tamat Sekolah Dasar 27 45

2 Tamat Sekolah Menengah Pertama 12 20

3 Tamat Sekolah Menengah Atas 10 17

4 Tamat Setrata I 11 18

Jumlah 60 100

Sumber: Lampiran 2, Data diolah 2017


34

Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


SI
18%(11 jiwa)
SMA
17%(10 jiwa) SD
45% (27 jiwa)
SMP
20 %
(12 jiwa)

Gambar 4.7 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.7 dan gambar 4.7 menunjukan gambaran bahwa tingkat pendidikan yang

paling menonjol adalah tingkat sekolah dasar berjumlah 27 jiwa atau 45 persen, tingkat

pendidikan menengah atas berjumlah 10 jiwa atau 17 persen, tingkat pendidikan

menengah pertama berjumlah 12 jiwa atau 20 persen dan tingkat pendidikan setrata I

berjumlah 11 orang atau 18 persen.

c. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar

berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan

telur itik mereka. Secara persentase keadaan pekerjaan responden dalam penelitian ini

tersaji dalam Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8
Pekerjaan Responden Konsumen Telur Itik di Kelurahan Tandebura, 2017

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)


(Jiwa)
1 Petani 25 42

2 Pedagang 10 17
35

3 Wiraswasta 19 31

4 PNS 6 10

Jumlah 60 100

Sumber: Lampiran 2, data diolah 2017

PNS Responden Berdasarkan Pekerjaan


10%(6 jiwa)

Petani
Wiraswasta 42%(25 jiwa)
31%(19 jiwa)

Pedagang
17%(10 jiwa)

Gambar 4.8 Respnden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.8 dan gambar 4.8 menunjukkan pekerjaan responden konsumen telur ayam

itik di Kelurahan Tandebura yang paling banyak adalah petani berjumlah 25 jiwa atau 42

persen, wiraswasta berjumlah 19 jiwa atau 31 persen, pedagang 10 jiwa atau 17 persen dan

PNS berjumlah 6 jiwa atau 10 persen.

d. Pendapatan

Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat terhadap telur itik.

Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun

kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada

uang yang sedikit untuk dibelanjakan, Secara persentase keadaan Pendapatan responden

dalam penelitian ini tersaji dalam Tabel 4.9 berikut:


36

Tabel 4.9
Pendapatan Responden Konsumen Telur Ayam Ras di Kelurahan Tandebura, 2017

No Pendapatan Jumlah Persentase (%)


(Jiwa)
1 1.000.000 – 2.000.000 30 50

2 >2.000.000 – 3.000.000 12 20

3 >3.000.000 18 30

Jumlah 60 100

Sumber: Lampiran 2, data diolah 2017

Responden Berdasarkan Pendapatan


>3 Juta
30%(18 Jiwa)
>2-3 juta
20%(12 Jiwa)
1-2 Juta
50%(30 Jiwa)

Gambar 4.9 Responden Berdasarkan Pendapatan

Tabel 4.9 dan Gambar 4.9 menunjukkan bahwa pendapatan responden konsumen

telur ayam ras di Kelurahan Tandebura dari 1.000.000 – 2.000.000 sebanyak 30 jiwa atau

50 persen, pendapatan 2.000.000 – 3.000.000 sebanyak 12 jiwa atau 20 persen, dan

pendapatan >3.000.000 sebanyak 18 jiwa atau 30 persen.

2. Importance Performance Analysis (Analisis Tingkat Kepentingan Dan Kinerja)

Telur Itik

Analisis tingkat kepentingan dan kinerja suatu produk penting untuk merumuskan

strategi pemasaran yang efektif bagi pelaku usaha. Hasil penilaian konsumen terhadap
37

kepentingan dan kinerja produk telur itik diolah menggunakan metode IPA dimana dengan

menggunakan metode ini dapat diketahui variabel mana saja yang memuaskan dan tidak

memuaskan konsumen. Setelah menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja

atribut-atribut maka akan diperoleh hasil yang jelas melalui analisis kuadran IPA atau

grafik kartesius untuk melihat posisi masingng-masing atribut pada empat kuadran IPA.

a. Importance Performance Analysis (IPA) Terhadap Atribut Telur Itik


Penilaian skor terhadap tingkat kepentingan dan kinerja pada atribut-atribut telur

itik menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Penilaian diberikan

kepada 60 responden yang telah diberikan kuesioner. Variabel-varibelnya masing-masing

kudian diperoleh hasil penilaiannya terhadap tingkat kepentingan dari atribut produk telur

itik yang disajikan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10
Penilaian Skor Kepentingan dan Skor Kinerja Tehadap Atribut Telur Itik
Skor Tingkat Skor Tingkat
Atribut Kepentingan (Y) Botot Kepentingan (Y) Botot
1 2 3 4 5 (Yi) 1 2 3 4 5 (Xi)
Harga Harga Produk 0 8 7 10 35 252 0 1 1 3 55 292
Kualitas Rasa 0 4 3 12 41 270 0 1 1 3 55 292
Kualitas Kandungan
0 1 1 3 55 292 0 0 2 1 57 295
Gizi
Kemudahan
Mendapatkan 0 7 4 5 45 271 0 6 3 10 41 266
Pelayanan Telur Itik
Ketersediaan
0 9 8 13 30 244 0 1 2 4 53 289
Telur Itik
Kehalalan 0 5 2 8 45 273 0 2 2 1 55 289
Kualitas tahan
0 6 7 9 38 259 0 6 4 5 40 244
lama
Keamanan
Jaminan 0 5 8 7 40 262 0 1 1 4 54 291
Mengkonsumsi
Fleksibel
tersedia untuk 0 4 7 4 46 275 0 2 1 3 55 294
segala usia
Total 2398 2552
38

Penilaian skor kepentingan dan skor kinerja pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa

secara total bobot tingkat kepentingan lebih kecil didandingkan total bobot tingkat kinerja.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan konsumen sudah tercapai. Pada atribut

kepentingan konsumen telur itik paling banyak menilai kandungan gizi pada atribut

kualitas dari keseluruhan atribut dengan bobot 292 dan untuk tingkat kinerja konsumen

telur itik juga paling banyak memilih kandungan gizi pada atribut kualitas dari

keseluruhan atribut dengan bobot 295. Hasil perhitungan terhadap rata-rata tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja telur itik dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11
Rata-Rata Skor Kepentingan dan Skor Kinerja Tehadap Atribut Telur Itik

Bobot Bobot
Atribut Kepentingan Kinerja (Y) (X)
(Yi) (Xi)
Harga Harga Produk 252 292 2.52 2.92
Kualitas Rasa 270 292 2.70 2.92
Kualitas Kandungan
292 295 2.92 2.95
Gizi
Kemudahan
Mendapatkan 271 266 2.71 2.66
Pelayanan Telur Itik
Ketersediaan
244 289 2.44 2.89
Telur Itik
Kehalalan 273 289 2.73 2.89
Kualitas tahan
259 244 2.59 2.44
lama
Keamanan
Jaminan 262 291 2.62 2.91
Mengkonsumsi
Fleksibel
tersedia untuk 275 294 2.75 2.94
segala usia
Total 23.98 25.52
Rata-Rata 2.66 2.84

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kinerja dari atribut telur itik

denga bobot sebesar 2.84, nilai ini lebih tinggi dari pada dengan rata-rata tingkat
39

kepentingannya yaitu sebesar 2.66. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen telur itik di

Pasar Tandebura belum merasa puas selama mengkonsumsi produk telur itik.

Perhitungan tingkat kepentingan pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa atribut yang

memiliki nilai tertinggi dari konsumen telur itik adalah kandungan gizi pada atribut yang

memiliki nilai rata-rata tingkat kepentingan sebesar 2.92 dan nilai rata-rata kandungan gizi

pada tingkat kinerja sebesar 2.95. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

kandungan gizi dinilai paling penting oleh sebagian konsumen telur itik di Pasar

Tandebura. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen menganggap telur itik bukan hanya

sebagai makanan pendamping tetapi juga sebagai pemenuhan gizi.

3. Analisis Kuadran Importance Performance Analysis Produk Telur Itik

Pengukuran IPA dijabarkan kedalam diagram kartesius yang tersaji pada gambar

4.10. Sumbu X merupakan nilai rataan tingkat kinerja dan nilai Y merupakan rataan

tingkat kepentingan. Untuk mengetahui secara jelas penempatan dari atribut-atribut

produk telur itik yang akan dianalisis, maka atribut-atribut tersebut dikelompokkan

berdasarkan empat kuadran dalam diagram kartesius IPA.


40

Keterangan:

1. Harga Telur Itik 6. Kehalalan

2. Kualitas Rasa 7. Kualitas Tahan Lama

3. Kandungan Gizi 8. Keamanan Mengkonsumsi

4. Kemudahan Mendapatkan Telur 9. Fleksibel Tersedia untuk Segala

Itik Usia

5. Ketersediaan Telur Itik

a. Kuadran I (Prioritas Tinggi)

Pada kuadran I atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi tetapi

memiliki tetapi memiliki tingkat kinerja yang dinilai rendah oleh konsumen. Hal ini berarti

atribut-atribut pada kuadran I perlu diperhatikan secara khusus untuk dapat ditingkatkan

kinerjanya sehingga kepuasan konsumen juga akan meningkat. Hasil analisis

menunjukkan atribut-atribut yang berada dalam kuadran ini adalah kemudahan

mendapatkan telur itik.

Berdasarkan hasil pengolahan data, variabel kemudahan mendapatkan telur itik

dinilai penting oleh konsumen dengan tingkat kepentingan 2.71 dan tingkat kinerja 2.66

menunjukkan tingkat kepentingan lebih tingggi dari pada tingkat kinerja artinya bahwa

konsumen belum merasa puas dengan atribut kemudahan mendapatkan telur itik.

b. Kuadran II (Pertahankan)

Pada kuadran II atribut-atribut dinilai penting dan telah memiliki kinerja yang

dinilai baik. Kinerja atribut yang berada pada kuadran ini perlu dipertahankan karena

atribut-atribut tersebut merupakan atribut yang unggul menurut konsumen. Adapun atribut

yang termasuk dalam kuadran ini adalah kualitas rasa, kandungan gizi, kehalalan, fleksibel

tersedia untuk segala usia.


41

Atribut kualitas rasa memberikan tingkat kepentingan dengan nilai 2.70 dan tigkat

kinerja yang baik sebesar 2.92. hal ini menunjukkan bahwa kualitas rasa secara

keseluruhan telah memberikan kepuasan yang cukup besar yang dirasakan oleh konsumen.

Kandungan gizi dinilai penting oleh responden dan atribut ini telah memberikan

tingkat kepentingan dengan nilai 2.92 dan tingkat kinerja yang baik sebesar 2.95. oleh

karena itu, pada atribut ini harus tetap dipertahankan dan dapat memberikan kepuasan

konsumen yang maksimal dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

Kehalalan dinilai penting oleh konsumen dengan memberikan tingkat kepentingan

dengan nilai 2.73 dan tigkat kinerja yang baik sebesar 289. hal ini menunjukkan bahwa

kehalalan secara keseluruhan telah memberikan kepuasan yang cukup besar yang

dirasakan oleh konsumen.

Fleksibel tersedia untuk segala usia atribut ini memberikan nilai tingkat

kepentingan sebesar 2.75 dan tingkat kinerja sebesar 2.95 hal ini menunjukkan bahwa nilai

tingkat kinerja lebih besar dari pada nilai tingkat kepentingan yang artinya bahwa

konsumen sudah merasa puas dengan atribut fleksibel tersedia ntuk segala usia.

c. Kuadran III (Prioritas Rendah)

Pada kuadran III, atribut-atribut memiliki tingkat kepentingan yang relatif rendah

dan tingkat kinerja yang relative kurang baik. Atribut-atribut ini tidak tidak terlalu

diperhatikan dan dinilai tidak terlalu penting oleh konsumen. Adapun atribut-atribut yang

termasuk dalam kuadran ini adalah kualitas tahan lama.

Kualitas tahan lama merupakan merupakan aspek penting dalam dunia pemasaran.

Atribut ini memiliki tingkat kepentingan 2.59 dan tingkat kinerja 2.44 hal ini

menunjukkan bahwa tingkat kepentingan lebih tinggi dari pada tingkat kinerja yang

artinya konsumen belum merasa puas dengan atribut kualitas tahan lama. Pada hal ini
42

konsumen kurang menganggap penting atribut kualitas tahan lama sehingga berada pada

kuadran III. Namun untuk meningkatkan jumlah penjualan, sebaiknya atribut harga perlu

diperhatikan agar konsumen merasa puas saat membeli telur itik.

d. Kuadran IV (Berlebihan)

Pada kuadran IV, atribut-atribut temasuk dalam kriteria berlebihan. Hal ini

dikarenakan penilaian terhadap atribut-atribut kurang dipentingkan karena memiliki

kepentingan rendah atau dibawah rata-rata tetapi tingkat kinerjanya sudah memuaskan

konsumen. Atribut yang berada dalam kuadran ini adalah harga telur itik, ketersediaan

telur itik, dan keamanan mengkonsumsi telur itik.

Harga memberikan nilai tingkat kepentingan 2.52 dan tingkat kinerja 2.92. Hal ini

berarti harga telah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen walaupun dalam

atribut ini kurang dipentingkan oleh konsumen.

Ketersediaan telur itik memberikan nilai tingkat kepentingan 2,44 dan tingkat

kinerja sebesar 2.89 hal ini menunjukkan bahwa nilai tingkat kinerja lebih besar dari pada

nilai tingkat kepentingan yang atrinya konsumen sudah merasa puas dengan atribut

ketersediaan telur itik.

Keamanan mengkonsumsi telur itik memberikan nilai tingkat kepentingan sebesar

2.62 dan tingkat kinerja sebesar 2.91 Hal ini berarti harga telah sesuai dengan keinginan

dan kebutuhan konsumen walaupun dalam atribut ini kurang dipentingkan oleh konsumen.

4. Customer Satisfaction Index (CSI)

Customer satisfaction index (CSI) atau indeks kepuasan pelanggan digunakan

untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen secara keseluruhan dari penilaian atribut-

atribut produk. Indeks kepuasan pelanggan diperlukan sebagai acuan bagi perusahaan atau

pelaku usaha untuk menetapkan sasaran dimasa mendatang yang berkaitan dengan
43

kebutuhan riset tentang kepuasan pelanggan yang berkelanjutan sebagai respon terhadap

perubahan perilaku konusmen. Hasil perhitungan CSI dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI)

Importance Weighted
Atribut (Y) (X) Weighted
Factor Score
Harga Harga Produk 2.52 2.92 0.05 0.15
Kualitas Rasa 2.70 2.92 0.05 0.15
Kualitas Kandungan
2.92 2.95 0.05 0.15
Gizi
Kemudahan
Mendapatkan 2.71 2.66 0.04 0.12
Pelayanan Telur Itik
Ketersediaan
2.44 2.89 0.05 0.14
Telur Itik
Kehalalan 2.73 2.89 0.05 0.14
Kualitas tahan
2.59 2.44 0.04 0.10
lama
Keamanan
Jaminan 2.62 2.91 0.05 0.15
Mengkonsumsi
Fleksibel
tersedia untuk 2.75 2.94 0.05 0.15
segala usia
Total 1.25
Rata-Rata 0.14
CSI = 1.25 x 100/5 = 25

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai indeks kepuasan konsumen sebesar 25 nilai

25 berada pada kelas interval 20 - 40 yang menyatakan kelas interval puas. Hal ini

memberikan definisi bahwa setiap responden yang membeli produk telur itik di Pasar

Tandebura telah merasa puas atas atribut produk yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai