Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK I

“ KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK “

DOSEN PEMBIMBING : Ns. SYALVIA ORESTI, M. Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

1. ADINDA OKTAVIANA ( 1710105040 )


2. ANDRI ( 1710105042 )
3. AYULI WARNI ( 1710105044 )
4. CYNTIA ISWARI ( 1710105045 )
5. DEDE ARJUNA ALI ( 1710105046 )

KELAS IV B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

TAHUN AJARAN 2018 – 2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya yang berjudul “ KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK
” sebagai tugas kelompok dosen Ibu Ns. SYALVIA ORESTI, M. Kep yang
mengajar mata kuliah KEPERAWATAN ANAK I

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Padang, April 2019

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.................................................................................................1


1.2 Tujuan..............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kebutuhan Nutrisi Pada Anak ......................................................3


2.2 Dampak Nutrisi Pada Tumbuh Kembang Anak ............................................ .3
2.3 Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi Dan Anak ....................................................... .5
2.4 Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi ........................................................................ .10
2.5 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Usia Toddler ................................................ 12
2.6 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Prasekolah ......................................................13
2.7 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah ................................................. .14
2.8 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Usia Remaja ...................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan akan nutrisi sangat penting dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak. Mengingat manfaat
nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan
anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi
dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi,
iodium, defisiensi seng ( Zn ), defisiensi vitamin A, definisi thiamin, definisi
kalium dan lain – lain yang dapat menghambat proses tumbah kembang anak
maka pemenuhan kebutuhan tersebut haruslah seimbang ( Hidayat, 2005 ).
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dan cairan diharapkan dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia tumbah
kembang dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas. Selain itu, kebutuhan nutrisi juga dapat membantu
dalam aktivitas sehari – hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang
dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat
pembangun dan pengatur dalam tubuh ( Hidayat, 2005 ).
Pemenuhan nutisi pada anak haruslah seimbang diantara zat gizi
lain, mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang, seperti tidak suka makan,
tidak mau atau tidak mampu untuk makan sedangkan makanan yang tidak
disukai tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan
dalam pemenuhan gizi harus selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana,
disamping itu pada anak sakit dapat dijumpai masalah masukan nutrisi yang
kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat sehingga akan
membutuhkan makanan tambahan seperti kalori, vitamin, dan mineral
(Hidayat, 2005 ).

1.2 Tujuan

1
Agar mahasiswa dapat memahami apa saja nutrisi yang harus dipenuhi
dalam tumbuh kembang anak dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari – hari.

BAB II

2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kebutuhan Nutrisi Pada Anak


Nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, aborsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengerluaran zat – zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan. Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai
kebutuhan nutrien yang berbeda – beda dan anak mempunyai karakteristik
yang khas dalam mengkonsumsi makanan atau zat gizi tersebut ( Supariasa,
2001 ).
Kebutuhan akan nutrisi sangat penting dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak. Mengingat manfaat
nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan
anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi
dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi,
iodium, defisiensi seng ( Zn ), defisiensi vitamin A, definisi thiamin, definisi
kalium dan lain – lain yang dapat menghambat proses tumbah kembang anak
maka pemenuhan kebutuhan tersebut haruslah seimbang ( Hidayat, 2005 ).
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dan cairan diharapkan dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia tumbah
kembang dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas. Selain itu, kebutuhan nutrisi juga dapat membantu
dalam aktivitas sehari – hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang
dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat
pembangun dan pengatur dalam tubuh ( Hidayat, 2005 ).
2.2 Dampak Nutrisi Pada Tumbuh Kembang Anak
Pemberian nutrisi pada anak tidak hanya semata – mata untuk
memenuhi kebutuhan fisik atau fisiologia anak, tetapi juga berdampak pada
aspek psikodinamika, perkembangan psikososial, dan maturasi organik.
Berikut ini akan diuraikan dampak nutrisi pada aspek–aspek tersebut.
a. Dampak Psikologis
1. Psikodinamik ( Freund )

3
Pada anak usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama
adalah kebutuhan dasar melalui oral. Fase oral berhasil dilalui
apabila anak mendapatkan kepuasan dalam pemebuhan kebutuhan
oral saat makan dan minum. Kebutuhan makan dan minum anak
dipenuhi lingkungan, khususnya ibu, baik berupa ASI pada saat
menyusui maupun makanan lumat. Dampak psikodinamik yang
diperoleh bayi adalah kepuasan karena terpenuhinya kebutuhan dasar
dan kehangatan saat pemenuhan dasar tersebut ( Yuniastuti, 2007 ).
2. Psikososial ( Erikson )
Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak menurut
pendekatan psikososial adalah tercapainya rasa percaya dan tidak
percaya sebagai kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut
(Yuniastuti, 2007 ).
3. Maturasi Organik ( Piaget )
Pekembangan organik yang dialami anak melalui makanan
adalah pengalaman mendapatkan beberapa sensoris, seperti rasa atau
pengecap, penciuman, pergerakkan, dan perabaan. Dengan
dikenalkan berbagai macam makanan anak akan kaya dengan
berbagai macam rasa, demikian juga dengan bertambah kayanya
penciuman melalui bau makanan. Selain itu, dengan makanan anak
akan dapat meningkatkan keterampilan, seperti memegang botol
susu, memegang cangkir, sendok, dan keterampil koordinasi gerak,
seperti menyuap dan menyendok makanan ( Yuniastuti, 2007 ).
b. Dampak Fisiologis
Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah terhadap
pertumbuhan fisik anak. Selama intrauterine (di dalam uterus), asupan
nutrisi yang adekuat pada ibu berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu,
tetapi lebih pada pertumbuhan janin. Dengan asupan nutrisi yang adekuat,
dari hari ke hari kehamilan ibu bertambah besar dan sejalan dengan itu
janin tumbuh dan berkembangsampai pada usia kehamilan yang matang,
maka janin siap dilahirkan dengan berat badan, panjang badan dan
pertumbuhan organ fisik lainnya yang normal.

4
Terutama pada trimester ke pertama pada saat terjadi pertumbuhan
otak, asupan nutrisi yang adekuat terutama protein akan mempengaruhi
petumbuhan otak. Sebaliknya, apabila ibu tidak mendapt asupan gizi yang
adekuat, bayi dapat lahir dengan berat badan rendah. Diet atau pembatasan
makanan pada ibu selama masa kehamilan akan menurunkan berat badan
bayi. Begitu juga setelah anak dilahirkan, asupan nutrisi yang tepat untuk
bayi, toddler, prasekolah, usia sekolah, dan remaja akan sangat
mempengaruhipada pertumbuhan fisik mereka, yaitu anak akan bertambat
berat dan bertambah tinggi atau meningkat secara kuantitas (Yupi
Supartini, 2000).
2.3 Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi Dan Anak
1. Air (H2O)
Air merupakan nutrien yang berfungsi menjadi medium untuk nutrien
lainnya. Berikut ini adalah tabel kebutuhan anak usia bayi untuk
pemenuhan kebutuhan terhadap air :

No. Usia Air per kg BB per hari (ml)


1 3 hari 80 – 100
2 10 hari 125 – 150
3 3 bulan 140 – 160
4 6 bulan 130 – 155
5 9 bulan 125 – 145
6 1 tahun 120 – 135

(Yupi Supartini, 2004)

Sekitan 65% dari bobot tubuh adalah air. Air ini merupakan unsur
paling penting diantara semua nutrient dan terdapat baik dalam makanan
padat maupun dalam minuman. Sejumlah kecil air dihasilkan oleh
metabolisme. Air merupakan media tempat semua proses metabolisme
berlangsung. Kehilangan air terjadi melalui udara pernafasan disamping
itu lewat keringat, urine dan feses. Manusia dapat hidup berminggu –
minggu tanpa makanan, namun tanpa air hidupnya hanya beberapa hari
saja (Mery E. Beck, 2000).
2. Protein

5
Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial.
Tedapat dua jenis protein, yaitu :
1) Protein hewani : yang didapat dari daging hewan.
2) Protein nabati : yang didapat dari tumbuh – tumbuhan.
Nilai gizi protein hewani lebih besar dari pada protein nabati dan
lebih mudah diserap oleh tubuh. Walaupun demikian, kombinasi
penggunaan protein hewani dan protein nabati sangat dianjurkan dalam
pemenuhan protein yang seimbang (Yupi Supartini, 2004).
Fungsi protein merupakan konstituen penting bagi semua jaringan
tubuh, yaitu :
a. Protein menggantikan protei yang hilang selama proses metabolisme
yang normal dan proses pengauasan yang normal. Protein akan
hilang dalam pembentukan rambut serta kuku, dan sebagai sel – sel
mati yang lepas dari permukaan kulit serta traktus alimentarius, dan
dan dalam sekresi pencernaan.
b. Protein menghasilkan jaringan yang baru. Jaringan baru terbentuk
selama masa pertumbuhan, kesembuhan dari cidera, kehamilan dan
laktasi.
c. Protein diperlukan dalam pembuatan protein – protein yang baru
dengan fungsi khusus didalam tubuh, yaitu : sebagai enzim, hormone
dan hemoglobin.
d. Protein dapat dipakai sebagai sumber energi (Mary E. Beck, 2000).
3. Lemak
Pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar
kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada
anak usia bayi sampai kurang lebih 3 bulan, lemak merupakan sumber
gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak
berfungsi untuk mempermudah absorsi vitamin yang larut dalam lemak,
yaitu vitamin A, D, E, dan K (Yupi Supartini, 2004).
Fungsi dari lemak, sebagai berikut (Mery E. Beck, 2000):
1) Sumber energi, lemak dioksidasi di dalam tubuh untuk
memberikan energi bagi aktivitas jaringan dan guna
mempertahankan suhu tubuh.
2) Ikut serta membangun jaringan tubuh., sebagian lemak masuk
ke dalam sel – sel tubuh dan merupakan bagian esensial dari
strutur sel tersebut.

6
3) Perlindungan. Endapan jaringan lemak di sekitar organ tubub
yang penting akan mempertahankan organ tubuh dalam
posisiny dan melindunginya terhadap rudapaksa.
4) Penyekat (isolasi). Jaringan lemak subkutan akan mencegah
kehilangan panas dari tubuh.
5) Perasaan kenyang. Adanya leamak di dalam chime ketika
lewat dalam duodenum mengakibatkan penghambatan
peristaltis lambung dan sekresi asam, sehingga menunda waktu
pengosongan lambung dan mencegah timbulnya rasa lapar.
6) Vitamin larut – lemak. Membantu proses penyerapan dari
dalam usus dan melarutkan vitamin – vitamin yang larut dalam
lemak.
4. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber tenaga pada anak. Bayi yang baru
mendapat asupan makanan dari ASI akan mendapatkan 40% kalori dari
laktosa yang dikandung dalam ASI. Pada anak yang lebih besar yang
sudah mendapatkan makanan yang banyak mengandung tepung, seperti
bubur susu, sereal, nasi tim, atau nasi. Apabila tidak mendapatkan asupan
karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan energi, tubuh akan
memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh (Yupi Supartini,2004).
Dibawah ini kebutuhan kalori untuk bayi dan anak (marlow, D.R dan
Reeding, B.A, 1988) :

No Usia Berat badan Permukaan tubuh Cal/kg


. (kg) (m2)
( kg )
1 Neonatus 2,5 – 4 0,2 – 0,23 50
2 1 mgg – 6 bln 3–8 0,23 – 0,35 60 – 70
3 6 bln – 12 bln 8 – 12 0,35 – 0,45 50 – 60
4 12 bln – 24 10 – 15 0,45 – 0,55 45- 50
bln
5 2 thn – 5 thn 15 – 20 0,6 – 0,7 45
6 6 thn – 10 thn 20 – 35 0,7 – 1,1 40 – 45
7 11 thn – 15 30 – 60 1,5 – 1,7 25 – 40
thn
8 Dewasa 70 1,75 15 – 20

7
Fungsi karbohidrat dioksidasi di dalam tubuh agar menghasilkan panas
dan energi bagi segala bentuk aktivitas tubuh.
5. Vitamin
Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang
berfungsi untuk mempertahankan fungsi tubuh (Marlow, D.R dan
Reeding, B.A, 1988). Vitamin terbagi dalam dua bagian besar, yaitu
vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak :
1) Vitamin yang larut dalam air
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan C yang
tidak disimpan dalam tubuh, melainkan harus dikonsumsi melalui
makanan tertentu., vitamin B mencakup vitamin B1, B2 dan B12.
Berikut ini adalah fungsi – fungsi dari vitamin tersebut :
a. B1 : atau tiamin diperlukan tubuh untuk metabolisme
karbohidrat dalam pembentukan energi (sebagai koenzim).
Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan tubuh cepat
merasa lelah, kurang nafsu makan, kerusakan pembuluh
darah dan sel saraf.
b. B2 : atau riboflavin penting dalam metabolisme karbohidrat,
asam amino, dan asam lemak yaitu sebagai koenzim dari
flavin enzim. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan
tubuh merasa lelah sehingga kurang aktif dalam bekerjaserta
dapat mengurangi ketajaman penglihatan.
c. B12 : kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia
2) Vitamin yang larut dalam lemak
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K.
Berikut ini peranan penting vitamin A,D, E, dan K dalam tubuh :
a. A : untuk pertumbuhan, penglihatan, reproduksi, dan
pemilihan sel epitel
b. D : untuk penyerapan dan metabolisme kalsium dan fosfor,
pembentukan tulang dan gigi.
c. E : untuk berbagai senyawa yang larut dalam lemak dan
berperan dalam fetilisasi manusia.
d. K : untuk proses pembentukan darah dan mineral yang
dibutuhkan tubuh adalah mineral makro, yaitu Ca, P, Mg, Na,

8
dam K serta mineral mikro yaitu Fe dan Zn (Yupi Supartini,
2004).
6. Mineral
Unsur – unsur mineral terdapat di dalam jaringan tulang, gigi dan
protein. Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian
enzim dan sangat penting dalam pengendalian komposisi cairan tubuh.
Unsur – unsur mineral di dalam tubuh kurang lebih 3% dari keseluruhan
bibot tubuh. Sejumlah mineral yang terlibat dalam pelbagai proses
tubuh : kalsium, fosfor, kalium/ potassium, sulfur/ belerang, natrium/
sodium, klor, besi fluor, tembaga, seng, yodium, kobalt, mangan,
magnesium, kromium dan selenium.
Fungsi mineral dalam tubuh ada 3, yaitu :
1) Mineral merupakan konstituen tulang dan gigi, yang
memberikan kekuatan serta rigiditas kepada jaringan tersebut,
misalnya : kalsioum, fosfor dan magnesium.
2) Mineral membentuk garam – garam yang dapat larut dan dengan
demikian mengendalikan komposisi cairan tubuh.
3) Mineral turut membangun enzim dan protein (Mery E. Beck,
2000).
2.4 Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi
Bayi (0 sampai 24 bulan) memerlukan jenis makanan air susu ibu (ASI),
susu formula, dan makanan padat. Kebutuhan kalori bayi antara 100–200
kkal/kgBB. Pada 4 bulan pertama, bayi lebih baik hanya mendapatkan ASI
saja (ASI eksklusif) tanpa diberikan susu formula. Usia lebuh dari 4 bulan
baru dapat diberikan makanan pendamping ASI atau susu formula, kecuali
pada beberapa kasus tertentu ketika anak tidak bias mendapatkan ASI, seperti
ibu dengan komplikasi postnatal, wanita hamil, menderita penyaki menular
dan sedang dalam terapi steroid atau morfin. (Yupi Supartini, 2004)
Berikut ini adalah pemberian nutrisi sesuai umur pada bayi dari lahir
sampai12 bulan ( Menurut : FKUI, 1985 ):
a. Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan
Bayi mulai disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir.
Waktu dan lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on
demand). Hindarkanlah pemberian makanan tambahan seperti madu,
air, larutan glukosa dan makanan prelakteal lainnya. Jika setelah

9
disusukan kemidian ternyata bayi menjadi kebiruan dan sesak nafas,
perlu difikirkan terhadap kemungkinan adanya kelainan seperti
obstruksi atau fistula esophagus.
Selanjutnya bayi dapat diberikan buah–buahan (pisang) atau
biscuit sejak usia 2 bulan sedangkan pemberian makanan lumat
sampai lembik (bubur susu) pada usia 3 – 4 bulan, sesuai keperluan
bayi masing – masing. Bayi akan lapar dan menangis terus bila ASI
kurang dan hal ini juga akan terlihat dari pertumbuhan bayi yang
tidak memuaskan. Untuk mengatasi pertumbuhan, bayi perlu
ditimbang secara berkala, yaitu bila mungkin dilakukan stiap hari
pada munggu pertama, selanjutnya setiap minggu sampai akhir bulan
pertama, kemudian setiap 2 minggu dalam bulan kedua dan ketiga
dan seterusnya setiap bulan.
Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian makanan
padat, yaitu makanan lumat, misalnya bubur susu yang dapat dibuat
dari tepung (beras, jagung atau havermouth), susu dan gula. Waktu
yang untuk memberikan makanan lumat dapat dipilih yang sesuai,
misalnya sekitar jam 09.00 dengan memperhatikan bahwa kira – kira
2 jam sebelumnya tidak diberikan apa – apa. Dengan demikian bayi
menyusui dengan kebutuhannya, diberi bubur susu satu kali dan buah
– buahan satu kali.
Pada umur ini dapat pula diberikan telur ayam, akan tetapi perlu
waspada terhadap kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila
terjadi hal ini, pemberian telur ditangguhkan. Biasanya setiap bayi
sudah tahan terhadap telur pada usia 7 bulan keatas.
b. Bayi umur 5 – 6 bulan
Dapat diberikan 2 kali makanan bubur susu sehari, buah –
buahan dan telur.
c. Bayi umur 6 – 7 bulan
Bayi dapat mulai diberikan nasi tim yang merupakan makanan
lunak dan juga merupakan makanan campuran yang lengkap karena
dapat dibuat dari beras, bahan makanan sumber protein hewani (hati,
daging cincang, telur atau tepung ikan) dan bahan makanan sumber

10
protein nabati yaitu tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat
dan wortel. Dengan demikian nasi tim merupakan makanan yang
mengandung nutrien yang lengkap bila dibuat dengan bahan – bahan
tersebut. Selama masa bayi makan nasi tim harus disaring terlebih
dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak banyak
mengandung serat – serat yang dapat mempersulit pencernaan.
d. Bayi umur 8 – 12 bulan
Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu,
pada pagi hari sebagai makan pagi, misalnya jam 09.00, pada siang
hari sebagai makan siang sekitar jam 13.00 dan pada sore hari
sebagai makan malam sekitar jam 17.00 – 18.00. Bila bayi disusukan
sesuai dengan anjuran yaitu melebihi masa 1 tahun, perlu
diperhatikan kemingkinan timbulnya anoreksia terhadap makanan lin,
sehingga anak akan kekurangan protein dan kalori, dan pada akhirnya
menderita penyakit Malnutrisi Energi Protein (MEP).
Pengaturan makan bayi yang berhasil pada masa bayi akan
mempermudah kelancaran pengaturan makan pada usia selanjutnya.
Pada akhir masa bayi telah dibiasakan bayi menerima makanan 3 kali
sehari,m yaitu pada waktu pagi (makan pagi), siang (makan siang),
dan sore atau malam (makan malam).
Selama masa bayi telur cukup diberikan sekali sehari, bila bayi
tidak alergi. Telur dapat dimakan tersendiri setelah dimasak matang
atau setengah matang atau dimakan bersama – sama dengan nasi tim.
2.5 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Usia Toddler
Anak usia toddler mempunyai karakteristik yang khas, yaitu bergerak
terus, tidak bisa diam dan sulit untuk diajak duduk dalam waktu yang relatif
lama. Selain itu, pada usia 12 sampai 18 bulan pertumbuhan sedikit lambat
sehingga kebutuhan nutrisi dan kalori. Kebutuhan kalori kurang lebih 100
kkal per kg berat badan (BB).

Karakteristik terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak usia


toddler :
a. Anak sukar atau kurang mau makan.

11
b. Nafsu makan anak sering kali berubah yang mungkin pada hari ini
makannya cukup banyak dan pada hari berikutnya makannya sedikit.
c. Biasanya anak menyukai jenis makanan tertentu.
d. Anak cepat bosan dan tidak tahan makan sambil duduk dalam waktu
lama.
Anjurkan untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik
tersebut :
1) Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan, misalnya memberi
makan sambil mengajaknya bermain.
2) Beri kesempatan anak untuk belajar makan mandiri. Jangan berharap
anak dapat makan dengan rapi sebagaimana anak yang lebih besar
karena usia toddler belum mampu melakukannya.
3) Jangan menuruti kecenderungan anak untuk hanya menyukai satu
jenis makanan tertentu. Kenalkan selalu dengan jenis makanan baru.
4) Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak
terlalu lancer.
5) Kurangi frekuensi minum susu. Dianjurkan untuk memberikan 2 kali
sehari saja.
2.6 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Usia Prasekolah
Anak usia Pra Sekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat.
Kebutuhan kalorinya adalah 85 kkal/kgBB. Beberapa karakteristik yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada
anak Prasekolah adalah sebagai berikut :
a. Nafsu makan berkurang.
b. Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau
lingkungannya dari pada makan.
c. Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.
d. Waktu makan merupsksn kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar
dan bersosialisasi dengan keluarga.
Anjuran untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut :
a. Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan
anak mengenal nutrisi, misalnya dengan menggambar atau melakukan
aktivitas bermain yang lain.
b. Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan dengan
frekuensi lebih sering, yaitu 4 sampai 5 kali sehari. Apabila
memberikan makanan padat, seperti nasi 3 kali sehari, berikan

12
makanan ringan di antara waktu makan tersebut. Susu cukup
diberikan 1 – 2 kali sehari.
c. Izinkan anak untuk membentu orang tua menyiapkan makanan dan
jangan terlalu banyak berharap anak dapat melakukannya dengan
tertib dan rapi.
d. Fasilitasi anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru
tidak harus yang berharga mahal, yang penting memenuhi gizi
seimbang.
e. Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta
peraasaannya saat makan bersama dan fasilitasi anak untuk
berinteraksi secara efektif dengan Anda atau anggota keluarga lainnya.
2.7 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah mempunyai lingkungan social yang lebih luas selain
keluarganya, yaitu lingkungan sekolah tempat anak belajar mengembangkan
kemampuan kognitif, interaksi social, nilai moral dan budaya dari lingkungan
kelompok teman sekolah dan guru. Bahkan bermain dengan teman sekolah
dirasakan anak sebagai sesuatu yang lebih menyenangkan dari pada bermain
di lingkungan rumah. Pertumbuhan anak tidak banyak mengalami perubahan
yang berarti, sehingga kebutuhan kalori anak usia sekolah adalah 85
kkal/kgBB.

Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi


yang perlu diperhatikan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :
a. Anak dapat mengatur pola makannya sendiri.
b. Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan sekolah dan di
lingkungan luar rumah serta adanya reklame atau iklan makanan
tertentu di televisi yang dapat mempengaruhi pola makan atau
keinginannya untuk mencoba makanan yang belum dikenalnya.
c. Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur – angsur hilang.

d. Pengaruh aktivitas beramain dapat menyeababkan keinginan yang


lebih besar pada aktivitas bermain dari pada makan.
Anjuran untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut :
a. Motivasi orang tua untuk membiasakan anak dengan pola makan
yang baik.

13
b. Motivasi anak untuk tetap menyukai jenis makanan yang baru.
c. Jelasakan pada anak bahwa waktu makan bersama keluarga adalah
lebih baik dari pada bermain karena saat itu dapat menjadi kesempatan
bagi anak untuk berkonsultasi dengan orang tua dan bagi orang tua
untuk mengetahui pengalaman yang diperoleh anak di sekolah dan di
lingkungannya.
d. Fasilitasi orang tua untuk tidak membiasakan anak mendapat jajanan
di sekolah ataupun di lingkungan luar rumah karena belum tentu sehat
dan hal itu bukan pola kebiasaan yang baik bagi anak. Anjurkan untuk
selalu menyediakan makanan kecil untuk dibawa ke sekolah maupun
disediakan di rumah.
2.8 Kebutuhan nutrisi pada anak usia remaja
Usia remaja adalah fase anak tumbuh dan berkembang sangat cepat.
Anak perempuan usia 11 tahun sudah memasuki prapubertas dan anak laki –
laki pada usia 12 tahun. Untuk memenuh kebutuhan perkembangan yang
sangat cepat tersebut, anak membutuhkan nutrisi esensial, yaitu lebih banyak
protein, karbohidrat, vitamin, danm mineral. Apabila pemenuhan kebutuhan
nutrisi anak kurang, hal itu akan mempengaruhi pertumbuhan dan
kematangan seks anak.
Kebutuhan kalori anak dipengaruhi oleh waktu pencapaian anak untuk
masuk fase prapubertas. Jadi, anak perempuan lebih dini memerlukan
peningkatan kalori dibandingkan dengan anak laki – laki, sedangkan untuk
aktivitas fisik, anak laki – laki memerlukan 60 kkal per kg BB dan anak
perempuan 50 kkal per kg BB.
Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia remaja adalah sebagai berikut :
1) Besarnya pengaruh kelompok atau geng akan mempengaruhi pola
kebiasaan makan anak.
2) Anak sering kali tidak sempat makan di rumah karena banyak aktivitas
di luar rumah baik di sekolah, kelompok, klub olahraga, maupun
kegiatan kelompok lainnya.
3) Karena perubahan aktivitas yang lebih banyak memakan waktu di luar
ruamah, biasanya anak lebih menyukai makanan ringan.

14
4) Anak memasuki fase pubertas sehingga mereka mulai memperhatian
bentuk badannya. Pada beberapa anak perempuan, hal ini akan
mempengaruhi pola makannya yang diatur dan dibatasi karena takut
kegemukan. Sebaliknya, stress yang dialami dapat juga menyebabkan
anak mencari pelarian pada makanan, sehingga mengkonsumsi
makanan secara berlebihan apabila anak tidak mempunyai kemampuan
koping yang positif.
Anjuran untuk remaja dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut
adalah :
a. Motivasi anak remaja untuk tetap mempunyai pola makan yang teratur.
b. Fasilitasi orang tua untuk cermat mengamati pemenuhan kebutuhan
nutrisi anak remaja terutama apabila anak terlalu banyak beraktivitas di
luar rumah untuk mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler atau
aktivitas sosial.
c. Apabila anak menyukai makanan ringan, anjurkan orang tua untuk
dapat memilihkan jenis makanan ringan yang bergizi.
d. Kalau diperlukan, anjurkan orang tua berkonsultasi kepada ahli yang
berkaitan dengan masalah nutrisi anak remaja (Yupi Supartini, 2004).

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek – aspek yang lain dan
dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek – aspek yang lain.
Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi – fungsi organ tubuh., pergerakan
tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian
sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh
manusia, maka akan terhindar dari ancaman – ancaman penyakit.
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi diharapkan dapat membantu pertumbuhan
dan perkembangan anak sesuai dengan tumbuh kembangan anak sesuai
dengan usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta
mencegah terjadinya mobilitas dan mortalitas. Selain itu nutrisi juga dapat
membantu dalam aktivitas sehari – hari karena nutrisi juga sebagai sumber
tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai
sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta:


Salemba Medika

Supariasa, I. Dewa Nyoman S. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC: Jakarta

Yuniastuti, Ari. 2007. Gizi Dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

17

Anda mungkin juga menyukai