DEFINISI
Patent ductus arteriosus (PDA) adalah kegagalan menutupnya ductus
arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada
minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta
yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah dimana
aliran darah ini mengalir ke jantung. Kelainan ini merupakan 7% dari seluruh
penyakit jantung bawaan. PDA ini sering dijumpai pada bayi prematur,
insidennya bertambah dengan berkurangnya masa gestasi.4
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah janin yang menghubungkan
arteri pulmonalis kiri langsung dengan aorta desendens. Pada janin, duktus
arteriosus dapat tetap terbuka karena produksi dari prostaglandin E2 (PGE2).
Pada bayi baru lahir, prostaglandin yang didapat dari ibu (prostaglandin
maternal) kadarnya menurun sehingga duktus arteriosus tertutup dan berubah
menjadi jaringan parut dan menjadi ligamentum arteriosum yang terdapat pada
jantung normal. Biasanya menutup sesaat setelah bayi lahir. Pada beberapa
individu saluran ini menutup dalam 48 jam setelah bayi lahir. Pada bayi
prematur, saluran ini sering memakan waktu lebih lama untuk menutup
sendiri + 6 minggu setelah dilahirkan. Namun, dalam beberapa individu tetap
terbuka (paten) dalam 72 jam setelah kelahiran. Keadaan ini disebut patent
ductus arteriosus.2
Mekanisme penutupan ini tidak seluruhnya dimengerti, tetapi beberapa
faktor diduga berperan adalah kadar oksigen arterial, kadar prostaglandin,
genetic, dan faktor lain yang belum diketahui. Faktor – faktor tersebut
menyebabkan nekrosis seluler pada dinding duktus arteriosus yang akan
diikuti dengan konstriksi otot dinding duktus pada tahap berikutnya.
Konstriksi ini akan menutup lumen diktus sehingga aliran darah dari aorta ke
arteri pulmonalis tertutup.1
1
Pada bayi baru lahir, setelah beberapa kali pernapasan pertama,
resistensi vaskular paru menurun dengan tajam. Dengan ini maka duktus akan
berfungsi sebaliknya, bila semula mengalirkan darah dari arteri pulmonalis ke
aorta, sekarang ia mengalirkan darah dari aorta ke arteri pulmonalis. Dalam
keadaan normal duktus mulai menutup, dan dalam beberapa jam secara
fungsional sudah tidak terdapat lagi arus darah dari aorta ke arteri pulmonalis.
Apabila duktus tetap terbuka, maka terjadi keseimbangan antara aorta dan
arteri pulmonalis, apabila resistensi vaskular paru terus menurun maka pirau
dari aorta ke arah arteri pulmonalis makin meningkat. Pada auskultasi pirau
yang bermakna akan memberikan bising sistolik setelah bayi berusia beberapa
hari, sedang bising kontinu yang khas biasanya terdengar setelah bayi berusia
2 minggu.4
2
developmental patent ductus arteriosus, bukan structural patent ductus
arteriosus seperti pada bayi cukup bulan.4
Pada bayi prematur dengan penyakit membran hialin (sindrom gawat
napas akibat kekurangan surfaktan, yakni zat yang mempertahankan agar paru
tidak kolaps), PDA sering bermanifestasi setelah sindrom gawat napasnya
membaik. Bayi yang semula sesaknya sudah berkurang menjadi sesak kembali
disertai takhipnoe dan takikardi.4
3
Pada bayi prematur dengan PDA pemberian inhibitor
prostaglandin seperti indometasin menyebabkan penutupan
duktus, efek ini hanya tampak pada duktus yang imatur,
khususnya pada usia kurang dari 1 minggu, dan tidak pada bayi
cukup bulan.
Pada bayi baru lahir dengan penyakit jantung sianotik yang
bergantung pada duktus (kehidupan bayi bergantung pada
duktus), maka pemberian prostaglandin akan menjamin duktus
yang paten. Infus prostaglandin ini telah menjadi prosedur
standar di banyak pusat kardiologi karena sangat bermanfaat,
namun harganya sangat mahal.9,13
III. EPIDEMIOLOGI
PDA adalah cacat jantung congenital kelima yang paling sering
ditemukan atau 8-10% dari seluruh kasus cacat jantung congenital. Di
Amerika Serikat, diperkirakan bahwa lebih dari 1000 kelahiran hidup
ditemukan 1 kasus PDA. Perbandingan pada anak perempuan dan laki – laki
adalah 2 : 1 dan kasusu cenderung meningkat pada saudara pasien. Sekitar 75
% kasus terjadi pada bayi yang lahir dengan berat badan < 1200 gram dan
sering bersamaan dengan penyakit congenital lain. PDA ditemukan pada 10%
pasien dengan kelainan jantung congenital lain dan sering memiliki peranan
penting dalam menyediakan aliran darah pulmonal ketika aliran darah dari
ventrikel kanan bersifat stenotik atau atretik.
4
IV. ETIOLOGY
Prematuritas dianggap sebagai penyebab terbesar timbulnya PDA.
Pada bayi premature, gejala cenderung timbul dangan awal, terutama bila
disertai dengan sindrom distress pernafasan. PDA juga lebih sering terdapat
pada anak yang lahir di daerah pegunungan. Hal ini terjadi karena adanya
hipoksia yang menyebabkan duktus gagal menutup.
V. PATOMEKANISME
5
PDA lebih sering terdapat pada bayi prematur dan kurang dapat ditoleransi
karena mekanisme kompensasi jantungnya tidak berkembang baik dan pirai
kiri ke kanan itu cenderung lebih besar.
Pada bayi prematur (kurang dari 37 minggu) duktus dipertahankan
tetap terbuka oleh prostaglandin yang kadarnya masih tinggi, karena memang
belum waktunya bayi lahir. Karena itu duktus arteriosus persisten pada bayi
prematur dianggap sebagai developmental patent ductus arteriosus, bukan
struktural patent ductus arteriosus seperti yang terjadi pada bayi cukup bulan.
Pada bayi prematur dengan penyakit membran hialin (sindrom gawat nafas
akibat kekurangan surfaktan), ductus arteriosus persisten sering bermanifestasi
setelah sindrom gawat nafasnya membaik.
Pada ibu yang terinfeksi rubella, pelepasan prostaglandin (6-
ketoprostaglandin F1) akan meningkat yang disertai dengan faktor nekrosis
tumor yang dapat meningkatkan resiko pembukaan duktus arteriosus.
VI. KLASIFIKASI
Klasifikasi PDA ditentukan berdasarkan perubahan anatomi jantung
bagian kiri , tahanan arteri pulmonal, saturasi oksigen, dan perbandingan –
perbandingan sirkulasi pulmonal dan sistemik.
>60 mmHg,
Signifikan + hipertrofi
tetapi masih di
III ventrikel kanan yang Kadang sianosis
bawah tahanan
minimal
sistemik
Lebih tinggi
Hipertrofi biventrikel daripada
IV Sianosis
+ atrium kiri tahanan
sistemik
6
Tingkat I :
Umumnya pasien PDA tingkat I tidak bergejala. Pertumbuhan dan
perkembangan fisik berlangsung dengan baik. Pada pemeriksaan EKG dan
foto polos dada tidak ditemukan pembesaran jantung.
Tingkat II :
Pasien sering menderitainfeksi saluran nafas , tetapi pertumbuhan fisik
masih sesuai dengan murmur. Peningkatan aliran darah ke sirkulasi pulmonal
PDAat terjadi sehingga timbul hipertensi pulmonal ringan. Umumnya pada
pasien yang tidak tertangani dengan baik pada tingkat ini PDA akan
berkembang menjadi tahap III atau IV.
Tingkat III
Infeksi saluran nafas makin sering terjadi. Pertumbuhan anak biasanya
terlambat. Pada pemeriksaan anak tampak kecil tidak sesuai umur dengan
gejala – gejala gagal jantung. Nadi memiliki amplitude yang lebar. Jika
melakukan aktivitas, pasien akan mengalami sesak nafas yang disertai dengan
sianosis ringan. Pada pasien dengan duktus berukuran besar, gagal jantung
dapat terjadi pada minggu pertama kehidupan. Pada foto polos dada dan EKG
ditemukan hifertrofi ventrikel kiri danatrium kiri serta hipertrofi ventrikel
kanan ringan. Suara bising jantung dapat didengar diantara sela iga 3 dan 4.
Tingkat IV :
Keluhan sesak nafas dan sianosis semakin nyata. Tahanan sirkulasi
paru lebih tinggi daripada thanan sistemik sehingga aliran darah di duktus
berbalik dari kanan ke kiri. Foto polos dada dan EKG menunjukan hipertrifi
ventrikel kiri, atrium kiri dan ventrikel kanan. Kondisi pasien ini disebut
Sindrom Eisenmenger.
7
faktor genetis berperan pada pasien dengan PDA. Sebagai tambahan, faktor-
faktor lain seperti infeksi prenatal juga memiliki peran.
PDA lebih sering terjadi pada sindroma-sindroma genetik tertentu, termasuk
dengan perubahan kromosom yang diketahui seperti trisomy 21 dan sindroma
4p, mutasi gen tunggal seperti sindroma Carpenter dan sindroma Holt-Oram,
mutasi terkait kromosom X seperti incontinentia pigmenti. Infeksi rubela pada
kehamilan trimester pertama, terutama pada empat minggu pertama
berhubungan dengan insidensi PDA. PDA juga dilaporkan mempunyai
hubungan dengan faktor lingkungan lain seperti sindroma fetal valproate.
8
IX. DIAGNOSIS
1. Radiologi
Pada simpel PDA gambaran radiografi tergantung pada ukuran
defeknya. Jika defeknya kecil biasanya jantung tidak tampak membesar.
Jika defeknya besar kedua atrium kiri dan ventrikel kiri juga tampak
membesar.
2. Elektrokardiografi
Pada gambaran EKG bisa terlihat normal atau mungkin juga terlihat
manifestasi dari hipertrofi dari ventrikel kiri. Hal tersebut tergantung pada
besar defeknya. Pada pasien dengan hipertensi pulmonal yang di sebabkan
peningkatan aliran darah paru, hipertrofi pada kedua ventrikel data
tergambarkan melalui EKG atau dapat juga terjadi hipertrofi ventrikel
kanan saja.
3. Ekokardiografi
Pada pemeriksaan ekokardiografi dapat melihat visualisasi secara
langsung dari duktus tersebut dan dapat mengkonfirmasi secara langsung
drajat dari defek tersebut. Pada bayi kurang bulan dengan suspek PDA
dapat dilihat dari ekokardiografi untuk mengkonfirmasi diagnosis.
Mendeteksi jika sudah terjadi shunt dari kiri ke kanan.
X. PENATALAKSANAAN
9
Tujuan penatalaksanaan patent duktus arteriosus yang tidak
terkomplikasi adalah untuk menghentikan shunt dari kiri ke kanan. Pada
penderita dengan duktus yang kecil,penutupan ini di tujukan untuk mencegah
endokarditis, sedangkan pada duktus sedang dan besar untuk menangani gagal
jantung kongestif dan mencegah terjadinya penyakit vaskular pulmonal.
Penatalaksanaan ini di bagi atas terapi medikamentosa dan tindakan bedah.
1. Medikamentosa
Ada beberapa metode pangobatan yang biasanya diterapkan tim medis
untuk mengatasi gangguan fungsi jantung pada PDA, dan sangat
bergantung dari ukuran bukaan pada duktus dan yang utama usia pasien.
Tidak diperlukan pembatasan aktivitas jika tidak terdapat hipertensi
pulmonal.
Pada bayi prematur, duktus arteriosus sering menutup sendiri pada
minggu pertama setelah lahir. Pada bayi aterm, duktus arteriosus akan
menutup dalam beberapa hari pertama setelah lahir. Jika duktus tidak
menutup dan menimbulkan masalah, obat-obatan dan tindakan bedah
dibutuhkan untuk menutup duktus arteriosus.
Pengobatan medikamentosa dapat menggunakan obat anti-inflamasi
nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau indometasin, untuk membantu
penutupan duktus arteriosus pada bayi prematur sebelum usia 10 hari.
OAINS memblok prostaglandin yang mempertahankan duktus arteriosus
tetap terbuka. Pada bayi prematur dengan PDA dapat diupayakan terapi
farmakologis dengan memberikan indometasin intravena atau peroral dosis
0,2 mg/kgBB dengan selang waktu 12 jam diberikan 3 kali. Terapi tersebut
hanya efektif pada bayi prematur dengan usia kurang dari satu minggu,
yang dapat menutup duktus pada kurang lebih 70% kasus, meski sebagian
akan membuka kembali. Pada bayi prematur yang berusia lebih dari satu
minggu indometasin memberikan respon yang lebih rendah. Pada bayi
aterm terapi ini tidak efektif.
2. Tindakan bedah
10
Tindakan terbaik untuk menutup duktus adalah dengan melakukan
operasi. Pada penderita dengan PDA kecil, dilakukan tindakan bedah
adalah untuk mencegah endarteritis atau komplikasi lambat lain. Pada
penderita dengan PDA sedang sampai besar, penutupan di selesaikan untuk
menangani gagal jantung kongestif atau mencegah terjadinya penyakit
vaskuler pulmonal. Bila diagnosis PDA ditegakkan, penangan bedah
jangan terlalu ditunda sesudah terapi medik gagal jantung kongestif telah
dilakukan dengan cukup.
Karena angka kematian kasus dengan penanganan bedah sangat kecil
kurang dari 1% dan risiko tanpa pembedahan lebih besar, pengikatan dan
pemotongan duktus terindikasi pada penderita yang tidak bergejala.
Hipertensi pulmonal bukan merupakan kontraindikasi untuk operasi pada
setiap umur jika dapat dilakukan pada kateterisasi jantung bahwa aliran
shuntmasih dominan dari kiri ke kanan dan bahwa tidak ada penyakit
vaskuler pulmonal yang berat.
Ada beberapa teknik operasi yang dipakai untuk menutup duktus,
seperti penutupan dengan mengunkan teknik cincin dan metode ADO
(Amplatzer Duct Occluder). ADO berupa coil yang terdiri dari beberapa
ukuran yang seseuai dengan ukuran duktus dan dimasukkan ke dalam
duktus dengan bantuan kateterisasi jantung melalui arteri femoralis sampai
ke aorta.
Sesudah penutupan, gejala – gejala gagal jantung yang jelas atau yang
baru dengan cepat menghilang. Biasanya ada perbaikan segera pada
perkembangan fisik bayi yang telah gagal tumbuh. Nadi dan tekanan darah
kembali normal dan bising seperti mesin (machinery like) menghilang.
Bising sistolik fungsional pada daerah pulmonal kadang – kadang dapat
menetap, bising ini mungkin menggambarkan turbulen pada arteria
pulmonalis yang tetap dilatasi. Tanda – tanda roentgenografi pembesaran
jantung sirkulasi pulmonal berlebih akan menghilang selama beberapa
bulan dan elektrokardiogram menjadi normal.
XI. KOMPLIKASI
11
Komplikasi yang parah dapat terjadi pada PDA. Adanya penurunan
insidensi dari PDA dikarenakan oleh menutupnya duktus arteriosus dengan
cepat atau pada beberapa keadaan dimana gejala belum terlihat. Pengobatan
profilaksis pada bayi kurang bulan dengan surfaktan yang kurang
meningkatkan terjadinya PDA. Penutupan duktus arteriosus menurunkan
resiko pendarahan pada paru. Intoleransi dari pemberian makanan secara
enternal dan nekrosis enterokolitis juga sering terjadi pada bayi kurang bulan.
Sebagaimana disebutkan di atas, insidensi pada kondisi ini tampaknya terkait
dengan penurunan aliran darah gastrointestinal, dimana telat diteliti pada
domba yang menderita PDA. Insiden nekrosis enterikolitis menurun secara
signifikan pada bayi yang duktus arteriosusnya telah menutup.
Bayi dengan PDA yang besar meningkatkan tekanan arteri pulmonal,
dan jika terdapat perpindahan aliran darah dari kiri ke kanan dalam jumlah
yang besar, tekanan atrium kiri dan vena pulmonal akan meningkat, maka
akan meningkatkan transudasi cairan ke jaringan paru dan alveolus.
Pada bayi kurang bulan, kapiler pulmonal lebih permeable dari bayi
yang cukup bulan. Protein plasma dapat masuk ke dalam alveolus dan
mengganggu fungsi surfaktan.
Telah diusulkan bahwa faktor-faktor ini berkontribusi pada kerusakan
paru yang kemudian dapat menjadi penyakit paru kronis atau dysplasia
bronkopulmonar. Penutupan yang cepat pada PDA secara signifikan
menurunkan resiko dysplasia bronkopulmonar.
12
dari kiri ke kanan akan bertambah. Ini menimbulkan beban volume
langsung pada ventrikel kiri yang selanjutnya dapat terjadi gagal jantung.
13
4. Coarctatio Aorta (CoA)
Coartatio Aorta pada anak yang lebih besar umumnya juga
asimptomatik walaupun derajat obstruksinya sedang atau berat. Kadang-
kadang ada yang mengeluh sakit kepala atau epistaksis berulang, tungkai
lemah atau nyeri saat melakukan aktivitas. Tanda yang klasik pada
kelainan ini adalah tidak teraba, melemah atau terlambatnya pulsasi arteri
femoralis dibandingkan dengan arteri brakhialis, kecuali bila ada PDA
besar dengan aliran pirau dari arteri pulmonalis ke aorta desendens. Selain
itu juga tekanan darah lengan lebih tinggi dari pada tungkai. Obstruksi
pada AS atau CoA yang berat akan menyebabkan gagal jantung pada usia
dini dan akan mengancam kehidupan bila tidak cepat ditangani. Pada
kelompok ini, sirkulasi sistemik pada bayi baru lahir sangat tergantung
pada pirau dari kanan ke kiri melalui PDA sehingga dengan menutupnya
PDA akan terjadi perburukan sirkulasi sistemik dan hipoperfusi perifer.
X. PROGNOSIS
Pasien dengan simple PDA dan defek ringan sampai sedang biasanya
dapat bertahan tanpa tindakan pembedahan walaupun pada tiga sampai empat
dekade kehidupan biasanya muncul gejala seperti mudah lelah, sesak nafas
14
bila beraktifitas dan exercise intolerance dapat muncul. Hal tersebut
merupakan konsekuensi dari hipertensi pulmonal atau gagal jantung kongestif.
Penutupan PDA secara sepontan masih dapat terjadi sampai umur 1 tahun. Hal
ini biasanya terjadi pada bayi kurang bulan. Setelah umur 1 tahun penutupan
secara sepontan jarang di temukan karena di sebabkan terjadinya endokarditis
sebagai komplikasi yang paling berpotensi.
Prognosis untuk pasien dengan defek yang besar atau hipertensi
pulmonal tidak baik dan terjadi keterlambatan dalam pertumbuhan dan
perkembangan, pneumonia yang berulang dan gagal jantung kongestif. Oleh
karena itu pasien PDA dengan defek besar walaupun masih dalam usia baru
lahir perlu dilakukan operasi penutupan PDA segera.
15