TIROIDEKTOMI
1. Konsep Dasar
a. Anatomi Fisiologi
Kelenjar tiroid merupakan organ kecil pada anterior leher bagian
bawah, di antara muskulus sternokleidomastoideus, yang terdiri dari dua
buah lobus lateral yang dihubungkan oleh sebuah istmus (Price & Wilson,
2006). Kelenjar tiroid terletak di leher, dibawah kartilago krikoid dan
berbentuk seperti huruf H (Black & Hawks, 2009).
c. Etiologi
Nyeri
Bersihan jalan napas tidak Gangguan komunikasi
efektif verbal
Intake inadekuat Gangguan menelan Kerusakan komunikasi verbal
Ketidakseimbangan nutrisi
Bersihan jalan napas tidak efektif
kurang dari kebutuhan
tubuh
g. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan struma dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Penatalaksanaan Konservatif
a) Pemberian Tiroksin dan obat Anti-Tiroid.
Tiroksin digunakan untuk menyusutkan ukuran struma, selama ini
diyakini bahwa pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon
TSH. Oleh karena itu untuk menekan TSH serendah mungkin
diberikan hormone tiroksin (T4) ini juga diberikan untuk mengatasi
hipotiroidisme yang terjadi sesudah operasi pengangkatan kelenjar
tiroid. Obat anti-tiroid (tionamid) yang digunakan saat ini adalah
propiltiourasil (PTU) dan metimasol/karbimasol.
b) Terapi Yodium Radioaktif .
Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi
pada kelenjar tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien
yang tidak mau dioperasi maka pemberian yodium radioaktif dapat
mengurangi gondok sekitar 50 %. Yodium radioaktif tersebut
berkumpul dalam kelenjar tiroid sehingga memperkecil penyinaran
terhadap jaringan tubuh lainnya. Terapi ini tidak meningkatkan
resiko kanker, leukimia, atau kelainan genetik. Yodium radioaktif
diberikan dalam bentuk kapsul atau cairan yang harus diminum di
rumah sakit, obat ini ini biasanya diberikan empat minggu setelah
operasi, sebelum pemberian obat tiroksin.
2. Penatalaksanaan Operatif
a) Tiroidektomi
Tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat kelenjar
tiroid adalah tiroidektomi, meliputi subtotal ataupun total.
Tiroidektomi subtotal akan menyisakan jaringan atau pengangkatan
5/6 kelenjar tiroid, sedangkan tiroidektomi total, yaitu pengangkatan
jaringan seluruh lobus termasuk istmus (Sudoyo, A., dkk., 2009).
Tiroidektomi merupakan prosedur bedah yang relative aman dengan
morbiditas kurang dari 5 %. Menurut Lang (2010), terdapat 6 jenis
tiroidektomi, yaitu:
1) Lobektomi tiroid parsial, yaitu pengangkatan bagian atas atau
bawah satu lobus
2) Lobektomi tiroid, yaitu pengangkatan seluruh lobus
3) Lobektomi tiroid dengan isthmusectomy, yaitu pengangkatan satu
lobus dan istmus
4) Subtotal tiroidektomi, yaitu pengangkatan satu lobus, istmus dan
sebagian besar lobus lainnya.
5) Total tiroidektomi, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar.
6) Tiroidektomi total radikal, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar
dan kelenjar limfatik servikal.
2. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian secara pasien bedah saat kembali ke unit terdiri atas :
1) Respirasi
Kepatenan jalan napas, kedalaman, frekuensi, bunyi napas
2) Sirkulasi
Tanda-tanda vital: T/D, suhu, nadi, kondisi kulit : dingin, basah,
sianotis
3) Neurologi :
Tingkat respons, neurosensori, fungsi bicara : kualitas dan tonasi
4) Drainase :
Mengantisipasi perdarahan : Perhatikan cairan drainase yang keluar
khususnya 24 jam pertama pasca operasi. Inspeksi balutan luka.
5) Kenyamanan
Tipe nyeri dan lokasi, mual dan muntah, perubahan posisi yang
dibutuhkan
6) Keselamatan : Kebutuhan akan pagar tempat tidur
b. Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan napas tidak efektif b/d obstruksi trakea,
pembengkakan, perdarahan, spasme laryngeal
2) Kerusakan komunikasi verbal b/d cedera pita suara/kerusakan saraf
laring, edema jaringan, nyeri
3) Resiko tinggi terhadap cidera b/d ketidakseimbangan kimia,
stimulasi SSP berlebihan
4) Nyeri akut b/d interupsi/manipulasi bedah terhadap jaringan/otot,
edema pasca operasi
d. Evaluasi
Dalam evaluasi terhadap pasien dengan tiroidektomi secara
umum dapat dinilai dari mempertahankan jalan napas paten, aspirasi
dicegah, mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan
dapat dipahami, mendemonstrasikan tak ada cedera dengan komplikasi
minimal/terkontrol dan melaporkan nyeri hilang/terkontrol.
Daftar Pustaka
Black & Hawks. (2009). Medical-surgical nursing : clinical management for
positive outcomes.8th Edition. Saunders Elsevier
Grace., PA & Borley., N.R. (2007). Surgery at a glance. Edisi 3. Alih bahasa
dr. Vidhia Umami. Jakarta : Erlangga Medical Series.
Newton, S., Hickey, M., Marrs, J. (2009). Mosby’s oncology nursing advisor :
a comprehensive guide to clinical practice. Canada : Elsevier.
Sudoyo, dkk. (2009). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III Edisi V. Jakarta :
Interna Publishing.