Anda di halaman 1dari 8

PRILAKU MASYARAKAT DI KABUPATEN MUNA

DALAM MENGELOLA SUMBER DAYA LAUT (RUMPUT LAUT)

A. PENGANTAR

1. Prilaku masyarakat
Terbentuknya perilaku dapat terjadi karena proses kematangan dan dari
proses interaksi denganlingkungan. Terbentuknya dan perubahan perilaku
karena proses interaksi antara individu dengan lingkunganini melalui suatu proses
yakni proses belajar. Oleh sebab itu, perubahan perilaku dan proses belajar
sangaterat kaitannya. Perubahan perilaku merupakan hasil dari proses belajar.
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor yangberasal dari dalam diri itu sendiri. Factor-faktor tersebut
antara lain: susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi,emosi, dan belajar.
Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan,
pendengaran, penciuman danlain sebagainya. !edangkan motivasi diartikan
sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuantertentu. Hasil
dari dorongan dan gerakan inilah yang di$ujudkan dalam bentuk perilaku.
Perilaku yang berlaku pada individu atau organisme tidak timbul dengan
sendirinya. Tetapi sebagaiakibat dari stimulus yang diterima oleh organisme
yang bersangkutan. baik itu stimulus eksternal maupun stimulus internal.1
Perilaku dapat dioservasi, baik langsung seperti terta$a, minum dan lain
sebagainya maupun secaratidak langsung seperti pikiran dan perasaan. Perilaku
masyarakat terbentuk dari lingkungan dimana ia hidup. Perilaku ini berlangsung
cukup lama danmungkin pula hingga saat ini. %ahkan bisa saja perilaku yang
sama turun temurun dari generasi ke generasi dimasyarakat. "al ini bisa menjadi
kebudayaan suatu masyarakat suatu daerah.

1
Bimo Walgito. (1991). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. (2002). Psikologi Umum.
Yogyakarta: Andi Offset.
2. Kabupaten Muna
Kabupaten Muna adalah salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi
Tenggara, dengan Ibu kota di Raha. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.057,69
km² atau ± 205.769 ha. dan berpenduduk sebanyak 215.442 jiwa (2014).
Kabupaten Muna terletak di jazirah sulawesi bagian tenggara, meliputi bagian
utara pulau muna, serta pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitar kawasan
tersebut, Secara astronomis, Kabupaten Muna terletak di bagian selatan garis
khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara 4015’ – 5015’ Lintang
Selatan dan membentang dari Barat ke Timur di antara 122030’ – 123015’ Bujur
Timur.
Kabupaten Muna, setelah dimekar dengan Kabupaten Muna Barat,
memiliki luas wilayah daratan ± 2.057,69 km2 atau ± 205.769 ha. Secara garis
besar, ketinggian daratan Kabupaten Muna bervariasi antara 0->1000 m di atas
permukaan laut (dpl). Namun, sebagian besar dari luas daratan Kabupaten Muna
berada pada ketinggian 25-100 m dpl, yaitu sebesar 33,13% dari luas daratan
Kabupaten Muna. Sedangkan luas daratan yang mempunyai ketinggian >1000 m
dpl hanya sekitar 0,02% dari luas keseluruhan daratan Kabupaten Muna. Secara
geologis, Kabupaten Muna terdiri dari beberapa batuan. wilayah muna bagian
selatan terdiri dari tanah podsolik merah dan kuning.
Kabupaten Muna mempunyai iklim tropis seperti sebagian besar daerah di
Indonesia, dengan suhu rata-rata sekitar 26–30 °C. Demikian juga dengan
musim, Kabupaten Muna mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim
kemarau.
Pada umumnya musim hujan terjadi pada bulan Desember sampai dengan
Juni dimana angin yang mengandung banyak uap air bertiup dari Benua Asia dan
Samudra Pasifik sehingga menyebabkan hujan. Sedangkan musim kemarau
terjadi antara Juli sampai November, pada bulan ini angin bertiup dari Benua
Australia yang sifatnya kering dan sedikit mengandung uap air.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Muna atas dasar harga
berlaku pada tahun 2000 adalah sebesar Rp. 740.105,04 juta. Bila dihubungkan
dengan angka PDRB Sulawesi Tenggara pada tahun yang sama, yaitu sebesar
Rp. 5.774.652,61 juta, maka peranan PDRB Kabupaten Muna relatif kecil yaitu
sebesar 12,82%. Hingga tahun 2004 PDRB Kabupaten Muna mencapai Rp.
1.291.020,44 juta atau sebesar 12,57% dari PDRB Sulawesi Tenggara. Keadaan
tersebut menurun dibanding dengan keadaan tahun 2002 yang memberikan
kontribusi sebesar 12,75% terhadap PDRB Sulawesi Tenggara.
Sementara itu pertumbuhan PDRB Kabupaten Muna dalam kurun waktu
2001-2004 atas dasar harga konstan 2000 naik rata-rata sebesar 2,89%.
Pertumbuhan rata-rata tersebut lebih kecil dibandingkan dengan angka
pertumbuhan rata-rata Sulawesi Tenggara yang mencapai 3,88% per tahun.
Pertumbuhan PDRB pada tahun 2004 sebesar 6,05%. Angka ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan pertumbuhan Sulawesi Tenggara pada tahun 2004 sebesar
7,51%.
Berdasarkan harga berlaku PDRB per kapita tahun 2000 sebesar Rp.
2.774.287,65,- tahun 2001 sebesar Rp. 3.261.386,81,- dan tahun 2002 sebesar
3.730.022,42,- tahun 2003 PDRB per kapita berdasarkan harga berlaku menjadi
Rp. 3.902.669,75,- dan tahun 2004 naik menjadi Rp. 4.491.615,11,- atau
mengalami kenaikan sebesar 11,09% dari tahun 2003.
Produksi ikan tahun 2004 terdapat sebanyak 30.695,12 ton dan tahun
2005 sebanyak 34.383,58 ton ini berarti produksi perikanan tahun 2005
mengalami peningkatan sebanyak 12,02 persen dibanding tahun 2004. Produksi
perikanan tersebut terdiri atas perikanan tangkap dan budidaya. Produksi
perikanan budidaya terbesar terdapat di Kecamatan Kulisusu dengan produksi
sebesar 561,13 ton khusus di Kecamatan Napabalano dengan jumlah produksi
sebesar 420,40 ton. Kemudian untuk perikanan tangkap ada 3 kecamatan
produsen ikan terbanyak, yaitu Kecamatan Napabalano, disusul Kecamatan
Duruka dan Kecamatan Kulisusu dengan dengan produksi masing-masing
7.680,90 ton (24,83 persen), 6.303,60 ton (20,58 persen) dan 2.818,00 ton (9,20
persen) dari total produksi ikan.
Rumput laut merupakan salah satu produk unggulan Indonesia dan
produksinya meningkat setiap tahunnya seperti pada masyarakat pesisir
Kabupaten Muna dalam mengelola sumber daya laut untuk meningkatkan
pendapatan ekonomi
Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Muna memberikan pengaruh
signifikan terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu,
program budidaya rumput laut yang kini menjadi unggulan Dinas Kelautan dan
Perikanan (DKP) Kabupaten Muna, berdasarkan data dari Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) sektor perikanan tahun 2017 telah mencapai lebih dari
Rp582 miliar. Olehnya itu Muna tercatat sebagai sebagai produsen rumput laut
terbesar di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Angka tersebut dicapai berdasar aktivitas budidaya, penangkapan dan
pengelolaan hasil perikanan yang memberikan kontribusi positif di Kabupaten
Muna. Diantaranya hasil dari produksi budidaya Rumput Laut kering mencapai
4.361,90 ton dengan nilai jual Rp74 miliar. Nilai produksi rumput laut ini sempat
mengalami penurunan akibat curah hujan tinggi namun di tahun 2018 justru
terjadi peningkatan. Karena antusias masyarakat yang terus menggarap lahan-
lahan produktif baru, sebagai lahan budidaya Rumput Laut.
Kabupaten Muna yang memiliki 22 Kecamatan terdapat 9 Kecamatan
berpotensi sebagai lahan budidaya Rumput Laut diantaranya Kecamatan
Kabangka, Parigi, Maligano, Napabalano, Batalaiworu, Marobo, Duruka,
Wakorumba Selatan, dan Kecamatan Lohia dengan kisaran 18 Desa yang
berpotensi sebagai lahan produktif.
3. Rumput Laut
Rumput laut merupakan salah satu produk unggulan Indonesia dan
produksinya meningkat setiap tahunnya. Untuk meningkatkan produksi rumput
laut yakni dengan mempertahankan keberlanjutan agribisnis rumput laut, yang
ditentukan oleh jaminan kualitas dan kontinuitas produksi (sistem produksi),
pasar (jejaring), modal usaha, dan jaminan untuk berusaha (regulasi).
Sedangkan untuk strategi pengembangannya dapat ditempuh melalui pemetaan
dan penataan kawasan budidaya, pengembangan sistem usaha dalam kawasan,
penguatan kelembagaan dan pemberdayaan budidaya, penciptaan iklim usaha
yang kondusif, pengembangan sarana dan prasarana, serta pengembangan mutu
dan nilai tambah.
Rumput laut juga merupakan salah satu komoditas perikanan budidaya
subsektor budidaya laut yang menjadi fokus pemerintah melalui Kementarian
Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk terus dikembangkan. Rumput laut menjadi
sumber daya perairan yang bernilai ekonomi tinggi. Selama lima tahun terakhir,
volume produksi rumput laut di Indonesia, mengalami tren positif. Rumput laut
(seaweed) adalah salah satu tumbuhan laut yang digolongkan dalam makroalga.
Perbedaan antara makroalga dan mikroalga adalah makroalga termasuk
kelompok alga yang berukuran besar, dalam artian dapat terlihat dengan mata
biasa tanpa alat pembesar, sedangkan mikroalga merupakan tumbuhan renik
berukuran mikroskopik (diameter antara 3-30 µm) yang termasuk dalam kelas
alga dan hidup sebagai koloni maupun sel tunggal di seluruh perairan tawar
maupun laut.Terkadang masih banyak orang yang keliru membedakan antara
rumput laut dan lamun. Banyak yang menyangka rumput laut memiliki ciri fisik
daun berukuran panjang. Padahal ciri tersebut merupakan ciri fisik dari tanaman
lamun.Rumput laut sendiri tidak memiliki akar, batang dan daun. Bentuk tubuh
yang menyerupai akar, daun dan batangnya dinamakan thallus. Rumput laut
terbagi ke dalam empat kelompok berdasarkan pigmen yang terkandung dalam
rumput laut, yaitu Rhodophyceae (merah), Chlorophyceae (hijau), Phaeophyceae
(coklat) dan Cyanophyceae (biru-hijau).2
Rumput laut merah dan rumput laut coklat adalah jenis rumput laut yang
dibudidayakan di Kabupaten Muna memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi
karena merupakan penghasil hidrokoloid (agar, karagenan, alginat) yang

2
https://www.greeners.co/flora-fauna/rumput-laut-tanaman-laut-bernilai-ekonomi-tinggi/
digunakan sebagai pengental dan pembuat gel di berbagai industri terutama
industri pangan. Jenis rumput laut merah tengah dikembangkan sebagai
superfood baru oleh para peneliti di Oregon State University (OSU). Jenis rumput
laut ini memiliki keunggulan cita rasa mirip bacon dan nutrisi dua kali lipat dari
kale (Brassica oleracea var. palmifolia). Rumput laut kaya sumber mineral,
vitamin, protein, karbohidrat dengan kandungan lemak yang sangat sedikit. 3

Manfaat rumput laut antara lain menurunkan tekanan darah dan


kolesterol, membantu mengobati beberapa jenis kanker, menyembuhkan
pembengkakan, mengurangi mucus dan melancarkan pencernaan serta sebagai
antioksidan. Vitamin C pada rumput laut juga bermanfaat memperkuat sistem
kekebalan tubuh.
Salah satu perusahaan yang bergerak di isu lingkungan yaitu Evoware
telah mengembangkan pembungkus makanan alternatif ramah lingkungan
berbahan dasar rumput laut. Motivasi terciptanya inovasi ini adalah untuk
mengurangi sampah plastik yang banyak ditemui di wilayah perairan. Perusahaan
ini membuat kemasan makanan yang terbuat dari bahan non-plastik dan 100%
dapat di-biodegradasi. Kelebihan kemasan ini adalah memiliki ketahanan selama
dua tahun jika disimpan di atas rak dan dapat dijadikan pupuk tanaman alami.
Keunggulan kemasan berbahan rumput laut ini adalah kemasannya dapat
dimakan. Jadi jika Anda sedang membungkus makanan seperti hamburger, Anda
tidak perlu repot untuk mengeluarkan kemasannya terlebih dahulu karena dapat
dikonsumsi langsung bersama kemasannya.4
4. Tujuan
Tujuan pembuatan paper “Perilaku Masyarakat Pesisir Di Kabupaten Muna
Dalam Mengelola Sumber Daya Laut” ini adalah untuk menyelesaikan tugas
Wawasan Kemaritiman dan juga untuk mengetahui (1) Apa yang menyebabkan

3
https://food.detik.com/info-kuliner/d-2971095/rumput-laut-merah-mulai-dikembangkan-sebagai-
superfood-baru
4
Greeners (24/01/2018)
masyarakat di Kabupaten Muna memilih rumput laut sebagai mata pencaharian
mereka? (2) Bagaimana cara masyarakat mengelola rumput laut dengan baik?
B. PEMBAHASAN
Rumput laut akan bernilai ekonomis setelah mendapat penanganan lebih
lanjut. Pada umumnya penanganan pasca panen rumput laut oleh petani hanya
sampai pada penggeringan saja. Rumput laut kering masih merupakan bahan baku
yang harus diolah lagi. Pengolahan rumput laut kering dapat menghasilkan agar-
agar, keraginan atau algin tergantung kandungan yang terdapat di dalam rumput
laut. Pengolahan ini kebanyakan dilakukan oleh pabrik namun sebenarnya dapat
juga oleh petani. Pengolahan rumput laut menjadi bahan baku telah banyak
dilakukan para petani. Hasil yang diperoleh sesuai standar perdagangan ekspor.
Untuk itu, akan lebih baik bila penanganan dilakukan secara hati-hati dan diawasi
oleh suatu perusahaan.
1. Faktor Penyebab Kecamatan Galesong Utara Memilih Rumput Laut
Sebagai Mata Pencaharian
Kegiatan pengelolaan rumput laut di Kecamatan Galesong Utara pada
dasarnya didorong oleh berbagai faktor terutama adalah keinginan untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga petani yang secara ekonomi mereka masih
tergolong masyarakat yang taraf kesejahteraannya masih rendah. Selain itu juga
didorong oleh faktor-faktor: (1) rumput laut mudah dibudidayakan, (2) harga
rumput laut kering relatif tinggi, (3) rumput laut mudah dijual, (4) waktu tanam
hanya 35-40 hari dan (5) lahan yang dipakai untuk pemeliharaan rumput laut juga
tersedia. Dengan pertimbangan inilah maka masyarakat di daerah pesisir banyak
mengembangkan kegiatan pengelolaan rumput laut, karena selain tidak terlalu
banyak membutuhkan biaya, proses pengelolaannya tidak terlalu sulit dan hasil
penjualannya lumayan untuk menambah pernghasilan.
2. Cara Masyarakat Mengelola Rumput Laut
Cara masyarakat mengelola rumput laut dengan baik dengan melalui
langkah-langkah dalam pengelolaan rumput laut menjadi bahan baku (rumput
kering) adalah sebagai berikut :
a. Rumput laut dibersihkan dari kotoran, seperti pasir, batu-batuan, kemudian
dipisahkan dari jenis yang satu dengan yang lain.
b. Setelah bersih, rumput laut dijemur sampai kering. Bila cuaca cukup baik,
penjemuran hanya membutuhkan 3 hari. Agar hasilnya berkualitas tinggi,
rumput laut dijemur di atas para-para dan tidak boleh ditumpuk. Rumput laut
yang telah kering ditandai dengan keluarnya garam.
c. Pencucian dilakukan setelah rumput laut kering. Sebagai bahan baku agaragar,
rumput laut kering dicuci dengan air tawar. Sedangkan untuk menjadi
karaginan dicuci dengan air laut. Setelah bersih rumput laut dikeringkan lagi
kira-kira 1 hari. Kadar air yang
d. diharapkan setelah pengeringan sekitar 28 %. Apabila dalam proses
pengeringan hujan turun, maka rumput laut dapat disimpan pada rak-rak,
tetapi diusahakan diatur sedemikan rupa sehingga tidak saling tindih. Untuk
rumput laut yang diambil keraginannya tidak boleh terkena air tawar karena
air tawar dapat melarutkan karaginan.
e. Rumput laut kering setelah penggeringan kedua, kemudian di ayak untuk
menghilangkan kotoran yang masih tertinggal.
3. Pengepakan dan Penyimpanan
Rumput laut yang bersih dan kering dimasukkan ke dalam karung goni
dengan cara dipadatkan atau tidak dipadatkan. Apabila dipadatkan, dalam satu
karung dapat berisi 100 kg rumput laut, sedangkan apabila tidak dipadatkan
hanya berisi 60 kg rumput laut. Rumput laut yang dapat diekspor, di bagian
karungnya dituliskan nama barang (jenis), nama kode perusahaan, nomor
karung dan berat bersih. Pemberian keterangan ini bertujuan untuk memudahkan
proses pengecekan dalam pengiriman.

Anda mungkin juga menyukai