REKRUTMEN
A. Pengertian Rekrutmen
Rekrutmen menrupakan salah satu fungsi MSDM pada aspek pengadaan
tenaga kerja yang khusus mendapatkan calon-calon karyawan untuk kemudian
diseleksi mana yang paling baik dan paling sesuai dengan persyaratan yang
diperlukan, salah satunya adalah melalui proses rekrutmen. Kesemuanya ini
menjadi tugas dan tanggung jawab utama dari departemen SDM. Kualitas sumber
Daya Manusia perusahaan tergantung pada kualitas suatu proses rekrutmen.
Menurutut (Hasibuan, 2007:40) rekrutmen sebagaiusaha mencari dan
mempengaruhi calon tenaga kerja agar mau melamar lowongan pekerjaan yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan.
Devinisi yang serupa juga dikemukakan oleh (Nurmansyah, 2011:71) yang
mendefinisikan rekrutmen sebagai kegiatan untuk mendapatkan tenaga kerja
baru untuk mengisi lowongan-lowongan jabatan yang ada pada unit-unit dalam
perusahaan. Terjadinya lowongan jabatan itu disebabkan oleh beberapa hal yaitu
(Nurmansyah,2011:71):
1. Ada karyawan yang dipindahkan
2. Berhenti atas kemauan sendiri
3. Berhenti atas keputusan perusahaan
4. Pensiun
5. Meninggal dunia
6. Perluasan usaha
7. Penyesuaian organisasi
Yang dimaksud sebagai alternative disini adalah beberapa cara yang bias
dilakukan oleh perusahan untuk menghindari dari keputusan un tuk melakukan
rekrutmen baru. Ada beberapa alternative yang dapat dilakukan oleh perusahaan
untuk menghindari rekrutmen, diantaranya (Rivai & Sagalan,2009:149):
pendek. Metode ini membawa kebaikan bagi dua pihak, dimana perusahaan
lebih bias menghemat pengeluaran daripada harus menambah karyawan,
sedangkan bagi karyawan, overtime merupakan penghasilan tambahan bagi
mereka.
2. Subcontracting
3. Temporary employees
Biaya total dari karyawan tetap pada umumnya adalah 30%-40% dari
biaya total perusahaan. Untuk menghindari biaya ini dan untuk
mempertahankan flesibilitas pada saat pekerjaan bervariasi, banyak
perusahaan mengunakan karyawan sementara yang disediakan oleh
perusahaan lain, atau yang dating secara individual.Di Indonesia karyawan
model ini dikenal dengan sebutan honorer atau timer yaitu karyawan yang
dibayar harian maupun perunit produktivitasnya.
4. Employee leasing
Perekrutan yang efektiif menjadi sangan penting saat ini karena beberapa
alasan. Pertama, terjadi perubahan yang dramatis dimana pada beberapa Negara
muncul fenomena terjadi kekurangan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan
4
1. Mutu karyawan yang harus direkrut harus sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan oleh perusahaan agar sesuai dengan kualifikasi jabatan yang akan
diisi, dengan menganalisis deskridsi dan speksifikasi pekerjaan.
2. Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan pekerjaan yang
tersedia. Untuk mendapatkan hal tersebut perlu dilakikan peramalan
kebutuhan tenaga kerja dan analisis terhadap kebutuhan tenaga kerja.
3. Biaya yang diperlukan minimal
4. Memiliki perencanaan dan keputusan-keputusan strategi tentang perekrutan.
5. Fleksibilitas
6. Pertimbangan-pertimbangan hukum
D. Tujuan dan Proses Rekrutmen
Rencana Suksesi
Job Posting
Keluarga Pekerja
Sumber
Rekrutmen
Metode
Pelamar
Rekrutmen
Lembaga Pendidikan
Rekomendasi
Rekomendasi
Internal
Agen Tenaga Kerja
Agen Tenaga
Kerja Organisasi Profesi
Iklan, dll
Sering terjadi pada suatu informasi lowongan kerja, tidak banyak pelamar
yang berminat untuk mengajukan lamarannya.Oleh karenanya, perusaala yang
menjadi haan harus peka terhadap kendala-kendala yang men efektif. Factor-
faktor yang lazim ditemukan dalam rekrutmen meliputi :
1. Kerakteristik orgnaisasional
2. Citra organisasi
3. Kebijakan organisasi
5. Kondisi eksternal
Para tenaga kerja akan berpengaruh pada proses perekrutan. Misalnya, pada
suatu daerah yang surplus (kelebihan angkatan kerja) maka tanpa melakukan
upaya iklan lowongan kerjapun perusahaan sudah dapat mendapatkan
banyak pelamar.
6. Persyaratan pekerjaan
Pelamar memiliki kemampuan dan minat terhadap posisi yang sesuai dengan
kompetensinya. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menjelaskan
secara detail apa-apa persyaratan yang dibutuhkan untuk posisi yang
ditawarkan.
9
mengungkapkan bahwa pelatihan lebih berorientasi pada pekerjaan saat ini untuk
meningkatkan keterampilan-keterampilan tertentu. Di lain pihak pengembangan
karyawan lebih berorientasi pada masa depan dan lebih perduli terhadap
pendidikan, yaitu terhadap peningkatan kemampuan seseorang untuk
memahami dan menginterpretasi pengetahuan bukan mengajarkan kemampuan
teknis.
Menurut Oemar Hamalik (2007: 11) pelatihan juga diberikan dalam bentuk
pemberian bantuan. Bantuan dalam hal ini dapat berupa pengarahan, bimbingan,
fasilitas, penyampaian informasi, latihan keterampilan, pengorganisasian suatu
lingkungan belajar, yang pada dasarnya peserta telah memiliki potensi dan
pengalaman, motivasi untuk melaksanakan sendiri kegiatan latihan dan
memperbaiki dirinya sendiri sehingga dia mampu membantu dirinya sendiri.
Istilah pemberian bantuan lebih bersifat humanistik (manusiawi) dan tidak
memperlakukan peserta sebagai mesin (mekanistik). Bimbingan merupakan
proses bantuan yang diberikan kepada individu. Bimbingan bermanfaat bagi
karyawan dalam membantu agar mereka siap menerima pekerjaan atau
penugasan yang memerlukan keterampilan baru. sehingga dapat meningkatkan
produktifitas sehingga tercapailah kesejahteraan hidup.
Menurut Moegiadi (W.S Winkel dan Sri Hastuti, 2004: 29) bimbingan
merupakan suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu
dalam memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya
dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai
dengan konsep dirinya dan tuntutan dari lingkungan. Individu agar dapat
memahami dirinya dengan tuntutan lingkungan terutama lingkungan pekerjaan
memerlukan bimbingan yang disebut dengan bimbingan karir.
1. Memperbaiki kinerja.
2. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.
3. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya menjadi kompeten.
4. Membantu memecahkan persoalan operasional.
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi.
6. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi.
13
Tujuan dan sasaran harus jelas dan dapat diukur. Menurut Anwar Prabu
Mangkunegara (2009: 45) tujuan dari pelatihan dan pengembangan karyawan
yaitu:
d. Coaching.
e. Penugasan sementara.
2. Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job
training) yang meliputi :
a. Teknik-teknik presentasi Informasi yaitu metode kuliah, presentasi video,
metode konferensi, Instruksi pekerjaan (programmed instruction), studi
sendiri (self studi).
b. Metode-metode simulasi yaitu metode studi kasus, role playing,
bussiness games, vestibule training, Latihan laboratorium (laboratory
training), dan program-program pengembangan eksekutif.
Metode ‘on the job’ merupakan metode yang paling banyak digunakan
dalam pelatihan dan pengembangan. Karyawan dilatih tentang pekerjaan
baru dengan supervisi langsung seorang ‘pelatih’ yang berpengalaman
(karyawan lain). Meliputi semua upaya bagi karyawan untuk mempelajari
suatu pekerjaan sambil mengerjakannya di tempat kerja yang
sesungguhnya.Berbagai macam metode yang digunakan adalah sebagai
berikut :
c. Magang (Apprenticeship)
d. Coaching
e. Penugasan sementara
a. Metode-metode Simulasi
1) Kuliah
2) Presentasi Video
3) Metode Konferensi
1. Reaksi peserta terhadap muatan isi dan proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan, dari sangat tidak puas sampai sangat puas.
2. Pengetahuan dari pembelajaran yang diperoleh melalui pengalaman
pelatihan dan pengembangan, dari sangat kurang sampai sangat meningkat.
3. Perubahan dalam perilaku, yaitu dari sikap dan keterampilan yang dihasilkan.
4. Hasil atau perbaikan terukur pada individual dan organisasi, seperti
menurunnya perputaran karyawan, kecelakaan kerja dan ketidakhadiran.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kirkpatrick (Mondy, 2008: 231) terkait
dengan model evaluasi pelatihan dan pengembangan yang terdiri dari
pendekatan sebagai berikut :
1. Opini Peserta
2. Tingkat Pembelajaran
3. Perubahan Perilaku
Tes-tes bisa secara akurat menunjukkan apa yang telah dipelajari para
peserta, namun hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai kemampuan
pelatihan dalam mengarahkan para peserta untuk mengubah perilaku
25
PERENCANAAN KARIR
Menurut Corey & Corey (2006), perencanaan karir adalah suatu proses
yang mencakup penjelajahan pilihan dan persiapan diri untuk sebuah karir. Witko,
dkk (2005) menyatakan bahwa perencanaan karir adalah proses yang harus
dilewati sebelum melakukan pengambilan keputusan karir. Perencanaan karir
menjadi suatu hal yang penting karena dengan adanya perencanaan karir maka
akan mengurangi ketegangan dan kekalutan individu dalam mencari informasi
karir pengambilan keputusan akan karir yang diinginkan.
Menurut Super (dalam Savicas, 2002) perencanaan karier terdiri dari dua
aspek yaitu pengetahuan dan sikap. Aspek pengetahuan meliputi individu
mengetahui mengenai dirinya. Aspek sikap meliputi menggunakan berbagai
pengetahuan dan informasi pekerjaan. Menurut Feller (2013) perencanaan karier
didasari oleh aspek pengetahuan dan sikap. Aspek pengetahuan dengan adanya
pemahaman diri dan aspek sikap dengan adanya pengeksplorasi informasi
pekerjaan dan pengambilan keputusan yang langsung mempengaruhi kehidupan
individu dan keluarga.
Menurut Parsons (dalam Winkel, 2006), ada tiga aspek yang harus
terpenuhi dalam membuat suatu perencanaan karir, yaitu:
Sub tahap ini ditandai dengan minat anak berfantasi untuk menjadi
individu yang diinginkan, kebutuhan dan menjalani peran adalah hal yang
penting.
Individu pada sub tahap ini menunjukkan bahwa tingkah laku yang
berhubungan dengan karir mulai dipengaruhi oleh kesukaan anak. Hal
yang disukai dan yang tidak tersebut menjadi penentu utama aspirasi dan
aktifitas.
Individu pada tahap ini banyak melakukan pencarian tentang karir apa
yang sesuai dengan dirinya, merencanakan masa depan dengan
menggunakan informasi dari diri sendiri dan dari pekerjaan. Individu mulai
mengenali diri sendiri melalui minat, kemampuan dan nilai. Individu akan
mengembangkan pemahaman diri, mengidentifikasi pilihan pekerjaan yang
sesuai dan menentukan tujuan masa depan yang sementara tetapi dapat
diandalkan. Individu juga akan menentukan pilihan melalui kemampuan yang
31
Sub tahap ini merupakan periode peralihan dari pilihan pekerjaan yang
bersifat sementara menuju pilihan pekerjaan yang bersifat khusus. Tugas
perkembangan pada masa ini yaitu mengkhususkan pilihan pekerjaan
dengan memasuki pasar pekerja, pelatihan profesional, bekerja sambilan
dan mencoba mewujudkan konsep diri.
Individu pada tahap ini mulai memasuki dunia kerja yang sesuai
dengan dirinya dan bekerja keras untuk mempertahankan pekerjaan tersebut.
Masa ini merupakan masa paling produktif dan kreatif. Tahap ini terdiri dari 2
sub tahap, yaitu:
Pola karir individu pada sub tahap ini menjadi jelas dan telah
menstabilkan pekerjaan. Tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh
32
Individu pada tahap ini telah menetapkan pilihan pada satu bidang
karir, fokus mempertahankan posisi melalui persaingan dengan rekan kerja
yang lebih muda dan menjaga posisi tersebut dengan pengetahuan yang
baru. Tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh individu pada tahap ini,
yaitu:
a. Holding
b. Updating
Individu pada tahap ini harus bekerja keras dalam mengerjakan tugas
dengan lebih baik melalui memperbarui pengetahuan dan keterampilan.
c. Innovating
Individu pada tahap ini melakukan pekerjaan dengan cara yang berbeda,
melakukan pekerjaan yang berbeda dan menghadapi tantangan baru.
Sub tahap ini ditandai dengan masa pensiun dimana individu akhirnya
mulai menarik diri dari lingkungan kerja.
kesan dalam hati yang jauh berbeda dengan kesan yang timbul bila
mendengarkan keluhan-keluhan.
10. Pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan
kepada anak didik oleh staf petugas bimbingan dan tenaga pengajar
mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi rendahnya status
sosial jabatan-jabatan, dan kecocokan jabatan tertentu untuk anak laki-laki
dan perempuan.
11. Gaya hidup, suasana keluarga, dan status perkawinan orangtua, yaitu kondisi
keluarga dimana anak dibesarkan. Apakah mendukung atau tidak
mendukung, semua itu akan mempengaruhi anak dalam merencanakan dan
membuat keputusan tentang pendikan lanjutan maupun pekerjaan di masa
mendatang.
KOMPENSASI
A. Pengertian Kompensasi
3. Pandangan yang keliru atas kompensasi yang diterima tenaga kerja lain
Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi tidak kompetitif dan
akibatnya akan menimbulkan perputaran karyawan yang semakin tinggi.
3. Menjamin Keadilan
5. Mengendalikan Biaya
Sistem gaji dan upah yang sehat mempertimbangkan faktor-faktor legal yang
dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan kebutuhan karyawan.
7. Memfasilitasi Pengertian
5. Stabilitas Karyawan. Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak
serta eksternal konsistensi yang kompetitif maka stabilitas karyawan akan
lebih terjamin karena turnover relatif kecil.
6. Disiplin. Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin
karyawan semakin baik, mereka akan menyadari serta mentaati
peraturanperaturan yang berlaku.
7. Pengaruh Serikat Buruh. Dengan program kompensasi yang baik pengaruh
serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada
pekerjaannya.
8. Pengaruh Pemerintah. Jika program kompensasi sesuai dengan
undangundang perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka
intervensi pemerintah dapat dihindarkan.
C. Asas Kompensasi
Program kompensasi (balas jasa) harus ditetapkan atas asas adil dan layak
serta dengan memperhatikan undang-undang perburuhan yang berlaku. Prinsip
adil dan layak harus mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya supaya balas
jasa yang akan diberikan dapat merangsang gairah dan kepuasan kerja
karyawan, Malayu S.P Hasibuan (2006:122).
1. Asas Adil
1. Gaji
Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan
sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang
memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan
perusahaan. Atau dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima
seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah perusahaan.
2. Upah
3. Insentif
1. Tujuan Strategik
Serikat pekerja memiliki kekuatan daya tawar yang relatif tinggi dalam
penentuan upah karyawan, khususnya untuk anggota serikat. Termasuk
didalamnya serikat berperan sebagai pemasok calon-calon karyawan yang
bermutu. Penentuan upah tersebut dapat dalam bentuk tekanan, tidak hanya
dalam konsep tertulis, tetapi juga dalam bentuk pemogokan-pemogokan jika
terjadi stagnasi perundingan.
4. Kendala Pemerintah
5. Pemerataan Pembayaran
H. Metode Kompensasi
1. Metode Tunggal
49
Metode tunggal yaitu suatu metode yang dalam penetapan gaji pokok hanya
didasarkan atas ijazah akhir dari pendidikan formal yang dimiliki karyawan.
Jadi, tingkat golongan dan gaji pokok seseorang hanya ditetapkan atas ijazah
terakhir yang dijadikan standarnya.
2. Metode Jamak
Metode jamak yaitu suatu metode yang dalam gaji pokok didasarkan atas
beberapa pertimbangan seperti ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan informal,
bahkan hubungan keluarga ikut menentukan besarnya gaji pokok seseorang.
Jadi standar pokok gaji tidak ada, biasanya ini terdapat pada perusahaan-
perusahaan swasta yang didalamnya masih sering terdapat diskriminasi.
I. Sistem Pemberian Kompensasi
1. Individualitas
Banyak tenaga kerja saat ini yang diberikan kesempatan lebih banyak
untuk memberikan masukan pada keputusan dan diberi informasi lebih
banyak mengenai sifat keputusan tersebut. Namun demikian, untuk
memenuhi harapan yang mengikat tenaga kerja dari pihak pemerintah
terhadap perusahaan untuk mengadakan keputusan sistem imbalan,
perusahaan perlu mengambil keputusan sistem imbalan, perusahaan perlu
mengambil keputusan kompensasi secara terbuka, partisipatif, dan
memasukkan sistem yang memberi perlindungan hak.
a. Sistem Waktu
c. Sistem Borongan