Cetakan pertama
ISBN : 978-602-8068-79-6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya, buku Konsultasi dan Konseling Keluarga Remaja dan Remaja
Pada Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Buku ini disusun sebagai acuan dan rujukan bagi semua pihak dalam
penyelenggaraan dan pengembangan PPKS. Dengan diterbitkannya buku ini
diharapkan para pengelola dan pelaksana dapat melaksanakan berbagai kegiatan
secara terintegrasi dengan melibatkan unsur terkait dalam pelaksanaan dan
pengembangan PPKS disemua tingkatan.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
seluruh tim penyusun yang telah memberikan sumbangan pikiran dan tena ga dalam
penyusunan buku ini. Kami menyadari bahwa penyusunan buku ini masih belum
sempurna, untuk itu kami mohon masukan dan saran untuk perbaikan dimasa yang
akan datang.
i
KATA SAMBUTAN
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga dimana dalam Pasal 47 ayat (1) menyatakan
bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan
pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga; ayat (2) Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan
untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara
optimal. Kemudian dipertegas lagi dengan Pasal 48 ayat (1) Kebijakan
pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dilaksanakan dengan cara
(butir b) Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi,
pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga.
1
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dan menjadi contoh, idola, teladan dan
model bagi remaja sebaya.
B. Tujuan
Memberikan kemudahan bagi petugas konseling remaja dan keluarga remaja
didalam memberikan informasi dan konseling Pendewaan Usia Perkawinan dan
TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), guna mewujudkan Tegar
Remaja menuju Tegar Keluarga.
C. Batasan Pengertian
1. Program Generasi Berencana (GenRe) adalah suatu program untuk
memfasilitasi terwujudnya Tegar Remaja, Tegar Remaja adalah Remaja
yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD KRR (Seksualitas,
NAPZA, HIV dan AIDS), menunda usia pernikahan, mempunyai
perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi
bagi teman sebayanya.
2. Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem reproduksi (fungsi, komponen dan proses) yang dimiliki
oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan spiritual.
3. TRIAD KRR adalah tiga resiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu resiko-
resiko yang berkaitan dengan seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS.
4. Resiko seksualitas adalah sikap dan perilaku seksual remaja yang berkaitan
dengan Infeksi Menular Seksual (IMS), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD),
aborsi dan resiko perilaku seks sebelum nikah.
5. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang
menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia.
6. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yaitu
kumpulan dari berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh
individu yang didapat akibat HIV.
7. NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan zat
adiktif lainnya, yaitu zat-zat kimiawi yang dimasukkan kedalam tubuh
manusia baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) atau
2
disuntik yang menimbulkan efek tertentu terhadap fisik, mental dan
ketergantungan.
8. Remaja (Adolescent) adalah penduduk usia 10–19 tahun (WHO), Pemuda
(Youth) adalah penduduk usia 15-24 tahun (UNFPA), Orang Muda (Young
people) adalah penduduk usia 10-24 tahun (UNFPA dan WHO), Generasi
Muda (Young Generation) adalah penduduk usia 12-24 tahun (World Bank),
Remaja/Mahasiswa sebagai sasaran program GenRe adalah penduduk usia
10-24 tahun yang belum menikah.
9. Pendidik Sebaya adalah remaja/mahasiswa yang punya komitmen dan
motivasi yang tinggi sebagai narasumber bagi kelompok remaja sebayanya
dan telah mengikuti pelatihan Pendidik Sebaya dengan mempergunakan
modul dan kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang
setara.
10. Konselor Sebaya adalah Pendidik Sebaya yang punya komitmen dan
motivasi yang tinggi untuk memberikan konseling bagi kelompok remaja
sebayanya yang telah mengikuti pelatihan konseling dengan
mempergunakan modul dan kurikulum standar yang telah disusun oleh
BKKBN atau yang setara.
11. Pengelola PIK Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) adalah remaja/mahasiswa
yang punya komitmen dan mengelola langsung PIK R/M serta telah
mengikuti pelatihan dengan mempergunakan modul dan kurikulum standard
yang telah disusun oleh BKKBN atau yang setara. Pengelola PIK R/M terdiri
dari Ketua, Penanggung Jawab Bidang Administrasi, Penanggung Jawab
Bidang Program/kegiatan, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya.
12. Pembina PIK R/M adalah seseorang yang mempunyai kepedulian yang
tinggi terhadap masalah-masalah remaja/mahasiswa, memberi dukungan
dan aktif membina PIK R/M, baik yang berasal dari Pemerintah, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi remaja/mahasiswa lainnya.
13. Tegar Remaja adalah remaja-remaja yang menunda usia pernikahan,
berperilaku sehat, terhindar dari resiko triad KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV
dan AIDS), mempunyai penyiapan kehidupan berkeluarga untuk
mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model,
idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
3
14. Life Skills menurut Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional Nomor 20
tahun 2003 adalah pendidikan non formal yang memberikan ketrampilan non
formal, sosial, intelektual/akademis, dan vokasional untuk bekerja secara
mandiri.
15. Total Fertility Rate (TFR) yaitu rata-rata jumlah anak yang dimiliki oleh
wanita selama usia reproduksinya.
4
BAB II
KONSULTASI DAN KONSELING PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN
DAN KESEHATAN REPRODUKSI
5
5. Aspek Ekonomi : tingkat ketergantungan keuangan yang tinggi bahkan
kemiskinan Cara Mendewasakan Usia Kawin
6. Meraih kesempatan pendidikan baik formal maupun non formal
7. Mencari kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan
8. Mengambil peran dan kegiatan kemasyarakatan dalam organisasi
kepemudaan seperti karang taruna, pramuka, remaja masjid, remaja gereja,
remaja hindu, dll
9. Memperluas pengalaman positif yang dapat memperluas cakrawala
berpikir sehingga dapat menjadi bekal berumah tangga
TRIAD KRR adalah tiga resiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu Seksualitas,
NAPZA, HIV dan AIDS.
1. Seksualitas
Apa yang dimaksud dengan seksualitas?
Seksualitas adalah semua yang berhubungan dengan manusia sebagai
makhluk seksual (emosi, kepribadian, sikap, dll). Sedangkan seks berarti
jenis kelamin, reproduksi seksual, organ seks, rangsangan/gairah seksual,
hubungan seks.
Seksualitas berasal dari kata seks, yang memiliki beberapa arti, yaitu :
a. Jenis kelamin: biologis yang membedakan laki-laki dan perempuan
b. Reproduksi seksual: bagian tubuh tertentu dari laki-laki maupun
perempuan yang dapat melahirkan bayi: organ reproduksi
c. Organ reproduksi: bagian dalam dan luar; perempuan a.l vagina, rahim,
laki-laki: testis, penis
d. Rangsangan atau gairah seksual: disebabkan perasaan tertarik yang
sangat kuat pada seseorang shg terasa ada getaran “aneh” yang
muncul
e. Hubungan seks: penetrasi
6
f. Orientasi seksual: kecenderungan seseorang mencari pasangan
seksualnya berdasar jenis kelamin
Organ Reproduksi
Apa yang terdapat pada organ reproduksi manusia?
7
Apa tanda remaja perempuan yang sudah menginjak masa pubertas?
Pubertas adalah masa seseorang alami :
a. Perubahan struktur tubuh tinggi dan besar
b. Perubahan kerja hormon
Keperawanan:
a. Perawan : belum pernah melakukan hubungan seksual (penis masuk ke
vagina)
b. Selaput dara (hymen)
1) Terdapat di mulut vagina
2) Selaput yang mudah sobek
8
c. Sobek selaput disebabkan antara lain:
bersenggama, kecelakaan,masturbasi/onani terlalu dalam.
Mimpi Basah adalah keluarnya sperma tanpa rangsangan pada saat tidur,
dan umumnya terjadi pada saat mimpi tentang seks. Menstruasi adalah
Proses peluruhan lapisan dalam (endometrium) yang banyak mengandung
pembuluh darah dari uterus melalui vagina secara siklik dan periodik.
Tanda-tanda kehamilan :
a. Dugaan hamil ditunjukkan dengan :
1) Tidak datang haid.
2) Pusing dan mual/ muntah pada pagi hari.
3) Buah dada membesar/ mengeras.
4) Daerah sekitar puting agak gelap.
5) Perut mulai membesar.
9
b. Dipastikan melalui pemeriksaan medis, ditunjukkan dengan:
1) Ada detak jantung janin.
2) Teraba bagian janin.
3) Dengan usg tampak janin dan gerakannya.
10
b. Transfusi darah (menggunakan darah yang tercemar virus HIV)
c. Penggunaan Jarum Suntik
1) Menggunakan jarum suntik yang tidak steril (tercemar virus HIV)
2) Menggunakannya secara bergantian
a. Ibu Hamil kepada bayinya
1) Antenatal (sebelum bersalin, melalui plasenta)
2) Intranatal (ketika bersalin, melalui cairan vagina)
3) Postnatal (setelah bersalin, melalui air susu ibu)
Jenis-jenis NAPZA:
a. Ganja/Mariyuana
b. Heroin/Putaw
c. Kokain/Crack
d. MDMA/Ecstasy
e. Methamphetamin /shabu-shabu
f. Amphetamin
11
Apa efek dari pemakaian zat psikoaktif?
a. Keinginan yang tak tertahankan (an overpowering desire) terhadap obat
tersebut
b. Kecenderungan untuk menambah dosis sesuai toleransi tubuh
c. Ketergantungan fisik dan psikis
a. Faktor kepribadian
1) Kurangnya pengendalian diri ( biasanya memiliki sedikit
pengetahuan ttg bahaya yang ditimbulkan narkoba serta aturan
hukum yang berlaku ).
2) Konflik individu / emosi yang masih belum stabil ( biasanya bagi
remaja yang tidak terbiasa dalam penyelesaian masalah
cenderung mencari jalan pintas, sehingga kecemasan yg dialami
dapat hilang seketika).
3) Terbiasa hidup senang/mewah, ( biasanya selalu berupaya dengan
pola hidup senang, tidak mau susahn jika susah sedikit maka remaja
cenderung mencari jalan pintas).
b. Faktor keluarga
1) Kurangnya kontrol keluarga, orang tua terlalu sibuk.
2) Kurangnya penerapan disiplin dan tanggung jawab.
c. Faktor lingkungan
1) Masyarakat yang individualis, kurang peka terhadap lingkungan
sekitar.
2) Pengaruh teman sebaya, biasanay penyalahgunaan narkoba
menjadi sebuah syarat kemudahan untuk diterima dalam sebuah
kelompok.
d. Faktor gender
Remaja putri secara psikologis lebih rentan terhadap bahaya
penyalahgunaan narkoba, karena mereka cenderung lebih cepat
pubertas, cemas terhadap berat badan dan memiliki kecemasan yg
tinggi dalam sesuatu hal.
12
e. Faktor pendidikan
Kurangnya sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba diduga juga
menjadi penyebab penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja.
13
D. Komunikasi Efektif Antara Orangtua Dengan Remaja
Apa yang dimaksud dengan komunikasi orang tua dan remaja?
Dalam hal ini masing-masing pihak saling memberikan umpan balik, dengan
terbuka, jujur, tidak berprasangka dan saling mendukung, demi tercapainya
efektivitas komunikasi. Komunikasi orang tua remaja dikatakan efektif bila pesan
yang diterima remaja dimengerti dan dipahami sama dengan yang dimaksud
oleh orang tua.
Komunikasi orang tua - remaja juga harus mencakup penyampaian nilai, standar
dan sikap orangtua mengenai isu tersebut.
14
e. Tidak memberi kesempatan pada remaja untuk mengemukakan
pendapat
f. Tidak mencoba menerima kenyataan yang dialami remaja dan
memahaminya
g. Merasa putus asa dan marah karena tidak tahu harus bersikap atau
bertindak bagaimana kepada remajanya
2. Mendengar aktif :
Cara/Usaha untuk mendengar dan menerima perasaan serta memberi
tanggapan yang bertujuan menunjukkan kepada remaja bahwa orang tua :
15
a. sungguh-sungguh telah menangkap pesan dan perasaan yang
terkandung didalamnya sehingga dapat memahami anak seperti yang
mereka rasakan bukan seperti apa yang kita lihat atau sangka
b. Membantu anak untuk mengenali, menerima dan mengerti perasaan
sendiri serta menemukan cara mengatasi perasaan dan masalahnya
16
5. Mengenali dan menghindari hal-hal yang menghalangi/menghambat
komunikasi
Gaya-gaya Komunikasi seperti apa yang dapat menghambat ?
a. Memerintah
b. Membohongi
c. Menyindir
d. Membandingkan
e. Menasihati
f. Menghibur
g. Mengeritik
h. Memberi Cap
i. Menganalisis
j. Meremehkan
k. Mengancam
17
BAB III
MASALAH YANG MUNGKIN DIALAMI REMAJA SERTA
CARA MENGATASINYA
A. Seks Pranikah
Apa akibat dari hubungan seks yang dilakukan sebelum menikah?
1. Budaya Indonesiaà kehilangan keperawanan/keperjakaan,
2. Peluang tertular IMS/ISR, sangat tinggi.
3. Peluang terjadinya kehamilan tidak diinginkan (KTD) cukup tinggi memicu
terjadinya pengguguran kandungan (aborsi) Aborsi tidak aman berisiko
tinggi, menyebabkan:
a. Kerusakan rahim,
b. Infeksi rahim,
c. Infertilitas,
d. Perdarahan,
e. Komplikasi,
f. Kematian
18
2. Mengurangi menonton televisi
Televisi kita terutama stasiun televisi swasta, lebih banyak menampilkan
acara hiburan, maupun sinetron-sinetron yang menawarkan nilai-nilai gaya
hidup bebas, hedonis.
Begitu juga beragam tayangan infotainment yang kadang menayangkan
acara perselingkuhan, seks bebas di kalangan artis. Dengan demikian, kisah
seks pranikah bukan menjadi hal yang tabu lagi. Oleh sebab itu perlu
membatasi menonton televisi ini karena lambat laun otak akan teracuni oleh
nilai-nilai yang sebenarnya sangat negatif.
Untuk mendapatkan informasi, kalangan muda bisa mengalihkan perhatian
dengan membaca koran, majalah maupun buku-buku.
19
5. Menegakkan aturan hukum
Bagi yang bangga tersebut, perlu adanya perangkat hukum dan aturan
hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya sebagai efek jera. Langkah ini
sebagai benteng terakhir untuk menyelamatkan anak-anak muda dari
amoralitas karena perilaku seks pranikah yang lambat laun otomatis akan
merusak bangsa.
6. Menikah
Cara ini efektif sekali. Kalau masih belum bisa, cara lain adalah dengan
berpuasa.
Catatan:
Apabila sudah terjadi kehamilan rujuk ke dokter kebidanan atau rumah sakit
untuk pemeriksaan dan mencegah tindakan aborsi.
B. Penyalahgunaan NAPZA
Apa tanda-tanda remaja yang menggunakan NAPZA?
3. Agresivitas sosial
a. Remaja penyalahguna mempunyai resiko melakukan tindakan
agresivitas sosial 3-4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan remaja non
penyalahguna.
20
b. Tindakan agresivitas yang paling banyak dilakukan adalah berkelahi/
tawuran terutama pada jenjang SMA dan mahasiswa.
21
Dengan menjadi budak kita akan lebih mudah disetir orang yang punya
NAPZA, karena jika kita butuh dan hanya dia yang punya barang, maka kita
bisa menyerahkan seluruh harta dan nama baik kita untuk sedikit barang
haram.
Catatan:
Apabila sudah ada gejala ketergantungan obat rujuk ke rumah sakit
ketergantungan Obat
C. Penyimpangan Seksual
Jenis penyimpangan perilaku seksual
1. Masturbasi: usaha untuk merangsang organ seksnya sendiri untuk
mendapatkan kenikmatan seks dan untuk mengendorkan ketegangan
seks.
2. Homo seksual (lesbian/gay): tertarik pada jenis kelamin yang sama.
3. Pedophilia: mendapat kenikmatan seks dengan hubungan seks pada anak-
anak.
4. Fetishist: orang yang terangsang seksnya tidak oleh seorang wanita,tetapi
dengan sesuatu yang merupakan simbol wanita seperti pakaian dalam
wanita.
22
5. Transvertism : menikmati kepuasan seks dengan memakai pakaian dari
seksnya berlawanan
6. Sadisme : cara mendapat rangsangan seks dengan melakukan tindakan-
tindakan kejam
7. Masochisme ; mendapat kepuasan seks kalau disiksa pasangannya
8. Perkosaan; suatu paksaan terhadap wanita untuk melakukan hubungan
seks diluar kemauan wanita itu sendiri
9. Ekshibitionis: orang yang punya kebiasaan memperlihatkan kemaluannya
kepada orang lain
10. Vayourisme memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip orang
lain yang sedang melakukan hubungan seks atau wanita yang sedang
mandi (tidak berbusana)
2. Pendidikan seks
Sex education (pendidikan seks) sangat berguna dalam mencegah remaja
pada kebiasaan masturbasi. Pendidikan seks dimaksudkan sebagai suatu
proses yang seharusnya terus-menerus dilakukan sejak anak masih kecil.
Pada permulaan sekolah diberikan sex information dengan cara
terintegrasi dengan pelajaran-pelajaran lainnya, dimana diberikan
penjelasan-penjelasan seksual yang sederhana dan informatif. Pada tahap
selanjutnya dapat dilanjutkan dengan diskusi-diskusi yag lebih bebas dan
23
dipimpin oleh orang-orang yang bertanggung jawab dan menguasai
bidangnya.
Pengobatan penyimpangan seks :
Apabila remaja mengalami masalah penyimpangan seks agar dirujuk ke
psikolog klinis / psikiater atau dokter ahli kandungan khusus bidang seksologi
untuk konseling dan psikotherapy.
24
BAB IV
PENUTUP
Pelayanan konsultasi konseling keluarga remaja dan remaja merupakan salah satu
upaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan remaja dan pengelola program
GenRe tentang hak-hak reproduksi pada remaja serta perlunya Pendewasaan Usia
Perkawinan.
Dengan adanya buku ini diharapkan juga dapat meningkatkan sikap, pengetahuan
dan perilaku keluarga yang memiliki remaja dan remaja itu sendiri dalam pembinaan
remaja serta mampu menjawab permasalahan yang timbul.
25