BETON
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. JUWARIYAH (1802210505)
2. IVAN AFASYIH (1802210507)
3. M. FATHUR ROZI A (1802210506)
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr, wb
Segala Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Beton” ini dapat terselesaikan. Berbagai
sumber telah penulis ambil sebagai bahan dalam pembuatan makalah ini. Penulis berharap
makalah beton ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki kesalahan dalam penyusunannya.
Wassalamualaikum wr, wb
Penulis
DAFTAR ISI
Beton Segar
Sifat-sifat beton segar hanya penting sejauh mana mempengaruhi pemilihan peralatan
yang dibutuhkan untuk pengerjaan dan pemadatan serta kemungkinan mempengaruhi sifat-sifat
beton pada saat mengeras. Ada 2(dua) hal yang harus dipenuhi ketika membuat beton :
a. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama oleh beton yang mengeras, seperti
kekuatan, keawetan, dan kestabilan volume.
b. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika beton dalam kondisi plastis
(workability) atau kemudahan pengerjaan tanpa adanya bleeding dan segregation.
Sifat workabilitas pada beton segar dapat dilakukan dengan beberapa cara, tetapi kebanyakan
dari pengetesan tersebut hanya bersifat empiris. Hanya sedikit yang memenuhi standart, dan
semua test tersebut bersifat ‘a single point test’ jadi tidak dapat dibandingkan satu samalainnya
karena mereka mengukur sifat-sifat beton yang berbeda. Walaupun begitu adalah penting untuk
mendapatkan beberapa dari sifat workabilitas karena penting untuk control kualitas. Pengukuran
workabilitas yang telah dikembangkan antara lain:
a. Slump test
b. Compaction test
c. Flow test
d. Remoulding test
e. Penetration test
f. Mixer test
Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, jenis beton dapat dibedakan menjadi sepuluh
macam.
Beton Mortar
Bahan baku pembuatan beton mortar terdiri atas mortar, pasir, dan air. Ada tiga ragam
mortar yang sering digunakan antara lain semen, kapur, dan lumpur. Beton mortar semen yang
dipasangi anyaman tulangan baja di dalamnya dikenal sebagai ferro cement. Beton ini memiliki
kekuatan tarik dan daktilitas yang baik.
Beton Ringan
Sesuai namanya, beton ringan dibuat dengan memakai agregat yang berbobot ringan.
Beberapa orang juga kerap menambahkan zat aditif yang bisa membentuk gelembung-
gelembung udara di dalam beton. Semakin banyak jumlah gelembung udara yang tersimpan pada
beton, maka pori-porinya pun akan semakin bertambah sehingga ukurannya juga bakal kian
membesar. Hasilnya, bobot beton tersebut lebih ringan daripada beton lain yang memiliki ukuran
sama persis. Beton ringan biasanya diaplikasikan pada dinding non-struktur.
Beton Non-Pasir
Proses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidak menggunakan pasir, melainkan
hanya kerikil, semen, dan air. Hal ini menyebabkan terbentuknya rongga udara di celah-celah
kerikil sehingga total berat jenisnya pun lebih rendah. Karena tidak memakai pasir, kebutuhan
semen pada beton ini juga lebih sedikit. Penggunaan beton non-pasir misalnya pada struktur
ringan, kolom dan dinding sederhana, bata beton, serta buis beton.
Beton Hampa
Disebut hampa karena dalam pembuatannya dilakukan penyedotan air pengencer adukan
beton memakai vacuum khusus. Akibatnya beton pun hanya mengandung air yang telah bereaksi
dengan semen saja sehingga memiliki kekuatan yang sangat tinggi. Tak heran, beton hampa
banyak sekali dimanfaatkan dalam pendirian bangunan-bangunan pencakar langit.
Beton Bertulang
Beton bertulang tercipta dari perpaduan adukan beton dan tulangan baja. Perlu diketahui,
beton mempunyai sifat kuat terhadap gaya tekan, tetapi lemah dengan gaya tarik. Oleh karena
itu, tulangan baja sengaja ditanamkan ke dalamnya agar kekuatan beton tersebut terhadap gaya
tarik meningkat. Beton bertulang biasanya dipasang pada struktur bentang lebar seperti pelat
lantai, kolom bangunan, jalan, jembatan, dan sebagainya.
Beton Pra-Tegang
Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekali dengan beton bertulang.
Perbedaan tipis hanyalah terletak pada tulangan baja yang bakal dimasukkan ke beton harus
ditegangkan terlebih dahulu. Tujuannya supaya beton tidak mengalami keretakan walaupun
menahan beban lenturan yang besar. Penerapan beton pra-tegang juga banyak dilakukan untuk
menyangga struktur bangunan bentang lebar.
Beton Pra-Cetak
Beton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek pembangunan disebut beton pra-cetak.
Beton ini memang sengaja dibuat di tempat lain agar kualitasnya lebih baik. Selain itu, pemilihan
beton tersebut juga kerap didasari pada sempitnya lokasi proyek dan tidak adanya tenaga yang
tersedia. Beton pra-cetak biasanya diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di
bidang pembangunan dan pengadaan material.
Beton Massa
Beton massa yaitu beton yang dibuat dalam jumlah yang cukup banyak. Penuangan beton
ini juga sangat besar di atas kebutuhan rata-rata. Begitu pula dengan perbandingan antara volume
dan luas permukaannya pun sangat tinggi. Pada umumnya, beton massa memiliki dimensi yang
berukuran lebih dari 60 cm. Beton ini banyak diaplikasikan pada pembuatan pondasi besar, pilar
bangunan, dan bendungan.
Beton Siklop
Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat cukup besar sebagai bahan
pengisi tambahannya. Ukuran penampang agregat tersebut berkisar antara 15-20 cm. Bahan ini
lantas ditambahkan ke adukan beton normal sehingga dapat meningkatkan kekuatannya. Beton
siklop seringkali dibangun pada bendungan, jembatan, dan bangunan air lainnya.
Beton Serat
Secara prinsip, beton serat dibuat dengan menambahkan serat-serat tertentu ke dalam
adukan beton. Contoh-contoh serat yang lumrah dipakai di antaranya asbestos, plastik, kawat
baja, hingga tumbuh-tumbuhan. Penambahan serat dimaksudkan untuk menaikkan daktailitas
pada beton tersebut sehingga tidak mudah mengalami keretakan.
2.5 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BETON
Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat (terkadang bahan
tambah, yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan
non kimia) pada perbandingan tertentu.
2. AGREGAT
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran
mortar (aduk) dan beton. Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah mengalami
pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan aberasi yang berlangsung lama.
Atau agregat dapat juga diperoleh dengan memecah batuaninduk yang lebih besar. Agregat halus
untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan
atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran
butir 5 mm. Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu,
memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang diizinkan tergantung pada
maksud pemakaian.
Agregat menempati 65-80% volum total dari beton, sifat-sifatnya sangat mempengaruhi kualitas
beton. Agregat yang baik seharusnya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Keras dan kuat
2. Bersih
3. Tahan lama
4. Massa jenis tinggi
5. Butir bulat
6. Distribusi ukuran butir yang cocok.
Agregat dapat diperoleh dari proses pelapukan dan abrasi atau pemecahan massa batuan
induk yang lebih besar. Oleh karena itu, sifat agregat tergantung dari sifat batuan induk. Sifat-
sifat tersebut diantaranya, komposisi kimia dan mineral, klasifikasi petrografik, berat jenis,
kekerasan (hardness), kekuatan, stabilitas fisika dan kimia, struktur pori, warna dan lain-lain.
Namun, ada juga sifat agregat yang tidak bergantung dari sifat batuan induk, yaitu ukuran dan
bentuk partikel,tekstur dan absorbsi permukaan.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam atau agregat
buatan (artificial aggregates).
Ditinjau dari asalnya
1. Agregat alam
Pada umumnya agregat alam menggunakan bahan baku alam atau hasil
penghancurannya. Jenis batu alam yang baik untuk agregat adalah batuan beku. Jenis batu
endapan atau metamorph juga dapat dipakai meskipun kualitasnya masih perlu dipilih. Batuan
yang abaik untuk agregat adalah butiran-butiran yang keras kompak, tidak pipih , kekal (volume
tidak mudah berubah karena perubahan cuaca), serta tidak terpengaruh keadaan sekelilingnya.
Agregat alam dapat dibedakan atas tiga kelompok.:
a. Kerikil dan pasir alam
agregat jenis ini merupakan hasil penghancuran oleh a;lam dari batuan induknya. Seringkali
agregat ini terdapat jauh dari asalnya karena terbawa arus air atau angin, dan mengendap di
suatu tempat. Pada umumnya pasir dan kerikil yang terbawa arus air berbentuk bulat,
sehingga dianggap baik untuk agregat aduk atau beton. Umumnya pula jenis agregat ini
bentuknya berubah-ubah dan tidak homogen sehingga dalam penggunaannya untuk beton
diperlukan perhatian khusus. Karena perubahan susunan butir agregat sangat berpengaruh
terhadap sifat beton yang dibuat agregat tersebut.
b. Agregat batu pecah,
Jenis batu yang baik untuka agregat ini adalah batuan beku yang kompak. Di dalam
pemakaiannya, batu pecah membutuhkan air lebih banyak karena luas bidang
permukaannya relatif lebih luas. Dengan demikian untuk mendapatkan kelecakan aduk
tertentu dan faktor air semen sama, beton dengan agregat batu pecah akan menggunakan
semen sedikit lebih banyak daripada beton dengan menggunakan pasir atau kerikil alam.
kekuatan beton dengan batu pecah biasanya juga lebih tinggi , karena daya lekat perekat
pada permukaan batu pecah lebih baik daripada butiran yang halus.
c. Agregat batu apung ,
merupakan agregat alamiah yang ringan dan umum digunakan. Penggunaan batu apung
harus bebas dari debu volkanik halus dan bahan-bahan yang bukan volkanik, misalnya
lempung. Batu ini memiliki sifat isolasi panas yang baik.
2. Agregat buatan
Agregat buatan adalah suatu agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan khusus, atau
karena kekurangan agregat batuan-batuan alam. Berikut adalah contoh agregat buatan:
a. Klinker dan Breeze
Pada umumnya klinker dianggap sebagai bahan yang dibakar sempurna, massanya mengeras dan
berinti, serta terisi bahan yang sedikit terbakar. Adapun breeze merupakan bahan residu yang
kurang keras dan kurang baik pembakarannya, sehingga mengandung lebih banyak bahan yang
mudah terbakar. Kuantitas bahan yang mudah terbakar akan mempengaruhi rambatan
kelembapan. Makin banyak bahan yang mudah terbakar semakin besar pula terjadinya rambatan
kelembapan.Sumber utama jenis agregat ini adalah stasiun pembangkit tenaga dimana ketel uap
dipanasi dengan bahan bakar padat. Agregat jenis ini banyak dipergunakan untuk memproduksi
blok dan pelat untuk partisi/penyekat dalam dan tembok interior lainnya.
b. Agregat yang berasal dari bahan-bahan yang mengembang tanah liat dan batu tulis yang
terjadi secara alamiah dapat dipergunakan unytuk membuat bahan berpori yang ringan, dengan
permukaan yang berbentuk sel-sel dengan pemanasan sampai suhu sekitar 1000 0C – 2000 0C.
c. Cooke breeze
Cooke breeze adalah hasil tambahan dari sisa bakaran bahan bakar batu arang yang kurang
sempurna pembakarannya, biasanya terdapat pada dapur-dapur rumah tangga di negara-negara
Eropa dan Amerika. Cooke breeze mengandung banyak sekali arang, kadang mencapai 75 %.
Kandungan arang yang banyak tadi akan menghambat pengerasan semen sehingga dalam
pemakaiannya perlu mendapat perhatian.
d. Hydite
Agregat jenis ini dibuat dari tanah liat (shale) yang dibakar dalam dapur berputar. Tanah liat
kering atau yang bergumpal – gumpal atau pecahan shale dibakar mendadak dalam dapur
berputar pada suhu tinggi. Dengan demikian bahan akan membengkak. Hasilnya merupakan
bongkahan-bongkahan tanah yang mengembang serta hampir leleh, kemudian dihancurkan dan
diayak hingga mencapai susunan butir yang diperlukan.
e. Lelite
Lelite dibuat dari batu metamorpora atau shale yang mengandung senyawa-senyawa karbon.
Bahan dasarnya dipecah kecil-kecil, kemudian dilakukan pembakaran dalam dapur vertikal pada
suhu yang tinggi (± 1550oC). Pada suhu ini butiran-butiran akan mengembang dan terkumpul di
bawah (dasar) dapur berupa lempeng-lempeng yang berlubang seperti rumah lebah. Dari
lempeng-lempeng ini dibuat bahan tambah dengan memecah dan mengayaknya untuk
mendapatkan butiran-butiran dengan ukuran tertentu. Lempeng itu sendiri dapat dipergunakan
untuk unsur bangunan guna menghambat suara dan panasSecara umum agregat dapat dibedakan
berdasarkan ukurannya, yaitu, agregat kasar dan agregat halus. Batasan antara agregat kasar dan
agregat halus berbeda antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian,
dapat diberikan batasan ukuran antara agregat halus dengan agregat kasar yaitu 4.80 mm (British
Standard) atau 4.75 mm (Standar ASTM). Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirannya
lebih besar dari 4.80 mm (4.75 mm). Agregat dengan ukuran lebih besar dari 4.80 – 40 mm
disebut kerikil beton yang lebih dari 40 mm disebut kerikil kasar.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran lebih kecil dari 40
mm. Agregat yang ukurannya lebih besar dari 40 mm digunakan untuk pekerjaan sipil lainnya,
misalnya untuk pekerjaan jalan, tanggul-tanggul penahan tanah, bronjong atau bendungan, dan
lainnya. Agregat halus biasanya dinamakan pasir dan agregat kasar dinamakan kerikil, spilit,
batu pecah, kricak dan lainnya.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau
tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Bahan penyusun beton tersebut
pun memiliki banyak banyak klasifikasi yang berdasarkan kegunaan, bentuk, dan ukuran yang
mana telah diuraikan pada bagian pembahasan.
Pada zaman dahulu nenek orang-orang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan
mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Perekat dan penguat bangunan ini awalnya
merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman
Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai
pozzuolana.
Beton sebagai bahan bangunan juga telah lama dikenal di Indonesia. Disamping
mempunyai kelebihan dalam mendukung tegangan tekan, beton mudah dibentuk sesuai dengan
kebutuhan, dapat digunakan pada berbagai struktur teknik sipil serta mudah di rawat. Dalam
pembuatan beton pun dapat dimanfaatkan bahan-bahan lokal oleh sebab itu beton sangat populer
dipakai.
3.2 SARAN
1. Perlu di perhatikan ketika menggunakan beton sebagai bahan struktur, pekerjaan
penulangan beton harus di perhitungkan dengan matang, karena jika tidak kualitas beton
menurun.
2. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan peraturan dan
pedoman – pedoman standar dalam perencanaan struktur, sehingga bangunan yang
dihasilkan nantinya selalu memenuh persyaratan yang terbaru yang ada ( up to date )
seperti dalam hal peraturan perencanaan struktur tahan gempa, standar perencanaan
struktur beton, harga matrial terbaru dan sebagainya.
3. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan berpedoman
pada faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pengalaman tenaga
kerja serta segi ekonomisnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://duniatekniksipil.web.id/category/struktur-beton/
http://sukamabar.blogspot.co.id/2013/06/tentang-struktur-beton-bertulang.html
http://share.its.ac.id/pluginfile.php/40304/mod_resource/content/1/Panduan%20Belajar%20SBD
%20Rev%201.pdf digilib.its.ac.id
repository.usu.ac.id
www.ryarif.com
www.wonosari.com