1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Pedoman Manajemen
Resiko UPTD Puskesmas Rejotangan Kabupaten Tulungagung tahun 2018 dapat
terselesaikan. Keberadaan Pedoman Manajemen Resiko ini bagi UPTD Puskesmas
Rejotangan sangat penting sekali karena akan memberikan panduan secara rinci
terhadap seluruh gerak langkah yang terkait dengan Sistem Manajemen Mutu di UPTD
Puskesmas Rejotangan
Pedoman Manajemen Resiko ini juga merupakan sebuah persyaratan yang sangat
penting bagi pelaksanaan Akreditasi UPTD Puskesmas Rejotangan sebagai sebuah
puskesmas dengan menjalankan sistem puskesmas akreditasi. Secara umum ruang
lingkup Pedoman Manajemen Resiko ini meliputi seluruh penataan Sistem Manajemen
Mutu di UPTD Puskesmas Rejotangan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai
terhadap evaluasinya.
Penyusunan Pedoman Manajemen Resiko ini tentu masih memerlukan perbaikan
karena memang Pedoman Manajemen Resiko adalah bersifat dinamis dan bahkan
harus selalu diperbaiki secara terus menerus seiring dengan perkembangan di UPTD
Puskesmas Rejotangan Kabupaten Tulungagung Harapannya Pedoman Manajemen
Resiko yang dimiliki UPTD Puskesmas Rejotangan ini benar-benar diimplementasikan
oleh seluruh penanggung jawab dan unit/program serta pelaksana terkait pada UPTD
Puskesmas Rejotangan Kabupaten Tulungagung.
MUNTIKAH,S.Kep,Ns
NIP.19820613 200801 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................. 3
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................... 4
2
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
BAB VII
KEGIATAN ORIENTASI.............................................................................................. 26
BAB IX
BAB X
PELAPORAN.............................................................................................................. 28
BAB I
PENDAHULUAN
3
yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan
lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan “bisnis” Puskesmas yang terkait dengan
kelangsungan hidup Puskesmas . Kelima aspek keselamatan Puskesmas
tersebut sangat penting untuk dilaksanakan di setiap Puskesmas , yang harus
dikelola secara professional, komprehensif dan terintegrasi.
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
1. Data Geografis
a. Peta Wilayah
Puskesmas Rejotangan terletak di Desa Rejotangan, Kecamatan
Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, dengan titik ordinat garis lintang –
8,8206 (8° 7’ lintang Selatan) garis bujur 11.5152 (112° 5’ Bujur Timur).
Lokasi Puskesmas Rejotangan tepatnya berada di wilayah Kabupaten
4
Tulungagung arah Timur dari Ibu Kota Kabupaten Tulungagung dengan jarak
sebagai berikut :
- Jarak dengan ibu kota kabupaten : 21 Km
- Jarak dengan ibu kota provinsi : 159 Km
b. Luas Wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas Rejotangan adalah 219,85 km2 , terdiri dari:
a) Dataran rendah : 95 %
b) Dataran tinggi : 5%
c. Jumlah Desa/Kelurahan
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Rejotangan terdiri dari 6 desa yaitu:
1) Desa Aryojeding
2) Desa Tanen
3) Desa Blimbing
4) Desa Rejotangan
5) Desa Sumberagung
6) Desa Pakisrejo
2. Kependudukan
a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur
5
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rejotangan menurut
jenis dan kelompok umur adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Di wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Rejotangan Menurut Jenis kelamin Dan Kelompok Umur
Luas Jumlah Kepadatan
( km² ) / Km²
1) Kepadatan Penduduk.
Kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rejotangan adalah 159
jiwa /km2.
2) Rasio Jenis Kelamin.
Ratio jenis kelamin adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki
dan jumlah penduduk perempuan Ratio jenis kelamin di wilayah kerja
6
Puskesmas Rejotangan adalah 102 artinya dalam 100 penduduk
perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki.
ARYOJEDING POS 1 RT 02 5 5 - - V -
RW 01
7
POS 2 RT 01
5 5 - - V -
RW 04
POS 3 RT02 RW
5 5 - - V -
03
POS 4 RT OI
5 5 - - V -
RW O7
POS 5 RT 01
5 5 - - V -
RW 06
POS 6 RT 01
5 5 - - V -
RW 11
POS 7 RT 03
5 5 - - V -
RW 08
POS 8 RT 01
5 5 - - V -
RW 08
POS 1 RT 01
5 5 - - V -
RW 02
POS 2 RT 01
5 5 - - V -
RW 02
POS 3 RT 03
5 5 - - V --
RW 03
POS 4 RT 03
5 5 - - V -
RW 03
TANEN
POS 5 RT 02
5 5 - - V -
RW 10
POS 6 RT 03
5 5 - - V -
RW 08
POS 7 RT 03
5 5 - - V -
RW 09
POS 8 RT01 RW
5 5 - - V -
14
POS 1 RT 03
5 5 - - V -
RW 02
POS 2 RT 03
BLIMBING 5 5 - V - -
RW 03
POS 3 RT 02
5 5 - V - -
RW 06
POS 4 RT 03
5 5 - V - -
RW 07
POS 1 RT01 RW
5 5 - - V
01
POS 2 RT 01 5 5 - - V -
RW 02
8
POS 3 RT 03
5 5 - - V -
RW 04
POS 4 RT 01
REJOTANGAN 5 5 - - V -
RW 01
POS 5 RT 01
5 5 - - V -
RW 01
POS 6 RT 01
5 5 - - V -
RW 06
POS 7 RT 04
5 5 - - V -
RW 06
POS 8 RT 02
5 5 - - V -
RW 01
POS 9 RT 01
5 5 - V -
RW 05
POS 1 RT 03 V
5 5 - -
RW 04
POS 2 RT 02 V
5 5 - - -
RW 03
POS 3 RT 01 V
5 5 - - -
RW 06
POS 4 RT 03 V
SUMBERAGUNG 5 5 - - -
RW 06
POS 5 RT 03RW V
5 5 - - -
11
POS 6 RT 03 V
5 5 - - -
RW 11
POS 7 RT 01 V
5 5 - - -
RW 12
POS 8 RT 03 V
5 5 - - -
RW 14
POS 9 5 5 - V - -
POS 1 RT 02
5 5 - - V -
RW 01
POS 2 RT 02
PAKISREJO 5 5 - - V -
RW 01
POS 3 RT 03
5 5 - - V -
RW 02
1 ARYOJEDING V
9
2 TANEN V
3 BLIMBING V
4 REJOTANGAN V
5 SUMBERAGUNG V
6 PAKISREJO V
JUMLAH 6
b) Desa Siaga
1 ARYOJEDING V
2 TANEN V
3 BLIMBING V
4 REJOTANGAN V
5 SUMBERAGUNG V
6 PAKISREJO V
JUMLAH 3 3
1 ARYOJEDING V
2 TANEN V
3 BLIMBING V
4 REJOTANGAN V
5 SUMBERAGUNG V
6 PAKISREJO V
JUMLAH 6
d) Posyandu Usila
NO NAMA DESA POSYANDU LANSIA
1 ARYOJEDING V
2 TANEN V
3 BLIMBING V
10
4 REJOTANGAN V
5 SUMBERAGUNG V
6 PAKISREJO V
JUMLAH 6
e) Posbindu
NO NAMA DESA POSBINDU
1 ARYOJEDING 1
2 PAKISREJO 1
JUMLAH 2
1 REJOTANGAN V
JUMLAH 1
11
BAB III
1. VISI
Terwujudnya masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Rejotangan Mandiri
untuk hidup sehat
2. MISI
1.Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
2.Memberdayakan masyarakat dan lingkungan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Rejotangan.
3. MOTTO
Motto adalah kalimat, frasa, atau kata sebagai semboyan atau pedoman
yang menggambarkan motivasi, semangat, dan tujuan dari suatu
organisasi. Motto UPTD Puskesmas Rejotangan “ IDAMAN ” Iklas dalam
pelayanan
4. TATA NILAI
Tata Nilai UPTD Puskesmas Rejotangan “ PRIMA”
P Profesional Menjalankan Profesi Sesuai keahlian
Melayani dengan 5 S ( Senyum,sapa,
R Ramah
sopan,santun )
Mampu menciptakan dan memperbaiki mutu
I Inovatif
pelayanan
Melayani Masyarakat dengan memuaskan
M Memuaskan
sesuai harapan dan kebutuhan
A Aman Memberikan pelayanan yang aman
12
BAB IV
13
BAB V
BAB VI
14
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
BAB VII
15
TATA HUBUNGAN KERJA
16
2. Kebijakan kesehatan pegawai.
F. Risiko lain-lain:
1. Manajemen bahan puskesmas Karangrejo lainnya: kimia, radioaktif, bahan
biologis menular, manajemen limbah.
2. Risiko terkait hukum dan peraturan
17
2.Identifikasi risiko.
3.Analisis risiko.
4. Evaluasi risiko.
5. Kelola risiko.
c) Tujuan, sasaran, strategi, ruang lingkup, dan parameter kegiatan, atau bagian
dari organisasi Puskesmas dimana proses manajemen risiko sedang diterapkan,
harus ditetapkan. Proses harus dipertimbangkan dengan seksama sesuai
kebutuhan untuk menyeimbangkan biaya, manfaat dan peluang. Perlu ditentukan
pula kebutuhan sumberdaya dan catatan yang harus didokumentasikan dan
dipelihara.
c) Dari waktu ke waktu, semua risiko yang signifikan di tingkat nasional (sistem
kesehatan), tingkat Puskesmas , unit pelayanan atau tingkat tim harus
diidentifikasi, dinilai, dikelola dan dipantau. Untuk memulai proses, perlu
18
dilakukan identifikasi dan penentuan prioritas risiko pelayanan kesehatan internal
dan eksternal yang dapat menimbulkan ancaman.
4. Faktor kontributor (apa dan mengapa) terhadap terjadinya risiko klinis atau
bahaya dan insiden yang terjadi.
e) Identifikasi adalah elemen yang penting dalam manajemen risiko karena risiko
tidak akan efektif ditangani bila tidak dilakukan identifikasi. Satuan tugas
manajemen resiko dapat menggunakan berbagai informasi untuk
mengidentifikasi potensi risiko. Identifikasi risiko dapat dilakukan secara reaktif
dan proaktif. Beberapa sumber informasi untuk identifikasi risiko yang dapat
dipakai seperti:
3. Diskusi dengan pimpinan unit layanan serta staf dan mitra kerja,
4. Laporan insiden.
19
Perlu proses sistematis untuk memahami sifat risiko dan menyimpulkan
tingkat risiko, memisahkan risiko kecil yang dapat diterima serta risiko besar, serta
menyediakan data untuk membantu evaluasi dan pelayanan.
20
RISK GRADING MATRIX
Cedera ringan
Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,
2 Ringan
Cedera sedang
21
Dampak
1 2 3 4 5
Sering terjadi
Sedang Sedang Tinggi Ekstrim Ekstrim
(Bebrp x /thn)
Mungkin terjadi
Rendah Sedang Tinggi Ekstrim Ekstrim
(1-2 thn/x)
Jarang terjadi
Rendah Rendah Sedang Tinggi Ekstrim
(2-5 thn/x)
22
Mengevaluasi risiko dan membandingkan kriteria risiko yang diterima
untuk dikembangkan dalam daftar prioritas risiko yang akan ditindak lanjuti.
Melakukan evaluasi risiko dan prioritas risiko dengan cara membandingkan
tingkat risiko yang ditemukan selama analisis dengan kriteria risiko yang
ditentukan sebelumnya, dan mengembangkan daftar prioritas risiko untuk
menentukan tindak lanjut.
Saat menyusun evaluasi kriteria layanan kesehatan, harus dilakukan identifikasi
untuk menentukan tingkat risiko secara internal maupun eksternal yang siap
diterima puskesmas.
Kriteria risiko digunakan untuk menilai dan menentukan peringkat risiko, yang
menunjukkan bahwa bila risiko diterima puskesmas, maka harus berhasil
dilaksanakan.
Dalam mengevaluasi kriteria risiko mungkin dipengaruhi oleh persepsi internal,
eksternal dan persyaratan hukum.Penentuan kriteria sejak awal merupakan hal
yang sangat penting.
5. TAHAP 5: PENGELOLAAN RISIKO.
Bila memungkinkan paparan risiko perlu dieliminasi. Contohnya
memperbaiki alat yang rusak, memberikan pendidikan pada staf medis yang
belum mendapatkan edukasi tentang prosedur pengoperasian alat. Bila risiko
tidak dapat dieliminasi, maka perlu dicari teknik lain untuk menurunkan risiko
kerugian.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisa risiko, maka satuan tugas
manajemen resiko harus menangani dan mengendalikan risiko tersebut.
Ada dua pendekatan dasar:
1. Mengendalikan risiko (risk control).
Risiko sedapat mungkin dihindari karena puskesmas tidak berani mengambil
risiko dengan metode berikut.
2. Menghindari risiko (risk avoidance),
Adalah menghindarkan harta, orang atau kegiatan dari pajanan terhadap
risiko dengan cara:
3. Menolak risiko atau menerima dan melaksanakan suatu kegiatan walaupun
hanyauntuk sementara
4. Meninjau kembali risiko yang telanjur diterima atau segera menghentikan
kegiatan itu begitu diketahui mengandung risiko.
5. Mengendalikan kerugian dengan mencegah dan mengurangi kemungkinan
terjadinya insiden yang menimbulkan kerugian dengan cara :
6. Mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian
7. Menanggung risiko (risk retention). Risiko diterima dan ditangani sendiri oleh
puskesmas. Artinya puskesmas mentolerir terjadinya kerugian untuk
23
mencegah terganggunya kegiatan operasional puskesmas dengan
menyediakan sejumlah dana untuk menanggulanginya
24
BAB VIII
KEGIATAN ORIENTASI
Kegiatan orientasi dilakukan terhadap semua pegawai baik pegawai yang baru
maupun lama, dengan ketentuan sebagai berikut;
b. Orientasi hari ke dua dilakukan oleh Kepala bagian Tata usaha dengan
materi yang diberikan adalah terkait dengan hal-hal kepegawaian, Tata Tertip
Kedisiplinan serta Hak dan Kewajiban Pegawai.
c. Orientasi hari ke tiga dan Ketujuh dilakukan oleh unit /program masing-
masing sesuai dengan bidan tugas pelaksana yang dilakukan orientasi.
25
BAB IX
Memantau dan meninjau risiko yang sedang berjalan, penting untuk memastikan
bahwa rencana organisasi manajemen risiko puskesmas tetap relevan. Mengingat
bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi perubahan “kemungkinan dan dampak
risiko” setiap saat, maka manajemen risiko harus melakukan pemantauan berulang kali,
serta meninjau kembali setiap langkah dalam proses manajemen risiko.
Penentuan prioritas risiko dan perencanaan kegiatan, memperhitungkan laporan
insiden internal, informasi audit, keluhan dan isu-isu perorangan, serta persyaratan dan
panduan tingkat nasional.
Pimpinan unit layanan secara sistematis harus menyusun prioritas risiko
menurut keparahan risiko (sesuai warna/ bands risiko), dan melakukan kontrol di tingkat
unit layanan. Tindak lanjut dilakukan oleh manajer level tertentu tergantung tingkat
keparahan risiko (sesuai warna/ bands risiko).
Tujuan utama pemantauan adalah:
1. Untuk mengembangkan sebuah daftar risiko (risk register) secara
komprehensif yang diprioritaskan untuk membuat rencana tindakan terhadap
risiko yang signifikan dan moderat.
2. Untuk mengembangkan daftar risiko internal dan rencana kegiatan untuk
semua unit layanan.
3. Untuk mengembangkan profil utama risiko dan risiko signifikan yang mungkin
timbul dari kegiatan puskesmas serta untuk menganalisis risiko yang
berdampak terhadap keuangan, kemungkinan risiko yang mungkin muncul
menjadi insiden dan kemungkinan untuk mengontrol.
26
BAB X
PELAPORAN
Laporan Insiden adalah laporan secara tertulis setiap keadaan yang tidak
konsisten dengan kegiatan/ prosedur rutin yang berlangsung di puskesmas terutama
untuk pelayanan kepada pasien. Saat ini laporan insiden diwajibkan bagi setiap RS dan
puskesmas seperti tercantum dalam UU RS no 44 tahun 2009 pasal 43 dan Standar
Akreditasi RS - KARS.
Secara umum maksud laporan insiden adalah untuk mengingatkan kepada manajemen
risiko bahwa ada keadaan yang mengancam terjadinya klaim. Identifikasi akan
membantu langkah langkah yang akan diambil puskesmas terhadap risiko tersebut.
Tujuan umum laporan insiden (KKP Puskesmas):
Menurunnya Insiden Keselamatan Pasien (KTD, KTC, KNC) dan Kondisi Potensial
cedera (KPC) untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
Tujuan Khusus Laporan Insiden (KKP Puskesmas) :
1) Puskesmas (Internal)
a. Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden di Puskesmas
b. Diketahui penyebab insiden sampai pada akar masalah
c. Pembelajaran dan perbaikan asuhan kepada pasien untuk mencegah kejadian
yang sama terulang kembali
2) KKP-RS (Eksternal)
a. Diperolehnya data peta nasional angka insiden
b. Pembelajaran untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien bagi
puskesmas lain.
c. Ditetapkannya langkah2 praktis.
3) Laporan insiden terdiri dari :
a. Laporan insiden RS (Internal): Pelaporan secara tertulis setiap kondisi potensial
cedera dan insiden yang menimpa pasien, keluarga, pengunjung, maupun
karyawan yang terjadi di puskesmas.
b. Laporan insiden keselamatan pasien eksternal: Pelaporan secara anonim dan
tertulis ke KKP-RS setiap kondisi potensial cedera dan insiden keselamatan
pasien, dan telah dilakukan analisa penyebab, rekomendasi, dan solusinya.
Mengetahui Tulungagung,
Kepala UPTD Puskesmas Rejotangan Tim Managemen Resiko
SULIASIH,S.K.M
MUNTIKAH,AMK
NIP.19820613 200801
NIP.19820613 2 012
200801 2 012
27