RAWAT JALAN
PENGERTIAN Merupakan alur pelayanan kepada pasien TB. Untuk kunjungan rawat
jalan di RSUD Muara Beliti
TUJUAN Diketahui urutan kegiatan, sejak pasien TB datang dengan pasien TB
pulang, untuk memperoleh pelayanan rawat jalan, di RSUD Muara
Beliti
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Muara Beliti
nomor. 445/ /RSUD /2016 tentang kebijakan pelayanan
Tuberkulosis dengan Strategi DOTS
PROSEDUR 1. Setiap pasien TB yang akan rawat jalan di RSUD Muara Beliti
wajib melakukan pendaftaran diloket pendaftaran
2. Setelah mendaftar pasien di persilahkan menuju poli DOTS
3. Dilakukan prosedur penjaringan suspek
4. Dilakukan prosedur penegakkan diagnosis dan penetapan
klasifikasi serta tipe pasien
5. Dilakukan pemeriksaan BTA dan Rontgent
6. Penegakkan diagnosa
7. Dilakukan prosedur pengobatan
8. Pasien pulang dengan anjuran untuk minum obat teratur dan
kontrol rutin
9. Dilakukan prosedur pemantauan pengobatan pasien
10. Bila pasien rujukan dari puskesmas maka dikembalikan
kepuskesmas yang merujuk
dr.Reny Syartika
PENGERTIAN Pasien yang telah ditegakkan diagnosis TB selanjutnya perlu
ditetapkan klasifikasi dan tipenya berdasarkan : organ tubuh yang
sakit (paru/ekstraparu), hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis
langsung (BTA + / BTA -), riwayat pengobatan sebelumnya (baru /
sudah pernah diobati), oleh staf medis dokter penanggung jawab
perawatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Muara Beliti
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penetapan
klasifikasi dan tipe pasien TB
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Muara Beliti
nomor. 445/ /RSUD /2016 tentang kebijakan pelayanan
Tuberkulosis dengan Strategi DOTS
PROSEDUR 1. Berdasarkan hasil anamnesa pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang lainnya, maka pasien TB akan ditetapkan klasifikasi
dan tipenya :
a. Berdaraskan organ tubuh yang diserang, pasien TB paru
b. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis :
pasien TB paru BTA (+) / pasien TB paru BTA (-) ; foto
thorax (+)
c. Berdasarkan riwayat pengobatan TB sebelumnya : pasien TB
paru BTA (+) baru / pasien TB paru BTA (+) kambuh-gagal-
default-kronis
d. Berdasarkan tingkat keparahan penyakit : pasien TB ekstra
paru ringan / pasien TB ekstra paru berat/ pasien TB paru
BTA (-), foto thorax (+) ringan / pasie TB paru BTA (-) foto
thorax (+) berat
2. Diagnosis, klasifikasi dan tipe :
a. TB pam BTA (+) baru : 2 atau lebih sediaan apusan dahak
ditemukan BTA (+), atau 1 sediaan apusan dahak BTA (+),
foto thorax mendukung TB, pasien belum pernah mendapat
pengobatan OAT sebelumnya atau minum OAT < 1 bulan
b. TB paru BTA (+) foto thorax (+) : sediaan apusan dahak
BTA(-) dengan hasil foto thorax mendukung Tb, atau TB
anak atau kasus TB yang tidak diperoleh hasil apusan dahak
pasien
c. TB paru BTA (+) kambuh : pasien sudah pernah mendapat
OAT dan sudah dinyatakan sembuh yang kemudian
didiagnosis lagi dengan BTA (+)
d. TB paru BTA (+) gagal : pasien yang sediaan apusan dahak
awalnya BTA (-) kemudian dengan pengobatan menjadi BTA
(+) atau pasien TB dengan pengobatan menjadi BTA (+) atau
pasien TB yang pengobatan sampai dengan bulan ke 5
dengan BTA nya tetap (+)
e. TB paru kronis : pasien TB BTA (+) yang sampai dengan
akhir pengobatan BTAnya tetap (+)
f. TB paru setelah default : pasien kembali berobat dengan TB
BTA(+) setelah putus obat > 2 bulan
g. TB ekstra paru : kasus TB yang menyerang selain organ paru
(kulit, jkelenjar, tulang, syaraf, dll) ringan maupun berat
h. Dokter penanggung jawab perawatan pasien TB tersebut
selanjutnya menetapkan paduan regimen obat anti TB, sesuai
dengan klasifikasi dan tipe pasien, sesuai standar WHO dan
ISTC (International Standart Tuberculosis Care)
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Muara Beliti
nomor. 445/ /RSUD /2016 tentang kebijakan pelayanan
Tuberkulosis dengan Strategi DOTS
PROSEDUR 1. Semua pasien TB yang akan dirujuk, harus melalui poli DOTS
2. Bila pasein dirujuk diagnosa :
a. Dibuatkan TB 09
b. Lampirkan TB 05
c. Catat nomor telepon pasien
d. Hubungi sarana pelayanan kesehatan tujuannya
3. Bila pasien dirujuk therapy :
a. Lampirkan fotokopi TB 09
b. Lampirkan fotokopi TB 01
c. Berikan sisa obat untuk dibawa ketempat tujuan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Muara Beliti No.
445/ /SK/RSUD MB/2016 tentang pelayanan Tuberkulosis Rumah
Sakit Umum Daerah Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas
PROSEDUR 1. Paramedis menerima rujukan dari Rumah Sakit lain, puskesma
dan dokter
2. Dilakukan anamnesa di poli DOTS dokter melakukan anamnesa
dan membaca dengan seksama surat rujukan yang dibawa oleh
pasien
3. Dokter dan paramedis memeriksa tanda vital pasien dan
melakukan pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan
4. Dokter menentukan tindakan/ pengobatan/ rencana yang akan
dilakukan terhadap pasien dan bila dibutuhkan dokter akan
melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dr. Spesialis paru
untuk meminta saran tindakan yang akan diambil
5. Paramedis melaksanakan intruksi dokter
6. Dokter dan paramedis merujuk pemeriksaan sputum ke
laboratorium dan radiologi
7. Dokter melakukan tindakan pengobatan sesuai hasil laboratorium
dan radiologi
8. Penatalaksaan yang telah dilakuakan terhadap pasien tersebut
9. Jika akan dilakukan suatu pengobatan terhadap pasien maka
terlebih dahulu dokter harus memberikanpenyuluhan kepada
pasien dan keluarga pasien
10. Jika pengobatan dosis pasien sudah tepat, pasien dikembalikan ke
faskes tingkat pertama (Puskesmas) yang ditunjuk di sertai surat
pengantar pasien yang berisi catatan pengotan
UNIT TERKAIT 1. Poli TB DOTS
2. Poli Anak
3. Laboratorium
4. Radiologi
PELAYANAN RUJUKAN PASIEN YANG
TELAH DIDIAGNOSA TB
PENGERTIAN Suatu tata cara pengiriman pasien tuberkulosis paru antar unit di
lingkunan Rumah Sakit Umum Daerah Muara Beliti
TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah dalam transportasi pasien TB paru
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Muara Beliti
nomor. 445/ /RSUD /2016 tentang kebijakan pelayanan
Tuberkulosis dengan Strategi DOTS
PROSEDUR 1. Jika memungkinkan serta fasilitas tersedia, hendaknya setiap
pemeriksaan terhadap pasien atau suspek tuberkulosis paru,
termasuk pemeriksaan penunjang dilakukan di tempat pasien
berbeda (ruang isolasi)
2. Jika pasien atau suspek tuberkulosis paru harus mewnjalani
pemeriksaan atau perawatan di unit atau ruangan tertentu, maka
pasien harus selalu mengenakan masker ketika dikirim ke unit
atau ruangan yang dituju dan diantar oleh petugas dan petugas
yang mengantar juga harus mengenakan masker (masker N95)
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Muara Beliti
nomor. 445/ /RSUD /2016 tentang kebijakan pelayanan
Tuberkulosis dengan Strategi DOTS
PROSEDUR 1. Alat yang diperlukan
a. Pot dahak steril sesuai standarlaboratorium
b. Stikar / spidol
c. Sabun cuci tangan
d. Parafilm
e. Prosedur tetap pengumpulan data
f. Form TB 05
2. Cara kerja
a. Persiapan pasien
Beritahu pasien tentang pentingnya mendapatkan dahak
yang berkualitas
Anjur pasien untuk berdahak dalam keadaan perut
kosong, dan membersihkan rongga mulut dengan
berkumur dengan air bersih
Dahak adalah bahan infeksius, anjur pasien untuk berhati-
hati saat berdahak dan mencuci tangan dengan sabun
Pada saat mendampingi pasien berdahak, petugas
harus mendampingi pasien dengan memperhatikan
arah angin sedemikian rupa agar arah angin tidak
mengarah ke petugas
Apabila ternyata dahak tidak memenuhi syarat
pemeriksaan (air liur atau volumenya kurang), pasien
harus diminta berdahak lagi
Apabila kesulitan mengeluarkan dahak :
Berikan obat batuk yang mengandung gliserol
guayacolas sehari sebelum pengumpulan dahak
atau
Pasien dianjurkan berolah raga ringan berlari-lari
kecil atau
Petugas melakuakn tepukan-tepukan ringan
dengan kedua telapak tangan pada punggung
pasien, selama kurang lebih 3-5 menit
Selanjutnya pasien berdahak seperti pada butir 3
diatas
Anjurkan pasien untuk membaca prosedurtetap
pengumpulan dahak yang tersedia disputum booth khusus
untuk dahak
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Muara Beliti
nomor. 445/ /RSUD /2016 tentang kebijakan pelayanan
Tuberkulosis dengan Strategi DOTS
PROSEDUR Semua pasien, pengunjung dan petugas kesehatan harus di anjurkan
untuk selalu mematuhi etika batuk dan kebersihan pernapasan, yaitu
dengan cara :
1. Tutup hidung dan mulut anda dengan menggunakan tissue/ sapu
tangan atau lengan bagian dalam
2. Segera buang tissue yang sudah dipakai kedalam tempat sampah
infeksius
3. Bersihkan tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau
cairan antiseptic berbasis alkohol sesuai prosedur
4. Gunakan selalu masker bedah bila anda sedang batuk