Anda di halaman 1dari 19

RSUD.

MUARA BELITI PENANGANAN NEONATUS DENGAN ASFIKSIA


KAB MUSI RAWAS

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/36/2018 01 1/2

Ditetapkan
DIREKTUR
Tanggal Terbit
RSUD. MUARA BELITI
SPO
05 Juli 2018

dr. RENY SYARTIKA, M.Ec.Dev


NIP. 19720117 200212 2 006

PENGERTIAN Yaitu suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
Asfiksia dibedakan menjadi :
1. Tidak asfiksia / tanpa asfiksia :
a. Nilai APGAR 8-10.
b. Bayi lahir tidak menangis spontan, tetapi setelah badan
dikeringkan, dilakukan penghisapan lendir atau
rangsangan taktil, timbul respons upaya bernafas yang
baik (bayi menangis) dengan detak jantung > 100 kali/
menit.

2. Asfiksia sedang :
a. Nilai APGAR 4-7.
b. Setelah badan dikeringkan, dilakukan penghisapan
lendir dan rangsangan taktil, respon usaha nafas yang
timbul lemah dan perlu dilakukan bantuan vertikal
tekanan positif.

RSUD. MUARA
BELITI PENANGANAN NEONATUS DENGAN ASFIKSIA
KAB MUSI RAWAS

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/36/2018 01 2/2

3. Asfiksia berat :
a. Nilai APGAR < 3
b. Perlu tindakan ventilasi tekanan positif dan intubasi.
c. Perlu tindakan pemijatan dada.
d. Perlu pemberian medikasi.
TUJUAN Sebagai acuan dalam menangani nenatus dengan asfiksia sehingga
menurunkan angka kematian perinatal.

KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Muara Beliti No


445/.../KPTS/RSUD.MB/2018 tentang Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal RSUD Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas.

PROSEDUR 1. Bersihkan jalan nafas bayi dengan melakukan penghisapan


lendir.
2. Potong tali pusat secara aseptik.
3. Bila bayi tidak menangis, lakukan :
a. Tangsangan taktil dengan cara menepuk-nepuk kaki,
mengelus dada, perut atau punggung.
b. Bila dengan rangsangan taktil bayi belum menangis, lakukan
nafas buatan.
4. Pertahankan suhu tubuh bayi agar tidak memperburuk keadaan
dengan cara :
a. Bungkus bayi dengan kain hangat dan kering.
b. Jaga badan bayi tetap kering.
c. Jangan memandikan bayi dengan air dingin dan tunda
perasat memandikan bayi sampai keadaan bayi stabil.

RSUD. MUARA BELITI


KAB MUSI RAWAS PENANGANAN NEONATUS DENGAN ASFIKSIA

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/36/2018 01 2/2

5. Apabila nilai APGAR menit ke- 5 sudah baik (7-10).


Lakukan perawatan selanjutnya, yaitu :
a. Bersihkan badan bayi
b. Lakukan perawatan tali pusat
c. Pemberian ASI sedini mungkin
d. Pakaikan baju bayi
e. Pasang peneng untuk identifikasi

6. Ajarkan ibu dan keluarga cara :


a. Menyusui yang baik.
b. Merawat tali pusat.
c. Memandikan bayi.
d. Mengobservasi keadaan bayi.
7. Jelaskan pada keluarga tentang pentingnya :
a. Pemberian ASI sejak dini sampai anak berusia 2 tahun.
b. Makanan bergizi bagi ibu menyusui.
c. Makanan tambahan setelah bayi berusia 4 bulan.

UNIT TERKAIT 1. Ruang bayi


2. Ruang rawat nifas

RSUD. MUARA BELITI PENANGANAN NEONATUS DENGAN BERAT BADAN LAHIR


KAB MUSI RAWAS RENDAH ( BBLR )

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/37/2018 01 1/2

Ditetapkan
DIREKTUR
Tanggal Terbit
RSUD Muara Beliti
SPO
05 Juli 2018

dr. RENY SYARTIKA, M.Ec.Dev


NIP. 19720117 200212 2 006

PENGERTIAN Bayi BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram.

Bayi BBLR dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

a. BBLR, kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan.


b. BBLR, kecil untuk masa kehamilan.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan bayi BBLR sehingga


menurunkan angka kematian perinatal.

KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Muara Beliti No


445/.../KPTS/RSUD.MB/2018 tentang Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal Rumah Sakit Muara Beliti Kabupaten
Musi Rawas

PROSEDUR 1. Sebelum bayi lahir :


a. Siapkan alat resusitasi :
1) Meja resusitasi,
2) Alat suction,
3) Oksigen,
4) Ambubag, ETT, obat-obatan
5) Status dan no. Peneng.

RSUD MUARA BELITI


KAB MUSI RAWAS PENANGANAN NEONATUS DENGAN BERAT BADAN LAHIR
RENDAH ( BBLR )

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/37/2018 01 2/2

b. Resustasi untuk bayi prematur dan cukup bulan


berbeda dimana bayi prematur memerlukan intervensi
lebih cepat dan agresif dengan perhatian utama pada
stabilitas suhu dan pemenuhan kebutuhan oksigen.

2. Setelah bayi lahir :


a. Lakukan pemeriksaan fisik, tentukan nilai APGAR.
b. Tentukan masa gestasi.
c. Bersihkan jalan nafas dan lakukan perawatan tali pusat.
d. Beri tetesmata.
e. Berikan vit K ½ - 1 mg.i.m /1-2 mg p.o.
f. Pasang penen untuk identifikasi.
g. Pertahankan suhu tubuh dan jaga agar bayi tetap
kering.
h. Penuhi kebutuhan oksigen
i. Berikan ASI adekuat. Bila reflek isap dan reflek
menelan (-) pasang NGT.
j. Awasi kemungkinan terjadinya hiperbilirubinemia.
k. Bila keadaan bayi stabil, lakukan rawat gabung total /
parsial tergantung berat badab bayi.
UNIT TERKAIT 1. Ruang bayi
2. Ruang bersalin
RSUD . MUARA BELITI PROSEDUR PERAWATAN BAYI DENGAN IKTERUS
KAB MUSI RAWAS NEONATORUM

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/38/2018 01 1/2

Ditetapkan
DIREKTUR
Tanggal Terbit
SPO RSUD MUARA BELITI
05 Juli 2018

dr. RENY SYARTIKA, M.Ec.Dev


NIP. 19720117 200212 2 006
PENGERTIAN Suatu kegiatan perawatan terhadap pasien dengan ikterus
neonatorum.

TUJUAN Sebagai acuan dalam prosedur pelaksanaan perawat denagan


ikterus neonatorum.

KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Muara Beliti No


445/../KPTS/RSUD.MB/2018 tentang Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal RSUD Muara Beliti Kabupaten Musi
Rawas.

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


a. Fototerapi
b. Penutup mata
2. Pelaksanaan :
a. Dokter spesialis anak melakukan visite ruangan.
b. Bila menamukan bayi dengan ikterus K I – II, anjurkan
untuk menjemur bayi pada pagi hari.
c. Bila bayi kuning sampai K III – IV, dokter meninstuksikan
untuk dilakukan pemariksaan bilirubin darah ke labor
d. Perawat membuat formulir permintaan laboratorium.

RSUD. MUARA BELITI


KAB MUSI RAWAS PROSEDUR PERAWATAN BAYI DENGAN IKTERUS
NEONATORUM

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/38/2018 01 2/2

\ e. Bila bilirubin total > 10 mg%. Jelaskan pada keluarga


pasien tentang pentingnya pemasangan fototerapi.
f. Siapkan bayi untuk di fototerapi.
g. Pasang penutup mata dan genital
h. Buka semua pakaian bayi
i. Tidurkan bayi di boks atau incubator di bawah
fototerapi.
j. Atur posisi miring kiri, miring kanan, terlentang dan
telungkup setiap 6 jam.
k. Observasi turgor kulit dan timbulnya kejang.
l. Setelah perawatan fototerapi 3 hari, lakukan cek
ulang pemeriksaan bilirubin, bila bilirubin total > 10
mg% fototerapi di lanjutkan, bila < 10 mg% fototerapi
dihentikan.
m. Bila bilirubin > 22 mg% dan bayi memerlukan
transfusi ganti, bayi dirujuk ke rumah sakit yang lebih
tinggi.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Perinatologi


2. Ruang Laboratorium

RSUD. MUARA BELITI


PENANGANAN NEONATUS DENGAN SEPSIS
KAB MUSI RAWAS

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/39/2018 01 1/2

Ditetapkan
DIREKTUR
Tanggal Terbit
RSUD MUARA BELITI
SPO
05 Juli 2018

dr. RENY SYARTIKA, M.Ec.Dev


NIP. 19720117 200212 2 006
PENGERTIAN Sepsis adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan oleh
bakteriemia dan ditandai dengan gejala sistemik.

Sepsis dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Sepsis yang terjadi segera setelah lahir sampai 7 hari pasca


salin.
Hal ini dpat terjadi akibat :
a. Penularan transplasenta (anteparfum).
b. Infeksi asenderen dari kuman vagina (akibat partus lama/
KPSW).
c. Penularan saat bayi melalui jalan lahir.

2. Sepsis yang terjadi setelah 7 hari, disebabkan infeksi


nosokomial yang terjadi akibat :
a. Tindakan manipulasi (intubasi, infus, kateterisasi).
b. Defek kongenital (omfalokel, meningokel, dll).

TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan neonatus dengan sepsis


untuk mengurangi resiko peularan infeksi sehingga menurunkan
angka kematian perinatal.
RSUD. MUARA BELITI
PENANGANAN NEONATUS DENGAN SEPSIS
KAB MUSI RAWAS

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/39/2018 01 2/2

KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD MUARA BELITI No


445/.../KPTS/RSUD.MB/2018 tentang Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal RSUD Kabupaten Musi Rawas.

PROSEDUR 1. Rawat bayi dalam ruang isolasi.


2. Cuci tangan sebelum, dan setelah memeriksa bayi/
melakukan tindakan.
3. Lepaskan semua perhiasan di tangan sebelum memeriksa/
melakukan tindakan.
4. Pakai pakaian khusus ruang isolasi.
5. Perhatikan pengaturan suhu dan posisi bayi.
6. Berikan oksigen bila bayi sesak atau kejang.
7. Pasang infus dan perhatikan kebutuhan cairan dan elektrolit.
8. Berikan pengobatan antibiotika untuk mengatasi infeksi.
UNIT TERKAIT 1. Ruang bayi
2. Ruang bersalin
3. Ruang rawat anak
4. Instalasi Gawat Darurat
RSUD. MUARA BELITI PENANGANAN BAYI DENGAN RDS
KAB MUSI RAWAS
(RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME)

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/40/2018 01 1/2

Ditetapkan
DIREKTUR
Tanggal Terbit
RSUD MUARA BELITI
SPO
05 Juli 2018

dr. RENY SYARTIKA, M.Ec.Dev


NIP. 19720117 200212 2 006

PENGERTIAN Kumpulan gejala yang terjadi dari dispnoe atau hiperpnoe


ditandai dengan frekwensi pernafasan lebih dari 60 X/ menit,
sianosis, bayi merintih dan retraksi otot-otot dada saat inspirasi.

TUJUAN Sebagai acuan dalam menangani kasus RDS untuk


menurunkan angka kematian perinatal.

KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Muara Beliti No


445/.../KPTS/RSUD.MB/2018 tentang Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal RSUD Kabupaten Musi Rawas.
PROSEDUR 1. Bersihkan jalan nafas dengan menggunakan penghisap
lendir dan kasa steril.
2. Pertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi
dengan kain hangat.
3. Atur posisi tidur bayi dengan kepala sedikit ekstensi agar
bayi dapat bernafas dengan leluasa.
4. Apabila terjadi apneu lakukan nafas buatan dengan ambu
bayi.
5. Longgarkan pakaian bayi.

RSUD. MUARA BELITI PENANGANAN BAYI DENGAN RDS


KAB MUSI RAWAS
(RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME)

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/40/2018 01 2/2

6. Tindakan medikametosa :
a. Berikan O2 lembab
b. Berikan terapi obat-obatan.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Perinatologi
2. Ruang VK (Kamar Bersalin)
RSUD. MUARA BELITI PROSEDUR PASIEN DENGAN MECONEUM ASPIRATION
KAB MUSI RAWAS SYNDROME

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/41/2018 01 ½

Ditetapkan
DIREKTUR
Tanggal Terbit
RSUD MUARA BELITI
SPO
05 Juli 2018

dr. RENY SYARTIKA, M.Ec.Dev


NIP. 19720117 200212 2 006

PENGERTIAN Keadaan dimana bayi mengaspirasikan mekoneum dari benda


asing lainnya yang terdpat dalam cairan amnion.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan kasus Meconeum Aspiration


Syndrome (MAS), pada neonatus untuk menurunkan angka
kematian perinatal.
KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Muara Beliti No
445/.../KPTS/RSUD.Mb/2018 tentang Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal RSUD Muara Beliti Kabupaten Musi
Rawas.

PROSEDUR 1. Lakukan perawatan rutin bayi baru lahir. Perhatikan untuk


segera mengusap muka bayi segera setelah kepala lahir.
2. Bersihkan jalan nafas dengan teliti.
3. Bila bayi tampak sulit bernafas. Curigai kemungkinan
adanya aspirasi mekoneum.
4. Lakukan perawatan bayi dengan :
a. Pemberian oksigen lembab dan pasang infus
b. Bila perlu lakukan fisioterapi (postural drainage).
c. Berikan obat-obatan bronkodilator.

RSUD. MUARA BELITI PROSEDUR PASIEN DENGAN MECONEUM ASPIRATION


KAB MUSI RAWAS SYNDROME

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/41/2018 01 2/2

UNIT TERKAIT 1. Ruang Perinatologi


2. Ruang VK (Kamar Bersalin)
RSUD. MUARA PROSEDUR PENANGANAN BAYI HIPOTERMI
BELITI
KAB MUSI RAWAS

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/42/2018 01 ½

Ditetapkan
DIREKTUR
Tanggal Terbit
RSUD MUARA BELITI
SPO
05 Juli 2018

dr. RENY SYARTIKA, M.Ec.Dev


NIP. 19720117 200212 2 006

PENGERTIAN Penanganan bayi hipotermi adalah suatu usaha untuk


mempertahankan suhu tubuh bayi pada batas normal.

TUJUAN Mencegah terjadinya keadaan hipotermi serta melakukan tindakan


yang diperlukan pada bayi yang mengalami hipotermi sehingga
morbiditas dan mortalitas bayi dapat diturunkan.

KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Muara Beliti 445/.../KPTS/RSUD.MB/2018


tentang Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal RSUD Muara
Beliti Kabupaten Musi Rawas.

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


a. Inkubator
b. Lampu sorot
c. Termometer
d. Selimut
e. Buli-buli hangat
2. Pelaksanaan :
a. Bayi dengan berat lahir ≥ 2500 gram :
1) Jangan langsung memandikan bayi segera setelah
lahir,tetapi tunda sampai 6 jam setelahnya atau setelah
suhu tubuh stabil.
2) Ukur suhu tubuh bayi minimal 3 kali sehari.
RSUD. MUARA BELITI PROSEDUR PENANGANAN BAYI HIPOTERMI
KAB MUSI RAWAS

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/42/2018 01 2/2

PROSEDUR 3) Bila didapatkan suhu tubuh bayi minimal 3 kali


sehari.
4) Bila didapatkan suhu tubuh < 36,5°C, tutup badan
dan kepala bayi dengan pakaian dan selimut serta
dekapan pada ibunya atau gunakan lampu sorot/
buli-buli hangat.
5) Tunda perasat memandikan bayi sampai 6 jam
setelah suhu tubuh stabil.

b. Bayi dengan berat lahir < 2500 gram :

1) Segera tempatkan bayi dalam incubator


2) Observasi suhu inkubator dan ukur suhu tubuh bayi
minimal 3 kali sehari.
3) Pertahankan suhu inkubator dan suhu tubuh bayi
berkisar antara 36,5°C – 37°C.
4) Lakukan semua tindakan yang diperlukan dalam
incubator
5) Jaga agar tubuh bayi tetap kering.
RSUD. MUARA BELITI PROSEDUR PENANGANAN BAYI HIPOTERMI
KAB MUSI RAWAS

No. Dokumen No . Revisi Halaman


02/03/42/2018 01 2/2

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Kamar bersalin
3. Ruang bayi

Anda mungkin juga menyukai