Anda di halaman 1dari 126

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1

BAB 1

HAND BOR

SAFIRA PARADISA ( 112017048 )

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

PALEMBANG

2018/2019

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

BAB 1

HAND BOR TEST

1.1 Maksud

Untuk mengetahui batas muka air tanah pada suatu titik tanah di lapangan. Serta
mengambil contoh tanah tersebut untuk penelitian lebih lanjut dilaboratorium.

1.2 Tujuan

Pengeboran dengan bor tangan maupun bor mesin dilakukan untuk mengetahui keadaann
lapisan tanah, letak muka air tanah dan menetapkan kedalaman lapisan untuk pengambilan
contoh tanah asli untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut di laboratorium.

Pengeboran tanah dapat juga digunakan untuk mengumpulkan data/informasi untuk


menggambarkan profil tanah dan mengambil contoh asli untuk keperluan penyelidikan lebih
lannjut di laboratorium.
1.3 Alat Yang Digunakan
a. Kunci monyet.
b. Kunci L.
c. Kunci inggris.
d. Obeng.
e. Angker/stik aparat.
f. Mata bor.
g. T handle/stang T.
h. Tabung sampel tanah.
i. Pipa penyambung.
j. Extruder (dongkrak ).
1.4 Langkah Kerja
a. Tentukan lokasi/titik pengeboran.
b. Pemasangan pipa penyambung pada mata bor dan stang T.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

c. Pasang kunci monyet.


d. Bor titik yang telah ditentukan (membuat lubang dengan kedalaman yang telah
ditentukan).
e. Pada kedalaman 50 – 60 cm, keluarkan alat dan bersihkan mata bor.
f. Ganti mata bor dengan tabung.
g. Pasang angker terlebih dahulu lalu sambungkan ke pipa penyambung.
h. Lalu, lakukan pengujan pengeboran.
i. Setelah itu, keluarkan alat dari lubang pengeboran.
j. Lepaskan tabung dari pipa penyambung.
k. Keluarkan sampel tanah yang ada di dalam tabung dengan menggunakan extruder.
1.5 Pencatatan
Hal-hal yang perlu di catat setelah melakukan pengeboran :
a. Catat jenis, kondisi dan warna tanah pada setiap stang bor yang diangkat.
b. Catat kedalaman bor dan kedallaman perubahan laporan yang dibedakan
berdasarkan jenis, kondisi dan warna.
c. Catat kedalaman muka air tanah dan ingat dari kejenuhan air, biasanya kondisi
lapisan bawah.
1.6 Pelaporan
Pelaporan disimpulkan dalam bentuk bor log yang di dalamnya mencakup :
a. Kedalaman bor.
b. Kedalaman lapisan.
c. Profil tanah.
d. Jenis tanah.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1.7 Tabel Profil Tanah

TABEL PROFIL TANAH

NNo Jenis Tanah Singkatan Profil Tanah

1. Lempung L

2. Lanau In

3. Pasir Ps

4. Kerikil Ki

5. Krakal Ka

6. Sirtu St

7. Trass Tr

8. Laterit Lat

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

9. Timbunan -

10. Humus Organik -

11. Kulit Kerang -

12. Berangkat -

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Tabel Pemeriksaan

HAND BOR

Lokasi :

KEDALAMAN PROFIL NO.TABUNG JENIS KETERANGAN


TANAH TANAH

1 Jenis
tanah:Lempun
g
Warna:Hitam
Kecoklatan.
Sifat:Sedikit
Kokoh dan
Elastis

Kelompok : 12 (Dua Belas)

Nama : (NRP) Mengetahui ,

1. Wibisono 112017083 Asisten Lab. Mekanika Tanah


2. Hengki Siptiawan 112017047 1. Hartini,ST ( )
3. Safira Paradisa 112017048 2.Didi Ruswandi,ST ( )
4. Roby Hardi 112017052 3.Hendra Pratama ( )
5. Rajib Diastara 112017078 4.Okta Candra Gunawan ( )
5. Igo Ari Sufi ( )
6.Tri Dianita ( )

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1.8 Denah Lokasi

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1.9 Gambar Alat

Kunci Monyet Kunci L Kunci Inggris

Obeng Mata Bor


Angker/stik apparat

T Handle/Stang T Tabung Sampel Tanah Pipa Penyambung

Extruder (dongkrak)

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1.10 Gambar Prosedur Kerja

1. Menentukan Titik Lokasi 2. Pemasangan Mata Bor Pada Pipa


Penyambung

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

3. Pasangkan Kunci T serta Stang nya 4. Pasang Kunci Monyet pada Pipa
Penyambung

5. Bor Titik Yang Telah Ditentukan 6. Setelah itu, keluarkan mata bor dari lobang
Sebekumnya pada Kedalaman Yang Telah tersebut, lalu bersihkan mata bor nya.
ditentukan,

7. Lalu Ganti Mata Bor dengan Tabung. 8. SebelumDisambung Ke Pipa, Tabung


dipasang Angker terlebih dahulu.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

9. Lalu lakukan pengujian pengeboran 10. Setelah itu, keluarkan alat dari lobang
dengan cara masukkan tabung tadi kedalam pengeboran.
galian sebelumnya.

11. Lepaskan tabung dari pipa penyambung. 12. Keluarkan sampel tanah dari dalam
tabung dengan menggunakan alat extruder.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1.11 Pembahasan

Tanah merupakan salah satu bahan konstruksi teknik yang jika dibandingkan dengan
bahan konstruksi lain, tanah tidak memiliki standar tertentu dikarenakan kondisinya yang
sangat tidak homogeny.

Tanah adalah kumpulan butir-butir mineral alam yang tidak melekat atau tidak erat,
sehingga masih mudah di pisahkan bila perlu dibantu air.

Dalam ilmu mekanika tanah yang disebut “tanah” ialah semua endapan alam yang
berhubungan dengan teknik sipil kecuali batuan tetap. Mekanika tanah atau geoteknik
merupakana salah satu imu temuda perkembangannya dalam teknik sipil.

Hand bor digunakan untuk mengambil conntoh dari tanah (sampel tanah) pada suatu
lokasi, setelah tanah di hand bor tanah dikeluarkan dari tabung dan tanah langsung bisa
diketahui jenis, warna, sifat, dan profil tanah tersbut, kedalamannya pun dapat ditentukan
sesuai kebutuhan, kedalaman yang akan diuji 0,5 – 1,5 m.

Sifat-sifat tanah sangat bergantung pada ukuran butirannya, besarnya butiran dijadikan
dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanahnya. Dalam perencanan suatu bangunan,
perlu dilakukan suatu pengujian unuk mengetahui profil dan karakteristk lapisan tanah dan
muka air tanah dan salah satunya dengan cara hand bor.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1.12 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berkut :

Tanah adalah bagian dari kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik
yang terbentuk akibat pelapukan batuan dan sedimentasi selama ratusan ribu bahkan jutaan
tahun.

Hand bor test adalah percobaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan lapisan
tanah, letak muka air tanah serta dilaukan dengan putaran/dibor hingga kedalaman yang
diinginkan.

Dengan adanya penyelidikan tanah menggunakan hand bor test, kami dapat mengetahui
setiap susunan atau profil tanah pada setiap kedalaman, dengan hand bor test kami juga dapat
mengetahui tekstur setiap keadaan tanah tersebut dengan cara pemeriksaan laboratorium.

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, pengeboran yang dilakukan hingga
kedalaman i meter/100 cm menghasilkan data sebagai berikut :

 Profil tanah : Horizontal.


 Warna tanah : Hitam Kecoklatan.
 Sifat tanah : Lunak .
 Jenis tanah : Lempung.
1.3 Saran

Sebelum percobaan hand bor dilakukan, sebaiknya para peserta percobaan telah membaca
dan memahami langkah-langah dalam praktek hand bor dan diberikan perhatian dan penilaian
yang efektif terhadap sampel (contoh tanah) yang diperoleh.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

BAB II

PENGUJIAN KADAR AIR TANAH

2.1 Tujuan

Perbandingan antara massa berat air yang dikandung tanah dalam massa (berat), kering
tanah yang dinyatakan dalam persen.

2.2 Alat Uji


a. 3 buah cawan.
b. Spatula.
c. Timbangan digital :
 0,01 gr ( untuk massa kurang dari 100 gr ).
 0,10 gr (untuk massa antara 100-1000 gr ).
 1,00 gr ( untuk massa lebih dari 1000 gr ).
d. Oven, dengan suhu 105° - 110°C.
e. Desikator.
2.3 Benda Uji
Contoh tanah basah yang akan diperiksa dengan massa (berat) minimum tergantung pada
ukuran terbesar dari butiran tanah.
2.4 Langkah kerja :
a. Ambil tanah yang di dapat.
b. Timbang cawan (kosong dengan tutupnya).
c. Masukkan sampel tanah (20 gr).
d. Timbang cawan (+ tanah).
e. Masukkan cawan ke dalam oven.
f. Setelah 24 jam ambil sampe tanah yang ada di dalam oven.
g. Dinginkan tanah di dalam desikator.
h. Timbang cawan yang sudah dikeluarkan dari oven (tanah kering).

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

2.5 Perhitungan

Berat air
Kadar air ( I ) = x 100 %
Berat butiran tanah kering

W2−W3
= x 100 %
W3−W1

Keterangan :

W1 = Berat cawan

W2 = Berat cawan + tanah basah

W3 = Berat cawan + tanah kering

( W3 - W1 ) = Berat butiran tanah kering

( W2 - W3 ) = Berat cair

I1+I2 + I3
Kadar air rata – rata =
3

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

2.6 Tabel Pemeriksaan Kadar Air

Kode cawan 1 2 3
Berat cawan kosong (gr) 15 gr 12 gr 11 gr

Berat cawan + tanah basah (gr) 30 gr 26 gr 24 gr

Berat cawan + tanah kering (gr) 27 gr 22 gr 21 gr

Berat butiran tanah kering (gr) 12 gr 10 gr 10 gr

Berat air (gr) 3 gr 4 gr 3 gr

Kadar air (%) 25 % 40 % 30 %

Kadar air rata-rata (%) 31,67 %

Kelompok : 12 ( dua belas ) Mengetahui,

Anggota : 1.Wibisono (112017083) Asisten Lab. Mektan 1

2. Hengki Siptiawan (112017047) 1. Hartini,S.T ( )

3. Safira Paradisa (112017048) 2. Didi Ruswandi, S.T ( )

4. Roby Hardi (112017052) 3. Hendra Pratama ( )

5. Rajib Diastara (112017078) 4. Okta Candra Gunawan ( )

5. Igo Ari Sufi ( )

6. Tri Dianita ( )

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

2.7 Pengolahan Data

Diketahui :

Berat cawan kosong (w1,1) = 15 gr

Berat cawan kosong (w1,2) = 12 gr

Berat cawan kosong (w1,3) = 11 gr

Berat cawan + tanah basah (w2,1) = 30 gr

Berat cawan + tanah basah (w2,2) = 26 gr

Berat cawan + tanah basah (w2,3) = 24 gr

Berat cawan + tanah kering (w3,1) = 27 gr

Berat cawan + tanah kering (w3,2) = 22 gr

Berat cawan + tanah kering (w3,3) = 21 gr

Ditanya :

a. Berat butiran tanah (gr) ?


b. Berat air (gr) ?
c. Kadar air (%) ?
d. Kadar air rata-rata (%) ?

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

2.8 Penyelesaian
a. Berat butiran tanah (gr)
 Berat butir tanah 1= w3 – w1 = 27 – 15 = 12 gr
 Berat butir tanah 2 = w3 – w1 = 22 – 12 = 10 gr
 Berat butir tanah 3 = w3 – w1 = 21 – 11 = 10 gr
b. Berat air (gr)
 Berat air 1 = w2 – w3 = 30 – 27 = 3 gr
 Berat air 2 = w2 – w3 = 26 – 22 = 4 gr
 Berat air 3 = w2 – w3 = 24 – 21 = 3 gr
c. Kadar air (%)
𝑤2−𝑤3
1. Kadar air 1= x 100%
𝑤3−𝑤1
30−27
= 27−15 x 100%
3
= 12 = 25 %
𝑤2−𝑤3
2. Kadar air 2 = x 100%
𝑤3−𝑤1
26 −22
= x 100%
22−12
4
= 10 = 40 %
𝑤2−𝑤3
3. Kadar air 3 = x 100%
𝑤3−𝑤1
24 −21
= 21− 11 x 100%
3
= 10 = 30 %
𝑤1+𝑤2+𝑤3
d. Kadar air rata – rata (%) = 3
25+40+30
= 3
95
= = 31,67 %
3

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

2.9 Gambar Alat Yang Digunakan

Cawan Spatula

Oven
Timbangan Digital

Sampel Tanah Desikator

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

2.10 Gambar Prosedur Percobaan

1. Ambil sampel tanah yang telah didapat. 2. Timbang caawan kosong yang tersedia.

4. Timbang cawan yang telah berisi tanah


3. Potong tanah hingga keecil hingga bisa
tadi,
masuk kedalam cawan,

5. Masukkan cawan yang berisi tanah 6. Esoknya, Ambil tanah dari dalam oven.
kedalam oven, tunggu sampai besok hari.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

7. Lalu timbang cawan yang telah dipanaskan


dalam oven tersebut, lalu catat.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

2.11 Pembahasan

Percobaan kadar air merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari perbandingan
antara berat air dengan berat butiran tanah yang dinyatakan dalam (%). Pada percobaan untuk
menentukan kadar air, masing – masing dilakukan pengukuran dengan menggunakan cawan
yang berbeda, kemudian ditimbang beratnya (W1) saat ditimbang masing – masing berat
cawan (W1) 1 , 2, 3 adalah 15 gram , 12 gram, dan 11 gram. Lalu diambil sebagai sampel
tanah yang akan diberi kadar airnya, dimasukan ke dalam masing – masing cawan dan
timbangan beratnya ( W2 ) dan diperoleh masing – masing 30 gram, 26 gram dan 24 gram.

Setelah itu ketiga cawan yang berisi contoh tanah dimasukan ke dalam oven selama 24
jam dengan suhu 110◦c. Setelah itu, sampel tanah yang sudah dikeringkan dengan oven
ditimbang kembali sehingga di dapat ( W3 ) dengan masing – masing sebesar 27 gram, 22
gram dan 21 gram.

Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, di dapat kadar air dengan rumus :

W2−W3
W= x 100 %
W3−W1

Dan diperoleh nilai kadar air yaitu cawan (1) sebesar 25 % ,cawan (2) sebesar 40 %
,cawan (3) sebesar 30 % . Berdasarkan data kadar air tersebut didapat nilai kadar air rata –
rata sebesar 31,67 %.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

2.12 Kesimpulan

Kadar air tanah merupakan perbandingan antara berat air yang terkandung tanah dengan
berat butiran yang dinyatakan dalam persen (%).

Jumlah kadar air sangat mempengaruhi sifat dari suatu tanah. Sifat – sifat yang
dipengaruhi oleh kadar air antara lain konsistensi dan plasititas tanah tersebut jumlah kadar air
yang terlalu tinggi akan menyebabkan campuran tanah air tersebut menjadi sangat lembek.
Hal ini akan memperlemen daya dukung tanah tersebut.

Proses percobaan penentuan kadar air tanah dimulai dengan menimbang berat sampel
tanah basah, kemudian sampel tersebut diperhitungkan panggangan dalam oven selama 24
jam dengan suhu 110◦c. Setelah kering timbang kembali untuk menghitung kadar air pada
sampel tersebut.

Dari percobaan ini yang sudah dilakukan :

- Kadar air sampel cawan 1 = 25 %


- Kadar air sampel cawan 2 = 40 %
- Kadar air sampel cawan 3 = 30 %
2.13 Saran

Sebelum uji kadar air dilakukan, sebaiknya para peserta percobaan telah membaca dan
memahami langkah-langah dalam praktek uji kadar air dan diberikan perhatian dan penilaian
yang efektif terhadap sampel (contoh tanah) yang diperoleh.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

BAB III

ANALISA SARINGAN

3.1 Maksud

Untuk menganalisa susunan butiran dari partikel-partikel yang diuji (gradasi) yaitu dengan
mempertimbangkan antara butiran-butiran tanah dengan pengayakan.

3.2 Tujuan

Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butiran agregat halus dan butirn
agregat kasar dengan menggunakan ayakan.

3.3 Alat Yang Digunakan

1. Timbangan ketelitian 0.001gr.


2. 1 set ayakan/mesin pengguncang dengan ukuran :
a) No 4 (4.75 mm).
b) No 10 (2,00 mm).
c) No 20 (0.05 mm).
d) No 40 (0.45 mm).
e) No 60 (0.25 mm).
f) No 100 (0.15 mm).
g) No 200 (0.075mm).
h) PAN (0).
3. Palu karet.
4. Talam.
5. Baskom..
6. Sikat besi.
7. Centong.
8. Timbangan digital.
9. Timbangan Biasa.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

10. Plastik.
11. Nampan.
3.4 Langkah Kerja
1. Siapkan contoh tanah kering.
2. Bila perlu, tumbuk contoh tanah kering sehingga terdiri dari butiran halus dan kasar.
3. Timbang tanah sebanyak 500gr.
4. Susun ayakan/mesin pengguncang.
5. Masukan contoh tanah yanah yang telah ditimbang kedalam ayakan yang telah
disusun.
6. Pasang ayakan kemesin pengguncang.
7. Guncang ayakan selama 15 menit.
8. Diamkan sampai 10 menit.
9. Setelah selesai timbang ayakan agregat yang tertahan pada masing-masing ayakan.
3.5 Pelaporan

Laporan hasil percobaan analisis saringan meliputi grafik akumulatif antara oresentasi
lulus dengan diameter masing – masing ayakan grafik ini dapat menunjukkan baik buruknya
sifat tanah tersebut.

Laporan Cu dan Cc dengan bilang 1 angka dibelakang koma D15 dan D25 dapat
dilaporkan apabia tanah tersebut akan digunakan sebagai fiber.

Kesimpulan mengenai jenis tanah


1 # Cu # 15 Cu mendekati 15 Tanah baik
1 # Cc # 6 Cc mendekati 1 Tanah baik

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

3.6 Gambar Alat Analisa Saringan

Baskom Plastik

Timbangan Digital Palu Karet

Talam 1 Set Ayakan

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Alat Pengguncang Timbangan Manual

Centong
Nampan

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

3.7 Gambar Langkah Kerja

1. Siapkan contoh tanah kering. 2. Bila perlu, Tumbuk contoh tanah


kering sehinga terdiri dari butiran
halus dan kasar.

3. Timbang tanah sebanyak 500 gr.


4. Susun ayakan.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1. Pasakan ayakan kemesin


5.Masukan contoh tanah yang telah
pengguncang, guncang selama 15 menit.
ditimbang kedalam ayakan yang telah di
Lalu diamkan sampai 10 menit.
susun.

2. Setelah selesai timbang ayakan


agregat yang tertahan pada masing-
masing ayakan.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

3.8 TABEL KLASIFIKASI TANAH SISTEM ASSHTO

General Granural Material Slit – Elay material

Classificatio (35% or less of total sample passing No 200) (More than 35% or total
n sample passing No 200)

A-1 A-2

A-1-a A-1-b A- A- -A- A-2-


2-4 2-5 2-6 7

Sieve
analysis
precent
passing <50
No 10 <30 <50 <5
No 40 <15 <25 1 <35 <35 <35 <35 <3 <36 <36 <36
No 100 <1 6
0

Charecteristi
cs of faction
passing No
>40 <41 >40 <41 >4 >41 <40 >41
40 liquid <6 NP
<10 >10 >11 <11 0 <10 >11 >11
limits LL
<1
Plastics
0
Index (IP)
Significant Gravel Fine
Silty and clevey gravel
Contitient And Sand Claycy soils
and sand
Materials Sand

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

3.9 GOLONGAN TANAH

SISTEM AASTHO DAN SISTEM UNUFIED SOIL CLASSIFICATION

Golongan Golongan tanah dalam unified system

AASTHO Most Probable Possible Possible but improbable

A-1-a Gw-Gp Sw-Sp Gm-Sm


A-1-b Sw-Sp Gp -
Gm-Sm

Sw-Gp
A-3 SP -
Gw-Gp
A-2-4 Gm-Sm Gc-Sc
Sw-Sp

Gw-Gp
A-2-5 Gm-Sm -
Sw-Sp

Gm-G-C
A-2-7 - Gw-Sp
Gm-Sc
Gm-Sp

A-4 ml-OL cl-Sm Gm-Gc


Sc
OH-MH
A-5 - Sm-Gm
ML-OL

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Gc-Gm
A-6 Cl ML-OL
Sm
So

Gm-Sm
A-7-5 OH-MH ML-OL
Gc-Sc
CH

OH-MH
A-7-6 CH-CL ML-OL
Gc-Gm-Sm
Sc

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Komponen Huruf Pertama Keterangan

Kerikil G Gravel
Pasir S Sand
Lanau m Mo2 dan K (tepung)
Lempung C Clay
Tanah organik butir halus O Organik
truf pt Peat

Huruf-huruf akhir atau huruf-huruf kedua menunjukan pembagian lebih lanjut (sub
pembagian) dari golongan :

Komponen Huruf Pertama Keterangan

Bergradasi baik W Well


Bergradasi buruk P Poor

Komponen Huruf Pertama Keterangan

Batas cair rendah L Low


Batas cair tinggi H High

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

3.10 Tabel Pemeriksaan Analisa Saringan

TABEL PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN

Komulatif
Diameter Berat Tanah Komulatif
Saringan Tanah Lolos (%)
Butiran (mm) Tertahan (gr) Tertahan (%)
Tertahan(gr)

No. 4 4,75 111,95 111,95 22,39 77,61

No.10 2,00 198,6 310,55 62,11 37,89

No. 20 0,05 94,31 404,86 80,972 19,028

No.40 0,45 36,43 441,29 88,258 11,742

No. 60 0,25 17,4 458,69 91,738 8,262

No. 100 0,15 10,13 468,82 93,764 6,236

No. 200 0,075 18,59 487,41 97,482 2,518

PAN 12,56 500 100 0

Kelompok :12 (Dua Belas)

Nama (NRP) Mengetahui ,

1. Wibisono 112017083 Asisten Lab. Mekanika Tanah


2. Hengki Siptiawan 112017047 1. Hartini, S.T ( )
3. Safira Paradisa 112017048 2. Didi Ruswandi, S.T ( )
4. Roby Hardi 112017052 3. Hendra Pratama ( )
5. Rajib Diastara 112017078 4. Okta Candra Gunawan ( )
5. Igo Ari Sufi ( )
6. Tri Dianita ( )

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

3.11 Perhitungan
3. Hitunglah jumlah berat tertahan pada suatu ayakan dan ayakan diatasnya ƩWn (kolom
4) ?
4. Hitung persentase jumlah berat uji tertahan diatas suatu ayakan dan ayakan diatasnya
terhadap berat total benda uji ?
∊Wn
Rn = x 100% (kolom 5)
𝑊𝑡

5. Hitung persentase lolos ?


Pn =100% - Rn% kolom 6
6. Buatlah grafik tanah antara persetase lolos dengan diamerter masing-masing ayakan ?
7. Hitung koofisien keseragaman (Cu) dengan koofisien kelengkapan (Cc) ?

𝐷60
Cu = 𝐷10 Dimana D60 = 60% tanah mempunyai ukuran partikel <D60

D10 = 10% Tanah mempunyai ukuran partikel <D10.


𝐷302
Cc = (𝐷60)(𝐷10) D10 = Ukuran butiran efektif .

D30 = 30% Tanah mempunyai ukuran partikel <D30.

3.12 Pengolahan Data

1. Menghitung Wn ( Berat tanah tertahan/komulatif (gr))

a. Wn4 = Berat tanah tertahan di saringan no.4


= 111,95 gr
b. Wn10 = Wn4 + Berat tanah tertahan disaringan No.10
= 111,95 gr + 198,6 gr
= 310,55 gr
c. Wn20 = Wn10 + Berat tanah tertahan disaringan No.20
= 310,55 gr + 94,31 gr

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

= 404, 86 gr
d. Wn40 = Wn20 + Berat tanah tertahan di saringan No.40
= 404,86 gr + 36,43 gr
= 441,29 gr
e. Wn60 = Wn40 + Berat tanah tertahan di saringan No.60
= 441,29 gr + 17,4 gr
= 458,69 gr
f. Wn100 = Wn60 + Berat tanah tertahan di saringan No.100
= 458,69 gr + 10,13 gr
= 468,82 gr
g. Wn200 = Wn100 + Berat tanah tertahan di saringan No.200
= 468,82 gr + 18,59 gr
= 487,41 gr
h. WnPAN = Wn100 + Berat tanah tertahan di saringan PAN
= 487,41 gr + 12,56 gr
= 500 gr

2. Menghitung Rn ( komulatif tertahan (%))


𝑊𝑛 𝑆𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑁𝑜.4
a. (Rn) % tertahan di saringan No.4 = 𝑥 100%
𝑊𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
111,95
= x 100%
500

= 22,39 %
𝑊𝑛 𝑆𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑁𝑜.10
b. (Rn) % tertahan di saringan No.10 = 𝑥 100%
𝑊𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
310,55
= x 100%
500

= 62,11 %
𝑊𝑛 𝑆𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑁𝑜.20
c. (Rn) % tertahan di saringan No.20 = 𝑥 100%
𝑊𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

404,86
= x 100%
500

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

= 80,972 %
𝑊𝑛 𝑆𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑁𝑜.40
d. (Rn) % tertahan di saringan No.40 = 𝑥 100%
𝑊𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
441,29
= 500 x 100%

= 88,258 %
𝑊𝑛 𝑆𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑁𝑜.60
e. (Rn) % tertahan di saringan No.60 = 𝑥 100%
𝑊𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
458,69
= 500 x 100%

= 91,738 %
𝑊𝑛 𝑆𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑁𝑜.100
f. (Rn) % tertahan di saringan No.100 = 𝑥 100%
𝑊𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
468,82
= 500 x 100%

= 93,764 %
𝑊𝑛 𝑆𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑁𝑜.200
g. (Rn) % tertahan di saringan No.200 = 𝑥 100%
𝑊𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
487,41
= 500 x 100%

= 97,482 %
𝑊𝑛 𝑆𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑁𝑜.𝑃𝐴𝑁
h. (Rn) % tertahan di saringan PAN = 𝑥 100%
𝑊𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
500
= 500x 100%

= 100%
3. Menghitung Pn
 (Pn) % lolos saringan No.4 = 100 % - (Rn)% tertahan di No.4
= 100 % - 22,39 %
= 77,61 %
 (Pn) % lolos saringan No.10 = 100% - (Rn)% tertahan di No.10
= 100 % - 62,11 %
= 37,89 %
 (Pn) % lolos saringan No.20 = 100 % - (Rn)% tertahan di No.20

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

= 100 % - 80,972 %
= 19,028 %
 (Pn) % lolos saringan No.40 = 100 % - (Rn)% tertahan di No.40
= 100 % - 88,258 %
= 11,742 %
 (Pn) % lolos saringan No.60 = 100 % - (Rn)% tertahan di No.60
= 100 % - 91,738 %
= 8,262 %
 (Pn) % lolos saringan No.100 = 100 % - (Rn)% tertahan di No.100
= 100 % - 93,764 %
= 6,236 %
 (Pn) % lolos saringan No.200 = 100 % - (Rn)% tertahan di No.200
= 100 % - 97,482 %
= 2,518 %
 (Pn) % lolos saringan No.PAN = 100 % - (Rn)% tertahan di No PAN
= 100 % - 100 %
=0%

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

4. Gambar Grafik Analisa Saringan

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

5. Dari grafik di dapat :


D60 = 2,75
D30 = 1,15
D10 = 0,1
Sehingga dapat dihitung :
𝐷60
1. CU = 𝐷10
2,75
= 0,1

= 27,5
𝐷30²
2. CC = 𝐷60 ×𝐷10
( 1,15 )²
= 2,75 × 0,1
1,3225
= 0,275

= 4,8090

Jika Cu = >4 dan Cc = >6 maka saat pengayakan sempurna misal Cu = 27,5 dan Cc =
4,8090 maka tanah tersebut termasuk tanah yang bergradasi baik sedangkan bila Cu = <4 dan
Cc = <6 saat pengayakan kurang sempurna maka tanah tersebut termasuk tanah yang
bergradasi buruk.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

3.13 Pembahasan

Analisa sarigan adalah pengelompokkan besar butir agregat kasar dan halus menjadi
komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan saringan.

Ukuran butiran tanah di tentukan dengan menyaring sejumlah tanah melalui


seperangkat saringan yang disusun dengan lubang yang paling besar berada paling atas dan
makin ke bawah makin kecil, jumlah tanah yang tertahan pada saringan tertentu disebut
sebagai salah satu dari ukuran butir contoh tanah tersebut.

Analisa ayakan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1. Cara Kering
Cara kering dilakukan dengan menggetarkan saringan baik itu dengan cara manual
atau dengan alat pengetar.
2. Cara Basah
Cara basah dilakukan dengan mencampur tanah dengan air sampai menjadi lumpur
encer dan sampai seluruhnya melewati saringan.

Suatu tanah dikatakan bergradasi baik atau buruk dapat diketahui berdasarkan
pendistribusian ukuran partikel.

Nilai D10 didefinisikan sebagai 10 % dari berat butir total yang mempunyai diameter
butiran lebih kecil dari ukuran butir tertentu. Sebagai contoh D10 = 0,002 artinya 10 % dari
berat butiran total berdiameter kurang dari 0,002 mm.

Nilai D30 didefinisikan sebagai 30 % dari berat butir total yang mempunyai diameter
butiran lebih kecil dari ukuran butir tertentu. Sebagai contoh D30 = 0,0051 artinya 30 % dari
berat butiran total berdiameter kurang dari 0,0051 mm.

Nilai D60 didefinisikan sebagai 60 % dari bert butir total yang mempunyai diameter
butiran lebih kecil dari ukuran butir tertentu. Sebagai contoh D60 = 0,049 artinya 60 % dari
berat butiran total berdiameter kurang dari 0,049 mm.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Kemiringan dan bentuk umum dari kurva distribusi dapat digambarkan oleh koefisien
keseragaman ( coefficient og gradation = Cc ) Yng diberikan menurut persamaan :

𝐷60 (𝐷30)²
Cu = 𝐷10 dan Cc = 𝐷10 ×𝐷60

Tanah dapat dikatakan bergradasi baik jika tanah tersebut memiliki koefisien gradasi
antara 1 – 3 dengan Cu >4 untuk kerikil, dan >6 untuk pasir. Selanjutnya tanah juga disebut
bergradasi sangat baik bila Cu >15.

3.14 Kesimpulan

Analisa saringan adalah pengelompokan besar butiran analisa agregat kasar dan
agregat halus menjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan saringan. Ukuran
butiran tanah melalui seperangkat saringan yang disusun dengan lubang yang paling besar
diatas dan makin kebawah makin kecil. Jumlah tanah yang tertahan pada saringan tertentu
disebut sebagai salah satu dari ukuran butiran tanah itu. Ayakan saringan terdiri dari ayakan
No.4, 10, 20, 40, 60, 100, 200, dan PAN.

Analisa saringan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara kering dan cara basah. Cara
kering dilakukan dengan alat penguncang, sedangkan cara basah dengan mencampur air
sampai menjadi lumpur, encer dan dibasuh seluruhnya melewati saringan. Suatu tanah
dikatakan bergradasi baik atau buruk dapat diketahui berdasarkan pendistribusian ukuran
partikel tanah.

Dari hasil percobaan pengujian analisa saringan yang kelompok kami lakukan, nilai
D60 = 2,75 mm, D30 = 1,15 mm, D10 = 0,1 mm, lalu didapatkan nilai koofisien (Cu) sebesar
27,5 dan koofisien (Cc) 4,8090.

3.15 Saran

Sebelum analisa saringan dilakukan, sebaiknya para peserta percobaan telah membaca dan
memahami langkah-langah dalam praktek analisa saringan dan diberikan perhatian dan
penilaian yang efektif terhadap sampel (contoh tanah) yang diperoleh.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

BAB IV

PENGUJIAN BATAS PLASTIS

1.1 Tujuan

Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk menentukan batas plastis suatu tanah. Batas
plastis tanah adalah kadar air minimum ( dinyatakan dalam % ) bagi tanah yang masih dalam
keadaan plastis. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara menggulung tanah menjadi batang –
batang berdiameter 3 mm.

1.2 Alat Uji


1. Plat kaca ukuran 30 x 30
2. Air suling
3. cawan
4. Nampan
5. Nampan besar
6. Palu karet
7. Ayakan No 40
8. Gelas ukur
9. Batang pembanding, diameter 3mm
10. Timbangan
11. Spatula
12. Oven
13. Desikator

1.3 Benda Uji

Siapkan tanah yang sudah kering yang kemudian akan diayak dan tanah tersebut
termasuk untuk pengujian batas cair.

1.4 LANGKAH KERJA


 Siapkan tanah kering dan masukan kedalam nampan besar untuk ditumbuk
menggunakan palu karet.
 Ayak tanah yang telah ditumbuk menggunakan ayakan No 40, ayak hingga
menghasilkan 500gr butiran tanah yang lolos saringan No 4.
 Letakkan butiran tanah yang tlah disaring tadi diatas plat kaca secukupnya dan beri air
suling kemudian diaduk sehingga akan menghasilkan adonan tanah.
 Jika masih terasa kering maka ditambahkan lagi dengan air suling, tetapi jika terasa
sangat basah maka ditambahkan dengan butiran tanah tadi hingga bersifat plastis atau
mudah dibentuk dan tidak melekat jika dipegang.
 Gulung adonan menggunakan telapak tangan, hingga berdiameter 3mm seperti batang
pembanding, lakukan hingga gulungan tanah itu mengalami retak seribu.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

 Jika tidak mengalami retakan pecah seribu maka ulangi lagi cara no 3 – no 5 tadi
hingga mendapatkan retakan seribu.
 Lakukan cara tersebut berulang-ulang hingga mendapatkan 3 sample tanah dengan
retakan pecah seribu.
 Timbang berat ketiga cawan.
 Timbang berat ketiga cawan + sample tanah tadi.
 Masukan ketiga cawan + sample tanah kedalam oven dengan suhu ±100°C selama 24
jam.
 Setelah 24 jam, angkat cawan + sample tanah tadi dan masukan kedesikator.
 Jika sudah tidak panas, timbang tiga sample tanah + cawan dengan menggunakan
timbangan digital dan catat hasilnya.

1.5 Perhitungan
Lakukan perhitungan kadar air dan ambil angka rata-rata (PL). Bila perbedaan antara
satu dan lainya lebih besar dari 3%, maka percobaan harus diulang.

1.6 Pelaporan
Hasil percobaan ini digabungkan dengan hasil pemeriksaan balas cair untuk menghitung
indeks plastisitas (PI) dimana :

PI = IL – PL
Bila diketahui kadar air asli (Wn) maka dapat dihitung liquid index (LI), maka :
(𝑾𝑵−𝑷𝑳)
LI =
𝑷𝑳

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1.7 Gambar Alat Yang Digunakan

Palu Karet Ayakan No.40 (0,42 mm)

Air Suling Gelas Ukur

Plat kaca ukuran 30x30 cm2 spatula

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

3 buah cawan Batang pembanding 3mm

Timbangan Desikator

Baksom
Oven

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1.8 Gambar Langkah Kerja

1. Siapkan contoh tanah kering, 2. Letakkan butiran tanah yang tlah


tumbuk lalu saring dengan ayakan disaring tadi diatas plat kaca
No. 40. secukupnya dan beri air suling
kemudian diaduk sehingga akan
menghasilkan adonan tanah.

3. Gulung adonan menggunakan telapak 4. Timbang berat ketiga cawan +


tangan, hingga berdiameter 3mm sample tanah tadi.
seperti bat ng pembanding, lakukan
hingga gulungan tanah itu mengalami
retak seribu. Jika tidak mengalami
retakan pecah seribu maka ulangi lagi
cara no.3 – no.5 tadi hingga
mendapatkan retakan seribu. Lakukan
cara tersebut berulang-ulang hingga
mendapatkan 3 sample tanah dengan
retakan pecah seribu.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

5.Masukan ketiga cawan + sample tanah


kedalam oven dengan suhu ±100°C
selama 24 jam. Setelah 24 jam, angkat
cawan + sample tanah tadi dan masukan
kedesikator. Jika sudah tidak panas,
timbang tiga sample tanah + cawan
dengan menggunakan timbangan digital
dan catat hasilnya.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

TABEL PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS

Kode Cawan 1 YSG 2 YSG 3 YSG

Berat Cawan Kosong (gr) W1 9,16 9,41 8,96

Berat Cawan + Tanah Basah (gr) W2 10,61 10,79 10,46

Berat Cawan + Tanah Kering (gr) W3 10,18 10,47 10,32

Berat Butiran Tanah (gr) W3-W1 1,02 1,06 1,36

Berat Air (gr) W2-W3 0,43 0,32 0,14

42,15 30,18 10,29


Kadar Air (%)
W = (W2-W3) / (W3-W1)%
Rata-Rata : 27,54 %

Kelompok : 12 ( Dua Belas )

Nama (NRP) Mengetahui ,

1. Wibisono 112017083 Asisten Lab. Mekanika Tanah


2. Hengki Siptiawan 112017047 1. Hartini, S.T ( )
3. Safira Paradisa 112017048 2. Didi Ruswandi, S.T ( )
4. Roby Hardi 112017052 3. Hendra Pratama ( )
5. Rajib Diastara 112017078 4. Okta Candra Gunawan ( )
5. Igo Ari Sufi ( )
6. Tri Dianita ( )

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1.9 Perhitungan
Berat air
Kadar air ( I ) = Berat x 100 %
tanah kering

W2−W3
= x 100 %
W3−W1

Keterangan :

W1 = Berat cawan

W2 = Berat cawan + tanah basah

W3 = Berat cawan + tanah kering

( W3 - W1 ) = Berat butiran tanah kering

( W2 - W3 ) = Berat cair

I1  I 2  I 3
Kadar air rata – rata =
3

1.10 Pengolahan Data


Diketahui :
Berat cawan kosong ( W1, 1 YSG ) = 9,16 gram
Berat cawan kosong ( W1, 2 YSG ) = 9,41 gram
Berat cawan kosong ( W1, 3 YSG ) = 8,96 gram
Berat cawan + Tanah basah ( W2 ,1 YSG ) = 10,61 gram
Berat cawan + Tanah basah ( W2, 2 YSG ) = 10,79 gram
Berat cawan + Tanah basah ( W2, 3 YSG ) = 10,46 gram
Berat cawan + Tanah kering ( W3, 1 YSG ) = 10,18 gram
Berat cawan + Tanah kering ( W3, 2 YSG ) = 10,47 gram
Berat cawan + Tanah kering ( W3, 3 YSG ) = 10,32 gram

Ditanya :

a. Berat butiran tanah ( gr ) ?

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

b. Berat air ( gr ) ?
c. Kadar air ( % ) ?
d. Kadar air rata – rata ( % ) ?

Penyelesaian :
a. Berat butiran tanah
 Berat butiran tanah cawan 1 YSG = W3 – W1
= 10,18 – 9,16
= 1,02 gram
 Berat butiran tanah cawan 2 YSG = W3 – W1
= 10,47 – 9,41
= 1,06 gram
 Berat butiran tanah cawan 3 YSG = W3 – W1
= 10,32 – 8,96
= 1,36 gram
b. Berat air
 Berat air cawan 1 YSG = W2 – W3
= 10,61 – 10,18
= 0,43 gram
 Berat air cawan 2 YSG = W2 – W3
= 10,79 – 10,47
= 0,32 gram
 Berat air cawan 3 YSG = W2 – W3
= 10,46 – 10,32
= 0,14 gram
c. Kadar air
𝑊2−𝑊3
 Kadar air ( LI ) cawan 1 YSG = 𝑊3−𝑊1 × 100 %

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

0,43
= 1,02 × 100 %

= 42,15 %
𝑊2−𝑊3
 Kadar air ( LI ) cawan 2 YSG = 𝑊3−𝑊1 × 100 %
0,32
= 1,06 × 100 %

= 30,18 %
𝑊2−𝑊3
 Kadar air ( LI ) cawan 3 YSG = 𝑊3−𝑊1 × 100 %
0,14
= 1,36 × 100 %

= 10,29 %

d. Kadar air rata – rata ( PL )


𝐿1 +𝐿2 +𝐿3
 Kadar air rata – rata ( % ) =
3
42,15 % +30,18 % +10,29 %
=
3
= 27,54 %

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1.11 Pembahasan

Tanah adalah kumpulan (agregat ) butiran mineral alami yang bisa dipisahkan oleh suatu
mekanik bila agregat itu diaduk didalam air.

Batas plastis adalah tanah adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam %) bagi tanah
tersebut dalam keadaan plastis.

Cara pengujian batas plastis sangat sederhana yaitu dengan cara menggiling massa tanah
berukuran batang pembanding yang berdiameter 3 mm dengan telapak tangan diatas kaca.

Sifat – sifat tanah lempung atau lanau secara langsung tida ada hubungan dengan ukuran
butirannya karena itu penentuan ukuran butir tidak begitu penting untuk tanah lanau dan tanah
lempung.

Menentukan batas – batas plastisnya adalah hal yang lebih penting karena angka – angka
ini memberikan petunjuk yang lebih baik akan sifatnya dari pada ukuran butirnya.

Indeks Plastisitas ( IP ) adalah selisih antara batas cair dan batas palstis ( PI = LL – PL ).
Nilai pada percobaan ini diambil dari nilai batas cair pada percobaan sebelumnya. Karena
sampel tanah yang digunakan pada percobaan ini sama dengan sampel tanah yang digunakan
pada percobaan sebelumnya.

Indeks plastisitas merupakan interval kadar air dimana tanah masih bersifat plastis.
Karena itu, IP menunjukkan sifat keplastisan tanah. Jika tanah mempunyai IP rendah, seperti
lanau, sedikit pengurangan kadar air berakibat tanah menjadi kering. Batasan mengenai IP ,
sifat, macam tanah dan kohesi yang diberikan oleh atterberg terdapat dalam tabel berikut :

IP Sifat Macam tanah Kohesi


0 Non plastis Pasir Non kohesi
<7 Plastis rendah Lanau Kohesif sebagian
7 – 17 Plastis sedang Lempung berlanau Kohesif
>17 Plastis tinggi Lempung Kohesif

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1.12 Kesimpulan

Batas plastis tanah adalah kadar minimum ( dinyatakan dalam % ) bagi tanah tersebut
dalam keadaan plastis.

Dari hasil percobaan yang dilakukan didapat besar jadar air dari 3 cawan adalah cawan :

1 YSG : 42,15 %

2 YSG : 30,18 %

3 YSG : 10,29 %
Di dapat kadar air rata – rata sebesar 27,54 %.

Jadi, nilai kadar air rata – rata batas plastis atau yang disebut plastic limit ( PL ) sebesar
27,54 % pada hasil percobaan ini akan digabungkan dengan hasil pemeriksaan batas cair
untuk menghitung indeks plastisitas.

1.13 Saran

Sebaiknya pengurus menambah alat praktikum karena dengan kurangnya alat


praktikum akan memperlambat proses praktikum karena harus bergantian dengan kelompok
lain dan itu sudah memakan watu yang cukup lam untuk kelompo lain yang juga akan
melakukan praktikum.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

BAB V

PENGUJIAN BATAS CAIR

5.1 Maksud

Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air pada saat tanah mulai
menunjukkan sifat sebagai benda cair,Batas cair tanah adalah kadar air tanah tersebut pada
keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan plastis.

5.2 Alat Uji

i. Mangkuk casaggrande.
j. Air bersih/air suling kira – kira 300 cm2.
k. Palu karet.
l. Saringan no.40(0,42 mm).
m. Alat pembuat alur/grooving tool,yaitu:
1. Cassagrande grooving tool, berbentuk pipih dan cocok untuk jenis tanah yang
plastis.
2. ASTM grooving tool, berbentuk bengkok tebal untuk tanah kurang plastis.
n. Gelas ukur 500 cm3.
o. Spatula.
p. Sikat Kawat.
q. Timbangan Digital.
r. 6 Buah Cawan.
s. Oven.
t. Desikator.
u. Mangkuk.
v. Sampel Tanah 500 Gr.
w. Nampan/Baskom.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

5.3 Benda Uji

Contoh alat yang digunakan di sediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak 500 gram.
Contoh tanah ini telah dibebaskan atau bebas dari butiran - butiran yang lebih dari butir kasar
lebih besar 0,425 mm ( yang tertahan saringan No.40 )

Untuk contoh tanah yang tidak mengandung butir - butir kasar lebih besar 0,425 mm
dapat langsung diperiksa batas cair tanpa persiapan lebih dahulu.Apabila contoh tanah
mengandung butir - butir kasar , mula - mula keringkan dalam suhu udara ( dengan alat
pengering dengan suhu kurang dari 60 % C ) secukupnya saja, sampai dapat disaring dengan
saringan.

Pecahkan Gumpalan - gumpalan tanah dengan di gerus dalam mortar dengan


menggunakan pastel ( penumbuk / penggerus ) dengan kepala terbungkus karet, sehingga
butiran - butiran tidak rusak.Kemudian saring dengan saringan No.40.bagian yang tertahan
saringan No.40 disingkirkan dan bagian lewat saringan ditunjukkan sebagai benda uji.

5.4 Persiapan Alat

1. Periksa alat casagrande yang akan digunakan,bahwa alat dalam keadaan dan dapat
bekerja dengan baik,baut - baut tidak longgar,sumbu mangkuk tidak sangat aus sehingga
mangkuk goyang dan mangkuk tidak terlalu aus pada bagian alurnya,juga diperiksa alat
pembarut memmpunyai ukuran yang benar.

2. Periksa bahwa apabila pegangan diputar, mangkuk akan terangkat setinggi 1 cm gunakan
pegangan alat pembaut sebagai pengukur. Bila tidak benar, atur sehingga didapatkan
tinggi .

5.5 Prosedur Kerja


1. Hancurkan bongkahan contoh tanah yang telah dikeringkan di dalam nampan
kemudian ayak dengan saringan no.40.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

2. Letakkan contoh tanah yang lolos dari saringan no.40 didalam mangkuk. Beri air
sedikit demi sedikitdan aduk sampai rata sehingga campuran menjadi adonan yang
lembut.
3. Isi mangkuk cassagrande dengan adonan tanah, ratakan permukaannya.
4. Buat alur ditengah mangkuk dengan menggunakan grooving tool.
5. Lakukan putaran handle mangkuk cassagrande sambil menghitung jumlah putaran.
6. Perlu diperhatikan pada setiap pengganian adonan tanah, mangkuk cassagrande harus
di cuci. Prosedur kerja 3 sampai 5 harus dilakukan dengan cepat karena penguapan air
selama pelaksanaan pengujian dapat menjadi sumber kesalahan.
7. Ambil adonan tanah bagian tengah mangkuk cassagrande kira – kira sebesar ibu jari.
Masukkan adonan tersebut ke dalam cawan dan tutup rapat sehingga tidak terjadi
perubahan kadar air sampai waktu penentuan kadar air.
8. Catat nomor cawan dan jumlah pukulan yang dilakukan terhadap adonan tersebut.
9. Lakukan percobaan sebanyak 6 kali, 3 kali dibawah 25 pukulan dan 3 kali di atas 25
pukulan.

5.6 Pelaporan

Hasil percobaan berupa kadar air yang merupakan batas cair (LL : Liquid Limit) yang
dinyatakan dalan u/. Dapat juga dilaporkan flow index, yaitu kemiringan garis regresi pada
jumlah pukulan 10 dan 100.

Pelaporan dilakukan bersama – sama dengan hasil laporan percobaan batas plastis.

5.7 Perhitungan
1. Hitung kadar air terhadap masing – masing contoh.
2. Tetapkan pasangan angka pukulan dengan kadar air.
3. Gambarkan rafik semi logaritma. Jumlah pukulan pada axis x (skala log) dan kadar air
pada axis y (skala linier).
4. Tarik garis regresi.
5. Kadar air yang sesuai dengan jumlah pukulan 25 adalah batas cair bahan tersebut.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

5.8 Gambar Alat Yang Digunakan

Mangkuk Casaggrande Air Suling

Saringan No 40
Palu Karet

Cassagrande grooving tool


ASTM Groving tool

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Gelas Ukur Cawan

Timbangan Digital Skrup

Nampan Baskom

Desikator Talang-talangan besar

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

5.9 Langkah Kerja

 Hancurkan bongkahan contoh tanah  Letakkan contoh tanah yang lolos


yang telah dikeringkan didalam dari ayakan no 40 diatas mangkuk.
dengan lumping untuk melepaskan Beri air sedikit dem sedikit dan
butiran tanah satu sama lainya, aduk sampai rata dengan spatula
kemudian ayak dengan saringan sehingga campuran menjadi adonan
yang lembut.

 Isi mangkuk cassagrande dengan  Buat alur tepat ditengah bagian tanah
adonan tanah. dengan grooving tool.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

 Lakukan putaran handle mangkuk  Ambil adonan tanah bagian


cassagrande sambil menghitung tengah mangkuk cassagrande
jumlah putaran dan perhatikan kira-kira sebesar ibu jari masukan
gerakan adonan tanah pada tengah kedalam cawan dan tutup rapat
alur apabila mrapat sepanjang sehingga tidak terjadi perubahan
setengah inci (13mm) 1 putaran kadar air sampai waktu penentuan
disamakan dengan satu pukulan. kadar air.

 Catat no cawan dan jumlah


pukulan yang dilakukan terhadap
adonan tersebut, lalu timbang dan
masukkan kedalam oven.
Lakukan percobaan sedikitnya 6
kali, 3 kali dibawah 25 pukulan
dan 3 kali diatas 25 pukulan.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

GRAFIK HUBUNGAN KADAR AIR (W)


DAN JUMLAH KETUKAN (n)
100.00
90.00
80.00
70.00
KADAR AIR (W)

60.00
50.00 40.07 42.1 41.92
37.95 38.27 38.67
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
12 14 20 27 29 28
Jumlah Ketukan (n)

Maka :
LL = 38,23 %
PL = 27,54 %
IP = LL-PL
= 38.88%-28.43%
= 10,69 %

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

5.10HASIL PERCOBAAN
Diketahui :
Berat cawan kosong (W1, 1 YSG ) = 9,20 gram.
Berat cawan kosong (W1, 2 YSG ) = 9,42 gram.
Berat cawan kosong (W1, 3 YSG ) = 8,99 gram.
Berat cawan kosong (W1, 4 YSG ) = 9,41 gram.
Berat cawan kosong (W1, 5 YSG ) = 8,87 gram.
Berat cawan kosong (W1, 6 YSG ) = 9,30 gram.
Berat cawan + Tanah basah (W2, 1 YSG ) = 16,01 gram.
Berat cawan + Tanah basah (W2, 2 YSG ) = 16,50 gram.
Berat cawan + Tanah basah (W2, 3 YSG ) = 13,85 gram.
Berat cawan + Tanah basah (W2, 4 YSG ) = 16,64 gram.
Berat cawan + Tanah basah (W2, 5 YSG ) = 17,53 gram.
Berat cawan + Tanah basah (W2, 6 YSG ) = 18,21 gram.
Berat cawan + Tanah kering (W3, 1YSG ) = 14,02 gram.
Berat cawan + Tanah kering (W3, 2 YSG ) = 14,34 gram.
Berat cawan + Tanah kering (W3, 3 YSG ) = 12,48 gram.
Berat cawan + Tanah kering (W3, 4 YSG ) = 14,51 gram.
Berat cawan + Tanah kering (W3, 5 YSG ) = 15, 35 gram.
Berat cawan + Tanah kering (W3, 6 YSG) = 15, 91 gram.

Ditanya :

a. Berat butiran tanah (gram) ?


b. Berat air (gram)?
c. Kadar air (%) ?
d. Kadar air rata – rata (%) ?

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Penyelesaian :

A. Berat Butiran Tanah


 Berat Butiran Tanah 1YSG = W3 –W1
= 14,02 gr – 9,20 gr
= 4,82 gr.
 Berat Butiran Tanah 2YSG = W3 – W1
= 14,34 gr – 9,42 gr
= 4,92 gr.
 Berat Butiran Tanah 3YSG = W3 –W1
= 12,48 gr – 8,99 gr
= 3,49 gr.
 Berat Butiran Tanah 4YSG = W3 – W1
= 14,51 gr – 9,41 gr
= 5,1 gr.
 Berat Butiran Tanah 5YSG = W3 - W1
= 15,35 gr – 8,87 gr
= 6,48 gr.
 Berat Butiran Tanah 6YSG = W3 – W1
= 15,91 gr – 9,30 gr
= 6,61 gr.
B. Berat Air
 Berat Air cawan 1 YSG = W2 –W3
= 16,01 gr – 14,02 gr
= 1,99 gram
 Berat Air cawan 1 YSG = W2 –W3
= 16,50 gr – 14,34 gr
= 2,16 gram
 Berat Air cawan 1 YSG = W2 –W3

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

= 13,85 gr – 12,48 gr
= 1,37 gram
 Berat Air cawan 1 YSG = W2 –W3
= 16,64 gr – 14,51 gr
= 2,13 gram
 Berat Air cawan 1 YSG = W2 –W3
= 17,53 gr – 15,35 gr
= 2,18 gram
 Berat Air cawan 1 YSG = W2 –W3
= 18,21 gr – 15,91 gr
= 2,3 gram

C. Kadar Air ( % )
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
w = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ × 100 %

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 1 𝑌𝑆𝐺


 Kadar air ( % ) cawan 1 YSG = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 1 𝑌𝑆𝐺 × 100 %

1,99
= 4,82 × 100 %

= 41,28 %

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 2 𝑌𝑆𝐺


 Kadar air ( % ) cawan 2 YSG = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 2 𝑌𝑆𝐺 × 100 %

2,16
= × 100 %
4,92

= 43,90 %

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 3 𝑌𝑆𝐺


 Kadar air ( % ) cawan 3 YSG = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 3 𝑌𝑆𝐺 × 100 %

1,37
= 3,49 × 100 %

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

= 39,25 %

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 4 𝑌𝑆𝐺


 Kadar air ( % ) cawan 4 YSG = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 4 𝑌𝑆𝐺 × 100 %

2,13
= × 100 %
5,1

= 41,76 %

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 5 𝑌𝑆𝐺


 Kadar air ( % ) cawan 5 YSG = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 5 𝑌𝑆𝐺 × 100 %

2,18
= 6,48 × 100 %

= 33,64 %

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 6 𝑌𝑆𝐺


 Kadar air ( % ) cawan 6 YSG = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 6 𝑌𝑆𝐺 × 100 %

2,3
= 6,61 × 100 %

= 34,79 %

D. Kadar air rata – rata


𝐼1 +𝐼2 +𝐼3 + 𝐼4 +𝐼5 +𝐼6
=
6
41,28+43,90+39,25+41,76+33,64+34,79
=
6

= 39,10 %

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Batas plastis
( PL ) = 27,54 %
Batas cair
 Cawan 1 YSG
LL = W ( n/25 )0,121
= 41,28 ( 12/25 )0,121
= 37,77 %
 Cawan 2 YSG
LL = W ( n/25 )0,121
= 43,90 ( 11/25 )0,121
= 39,74 %
 Cawan 3 YSG
LL = W ( n/25 )0,121
= 39,25 ( 15/25 )0.121
= 36,89 %
 Cawan 4 YSG
LL = W ( n/25 )0,121
= 41,76 ( 26/25 )0.121
= 41,95 %
 Cawan 5 YSG
LL = W ( n/25 )0,121
= 33,64 ( 45/25 )0,121
= 36,11 %
 Cawan 6 YSG
LL = W ( n/25 )0,121
= 34,79 ( 41/25 )0,121
= 36,93 %

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Batas cair rata – rata

LL 1 YSG + LL 2 YSG + LL 3 YSG + LL 4 YSG + LL 5 YSG + LL 6 YSG


LL = 6

37,77+39,74+36,89+41,95+36,11+36,93
= 6

229,39
= 6

= 38,23 % > 17 plastis tinggi, lempung, kohesif

Indeks Plastisitas

IP = LL – PL

= 38,23 – 27,54

= 10,69 %

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

5.11Pembahasan

1.Suatu cara pendekatan untuk mementukan batas cair dapat digunakan satu data
Jumlah pukulan dan kadar air di hitung dengan rumus : LL = WN ( N/25 )

Rumus ini hanya pendekatan dan dapat digunakan untuk harga antara 20 sampai 30.Adukan
tanah dengan air harus benar - bensr rata sehingga apabila perobaan diulangi paling sedikit
2kali harga n yang diperoleh tidak berubah.

2.Dalam pemeriksaan batas cair sebaiknya tidak digunakan tanah yang dikeringkan dalam
open,karena batas cair tanah akan berubah.sebaiknya gunakan tanah langsung dari lapangan.

3.Daalam percobaan ini,kedua bagian tanah dalam mangkok casagrande harus bertemu karena
mengalirnya tanah dan tidak akan karena bergesernya tanah terhdap mangkok.

4.Ada 2 macam alat pembarut yaitu alat barut casagrande yang lebih besar sesuai tanah
kolensif,sedangkan alat pembarut ASTM lebih sesuai untuk tanah berpasir.

5.12 Kesimpulan

Batas cair ialah kadar air minimum dimana sifat suatu jenis tanah berubah dari
keaadaan cair menjadi plastis.Nilai batas cair ini diambil dari nilai batas cair pada percobaan
sebelumnya.Karena sempel tanah yang digunakan pada percoban - percobaan sebelumnya
dari hasil percobaan diperoleh batas platis 34,13% dan batas cair dari percobaan
sebelumnya56,575 % dan di peroleh indeks plastisitas 20,83 %.Indeks plastistas merupakan
interval kadar air dimana tanah masih bersifat plastisitas,karena itu indeks plastisitas
menunjukkan sifat keplastisitan tanah.

5.13 Saran

Harus lebih teliti ketika sedang melakukan pratikum banyak air adonan maupun sedikit
adonan dan selalu memperhatikan setiap ketukan agar tidak terjadi kegagalan.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

BAB VI
BERAT JENIS TANAH (PIKNOMETER)
6.1 Tujuan
Untuk menentukan berat jenis tanah. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara
berat butir-butir tanah dan air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu. Berat jenis
tanah diperlukan untuk merencanakan kontruksi bangunan yang kekuatannya dipengaruhi
oleh berat jenis tanah.

6.2 Alat Uji

1. 2 buah Piknometer
2. Timbangan digital
3. Termometer
4. Kompor listrik
5. Penjepit
6. Nampan
7. Air suling
8. Palu karet
9. Ayakan No.40
10. Stop kontak

6.3 Benda Uji

Contoh tanah yang lolos saringan No.40 yang akan digunakan pemeriksaan secara
duplo (dua percobaan terpisah).

6.4 Prosedur Kerja

1. Bersikan piknometer.
2. Timbang piknometer kosong beserta tutupnya, kemudian catat.
3. Masukkan tanah sebanyak 12-25 gram kedalam piknometer.
4. Timbang piknometer yang beris tanah, kemudian catat.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

5. Setelah ditimbang, masukkan air kedalam piknometer 1/3 sampai tanah terendam,
kemudian endapkan selama 24 jam.
6. Timbang piknometer yang berisi tanah dan air, kemudian catat.
7. Bakar piknometer yang berisi tanah dan air di atas kompor listrik dengan tutup piknometer
di buka selama10 menit, agak di miring-miringkan piknometer saat di bakar untuk
menghasilkan gelembung-gelembung keluar.
8. Dingikan sampai hasil menjadi dingin, lalu ukur suhu piknometer setelah itu,
9. Isi piknometer dengan air sampai penuh lalu tutup.
10. Timbang piknometer lalu ukur suhunya menggunakan termometer kemudian catat.
11. Setelah itu cuci bersih piknometer tersebut.
12. Isi piknometer dengan air sampai penuh.
13. lalu timbang piknometer yang hanya berisi air kemudian catat kembali.

6.5 Perhitungan

1. Berat jenis butir-butiran pada suhu t0C adalah

beratbutir Ws
G 
beratairdenganvolumeyangsama Ww

W 2  W1
G
(W 4  W 1)(W 3  W 2)

2. Berat jenis tanah pada temperatur 27,5oC

Beratjenisairpada.t 0C
G(27,50 C )  G(t 0C ) x
beratjenisairpada.27,50 C

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

6.6 Hasil Percobaan


Berat piknometer kosong (W1, A1) : 17,79
Berat piknometer kosong (W1, A2) : 15,56
Berat piknometer + tanah kering (W2, A1) : 35,29
Berat piknometer + tanah kering (W2, A2) : 33,06
Berat piknometer + tanah + Air (W3, A1) : 74,81
Berat piknometer + tanah + Air (W3, A2) : 72,16
Berat piknometer + Air (W4, A1) : 59,38
Berat piknometer + Air (W4, A2) : 62,72
Temperatur (A1) : 37oC
Temperatur (A2) : 38oC

Penyelesaian :

1. Berat butir tanah (A) = W2 - W1

Dimana W2 = Berat piknometer + tanah kering


W3 = Berat piknometer kosong

 Piknometer A1 = W2 - W1

= 35,29 – 17,79
= 17,5 gr

 Piknometer A2 = W2 - W1

= 33,06 – 15,56
= 17,5 gr

2. Berat butir tanah (B) = W3 - W4

Dimana W3 = Berat piknometer + tanah air

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

W4 = Berat piknometer + air

 Piknometer A1 = W3 - W4

= 79,81 – 59,38
= 15,43 gr

 Piknometer A2 = W3 - W4

= 72,16 – 62,72
= 9,44 gr

3. Berat butir tanah (C) = A - B

 Piknometer A1 = A - B

= 17,5 - 15,43
= 2,07 gr

 Piknometer A2 = A - B

= 17,5 – 9,44
= 8,06 gr

A
4. Berat jenis tanah (D) =
C

A
 Piknometer A1 =
C

17,5
=
2,07

= 3,28 gr

A
 Piknometer A2 =
C

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

17,5
=
8,06

= 2,17 gr

5. Berat jenis Rata - rata

B.JA1  B.JA2 2,56  2,83


  2,7
2 2

B.JXBair 30o C
O
Sampel 1 G untuk 27,5 oC = B.J . Air 27,5 C
3,28 x0,9957
= 0,9964

= 3,28

B.JXBair 30o C
O
Sampel 1 G untuk 27,5 oC = B.J . Air 27,5 C
2,17 x0,9957
= 0,9964

= 2,17
3,28  2,17 5,45
Spesific gravity rata - rata =   2,7
2 2
Keterangan :

 Suhu piknometer A1 dari pembakaran = 37oC


 Suhu piknometer A2 dari pembakaran = 38oC

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

No. Percobaan A1 A2

1 Berat piknometer kosong 17,79 15,56

2 Berat piknometer + tanah kering 35,29 33,06

3 Berat piknometer + tanah + air 74,81 72,1

4 Berat piknometer + air 59,38 62,72

5 Temperatur (oC) 37oC 38OC

6 A = W2 - W3 (gr) 17,5 17,5

7 B = W3 - W4 (gr) 15,43 9,44

8 C = A - B (gr) 2,07 8,06

9 A
Berat Jenis tanah = 3,28 2,17
C

10 Berat jenis Rata-rata 2,7

11 G untuk 27,5oC 3,28 2,17

12 G untuk 27oC Rata-rata 2,7

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

6.7 Alat Dan Langkah Kerja

2 buah Piknometer Kompor listrik

Penjepit Termometer

Timbangan digital Nampan

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Palu karet Saringan No.40

Stop kontak Air suling

Nampan besi

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

6.8 Gambar Prosedur Kerja

1.hancurkan bongkahan tanah dalam 2. kemudian ayak dengan ayakan No.


lumpang untuk melepaskan butir-butir 40 tertahan di ayakan 60.
tanah satu sama lainnya.

3.Timbang piknometer kosong. 4. isikan sample tanah ke dalam


piknometer.

5.Isikan air kedalam piknometer yang 6. Bakar piknometer berisi air dan
berisi sample tanah, lalu rendam tanah di atas kompor listrik selama 15
selama 24 Jam. menit sambil di miring-miringkan agar
gelembung mudah keluar.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

7.Setelah di bakar, isi piknometer 8. ukur suhunya sampai suhu menurun.


dengan air sampai penuh.

9.Timbang piknometer yang baru 10. timbang piknometer yang berisi air
diukur suhunya. suling.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

6.9 Pembahasan
Berat jenis atau berat spesifik ( spesivik grativity) tanah adalah perbandingan antara
berat volume butiran pada (  s) dengan berat volume air padat (  w) pada temperatur 27,5oC.
Gs tidak berdiamater.

Berat jenis tanah berbagai tanah berkisar antara 2,51 - 2,05. nilai berat Gs = 2,28
biasanya untuk tanah-tanah berkohesif sedangkan untuk kohesif atau onorganik berkisar
antara 2,68 - 2,72

Nilai-nilai berat jenis dari berbagai tanah di berikan dalam tabel berikut :

Macam Tanah Berat jenis (Gs)


krikil 2,65 - 2,68
Pasir 2,65 - 2,68
Lanau organik 2,65 - 2,68
Lempung organik 2,58 - 2,65
Lempung anorganik 2,68 - 2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25 - 1,80

6.10 Kesimpulan
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat volume butir-butir tanah dengan
berat air destilasi di udara dengan volume yang sama pad temperatur 27,5oC.

Percobaan ini berfungsi untuk menentukan berat jenis tanah. Dari data hasil percobaan
dengan perhitungan dan pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa sampel tanah tersebut
termasuk jenis tanah lempung organik.

Berat jenis tanah di perlukan untuk merencanakan kontruksi bangunanan yang


kekuatannya di pengaruhi oleh berat jenis tanah.

Berat jenis partikel dari suatu tanah merencanakan kontruksi dari partikel secara
keseluruhan. Hal ini menunjukkan sebagai perbandingan massa total dari partikel padatan
tengah total volume dan tidak termasuk ruang pori di antara partikel (termasuk berat air dan

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

udara). besarnya berat jenis partikel bahan organik umumnya berkisar antara 1,3 sampai 1,5
gram persentimeter kubik.

Hal ini di tunjukkan sebagai perbandigan massa total dari partikel padatan dengan
total volume tidak termasuk ruang por antara partikel.

Dari hasil percobaan di dapatkan Nilai A pada tabung A1 = 17,5; A2 = 17,5. Nilai B
pada tabung A1 = 15,43; A2 = 9,44. Nilai C pada tabung A1 = 2,07; A2=8,06. dan berat jenis
rata-rata didapatkan 2,7 jadi tanah termasuk jenis lempung anorganik.

VI.11 SARAN
Untuk melakukan pratikum piknometer pada saat piknometer diatas kompor
diharapkan untuk berhati-hati karena saat menggoyangkan piknometer akan terasa panas dan
usahakan untuk tidak sampai menumpahkan air yang di dalam piknometer ke kompor listrik
tersebut.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

BAB VII
HIDROMETER
VII.1. TUJUAN
Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan pembagian gradasi atau butiran tanah yang
lewat saringan no. 10

VII.2. ALAT UJI


Peralatan yang digunakan dalam percobaan pengukuran butiran dengan hidrometer
adalah sebagai berikut:
1. Hidrometer
2. Tabung gelas ukuran 100 ml
3. Termometer
4. 1 set mixer
5. Saringan No.10
6. Timbangan Digital
7. Air suling
8. Stopwatch
9. Desikator
10. 2 buah Cawan
11. Oven
12. Satu set saringan No. 10, 20, 40, 60, 80, 100, 200

VII.3. BENDA UJI

Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan pengukuran butiran tanah dengan
hidrometer adalah sebagai berikut:

1. Tanah kering udara yang lolos saringan no.10


2. Air Destilasi
3. Bahan Dispersi (reagent), berupa water glass (sodium silikat, Na2 S2 O3) dan calgon
(sodium hexameta phospate = NaPO3).

VII.4 LANGKAH KERJA

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1. Ayak contoh tanah dengan ayakan No,10


2. Ambil tanah yang lolos saringan No.10 sebanyak 50 gram.
3. Masukkan tanah-tanah kedalam wadah pengaduk , tambah air sebanyak 125 ml,aduk
sampai rata.
4. Tambahkan waterglass (Na2 S2 O3) sebanyak 2 ml ke dalam gelas pengaduk berisi
campuran tanah dan air, aduk sampai rata.
5. Masukkan campuran ke dalam mixer, aduk selama 60 detik.
6. Setelah selesai, masukkan hasil adukan ke dalam gelas ukur 1000 ml, tambahkan air
sampai 1000 ml air.
7. Guncang hasil adukan dan air yang di dalam tabung 1000 ml sebanyak 60 kali.
8. Masukkan hidrometer ke dalam tabung 1000 ml, diamkan selama 2 menit. Setelah itu
angkat dan ganti dengan termometer, catat hasil suhu dan ketinggian hidrometer.
Ulangi setiap waktu 4,6,8 dan 10 menit.
9. Setelah pengukuran dengan waktu 10 menit selesai. Ambil tanah endapan pada
suspensi dengan cara disaring menggunakan satu set saringan.
10. Masukkan tanah yang tertinggal di saringan ke dalam cawan, timbang dan cata
beratnya.
11. Masukkan cawan berisi tanah basah ke dalam oven dengan suhu 110oC selama 24 jam.
12. Ambil cawan berisi tanah kering,dinginkan, lalu timbang dan catat beratnya.

VII.5 PERHITUNGAN
1. Berat benda uji
a) Menghitung berat kering seluruh contoh tanah yang di perlukan dengan rumus
Bo
W
1W
Dimana : Bo = berat basah contoh tanah
W = kadar air tanah
b) Menghitung berat bagian tanah lewat saringan No.200
Be  W  B1
Dimana : B1 = berat tanah terhadap saringan No.200

2. Analisa bagian butiran lewat saringan No.200

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

a) Hitung ukuran butiran terbesar D (mm) yang ada dalam suspensi pada kedalaman

L
efektif L (cm) untuk setiap pembacaan termometer dengan rumus D  K
T
Dimana :
K = konstanta yang besarnya dipengaruhi oleh temperatur suspensi dan
berat jenis butiran. Harga K dapat di cari pada daftar 3
L = kedalaman efektif, dimana berat jenis suspensi diukur yang dipakai dan
pembacaan hidrolis hidrometer R1 harga L (cm) dapat di cari pada daftar 2
T = saat pembacaan dalam menit
b) Menghitung persentase berat P dari butir yang lebih kecil dari D terhadap berat
kering saluran tanah yang di periksa dengan rumus sebesar berikut :
Jika digunakan hidrometer 151 H
 100.000 G 
P  R  1
 w G 1 
Jika digunakan hidrometer 152 H
Ra
P 100
w
Dimana :
R = pembacaan hidrometer terkoreksi (R1 - R2)
G = berat jenis tanah
D = angka koreksi untuk hidrometer 152 H terhadap berat jenis

3. Analisa bagian yang tertahan saringan No.200


Menghitung jumlah bagian yang lewat masing - masing saringan yang digunakan.
Apabila berat bagian yang tertahan pada saringan No. 10, 20, 40, 60, 80, 100, 200, PAN
berturut- turut adalah
Saringan No Jumlah berat lewat saringan
PAN e8 = B2
200 e7 = e8 + B8
100 e6 = e7 + B7

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

80 e5 = e6 + B6
60 e4 = e5 + B5
40 e3 = e4 + B4
20 e2 = e3 + B3
10 e1 = e2 + B2
Menghitung persentase berat lewat masing - masing saringan terhadap berat kering
seluruh contoh tanah yang diperiksa w.

4. Grafik
Menggambar gabungan dari hasil analisa di atas dalam grafik yang menunjukkan
hubungan antara ukuran butiran dalam mm (sebagai abisis dengan skala logaritma) dan
persentase lebih kecil (sebagai ordinat).

VII.7 HASIL PERCOBAAN


1. Berat cawan tanah basah atau lembah yang akan diperiksa
Bo
w
1W
40
w  28,04 gram
1  0,4264

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

2. Berat contoh cawan kering oven yang berdiameter > 0,075 mm


B1 = w - B1
= 28,04 - 35,67
= 7,63
3. Berat contoh tanah berdiameter < 0,075
B2 = 35,67
4. Koreksi Hidrometer 152 H
P = K2 x R
a = 1,006
a
Untuk hidrometer 152 H , K2 = 100%
w
1,006
= 100%
28,04
= 3,588

5. Menghitung Analisa pengendap


A. Analisa pendapat T = 2 menit
a) Pembacaan Hidrometer dalam suspensi R1 = 15
b) Pembacaan Hidrometer dalam cairan R2 = 1
c) Temperatur ToC = 27oC
d) Pembacaan Hidrometer terkoreksi miniscus
R '  R1  M  15  2  17
e) Kedalaman L = 22
f) Konstan K = 0,0124
g) Diameter butir

L 22
DK  0,0124  0,0411
T 2
h) Pembacaan Hidrometer terkoreksi
R  R1  R2  15 1  14
i) Persen berat lebih kecil untuk hidrometer H

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

P = K2 x R = 3,588 x 14 = 50,232 %

B. Analisa pendapat T = 5 menit


a) Pembacaan Hidrometer dalam suspensi R1 = 9
b) Pembacaan Hidrometer dalam cairan R2 = 2
c) Temperatur ToC = 27oC
d) Pembacaan Hidrometer terkoreksi miniscus
R '  R1  M  9  5  14
e) Kedalaman L = 22,4
f) Konstan K = 0,0124
g) Diameter butir

L 22,4
DK  0,0124  0,0117
T 5
h) Pembacaan Hidrometer terkoreksi
R  R1  R2  9  2  7
i) Persen berat lebih kecil untuk hidrometer H
P = K2 x R = 3,588 x 7 = 25,116 %

C. Analisa pendapat T = 7 menit


a) Pembacaan Hidrometer dalam suspensi R1 = 8,5
b) Pembacaan Hidrometer dalam cairan R2 = 1
c) Temperatur ToC = 27oC
d) Pembacaan Hidrometer terkoreksi miniscus
R'  R1  M  8,5  7  15,5
e) Kedalaman L = 22
f) Konstan K = 0,0124
g) Diameter butir

L 22
DK  0,0124  0,0083
T 7
h) Pembacaan Hidrometer terkoreksi

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

R  R1  R 2  8,5  1  7,5
i) Persen berat lebih kecil untuk hidrometer H
P = K2 x R = 3,588 x 7,5 = 26,91 %

D. Analisa pendapat T = 10 menit


a) Pembacaan Hidrometer dalam suspensi R1 = 8
b) Pembacaan Hidrometer dalam cairan R2 = 1
c) Temperatur ToC = 27oC
d) Pembacaan Hidrometer terkoreksi miniscus
R '  R1  M  8  10  18
e) Kedalaman L = 22,15
f) Konstan K = 0,0124
g) Diameter butir

L 22,15
DK  0,0124  0,0058
T 10
h) Pembacaan Hidrometer terkoreksi
R  R1  R2  8 1  7
i) Persen berat lebih kecil untuk hidrometer H
P = K2 x R = 3,588 x 7 = 25,116 %

E. Analisa pendapat T = 12 menit


a) Pembacaan Hidrometer dalam suspensi R1 = 8
b) Pembacaan Hidrometer dalam cairan R2 = 1
c) Temperatur ToC = 27oC
d) Pembacaan Hidrometer terkoreksi miniscus
R '  R1  M  8  12  20
e) Kedalaman L = 22,15
f) Konstan K = 0,0124
g) Diameter butir

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

L 22,15
DK  0,0124  0,0048
T 12
h) Pembacaan Hidrometer terkoreksi
R  R1  R2  8 1  7
i) Persen berat lebih kecil untuk hidrometer H
P = K2 x R = 3,588 x 7 = 25,116 %

F. Analisa pendapat T = 15 menit


a) Pembacaan Hidrometer dalam suspensi R1 = 7,5
b) Pembacaan Hidrometer dalam cairan R2 = 1
c) Temperatur ToC = 27oC
d) Pembacaan Hidrometer terkoreksi miniscus
R'  R1  M  7,5  15  22,5
e) Kedalaman L = 22,5
f) Konstan K = 0,0124
g) Diameter butir

L 22,5
DK  0,0124  0,0039
T 15
h) Pembacaan Hidrometer terkoreksi
R  R1  R 2  7,5  1  6,5
i) Persen berat lebih kecil untuk hidrometer H
P = K2 x R = 3,588 x 6,5 = 23,332 %

 Pemeriksaan kadar air contoh tanah yang diperiksa


1. Berat cawan kosong (Ja) = 8,92 gram
Berat cawan + tanah basah (Jb) = 10,35 gram
Berat cawan + tanah kering (Jc) = 9,75 gram

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Jb  Jc 10,35  9,75
Kadar Air  100%  100%  74,39%
Jc  Ja 9,75  8,82

2. Berat cawan kosong (Ja) = 8,87 gram


Berat cawan + tanah basah (Jb) = 10,38 gram
Berat cawan + tanah kering (Jc) = 9,30 gram

Jb  Jc 10,38  9,30
Kadar Air  100%  100%  251,16%
Jc  Ja 9,30  8,87

Kadar air rata - rata (w)  74,39%  251,16%


= 161,775 %

VII.8 ALAT DAN LANGKAH KERJA

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

2 tabung gelas Ukur Hidrometer

Air Suling Termometer

1 Set Mixer Saringan N0.10

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Timbangan digital Oven

Desikator Stopwatch

1 set saringan No. 10, 20, 40, 60, 80, 2 buah cawan
100, 200)

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

1.Timbang tanah 2. Masukkan tanah kedalam wadah


gelas ukur

3.Tambahkan waterglass sebanyak 2 4. Aduk sampai rata


ml kedalam gelas pengaduk

6. Masukkan campuran ke dalam 7. Masukkan hasil adukan kedalam


mixer, aduk selama 60 detik gelas ukur

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

7.Guncang hasil adukan sebanyak 60 8. Masukan Hidrometer kedalam


kali. tabung dan diamkan selama 2 menit.

9.Ambil suspensi dengan cara di saring 10. Timbang cawan kosong lalu catat.
menggunakan satu set saringan.

11. Ambil tanah tertinggal di saringan 12. Masukkan sampel ke dalam oven
No.200 lalu timbang dan catat selama 24 jam

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

13.Setelah itu Timbang tanah kering


lalu catat kembali.

VII.9 PEMBAHASAN
Percobaan ini di maksud untuk menentukan bagian gradasi atau ukuran butiran tanah
yang lewat saringan No.200

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (atau kepadatan relatif)
dari cairan yaitu rasta desitas cairan kepadatan cairan. Hidrometer daoat dikelompokkan
untuk kegunaan yang berbeda, seperti loctometer untuk mengukur jenis itos (excomes) dari
susu, socc iurometer untuk mengukur kedalaman gula dalam cairan atau alcohometer untuk
mengukur tingkat alkohol yang lebih tinggi.

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan dan di dapat parameter - parameter sebagai berikut.

1. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui butiran yang lebih halus (< ayakan N0.200)
dengan hidrometer sedangkan gradasi butiran kasar ( > ayakan N0.100) menggnkan alat
pengayak.
2. Dari percobaan di peroleh :

a. Jumlah butiran < 0,075 mm


b. Jumlah butiran > 0,075 mm

3. Dari percobaan juga di peroleh

a. Sand
b. Clay
c. Silt

4. Dari penggambaran grafiknya dapat di peroleh jenis tanah.

VII.10 KESIMPULAN
Untuk menentukan pembagian ukuran butiran (gradasi) dari tanah di lakukan
percobaan dengan alat hidrometer dimana benda uji yang di gunakan adalah contoh tanah.

Dalam percobaan ini akan diperlukan nilai R1 untuk percobaan hidrometer dalam
suspensi dan R2 untuk pembacaan hidrometer dalam cairan nilai R1 dan R2 ini hentikan akan
digunakan untuk menghitung berat lebih keras.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Setelah mengalisa hidrometer maka di lanjutkan dengan menganalisa dalam suspensi


butiran pasir dengan menggunkan saringan No. 200, 100, 80, 60, 40, 20, dan No. 10 kemudian
hitung persen lolos butiran dari saringan setelah persen berat lolos diketahui, maka diperlukan
ke dalam pembagian butiran sehingga akan di ketahui jenis tanah yang di uji.

Dari hasil percobaan di dapatkan data

Menit R1 R2 toC % Berat lebih kecil


2 15 1 27oC 50,232 %
5 9 2 27oC 25,116 %
7 8,5 1 27oC 26,91 %
10 8 1 27oC 25,116 %
12 8 1 27oC 25,116 %
15 7,5 1 27oC 23,322 %

VII.11 SARAN
Teliti saat mengukur kedalaman dengan menggunakan termometer. Dan berhati-hati
saat mengguncang.

BAB VIII
PEMADATAN TANAH
VIII.1 TUJUAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah di dalam cetakan silinder berukuran tertentu
dengan menggunakan alat penumbuk 4,7 kg dan tinggi jenuh 30,5 cm serta energi tumbukan
593,7 kg/m3.

VIII. 2 ALAT UJI


1. Silinder mould
2. Alat penumbuk logam
3. Oli
4. 5 buah kantong plastik berukurang 2 Kg
5. Palu karet
6. Extruder (alat untuk mengeluarkan contoh tanah)

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

7. Timbangan digital dan Timbangan Biasa


8. Spatula
9. Jangka Sorong
10. Saringan No.4
11. Baskom
12. 10 buah cawan pemeriksaan
13. Oven
14. Desikator
15. Kunci inggris
16. Nampan Besi
VIII. 3 BENDA UJI
Contoh tanah yang sudah di jemur, dihancurkan gumpalan-gumpalannya dengan pali
karet yang lolos saringan No.4 sebanyak 10 Kg.
VIII. 4 LANGKAH KERJA
1. Hancurkan bongkahan contoh tanah kering dalam lumpang besi untuk melepaskan butir-
butir tanah.
2. Kemudian ayak menggunakan saringan No.4
3. Masukan contoh tanah yang lolos saringan No.4 tadi kedalaman kantong plastik lalu
timbang sebanyak 2 Kg.
4. Masukan tanah 2 Kg pertama kedalam baskom dan beri air sedikit demi sedikit
menggunakan gelas ukur 100 ml dan aduk hingga tanah kalis.
5. Lakukan lagi hingga tanah 10 kg habis terbagi rata 2 Kg, lalu diamkan selama 24 jam.
6. Timbang silinder dan ukur diameter dan tinggi menggunakan jangka sorong,
7. Silinder mould di beri oli sebelum dimasukkan tanah kedalamnya.
8. Masukkan tanah perlapisan kedalam silinder mould sampai padat terisi penuh.
9. Tumbuk tanah sesuai pelapisan alat penumbuk besi.
10. Timbang silinder mould dengan tanah yang telah di padatkan.
11. Keluarkan tanah dari silinder mould dengan menggunakan Extruder.
12. Timbang tanah yang sudah dikeluarkan dari silinder mould.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

13. Ambil sedikit contoh tanah yang sudah didapatkan kemudian masukan cawan lalu
timbang.
14. Timbang Cawan kosong lalu catat.
15. Masukkan sempel tanah kedalam cawan, lalu timbang cawan dan sempel tanah tersebut,
lalu catat.
16. Kemudian masukkan cawan berisi tanah kedalam oven selama 24 jam.
17. Setelah 24 jam, ambil cawan yang berisi tanah kering kemudian timbang.

VIII.5 PELAPORAN
Gambar grafik berat isi tanah terhadap kadar air dari hasil percobaan kemudian
gambarkan kurva paling mendekati titik-titik yang digambarkan dan tentukan berat volume
kering maksimum kadar air yang sesuai dengan berat volume kering maksimum ini adalah
kadar air yang sesuai dengan berat volume kering maksimum ini adalah kadar air optimum,
kemudian gambarkan garis zero air vold (Zav).
Grafik pemadatan tidak boleh memotong garis zero air volid dan pada harga kadar air
yang tinggi menjadi sejajar dengan garis.

VIII.6 PERHITUNGAN
a).Hitung berat voolume basah dengan menggunakan

W 2  W1

V

Dengan :
ɤ = Berat volume basah
V = Volume cetakan
W1 = Berat cetakan + benda uji
W2 = Berat cetakan
b). hitung berat volume kering dengan menggunakan rumus :


d 
1W

Dengan :

d  Berat volume kering

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

W = kadar air (%)

VIII.8 HASIL PERCOBAAN


Diketahui :
- Analisa data ukuran silinder
Jenis tanah : Lempung
Ukuran silinder : 10 cm
Diameter : 10,85 cm
Tinggi : 11,28 cm
Berat penumbuk : 4,65 Kg = 4650 gram
Jumlah lapisan : 3
Jumlah tumbukan : 25
- Pratikum banyaknya penambahan air tiap sempel tanah (2 Kg = 2000 gram)

6
6%   2000  120
100
8
8%   2000  160
100
10
10%   2000  200
100
12
12%   2000  240
100
14
14%   2000  280
100
- untuk penambahan air sebanyak 120 ml

 Berat tanah padat dan silinder : 3200 gram


 Berat cawan kosong (J13) : 9,21 gram

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Berat cawan kosong (J14) : 9,52 gram

 Berat cawan + tanah basah (J13) : 27,20 gram

Berat cawan + tanah basah (J14) : 27,89 gram

 Berat cawan + tanah kering (J13) : 22,98 gram

Berat cawan + tanah kering (J14) : 23,59 gram

 Berat tanah padat : 1600 gram

- untuk penambahan air sebanyak 160 ml

 Berat tanah padat dan silinder : 3250 gram


 Berat cawan kosong (J15) : 9,10 gram

Berat cawan kosong (J16) : 9,06 gram

 Berat cawan + tanah basah (J15) : 25,79 gram

Berat cawan + tanah basah (J16) : 24,17 gram

 Berat cawan + tanah kering (J15) : 22,05 gram

Berat cawan + tanah kering (J16) : 20,96 gram

 Berat tanah padat : 1600 gram

- untuk penambahan air sebanyak 200 ml

 Berat tanah padat dan silinder : 3600 gram


 Berat cawan kosong (J17) : 8,94 gram

Berat cawan kosong (J18) : 9,46 gram

 Berat cawan + tanah basah (J17) : 29,45 gram

Berat cawan + tanah basah (J18) : 31,94 gram

 Berat cawan + tanah kering (J17) : 25,03 gram

Berat cawan + tanah kering (J18) : 27,10 gram

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

 Berat tanah padat : 1600 gram

- untuk penambahan air sebanyak 240 ml

 Berat tanah padat dan silinder : 3600 gram


 Berat cawan kosong (J19) : 9,00 gram

Berat cawan kosong (J20) : 9,10 gram

 Berat cawan + tanah basah (J19) : 27,06 gram

Berat cawan + tanah basah (J20) : 20,90 gram

 Berat cawan + tanah kering (J19) : 23,34 gram

Berat cawan + tanah kering (J20) : 18,46 gram

 Berat tanah padat : 1600 gram

- untuk penambahan air sebanyak 280 ml

 Berat tanah padat dan silinder : 3650 gram


 Berat cawan kosong (J21) : 9,18 gram

Berat cawan kosong (J22) : 9,52 gram

 Berat cawan + tanah basah (J21) : 27,50 gram

Berat cawan + tanah basah (J22) : 24,29 gram

 Berat cawan + tanah kering (J21) : 24,22 gram

Berat cawan + tanah kering (J22) : 21,55 gram

 Berat tanah padat : 1600 gram

Dengan :
Berat cawan kosong = W1
Berat tanah basah + cawan = W2
Berat cawan + tanah kering = W3

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Ditanya :

1. Berat volume basah ( w )


2. Berat air (gram)
3. Berat tanah kering (gram)
4. Kadar air (%)
5. Kadar air rata-rata (%)
6. Berat volume kering ( d )
7. Zav

Penyelesaian :

1. Berat volume basah ( w )

A
Rumus  b 
V

Dimana : A : berat tanah padat


V : volume silinder

1
V  .  .D 2 .t
4

1
V  .3,14.(10,85) 2 .11,28
4

V  1042,409cm3
Untuk penambahan air
A 1600
6 % = b    1,535
V 1042,409

A 1600
8 % = b    1,535
V 1042,409

A 1600
10 % = b    1,535
V 1042,409

A 1600
12 % = b    1,535
V 1042,409

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

A 1600
14 % = b    1,535
V 1042,409

2. Berat air (gram)

Rumus : W2 - W3
6 % → J13 = 27,20 - 22,98 = 4,22 gram
J14 = 27,89 - 23,59 = 4,3 gram
8 % → J15 = 25,79 - 22,05 = 3,74 gram
J16 = 24,17 - 20,95 = 3,21 gram
10 % → J17 = 29,45 - 25,03 = 4,42 gram
J18 = 31,94 - 27,10 = 4,84 gram
12 % → J19 = 27,06 - 23,34 = 3,72 gram
J20 = 20,90 - 18,46 = 2,44 gram
14 % → J21 = 27,50 - 24,22 = 3,28 gram
J22 = 24,29 - 21,55 = 2,74 gram

3. Berat tanah kering (gram)

Rumus : W3 - W1

6 % → J13 = 22,98 - 9,21 = 13,77 gram


J14 = 23,59 - 9,52 = 14,07 gram
8 % → J15 = 22,50 - 9,10 = 12,95 gram
J16 = 20,96 - 9,06 = 11,9 gram
10 % → J17 = 25,03 - 8,94 = 16,09 gram
J18 = 27,10 - 9,46 = 17,64 gram
12 % → J19 = 23,34 - 9,00 = 14,34 gram
J20 = 18,46 - 9,10 = 9,36 gram
14 % → J21 = 24,22 - 9,18 = 15,04 gram

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

J22 = 21,55 - 9,52 = 12,03 gram

4. Kadar air (%)

W 2 W 3
Rumus : W  100%
W 3  W1

4,22
6 % → J13  100%  30,64%
13,75

4,3
J14  100%  30,56%
14,07

3,74
8 % → J15  100%  28,88%
12,95

3,21
J16  100%  26,97%
11,9

4,42
10 % → J17  100%  27,47%
16,09

4,84
J18  100%  27,43%
17,64

3,72
12 % → J19  100%  25,94%
14,34

2,44
J20  100%  26,06%
9,36

3,28
14 % → J21  100%  21,80%
15,04

2,74
J22  100%  22,77%
12,03

5. Kadar air rata - rata (%)

ab
Rumus 
2

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

30,64  30,56
6 % → J13, J14   30,6%
2

28,88  26,97
8 % → J15, J16   27,925%
2

27,47  27,43
10 % → J17, J18   27,45%
2

25,94  26,06
12 % → J19, J20   26%
2

21,80  22,77
14 % → J15, J16   22,285%
2

6. Berat volume kering ( d )

b
Rumus : d 
1 w

Dimana d = berat volume basah.

W = kadar air

1,535
6 % → d   1,1753
1  0,306

1,535
8 % → d   1,1999
1  0,27925

1,535
10 % → d   1,2043
1  0,2745

1,535
12 % → d   1,2182
1  0,26

2,123
14 % → d   1,2552
1  0,22285

7. ZAV

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Gsw
Rumus 
1  (Gs  w)

2,701
6%→   3,5262
1  (2,0250,306)

2,701
8%→   3,453975
1  (2,0250,27925)

2,701
10 % →   3,44115
1  (2,0250,2745)

2,0251
12 % →   3,402
1  (2,0250,26)

2,0251
14 % →   3,301695
1  (2,0250,22285)

VIII.9 ALAT DAN LANGKAH KERJA

10 Buah Cawan Silinder mould

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Alat penumbuk Timbangan

Botol Oli 5 sempel tanah

dongkrak Kunci inggris

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Timbangan digital Jangka sorong

Gelas ukur Nampan Besi

Oven Spatula

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Palu karet Baskom

Saringan No.4 desikator

1.hancurkan bongkahan tanah dalam 2. Ayak tanah di saringan No.4


lumpang untuk melepaskan butir-butir
tanah satu sama lainnya.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

3.Setelah di ayak timbang tanah sebanyak 4. aduk tanah dengan air yang telah di
10 kg dibagi menjadi 5 sempel yang ukur.
berbeda.

5.Masukkan adonan ke dalam plastik 6. Timbang silinder dan ukur diamter


sebanyak 2 kg perplastik, lalu diamkan dan tinggi menggunsksn jangka sorong.
selama 24 jam.

7.Silinder mpuld diberi oli sebelum 8.Masukkan tanah kedalam silinder


dimasukkan tanah kedalamnya. mould sampai padat terisi penuh.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

9. tumbuk tanah dengan menggunakan 10.Timbang silinder mould dengan


alat penumbuk besi. tanah yang telah di padatkan.

11. keluarkan tanah dari silinder mould 12.Timbang tanah yang telah
dengan menggunakan dongkrak. dikeluarkan.

13. ambil sempel tanah masukkan ke 2 14.Timbang cawan Kosong, lalu catat.
cawan .

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

15. Masukan sampel tanah kedalam 16. Masukkan cawan kedalam oven,
cawan, lalu timbang cawan dan sempel lalu diamkan selama 24 Jam
tanah tersebut, lalu catat.

17. Setelah didinginkan timbang lagi


cawan dan tanah kering tersebut lalu
catat

VIII.10 PEMBAHASAN
Pemadatan tanah bertujuan untuk menunjukkan hubungan kadar air, berat volume
kering dan ZAV dengan cara memadatkan tanah dengan di letakkan ke dalam silinder yang
berukuran tinggi 12 cm dan diameter 10 cm.

Berdasarkan grafik perhitungan yang didapat :

a. Kadar air maksimum terhadap ZAV


b. Volume kering maksimum terhadap kadar air rata-rata

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Teknik pemadatan tanah merupakan cara perbaikan tanah yang relatif mudah dan
sederhana dengan pemadatan kuat geser tanah akan meningkat (imporment) sehingga
meningkatkan kuat daya dukung pondasi untuk mengetahui berat volume kering maksimum
di lakukan uji froctoe standar.

Faktor yang mempengaruhi pemadatan tanah :

a. Jenis tanah
b. Kadar air
c. Cara pemadatan
d. Energi pemadatan

Pemadatan tanah yang baik tidak hanya sekali, tetapi biasanya 2 kali dari berat volume
di lapangan, di lapangan perlu ada pengujian, beberapa prosedur standar antara lain :

a. Metode kerucut pasir


b. Metode balon karet
c. Metode nuklir

V111. 11 KESIMPULAN
Percobaan pradator standar adalah untuk metode untuk mencari kadar air optimum
untuk pemadatan suatu tanah cetakan berbentuk silinder dengan isi 1047,03 m isi dengan
suatu tanah dalam tiga lapis yang masing - masing lapis di padatkan dengan pukulan. Dari
suatu pemukul standar berat 2.5 kg, tinggi jatuh 300 mm untuk setiap pukulan. Cetakan ini
dirapikan dan di timbang karena akan memberikan kerapatan kering. percobaan ini dilakukan
pada tanah yang kadar airnya.

Jadi hasil yang kami dapatkan dari percobaan tersebut adalah

Kadar Air Volume kering ZAV

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

6% 1,1753 3,5262
8% 1,1999 3,453975
10 % 1,2043 3,44115
12 % 1,2182 3,402
14 % 1,2552 3,301695

VIII.12 SARAN
Lebih teliti ketika penumbukan ke tanah agar tidak terjadi kesalahan.

grafik kadar air rata-rata terhadap ZAV


3.55

3.5

3.45

3.4

3.35

3.3

3.25
0 5 10 15 20 25 30 35

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

grafik kadar air rata-rata terhadap volume kering


1.26

1.25

1.24

1.23

1.22

1.21

1.2

1.19

1.18

1.17
0 5 10 15 20 25 30 35

1
5 8
3 9 4
7 6
2

15 16
14 17 10
13 11
12 KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

21 22
20
25 23
19 24
18
LEMBARAN PENGESAHAN

Menyatakan bahwa Mahasiswa di bawah ini :

Kelompok : 10 (sepuluh)

1. Ayu Faradilla 112017233


2. Putri Aftailah 112017231
3. Eko Prasetyo 112017228
4. Rahmad Ramadan 112017229
5. Bayu Dwi Saputra 112017235
6. M Arsyad Nasution 112017239

Fakultas : Teknik

Prodi : Sipil

Telah menyelesaikan laporan praktikum Mekanika Tanah 1 Pada semester 3.

Palembang, Desember 2018

Mengetahui,

Asisten Kepala

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Laboratorium Mekanika Tanah Laboratorium Mekanika Tanah

1. Hartini, ST (………..)
2. Didi Ruswandi, ST (………..)
3. Hendra Pratama (………..)
4. Okta Candra Gunawan (………..)
5. Igo Ari Sufi (………..) Ir.Revisdah, M.T
6. Tri Dianita (………..)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat ridho,
dan barokahnya saya telah menyelesaikan laporan Mekanika Tanah 1 ini, mengingat salah
satu syarat untuk dapat menyelesaikan mata kuliah Mekanika Tanah 1, baik dilapangan
maupun dilaboratorium Teknik Sipil.

Adapun dalam penyusunan laporan ini, saya menyesuaikan pada pedoman yang
didapatkan dari beberapa praktek.

Laporan ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian praktikum
dan menyelesaikan Mata Kuliah Mekanika Tanah 1 Fakultas Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Palembang.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan, baik dari segi materi maupun bahasa, sehingga laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan
demi kesempurnaan laporan ini.

Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam merencanakan konstruksi Teknik Sipil diperlukan data tanah dasar lapisan
tanah untuk kedudukan pondasi yang baik supaya sesuai tempo melaksanakan pengujian yang
hasilnya merupakan informasi mengenai tanah, kekenyalan tanah / jenis tanah secara kasar
dan maka tanah informasi ini tidak dapat digunakan sebagai data hitungan maka sebagai
pedoman penguji selanjutnya adapun yang dimaksud secara mutlak adalah pengukuran nilai
propartis maupun struktur analisis adalah pengukuran nilai.

Pengujian dapat dilakukan dilapangan maupun laboratorium (pengujian terhadap


contoh tanah), rangkaian pekerjaan ini disebut penyelidikan tanah dilapangan dikenal dengan
metode – metode:

1. Driling
2. Trios Dits
3. Simpang
4. Penot Retrum
5. Yarp Test

Sedangkan penguji tanah dilabor adalah pengujian propertis dan struktural sebagai
metode di indonesia pada untuknya menggunakan metode AASTITO dan ASTRA yang telah
dimodifikasi dan telah dikeluarkan dinas PU.

Dalam memenuhi kurikulum Fakultas Teknik Sipil UMP di dalam Mata Kuliah
Mekanika Tanah 1 dalam praktikum penyelidikan dilaporkan ini dapat digunakan sebagai
perhitungan

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Walaupun digunakan harus diteliti lagi mengingat pada proses penyelidikan obt
secara dan proses perhitungan laporan tugas.

1.1 Rumusan Langka

Keadaan dan kondisi tanah berbeda-beda, karena pengaruh suatu iklim tanah,
struktur tanah, kadar air dan lain – lain mendorong kita untuk menguji dan menarik
kesimpulan dari hasil praktikum dengan mengambil sampel tanah dapat mempengaruhi kokoh
tidaknya berdiri bangunan untuk itu harus dapat menyimpulkan termasuk keadaan jenis, maka
jenis – jenis apakah sampel tanah yang kita uji

1.3 Tujuan dan Manfaat

Dalam menyusun laporan praktikum Mekanika Tanah 1 ini ada beberapa tujuan yang
hendak dicapai oleh penulis diantaranya:

1. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas praktikum Mekanika Tanah 1
pada jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Untuk mengetahui perbedaan jenis tanah, sehingga dapat dikelompokkan keadaan
jenis tanah tersebut.
3. Untuk lebih mengenal alat – alat yang digunakan dalam praktikum Mekanika Tanah 1
4. Untuk mengetahui materi – materi yang telah dipelajari dan sejauh mana mahasiswa
dapat memahami materi – materi tersebut.

Manfaat – manfaat Praktikum Mekanika Tanah 1:

1. Mahasiswa mengetahui selera mendalam tentang alat – alat yang digunakan.


2. Mahasiswa mengetahui jenis – jenis tanah dalam praktikum
3. Mahasiswa mengetahui langkah – langkah dalam melakukan serangkaian praktikum
4. Mahasiswa mengetahui tingkat pemahaman materi yang mereka dapatkan.

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

Kata Pengantar
Pendahuluan
Daftar Isi

BAB I HANDBOR

1.1 Maksud
1.2 Tujuan
1.3 Alat dan bahan
1.4 Langkah Kerja
1.5 Pencatatan
1.6 Pelaporan
1.7 Denah Lokasi
1.8 Tabel Handbor
1.9 Tabel profil tanah
1.10 Gambar Alat dan langkah kerja
1.11 Pembahasan
1.12 Kesimpulan
1.13 Saran

BAB II Uji Kadar Air

2.1 Maksud
2.2 Alat Uji
2.3 Benda Uji
2.4 Pelaksanaan
2.5 Perhitungan
2.6 Tabel kadar air
2.7 Hasil percobaan
2.8 Gambar Alat dan langkah kerja
2.9 Pembahasan
2.10 Kesimpulan

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

2.11 Saran

BAB III Analisa Saringan

3.1 Maksud
3.2 Tujuan
3.3 Alat Uji
3.4 Langkah kerja
3.5 Perhitungan
3.6 Tabel Analisa saringan
3.7 Hasil percobaan
3.8 Tabel Klasifikasi Tanah
3.9 Gambar Alat dan langkah kerja
3.10 Pembahasan
3.11 Kesimpulan
3.12 Saran

BAB IV Uji Batas Plastis

4.1 Maksud
4.2 Tujuan
4.3 Alat Uji
4.4 Benda Uji
4.5 Langkah kerja
4.6 Perhitungan
4.7 Pelaporan
4.8 Tabel Uji batas plastis
4.9 Hasil perhitungan
4.10 Gambar Alat dan langkah kerja
4.11 Pembahasan
4.12 Kesimpulan
4.13 Saran

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

BAB V Uji Batas Cair

5.1 Maksud
5.2 Alat Uji
5.3 Benda Uji
5.4 Pelaksanaan
5.5 Perhitungan
5.6 Pelaporan
5.7 Tabel batas cair
5.8 Hasil percobaan
5.9 Gambar Alat dan langkah kerja
5.10 Pembahasan
5.11 Kesimpulan
5.12 Saran

BAB VI Pengujian Berat Jenis Tanah (Piknometer)

6.1 Tujuan
6.2 Alat Uji
6.3 Benda Uji
6.4 Pelaksanaan
6.5 Perhitungan
6.6 Tabel Piknometer
6.7 Hasil percobaan
6.8 Gambar Alat dan langkah kerja
6.9 Pembahasan
6.10 Kesimpulan
6.11 Saran

BAB VII Pengujian Berat Jenis Tanah (Hidrometer)

7.1 Tujuan
7.2 Alat Uji

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

7.3 Benda Uji


7.4 Pelaksanaan
7.5 Perhitungan
7.6 Tabel Hidrometer
7.7 Hasil percobaan
7.8 Gambar Alat dan langkah kerja
7.9 Pembahasan
7.10 Kesimpulan
7.11 Saran

BAB VIII Pemadatan Tanah

8.1 Tujuan
8.2 Alat Uji
8.3 Benda Uji
8.4 Langkah kerja
8.5 Pelaporan
8.6 Perhitungan
8.7 Tabel Pemadatan tanah
8.8 Hasil percobaan
8.9 Gambar Alat dan langkah kerja
8.10 Pembahasan
8.11 Kesimpulan
8.12 Saran

KELOMPOK 12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

JL. TALANG BANTEN, KAMPUS B 13 ULU 30263

KELOMPOK 12

Anda mungkin juga menyukai